Anda di halaman 1dari 4

Review Kuliah Tamu

"Formative Assesment in the Inquiry Learning"

1. Penilaian Formatif (formative assessment)


Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik. Penilaian
formatif sesungguhnya merupakan penilaian acuan patokan (criterion-referenced
assessment). Apa yang dimaksudkan dengan penilaian formatif seperti yang diberikan
pada akhir satuan pelajaran sesungguhnya bukan sebagai penilaian formatif lagi,
sebab data-data yang diperoleh akhirnya digunakan untuk menentukan tingkat hasil
belajar peserta didik. Kiranya lebih tepat jika penilaian pada akhir satuan pelajaran itu
dipandang sebagai penilaian sub-sumatif. Jika dimaksudkan untuk perbaikan proses
pembelajaran, maka maksud itu baru terlaksana pada jangka panjang, yaitu pada saat
penyusunan ptahun berogram rikutnya (zainal arifin, 2012 ).
Penilaian formatif learning berguna untuk melihat / memantau kemajuan
belajar dari peserta didik atau siswa selama kegitan belajar mengajar berlangsung dan
juga memberikan efek balikan atau feedback agar mengetahui kelemahan –
kelemahan dari program pembelajaran dan juga bisa mengevalusinya untuk lebih baik
kedepannya
Model 5ES dari inkuiri terbimbing
Model terdiri dari lima fase: terlibat, mengeksplorasi, menjelaskan,
menguraikan, dan mengevaluasi

1) Fase keterlibatan memberikan kesempatan bagi guru untuk memperoleh pengetahuan


siswa sebelumnya dan mengumpulkan informasi tentang pemikiran mereka saat ini
tentang konsep yang diajarkan.
2) Peran guru dalam fase eksplorasi, setelah kegiatan dan memberikan latar belakang dan
materi, adalah mendengarkan untuk mengamati, dan untuk membimbing siswa ketika
mereka mengklarifikasi pemahaman mereka.
3) Pada fase jelaskan, guru membangun hubungan dan hubungan antara pengetahuan
sebelumnya siswa dan pengalaman belajar baru yang mengarahkan mereka untuk
membangun penjelasan berbasis bukti. Siswa dalam fase rumit ditantang dengan situasi
baru untuk menerapkan konsep yang dipelajari dan didorong untuk berinteraksi satu sama
lain dan dengan sumber daya lainnya.
4) Pada fase menguraikan siswa dapat menggambarkan penyelesaian dari percobaan yang
telah dikaitkan dengan informasi tersebut.
5) Akhirnya, dalam fase evaluasi, guru harus melibatkan siswa dalam pengalaman yang
dapat dimengerti, konsisten dengan fase sebelumnya dan sesuai dengan penjelasan.

6) Penilaian formatif untuk mendukung pelaksanaan penyelidikan Penilaian berkelanjutan


pemahaman siswa untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran; yaitu, penilaian
formatif, penilaian untuk pembelajaran dan bukan pembelajaran.

2. Penilaian yang sesuai dengan pembelajaran ipa

Penilaian pada pembelajaran ipa yang sesuai harus mempunyai 3 aspek.


 Penilaian Pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep IPA
Penilaian ini bertujuan untuk melihat penguasaan peserta didik terhadap fakta,konsep,
prinsip, dan hukum-hukum dalam IPA dan penerapannya dalam kehidupan. Peserta
didik diharapkan dapat menggunakan pemahamanny atersebut untuk membuat
keputusan, berpartisipasi di masyarakat, dan menanggapi isu-isu lokal dan global.
 Penilaian Keterampilan dan Proses
Keterampilan proses IPA itu meliputi keterampilan dasar IPA dan keterampilan
terpadu tingkat awal. Keterampilanproses IPA dasar meliputi observasi, inferensi,
melakukan pengukuran,menggunakan bilangan, klasifikasi, komunikasi, dan prediksi.
Di samping itu,peserta didik mulai diperkenalkan dengan kemampuan melakukan
percobaan sederhana dengan dua variabel atau lebih untuk menguji hipotesis tentang
hubungan antar variabel. Peserta didik juga dilatih mengkomunikasikan
hasilbelajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat, diskusi, presentasi, tulisan, dan
bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai keterampilan proses ilmiah
 Penilaian karakter dan sikap (sikap ilmiah)
Penilaian sikap ilmiah meliputi sikap obyektif, terbuka, tidak menerima begitusaja
sesuatu sebagai kebenaran, ingin tahu, ulet, tekun, dan pantang menyerah. Selain itu,
kemampuan bekerjasama, bertukar pendapat, mempertahankan pendapat, menerima
saran, dan kemampuan sosial lainnya dapat juga dilakukanmelalui pembelajaran IPA

Contoh tes dalam empat teknik yang ada pada target hasil belajar adalah :

1. Respon terbatas (Seleted respon) misalnya : Short- Answer Item, True- False atau
Alternative- Response Item, Matching Exercises, Multiple-Choise form,
2. Esai (Essay) misalnya : Essay Question
3. Asesmen Kinerja (Assesment Performance) misalnya: Rating Scale, Cheklist, Rubrics
4. Komunikasi Personal (Personal Communication) misalnya : siswa melakukan persentasi
(kontak sosial siswa lain).

Penilaian pendidikan IPA hendaknya mengarah pada :

1. Sasaran yang terarah terutama terhadap : pengetahuan, pemahaman atas materi IPA dan
penerapannya

2. Kebiasaan berpikir yang produktif (berpikir kritis, berpikir kreatif, mengatur diri sendiri)

3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills, HOTS)

4. Karakter dan sikap (sikap ilmiah).


Contoh tes dalam empat teknik yang ada pada target hasil belajar adalah :

5. Respon terbatas (Seleted respon) misalnya : Short- Answer Item, True- False atau
Alternative- Response Item, Matching Exercises, Multiple-Choise form,
6. Esai (Essay) misalnya : Essay Question
7. Asesmen Kinerja (Assesment Performance) misalnya: Rating Scale, Cheklist, Rubrics
8. Komunikasi Personal (Personal Communication) misalnya : siswa melakukan persentasi
(kontak sosial siswa lain).

Penilaian pendidikan IPA hendaknya mengarah pada :

1. Sasaran yang terarah terutama terhadap : pengetahuan, pemahaman atas materi IPA dan
penerapannya

2. Kebiasaan berpikir yang produktif (berpikir kritis, berpikir kreatif, mengatur diri sendiri)

3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills, HOTS)

4. Karakter dan sikap (sikap ilmiah).

Anda mungkin juga menyukai