IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
inseminasi buatan”. BBIB Singosari memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut.
1. Penyusunan program, evaluasi, dan laporan.
2. Pelaksanaan produksi dan pemberian saran teknis produksi semen ternak
unggul.
3. Pelaksanaan pengujian dan pemantauan mutu semen ternak unggul.
4. Pelaksanaan pengembangan inseminasi buatan dan metode produksi.
5. Pelaksanaan pemeliharaan pejantan ternak unggul.
6. Pelaksanaan perawatan kesehatan pejantan ternak.
7. Pelaksanaan pengawasan dan penyediaan pakan pejantan ternak unggul.
8. Pelaksanaan pengujian keturunan dan peningkatan mutu genetik pejantan
ternak unggul.
9. Pelaksanaan kerjasama dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya.
10. Pelaksanaan penyimpanan, pendistribusian, dan pemasaran hasil produksi.
11. Pengelolaan prasarana dan sarana produksi.
12. Pengelolaan informasi dan promosi hasil produksi.
42
Tahun 1976 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan
Pada Tahun 1978 Pemerintah Pusat mengambil alih pengelolaan laboratorium dan
Pada tahun 1982 pemindahan lokasi dari Wonocolo ke Singosari. Pada tahun 1984
Buatan Singosari.
233) melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Sejak saat itu
dikembangkan Program Uji Zuriat (Progeny Test). Pada tahun 1988 statusnya
Pada tahun 1996 ditetapkan sebagai Pusat Pelatihan Inseminasi Buatan dengan
Malang, 20 kilometer sebelah utara Kota Malang, dengan ketinggian 800 sampai
1200 meter di atas permukaan laut dengan rataan suhu udara berkisar antara 16o
sampai 22oC, kelembaban berkisar antara 70% sampai 90% dan curah hujan 2.223
mm/tahun.
Jumlah pegawai BBIB pada bulan April 2016 sebanyak 100 orang dengan
Kepala
Bagian Umum
Seksi Produksi Semen dan Pengembangan Seksi Informasi dan Pemantauan Mutu
Inseminasi Buatan Semen
Kelompok Jabatan
Fungsional
44
guest house, kandang sapi dan kambing, laboratorium, arena penampungan, kebun
rumput, gudang, garasi, permuahan dinas, kereta biosecurity, dan alat mesin
pertanian.
BBIB Singosari memiliki motto “Setetes Mani Sejuta Harapan” yang telah
teregistrasi pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor IDM00001
38723. BBIB Singosari memproduksi semen beku berkualitas sesuai SNI 01-
bermutu tinggi serta didukung oleh peralatan yang modern dan terkalibrasi.
dihasilkan, laboratorium Uji Mutu Semen BBIB Singosari telah menerapkan dan
tetapi juga kepastian terhadap jenis kelamin ternak yang akan dihasilkan. BBIB
menentukan jenis kelamin dari ternak yang akan dilahirkan, selain itu semen beku
45
sexing juga membantu meningkatkan efisiensi ternak dan pemenuhan bibit ternak.
untuk itu berbagai inovasi senantiasa dihasilkan, salah satunya adalah Produksi
Semen Beku Kambing yang telah berhasil dilakukan sejak tahun 1996. Semen
bekerja sama dengan Balai Benih Ikan (BBI) Batu. BBIB Singosari sejak tahun
1996 telah berhasil memproduksi semen beku ikan tawas, patin, koi, nila, lele,
orang pegawai BBIB yang terdiri dari 7 bidang/seksi yaitu, seksi produksi semen
dan pengembangan IB, seksi pemeliharaan dan peningkatan mutu genetik ternak,
seksi pemasaran dan kerjasama, seksi informasi dan pemantauan mutu semen, sub
bagian program keuangan, sub bagian kepegawaian dan tata usaha, dan sub
Umumnya semakin tua umur seseorang maka semakin menurun kondisi fisiknya
penelitian ini bervariasi antara 24-56 tahun. Umur responden pada penelitian ini
umur produktif. Pada rentang umur 15-25 tahun terdapat 1 orang pegawai, 12
orang pegawai berada di rentang umur >25-35 dengan presentase sebesar 37,50%,
12 orang pegawai berada di rentang umur > 35-45 dengan presentase sebesar
18,75%, dan 1 orang pegawai yang berumur 56 tahun berada di rentang umur
Pada data tersebut tidak ada yang tergolong dalam umur tidak produktif.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Badan Pusat Statistik (2012) bahwa terdapat tiga
kelompok, yaitu : umur belum produktif (0-14 tahun), umur produktif (15-64
tahun), dan umur tidak produktif (>64 tahun). Banyaknya responden yang
tergolong pada umur produktif dapat mendukung terhadap kinerja yang dimiliki
seseorang, karena mereka cenderung masih memiliki tenaga dan etos kerja yang
tinggi. Mayoritas umur produktif responden pada penelitian ini juga akan
mempengaruhi semangat kerja para pegawai yang akan berdampak positif pada
produktivitas perusahaan.
tangkap terhadap pesan atau tugas yang diberikan kepada seseorang. Tingkat
pendidikan responden pada penelitian ini bervariasi antara D3 sampai S2. Tingkat
jenjang diploma (D3) sebesar 34,38%, dan pendidikan hingga jenjang magister
(S2) dengan presentase sebesar 6,25%. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka
pengetahuan dan cara berpikir akan bertambah luas (Mubyarto, 1986. Tingginya
tingkah lakunya, pikiran dan sikapnya (Hasibuan, 2008). Dengan perkataan lain,
Lama bekerja adalah lama waktu untuk melakukan suatu kegiatan atau
lama waktu seseorang sudah bekerja (Tim penyusun KBBI, 2010). Handoko
(2007) menyatakan masa kerja adalah rentang waktu yang telah ditempuh oleh
pengalamam dan pelajaran yang dijumpai. Lama kerja pegawai pada penelitian ini
responden yang memiliki lama kerja antara 10 tahun sampai 20 tahun sebanyak 8
orang dengan presentase 25%, responden yang memiliki lama kerja antara >20
yang memiliki lama kerja >30 tahun sebanyak 2 orang dengan presentase 6,25%.
49
dibutuhkan masa kerja yang lebih lama. Semakin lama masa kerja pegawai,
kerja yang tinggi, maka semakin besar motivasi setiap pegawai untuk
kepemimpinan ini terlihat dari cara berdiskusi dan konsultasi yang dilakukan oleh
kepala balai yang selalu mendengarkan pendapat ataupun keluhan dari para
pegawai terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan pengambilan keputusan dan
diskusi dan konsultasi dengan para pegawai. Gaya kepemimpinan pada penelitian
Orang %
1 Tinggi 13 40,63
2 Sedang 16 50
3 Rendah 3 9,37
Jumlah 32 100
penelitian ini termasuk dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 50%
yang artinya pemimpin melibatkan beberapa pegawai secara tidak langsung dalam
rapat internal serta hubungan yang sangat baik terlihat dari frekuensi komunikasi
yang cukup sering baik dalam jam kerja maupun diluar jam kerja melalui media
yang dimiliki oleh kepala BBIB Singosari sudah cukup baik. Gaya kepemimpinan
bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala BBIB dalam rangka
peningkatan kinerja pegawai dilihat dari empat indikator tersebut sudah cukup
baik.
51
sering. Mereka terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
kepala BBIB pada saat rapat internal. Empati lebih dirasakan karena sering
berinteraksi dengan kepala balai. Serta partisipasi yang dilakukan kepala balai di
karena aktivitas pekerjaan dan tugas kepala balai yang sangat padat.
4.3.1 Komunikasi
atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons
dan penerimaan pesan. Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator bagi perusahaan,
Tabel 5. Komunikasi
Singosari sudah baik. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden memiliki
berlangsung dua arah. Komunikasi terjalin secara langsung karena adanya rapat
internal yang dilakukan satu kali dalam seminggu. Ide, kritik, serta saran
begitupun sebaliknya, kepala BBIB memberikan saran atau kritik atas hasil
Penyampaian dan pengarahan tugas tidak hanya dilakukan pada jam kerja,
para pegawai. Hal ini sangat bagus karena bisa mengurangi salah paham dan salah
interpretasi. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Thoha (2003) bahwa pada
gaya kepemimpinan konsultatif komunikasi yang terjalin sudah dua arah dengan
mendengar saran bawahan, baik berupa ide maupun saran tentang keputusan yang
dibuat.
53
komunikasi yang terjadi antara pemimpin dengan para pegawai sudah cukup baik,
dalam bekerja diberikan sesuai standar kerja atau SOP (standard operating
procedure) dari perusahaan pada akhir atau awal tahun serta tercantum secara
tertulis di ruangan kerja. Penyampaian ide, saran, atau kritik selalu dilakukan saat
yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pesan dari kepala balai
disampaikan melalui kepala bidang atau kepala seksi kepada para staf. Begitupun
sebaliknya, apabila staf memiliki ide atau usulan akan disampaikan ke kepala
Sebanyak 8,75% menilai komunikasi yang terjalin rendah. Hal ini terjadi
frekuensi komunikasi yang terjadi terbilang jarang. Ide, saran, dan kritik dari
Salah satu peran dan fungsi seorang pemimpin adalah penentu keputusan
bagi sebuah komunitas atau sebuah organisasi. Maka seorang atau sekelompok
pemimpin dituntut oleh statusnya untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
harus tercermin pada tiga hal: cara, hasil keputusan dan kemampuan
bisa diterima oleh orang-orang yang dipimpin, namun penerimaan tersebut sangat
dipengaruhi oleh cara atau proses mengenai bagaimana keputusan itu diambil.
54
memberi wewenang.
dan konsultasi dengan para bawahan. Pengambilan keputusan adalah soal yang
berat karena sering menyangkut kepentingan banyak orang. Tidak ada sesuatu
alternatif yang ada dan kemungkinan implikasi atau akibat suatu pengambilan
keputusan tertentu.
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan –
digunakan oleh kepala BBIB Singosari sudah baik. Sebanyak 48,75% menilai
pengambilan keputusan tinggi, hal ini terjadi karena responden ikut terlibat dalam
keputusan sedang, responden tidak ikut langsung terlibat namun saran, ide, serta
beda. Dalam pelaksanaannya kepala BBIB mengajak pegawai untuk ikut serta
dalam mengambil keputusan. Rapat internal rutin dilakukan semingu sekali untuk
pekerjaan. Selain itu, diskusi dengan para pegawai dilakukan untuk menampung
usulan, pendapat, serta ide dari para pegawai untuk menjadi bahan pertimbangan
Ide dan saran dari para staf ikut tersampaikan walaupun tidak langsung
melalui kepala masing-masing bidang disaat rapat. Ketika ada konflik antar
pegawai diselesaikan secara bertahap dari kepala seksi, kepala bidang, lalu apabila
Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Thoha (2003) bahwa pada gaya
diikuti dengan mendengar perasaan pengikut, baik berupa ide maupun saran
4.3.3 Empati
emosi ataupun perasaan orang lain. Orang-orang yang empatik sering dilihat oleh
orang lain sebagai orang yang memahami dan mampu memberikan dukungan
kepada orang lain secara tepat dengan perasaan peka dan peduli. Empati
oleh seorang individu khususnya pemimpin. adanya sikap empati untuk dapat
memahami orang lain dari sudut pandangnya dengan pemahaman yang dapat
dirasakan oleh orang yang membutuhkannya. Empati adalah sikap yang harus
yang dimiliki bawahannya. Pemimpin tidak akan dapat bekerja sendiri secara
optimal jika tidak dapat mengkomuniasikan atau membantu para pegawai dalam
Setelah pemimpin dapat mencarikan solusi dari para pegawai untuk dapat
Empati akan membuat seorang pemimpin lebih arif dan bijaksana dalam
bersikap dan dalam setiap pengambilan keputusan karena ia tidak hanya akan
orang lain. Pemimpin yang demikian tanpa disadari akan mendapatkan dukungan
dari para pengikutnya. Presentase empati pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 11.
Tabel 7. Empati
pemimpin BBIB pada penelitian ini termasuk dalam kategori sedang dengan
pegawai. Apabila ada anggota pegawai yang sakit beliau menyempatkan untuk
Kesehatan para pegawai pun diperhatikan, diadakan program cek kesehatan setiap
bulan serta ada pemberian madu untuk menjaga kondisi tubuh pegawai sehingga
BBIB tinggi, hal ini terjadi karena tingginya interaksi dengan pemimpin sehingga
kisah penuh makna, maka ini akan menjadi suatu iklim komunikassi yang efektif,
jika hal ini sudah ada dalam diri setiap pemimpin dan menjadi suatu keputusan
yang biasa dilakukan oleh pemimpin dalam menyelesaikan masalah maka dapat
Hal ini sesuai dengan pendapat Eisenberg (2002) bahwa empati bagian
dari emosi yang dikendalikan melalui kecerdasan seorang pemimpin yang mampu
atasan melalui empati yang diciptakan oleh pimpinan terhadap atasan dan antar
sesama bawahan.
4.3.4 Partisipasi
dan emosional dari orang dalam situasi kelompok, serta mendorong mereka untuk
berkontribusi pada tujuan kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab dalam
mencapai tujuan (Davis dkk, 2000). Presentase partisipasi pemimpin BBIB dapat
Tabel 8. Partisipasi
penelitian ini termasuk dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 56,25%.
dirasakan oleh pegawai, biasanya disampaikan pada saat upacara pagi. Sebesar
60
Motivasi adalah reaksi yang timbul dalam diri seseorang sebagai dorongan
karena adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi untuk memenuhi tujuan
tertentu (Suranta, 2002). Pegawai merupakan salah satu unsur penting yang
menjadi tulang punggung pada instansinya, karena pegawai ikut menentukan maju
mundurnya sebuah instansi. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan tugas dan
mau bekerja sama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya
pegawai mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja
giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang optimal. Motivasi kerja
pekerjaannnya. Tingkat motivasi kerja pegawai pada penelitian ini dapat dilihat
pegawai BBIB pada penelitian ini seimbang antara kategori sedang dan kategori
tinggi yaitu masing-masing sebesar 50% dan 0% yang memiliki tingkat motivasi
rendah. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat motivasi kerja yang dimiliki oleh kepala BBIB
Motivasi kerja pada penelitian ini dilihat dari dua faktor yaitu, faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik ternagi ke dalam tiga indikator yaitu, a)
antara faktor motivasi intrinsik dan ekstrinsik dapat dilihat pada Tabel 14.
ekstrinsik yaitu sebesar 37,50%. Hal ini berarti pegawai BBIB sudah memiliki
kesadaran untuk bekerja dan bertanggung jawab yang tinggi. Pegawai yang
kerja yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan teori Herzberg dalam Thoha
(2009) bahwa seseorang yang memiliki kesadaran bekerja untuk memenuhi dan
dipaksa oleh orang lain. Hasil bekerja karena kesadaran menciptakan kualitas
performa kerja yang baik, karena sadar bahwa dengan bekerja baik, ia akan dapat
memenuhi hidupnya.
hubungan dengan rekan kerja, hubungan atasan dengan bawahan, serta peraturan
yaitu sebesar 59,38% pada tingkat motivasi sedang. Hal ini terjadi karena pegawai
terbiasa dengan peraturan yang telah diterapkan sejak dulu sehingga peraturan
yang ada bukan merupakan hal yang terlalu berpengaruh. Hubungan dengan rekan
bekerja. Hubungan atasan dengan bawahan belum terlihat secara signifikan hal ini
terjadi karena kepala BBIB saat ini baru menjabat selama 4 bulan sampai
dan antusias mencapai hasil yang optimal. Organisasi tidak hanya mengharapkan
dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal.
63
Kemampuan dan kecakapan pegawai tidak ada artinya, jika tidak ada kemauan
untuk bekerja.
Motivasi Intrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri
ini meliputi prestasi, tanggung jawab, dan pengakuan. Faktor ini menyangkut
tanggung jawab dan pekerjaanya lebih baik karena motivasi intrinsik murni
berasal dari dalam diri seseorang. Sehingga pegawai yang memiliki motivasi
intrinsik tinggi pada pekerjaannya memiliki kualitas kerja yang lebih baik.
hidupnya akan berbeda dengan seseorang yang bekerja karena dipaksa oleh orang
lain. Hasil bekerja karena kesadaran menciptakan kualitas performa kerja yang
baik, karena sadar bahwa dengan bekerja baik, ia akan dapat memenuhi hidupnya.
a. Prestasi
Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
kerjanya, dalam usaha penerapan konsep, gagasan, ide dengan efektif dan efisien
sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Tetapi kemampuan ini
64
semua kemampuan yang ada dalam dirinya untuk mencapai tujuan yang telah
yang diberikan oleh pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta
sebagai hasil dari perilaku kerja pegawai yang menunjang tercapainya output atau
prestasi dan berkaitan dengan usaha untuk menyelesaikan tugasnya pada periode
waktu tertentu. Hasil yang tercermin pada perilaku tersebut dipengaruhi oleh
motivasi. Tingkat prestasi kerja pegawai BBIB dapat dilihat pada Tabel 15.
BBIB pada penelitian ini termasuk dalam kategori tiggi dengan presentase
66,25% yang terlihat dari pegawai bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, bekerja sesuai peraturan dan standar kerja, serta
bekerja keras untuk memberikan pelayanan prima atau tugas yang diberikan yang
65
agar bekerja lebih giat. Sedangkan 5,00% termasuk dalam tingkat prestasi rendah.
b. Tanggung jawab
tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Ketika
suatu pilihan yaitu menerima dan menghadapinya dengan dedikasi atau menunda
tanggung jawab yang dimiliki oleh pegawai BBIB dapat dilihat pada Tabel 16.
66
pada penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi dengan presentase 71,25%.
Sebagian besar pegawai menyatakan besedia untuk bekerja keras sesuai dengan
jam kerja yang telah ditetapkan. Kesungguhan pegawai dalam bekerja terlihat dari
kesediaan pegawai untuk bekerja keras memberikan layanan prima sehingga nama
baik perusahaan terjaga. Pegawai bersedia bekerja sesuai dengan peraturan dan
bertahap disetiap bidang mulai dari produksi sampai pemasaran. Maka apabila ada
maka akan berdampak pada bagian lain sehingga produksi semen beku akan
terhambat. Oleh sebab itu tanggung jawab yang tinggi sangat diperlukan.
67
c. Pengakuan
kelompok, kita dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan sosial kita. Dengan
untuk menyadari bahwa kerja sama tim dihargai sebagai prestasi tinggi. Dengan
psikologisnya.
Pengakuan adalah suatu bentuk umpan balik dari prestasi tinggi yang telah
masa yang akan datang. Pengakuan hendaknya selalu disesuaikan dengan pegawai
yang bersangkutan. Setiap orang mempunyai kebutuhan yang berbeda, karena itu
mereka perlu diakui menurut cara yang berbeda pula. Namun demikian,
pengakuan harus diberikan secara wajar dan tidak pilih kasih. Tingkat pengakuan
pegawai BBIB pada penelitian ini termasuk tinggi dengan presentase 42,50%.
Pujian yang diberikan oleh pemimpin atas prestasi, dedikasi dan pengabdian yang
dalam bekerja. Penghargaan yang diberikan berupa pujian secara lisan yang
Pemimpin menghargai setiap hasil kerja yang dilakukan oleh pegawai, hal
bulan.
untuk selalu mencapai hasil yang lebih baik. Adanya pengakuan membuat
hubungan dengan atasan, dan peraturan dan kebijakan instansi. Faktor ini berasal
dari luar diri seseorang. Orang cenderung mengejar hal-hal yang bersifat
melalui motivasi ekstrinsik. Uang, Hadiah, Bonus, merupakan salah satu dari
69
a. Upah Pegawai
Upah pegawai adalah salah satu hal yang penting bagi setiap pegawai yang
bekerja dalam suatu perusahaan, karena dengan upah pegawai yang diperoleh
seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Upah pegawai adalah balas jasa
yang dibayar secara periodik kepada pegawai tetap serta mempunyai jaminan
yang pasti (Hasibuan, 2008). Indikator upah pegawai pegawai BBIB dapat dilihat
pada penelitian ini termasuk sedang dengan presentase 43,13%. Upah yang
didapatkan setiap bulan atas kerja pegawai dapat mencukupi kebutuhan sehari-
hari. Namun, hal tersebut diiringi dengan keterampilan mereka dalam mengelola
keuangan yang mereka peroleh. Upah pegawai yang diberikan instansi berupa
kinerja yang diberikan cukup membuat pegawai termotivasi dalam bekeja, karena
apabila pegawai kurang disiplin maka tunjangan inilah yang akan dipotong. Setiap
sebesar 0,02% dan apabila keterlambatan lebih dari 90 menit maka dikenakan
potongan sebesar 2%. Sedangkan 16,88% menilai upah tergolong rendah karena
upah lembur tidak terlalu menarik bagi pegawai dan belum adanya penghargaan
dalam berprestasi, tetapi upah pegawai merupakan salah satu motivasi penting
yang ikut mendorong pegawai untuk berprestasi, sehingga tinggi rendahnya upah
Dengan balas jasa, pegawai akan dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan fisik,
jabatannya.
komunikasi yang baik dalam bekerja sehingga semua akan berdampak terhadap
pencapaian kinerja yang baik pada perusahaan. Keeratan yang terjalin antara
sesama rekan kerja umumnya didasari oleh kebersamaan para pegawai dimana
mereka merasa satu tujuan, satu nasib dan sepenanggungan. Baiknya hubungan
kerjasama yang baik dalam rangka pemenuhan dan tujuan perusahaan. Selain itu
pegawai untuk melepas rasa jenuh akibat rutinitas kerja dan menjalin silaturahmi
antar pegawai. Hubungan dengan rekan kerja dapat dilihat pada Tabel 19.
pada penelitian ini termasuk tinggi dengan presentase 71,25%. Interaksi yang
terjadi diluar jam kerja (saat istirahat, sepulang kerja, dll) sangat membuat
pegawai yang membuat para pegawai betah bekerja di BBIB. Karena menganggap
bahwa rekan kerja sudah seperti keluarga sendiri, dan belum tentu rasa
kerja membuat para pegawai lebih semangat dalam bekerja, karena dengan
Terjalinnya kerjasama yang baik dengan sesama rekan kerja tidak hanya terjadi
dan kritik yang membangun dari sesama rekan kerja membuat pegawai
apabila sudah diluar pekerjaan maka pegawai akan fokus pada urusan dan
keluarga masing-masing, silaturahmi dilakukan hanya pada saat ada acara besar
Hubungan yang baik dan harmonis antara atasan dan bawahan akan
menciptakan suasana kerja yang kondusif, koordinasi yang baik, dan suasana
kerja yang komunikatif. Hubungan yang erat antara atasan dan bawahan ini akan
pegawai.
dilihat dari perhatian atasan terhadap ide dan saran yang berasal dari bawahan,
kritik terhadap bawahan. Selain itu, kedekatan atasan dan bawahan di luar
pekerjaan dapat dilihat pula dari penilaian pegawai terhadap atasan dan bawahan
ketika diluar jam kerja. Hubungan atasan dengan bawahan dapat dilihat pada
Tabel 20.
73
dalam bekerja. Pemimpin juga memperhatikan ide, usulan, serta keluhan dari
pegawai yang ditampung pada setiap rapat. Perhatian yang diberikan atasan
kerja para pegawai. Untuk pegawai yang menjabat sebagai pejabat struktural
hubungan yang terbentuk cukup sering karena sering berinteraksi pada saat rapat
internal, diluar pekerjaan juga berinteraksi melalui media sosial. Rasa saling
menghormati antara atasan dan bawahan pun tercipta tidak hanya pada saat
bekerja saja, namun diluar pekerjaan atasan tetap memberikan contoh teladan
yang baik, dengan bertegur sapa jika bertemu dengan pegawai lainnya.
74
rendah. Hal ini terjadi karena atasan memberikan pengarahan, pujian atau
penghargaan, dan motivasi hanya sebatas hubungan kerja, diluar pekerjaan kurang
Peraturan dan kebijakan yang ada pada sebuah perusahaan bertujuan untuk
menjadikan pegawai disiplin dalam bekerja. Disiplin kerja adalah sikap, tingkah
laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis (Nitisemito, 2001). Disiplin juga dapat dikatakan
dasarnya kedisiplinan kerja adalah fungsi operatif yang terpenting dan menjadi
tolak ukur untuk mengukur atau mengetahui, apakah fungsi-fungsi lainnya secara
keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak oleh perusahaan. Peraturan
bekerja lebih baik. Pegawai senang saat diawasi karena merupakan bentuk
dan kebijakan rendah. Peraturan mengenai upah lembur tidak terlalu memotivasi
pegawai.
Spearman (rs) pada tinggkat signifikansi 0,01 diperoleh nilai koefisien korelasi
sebesar 0,779 antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai (X1)
dengan motivasi kerja pegawai (Y1). Mengacu pada aturan Guilford nilai
koefisien korelasi ini diartikan bahwa keeratan hubungan dua variabel kuat, hal ini
menunjukkan terdapat hubungan yang searah atau positif antara keduanya, dapat
dikatakan semakin tinggi gaya kepemimpinan maka semakin tinggi pula motivasi
kerja pegawai.
oleh pemimpin tersebut. Karena sifat dan perilaku seseorang tidak akan persis
sama, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan oleh seorang pemimpin dapat
Gaya kepemimpinan ini terlihat dari cara berdiskusi dan konsultasi yang
dilakukan oleh kepala balai yang selalu mendengarkan pendapat ataupun keluhan
dari para pegawai terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan pengambilan
bahwa gaya kepemimpinan termasuk dalam kategori sedang (50%) yang dilihat
partisipasi.
penyampaian dan penerimaan pesan. Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator bagi
komunikasi termasuk dalam kategori tinggi (53,13%) yang diukur dari frekuensi
komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik, perbedaan
77
pegawai yang dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.
seorang pemimpin harus bisa diterima oleh orang-orang yang dipimpin, namun
pengambilan keputusan pada penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi dengan
yang digunakan oleh kepala BBIB Singosari sudah cukup baik. Pegawai ikut
terlibat dalam proses pengambilan keputusan dalam rapat internal serta dalam
pemecahan masalah.
dipimpin. Empati akan membuat seorang pemimpin lebih arif dan bijaksana
dalam bersikap dan dalam setiap pengambilan keputusan karena ia tidak hanya
pemimpin BBIB pada penelitian ini termasuk dalam kategori sedang dengan
dan emosional dari orang dalam situasi kelompok, serta mendorong mereka untuk
berkontribusi pada tujuan kelompok, dan juga berbagai tanggung jawab dalam
mencapai tujuan. Partisipasi pemimpin BBIB pada penelitian ini termasuk dalam
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama dengan
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai tujuan
pegawai BBIB pada penelitian ini seimbang antara kategori sedang dan kategori
tinggi yaitu masing-masing sebesar 50%. Motivasi kerja pegawai lebih dominan
dipengaruhi oleh faktor intrinsik. Hal ini menunjukkan motivasi kerja yang
Motivasi kerja pada penelitian ini dilihat dari dua faktor yaitu, faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik ternagi ke dalam tiga indikator yaitu, 1)
Prestasi kerja pegawai berarti prestasi atau kontribusi yang diberikan oleh
pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta fungsinya sebagai
pegawai di perusahaan. Tingkat prestasi kerja pegawai BBIB pada penelitian ini
bersedia bekerja sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan BBIB dan bersedia
bekerja keras untuk memberikan pelayanan prima atau tugas yang diberikan
tugasnya. Tanggung jawab pegawai BBIB pada penelitian ini termasuk tinggi
dengan presentase 71,25% yang terlihat dari kesediaan pegawai bersedia bekerja
keras sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan untuk pencapaian target.
Pengakuan adalah suatu bentuk umpan balik dari prestasi tinggi yang telah
masa yang akan datang. Pengakuan yang dirasakan oleh pegawai BBIB pada
pujian dan penghargaan kepada pegawai atas prestasi, dedikasi dan pengabdian
berupa pujian secara lisan yang diumumkan pada saat upacara maupun pujian
80
berprestasi, tetapi upah pegawai merupakan salah satu motivasi penting yang ikut
yang diberikan akan mempengaruhi kinerja dan kesetiaan pegawai. Upah pegawai
adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada pegawai tetap serta
mempunyai jaminan yang pasti. Motivasi terhadap upah pegawai pada penelitian
ini termasuk sedang dengan presentase 43,13%. Upah pegawai yang diberikan
yang diberikan cukup membuat pegawai termotivasi dalam bekeja, karena apabila
komunikasi yang baik dalam bekerja sehingga semua akan berdampak terhadap
pencapaian kinerja yang baik pada perusahaan. Baiknya hubungan tersebut juga
dikarenakan oleh kesadaran para pegawai tentang perlunya kerjasama yang baik
bahwa hubungan dengan rekan kerja pada penelitian ini termasuk tinggi dengan
untuk bersosialisasi dengan sesama rekan kerja diluar pekerjaan (saat istirahat,
pulang kerja, dll) membuat para pegawai lebih nyaman dalam bekerja karena
Hubungan yang erat antara atasan dan bawahan ini akan memberikan
tujuan-tujuan perusahaan, standar kerja pegawai hingga hal-hal lainnya yang perlu
bahwa hubungan atasan dengan bawahan pada penelitian ini termasuk sedang
dengan presentase 46,25%. Rasa saling menghormati antara atasan dan bawahan
pun tercipta tidak hanya pada saat bekerja saja, namun diluar pekerjaan atasan
tetap memberikan contoh teladan yang baik, dengan bertegur sapa jika bertemu
dengan pegawai lainnya. Selain itu media sosial dimanfaatkan untuk menjaga
Peraturan dan kebijakan yang ada pada sebuah perusahaan bertujuan untuk
adalah fungsi operatif yang terpenting dan menjadi tolak ukur untuk mengukur
bekerja terutama hal kedisiplinan karena apabila tidak disiplin maka tunjangan
digunakan dalam absensi kehadiran dengan hasil yang akurat membuat pegawai
lebih disiplin.
antara gaya kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai memiliki arti bahwa