disusun oleh :
ANITA LAILATU NI’MAH 170721636600
AYU ALFIYAH 170721636540
BAYU KRISNAVIANTO 170721636570
CHOLIFATUL ROFI’AH SYAH L 170721636575
CYNDI KURNIAWATI 170721636665
DESMA ANJAR S.RD.P 170721636616
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………….....4
Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………....5
Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………....14
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………...…14
Daftar Rujukan…………………………………………………………………………………………………...…15
BAB I
Pendahuluan
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian ilmu sosial
2. Menjelaskan sejarah perkembangan munculnya teori ilmu sosial
3. Mendeskripsikan perkembangan ilmu sosial secara global
BAB II
Pembahasan
Istilah sosial (social dalam bahasa inggris) dalam ilmu sosial memiliki arti yang
berbeda-beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah departemen sosial,
jelas kedua-duanya menunjukan makna yang berbeda. Menurut Soekanto (1986:11),
apabila istilah sosial pada ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat.
Sedangkan sosialisme adalah suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemilikan
umum atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi menurut ( Fairchild,
1964:296 ). Dan istilah sosial pada departemen sosial, menunjukkan pada kegiatan-
kegiatan di lapangan sosial. Pengertian ilmu sosial secara umum ilmu sosial adalah ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam kehidupannya bersama orang lain atau
masyarakat atau kehidupan bersama. Dengan demikian, ilmu sosial mempelajari
bagaimana hubungan manusia manusia dengan manusia dan bagaimana hubungan
manusia dengan lingkungannya.
Perbedaan utama antara ilmu sosial dengan ilmu lain adalah objeknya. Objek ilmu
alam adalah fisik sedangakan objek ilmu sosial adalah manusia dan hubungannya dengan
lingkungannya. Lingkungan dalam konteks ini dapat berarti manusia lain atau objek fisik
di sekitar manusia.
Menurut Wallerstien, perkembangan ilmu sosial dimulai sejak masa Yunani dan
Romawi kuno. Proses institusionalisasi pada abad 19 terdapat 5 kota yang mempunyai
aktivitas sosial ilmu yaitu, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, America Serikat. Disiplin ilmu
sosial yang pertama kali mencapai eksistensi institusional otonom adalah ilmu Sejarah,
walaupun banyak sejarawan banyak yang menolak label ilmu sosial. Ilmu sejarah
memang suatu praktik yang sudah berlangsung lama, dan terminologi sejarah itu sudah
sangat kuno.
Disiplin ilmu ekonomi juga baru secara formal disebut sebagai disiplin ilmu pada
abad ke 19. Ketika pemberlakuan teori-teori ekonomi liberal ,istilah ekonomi politik
yang populer abad 18 dihapuskan dengan melucuti kata ”Politik”. Para ahli ekonomi
berargumentasi bahwa perilaku ekonomi lebih mencerminkan suatu psikologi
individualistik universal dari pada institusi-institusi yang dikonstruksikan secara sosial
(Supardan ,2007:37) .
Ketika ilmu ekonomi berkembang menjadi disiplin ilmu yang matang di beberapa
perguruan tinggi,pada abad ke-19 berkembang juga disiplin ilmu sosiologi.Auguste
Comte (penemu) berkeyakinan bahwa ilmu tersebut harus menjadi ratu ilmu-
ilmu.Sosiologi merupakan hasil asosiasi-asosiasi reformasi sosial yang agenda utamanya
berkaitan dengan berbagi ketidakpuasan yang disebabkan oleh kekacauan pekerja
percetakan yang semakin besar jumlahnya dikarenakan dari dampak revolusi industri.
Tidak lama setelah itu berkembanglah ilmu politik sebagai ilmu disiplin baru yang
muncul belakangan. Kemunculannya bukan karena subject matter-nya negara
kontemporer dan perpolitikannya, juga bukan karena kurang menyetujui analisis
nomotetis tetapi karena resistensi fakultas-fakultas hukum untuk merebut monopoli di
arena ini.
Keempat ilmu itu telah berhasil menjadi disiplin-disiplin ilmu sosial di universitas
pada abad ke-19 di lima negara yang paling tidak sampai dengan 1945. Pada akhir abad
ke-19 Geografi berhasil merekonstruksikan diri sebagai sebuah disiplin ilmu baru
terutama di beberapa universitas di jerman. Begitupun dengan psikologi yang pada
mulanya merupakan bagian dari filsafat, Psikologi berusaha memisahkan diri dari filsafat
dan menyusun diri ke dalam format ilmiah baru pada abad ke-19 dimana dalam
praktiknya psikologi didefinisikan bukan sebagai ilmu sosial namun lebih dekat kepada
arena medis.
Proses institusional pada abad 19 terdapat lima kota aktivitas sosial ilmu, diantaranya
adalah Inggris, Perancis, Italia dan Amerika Serikat.
1. Catholic Emancipation Bill (1829), berisi ketentuan bahwa kaum Protestan dan
Katolik mempunyai hak yang sama untuk menjadi anggota parlemen dan pegawai
negeri.
2. Reform Bill (1832), berisi ketentuan bahwa perwakilan di parlemen sesuai dengan
jumlah penduduk, hak pilih ditentukan berdasar atas pembayaran pajak, serta daerah
kosong harus dihapuskan perwakilannya.
3. Abolition Bill (1833), berisi ketentuan penghapusan perbudakan di Inggris dan
koloninya.
4. Factory Act (1833), berisi ketentuan bahwa anak-anak yang berumur di bawah
sembilan tahun tidak boleh bekerja sebagai buruh perusahaan, mereka hanya boleh
bekerja selama sembilan jam dan mendapat pendidikan selama dua jam dari majikan.
5. Poor Law (1834), berisi ketentuan tentang pendirian rumah kerja bagi pengemis dan
penganggur, rumah perawatan bagi orang cacat, dan pemberian bantuan bagi mereka
yang tidak bekerja karena lanjut usia.
6. Corn Law (1815 – 1846), berisi ketentuan tentang larangan impor gandum dari luar
negeri.
7. Berlaku untuk semua buruh melalui jalan perundingan dengan majikan. Sejak
berdirinya serikat pekerja, kondisi kehidupan buruh mulai dapat terjamin.
1. Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Di mana terjadi
pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain mulai lepas dari ilmu agama
dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial : ilmu bumi, ilmu sejarah dll. Begitu juga
dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.
2. Kebangunan kembali dari peradaban. Zaman ini membongkar hasil peradaban
Yunani-Romawi.
3. Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja yang
senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
4. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
5. Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan di Eropa. Antara lain tokoh
perubahan terkenal itu adalah William Harvey yang telah memberi sumbangan
dalam kajian peredaran darah. Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih
progresif dan wujud semangat mandiri sehingga membawa kepada aktivitis
penjelajahan dan kemajuan
6. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan samudera.
3.2 Saran