Anda di halaman 1dari 16

3

Tugas Individu

MAKALAH KOSMOGRAFI
“Bintang Dan Pembentukanya”

Disusun oleh:
Nama : ZARIANA
Nim : A1P119098

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
4
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita limpahkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang pembahasan mengenai “
kOSMOGRAFI”, Tidak lupa pula kita haturkan sholawat serta salam kepada baginda
nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam
yang terang benderang.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pembahasan
dari materi ini, sehingga saya selaku penulis akan merangkum segalah mengenai pokok
pembahasan ini.
Dalam menyusun makalah ini, penulis menyadari banyaknya kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak agar makalah ini dapat lebih baik lagi
kedepannya.

Kendari,30 April 2020

Penyusun
5
1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................
DFTAR ISI........................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................
A. Latar belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan penulisan 2
BAB II PEMBAHSAN......................................................................................................................................
A. Pengertian bintang 3
B. Ciri-iri bintang 4
C. Jenis bintang 6
D. Teori pembentukan bintag 7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................................
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................
6
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sejak masa lampau bintang-bintang telah menjadi bagian dari kebudayaan


manusia. Banyak kebudayaan masa lampau yang menjadikan bintang-bintang
sebagai patokan dalam kegiatan praktik keagamaan, navigasi, penanda waktu dalam
kegiatan agraris dan masih banyak lagi. Hingga masa kini, ilmu perbintangan klasik
masih dapat digunakan salah satunya adalah pemanfaatan rasi bintang sebagai
navigasi serta kalender Gregorian yang umum digunakan manusia kini juga disusun
berdasarkan posisi Bumi relatif terhadap bintang terdekat, yakni Matahari.

Pada awalnya studi tentang bintang-bintang sebatas bintang yang tampak karena
bermula dari rasa ingin tahu. Pada prosesnya rasa ingin tahu akan bintang- bintang
telah membuka dan menggiring manusia pada ilmu pengetahuan tentang alam
semesta. Bintang merupakan obyek astronomi yang menarik karena selain
menghasilkan cahaya sendiri yang membuatnya mudah terdeteksi, juga dikarenakan
bintang memiliki jalur evolusi tersendiri yang membuat manusia bisa
memperkirakan keadaan bintang, baik di masa depan maupun di masa lalu.

Bintang dapat terbentuk oleh karena adanya kontraksi awan molekul (nebula).
Pada prosesnya bintang-bintang terbentuk secara berkelompok. Kelompok-
kelompok bintang ini disebut sebagai gugus (cluster) dan dibagi menjadi beberapa
kelas bedasarkan jumlah anggota dan interaksi gravitasinya. Adapun klasifikasi
bintang yang diurutkan berdasarkan interaksi gravitasi terlemah hingga terkuat
adalah asosiasi bintang, gugus terbuka (open cluster), gugus muda masif (young
massive cluster) serta gugus bola (globular cluster). Gugus bintang merupakan
obyek yang sangat penting dalam studi evolusi bintang. Bintang-bintang anggota
gugus terikat satu sama lain oleh gaya gravitasi dan terpengaruh oleh gravitasi dari
obyek lain. Bintang anggota gugus memiliki komposisi kimia yang mirip karena
berasal dari awan molekul yang sama, sehingga parameter utama anggota gugus
seperti usia, jarak dan pemerahan (reddening) akan lebih mudah dipelajari
dibandingkan dengan bintang yang menyendiri. Selain itu, gugus bintang memiliki
anggota yang lahir dalam waktu yang hampir bersamaan, oleh karenanya tiap
7
bintang dalam satu gugus memiliki usia yang hampir sama dan memudahkan dalam
1
penelitian (Formert, 2007).
4
Keadaan fisis bintang dapat ditentukan berdasarkan spektrum dan kuat
cahayanya. Pengukuran kuat cahaya dapat dilakukan dengan metode fotometri.
Fotometri dilakukan untuk mempelajari kuantitas, kualitas dan arah pancaran radiasi.
Fotometri pada awalnya digunakan sebagai metode untuk mengamati benda langit
yang sebatas pada panjang gelombang visual atau optik. Namun, dewasa ini
fotometri digunakan berdasarkan konsep radiasi benda hitam sehingga sinyal yang
diterima tidak hanya sebatas cahaya tampak.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Bintang?


2. Sebutkan pembagian ciri-ciri Bintang?
3. jelskan jenis-jenis bintang?
4. jelaskan proses pembentukan bintang?

C. Tujuan

Setelah mempelajari materi yang ada dalam makalah ini, secara khusus pembaca
diharapkan dapat:

1. Menjelaskan tentang Bintang salah satu benda Langit


2. Menjelaskan ciri-ciri Bintang
3. menjelaskan jenis-jenis bintang
4. menjelaskan teori terbentuknya bintang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bintang

Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.Di mana bintang


sendiriterbagi menjadi bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang
tidakmenghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang
lain.Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum
sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang
nyata).Bintangmerupakan benda langit yang jaraknya sangat jauh dari bumi. Penemuan jarak
bintang barudapat dilihat pada abad ke-19, cara yang digunakan adalah cara
paralaks trigonometri. Kitatahu bahwa bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu sekali
keliling dalam waktu satutahun. Akibat gerak edar bumi, bintang yang dekat akan terlihat
seolah-olah menempuhlintasan berbentuk elips yang sebenarnya merupakan mencerminan
gerak bumi.Dan matahariadalah sebuah bintang dilihat dengan teropong bintang hanya
terlihat sebagai titik cahaya sajayang tidak ada bedanya dengan kalau kita melihat dengan
mata telanjng (tanpa alat).Penggunaan teropong atau teleskop dapat membantu pengamatan
bintang lebih telitidiantaranya:1. Bintang yang lemah cahayanya dapat dilihat dan dimati
dengan teleskop bergarisdengan 60 cm kita dapat melihat bintang yang 100.000 kali lebih
lemah dari pada bintangterlemah yang dilihat oleh mata telanjang (tanpa alat)2. Bintang yang
jarak sudutnya sangat kecil dapat dilihat secara terpisah

Bintang yang dapat menghasilkan cahaya sendiri disebut bintang nyata, sedangkan
bintang yang tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri disebut bintang semu.Meskipun
bintang ada yang tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri, namun secara umum istilah
bintang biasanya dipakai untuk benda langit yang menghasilkan cahaya sendiri.Bintang
merupakan semua objek bermassa antara 0,08 – 200 kali massa Matahari yang sedang atau
pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Contoh bintang
adalah Matahari yang merupakan bintang paling dekat dengan Bumi

B. Ciri-ciri Bintang

1. Ukuran Bintang

Semua bintang kecuali Matahari tampak seperti titik-titik kecil jika dilihat dari Bumi
dengan mata telanjang. Hal tersebut dikarenakan jaraknya yang sangat jauh dari Bumi.
Sedangkan itu Matahari terlihat sangat besar dikarenakan Matahari merupakan bintang
terdekat dengan Bumi. Walaupun bintang tampak seperti titik, tapi ukuran sebenarnya dari
bintang sangat besar dan bervariasi, ada bintang yang ukurannya hanya 20 – 40 km, ada juga
yang ukurannya mencapai 900 km.

2. Massa Bintang

Karena ukuran bintang yang bervariasi, maka massa bintang pun bervariasi. Yang jelas,
sebuah benda langit bisa dikatakan bintang jika dia menghasilkan cahaya sendiri dan
mempunyai massa 0,08 – 200 kali massa Matahari. Salah satu Bintang yang paling besar
ialah Eta Carinae yang massanya mencapai 100 – 150 kali massa Matahari.

3. Komposisi Bintang

Bintang-bintang yang ada di Galaksi Bimasakti mempunyai komposisi yang tersusun atas
71% hidrogen dan 27% helium dan sisanya berupa unsur-unsur yang lebih berat. Karena
unsur-unsur yang lebih berat itu terus bertambah di awan molekul (tempat terbentuknya
bintang), maka unsur yang dimiliki oleh sebuah bintang menjadi faktor utama untuk
mengidentifikasi usia bintang itu. Selain itu, unsur yang dimiliki oleh sebuah bintang bisa
memberikan informasi mengenai sistem planet pada bintang itu.
4. Struktur Inti Bintang

Bintang selalu mempunyai bagian inti yang setimbang secara hidorstatis. Kesetimbangan
hidrostatis ini terjadi saat tekanan dari dalam ke luar bintang mengimbangi gaya gravitasi
yang menarik bintang dari luar ke dalam. Selain kesetimbangan hidrostatis, inti bintang pun
mesti berada dalam kesetimbangan termal (suhu).

5. Suhu Bintang

Suhu permukaan sebuah bintang sangat ditentukan oleh besar kecilnya energi di intinya.
Suhu sebuah bintang bisa diperkirakan dengan menganalisis indeks warna atau spektrum
bintang. Bintang-bintang yang besar biasanya mempunyai suhu mencapai 50.000oC.

6. Usia Bintang

Umur atau usia bintang bisa diperkirakan dari massanya. Biasanya semakin besar massa
sebuah bintang maka semakin muda umur bintang itu. Usia bintang yang banyak ditemui
sekarang ini berada dalam rentang 1 – 10 milyar tahun, tapi adapula bintang yang umurnya
lebih tua sedikit atau lebih muda.

7. Kinematika Bintang

Pengamatan kinematika bintang berdasarkan arah kecepatan radialnya, apakah menuju


atau menjauhi matahari serta pergeserannya secara melintang. Lewat data itu, astronom bisa
mengetahui asal mula, umur, bahkan struktur dan evolusi bintang dan galaksi di sekitarnya.

8. Rotasi Bintang

Spektroskopi merupakan alat yang dipakai untuk mengukur kecepatan rotasi suatu
bintang. Selain memakai alat itu, kecepatan rotasi bintang juga bisa ditentukan dengan
mengamati laju rotasi bintik bintang. Bintang muda biasanya mempunyai laju rotasi lebih
cepat dibanding bintang yang lebih tua. Faktor yang mempengaruhi kecepatan rotasi bintang
ialah medan magnet serta angin bintang.

9. Medan Magnet Bintang
Selain mempengaruhi suhu permukaan bintang, bagian inti bintang juga bisa
menghasilkan medan magnet. Medan magnet tersebut timbul karena terjadinya gerakan
plasma seperti suatu dinamo di dalam inti bintang. Kekuatan medan magnetis bintang
dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya ialah massa, komposisi, dan aktivitasi yang
terjadi di sekitar permukaan bintang.

C. Jenis Bintang

Bintang-bintang yang terdapat di  ini dapat diklasifikasikan berdasarkan efek


luminosistas dalam garis spektrum serta berdasarkan suhu dan warna. Berikut ini adalah macam-
macam bintang berdasarkan dua hal tersebut.

· Macam-Macam Bintang Berdasarkan Efek Luminosistas

■ 0 (Maha Maha Raksasa)

■ I (Maharaksasa)

■ II (Raksasa Terang)

■ III (Raksasa)

■ IV (Sub-Raksasa)

■ V (Deret Utama)

■ VI (Sub-Katai)

■ VII (Katai Putih)


· Macam-Macam Bintang Berdasarkan Suhu Permukaan dan Warna

Kelas Suhu Contoh


O Lebih dari 33.000 K Zeta Ophiuchi
B 10.500 – 30.000 K Rigel
A 7.500 – 10.000 K Altair
F 6.000 – 7.200 K Procyon A
G 5.500 – 6.000 K Matahari
K 4.000 – 5.250 K Epsilon Indi
M 2.600 – 3.850 K Proxima Centauri

D. Teori Pembentukan Bintang

Pada malam hari di langit kita akan melihat titik-titik yang bersinar berkelap-kelip indah
dalam jumlah yang banyak. Titik-titik bersinar itu disebut bintang. Bintang ada yang mampu
menghasilkan cahaya sendiri namun ada juga yang cahayanya yang dipancarkan dari
pantulan bintang lain. Bintangyang dapat menghasilkan bintang sendiri disebut bintang nyata
dan yang tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri disebut bintang semu. Bintang-bintang
sebenarnya adalah bola gas besar yang dibuat terutama dari hidrogen dan helium. Bintang-
bintang ini menjalani proses yang panjang sebelum terbentuk.

Bintang mulai sebagai partikel di awan debu dan gas yang luas. Kemudian beberapa gaya
gravitasi dari benda-benda di sekitarnya memicu terbentuknya bekuan di dalam awan. Saat
kekuatan yang dihasilkan benda-benda sebelumnya bergerak melalui awan, partikel
bertabrakan dan mulai membentuk gumpalan. Seiring berjalannya waktu, rumpun mencapai
lebih banyak massa dan karena itu merupakan tarikan gravitasi yang kuat, yang menarik
lebih banyak partikel dari awan di sekitarnya. Karena banyak zat jatuh ke dalam rumpun,
pusatnya menjadi lebih padat dan lebih panas.

Selama satu juta tahun, rumpun itu tumbuh menjadi tubuh kecil yang padat yang disebut
protobintang. Ini terus menarik lebih banyak gas dan menjadi lebih panas lagi. Ketika
protobintang cukup panas, atom hidrogennya mulai menyatu, menghasilkan helium dan arus
keluar energi dalam prosesnya. Reaksi ini disebut reaksi fusi nuklir. Namun, dorongan keluar
dari energi fusi masih lebih lemah daripada tarikan gravitasi ke dalam pada tahap ini.Zar-zat
terus mengalir ke dalam protobintang, sehingga menambah massa dan panas. Akhirnya,
setelah berjuta-juta tahun, bintang mencapai titik kritis. Jika cukup massa runtuh ke dalam
protobintang, semburan dua kutub terjadi akan membersihkan bintang muda dari gas-gas dan
debu.

Tim pertama yang dipimpin John Tobin dari Observatorium Leiden, Belanda
mempelajari bintang-bintang muda ini dan menyimpulkan ada 2 mekanisme pembentukan
sistem multi bintang. Dan bintang-bintang muda ini juga bisa dikelompokan dalam 2 kategori
berdasarkan jarak antar bintang di dalam sistem.

Untuk sistem yang dekat, bintang-bintangnya terpisah sekitar 75 kali jarak Bumi –
matahari atau 75 AU. Kelompok lainnya yang lebih jauh, jarak antar bintang di dalam
sistemnya bisa mencapai 3000 AU atau 3000 kali jarak Bumi – Matahari. Hal lain yang
mereka temukan, lebih dari setengah bintang muda bukanlah bintang tunggal. Dengan kata
lain, pembentukan bintang cenderung untuk menghasilkan sistem multi bintang dan bukan
bintang tunggal.Bagaimana proses pembentukan sistem multi bintang? Ada beberapa teori
yang sudah diajukan. Dan pengamatan pada bintang-bintang muda ini memberi indiksi kalau
jarak antar bintang bisa memberi petunjuk teori mana yang berlaku umum dalam
pembentukan sistem multi bintang.

Bintang terbentuk dalam awan gas dan debu raksasa yang mengalami keruntuhan
gravitasi. Bintang mulai terbentuk di pusat sedangkan materi yang tersisa membentuk
piringan yang berotasi di sekeliling bintang muda tersebut. Setelah massa yang dikumpulkan
oleh bintang muda yang baru terbentuk memiliki temperatur dan tekanan yang cukup di
pusat, maka reaksi termonuklir pun dimulai. Sementara piringan yang terbentuk di sekeliling
bintang menjadi waduk materi bagi planet yang akan terbentuk.Itu pembentukan bintang
secara umum. Nah, sistem multi bintang yang jarak antar bintangnya sangat jauh, mereka
terbentuk dari turbulensi pecahan awan yang lebih besar. Sementara sistem yang lebih dekat
jarak bintang-bintangnya, terbentuk dari pecahan di dalam piringan materi yang mengorbit
protobintang pertama.
Penemuan lainnya dari tim ini, sistem yang lebih tua ternyata hanya memiliki sedikit
sistem multi bintang denga jarak antar bintang yang sangat jauh, jika dibanding dengan
kelompok protobintang muda. Diperkirakan, sistem dengan bintang yang jaraknya sangat
berjauhan tidak benar-benar terikat secara gravitasi sehingga akan dengan mudah bagi
bintang-bintangnya melepaskan diri dan jadi bintang tunggal.

Pengamatan dilakukan dengan teleskop radio Very Large Array (VLA) pada hampir 100
bintang muda sebagai bagian dari program survei VLA Nascent Disk and
Multiplicity (VANDAM).  Para astronom mengamati protobintang di Awan Molekular
Perseus yang jaraknya 750 tahun cahaya selama 264 jam dari tahun 2013-2015.

Awan Molekular Perseus merupakan awan gas dan debu raksasa yang menjadi palung
kelahiran bintang. Awan ini sangat besar dan memiliki materi yang cukup untuk membentuk
10000 bintang baru.  Sebuah laboratorium raksasa untuk mempelajari evolusi bintang dan
planet.

Tim pertama yang dipimpin John Tobin dari Observatorium Leiden, Belanda
mempelajari bintang-bintang muda ini dan menyimpulkan ada 2 mekanisme pembentukan
sistem multi bintang. Dan bintang-bintang muda ini juga bisa dikelompokan dalam 2 kategori
berdasarkan jarak antar bintang di dalam sistem.

Untuk sistem yang dekat, bintang-bintangnya terpisah sekitar 75 kali jarak Bumi –
matahari atau 75 AU. Kelompok lainnya yang lebih jauh, jarak antar bintang di dalam
sistemnya bisa mencapai 3000 AU atau 3000 kali jarak Bumi – Matahari. Hal lain yang
mereka temukan, lebih dari setengah bintang muda bukanlah bintang tunggal. Dengan kata
lain, pembentukan bintang cenderung untuk menghasilkan sistem multi bintang dan bukan
bintang tunggal.

Bintang terbentuk dalam awan gas dan debu raksasa yang mengalami keruntuhan
gravitasi. Bintang mulai terbentuk di pusat sedangkan materi yang tersisa membentuk
piringan yang berotasi di sekeliling bintang muda tersebut. Setelah massa yang dikumpulkan
oleh bintang muda yang baru terbentuk memiliki temperatur dan tekanan yang cukup di
pusat, maka reaksi termonuklir pun dimulai. Sementara piringan yang terbentuk di sekeliling
bintang menjadi waduk materi bagi planet yang akan terbentuk.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya.Di mana bintang sendiriterbagi
menjadi bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidakmenghasilkan
cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain.Bintang nyata adalah
bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa
yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).Bintangmerupakan benda langit yang jaraknya
sangat jauh dari bumi. Penemuan jarak bintang barudapat dilihat pada abad ke-19, cara yang
digunakan adalah cara paralaks trigonometri. Kitatahu bahwa bumi bergerak mengitari matahari
dalam waktu sekali keliling dalam waktu satutahun. Akibat gerak edar bumi, bintang yang dekat
akan terlihat seolah-olah menempuhlintasan berbentuk elips yang sebenarnya merupakan
mencerminan gerak bumi

Ciri-ciri bintang
1. Ukuran Bintang
2. Massa Bintang
3. Komposisi Bintang
4. Struktur Inti Bintang
5. Usia Bintang
6. Suhu Bintang
7. Kinematika Bintang
8. Rotasi Bintang
9. Medan Magnet Bintang

B. Saran

Setelah membaca makalah ini penulis sarankan untuk lebih memahami mengenai materi
“Hidrologi” dari setiap metode penulisan di amalkan dan dipatuhi dengan baik agar berfungsi
atau berpengaruh pada masyarakat luar, daerah, negara, maupun luar negeri.

DAFTAR PUSTAKA

https://duniapendidikan.co.id/bintang-adalah/
https://langitselatan.com/2016/01/07/pembentukan-bintang-planet-dalam-pandangan-teleskop-radio/

Anda mungkin juga menyukai