Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN INDIVIDU

PENGENALAN MIKROSKOP, MEMBUAT PREPARAT BASAH DAN


MELIHAT LETAK BAYANGAN

Disusun Oleh
Aprillia Nurhayati P 101 19 167

Kelompok 3
Kelas E Kesmas

Asisten Dosen
Citra Okta Bangun
N 201 16 047

ROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang makhluk hidup dan
interaksi didalamnya. Adapun makhluk hidup yang terdiri dari banyak
organisme baik yang dapat dilihat dengan mata telanjang maupun yang tidak
dapat dilihat langsung oleh mata telanjang. Pengamatan mikroskopis seperti sel
dan bakteri tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu alat yang dapat melihat objek-objek kecil seperti mikroskop
(Syaifudin, dkk., 2014).
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi.
Dengan menggunakan mikroskop dapat mengamati dengan jelas benda-benda
yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari
0.1mm), misalnya bagian-bagian dari sebuah sel. Keterampilan menggunakan
mikroskop dapat membantu mengamati dan membandingkan struktur sel hewan
dengan sel tumbuhan. Hal ini dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-
bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli
dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan
yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop (Syaifudin, dkk., 2014).
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang
diamati, yaitu mikroskop dua dimensi seperti mikroskop cahaya yang
mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali dan mikroskop tiga dimensi sepeti
mikroskop stereo yang memiliki pembesaran 7-30 kali. Mikroskop elektron
merupakan mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek sampai dua
juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan
pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop
cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan
radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya
(Syaifudin, dkk., 2014).
Berdasarkan uraian diatas, maka yang melatarbelakangi praktikum
Pengenalan Mikroskop, Membuat Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan
yaitu untuk mengetahui apa itu mikroskop, bagian-bagian dan fungsinya dan
bagaimana cara penggunaan mikroskop serta melihat letak bayangan pada
mikroskop.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup dan Sel
Matai yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengenali dan mengetahui fungsi dari setiap bagian
mikroskop serta terampil dalam menggunakan mikroskop.
2. Mahasiswa dapat membuat preparat basah dan melihat letak bayangan.
C. Manfaat
Adapun manfaat pada Pengenalan Mikroskop, Membuat Preparat Basah
dan Melihat Letak Bayangan yaitu:
1. Manfaat Umum
Adapun manfaat Umum pada percobaan Pengenalan Mikroskop,
Membuat Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan yaitu dapat
mengenali dan mengetahui fungsi dari setiap bagian mikroskop. Serta dapat
mengetahui cara pembuatan preparat basah dan melihat letak bayangan.
2. Manfaat bagi Kesehatan Masyarakat
Adapun manfaat percobaan Pengenalan Mikroskop, Membuat
Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan Bagi Kesehatan Masyarakat
yaitu, dengan adanya alat mikroskop kita dapat mengamati berbagai bentuk
parasite, bakteri, atau virus yang dapat menyebabkan penyakit sehingga
mikroskop sangat berguna bagi Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk
melakukan tindakan pencegahan sehingga penyakit tidak mewabah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Mikroskop
Mikroskop ditemukan pertama kali oleh Antony Van Leuwenhoek
(1632-1723) seoranng ahli mikrobiologi yang berkebangsaan Belanda. Beliau
membuat mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk
lebih banyak lensa sehingga bias mengamati mikroorganisme yang lebih kecil
dan tak kasat mata (Purba, 1999).
Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh ilmuan (saintis) zaman
renaisans, dan mikroskop yang mungkin digunakan di laboratorium, merupakan
mikroskop cahaya. Dalam mikroskop cahaya (light microscope, LM), cahaya
tampak diteruskan melalui spesimen dan kemudian melalui lensa kaca. Lensa ini
merefraksi (membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra spesimen
diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau sensor digital,
atau ke layer video. Dua parameter penting dalam mikroskopi (teknik-teknik
dalam penggunaan mikroskopi) adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya
urai. Perbesaran adalah perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran
sebenarnya. Resolusi adalah ukuran kejelasan citra jarak minimum yang dapat
memisahkan dua titik sehingga masih bias dibedakan sebagai dua titik. Seperti
daya resolusi mata manusia yang terbatas, mikroskopi cahaya tidak dapat
meresolusi detail yang lebih kecil. Resolusi ini dibatasi oleh Panjang gelombang
cahaya (Campbell, 2010).
B. Pengertian Mikroskop
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua
lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuer
(dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran
yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang
disebut gagang putar (Volk, 1984).
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai
tujuan penggunaan tertentu dan dengan berbagai macam kelengkapannya. Benda
atau organisme yang akan diamati dengan mikroskop harus berukuran kecil dan
tipis agar dapat ditembus oleh cahaya (Volk, 1984).
C. Bagian-bagian dan Fungsi Mikroskop
Menurut Campbell (2008), adapun bagian dan fungsi mikroskop yaitu:
1. Buluh teropong pada kedua ujungnya dipasang ensa okuler yang menghadap
ke mata dan lensa objektif yang menghadap ke benda.
2. Revolver yaitu tempat lensa objektif, revolver membantu dalam memilih
daya perbesaran tertentu.
3. Tangkai (pegangan) digunakan sebagai tempat pegangan bila mikroskop
diangkat.
4. Meja preparat berfungsi untuk tempat meletakan objek yang akan diamati.
5. Kondensor adalah lensa yang teretak di bawah meja peparat. Kondensor
berfungsi untuk mengumpulkan intensitas cahaya yang masuk ke dalam
mikroskop.
6. Tombol pengatur fokus digunakan agar dapat memperoleh bentuk bayangan
objek yang jelas.
7. Diafragma berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam
kondensor.
8. Lensa objektif di dalam mikroskop membentuk bayangan maya, terbalik.
9. Lensa okuler adalah lensa yang berfungsi untuk membuat bayangan nyata,
tegak. Bayangan ini selanjutnya diperbesar oleh lensa objektif.
10. Sekrup penggerak preparat. Di atas meja benda terdapat suatu alat yang
mempunyai duah buah sekrup yang berdiri tegak. Salah satu sekrup bila
diputar dapat menggerakan preparat ke kiri atau ke kanan dan sekrup lainnya
menggerakan ke atas dan ke bawah.
11. Penjepit preparat berfungsi untuk menjepit kaca preparat agar objek tidak
bergeser dari tempatnya.
12. Sekrup kasar (pengarah kasar) berfungsi menggerakan meja benda naik
turun dengan cepat.
13. Sekrup halus (pengarah halus) yang menggerakan meja benda sangat
perlahan sehingga memperoleh gambar yang jelas.
14. Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya ke objek yang diamati.
15. Kaki mikroskop berfungsi untuk penopang mikroskop.
16. Sendi inklinasi berfungsi mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
D. Jenis-jenis Mikroskop
Menurut Paul (2011), jenis-jenis mikroskop yaitu:
1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya (compound light microscope) adalah jenis
mikroskop yang memanfaatkan sinar lampu sebagai pengganti sinar
matahari. Mikroskop ini memiliki perbesaran maksimal 1000 kali.
Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif yang
berfungsi untuk membentuk bayangan objek, lensa kondensor yang
berfungsi untuk menciptakan pencahayaan yang membuat objek terlihat
semakin jelas, lensa okuler yang berfungsi untuk memperbesar tampilan
objek.
2. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu
melakukan pembesaran obyek sampai dua juta kali, mikroskop jenis ini
menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran
objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya.
Mikroskop ini mempunyai 5 jenis, yaitu Mikroskop Transimisi Elektron,
Mikroskop Pemindai Transmisi Elektron, Mikroskop Pemindai Elektron,
Mikroskop Pemindai Lingkungan Elektron dan Mikroskop Refleksi
Elektron.
3. Mikroskop Medan-Gelap
Mikroskop medan gelap digunakan khusus untuk mengamati
bakteri. Mikroskop jenis ini memiliki kemampuan untuk mengamati
kehidupan bakteri.
Mikroskop medan gelap memiliki kondensor khusus yang mampu
menghasilkan sebentuk kerucut cahaya. Kerucut cahaya dipantulkan oleh
sudut kecil di permukaan kaca preparat.
4. Mikroskop Ultraviolet
Mikroskop Ultraviolet adalah salah satu variasi lain dari mikrsokop
cahaya. Mikroskop ini memanfaatkan cahaya ultraviolet dalam
pencahayaannya.
5. Mikroskop Pendar
Mikroskop pendar (flourenscence microscope) adalah mikroskop
yang berguna untuk mendeteksi keberadaan benda asing pada objek
penelitian. Mikroskop ini biasanya digunakan untuk mendeteksi bakteri atau
virus dalam dunia medis.
6. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo adalah jenis mikroskop yang hanya bisa
digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo
memiliki perbesaran 7-30 kali. Mikroskop stereo menggunakan dua jenis
lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
7. Mikroskop Fase Kontras
Mikroskop Fase Kontras digunakan untuk mengamati benda hidup
dalam keadaan alaminya, tanpa menggunakan bahan pewarna. Prinsip kerja
mikroskop ini cukup rumit tetapi sangat berguna dalam penelitian karena
memudahkan peneliti memeriksa tampilan objek hidup transparan yang
sangat kecil.
E. Sifat Bayangan pada Mikroskop
Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan oleh dua lensa, yaitu lensa
objektif dan lensa okuler. Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya
merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa okuler menghasilkan suatu
bayangan sementara yang mempunyai sifat nyata tegak, dan diperbesar oleh
lensa objektif, kemudian yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya
lensa objektif. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang
semu dan terbalik. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat
yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang
yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf a di bawah mikroskop,
maka yang dilihat adalah huruf a yang terbalik dan diperbesar (Sutrisno, 1984).
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dalam pratikum Pengenalan Mikroskop,
Membuat Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan yaitu:
Hari/tanggal : Sabtu, 16 November 2019
Waktu : Pukul 10.30 – Selesai
Tempat : Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengenalan Mikroskop,
Membuat Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan yaitu:
1. Alat
a. Mikroskop
b. Gunting
c. Pipet tetes
d. Object glass
e. Deck glass
2. Bahan
a. Koran
b. Aquades
c. Tissue
C. Prosedur Kerja
1. Dari selembar koran gunting potongan kira-kira 3x3 mm yang mengandung
sedikitnya 1 huruf a.
2. Letakkanlah potongan kertas ditengah gelas benda (kaca objek) dengan yang
dicetak menghadap ke atas.
3. Teteskan secukupnya dengan menggunakan pipet tetes, usahakan agar
disekitarnya masih ada air.
4. Selanjutnya tutuplah dengan gelas penutup (deck glass), usahakan agar tidak
terjadi gelembung udara.
5. Lihatlah melalui lensa okuler, bandingkan letak bayangan huruf a sebelum
ada perlakuan dengan huruf a sesudah perlakuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun tabel hasil pengamatan di bawah ini yaitu:
No. Gambar Keterangan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1. 1. Nyata 1. Maya
2. Tegak 2. Terbalik

Perbesaran
4x/0,10

B. Pembahasan
Mikroskop adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
pengamatan, terutama dalam bidang biologi. Mikroskop terdiri dari 2 lensa
cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler
(dekat dengan benda). Mikroskop ada beberapa jenis yaitu mikroskop cahaya,
mikroskop stereo, mikroskop elektron, mikroskop ultraviolet, mikroskop
pendar, mikroskop medan gelap, dan mikroskop fase kontras (Campbel, 2000).
Dalam praktikum Pengenalan Mikroskop, Membuat Preparat Basah dan
Melihat Letak Bayangan alat yang di gunakan yaitu mikroskop yang berfungsi
sebagai alat untuk melihat letak bayangan. Lalu gunting yang berfungsi untuk
mengambil huruf “a” dalam koran. Pipet tetes berfungsi untuk meneteskan
aquadest pada objek yang akan di amati. Object glass berfungsi sebagai tempat
diletakkannya objek yang akan di amati. Kemudian ada deck glass yang
berfungsi untuk menutup objek yang akan di amati. Adapula bahan yang
digunakan dalam praktikum ini, yaitu koran sebagai objek yang akan di amati.
Aquadest berfungsi untuk membasahi objek agar menempel pada object glass
dan terlihat jelas jika dilihat dari mikroskop, Serta tissue yang berfungsi untuk
membersihkan object glass dan deck glass sebelum dan sesudah pengamatan.
Dalam praktikum ini langkah awal yang di lakukan adalah menggunting
koran dengan ukuran 3x3mm yang mengandung satu huruf “a” dan
meletakkannya di atas object glass dengan objek menghadap ke depan,
kemudian menetesinya dengan aquadest agar objek menempel pada object glass
dan hasil bayangannya terlihat jelas di mikroskop. Lalu tutuplah dengan
menggunakan deck glass dan usahakan agar tidak terjadi gelembung karena akan
sangat mengganggu jika dilihat dari mikroskop. Lihatlah hasilnya melalui lensa
okuler yang ada di depan mata. Dalam penggunaan mikroskop juga perlu
memperhatikan tombol on/off yang ada pada mikroskop, mengatur fokus, cara
meletakkan preparat, dan mengamatinya dengan teliti.
Dalam praktikum ini, sebelum melakukan pengamatan dengan
mikroskop, bayangan bersifat nyata dan tegak. Setelah di lakukan pengamatan
dengan perbesaran 4x/0,10 didapatkan hasil bayangan maya dan tebalik. Hal ini
sesuai dengan literatur Novitasari (2013), bahwa dalam penggunaan mikroskop
hasil bayangan dipengaruhi oleh dua jenis lensa yakni lensa okuler dan lensa
objektif dan terbentuklah bayangan yang bersifat maya dan terbalik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam percobaan Pengenalan Mikroskop, Membuat
Preparat Basah dan Melihat Letak Bayangan yaitu:
1. Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat, meneliti atau
mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari
aslinya. Mikroskop memiliki bagian-bagian tertentu yang masing-masing
dari bagian tersebut memiliki fungsi yang jelas berbeda. Dari beberapa
bagian mikroskop tersebut, diantaranya yaitu: lensa okuler, tabung,
makrometer, mikrometer, lensa objektif, penjepit, diafragma, cermin, kaki,
revolver, kondensor dan tangkai mikroskop.
2. Preparat basah digunakan sebagai tempat objek diletakkan untuk diamati
sehingga letak bayangan pada mikroskop dapat terlihat jelas.
B. Saran
Adapun saran dalam praktikum yaitu:
1. Saran untuk Praktikum Selanjutnya
Saran untuk praktikum selanjutnya, diharapkan waktu yang telah
ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan
sesuai dengan apa yang diinginkan. Dan memperhatikan bagian-bagian
mikroskop apakah dalam keadaan baik dan lengkap.
2. Saran untuk Asisten Dosen
Saran untuk asisten, diharapkan kerjasama yang baik dalam hal
ketentuan tempat dan waktu, sehingga memudahkan dalam melakukan
asistensi dan accoord.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N, A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Krisno, A. 2011. Perkembangan mikroskop sebagai penemu sejarah mikrobiologi.


Jakarta.
Kusnada. 2010. ’Jurnal Edubio Tropika’. Mikroskop Sederhana Pada Pengamatan
Sel. Vol. 2. No.2. PP.244-245.

Kusnadi dkk. 2003. Mikrobiologi. Jakarta: JICA.

Pramesti, H, T. 2000. Mikroskop dan Sel FK. Unlam. Banjararu.

Purba, M. 1999. Kimia. Erlanga. Jakarta.

Syamsuri. 2012. Biologi umum. Erlanga. Jakarta.

Tim Pengajar. 2012. Penuntun Pratikum Biologi Dasar. Makassar. FMIPA UNM.

Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlanga. Jakarta.

Winatasasmita, D. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Universitas Indonesia.


Jakarta.
LEMBAR ASITENSI
Nama : Aprillia Nurhayati
Stambuk : P 101 19 167
Kelompok : III (tiga)
Kelas :E
Asisten : Citra Okta Bangun
NO HARI/TANGGAL PERBAIKAN PARAF
LAPORAN INDIVIDU
PENGAMATAN BENTUK SEL HIDUP DAN SEL MATI

Disusun Oleh
Aprillia Nurhayati P 101 19 167

Kelompok 3
Kelas E Kesmas

Asisten Dosen
Citra Okta Bangun
N 201 16 047

ROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisme tersusun dari salah satu dari dua jenis sel yang secara
struktural berbeda, yaitu sel prokariotik (sel yang tidak memiliki membran inti)
dan sel eukariotik (sel yang memiliki membran inti). Hanya bakteri yang
memiliki sel prokariotik. Protista, tumbuhan, jamur, dan hewan semuanya
mampunyai sel eukariotik (Darmawan, 2014).
Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar
reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya termasuk
tumbuhan, hewan, dan manusia merupakan organisme multiseluler yang terdiri
banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh
manusia, misalnya tersusun atas lebih dari 10 sel. Namun demikian, tubuh dari
setiap organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya tubuh
bakteri yang berasal dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh
tikus berasal dari pembelahan sel telur induknya yang sudah dibuahi
(Handayani, 2015).
Setiap makhluk hidup pasti tersusun dari sel, yang jumlahnya ribuan
bahkan jutaan sel. Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun
1665 yang mengamati jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan
fungsional makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di
dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi Sel merupakan sturuktural terkecil dari suatu
organisme hidup, karena ukurannya sangat kecil maka sel tidak bisa dilihat
langsung dengan mata telanjang akan tetapi bisa dilihat dengan bantuan alat
optik berupa mikroskop. Sel bekerja pada bidangnya masing-masing sesuai
dengan bentuk dan fungsinya. Sel tumbuhan dan hewan memiliki beberapa
perbedaan tetapi banyak mempunyai persamaan. Untuk mengetahui bentuk dari
sel tersebut maka harus dilakukan pengamatan mengenai sel (Al Mubin, 2012).
Sel sebagai unit fungsional bermakna bahwa sel atau sel-sel penyusun
tubuh makhluk hidup melakukan suatu fungsi atau kegiatan proses hidup. Fungsi
yang dilakukan oleh sel adalah respirasi, ekskresi, transportasi, sintesis,
reproduksi, sekresi, dan respon (tanggapan) terhadap rangsangan. Sel juga
merupakan unit hereditas atau pewaris yang menurunkan sifat genetik dari satu
generasi kepada generasi berikutnya (Diah, 2004).
Berdasarkan latar belakang di atas yang melatarbelakangi praktikum ini
yaitu sel sebagai penyusun tubuh makhluk hidup, baik sel hidup maupun sel
mati. Sel hidup memiliki fungsi dalam setiap aktivitas kehidupan, sedangkan sel
mati sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan hidup.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup dan Sel
Mati yaitu:
1. Untuk melihat dan mengamati beberapa macam bentuk sel.
2. Untuk melihat dan mengamati bagian-bagian sel hidup dan sel mati.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup dan Sel
Mati yaitu:
1. Manfaat Umum
Adapun manfaat umum praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup
dan Sel Mati yaitu dapat mengetahui macam-macam bentuk sel pada
tumbuhan, serta mengetahui bagian-bagian sel hidup dan sel mati yang
terletak pada tumbuhan dan sebagai referensi untuk membedakan antara sel
hidup dan sel mati.
2. Manfaat untuk Ilmu Kesehatan Masyarakat
Adapun manfaat praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup dan Sel
Mati dalam ilmu kesehatan masyarakat yaitu mampu mengidentifikasi secara
umum penyakit yang terdapat pada tumbuhan dan sebagai referensi untuk
mengetahui berbagai jenis sel hidup dan sel mati dalam hal pencegahan
(preventif).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sel
Sel berasal bahasa Yunani (cella = ruangan kecil). Pengertian sel secara
umum adalah unit dasar fungsional dan biologis dari semua organisme hidup.
Pengertian sel dapat juga berarti unit terkecil dari kehidupan yang mampu
memperbanyak diri secara independen dan seringkali sel disebut sebagai
“building blocks of life”. Ilmu yang mempelajari sel adalah biologi
sel. Pengertian sel yang lain adalah ruangan kecil yang dapat menampung
peralatan hidup/biologis yang dibutuhkan untuk membuat organisme tetap hidup
dan lestari. Organisme tersebut dapat berupa satu sel dan dapat juga berupa
multiselular contohnya adalah hewan mamalia (Campbell, 2010).
B. Sel Hidup
1. Komponen
Sel hidup memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian
dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas dua komponen protoplasma dan
non protoplasma. Komponen protoplasma terdiri atas membran sel, inti sel,
dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup). Komponen non
protoplasma dapat pula di sebut sebagai benda ergastik (Basri, 2014).
2. Fungsi
Sel hidup berfungsi melakukan aktifitas sehingga menghasilkan
metabolism yang merupakan bahan ergastik. Mampu beradaptasi dengan
lingkungan, peka terhadap rangsangan dan lain-lain. (Basri, 2014).
C. Sel Mati
1. Komponen
Sel mati tidak memiliki komponen, sel mati hanya memiliki dinding
sel. Di dalam sel hanya berupa ruangan kosong. Sel mati sendiri asalnya dari
sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya
faktor genetik dan faktor lingkungan (Sa’adah, 2015).
2. Fungsi
Sel mati sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan
kehidupan. Contoh dari sel mati adalah sel gabus pada batang ubi kayu.
Didalam sel gabus tersebut tidak terdapat inti sel (nukleus). Dalam sel mati
hanya terdapat dinding sel, sementara bagian yang lain kosong. Sehingga sel
tersebut tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan sel tersebut tidak
berperan dalam kehidupan (Gul, 2014).
D. Bentuk-Bentuk Sel
Adapun bentuk-bentuk sel menurut Sewarno (2014), yaitu:
1. Berbentuk tabung, contohnya sel epitel usus.
2. Berbentuk bola, contohnya sel telur.
3. Berbentuk bintang, contohnya sel yang membentuk jaringan ikat.
4. Berbentuk seperti laba laba, contohnya sel jaringan.
5. Berbentuk amoeboid (selalu berubah-ubah), contohnya sel darah putih dan
sel pada jaringan ikat.
6. Berbentuk gelendong (cakram), contohnya sel otot polos.
7. Berbentuk segi empat, contohnya sel bawang merah.
8. Berbentuk silinder, contohnya sel epitel penyusun dinding lambung.
9. Berbentuk bulat pipih, bikonkaf (cekung dan dua sisi), contohnya sel darah
merah.
E. Klasifikasi Bahan
Menurut Rikki (2016), klasifikasi dari kapuk randu, kapas, empulur
batang ubi kayu, daun hidrilla, umbi batang ketang, umbi lapis bawang merah,
tangkai tanaman jarak, dan batang bayam berduri yaitu:
1. Kapuk Randu
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra
2. Kapas
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotiledonae
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Gossypium
Spesies : Gossypium herbaceum
3. Empelur Batang Ubi Kayu
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utillissima
4. Daun Hidrilla
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Family : Hydrocharitaceae
Genus : Hidrylla
Spesies : Hydrilla verticillata
5. Umbi Batang kentang
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Family : Solanaceae
Genus : Solamum
Spesies : Solamum tuberosum
6. Umbi Lapis Bawang Merah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Lililales
Family : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa
7. Tangkai Tanaman Jarak
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiaes
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Ricimus
Spesies : Ricimus communis
8. Batang Bayam Berduri
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus
BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat praktikum Pengamatan Sel Hidup dan Sel
Mati yaitu:
Hari/tanggal : Sabtu, 16 November 2019
Waktu : 10.30 – Selesai
Tempat : Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan dalam praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup
dan Sel Mati yaitu:
1. Alat
a. Silet
b. Mikroskop
c. Jarum
d. Object glass
e. Deck glass
2. Bahan
a. Aquades
b. Tissue
c. Kapuk randu (Ceiba pentandra)
d. Kapas (Gossypium herbaceum)
e. Empelur batang ubi kayu (Manihot utilissima)
f. Daun hydrilla (Hydrilla verticillata)
g. Umbi batang kentang (Solamum tuberosum)
h. Umbi lapis bawang merah (Allium cepa)
i. Tangkai tanaman jarak (Ricimus communis)
j. Batang bayam berduri (Amaranhus spinosus)
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum Pengamatan
Bentuk Sel Hidup dan Sel Mati yaitu:
1. Ambil satu helai rambut kapuk randu dan kapas. Letakkan diatas gelas
benda, teteskan aquades sebanyak satu tetes lalu ditutup menggunakan gelas
penutup. Jangan sampai terbentuk gelembung.
2. Buatlah penampang melintang batang empulur ubi kaya, tangkai jarak dan
batang bayam tersebut setipis mungkin. Selanjutnya letakkan diatas gelas
benda dan tetesi aquades, lalu tutup menggunakan gelas penutup.
3. Ambil selembar daun hidrilla yang masih segar, letakkan diatas gelas benda,
kemudian teteskan aquades sebanyak 1 tetes dan tutup menggunakan kaca
penutup.
4. Ambil selaput dari umbi lapis bawang merah. Selanjutnya letakkan di atas
gelas benda dan tutup menggunakan kaca penutup.
5. Belah umbi kentang, lalu tusuk menggunakan jarum, air tetesan tersebut
dioleskan pada permukaan gelas benda, lalu ditutup menggunakan kaca
penutup.
6. Amati dibawah mikroskop semua bahan atau preparat yang telah dibuat.
Kemudian ambilah gambar sesuai yang anda lihat dan lengkapi dengan
keterangan yang lengkap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pngamatan
Adapun tabel hasil pengamatan dibawah ini.
No. Sampel Gambar Keterangan
Hasil Literatur
Pengamatan
a. Sel mati
b. Dinding sel
Kapuk c. Gelembung udara
1. Randu d. Ruang sel
(Ceiba e. Terdapat rongga
pentandra) Perbesaran (Agus, kosong
4x / 0,10 2014)

a. Sel mati
Kapas b. Dinding sel
2. (Gossypium c. Ruang sel
herbaceum) Perbesaran (Sutrisno, d. Terdapat torsi
4x / 0,10 2014)

a. Sel hidup
Daun Hidrilla b. Ada kloroplas
3. (Hydrilla c. Dinding sel
verticillata) d. Ruang sel
Perbesaran (Sutrisno, e. Mitokondria
10x / 0,25 2014)
Umbi Batang a. Sel hidup

4. Kentang b. Inti sel

(Solanum c. Dinding sel

tuberosum) Perbesaran (Leo d. Membran sel

10x / 0,25 Purnawan, e. Sitoplasma

2015)
a. Sel hidup
b. Inti sel
Umbi Lapis c. sel hidup
Bawang d. inti sel
5. Merah c. Dinding sel
(Allium cepa) Perbesaran (Nissa d. Membran sel
10x / 0,25 Afrieda, e. Sitoplasma
2017)

Tangkai
Tanaman a. Sel hidup
6. Jarak Perbesaran (Adesahy, b. Terdapat kloroplas
(Ricinus 10x / 0,25 2019)
communis)
Batang
Bayam a. Sel hidup

7. Berduri b. Memiliki Kristal Ca

(Amaranthus oksalat

spinosus) Perbesaran (Subandi,


10x / 0,25 2015)

Empulur
a. Sel mati
batang ubi
b. Gelembung udara
8. kayu
c. Dinding sel
(Manihot
d. Ruang sel
utilissima)
Perbesaran (Weni
10x / 0,25 Oktari
2018)

B. Pembahasan
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup
yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi, dan
kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri.
Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri
kehidupan antara lain melakukan aktivitas metabolisme, mampu beradaptasi
dengan lingkungan, peka terhadap rangsangan, dan ciri hidup lainnya. Sel hidup
adalah sel yang masih memiliki ciri-ciri kehidupan dan masih memiliki fungsi.
Sedangkan sel mati adalah sel yang tidak memiliki ciri-ciri kehidupan dan tidak
memiliki peranan dalam proses kelangsungan hidup (Diah, 2004).
Pada praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup dan Sel Mati, alat yang
digunakan antara lain, mikroskop yang digunakan untuk mengamati objek
benda, cutter digunakan untuk mengiris sedikit dari bahan yang akan diamati,
pipet tetes digunakan untuk meneteskan aquades ke permukaan objek benda
yang akan diamati, object glass digunakan sebagai tempat objek benda untuk
diteteskan aquades yang kemudian ditutupi dengan menggunakan deck glass.
Bahan yang digunakan antara lain kapuk randu, kapas, empulur batang ubi kayu,
daun hidrilla, umbi batang kentang, umbi lapis bawang merah, tangkai tanaman
jarak, batang bayam berduri digunakan sebagai bahan yang akan diamati. Semua
bahan yang akan diamati digunakan untuk mengamati bentuk sel hidup dan sel
mati.
Pada praktikum Pengamatan Bentuk Sel Hidup dan Sel Mati, prosedur
kerja untuk melaksanakan praktikum ini adalah yang pertama-tama mengambil
kapuk randu dan kapas, lalu meletakkan di atas object glass dengan menteteskan
satu tetes aquades, dan menutup dengan deck glass agar tidak terjadi gelembung
udara. Proses kedua, membuat penampang melintang empulur batang ubi kayu,
tangkai tanaman jarak, dan batang bayam berduri dengan setipis mungkin.
Proses ketiga mengambil selembar daun hidrilla yang masih segar, kemudian
meletakkan di atas object glass, lalu ditetesi dengan aquades. Proses keempat,
mengiris selaput dalam dari umbi lapis bawang merah dengan menggunakan
cutter. Kemudian, meletakkan di atas object glass dan ditetesi dengan sau tetes
aquades. Proses kelima, membelah umbi kentang dan menusuk-nusuk
menggunakan jarum preparat. Air tetesan dioleskan pada object glass dan
ditetesi aquades. Setelah membuat semua preparat, amati kemudian ambil
gambar yang ada dalam mikroskop menggunakan kamera handphone.
Pada praktikum kapuk randu yang telah diamati dengan menggunakan
mikroskop perbesaran 4x/0,10. Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas
berbentuk memanjang, perbedaannya pada sel kapuk tidak terdapat torsi,
sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding
sel dengan lingkaran luar. Lumen merupakan rongga dalam diding sel yang biasa
disebut dengan ruang sel. Bagian ini merupakan rongga dalam dinding sel
sehingga kehilangan protoplasma, sehingga serat kapas disebut sel mati. Hal ini
sesuai dengan literatur Subandi (2014), yang mana pada saat dilihat dalam
sebuah mikroskop kapuk randu terlihat seperti benang-benang yang hanya
berupa rongga sel yang dibatasi oleh dinding sel.
Pada praktikum kapas yang telah diamati dengan menggunakan
mikroskop perbesaran 4x/0,10. Sel kapas berbentuk memanjang seperti pita. Sel
tersebut memiliki puntiran (torsi) dibeberapa bagian, dan tidak memiliki
organel-organel dalam selnya sehingga sel kapas merupakan sel mati. Torsi
adalah perpotongan antara dinding sel yang berupa percanangan. Hal ini sesuai
dengan literatur Subandi (2014), dimana dari hasil pengamatan diketahui bahwa
sel kapas adalah sel sklerenkim yang berfungsi sebagai jaringan penguat pada
tumbuhan.
Pada praktikum empulur batang ubi kayu yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x/0,25. Sel penyusun empulur batang
ubi kayu berbentuk segi enam dan memiliki ruang antar sel yang besar. Sel
tersebut bersifat mati karena berupa ruang kosong. Sel empulur tersebut berasal
dari jaringan parenkim yang sudah mati. Hal ini sesuai dengan literatur Subandi
(2014), yang dimana pada saat dilihat dengan mikroskop, sel penyusun empulur
batang ubi kayu berbentuk segi enam da nada ruang kosong diantaranya.
Pada praktikum daun hidrilla yang telah diamati dengan mikroskop
perbesaran 10x/0,25. Sel hidrilla berbentuk segi empat beraturan yang tersusun
seperti batu bata. Memiliki sebuah inti sel yang terletak di tengah sel. Hal ini
sesuai dengan literatur Subandi (2014), yang dimana pada saat pengamatan di
bawah mikroskop, tampak daun hidrilla mempunyai dinding sel tebal dan
mengandung klorofil sehingga hidrilla berwarna hijau.
Pada praktikum umbi batang kentang yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x/0,25. Hal ini sesuai dengan literatur
Subandi (2014), dimana pada saat pengamatan yang tampak pada mikroskop
bahwa umbi batang kentang memiliki inti sel atau nukleus.
Pada praktikum umbi lapis bawang merah yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop menggunakan perbesaran 10x/0,25, tampak umbi lapis
bawang merah terdapat inti sel atau nukleus, membran plasma, dan sitoplasma.
Hal ini sesuai dengan literatur Subandi (2014), dimana bawang merah memiliki
struktur yang jauh lebih lengkap daripada sel mati, yaitu memiliki inti sel,
dinding sel, kloroplas, membran sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah
berwarna merah muda. Hal ini disebabkan bawang merah mengandung plastid
yang menghasilkan kloroplas.
Pada praktikum tangkai tanaman jarak yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x/0,25. Sel penyusun tangkai daun jarak
berbentuk segi enam (heksagonal), kadang ditemukan sel berbentuk segi lima.
Di dalamnya terdapat kristal cokelat yang berbentuk bintang, yang menunjukkan
bahwa sel tersebut adalah sel hidup. Hal ini sesuai dengan literatur Subandi
(2014), yang dimana pada saat pengamatan di bawah mikroskop, tampak bahwa
tangkai tanaman jarak hanya terdapat dinding sel dan ruang kosong yang berupa
cairan.
Pada praktikum batang bayam berduri yang telah diamati dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x/0,25. Hal ini sesuai dengan literatur
Subandi (2014), yang dimana pada saat pengamatan di bawah mikroskop,
tampak bahwa batang bayam berduri terdapat kandungan pigmen klorofil
sehingga batang tanaman bayam berduri berwarna hijau. Batang bayam berduri
juga mempunyai bercak-bercak yang merupakan amilum yang terdapat di batang
bayam berduri.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Z. 2014. ‘Kajian Metode Perbanyakan Klonal pada Tanaman Kakao’.
Jurnal Biocelebes.Vol. 2. No 4. ISSN 1979-5971. PP. 7-15.

Dermawan, B. 2014. Biologi Dasar. Erlangga. Jakarta.

Rikki, Firmansyah, dkk. 2016. Mudah Belajar Biologi. Setia Purna. Jakarta.

Sewarno. 2014. Biologi Sel. Erlangga. Jakarta.

Subandi. 2014. Pengantar Biologi. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai