Anda di halaman 1dari 12

Jurnal MKGSD Maret 2017

ABSTRACT

CONTENT DEVELOPMENT PEDAGOGIC OF ELEMENTARY SCHOOL


TEACHERS BASED SELF REFLECTION

Oleh

Evi Nurlaila
Caswita
Een Y Haenilah
Magister Keguruan Guru SD
Nurlailaevi421@yahoo.co.id Hp. 085269614860

ABSTRACT

This study aims to produce the product specifications in the form of elementary
teachers pedagogical content-based self-reflection, and the effectiveness of
primary teachers pedagogical content-based self-reflection. This research is a
research and development (Research and Development) adaptation of Borg and
Gall. The collection of data through observation, interviews, questionnaires,
written test and Focus group discussion, and then analyzed quantitatively and
qualitatively. Results of the research is a primary school teacher pedagogical
content products based on self-reflection, analysis of the data shows that primary
school teachers pedagogical content-based self-reflection is effective in improving
pedagogical competence of primary school teachers.

Key Words: pedagogical content, self-reflection, an elementary school teacher

ABSTRAK
PENGEMBANGAN KONTEN PEDAGOGIK GURU SD
BERBASIS SELF REFLECTION

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan spesifikasi produk berupa konten


pedagogik guru SD berbasis self reflection, dan efektivitas konten pedagogik guru
SD berbasis self reflection. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development) adaptasi dari Borg and Gall.
Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket, tes tertulis dan
Focus group discussion, kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian berupa produk konten pedagogik guru SD berbasis self reflection,
analisis data menunjukkan bahwa konten pedagogik guru SD berbasis self
reflection efektif dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru SD.

Kata Kunci: konten pedagogik, self reflection, guru SD

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 1


Jurnal MKGSD Maret 2017

PENDAHULUAN juga memiliki semboyan “Tut Wuri


Handayani (dari belakang mendorong),
Program wajib belajar sembilan tahun Ing Ngarso Sungtulodo (dari depan
masih belum terlaksana dengan baik. memberikan teladan), Ing Madya
Masih banyak anak-anak usia sekolah Mangunkarso (dari tengah memberikan
yang belum merasakan bangku semangat) yang dideklarasikan oleh Ki
sekolah disebabkan berbagai faktor Hajar Dewantara (bapak pendidikan
diantaranya: kemiskinan, letak Indonesia).
sekolah yang jauh dari pemukiman
penduduk, keterbatasan ruang Tiga konstruksi pendidikan yang terkait
belajar bagi siswa, penyebarluasan dengan pengembangan guru secara
guru yang tidak merata. Uno (2014: global adalah guru self-efficacy,
32) menyebutkan ada tiga agenda pengetahuan konten pedagogis
pendidikan pembelajaran di masa (kemampuan pedagogik) dan out-of-
depan yaitu: pendidikan perlu field mengajar. Standar Nasional
menjamin pemerataan akses, Pendidikan penjelasan pasal 28 ayat 3
mengembangkan dan menetapkan (Priansa, 2014: 124) menyebutkan
keunggulan penguasaan pengetahuan, konten pedagogik guru SD adalah
perlu cara-cara inovatif dalam kemampuan mengelola pembelajaran
kebijakan. peserta didik usia SD yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik usia
Guru memiliki peranan sangat penting SD, perancangan dan pelaksanaan
untuk keberhasilan sistem pendidikan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
suatu bangsa. Bahkan, guru adalah dan pengembangan peserta didik usia
sumberdaya pendidikan yang paling SD untuk mengaktualisasikan berbagai
penting disekolah. Berdasarkan potensi yang dimilikinya.
Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Sebagai seorang pendidik guru harus
dan Dosen disebutkan bahwa guru mampu memahami konten pedagogik.
adalah pendidik profesional dengan Mengajar merupakan proses yang
tugas utama mendidik, mengajar, kompleks. Mengajar tidak hanya
membimbing, mengarahkan, melatih, sekedar menyampaikan informasi dari
menilai, dan mengevaluasi peserta guru ke siswa, melainkan meliputi
didik pada pendidikan anak usia dini banyak kegiatan dan tindakan yang
jalur pendidikan formal, pendidikan harus dilakukan. Bagi kaum
dasar, dan pendidikan menengah yang konstruktivis, mengajar bukanlah
bertujuan untuk melaksanakan sistem kegiatan memindahkan pengetahuan
pendidikan nasional dan mewujudkan semata, melainkan suatu kegiatan
tujuan pendidikan nasional, yaitu yang memungkinkan siswa
berkembangnya potensi peserta didik membangun sendiri pengetahuannya.
agar menjadi manusia yang beriman Atas dasar inilah maka seorang guru
dan bertakwa kepada Tuhan Yang harus memiliki pengetahuan konten
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, pedagogi/Pedagogical content
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta knowledge.
menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab. Konten pedagogik guru SD
mengandung prinsip-prinsip tentang
Guru sebagai sosok yang diharapkan apa yang harus dipelajari, bagaimana

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 2


Jurnal MKGSD Maret 2017

cara mempelajari, waktu proses daftar kehadiran siswa tanpa ada


belajar sedang berlangsung. Tugas kemauan dari dalam diri guru untuk
pedagogis khas pengetahuan, melakukan perubahan dalam
pengalaman profesional dan memperbaiki kualitas mengajar. Hal
kehidupan, nilai-nilai dan bakat tersebut tentu saja berdampak terhadap
dengan cara yang kreatif sehingga pencapaian kompetensi ketika
mendapatkan hasil yang tepat dan penilaian kinerja guru.
efektif. Konten pedagogik guru SD
yang dimiliki seorang guru mengacu Ambarita (2013: 148) penilaian
kinerja, pengetahuan dan keterampilan kinerja guru di desain untuk melayani
dalam mengajar dan belajar, sehingga dua tujuan yaitu: mengukur konten
mencakup kemampuan guru untuk guru, dan mendukung pengembangan
mengelola proses belajar mengajar professional. Werther dan Davis
dari perencanaan ke tahap evaluasi. (dalam Priansa: 2014, 356)
menyatakan bahwa beberapa tujuan
Proses pembelajaran yang terjadi di penilaian kinerja yang dilakukan guru
dalam kelas tidak ada yang berkenaan dengan peningkatan
mengetahui selain peserta didik dan kinerja, penyesuaian kompensasi,
guru itu sendiri. Kebanyakan keputusan penempatan, kebutuhan
pengawas dari Dinas Pendidikan pengembangan dan pelatihan,
belum berfungsi sebagai supervisor perencanaan dan pengembangan karir,
pembelajaran di kelas sebagaimana prosedur perekrutan, kesalahan desain
mestinya. Ketika melakukan pekerjaan dan ketidakakuratan
kunjungan sekolah, pengawas lebih informasi, kesempatan yang sama,
sering memeriksa kelengkapan tantangan eksternal, serta umpan balik.
administrasi guru seperti dokumen
rencana pelaksanaan pembelajaran Sebuah evaluasi kinerja guru harus
(RPP), program pembelajaran memiliki kualitas baik untuk
semester, program pembelajaran meningkatkan mutu pendidikan.
tahunan, dan sejenisnya. Pengawas Karena hasil kinerja guru yang telah
jarang masuk kelas untuk melakukan diukur menggunakan instrument akan
observasi kelas (classroom mencerminkan kualitas guru tersebut.
observation) dan menjadi narasumber Untuk itu, instrumen yang digunakan
pembelajaran bagi guru di sekolah. harus memiliki kualitas dengan
memenuhi persyaratan sebagai
Berdasarkan fenomena yang ada di berikut: (1) Instrumen yang efektif
lapangan, guru SD tidak pernah harus mengatasi masalah yang ada dan
melakukan refleksi diri baik secara peningkatan sepanjang karir semua
konten maupun praktek pedagogik. pendidik di semua tingkat sistem. (2)
Pernyataan tersebut diatas sejalan Instrumen harus menawarkan tingkat
dengan pendapat Bapak solihin, S.Pd ( presisi yang mampu membimbing
kepala SD Negeri 5 Lempuyang untuk perbaikan dan tetap bias
Bandar) yang menyatakan bahwa guru digunakan. (District Rockwood
telah terbiasa melakukan pembelajaran School: 2015).
sebagai rutinitas untuk memenuhi
tugas dan kewajibannya dalam Jika konten yang dimiliki oleh guru
mengajar dengan membuka dan sudah memenuhi Standar Kompetensi
menutup pembelajaran, memeriksa Minimum yang ditetapkan, maka

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 3


Jurnal MKGSD Maret 2017

kompetensi guru juga akan lebih baik. Melalui self reflection, guru dapat
Dengan demikian perlu pengkajian merenungkan dan menilai
agar persepsi guru tentang konten pembelajaran yang telah terjadi
pedagogik guru SD dapat terpenuhi sehingga guru dapat mengevaluasi
dan kompetensi guru lebih baik. Salah pembelajaran dengan desain yang
satu langkah yang dilakukan guru agar lebih baik terutama yang berkaitan
dapat mengetahui tingkat pemahaman dengan konten pedagogik.
konten pedagogik adalah dengan
melakukan self reflection (refleksi Dengan self reflection guru dapat
diri). mengetahui kekurangan dan
kebutuhan yang diperlukan dalam
Self reflection (refleksi diri) adalah mencapai standar konten . Munculnya
bagian dari bentuk penilaian diri kesadaran akan pentingnya self
seorang guru. Sadtyadi (2013: 6) reflection akan menjadi kebiasaan bagi
mengatakan pengembangan instrumen guru untuk selalu introspeksi dan
penilaian kinerja guru melalui penilaian meningkatkan konten pedagogik. Guru
diri sendiri, teman sejawat dan atasan, akan beranggapan bahwa self
menjadi sangat dibutuhkan dalam reflection adalah sebuah kebutuhan
rangka menghasilkan penilaian kinerja yang sangat menunjang kualitas
yang lebih komprehensif. Tahapan kontennya. Hal ini sejalan dengan
dalam melakukan self reflection pendapat Pekkarinen (2014) bahwa
(Kopelman: 2012, 3) yaitu: adanya refleksi dianggap sebagai elemen
kesadaran guru akan adanya kelemahan kunci dalam pengembangan seseorang
dan kekurangan dalam pembelajaran, sebagai guru.
mencari tahu informasi tentang
permasalahan dalam pembelajaran Berdasarkan studi pendahuluan, hasil
serta solusinya, guru menginginkan UKG (uji kompetensi guru) guru SD
adanya perubahan serta perbaikan pada konten pedagogik dengan rata-
dalam pembelajaran, melaksanakan self rata nasional mencapai 48,94, yakni
reflection secara berkelanjutan. berada di bawah standar konten
minimal (SKM), yaitu 55. Kondisi ini
Refleksi diri (self reflection) terjadi antara lain disebabkan guru SD
sebagai alat penting untuk kurang memahami konten pedagogik.
mengklarifikasi dan memberikan Berdasarkan angket yang penulis
makna terhadap ide-ide kompleks berikan kepada guru SD di MKGSD
dan pengalaman yang dimiliki oleh Unila diperoleh data bahwa 82,3%
seorang guru. Berdasarkan fenomena dari 17 responden menyatakan tidak
yang ada di lapangan, guru SD tidak puas terhadap hasil UKG tahun 2015.
pernah melakukan refleksi diri baik Mereka juga mengungkapkan bahwa
secara konten maupun praktek adanya kesulitan mengoperasikan
pedagogik. Hal tersebut tentu saja komputer serta memahami konten
berdampak terhadap pencapaian pedagogik ketika uji kompetensi
kompetensi ketika penikaian kinerja berlangsung. Guru SD yang terlibat
guru. Hasil penilaian kinerja yang juga menginginkan adanya sarana dan
diterima guru selama ini dianggap prasarana yang memfasilitasi
sebagai suatu rutinitas dalam peningkatan konten pedagogiknya.
pelaksanaan assessment yang
merupakan bagian dari supervisi. Faktor yang menyebabkan rendahnya

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 4


Jurnal MKGSD Maret 2017

hasil UKG konten pedagogik pada evaluator dengan informasi yang


guru SD dikarenakan guru tidak memungkinkan mereka untuk
pernah merenungkan dan introspeksi memutuskan apakah akan
konten pedagogiknya, guru mengalami melanjutkan, menghentikan atau
kesulitan mempelajari materi memodifikasi program.
pedagogik dikarenakan keterbatasan
buku penunjang, penilaian kinerja Program konten pedagogik guru SD
guru (PKG) kurang memberikan berbasis self reflection mengadopsi
kontribusi bagi guru untuk permendiknas No. 16 Tahun 2007,
peningkatan konten, serta kurang MTA Educator Evaluation (guidance
mahirnya guru mengoperasikan & templates), SA TfEL (South
perangkat komputer pada saat UKG Australian Teaching for Effective
berlangsung. Learning), Teacher Evaluation
Instrument, pembelajaran dan
Pengembangan konten pedagogik penilaian kurikulum 2013, serta
guru SD berbasis self reflection gambar-gambar dari internet dan
memfasilitasi guru untuk melakukan buku-buku penunjang lainnya.
self reflection atau perenungan
/introspeksi. Pengembangan konten Tujuan dari penelitian ini adalah
pedagogik guru SD berbasis self menghasilkan spesifikasi produk
reflection dengan titik tumpu pada berupa konten pedagogik guru SD
efektivitas serta efisiensi pendekatan berbasis self reflection, dan efektivitas
program model CIPP (context, input, konten pedagogik guru SD berbasis
process, product). Proses evaluasi self reflection dalam meningkatkan
model CIPP mencakup tiga langkah: kompetensi pedagogik guru SD.
menggambarkan informasi yang
diperlukan untuk diamati, memperoleh
informasi dan memberikan informasi METODE
kepada pihak yang berkepentingan.
Evaluasi konteks mempelajari Penelitian ini merupakan penelitian
lingkungan program dan tujuannya dan pengembangan yang bertujuan
adalah untuk menentukan informasi menghasilkan produk berupa konten
yang relevan, fokus pada kebutuhan pedagogik guru SD berbasis self
yang tidak terpenuhi dan kesempatan reflection. Berdasarkan kajian
yang hilang, serta mendiagnosa alasan terhadap desain penelitian
untuk kebutuhan yang tidak terpenuhi. pengembangan dari literatur yang ada,
Hal ini sebenarnya cara untuk dipilih model penelitian
memberikan informasi dan pengembangan (R&D) dari Borg &
menentukan bagaimana memanfaatkan Gall (1983:772), dengan 10 langkah
sumber daya untuk memenuhi tujuan pengembangan adalah sebagai berikut
program. Mengevaluasi aspek-aspek 1) Penelitian dan pengumpulan
tertentu dari program. Evaluasi proses informasi awal 2) Perencanaan 3)
mengarah pada keputusan Pengembangan format produk awal 4)
implementasi yang mengontrol dan Uji coba awal 5) Revisi produk 6) Uji
mengelola program. Evaluasi produk coba lapangan 7) Revisi produk 8) Uji
adalah pengumpulan data untuk coba lapangan 9) Revisi produk akhir
menentukan sejauh mana tujuan 9) Desiminasi dan implementasi.
sedang dicapai. Ini memberikan

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 5


Jurnal MKGSD Maret 2017

Sepuluh langkah-langkah yang


ditawarkan oleh Borg & Gall di atas,
disederhanakan menjadi tujuh (7)
tahap untuk menghasilkan produk
konten pedagogik guru SD berbasis
self reflection. Hal tersebut
dikarenakan tujuh langkah yang
digunakan ini sudah mencakup
kesepuluh langkah-langkah di atas.
Selain itu, penyerderhanaan langkah-
langkah pengembangan produk
disebabkan karena keterbatasan waktu
dan biaya. Penelitian ini juga
merupakan penelitian evaluatif dengan
menggunakan model CIPP (Context,
Input, Process, Product).

Komponen-komponen tersebut yaitu:


evaluasi konteks adalah upaya untuk
menggambarkan dan merinci Populasi dalam penelitian ini adalah
lingkungan kebutuhan yang tidak guru SD yang sedang studi lanjut di
terpenuhi, populasi dan sampel yang MKGSD Unila mulai periode 2014-
dilayani, dan tujuan proyek, evaluasi 2016 sebanyak empat (4) tingkat.
Input adalah kemampuan awal guru Penentuan jumlah sampel dalam
dan sekolah dalam menunjang penelitian ini dilakukan dengan teknik
kompetensi guru. Evaluasi input purposive sampling. Purposive
meliputi kualifikasi pendidikan guru sampling merupakan teknik penentuan
dan kompetensi pedagogik guru, sampel dengan pertimbangan khusus
evaluasi proses dalam model CIPP sehingga layak dijadikan sampel, maka
menunjuk pada “apa” (what), kegiatan penentuan sampel pada penelitian ini
yang dilakukan dalam program, “siapa” adalah guru SD yang sedang
(who) orang yang bertanggung jawaab melanjutkan studinya sebagai
atas keterlaksanaan suatu program, mahasiswa MKGSD Unila.
“kapan” (when) kegiatan akan selesai.
Evaluasi proses menekankan pada Teknik pengumpulan data merupakan
seberapa jauh kegiatan yang langkah yang paling utama, karena
dilaksanakan di dalam program sudah tujuan utamanya adalah mendapatkan
terlaksana sesuai dengan rencana, data. Tanpa mengetahui teknik
evaluasi produk atau hasil diarahkan pengumpulan data, maka peneliti tidak
pada hal-hal yang menunjukkan akan mendapatkan data yang
perubahan, yang berarti tingkat memenuhi standar data yang
pencapaian hasil belajar konten ditetapkan. Berdasarkan sumber dan
pedagogik guru SD. jenis data yang dikumpulkan, maka
teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan
wawancara, FGD dan angket
(kuesioner). Wawancara dilakukan
dengan 2 guru SD dan 1 kepala SD.

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 6


Jurnal MKGSD Maret 2017

Wawancara kepada guru SD dilakukan kendala yang dihadapi dalam


untuk mendapatkan informasi awal pelaksanaan pengembangan konten
kebutuhan guru pengembangan konten pedagogik guru SD. Tes digunakan
pedagogik. Wawancara ini melibatkan untuk memperoleh data efektivitas
guru SD dengan pengalaman kerja pengembangan konten pedagogik guru
sekitar 5 tahun dan lebih dari 15 tahun. SD berbasis self reflection dengan
Hal ini bertujuan agar data hasil menggunakan instrumen soal pre-test
wawancara benar-benar dapat dan post-test yang merupakan prosedur
mengungkapkan kondisi guru atau cara untuk mengumpulkan data
dilapangan berdasarkan jawaban hasil belajar konten pedagogik guru SD
responden. dengan menggunakan alat pengumpul
data berupa soal-soal test.
Pada penelitian ini menggunakan
angket tertutup dimana menurut Data dalam penelitian ini adalah berupa
Arikunto (2010: 151), angket tertutup data kuantitatif dan kualitatif.
adalah angket yang sudah disediakan Pengambilan data kuantitatif dalam
jawabannya sehingga responden penelitian ini diperoleh dari hasil
tinggal memilih pada kolom yang pemberian kuesioner tertutup dilakukan
sudah disediakan dengan memberikan untuk mengetahui kadar self reflection,
tanda contreng ( ). Angket diberikan sedangkan hasil wawancara dianalisis
kepada dosen ahli materi dan media melalui deskriptif kualitatif. Pengisian
untuk memvalidasi pengembangan angket sesudah guru menggunakan
konten pedagogik guru SD berbasis self konten pedagogik guru SD berbasis
reflection. Angket juga diberikan self reflection, dan memberikan tes
kepada guru dan kepala SD pada akhir tertulis sebelum dan sesudah
pembelajaran konten pedagogik guru menggunakan konten pedagogik guru
SD berbasis self reflection untuk SD berbasis self reflection untuk
mengetahui daya tarik atau keefektifan mengetahui tingkat pengetahuan dan
program konten pedagogik guru SD penguasaan guru terhadap materi
berbasis self reflection yang pedagogik. Dari tes tertulis ini
dikembangkan. Kemudian skala yang diperoleh nilai pretest, nilai post-test,
digunakan untuk angket tersebut danpeningkatan hasil kompetensi
dengan ketentuan Skala Guttman, pedagogik (N-Gain).
dimana skala tipe pengukuran ini
menurut Sugiyono (2014: 96), akan di Rata-rata gain guru SD dengan,
dapat jawaban yang tegas, yaitu “ya” menggunakan konten pedagogik guru
atau “tidak”. Untuk pernyataan positif SD berbasis self reflection studi lanjut
dengan jawaban “ya” diberi skor 1, di MKGSD Unila adalah sebesar 0,34
sedangkan untuk pernyataan negatif yang terkategori sedang, maka dapat
dengan jawaban “tidak” diberi skor 0. disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar konten pedagogik guru SD
Focus group discussion (FGD) adalah dengan menggunakan konten
teknik pengumpulan data yang pedagogik berbasis self reflection. Hal
dilakukan dengan tujuan mengungkap ini dilakukan untuk mengetahui apakah
pemaknaan dari suatu kelompok data sampel berasal dari data populasi
berdasarkan hasil diskusi yang terpusat yang berdistribusi normal atau tidak.
pada suatu permasalahan tertentu. FGD
digunakan untuk menganalisis kendala-

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 7


Jurnal MKGSD Maret 2017

Tahap uji hipotesis pertama PEMBAHASAN


dilaksanakan untuk menguji hasil Konten Pedagogik Guru SD
penelitian pengembangan yang berupa
produk konten pedagogik guru SD Berdasarkan Undang-Undang No. 14
berbasis self reflection. Uji hipotesis tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
yang dilaksanakan dengan cara uji dijelaskan bahwa konten pedagogik
validasi dengan menggunakan guru SD merupakan pemahaman
instrument validasi. Uji validasi dari seorang guru dalam mengelola proses
produk konten pedagogik tersebut pembelajaran yang berhubungan
yaitu: (1) Uji validasi oleh satu dosen dengan peserta didik usia SD, meliputi
ahli sintak dan desain konten pemahaman wawasan atau landasan
pedagogik; (2) Uji validasi oleh satu kependidikan, pemahaman terhadap
dosen ahli materi konten pedagogik. (3) peserta didik usia SD, pengembangan
Uji coba satu-satu (perorangan) 1 orang kurikulum atau silabus, perancangan
dengan pengalaman mengajar ≤ 5 pembelajaran,pelaksanaan
tahun, 1 orang dengan pengalaman pembelajaran yang mendidik dan
mengajar 6-10 tahun, 1 orang dengan dialogis, pemanfaatan teknologi
pengalaman mengajar 11-15 tahun, dan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
1 orang dengan pengalaman mengajar dan pengembangan peserta didik usia
16 tahun. (4) Uji coba kepada kepada SD untuk mengaktualisasikan
guru atau stakeholder yang studi lanjut berbagai potensi yang dimilikinya.
MKGSD Unila. (5) Uji kelompok kecil
dilakuakn dengan cara FGD antara Pedagogik merupakan perpaduan
guru SD dengan kepala antara konten, keterampilan serta
SD/stakeholder. (6) Melakukan proses yang terorganisir untuk
implementasi dan penilaian kepada mencapai tujuan pedagogik. Konten
guru SD studi lanjut MKGSD Unila pedagogik guru SD mengandung
sebagai sampel penelitian. prinsip-prinsip tentang apa yang harus
dipelajari, bagaimana cara
Tahap uji hipotesis kedua untuk mempelajari, waktu proses belajar
melihat efektivitas konten pedagogik sedang berlangsung. Tugas pedagogis
guru SD berbasis self reflection dalam khas pengetahuan, pengalaman
meningkatkan kompetensi pedagogik profesional dan kehidupan, nilai-nilai
guru SD. Pengujian hipotesis kedua ini dan bakat dengan cara yang kreatif
dilakukan uji t sebab data keefektifan sehingga mendapatkan hasil yang
konten pedagogik guru SD yang tepat dan efektif.
berbasis self reflection berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Produk konten pedagogik guru SD
Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah: berbasis self reflection berisikan
H0: tidak terdapat keefektifan konten sarana introspeksi diri melalui
pedagogik guru SD berbasis self berbagai cara untuk mengingat atau
reflection dalam meningkatkan merenungkan kembali suatu tindakan
kompetensi pedagogik guru SD. H1: persis seperti yang telah diamati.
terdapat keefektifan konten pedagogik Program ini dapat dilakukan secara
guru SD berbasis self reflection dalam terus-menerus dan berkesinambungan
meningkatkan kompetensi pedagogik sampai guru tersebut merasakan
guru SD. kepuasan atas pencapaian konten
pedagogiknya. Hal ini sejalan dengan

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 8


Jurnal MKGSD Maret 2017

pendapat Korthagen & Vasalos (dalam bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
Rahman: 2014, 3) bahwa konten konten pedagogik guru SD dengan
pedagogik guru SD berbasis self menggunakan konten pedagogik
reflection dapat (1) membantu guru berbasis self reflection.
dalam mengidentifikasi dan
melokalisasi masalah-masalah yang Program konten pedagogik guru SD
dihadapi guru dan sejauh mana hal dilakukan dengan cara pendekatan
tersebut dapat diperdalam atau evaluasi model CIPP (context, input,
diperluas, (2) meningkatkan process, product) yang dikembangkan
kesadarannya terhadap identitas dan oleh Stufflebeam. Komponen-
tanggung jawabnya juga dapat diraih kompenen tersebut meliputi kegiatan
dengan upaya self reflection guru, (3) sebagai berikut. Komponen Konteks
membantu guru mengintegrasikan (Context) pada program konten
seluruh aspek perkembangan pedagogik guru SD ditinjau dari
profesional secara alami dan (4) beberapa aspek, diantaranya. (a)
membantu membangun kesadaran Pencapaian konten pedagogik guru SD
guru dalam menggali sumber-sumber masih rendah dan dibawah SKM
inspirasi dan kekuatan diri. (standar kompetensi minimal). (b)
Ketersediaan buku penunjang
Berdasarkan kajian tersebut diatas, peningkatan konten pedagogic belum
pada penelitian ini konten pedagogik ada. (c) Guru SD memerlukan self
guru SD diukur melalui test sumatif reflection sebagai tolok ukur
yaitu pemberian soal preetest dan peningkatan konten pedagogik. (d)
posttest sebelum dan setelah Dukungan kepala SD
pengembangan konten pedagogik untukpeningkatankonten guru SD. (e)
guru SD berbasis self reflection. Tersedianya pengembangan konten
Melalui observasi yang dilakukan pedagogik guru SD berbasis self
peneliti mengenai konten pedagogik reflection diharapkan dapat
guru SD, memberi makna bahwa memfasilitasi guru SD dalam
pengembangan konten pedagogik peningkatan konten pedagogik.
sangat dibutuhkan bagi guru SD untuk
memperbaiki kompetensinya. Berdasarkan hasil penelitian, konten
pedagogik guru SD melalui angket
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menyatakan bahwa bapak/ibu guru SD
konten pedagogik guru SD berbasis merasa tidak puas dengan hasil UKG
self reflection yang dikembangkan 2015 dikarenakan mereka mengalami
termasuk kriteria baik, ini dapat dilihat kesulitan dalam memahami materi
dari besar skor hasil validasi isi yang yang pedagogik yang diujikan. Selain
dilakukan oleh guru SD mendapat itu juga kendala muncul dalam
jumlah skor 85, dengan rerata skor keterbatasan mereka mengoperasikan
3,03 dan persentase skor 75% dengan komputer. Bapak/ibu guru berharap
kategori “baik”. Sedangkan validasi isi agar ada yang memfasilitasi baik
menurut kepala SD jumlah skor 89, berupa sarana prasarana untuk
dengan rerata skor 3,17 dan persentase meningkatkan konten pedagogiknya.
skor 79%. Rata-rata gain pada guru
SD yang studi lanjut di MKGSD Unila Komponen Masukan (Input)
adalah sebesar 0,34 yang terkategori Evaluasi input dalam pengembangan
sedang, maka dapat disimpulkan konten pedagogik guru SD mencakup:

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 9


Jurnal MKGSD Maret 2017

a. Kriteria guru SD; b. Berpendidikan beberapa penelitian evaluatif


strata 1; c. Pernah mengikuti UKG; pendidikan sebagai alternatif untuk
dan d. Adanya motivasi. Program membuat kebijakan baru atau
yang dilatarbelakangi rendahnya memperbaiki kebijakan yang sudah
konten pedagogik guru SD ini dapat ada sebelumnya. Penelitian ini
dilaksanakan apabila mendapat dilakukan untuk merancang sebuah
dukungan dari stakeholder serta sarana penilaian diri terhadap pencapaian
dan prasarana yang memadai untuk hasil konten pedagogik pada UKG
melaksanakan program ini. guru SD tahun 2015. Adapun tujuan
penilaian diri ini menurut Ambarita
Komponen Proses (Process) (2013: 148) di desain untuk melayani
Pengembangan konten pedagogik guru dua tujuan yaitu: mengukur
SD telah disiapkan berupa persiapan kompetensi guru, dan mendukung
program yang diawali dari analisis pengembangan professional. Penilaian
litaratur yaitu: a. Permendiknas No. 16 diri guru SD dilakukan dengan
Tahun 2007 sebagai paying hokum menggunakan sebuah intrumen
tertulis konten guru; serta b. Buku refleksi diri (self reflection) dengan
referensi tentang evaluasi guru. syarat kualitas menurut (District
Komponen proses kegiatan Rockwood School: 2015) adalah: (1)
pengembangan konten pedagogik guru Instrumen yang efektif harus
SD mengindikasi adanya hambatan mengatasi masalah yang ada dan
seperti; efektifitas waktu ketika peningkatan sepanjang karir semua
program dilaksanakan, serta anggaran pendidik di semua tingkat sistem. (2)
dana operasional kegiatan. Instrumen harus menawarkan tingkat
presisi yang mampu membimbing
Komponen Hasil (Product) untuk perbaikan dan tetap bisa
Berdasarkan hasil pretest dan posttest digunakan.
konten pedagogik guru SD dapat
diketahui bahwa ada peningkatan gain Hasil belajar konten pedagogik guru
antara sebelum dan sesudah SD menjadi aspek utama yang harus
melaksanakan pengembangan konten diperhatikan, karena pencapaian hasil
pedagogic berbasis self reflection, ini belajar guru SD ini dapat
berarti program tersebut dapat menempatkan substansi konten
dilanjutkan dan diimplementasikan di pedagogik guru SD berbasis self
tempat dan waktu berbeda. Namun reflection dengan tepat sesuai
pengembangan konten pedagogik guru kebutuhan setiap guru. Pencapaian
SD perlu diperbaiki pada proses jika skor rata-rata hasil belajar yang
ingin dilaksanakan secara efektif agar diperoleh dari guru SD yang sedang
mencapai hasil yang optimal. studi lanjut di MKGSD Unila
menggunakan konten pedagogik guru
Keefektifan Konten Pedagogik Guru SD berbasis self reflection sebesar
SD Berbasis Self Reflection 77%. Skor ini termasuk dalam kriteria
“baik” sehingga pengembangan
Pendekatan evaluatif yang digunakan konten pedagogik guru SD berbasis
dalam konten pedagogik guru SD self reflection ini layak untuk
berbasis self reflection menggunakan dipergunakan sebagai salah satu
model CIPP. Pendekatan model CIPP alternatif program untuk peningkatan
telah banyak digunakan dalam konten pedagogik guru SD. Demikian

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 10


Jurnal MKGSD Maret 2017

pula hasil uji ahli memberikan Keterbatasan Pengembangan


penilaian cukup baik pada semua Pengembangan Konten Pedagogik
tampilan pengembangan konten Guru SD Berbasis Self Reflection
pedagogik guru SD berbasis self
reflection. Beberapa keterbatasan dalam konten
pedagogik guru SD berbasis self
Kelebihan Konten Pedagogik Guru reflection antara lain: program konten
SD Berbasis Self Reflection pedagogik guru SD berbasis self
reflection ini menyajikan lima (5)
Konten pedagogik guru SD berbasis materi pedagogik tidak mencakup
self reflection memiliki beberapa seluruh materi, pengujian efektivitas
keunggulan sebagai berikut. (1) Isi konten pedagogik guru SD berbasis
konten pedagogik guru SD berbasis self reflection hanya dilakukan di 25
self reflection sesuai dengan standar guru SD yang sedang studi lanjut
konten guru kelas SD/MI dalam MKGSD Unila sebagai sampel yang
Permendiknas No. 16 Tahun 2007. (2) mewakili populasi.
konten pedagogik guru SD berbasis
self reflection berisi materi yang Keterbatasan Penelitian
dibutuhkan oleh guru SD dalam Beberapa keterbatasan dalam
meningkatkan konten pedagogik serta penelitian ini antara lain: soal preetest
dilengkapi gambar-gambar yang dapat dan posttest hanya divalidasi oleh ahli
mempermudah guru memahami isi materi, sehingga dimungkinkan masih
materi. (3) konten pedagogik guru SD terdapat kesalahan bentuk soal, produk
berbasis self reflection dapat diujicobakan hanya satu kali pada
digunakan guru SD secara individu sampel, sehingga dimungkinkan hasil
sesuai dengan tingkat konten nya. konten pedagogik tidak maksimal.

Pentingnya Konten Pedagogik KESIMPULAN


Guru SD Berbasis Self Reflection
Untuk Meningkatkan Konten Berdasarkan hasil penelitian bahwa
Pedagogik Guru SD guru SD yang studi lanjut di MKGSD
Unila berpotensi untuk pengembangan
Pentingnya konten pedagogik guru konten pedagogik guru SD berbasis
SD berbasis self reflection dalam self reflection, yang ditandai dengan
meningkatkan konten pedagogik guru pencapaian kompetensi pedagogik
SD adalah sebagai berikut. Peneliti guru SD masih dibawah SKM
mencari cara meningkatkan konten (Standar Kompetensi Minimal). Hal
pedagogik guru SD melalui kesadaran ini dikarenakan tidak adanya upaya
dan introspeksi dari dalam diri guru itu guru untuk melakukan self reflection.
sendiri, Peneliti berusaha Seharusnya self reflection dapat
mengembangkan konten pedagogik dijadikan guru sebagai sarana untuk
guru SD berbasis self reflection sesuai instrospeksi diri terhadap kompetensi
dengan standar konten guru kelas pedagogik.
SD/MI dalam Permendiknas No. 16
Tahun 2007. Konten pedagogik guru SD berbasis
self reflection, adalah sebuah program
untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru SD. Berdasarkan hal

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 11


Jurnal MKGSD Maret 2017

tersebut maka peneliti menyimpulkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007


bahwa: produk yang dihasilkan dalam tentang standar kualifikasi
penelitian ini adalah konten pedagogik akademik dan kompetensi guru.
guru SD berbasis self reflection yang Priansa, Donni Juni. (2014). Kinerja
berisi self reflection dan materi dan Profesionalisme Guru.
pedagogik guru SD serta dilengkapi Bandung. Alfabeta.
oleh gambar-gambar sebagai daya
tarik pembaca. Materi konten Sadtyadi, Hesti. Badrun Kartowagiran.
pedagogik disesuaikan dengan (2013). Pengembangan Instrumen
kebutuhan guru SD dalam memahami Kinerja Guru Sekolah Dasar
konten pedagogik. Pengembangan Berbasis Tugas Pokok dan Fungsi.
konten pedagogik guru SD berbasis Yogyakarta. Universitas Negeri
self reflection dapat dijadikan guru SD Yogyakarta.
sebagai penunjang dan pengembangan
konten pedagogik. Konten pedagogik Undang-Undang Republik Indonesia
guru SD berbasis self reflection Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
efektif untuk meningkatkan Guru dan Dosen.
kompetensi pedagogik guru SD. Uno, Hamzah. Nina Lamatenggo.
2014. Teori Kinerja Dan
Pengukurannya. Jakarta. Bumi
DAFTAR PUSTAKA Aksara.

Ambarita, A. (2013). Kepemimpinan


Kepala Sekolah. Bandar Lampung.
Universitas Lampung.
Borg, W.R.,& Gall,M.D. 1983.
Education research: an
introduction. New York. Long-
man inc.

District Rockwood School. 2015.


Teacher Evaluation Instrument.
Revision Boe Approved.

Kopelman, Max. 2012. Self-Reflection


on Undergraduate Teaching.
Touro College. ISSN 1096-1453
Volume 16, Issue 4.

Pekkarinen 2014. University Lecturers’


Evaluations and Reflections On
The Development Of Their Own
Pedagogical Competence
Areas.www.iced2014.se/proceedin
gs/1141_Pekkarinen.pdf

Magister Keguruan Guru Sekolah Dasar 12

Anda mungkin juga menyukai