Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI MAXWELL-BOLTZMAN

PADA DISTRIBUSI KECEPATAN MOLEKUL

Oleh

Oleh :

NAMA : 1. Abdul Azis (16033001)

2. Vriska Dwinanda Fitri (16034071)

3. Hanifa Yoanda (16034011)

DOSEN PEMBIMBING : Dr.H.Asrizal ,M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
DISTRIBUSI KECEPATAN MOLEKUL

1. Dasar pemikiran

a. Suatu gas terdiri dari molekul yang sangat banyak dengan arah kecepatan molekul
terdistribusi secara merata dalam ruang.
b. Molekul – molekul dari gas mempunyai kecepatan yang berbeda-beda.

Bagaimana fungsi distribusi kecepatan dari molekul gas?

Problem penentuan fungsi distribusi pertama kali dikerjakan oleh Clerk Maxwell
dan Ludwig Boltzmann.

2. Jumlah Molekul dengan Fungsi Distribusi

Dalam sistem koordinat persegi ada tiga sumbu yang melukiskan komponen
kecepatan yaitu: x,y,z. Ketiga komponen kecepatan dalam ruang itu 𝑣𝑥, 𝑣𝑦 , 𝑣𝑧 .

𝑣𝑥, 𝑣𝑦 , 𝑣𝑧

𝑣̅ = 𝑖 𝑣𝑥 + 𝑗 𝑣𝑦 + 𝑘 𝑣𝑧 (15)
v

|𝑣| = √𝑣𝑥 2 + 𝑣𝑦 2 + 𝑣𝑧 2

𝑣 2 = 𝑣𝑥 2 + 𝑣𝑦 2 + 𝑣𝑧 2 (16)

Elemen volume ruang: 𝑑 3 𝑉 = 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧

Jumlah molekul yang mempunyai kecepatan antara 𝑣𝑥 dan 𝑣𝑥 + 𝑑𝑣𝑥 , antara 𝑣𝑦


dan 𝑣𝑦 + 𝑑𝑣𝑦 dan antara 𝑣 dan 𝑣𝑧 + 𝑑𝑣𝑧 masing-masing ditentukan oleh:

𝑑𝑁𝑣𝑥 = ⋯ ? ? ?

𝑑𝑁𝑣𝑦 = ⋯ ? ? ?

𝑑𝑁𝑣𝑧 = ⋯ ? ? ?

Fungsi distribusi kecepatan molekul antara 𝑣 dan 𝑣𝑥 + 𝑑𝑣𝑥 , antara 𝑣𝑦 dan


𝑣𝑦 + 𝑑𝑣𝑦 dan antara 𝑣𝑧 dan 𝑣𝑧 + 𝑑𝑣𝑧
𝑓(𝑣𝑥 ) = ⋯ ? ?

𝑓(𝑣𝑦 ) = ⋯ ? ?

𝑓(𝑣𝑧 ) = ⋯ ? ?

Pandanglah sebuah vektor kecepatan molekul dalam ruang. Kemudian tentukan


elemen volume dari ruang dan jumlah molekul yang terdapat pada elemen bagian ruang.

𝑑𝑣𝑧

𝑣𝑧 v

𝑑𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑦 y

𝑣𝑥 𝑑𝐴 = 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦

Jika N menyatakan jumlah total dari molekul dan 𝑑𝑁𝑣𝑥 melukiskan jumlah
molekul dalam irisan antara kecepatan 𝑣𝑥 dan 𝑣𝑥 + 𝑑𝑣𝑥 , antara 𝑣𝑦 dan 𝑣𝑦 + 𝑑𝑣𝑦 dan
antara 𝑣𝑧 dan 𝑣𝑧 + 𝑑𝑣𝑧 .

Jumlah molekul dalam elemen luas 𝑑𝐴:

𝑑𝑁𝑣𝑥
= 𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑑𝑣𝑥
𝑁

𝑑𝑁𝑣𝑥 = 𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑑𝑣𝑥 (17)

𝑑𝑁𝑣𝑦
= 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑑𝑣𝑦
𝑁
𝑑𝑁𝑣𝑦 = 𝑁𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑑𝑣𝑦 (18)

𝑑𝑁𝑣𝑧
= 𝑓(𝑣𝑧 ) 𝑑𝑣𝑧
𝑁

𝑑𝑁𝑣𝑧 = 𝑁𝑓(𝑣𝑧 ) 𝑑𝑣𝑧 (19)

𝑑𝑁𝑣𝑥 jumlah molekul pada komponen x dengan kecepatan antara 𝑣𝑥 dan 𝑣𝑥 +


𝑑𝑣𝑥

𝑑𝑁𝑣𝑦 jumlah molekul pada komponen y dengan kecepatan antara 𝑣𝑦 dan 𝑣𝑦 +

𝑑𝑣𝑦

𝑑𝑁𝑣𝑧 jumlah molekul pada komponen z dengan kecepatan antara 𝑣𝑧 dan 𝑣𝑧 +


𝑑𝑣𝑧

Jika 𝑑 2 𝑁𝑣𝑦 𝑣𝑧 melukiskan jumlah molekul pada komponen x dengan kecepatan

antara 𝑣𝑥 dan 𝑣𝑥 + 𝑑𝑣𝑥 secara simultan pada komponen y dengan kecepatan antara 𝑣𝑦
dan 𝑣𝑦 + 𝑑𝑣𝑦 .

𝑑 2 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦
= 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑑𝑣𝑦
𝑑𝑁𝑣𝑥

𝑑 2 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦
= 𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑑𝑣𝑥
𝑑𝑁𝑣𝑦

𝑑 2 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 = 𝑑𝑁𝑣𝑦 𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑑𝑣𝑥

𝑑2 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 = 𝑁𝑣𝑥 𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑑𝑣𝑥 𝑣𝑦 (20)

𝑑 2 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 = 𝑑𝑁𝑣𝑥 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑑𝑣𝑦

𝑑2 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 = 𝑁𝑣𝑥 𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑑𝑣𝑥 𝑣𝑦 (21)

jumlah molekul yang secara simultan pada komponen x dengan kecepatan


antara 𝑣𝑥 dan 𝑣𝑥 + 𝑑𝑣𝑥 dengan komponen y dengan kecepatan antara 𝑣𝑦 dan 𝑣𝑦 +
𝑑𝑣𝑦 dan pada komponen z dengan kecepatan antara 𝑣𝑧 dan 𝑣𝑧 + 𝑑𝑣𝑧
Jumlah molekul dalam elemen ruang 𝑑3 𝑣 = 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧

𝑑 3 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑣𝑧
= 𝑓(𝑣𝑧 ) 𝑑𝑣𝑧
𝑑 2 𝑁𝑣𝑦 𝑣𝑧

𝑑 3 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑣𝑧
= 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑑𝑣𝑦
𝑑 2 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑧

𝑑 3 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑣𝑧
= 𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑑𝑣𝑥
𝑑 2 𝑁𝑣𝑦 𝑣𝑧

𝑑 3 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑣𝑧 = 𝑑 3 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑓(𝑣𝑧 ) 𝑑𝑣𝑧

𝑑 3 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑣𝑧 = 𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑓(𝑣𝑧 ) 𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧 (22)

Jumlah molekul persatuan volume dalam ruang kecepatan 𝑑𝑣𝑥 , 𝑑𝑣𝑦 , 𝑑𝑣𝑧 sama dengan
rapat jenis molekul dalam ruang kecepatan. 𝜌=
𝑑3 𝑁𝑣𝑥 𝑣𝑦 𝑣𝑧
= 𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑥 )
𝑑𝑣𝑥 𝑑𝑣𝑦 𝑑𝑣𝑧

Dengan asumsi arah kecepatan molekul terdisribusi secara merata dalam ruang
maka kerapatan moekul adalah sama dalam beberapa elemen volume ruang yang lain.
Perubahan kerapatan molekul dalam ruang adalah:

𝜕𝜌 𝜕𝜌 𝜕𝜌
𝑑𝜌 = (𝜕𝑣 ) 𝑑𝑣𝑥 + (𝜕𝑣 ) 𝑑𝑣𝑦 + (𝜕𝑣 ) 𝑑𝑣𝑧 (23)
𝑥 𝑦 𝑧

𝜕𝜌 𝜕
( )= 𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑓(𝑣𝑧 )
𝜕𝑣𝑥 𝜕𝑣𝑥

𝜕𝜌
(𝜕𝑣 ) = 𝑁𝑓′(𝑣 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑓(𝑣𝑧 ) (24)
𝑥 𝑥

𝜕𝜌
(𝜕𝑣 ) = 𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓′(𝑣 ) 𝑓(𝑣𝑧 ) (25)
𝑦 𝑦

𝜕𝜌
(𝜕𝑣 ) = 𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑓′(𝑣 (26)
𝑧 𝑧)

𝑑𝜌 = ⌊(𝑁𝑓 ′ (𝑣 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑓(𝑣𝑧 ) ) 𝑑𝑣𝑥 + (𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓′(𝑣 ) 𝑓(𝑣𝑧 ) ) 𝑑𝑣𝑦 +


𝑥 𝑦

(𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑓′(𝑣 ) ) 𝑑𝑣𝑧 ⌋


𝑧
𝑑𝜌 𝑓 ′ (𝑣 ) 𝑓′(𝑣 )
𝑦 𝑓′(𝑣 )
𝑥 𝑧
= 𝑑𝑣𝑥 + 𝑑𝑣𝑦 + 𝑑𝑣𝑧 = 0 (27)
𝑁𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓′(𝑣 ) 𝑓(𝑣𝑧 ) 𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑦) 𝑓(𝑣𝑧 )
𝑦

𝑓 ′ (𝑣 ) 𝑓 ′ (𝑣 ) 𝑓 ′ (𝑣 )
𝑥 𝑦 𝑧
𝑑𝑣𝑥 + 𝑑𝑣𝑦 + 𝑑𝑣𝑧 = 0 (28)
𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑓(𝑣𝑦 ) 𝑓(𝑣𝑧 )

𝑑𝑓 ′ (𝑣 )
𝑥
𝑑𝑣𝑥 = 0 (29)
𝑓(𝑣𝑥 )

𝑑𝑓(𝑣𝑥 ) 1
𝑑𝑣𝑥 = 0
𝑑𝑣𝑥 𝑓(𝑣𝑥 )

𝑑𝑓(𝑣𝑥 ) 𝑑𝑣𝑥 = 0

𝑑𝑓(𝑣𝑥 ) = 0 (30)

𝑓(𝑣𝑥 ) = ⋯ . ?

Dari persamaan differensial yang dihasilkan ternyata persamaan differensial tidak


memiliki solusi. Untuk mengatasi persoalan ini digunakan metoda lagrange yang dikenal
dengan metoda pengali tak tentu.

Anda mungkin juga menyukai