Anda di halaman 1dari 15

Tugas

PENGANTAR PENDIDIKAN
“PENDAPAT TOKOH DUNIA DAN TOKOH NASIONAL
TENTANG PENDIDIKAN”

Oleh

NAMA : La Ode Ramadan Abubakar

NIM : A1P119040

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

2019
Realisasi dan Konstribusi Pendidikan Menurut Tokoh Tokoh
Dunia

1. Pengertian Pendidikan Menurut Prof. Dr. John Dewey


Menurut Prof. Dr. john Dewey, pendidikan adalah sebuah proses pengal
aman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan, berarti pendidikan membantu
untuk pertumbuhan manusia tanpa adanya batasan usia. Proses pertumbuhan
merupakan proses penyesuaian setiap fase kehidupan dan menambah
kemampuan seseorang melalui pendidikan.
John Dewey Lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 dan meninggal pada
tanggal 1 Juni 1952, beliau merupakan seorang ahli filsuf Amerika, psikolog,
dan juga pelopor pembaharu pendidikan, yang mana
John Dewey ini sangat berpengaruh di Amerika
Serikat serta di seluruh dunia.
Beliau telah diakui oleh salah seorang
pencetus sekolah filsafat Pragmatisme (John Dewey
bersama dengan Charles William James dan Sanders
Peirce), yang menjadi pelopor dalam bidang
psikologi fungsional, serta seorang pengembang
yang fokus pada gerakan pendidikan progresif di
Amerika Serikat pada awal abad 20.
John Dewey dilahirkan di Vermont, beliau berasal dari keluarga yang
sederhana. John Dewey juga tercatat sebagai seorang profesor filsafat di
Columbia University, New York sejak tahun 1904. Seperti yang sudah dilihat
kebanyakan orang, di dalam bukunya mengenai Demokrasi dan Pendidikan,
Jogn Dewey mensintesis, mengkritik, serta memperluas gagasan dengan
filsafat yang mengarah pada pendidikan demokratis atau bisa disebut dengan
proto-demokratis Rousseau dan juga Plato.
Dewey bisa melihat jika Rousseau sebagai overemphasizing yang ada pada
masyarakat, di mana individu berada. Dewey telah membuktikan jika di
dalam bukunya itu bahwa pengalaman belajar seseorang dapat berpengaruh
dalam banyak hal seperti penjelajahan serta introduksi dengan ide-ide baru
yang revolusioner.
Pendidikan bukan sekedar proses pemberian ilmu pengetahuan yang
mempunyai sifat statis. Tetapi keterampilan dan pengetahuan siswa yang di
dapat dari proses belajar haruslah diintegrasikan ke dalam kehidupan dalam
bermasyarakat serta dalam dunia nyata.
Di Laboratorium, di Sekolah yang ia dirikan, yaitu di University of
Chicago, siswa belajar banyak mengenai praktikum kimia, fisika, serta
biologi dengan menyelidiki fenomena alam secara langsung, bersifat praktis,
dan dimulai dari hal yang kecil, serta dilakukan dengan bekerja. Filsafat yang
paling terkenal dari Dewey adalah “Learning by doing”.
Ide dari John Dewey tentang sistem pendidikan meskipun sudah cukup
populer tetapi tidak pernah secara luas digunakan dalam praktek pendidikan
yang ada di Sekolah-sekolah Amerika. Pendidikan yang bersifat Progresif
tidak banyak digunakan selama Perang Dingin, saat perhatian dalam
pendidikan telah menciptakan serta mempertahankan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk kepentingan militer.
Setelah Perang Dingin, pendidikanyang bersigat progresif ini muncul
kembali di banyak sekolah serta lingkaran teori pendidikan. Didalam
perkembangan revolusi bagaimana cara-cara belajar mengenai filsafat Dewey
kini telah digunakan secara luas di seluruh dunia.

2. Pengertian Pendidikan Menurut M.J. Langeveld


Arti pendidikan menurut M.J. Langeveld adalah suatu upaya untuk
membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan. Pendidikan
merupakan suatu usaha damam membantu seseorang untuk melakukan tugas
hidupnya, mampu mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan
juga suatu usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
Martinus J Langeveld adalah salah satu guru yang paling penting yang
berasal dari negara Belanda. Dia adalah seorang mahasiswa Hj Pos, Philp
Kohnstamm, Theodor dan Willliam Stren.Langeverd lahir di Harlem pada
lingkungan baptist kemudian pada usia 3 tahun dia
pindah ke Amsterdam. Pada tahun 1921 tepat pada
usia 18 tahun ia berhasil menyelesaikan tiga tahun
pendidikannya di HBS.
Langeveld terdaftar sebagai salah satu murid
yang ada pada salah satu perguruan tinggi di kota
Amsterdam bernama Amsterdam Lyceum dengan
mengambil fakultas seni belajar bahasa belanda dan
ilmu filsafat. Kemudian dengan latar belakang pendidikannya berhasil
menjadi salah satu pahlawan yang telah banyak berjasa dalam dunia
pendidikan.
Martinus J Langeveld berjasa dalam pengembangan ilmu pendidikan
dengan menciptakan sebuah karya dalam bentuk teks yaitu Beknopte
Theoritische Pedagogiek ( Pedagogi Teoritis Concise) dimana ia telah
mengembangkan suatu pedagogi fenomenologis. Karya itu sendiri diterbitkan
dalam edisi yang ke 15 tahun 1946 dan 1979.
Langeveld menganalisis fenomena dalam membesarkan anak dan
pengalaman pendidikan dengan memperhatikan dekat dengan situasi konkret
dan umum dan kejadian dalam kehidupan yang ada pada anak- anak juga
orang dewasa. Hal ini menyebabkan hasil yang sangat luar biasa.
Misalnya dia menolak bahwa otoritas pedagogis harus selalu berkaitan
dengan teori umum otoritas. Otoritas bukkanlah hanya soal moral, melainkan
otoritas akan diperlukan karena anak- anak membutuhkan pedagogi untuk
keberadaan mereka supaya dapat tumbuh dan berkembang.
Prinsip prinsip pedagogis yang merupakan pemahaman dari Langeveld
bertujuan untuk membangun kepribadian yang matang. Perilaku edukatif
yang dilakukan dalam masa pengajaran dirancang untuk membantu anak agar
dewasa dalam bertingkah laku dan pemikirannya. Yaitu mampu kompeten
dan memiliki moral yang handal serta dapat berbaur bersama masyarakat dan
pembentukan diri.
Peran pendidik yaitu menjadi wakil nurani untuk mendampingi anak
selama belum berada dalam posisi untuk mengambil tanggung jawab atas
perbuatannya. Pendidik adalah mengambil contoh dari kepribadian diri
bertanggung jawab, ditandai dengan berbagai sifat yang harus dimiliki yaitu
teliti, penuh kasih, tanpa pamrih dan tulus.
Tanggung jawab anak kepada orang tuanya harus digeser secara bertahap
dari orang tua, jadi anak dapat menentukan nasib dirinya sendiri dan
bertanggung jawab terhadap masa yang akan datang. Inti dari Pendapat
Langeveld adalah tujuan pendidikan dengan kebebasan pribadi dan
pendidikan bagi orang-orang yang dapat berdiri di belakang penilaian moral
mereka dalam hal ini para tenaga kependidikan

3. Pengertian Pendidikan Menurut Prof. Herman H. Horn


Pendidikan merupakan proses penyesuaian ke dalam tingkat yang lebih
tinggi bagi manusia yang berkembang secara fisik dan mental. Bebas dan
sadar terhadap Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar,
emosional, intelektual dan kemauan manusia.
Herman Harrel Horne ( 1874-1946) adalah
seorang filsuf amerika dan merupakan seorang
pendidik karakternya yang kuat dalam mendidik
dan ketaatannya terhadap agama kristen yang
dianutnya menjadikan ia terkenal sebagai juru
bicara untuk faham idealisme filosofis dalam
teori pendidikan dan praktek selama paruh waktu
pada abad ke 20.
Meskipun ia tidak mengaku menulis karya teologis, namun seringkali
dalam pembicaraannya dia menitikberatkan untuk melakukan pendekatan
spriritual dan agama dalam hal pendidikan. Salah satu kontribusi besar
Herman Harrell Horne, khususnya di bidang pendidikan agama dan Kristen,
adalah bukunya Yesus, guru guru.
Karya ini telah populer di kalangan agama dan evangelis sejak publikasi
pertamanya pada tahun 1920. Pertanyaan Horne, serta kedalaman dan
metode penelitian, menangkap daya tarik dan imajinasi siswa Alkitab yang
serius. Yesus, guru guru pertama kali diterbitkan untuk YMCA dan ditulis
ketika beberapa buku lainnya yang dibayarkan perhatian pada pedagogi
Yesus.
Tujuan dari buku itu pertama untuk menunjukkan bagaimana Yesus
mengajar dan kedua, “untuk mempengaruhi metode kita sendiri moral ajaran
dan agama” (Horne, 1920, p. X). Fokus dari buku ini bukan pada konten
tapi pada “bentuk yang konten ini dilemparkan” (hal. Xi).
Horne pernah berkata, “[Presiden G. Stanley Hall] telah membantu saya
untuk melihat Yesus sebagai Guru Besar, meskipun saya tidak menerima
dua kesimpulan penting bahwa Kristus yang sebenarnya adalah psikologis
dan agama yang rasial subjektif” (hal. Xi). Buku itu diterbitkan pada tahun
1964 dengan judul, Pengajaran Teknik Yesus, oleh Kregel Publikasi House,
dan telah sangat dipengaruhi evangelis Kristen, bahkan mungkin lebih dari
yang paling modern-hari Kristen menyadari.
Adapun Pendidikan dalam pengertian Prof. Herman H Horn adalah
suatu sistem dari bentuk penyesuaian yang lebih tinggi untuk makhluk yang
sudah mengalami perkembangan secara fisik juga mental yang bebas dan
sadar akan adanya Tuhan seperti termanifestasikan dalam keadaan yang ada
pada alam sekitar, intelektual , emosional, serta tekad yang ada pada diri
manusia.

4. Pengertian Pendidikan Menurut Plato


Plato menganggap pendidikan adalah sebuah proses pemenuhan atas
keingintahuan yang dengan sukarela mereka cari jawabannya. Ini sesuai
dengan apa yang ia katakan, yaitu: “Jangan paksa anakmu untuk belajar
dengan kekerasan atau kekasaran, tetapi arahkan mereka kepada hal yang
menyenangkan pikiran mereka. Jadi mereka menemukan keahlian mereka
masing-masing.”
Plato lahir pada tahun 427 sebelum
masehi. Dia berasal dari keluarga aris yang
secara turun-temurun memiliki peran penting
dalam politik di Atena. Plato merupakan murid
dari salah satu filsuf terbesar di jamannya, yaitu
Socrates. Bertemu dengan Socrates merupakan
peristiwa besar yang mengubah hidup Plato.
Menurutnya Socrates merupakan orang
paling jujur, paling bijaksana, paling baik dan paling adil yang pernah dia
temui. Tak heran bila dalam karyanya, sang guru selalu diberi tempat yang
utama dan memiliki peran yang sentral. Kematian Sokrates pada rezim
demokratis membuat Plato berpikir bahwa ada yang salah pada Negara
Athena.
Sejak saat itu hampir seluruh pikirannya berpusat pada konsep negara
yang ideal. Hasil pemikirannya dituangkan dalam karya-karya filsafat. Ciri
khas dari karya Plato adalah tulisannya yang berupa dialog-dialog, kecuali
karyanya yang berjudul apologia dan surat-surat. Plato adalah filsuf pertama
yang menjadikan dialog sebagai ekspresi pemikirannya dalam bentuk sastra.
Menurutnya tinta dan pena membekukan pemikiran sejati yang ditulis
dalam huruf-huruf yang membisu. Sehingga Plato berpendapat jika pemikiran
sampai perlu ditulis, maka bentuk dialog adalah yang paling cocok. Karya-
karya mahsyur dari Plato antara lain, Pembahasan mengenai negara ideal
berjudul “Republik” atau disebut “Politeia” yang berarti “negeri”.
Selanjutnya adalah kumpulan dialog panjang Plato berjudul “Nomoi”,
yang sekaligus merupakan karya terakhirnya dan baru disebarkan oleh para
muridnya ketika Plato telah meninggal pada tahun 347 sebelum masehi.
Menurut kabar yang beredar, guru dari Aristoteles ini meninggal dalam
keadaan menulis.
5. Pengertian Pendidikan Menurut Albert Einstein
Menurut Einstein Pendidikan adalah apa yang sudah ada di luar kepala
kita. Ini seperti apa yang beliau pernah katakan, “Pendidikan adalah sesuatu
yang tersisa setelah seseorang melupakan apa
yang ia pelajari di sekolah.” Ilmuwan terbesar
abad ke-20 ini lahir pada tanggal 14 Maret 1879
di Kota Ulm, Wuttemberg, Jerman. Eintein kecil
sangat pendiam dan tidak senang bermain
bersama teman-temannya. Kegiatan favoritnya
adalah bermain musik dan belajar sains.
Meskipun menyukai sains, einstein mengalami
kesulitan dalam mengikuti pelajaran di
sekolahnya.
Sehingga dia dianggap oleh sekolahnya sebagai murid yang
terbelakang. Meski begitu, eistein tak pernah menyerah dalam belajar ilmu
sains. Ia pun mengeyam pendidikan hingga jenjang universitas. Setelah lulus
dari Institut Teknologi Swiss Federal (Eidgenössische Technische
Hochschule) di Zurich, Einstein bekerja di Kantor Paten Swiss sebagai penilai
produk paten yang memerlukan pengetahuan fisika sejak tahun 1902.
Saat itulah Einstein sadar bahwa penerapan ilmu fisika dalam produksi
nyata lebih penting dari sekedar teori dan penjelasan saja. Saat bekerja ia
banyak memberi masukan, memperbaiki dan mengavaluasi produk-produk
yang akan dipatenkan agar hasilnya lebih praktis dan efisien. Atas prestasinya
selama bekerja, Einstein diangkat sebagai pegawai tetap di tahun 1904.
Sembari bekerja, Einstein terus menelurkan karya-karya tulisnya.
Thesisnya yang terkenal adalah thesis mengenai relativitas khusus, efek foto
listrik dan gerak Brownian. Bahkan salah satu thesisnya tentang efek foto
listrik mendapat penghargaan Nobel .
Namun banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa dua karya thesis
Einstein yang lainnya juga pantas mendapat Nobel, karena karya tulis
Einstein merupakan pondasi bagi perkembangan fisika modern. Karya
terbesar Einstein adalah Teori Relativitas dengan rumus E=mc2 . Rumus
tersebut tertuang dalam Papernya berjudul Elektrodinamika Benda Bergerak
dimuat oleh Annalender Physik yang merupakan organisasi Persatuan Fisika
Murni dan Terapan. Sejak saat itu nama Einstein terus melejit di dunia sains
modern.
Einstein meninggal pada tahun 1955 di usia 76 tahun.Otaknya diawetka
n oleh pihak rumah sakit agar saat ilmu tentang saraf sudah mengalami
kemajuan di masa depan, peneliti dapat mengetahui penyebab kecerdasan
Einstein. Di tahun 1995 seluruh karya tulis Einstein diterbitkan kepada
publik. Tahun ini juga dikenal sebagai Tahun Fisika.Johann Friedrich
Herbart, lahir 4 Mei 1776, Oldenburg meninggal 14 Agustus 1841,
Gottingen, Hanover, filsuf dan pendidik Jerman, abad ke 19 yang diperbarui
pada Realisme dan dianggap sebagai pendiri pedagogi ilmiah modern.
Dalam bukunya History of Pedagogy, pertama kali diterbitkan pada
tahun 1879, tidak berusaha untuk menguraikan ide-ide Herbart, menyangkal
dirinya dengan satu atau dua pengamatan umum tentang penekanan diberikan
oleh Herbart tentang hubungan antara psikologi dan pedagogi.
Pada tahun 1906 penyebaran ajaran baru menuntunnya untuk mencurahkan
satu monograf ke Herbart, dan dengan demikian memperkenalkan kepada
rekan senegaranya seorang guru besar yang tidak mereka kenal, sementara
seluruh dunia dengan bersemangat mempelajari dan menerapkan doktrin-
doktrinnya.
Di Amerika Serikat, Herbartianisme adalah pedagogi fashionable,
meskipun sudah, sampai batas tertentu, sedang dilawan oleh pengaruh
Dewey. Di negeri ini memiliki murid-murid yang antusias, tetapi harus
berjuang melawan oposisi terhadap landasan filosofisnya dan konsepsinya
tentang bagaimana karakter dapat dibangun.
Realisasi Pendidikan Menurut Tokoh Tokoh Nasional

1. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan merupakan suatu tuntutan hidup tumbuh kembangnya
anak-anak. Maksudnya adalah penddidikan mengantarkan peserta didik untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya.
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pahlawan nasional yang lahir di
Yogyakarta, 2 Mei 1889 dan meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada
umur 69 tahun. Sebelum tahun 1922 namanya adalah Raden Mas Soewardi S
oerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat).
Ki Hajar Dewantara atau biasa disingkat sebagai "Soewardi" atau
"KHD" adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi,
dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi
Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia
adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu
lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa
memperoleh hak pendidikan seperti halnya para
priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang
diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari
semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian
Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah
nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya
diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi
Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri PendidikanPe
ngajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar
doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua
Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis
pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat
Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan
dimakamkan di Taman Wijaya Brata. (sumber: Wikipedia bahasa Indonesia -
Ensiklopedia bebas)
2. Kiai Haji Ahmad Dahlan
Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah Sang Penggagas lahirnya Persyarikat
anMuhammadiyah pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan 18 No
vember 1912. Dari pemikiran K.H Hasyim Asy’ari tentang pendidikan juga
didasari oleh kesadaran akan perlunya literatur yang membahas tentang etika
(adab) dalam mencari ilmu pengetahuan.
Dalam knteks ini, K.H Hasyim As
y’ari tampaknya berkeinginan bahwa dalam mel
akukan kegiatan-kegiatan keagamaan itu disertai
oleh perilaku sosial yang santun (Akhlakul Kari
mah). Ditengarai, bermukimnnya KH. Hasyim
As’ari selama di Makkah telah menumbuhkan s
emangat perlawanan terhadap kolonialisme. Inte
raksi sosial yang terjalin antar sesama pelajar
dari Jawa khususnya dan daerah jajahan pada umumnya, talah membentuk
kesadaran resistensi terhadap kolonialism. KH. Hasyim Asy’ari bukan
iintelektual an sich yang bergumul dengan buku dan pesantren, seperti
tercermin dalam beberapa karyanya, tetapi memanfaatkan posisinya sebagai
elit keagamaan dalam politik.
Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis lahir di Yogyakart
a, 1 Agustus 1868, meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54
tahun, beliau adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah putera
keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar
adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan
Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri
dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat pada masa itu.
Muhammad Darwisy dilahirkan dari kedua orang tua yang
dikenal sangat alim, yaitu KH. Abu Bakar (Imam Khatib Mesjid Besar Kesult
anan Yogyakarta) dan Nyai Abu Bakar (puteri H. Ibrahim, Hoofd Penghulu Y
ogyakarta).
Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhamm
adiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara.
Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan
beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam
Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits.
Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan
sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi
politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.
Selain aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah
Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup
berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta
yang cukup menggejala di masyarakat.

3. Raden Adjeng Kartini


Pemikiran Kartini sebagian besar dipengaruhi realitas sosial di sekelili
ngnya dan interaksi gagasan dengan rekan-rekannya di Belanda. Tapi sifat pr
ogresif yang diwarisi dari ayahnya, Sosroningrat, bahwa pendidikan sebagaiin
strumen penting kemajuan bangsa dan ilmu pengetahuan sebagai pintukebaha
giaan individu dan masyarakat, telah membekas
mendalam pada dirinya.
Raden Adjeng Kartini (lahir di
Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 -meninggal
di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904
pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat
disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh
Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini
dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Ada kalangan yang meragukan kebenaran surat-surat Kartini. Ada
dugaan J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan saat
itu, merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan ini timbul karena memang
buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda menjalankan politik
etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan
mendukung politik etis. Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat
tak diketahui keberadaannya. Menurut almarhumah Sulastin Sutrisno, jejak
keturunan J.H. Abendanon pun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda.
Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak
diperdebatkan. Pihak yang tidak begitu menyetujui, mengusulkan agar tidak
hanya merayakan Hari Kartini saja, namun merayakannya sekaligus dengan
Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Alasan mereka adalah agar tidak pilih
kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya, karena masih ada
pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini seperti Cut Nyak
Dhien, Martha Christina Tiahahu,Dewi Sartika dan lain-lain.

4. Dewi Sartika
Dewi Sartika dikenal sebagai tokoh Jawa Barat yang menjadi perintis
pendidikan bagi kaum perempuan. Kepeduliannya terhadap pendidikan dibuk
tikannya dengan mendirikan sekolah pada tahun 1904, bernama 'Sakola Istri'.
Sempat berganti nama menjadi Sakola Kautamaan Istri pada tahun 1910,
saat ini sekolah tersebut bernama Sekolah Dewi Sartika.Menurut Dewi Sartik
a dalam bukunya, terdapat tiga hal utama yang menjadi dasar keutamaan seor
ang perempuan. Yakni berdasarkan bangsanya, adat dan kebiasaan, serta
pendidikan yang ditanamkan sejak kecil.
Dewi Sartika lahir pada 4 Desember
1884 di Bandung – meninggal di Tasikmalaya, 11
September 1947 pada umur 62 tahun. Beliau
adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum
wanita, diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh
Pemerintah Indonesia tahun 1966.
Bakat pendidik dan kegigihan untuk
meraih kemajuan sudah ditunjukkan Dewi Sartika
dari kecil. Sambil bermain di belakang gedung
kepatihan, beliau sering memperagakan praktik di sekolah, belajar baca-tulis,
dan bahasa Belanda, kepada anak-anak pembantu di kepatihan. Papan bilik
kandang kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar.
Saat Dewi Sartika baru berumur sekitar sepuluh tahun, Cicalengka
digemparkan oleh kemampuan baca-tulis dan beberapa patah kata dalam
bahasa Belanda yang ditunjukkan oleh anak-anak pembantu kepatihan.
Gempar, karena waktu itu belum ada anak (apalagi anak rakyat jelata) yang
memiliki kemampuan seperti itu, dan diajarkan oleh seorang anak perempuan.
Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum
perempuan. Di sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung,
Dewi Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan.
Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis dan sebagainya,
menjadi materi pelajaran saat itu.
Dewi Sartika mendapat kelar Pahlawan Nasional pada 1 Februari 1966
melalui Keppres No. 252 Tahun 1966. (Baca selengkapnya di : "Biografi
Dewi Sartika - Pahlawan Nasional dan Perintis Pendidikan wanita")

5. Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy’arie


Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie - bagian belakangnya juga
sering dieja Asy'ari atau Ashari adalah salah seorang Pahlawan Nasional
Indonesia yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam
yang terbesar di Indonesia. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren ia
dijuluki dengan sebutan "Hadratus Syeikh" yang berarti maha guru.
K.H Hasjim Asy'ari yang lahir di Desa
Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang,
Jawa Timur, 10 April 1875 adalah putra ketiga dari
10 bersaudara dari Ayahnya bernama Kyai Asy'ari,
pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah
selatan Jombang dan Ibunya bernama Halimah.
Pada tahun 1899 K.H. Hasjim Asy'ari
mendirikan Pesantren Tebu Ireng, yang kelak
menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Pada tahun
1926, K.H Hasjim Asy'ari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya
Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama.
Beliau diangkat menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 17
November 1964 berdasarkan Keppres No. 294 Tahun 1964. (Baca
selengkapnya di : "Biografi Hasjim Asy'ari - Pendiri Pesantren Tebu Ireng")

Anda mungkin juga menyukai