Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Rasa syukur yang mendalam kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai waktu yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahaste
“arti waktu dalam Geologi, skala waktu geologi, serta penentuan umur bumi”.
Makalah ini dibuat dalam rangka selain memenuhi tugas dari mata kuliah
Geologi Umum, namun juga memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai
pentingnya waktu dalam geologi. Karena dengan mempelajari waktu dalam
Geologi, maka kita bisa mengetahui proses-proses atau suatu peristiwa atau
kejadian-kejadian yang pernah terjadi di permukaan bumi ini beberapa juta tahun
yang silam.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu guru yang telah memimbing kami selama proses pembelajaran
berlangsung. Serta kepada teman-teman kelompok yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami tentu menyadari masih banyak terdapat
kesalan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca, agar nantinya makalah ini bisa lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “geo” yang
artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang
mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari
planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya.Karena
Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan,
dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan
kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.
Konsep waktu (yang benar) ditemukan di Edinburgh pada dekade 1770-an
oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James Hutton. Mereka
menantang konsep waktu konvensional yang telah ada di sepanjang sejarah
hidup manusia, yang menyatakan bahwa unit waktu terukur adalah rentang
hidup manusia dan bahwa umur planet Bumi hanya 6000 tahun. Hutton dan
kawan-kawan telah mempelajari batuan di sepanjang pesisir Skotlandia dan
menyimpulkan bahwa setiap formasi batuan, betapapun tua, adalah hasil erosi
dari batuan lain, yang jauh lebih tua. Penemuan mereka memperlihatkan
bahwa waktu terentang sangat jauh melebihi manusia mampu bayangkan.
Penemuan tersebut merubah cara pandang manusia terhadap Bumi, planet,
bintang, dan juga terhadap kehadiran manusia itu sendiri. Sesungguhnya,
konsep waktu yang berdasarkan observasi formasi batuan tersebut berakar dari
prinsip paling dasar dalam ilmu Geologi, yaitu prinsip keseragaman
(uniformitarianisme), yang menjadi dasar Geologi modern.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagimana arti waktu dalam geologi?
1.2.2 Bagaimana skala waktu dalam geologi ?
1.2.3 Bagaimana menentukan umur bumi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana arti waktu dalam geologi.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana skala waktu dalam geologii
1.3.3 mengetahui bagaimana menentukan umur bumi.

Bab II

Pembahasan
A. Arti Waktu Dalam Geologi
Sebagai landasan prinsip untuk dapat mempelajari ilmu geologi,
bahwasanya Bumi dianggap sebagai suatu benda yang secara diamis berubah
setiap saat. Sehingga salah satu aspek yang khas dalam geologi adalah
menyangkut masalah waktu.
Waktu adalah satuan yang didasarkan atas suatu daur (siklus) dari suatu
gejala perputaran bumi terhadap matahari. Sampai sekarang, belum banyak
diketahui oleh para pakar tentang kapan waktu itu dimulai. Ada pula orang
yang mengatkan bahwa waktu berupa periode selama suatu proses
berlangsung, terjadi perubahan perubahan, atau suatu rangkaian peristiwa yang
tidak dapat ubah lagi. Waktu memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia, dalam ilmu pengetahuan, termakasud dalam biologi. Oleh sebab itu,
karena begitu pentingnya mengetahui waktu, manusia berusaha untuk
menciptakan alat pengukur waktu.
Mengingat pentingnya waktu, maka para ahli geologi berusaha menaksir
dan menhitung bumi, umur unit unit batuan, dan semua kejadian yang
berhubungan denagn bumi. Sehingga waktu dalam geologi diperhitungkan
sejak terbentuknya bumi sekitar 450 juta tahun yang lalu.
James Hutton seorang ilmuwan alam pada tahun 1785 untuk pertama
kalinya menegeluarkan suatu pernyataan yang dikenal sebagai doctrine of
uniformitarianisme.
Pendapat paling dominan sebelum abad ke-18 dimiliki oleh kelompok
gereja berdasarkan kajian tekstual terhadap alkitab, mereka menyatakan umur
Bumi tidak lebih tua dari 6.000 tahun. Penciptaan Bumi dan segala isinya
dalam waktu sedemikian singkat dipercaya melibatkan proses katastropis.
Pendapat ini lazim disebut sebagai teori penciptaan. Salah seorang ilmuwan
pendukung teori penciptaan adalah Baron Georges Cuvier (1769-1832).
Pengamatannya terhadap kumpulan fosil pada setiap lapisan batuan
dianggapnya sebagai bukti adanya peristiwa bencana alam bersifat katastropis
yang memusnahkan setiap makhluk hidup di setiap kurun waktu tertentu.
Upaya ilmiah untuk menentukan umur Bumi telah dilakukan oleh beberapa
ilmuwan. Georges Louis de Buffon (1707-1788) menyatakan Bumi mendingin
perlahan-lahan dari suatu bola panas. Dengan membuat percobaan
laboratorium dengan beberapa bola besi berbagai diameter dan dibiarkan
dingin mengikuti temperatur kamar, de Buffon melakukan ekstrapolasi
terhadap diameter Bumi sesungguhnya dan menentukan usia Bumi sekitar
75.000 tahun.
Sekelompok ilmuwan lainnya pada paruh abad ke-18 menghitung
kecepatan pengendapan berbagai sedimen dan melakukan ekstrapolasi terhadap
ketebalan batuan sedimen yang diketahui saat itu, menghasilkan rerata umur
Bumi sekitar 1 juta tahun. John Joly, seorang geolog Irlandia, pada abad ke-19
berasumsi bahwa air laut pada mulanya bersifat tawar namun kemudian
menjadi asin akibat mineral garam yang dibawa oleh sungai. Dengan
menghitung volume seluruh airlaut yang ada di Bumi, dia menentukan waktu
90 juta tahun untuk lautan mencapai kadar salinitas saat ini, yang kemudian
dianggap sebagai umur Bumi. Pada tahun 1785, James Hutton (1726-1797),
seorang geolog Skotlandia, berdasarkan studi detail terhadap singkapan batuan
dan proses alam yang tengah berlangsung saat itu, mengemukakan prinsip
keseragaman (uniformitarianisme). Konsep tersebut menyatakan proses
geologi yang sama telah bekerja pula pada waktu lampau, dan Hutton
menuliskannya sebagai “we find no vestige of a beginning, and no prospect of
an end”. Keunggulan prinsip ini lah yang mengantarkan Hutton sebagai Bapak
Geologi Modern.
Pada tahun 1830, Charles Lyell, seorang murid James Hutton, menerbitkan
buku “Principles of Geology”. Konsep keseragaman menjadi diterima secara
luas oleh kalangan ilmuwan dan usia Bumi yang sangat tua diterima oleh
masyarakat. Kelak, buku tersebut juga sangat mempengaruhi teori evolusi yang
dikembangkan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Lord Kelvin (1824-
1907), seorang fisikawan Inggris yang sangat dihormati, pada tahun 1866
mengklaim telah mematahkan fondasi uniformitarianisme geologi. Beranjak
dari asumsi umum bahwa Bumi berawal dari sebuah bola panas, Kelvin
menghitung usia terbentuknya Bumi berdasarkan suhu leleh batuan, dimensi
Bumi dan koefisien pendinginan. Dia menyatakan umur Bumi tidak mungkin
lebih tua dari 100 juta tahun. Pendapat Kelvin membuat masyarakat ilmuwan
terbelah, antara mendukung konsep Hutton atau menerima kalkulasi Kelvin
(yang tampak sangat logis). Pada akhirnya, kampanye Kelvin selama 40 tahun
harus berakhir dengan ditemukannya unsur radioaktif di penghujung abad ke-
19. Materi radioaktif dipercaya menjaga panas internal Bumi relatif konstan.
Penemuan radioaktif tersebut sekaligus membuat para geolog menghitung
umur batuan secara mutlak dan menemukan bahwa Bumi memang sangat tua.

B. Skala Waktu Geologi


Skala Waktu Geologi merupakan skala yang digunakan oleh para ahli
geologi dan juga ilmuwan untuk menjelaskan hubungan atau keterkaitan antar
peristiwa yang terjadi di sepanjang sejarah Bumi. Dengan skala waktu geologi
maka peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan dihubungkan atau dicari
hubungannya dengan peristiwa yang mungkin terjadi di masa- masa sekarang
ini.
Hal ini karena Bumi kita juga mengalami sebuah pergerakan atau
perubahan, misalnya saja pergerakan lapisan batuan ataupun lempeng- lempeng
Bumi. Bisa dikatakan bahwa skala waktu geologi merupakan sebuah
penanggalan yang digunakan untuk mempelajari sejarah mengenai Bumi.
Periode waktu yang digunakan pun bukan lagi tahun ataupun abad, namun
jutaan tahun.
Skala waktu geologi yang digunakan untuk menentukan umur Bumi dan
mengaitkan berbagai peristiwa dalam sejarah Bumi ada dua jenis, yaitu Skala
Waktu Relatif dan Skala Waktu Absolut. Penjelasan mengenai masing- masing
skala waktu geologi adalah sebagai berikut:

1. Skala Waktu Relief


Skala waktu relatif merupakan skala waktu yang digunakan
berdasarkan atas urutan lapisan- lapisan batuan beserta dengan evolusi
kehidupan organisme di masa lalu. Skala ini terbentuk atas dasar peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu geologi itu sendiri. Skala
waktu relatif dikembangkan pertama kalinya pada abad ke 18 hingga abad
19 di Eropa.
Berdasarkan skala waktu relatif ini, Bumi dikelompokkan menjadi Eon
(Masa), Eon dibagi menjadi Era (kurun), Era dibagi kedalam Period
(zaman), dan Period dibagi menjadi Epoch (Kala). Dengan demikian nama-
nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum adalah nama- nama yang
memiliki arti tertentu, bukan asal kata saja.
Dalam hal ini fosil dari makhluk purba dipakai sebagai dasar dari skala
waktu geologi. Nama- nama dari semua Eon atau kurun dan juga Era atau
masa diakhiri dengan kata zoikum, hal ini karena pada kisaran waktu
tersebut sangat kenal kehidupan binatangnya.
Dalam sistem ICS, skala waktu geologi dibuat dalam rentang-rentang
waktu yang hirarkis, yaitu Eon, Era, Periode, Epoh, Age dan Kron.
a. Eon adalah skala waktu milyar tahun atas dasar kronostratigrafi.
Sebelumnya dibagi menjadi dua, yaitu Prekambrian dan Fanerozoikum.
Kemudian Prekambrian dipecah-pecah lagi karena rentang waktunya
terlalu lama menjadi Arkean dan Proterozoikum.
b. Era adalah skala waktu puluh sampai ratusan juta tahun atas dasar
bentuk-bentuk fosil yang dominan yang dibatasi oleh kemunculan atau
kepunahan massal. Selain itu, Era ditandai oleh kondisi ekosistem yang
unik. Misalnya Senozoikium – era mamalia.
c. Periode adalah skala waktu rentang 30 sampai 80 juta tahun
(dibawah seratus juta tahun), kecuali Periode Kuartener yang hanya
mencapai 1.8 juta tahun.
d. Epoh adalah skala waktu yang membagi Era Senozoikum
(terutama periode Tersier dan Kuartener). Dasar pembagian Epoh ke
interval paleomagnetik
e. Age adalah skala waktu berkisar antara 5 – 10 juta tahun yang
membagi-bagi Epoh berdasarkan penanggalan radiometrik.
f.Kron adalah pembagian yang paling kecil dalam rentang kurang dari 1
juta tahun. Pembagian ini biasanya didasarkan pada interval
biostratigrafik. Pada kenyataannya, pembagian setiap Kron sangat sulit
dilakukan secara akurat dan kadang antara daratan dan lautan mempunyai
pembagian waktu Kron yang berbeda.
Pembagian skala waktu relief terdiri dari:
a. Era / Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan
batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen.
Masa ini merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer, serta
awal muncul kehidupan primitif di dalam samudera yang berupa mikro-
organisme (bakteri dan ganggang).
b. Era / Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 550 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya Masa Kehidupan Awal. Pada masa ini,
kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi
organisme bersel banyak ( enkaryotes dan prokaryotes ). Enkaryotes ini
yang nantinya akan menjadi tumbuhan dan Prokaryotes nantinya akan
menjadi binatang.Menjelang akhir masa ini, organisme menjadi lebih
kompleks.Jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan
koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai
sebagai fosil sejati pertama.Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum
bersama-sama dikenal sebagai zaman Pra-Kambrium.Masa
Proterozoikum dibagi menjadi
c. Era / Masa Paleozoikum (590 - 250 juta tahun lalu)
Di masa inilah kehidupan-kehidupan yang beragam mulai
terbentuk.Masa ini pun terbagi menjadi 6 sub zaman, yaitu Zaman
Kambrium (590-500 juta tahun lalu), Zaman Ordovisium (500 – 440 juta
tahun lalu), Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu), Zaman Devon (410-
360 juta tahun lalu), Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu), Zaman
Perm (290 - 250 juta tahun lalu)
d. Era / Masa Mesozoikum (250 - 65 juta tahun lalu)
Masa inilah yang disebut masa pertengahan.Masa Mesozoikum
terbagi atas 3 sub zaman, yaitu: Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu),
Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu), Zaman Kapur (140-65 juta tahun
lalu)
e. Era / Masa Kenozoikum (65 juta tahun lalu - sekarang)
Masa Kenozoikum berarti Masa Kehidupan Baru.Inilah masa yang
terus berlanjut hingga sekarang.Masa ini dibagi kedalam 2 sub zaman,
yaitu: Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu) dan Zaman Kuarter (1,7
juta tahun lalu – sekarang)

2. Skala Waktu Absolut (Radiometrik)


Skala waktu yang berikutnya adalah skala waktu absolut atau
radiometrik yang merupakan skla yang ditentukan berdasarkan pelarikan
radioaktif dari unsur- unsur kimia yang terkandung dalam berbagai jenis-
jenis batuan. Skala waktu absolut atau radiometrik ini berkembang dari ilmu
pengetahuan fisika yang diterapkan untuk menjawab permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam bidang geologi.
Penentuan umur batuan dalam ribuan, jutaan bahkan milyaran tahun
dapat dimungkinkan setelah ditemukan unsur radiokatif. Para ahli geologi
atau imuwan menggunakan mineral yang secar alamiah mengandung unsur
radioaktif dan dapat dipakai untuk menghitung umur secara absolut dalam
ukuran tahun sebuah batuan.Itulah kedua jenis skala wakti geologi yang
dapat digunakan, dari uraian diatas terlihat bahwa metode atau dasar pijak
yang dipakai kedua skala berbeda- beda.

C. Penentuan Umur Bumi


Peneliti memperkirakan umur Bumi mencapai 4,54 miliar tahun dengan
margin error 50 miliar tahun. Sebagai perbandingan, galaksi Bima Sakti tempat
tata surya berusia sekitar 13,2 miliar tahun atau tiga kali lebih tua dari usia tata
surya dan Bumi. Sementara usia semesta sendiri diperkirakan berusia 13,8
miliar tahun.
Angka ini didapat dari hasil penggabungan penelitian di Bumi dan luar
angkasa. Usaha penelitian umur Bumi sendiri telah berlangsung sejak 400
tahun lalu. Namun, usaha untuk mengukur umur Bumi ini tidak mudah. Baru
pada 1953 peneliti berhasil menyimpulkan umur Bumi yang ada di angka 4,54
miliar tahun itu.
Sebelumnya, mereka sempat berusaha menentukan umur Bumi dari
perubahan tinggi permukaan laut, kadar garam air laut, dan dengan mengukur
temperatur dari perhitungan waktu yang dibutuhkan Bumi atau Matahari
menjadi dingin. Tapi dengan teknologi yang ada, metode pengukuran ini
ternyata tidak tepat. Sebab perubahan permukaan laut ternyata adalah proses
yang terus berubah alih-alih terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun.
Mereka lantas mencoba mengukur umur Bumi dari meneliti batuan-batuan
tertua di Bumi, hingga mencari data batuan di Bulan dan meteorit yang
mendarat di Bumi.
1. Perkara Penelitian Batuan
Ketika mereka mencoba mengamati lapisan batuan Bumi, ada kendala
lain yang disebut Great Unconformity (Ketidakcocokan Besar). Para ahli
menemukan lapisan batuan Bumi seperti di Grand Canyon misalnya, tidak
tersusun sesuai urutan waktu. Lapisan batuan di ngarai yang sangat dalam
itu kehilangan batuan berumur 1,2 miliar tahun.
Terdapat banyak penjelasan mengapa batuan ini menghilang. Pada 2019
salah satu studi memperkirakan hilangnya lapisan batuan ini akibat Zaman
Es yang menyebabkan glasier menggerus lapisan batuan di masa itu Dan
menyebabkan ketidakharmonisan ini. Pelat tektonik lantas mendorong
batuan yang hancur ini ke bagian perut Bumi, menghilangkan jejak batuan
zaman itu dan membuatnya jadi batuan baru.
Pada awal abad 20, ilmuwan memperbaiki proses penelitian dengan
proses pengukuran umur radiometrik. Hasilnya, temuan batu tertua saat ini
ditemukan di barat laut Kanada dekat Danau Great Slave berumur 4,03
miliar tahun. Tapi, batuan dengan umur 3,5 miliar tahun bisa ditemukan di
berbagai benua di dunia.
Sementara mineral tertua di dunia ditemukan oleh sekelompok peneliti
Australia yaitu kristal sikokat zirconium berumur 4,3 miliar tahun. Namun,
sumber batuan dari mineral ini masih belum ditemukan. Temuan batu dan
mineral ini menjadi batas tertua umur Bumi. Sebab planet ini pastinya harus
berumur lebih tua dari segala materi yang ada di atasnya.

2. Mahkluk Hidup Pertama


Lantas kapan mahkluk hidup pertama di atas Bumi ada? Salah satu
temuan di Australia Barat menunjukkan filamen kecil yang ditemukan di
atas batu berumur 3,4 miliar tahun yang diduga merupakan fosil. Beberapa
studi memperkirakan kehidupan Bumi bermula lebih awal lagi.
Bijih besi di batuan vulkanik di Quebec menunjukkan mikroba yang
hidup 3,77 dan 4,29 miliar tahun lalu. Para peneliti yang mengamati
bebatuan di barat daya Greenland juga melihat struktur seperti kerucut yang
diperkirakan dikelilingi koloni mikroba sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu.

3. Data Dari Benda Luar Angkasa


Untuk mengetahui lebih lanjut umur Bumi, peneliti mencoba
mengukurnya dari umur Bulan. Sebab, material yang membentuk tata surya
diperkirakan terbentuk di waktu yang sama. Dengan mempelajari bagian-
bagian tata surya ilmuwan berpendapat bisa menjadi petunjuk bagaimana
sejarah Bumi terbentuk.
Maka mereka mencoba mencari bukti dari Bulan yang tidak mengalami
banyak perubahan pada permukaannya sejak pertama terbentuk. Batuan
yang ada di permukaan Bulan tak terganggu habitatnya sejak Bulan pertama
terbentuk.
Sampel Bulan yang dibawa Apollo 11 di AS dan misi Luna oleh Rusia
menunjukkan bahwa umur Bulan ada direntang 4,4-4,5 juta tahun. Hal ini
menjadi petunjuk umur Bumi.
Sebagai tambahan, peneliti juga mempelajari meteorit yang jatuh ke
Bumi. Benda ini datang dari berbagai sumber. Ada yang berasal dari planet
lain setelah tabrakan besar. Ada juga yang merupakan sisa serpihan dari
sistem tata surya awal.
Terdapat lebih dari 70 meteorit yang diperiksa dengan radiometrik.
Meteorit tertua berusia 4,4 hingga 4,5 miliar tahun. Batuan ini diambil dari
kawah meteor di Arizona. Meteor itu jatuh 50 juta tahun lalu.
Pada 1953, Clair Cameron Patterson, ilmuwan geokimia di Institut
Teknologi California mengukur rasio dari isotop utama pada sampel
meteorit yang memberikan pengukuran lebih rinci umur Bumi dan
diperkirakan berusia antara 4,53 miliar hingga 4,58 miliar tahun. Para
ilmuwan menafsirkan rentang waktu ini dibutuhkan oleh sistem tata surya
untuk berevolusi secara bertahap selama 50 juta tahun. (eks/age)
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Waktu adalah satuan yang didasarkan atas suatu daur (siklus) dari suatu
gejala perputaran bumi terhadap matahari. Sampai sekarang, belum banyak
diketahui oleh para pakar tentang kapan waktu itu dimulai.
Skala Waktu Geologi merupakan skala yang digunakan oleh para ahli
geologi dan juga ilmuwan untuk menjelaskan hubungan atau keterkaitan antar
peristiwa yang terjadi di sepanjang sejarah Bumi.
Peneliti memperkirakan umur Bumi mencapai 4,54 miliar tahun dengan
margin error 50 miliar tahun. Sebagai perbandingan, galaksi Bima Sakti tempat
tata surya berusia sekitar 13,2 miliar tahun atau tiga kali lebih tua dari usia tata
surya dan Bumi. Sementara usia semesta sendiri diperkirakan berusia 13,8
miliar tahun.

Anda mungkin juga menyukai