Disusun Oleh
Aprillia Nurhayati P 101 19 167
Kelompok 3
Kelas E Kesmas
Asisten Dosen
Citra Okta Bangun
N 201 16 047
1. 1. Nyata 1. Maya
2. Tegak 2. Terbalik
Perbesaran
4x/0,10
B. Pembahasan
Mikroskop adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
pengamatan, terutama dalam bidang biologi. Mikroskop terdiri dari 2 lensa
cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler
(dekat dengan benda). Mikroskop ada beberapa jenis yaitu mikroskop cahaya,
mikroskop stereo, mikroskop elektron, mikroskop ultraviolet, mikroskop
pendar, mikroskop medan gelap, dan mikroskop fase kontras (Campbel, 2000).
Dalam praktikum Pengenalan Mikroskop, Membuat Preparat Basah dan
Melihat Letak Bayangan alat yang di gunakan yaitu mikroskop yang berfungsi
sebagai alat untuk melihat letak bayangan. Lalu gunting yang berfungsi untuk
mengambil huruf “a” dalam koran. Pipet tetes berfungsi untuk meneteskan
aquadest pada objek yang akan di amati. Object glass berfungsi sebagai tempat
diletakkannya objek yang akan di amati. Kemudian ada deck glass yang
berfungsi untuk menutup objek yang akan di amati. Adapula bahan yang
digunakan dalam praktikum ini, yaitu koran sebagai objek yang akan di amati.
Aquadest berfungsi untuk membasahi objek agar menempel pada object glass
dan terlihat jelas jika dilihat dari mikroskop, Serta tissue yang berfungsi untuk
membersihkan object glass dan deck glass sebelum dan sesudah pengamatan.
Dalam praktikum ini langkah awal yang di lakukan adalah menggunting
koran dengan ukuran 3x3mm yang mengandung satu huruf “a” dan
meletakkannya di atas object glass dengan objek menghadap ke depan,
kemudian menetesinya dengan aquadest agar objek menempel pada object glass
dan hasil bayangannya terlihat jelas di mikroskop. Lalu tutuplah dengan
menggunakan deck glass dan usahakan agar tidak terjadi gelembung karena akan
sangat mengganggu jika dilihat dari mikroskop. Lihatlah hasilnya melalui lensa
okuler yang ada di depan mata. Dalam penggunaan mikroskop juga perlu
memperhatikan tombol on/off yang ada pada mikroskop, mengatur fokus, cara
meletakkan preparat, dan mengamatinya dengan teliti.
Dalam praktikum ini, sebelum melakukan pengamatan dengan
mikroskop, bayangan bersifat nyata dan tegak. Setelah di lakukan pengamatan
dengan perbesaran 4x/0,10 didapatkan hasil bayangan maya dan tebalik. Hal ini
sesuai dengan literatur Novitasari (2013), bahwa dalam penggunaan mikroskop
hasil bayangan dipengaruhi oleh dua jenis lensa yakni lensa okuler dan lensa
objektif dan terbentuklah bayangan yang bersifat maya dan terbalik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam percobaan Pengenalan Mikroskop, Membuat
Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan yaitu:
1. Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat, meneliti atau
mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari
aslinya. Mikroskop memiliki bagian-bagian tertentu yang masing-masing
dari bagian tersebut memiliki fungsi yang jelas berbeda. Dari beberapa
bagian mikroskop tersebut, diantaranya yaitu: lensa okuler, tabung,
makrometer, mikrometer, lensa objektif, penjepit, diafragma, cermin, kaki,
revolver, kondensor dan tangkai mikroskop.
2. Preparat basah digunakan sebagai tempat objek diletakkan untuk diamati
sehingga letak bayangan pada mikroskop dapat terlihat jelas.
B. Saran
Adapun saran dalam praktikum yaitu:
1. Saran untuk Praktikum Selanjutnya
Saran untuk praktikum selanjutnya, diharapkan waktu yang telah
ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan
sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan memperhatikan bagian-bagian
mikroskop apakah dalam keadaan baik dan lengkap.
2. Saran untuk Asisten Dosen
Saran untuk asisten, diharapkan kerjasama yang baik dalam hal
ketentuan tempat dan waktu, sehingga memudahkan dalam melakukan
asistensi dan accoord.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N, A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Tim Pengajar. 2012. Penuntun Pratikum Biologi Dasar. Makassar. FMIPA UNM.
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlanga. Jakarta.
Disusun Oleh
Aprillia Nurhayati P 101 19 167
Kelompok 3
Kelas E Kesmas
Asisten Dosen
Citra Okta Bangun
N 201 16 047
a. Sel mati
Kapas b. Dinding sel
2. (Gossypium c. Ruang sel
herbaceum) Perbesaran (Sutrisno, d. Terdapat torsi
4x / 0,10 2014)
a. Sel hidup
Daun Hidrilla b. Ada kloroplas
3. (Hydrilla c. Dinding sel
verticillata) d. Ruang sel
Perbesaran (Sutrisno, e. Mitokondria
10x / 0,25 2014)
Umbi Batang a. Sel hidup
2015)
a. Sel hidup
b. Inti sel
Umbi Lapis c. sel hidup
Bawang d. inti sel
5. Merah c. Dinding sel
(Allium cepa) Perbesaran (Nissa d. Membran sel
10x / 0,25 Afrieda, e. Sitoplasma
2017)
Tangkai
Tanaman a. Sel hidup
6. Jarak Perbesaran (Adesahy, b. Terdapat kloroplas
(Ricinus 10x / 0,25 2019)
communis)
Batang
Bayam a. Sel hidup
(Amaranthus oksalat
Empulur
a. Sel mati
batang ubi
b. Gelembung udara
8. kayu
c. Dinding sel
(Manihot
d. Ruang sel
utilissima)
Perbesaran (Weni
10x / 0,25 Oktari
2018)
B. Pembahasan
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup
yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi, dan
kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri.
Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri
kehidupan antara lain melakukan aktivitas metabolisme, mampu beradaptasi
dengan lingkungan, peka terhadap rangsangan, dan ciri hidup lainnya. Sel hidup
adalah sel yang masih memiliki ciri-ciri kehidupan dan masih memiliki fungsi.
Sedangkan sel mati adalah sel yang tidak memiliki ciri-ciri kehidupan dan tidak
memiliki peranan dalam proses kelangsungan hidup (Diah, 2004).
Pada praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup dan Sel Mati, alat yang
digunakan antara lain, mikroskop yang digunakan untuk mengamati objek
benda, cutter digunakan untuk mengiris sedikit dari bahan yang akan diamati,
pipet tetes digunakan untuk meneteskan aquades ke permukaan objek benda
yang akan diamati, object glass digunakan sebagai tempat objek benda untuk
diteteskan aquades yang kemudian ditutupi dengan menggunakan deck glass.
Bahan yang digunakan antara lain kapuk randu, kapas, empulur batang ubi kayu,
daun hidrilla, umbi batang kentang, umbi lapis bawang merah, tangkai tanaman
jarak, batang bayam berduri digunakan sebagai bahan yang akan diamati. Semua
bahan yang akan diamati digunakan untuk mengamati bentuk sel hidup dan sel
mati.
Pada praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup dan Sel Mati, prosedur
kerja untuk melaksanakan praktikum ini adalah yang pertama-tama mengambil
kapuk randu dan kapas, lalu meletakkan di atas object glass dengan menteteskan
satu tetes aquades, dan menutup dengan deck glass agar tidak terjadi gelembung
udara. Proses kedua, membuat penampang melintang empulur batang ubi kayu,
tangkai tanaman jarak, dan batang bayam berduri dengan setipis mungkin.
Proses ketiga mengambil selembar daun hidrilla yang masih segar, kemudian
meletakkan di atas object glass, lalu ditetesi dengan aquades. Proses keempat,
mengiris selaput dalam dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan
cutter. Kemudian, meletakkan di atas object glass dan ditetesi dengan sau tetes
aquades. Proses kelima, membelah umbi kentang dan menusuk-nusuk
menggunakan jarum preparat. Air tetesan dioleskan pada object glass dan
ditetesi aquades. Setelah membuat semua preparat, amati kemudian ambil
gambar yang ada dalam mikroskop menggunakan kamera handphone.
Pada praktikum kapuk randu yang telah diamati dengan menggunakan
mikroskop perbesaran 4x/0,10. Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas
berbentuk memanjang, perbedaannya pada sel kapuk tidak terdapat torsi,
sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding
sel dengan lingkaran luar. Lumen merupakan rongga dalam diding sel yang biasa
disebut dengan ruang sel. Bagian ini merupakan rongga dalam dinding sel
sehingga kehilangan protoplasma, sehingga serat kapas disebut sel mati. Hal ini
sesuai dengan literatur Subandi (2014), yang mana pada saat dilihat dalam
sebuah mikroskop kapuk randu terlihat seperti benang-benang yang hanya
berupa rongga sel yang dibatasi oleh dinding sel.
Pada praktikum kapas yang telah diamati dengan menggunakan
mikroskop perbesaran 4x/0,10. Sel kapas berbentuk memanjang seperti pita. Sel
tersebut memiliki puntiran (torsi) dibeberapa bagian, dan tidak memiliki
organel-organel dalam selnya sehingga sel kapas merupakan sel mati. Torsi
adalah perpotongan antara dinding sel yang berupa percanangan. Hal ini sesuai
dengan literatur Subandi (2014), dimana dari hasil pengamatan diketahui bahwa
sel kapas adalah sel sklerenkim yang berfungsi sebagai jaringan penguat pada
tumbuhan.
Pada praktikum empulur batang ubi kayu yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x/0,25. Sel penyusun empulur batang
ubi kayu berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel
tersebut bersifat mati karena berupa ruang kosong. Sel empulur tersebut berasal
dari jaringan parenkim yang sudah mati. Hal ini sesuai dengan literatur Subandi
(2014), yang dimana pada saat dilihat dengan mikroskop, sel penyusun empulur
batang ubi kayu berbentuk segi enam da nada ruang kosong diantaranya.
Pada praktikum daun hidrilla yang telah diamati dengan mikroskop
perbesaran 10x/0,25. Sel hidrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun
seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang terletak di tengah sel. Hal ini
sesuai dengan literatur Subandi (2014), yang dimana pada saat pengamatan di
bawah mikroskop, tampak daun hidrilla mempunyai dinding sel tebal dan
mengandung klorofil sehingga hidrilla berwarna hijau.
Pada praktikum umbi batang kentang yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x/0,25. Hal ini sesuai dengan literatur
Subandi (2014), dimana pada saat pengamatan yang tampak pada mikroskop
bahwa umbi batang kentang memiliki inti sel atau nukleus.
Pada praktikum umbi lapis bawang merah yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop menggunakan perbesaran 10x/0,25, tampak umbi lapis
bawang merah terdapat inti sel atau nukleus, membran plasma, dan sitoplasma.
Hal ini sesuai dengan literatur Subandi (2014), dimana bawang merah memiliki
struktur yang jauh lebih lengkap daripada sel mati, yaitu memiliki inti sel,
dinding sel, kloroplas, membran sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah
berwarna merah muda. Hal ini disebabkan bawang merah mengandung plastid
yang menghasilkan kloroplas.
Pada praktikum tangkai tanaman jarak yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x/0,25. Sel penyusun tangkai daun jarak
berbentuk segi enam (heksagonal), kadang ditemukan sel berbentuk segi lima.
Di dalamnya terdapat kristal cokelat yang berbentuk bintang, yang menunjukkan
bahwa sel tersebut adalah sel hidup. Hal ini sesuai dengan literatur Subandi
(2014), yang dimana pada saat pengamatan di bawah mikroskop, tampak bahwa
tangkai tanaman jarak hanya terdapat dinding sel dan ruang kosong yang berupa
cairan.
Pada praktikum batang bayam berduri yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x/0,25. Hal ini sesuai dengan literatur
Subandi (2014), yang dimana pada saat pengamatan di bawah mikroskop,
tampak bahwa batang bayam berduri terdapat kandungan pigmen klorofil
sehingga batang tanaman bayam berduri berwarna hijau. Batang bayam berduri
juga mempunyai bercak-bercak yang merupakan amilum yang terdapat di batang
bayam berduri.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Z. 2014. ‘Kajian Metode Perbanyakan Klonal pada Tanaman Kakao’.
Jurnal Biocelebes.Vol. 2. No 4. ISSN 1979-5971. PP. 7-15.
Rikki, Firmansyah, dkk. 2016. Mudah Belajar Biologi. Setia Purna. Jakarta.