Anda di halaman 1dari 3

METODOLOGI PENELITIAN KEPERAWATAN

REVIEW VIDEO GAWAT DARURAT

Oleh

Nawang Jingga Fajar 152310101008


Emila Cahya A 152310101009
Vivin Riskiyana 152310101011
Dwi Siska Hardiyanti 152310101012
Rizka Ayu Kirana 152310101013
Arif Eko Cahyono 152310101014
Devi Saputri 152310101016
Grace Agustin P. 152310101039
Diah Estiningtias 152310101040
Diana Aprilia P. 152310101041
Aulia Dwi R 152310101178
Regitasari D.C 152310101180
Wahyu Adinda Y. 152310101186

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2018
ANALISIS VIDEO GAWAT DARURAT

Perawat yang melakukan rujukan melakukan timbang terima pada perawat di UGD
rumah sakit dalam menerima pasien insiden kecelakaan motor akiat tidak menngunakan helm
dengan keadaan terlihat cedera kepala, open fraktur femur, TD 80/60mmHg, HR 140x/mnt,
RR 40x/mnt, sedikit respon. Ketika pasien belum datang dokter menyiapkan peralatan dan
kondisi tempat perawatan. Perawat yang akan melakukan tindakan juga menyiapkan apd
yang akan digunakan saat melakukan tindakan. Ketika pasien datang di ruang perawatan
dokter mengobservasi dan mengklarifikasi kondisi pasien pada petugas ambulan. Pasien
datang dengan kondisi airway buruk, kaki kiri terjadi fraktur fremur terbuka, terdapat bunyi
tambahan pada patu sebelah kiri.
Selanjutnya pemasangan EKG dan melakukan pengkajian primer dengan mengecek
Airway (jalan nafas) dimana 3 perawat melakukan pemantauan TTV (TD, HR, RR, dan
pemberian bantuan pernafasan menggunakan intube). Pemeriksaan airway dilakukan dengan
mengecek bersihan jalan nafas untuk mengetahui kemungkinan terjadi penyumbatan dengan
menggunakan spatel lidah, dan karena terdapat sumbatan pada jalan nafas sehingga dilakukan
tindakan pembedahan (cricothyrotomy). Tindakan selanjutnya adalah Breathing, yang
dilakukan dengan auskultasi suara bising pada paru kiri berkurang dan tidak ada tension
pneumotoraks pada pemeriksaan. Selanjutnya mengevaluasi kembali keadaan pasien,
didapatkan TD 80/60 mmHg, HR 140 x/menit, RR 40 x/menit, dan disiapkan dua kolf darah.
Tindakan selanjutnya adalah pengecekkan Circulation, terjadi pemeriksaan TTV kembali
pada pasien dengan TD 80/60 mmHg dan terpasang IV, dalam pemberian dua flesh infus dan
dua kolf darah dengan resus negatif. Tindakan selanjutnya pengecekkan Disability, dengan
cara cek respon dengan menepuk pundak kiri dan memanggil nama pasien, dengan respon
pasien membuka mata dan berbicara tidak jelas dengan hasil GCS 7 dan ditemukan fraktur
pada tengkorak sehingga perlu dirujuk ke ahli bedah syaraf. Tindakan selanjutnya adalah
Eksposure yang dilakukan dengan melonggarkan dan membuka baju pasien untuk melihat
area badan depan apakah ada luka atau tidak dan ketika dimiringkan kearah kanan dengan
teknik rock roll untuk mengecek apakah ada perdarahan, bengkak ataupun luka dalam
dibagian belakang dan melakukan palpasi pada punggung serta pemeriksaan rectal. Teknik
rock roll ini dilakukan untuk meluruskan postur tubuh dari ujung kepala dan kaki untuk
mempertahankan tulang belakang servikal. Sebelum dilakukan tindakan selanjutnya, pasien
dilakukan pemeriksaan X-Ray untuk mengetahui keadaan dada, pelvis dan lateral servical
spine, lalu diposisikan pada posisi awal (supinasi) dan menyelimuti pasien untuk mencegah
hipotermi. Selanjutnya melakukan evaluasi kembali tindakan ABCD dengan hasil A:
terpasang cricothyroidotomy, SpO2 97%, pasien terpasang ventilator, B : suara bising paru
sebelah kiri berkurang, C : TD 96/66 mmhg, HR 110 x/menit, terpasang 1,5 unit kolf darah,
D : GCS 7.
Tindakan selanjutnya melakukan pengkajian sekunder. Dilakukan pengkajian Head to
toe, pemeriksaan kepala dengan hasil terdapat penekanan pada fraktur tengkorak (depressed
skull fracture) dan beberapa fraktur pada wajah (multiple facial fracture) serta respon pupil
reaktif. Ketika dilakukan perkusi di daerah abdomen sebelah kiri terdapat suara hipertimpani
dengan dugaan sementara terjadi hemotoraks, bagian pelvis tidak terjadi cidera, perdarahan
terkontrol, neurofaskuler utuh, dalam pemeriksaan X-Ray nampak terlihat hemothorax
sehingga dilakukan WSD sehingga darah yang berada diparu-paru bisa keluar. Setelah itu
dilakukan auskultasi suara nafas dan tekanan darah pasien meningkat. Setelah itu, dokter
menelepon rumah sakit rujukan untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Tindakan
yang dilakukan diprioritaskan pada kebutuhan atau tindakan yang mengancam jiwanya
terlebih dahulu sampai kebutuhan yang lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai