Anda di halaman 1dari 5

14.2.

Viskositas Saliva

Fungsi lubrikasi saltva sangat penting untuk membantu pergerakan udara dan bihir saat
menelan makanan dan herblcara (Watcrman et al, 1988). Keetektivan saliva dalam
melubrikasi bergantung pada viskositas dan shear rate meningkat pada saat berbicara dan
menelan (160-60 1/s)

Tribalogy adalah ilu tentang friksi, lubrikasi dan pemakaian pada permulkaan in relative
motion (Schwarz.1987).Rhcology adalah ilmu yang berhubungan dengan deformasi material
yang tergantung nada hesar tekanan dan gaya. Aspek rheologis meliputi viscositas dan
viscoclasticity (Aguirre et al, 19891. Saliva memiliki sifat rheologis karena karakteristik
kimia fisik dan bialogis.

Cairan Newronfan adalah cairan dimana tekanan berhubungan setara dengan togangan.
Terdapat material polymer, emulsi, suspensi dan biomaterial seperti saliva yang tidak bisa
dijelaskan oleh model elastik sederhana (viscous rheolagical) [Schwarz1987). Viscosity
adalah nerhandingan antara shear rate yaitu gaya yang diberikan pada bahan per satuan luas
dan shear stress yaitu penuhahan kecepatan akihat gaya yang diberikan pada jarak tertent.
Viskositas saliva dipenguruhi oleh shear rate dan wakt, maka saliva diklasifikasikan sebagai
non-newtonian fluid (Van der Reijdn et al, 1993). Sifat rhealogis saltva disebabkan oleh
glikoprotein saliva, yaitu molekul Mucin 1 yang herherat molekul tinggi. yang disekresikan
oleh kelenjar sublingual, submandibular dan pafatal. Perbedaan viskoelastisitas antar
submandibula dan sublingual tidak dischabkan oleh perbedaan kansentrasi mucin, tapi jenis
mucinnya Van der Reijdn et al, 1993). Peran viskusitas saliva telah dipclajari olch Eritson
and Stjernsturm dari tahun 1951. Viskositas saliva dipengaruhi aleh pH dan kalsium (Norabo
et al, 1984). Peningkatan viskositas saliva berhubnngan dengan peningkatan kartes
(Biesbrock et al, 1992

Viskositas saliva juga herkantribusi dengan retensi gigi tiruan. Sampai pada tahun 1970-an,
rhenlogis saliva diukur dengan Ostwald- type U-type viscometer dan modifikasinya
(Watermelan et al, 1988). Alat Weissenberg Rheugoniometer telah digunakun uatuk
mengukur dynamic viskositas dan stress modulus (Schwarz. 1987).Oscilating rheometer dan
cone/plate micrOviscometer digunakan dalam mengukur viskositas
1.4. Karakteristik Saliva

1.4.1. Kapasitas Buffer Saliva

Kapasitas buffer saliva sangat penting dalam menjaga pH saliva dan lak Kapasitas buffer
stimulated dan unstimulated saliva meliputi 3 sistem (Bardow et al, 2000). Sistem buffer
yang paling penting adalah asam carbona/bicarbonat. Persamaan CO2+h2a- H2c03-HC03-
+H+

Peningkatan konsentrasi asam karhonat menychabkan CO2 keluar dari saliva, bicarbonat
saliva meningkut pH dan kapasitas buffer saltva terutama selama stimulasi (Bardow et al,
2000). Sistem buffer kedua adalah sistem phosphatase yang berkontribusi pada buffer saliva
pada laju allr yang sangat rendah. Mekanisine buffering phosphatase inorganic disebabkan
oleh kemampuan ion secondary phosphate. HPO4 2-, untuk mengikat hidrogen dan
membentuk H2P04-

Sistem buffer ke-3 adalah sistem protein. Pada pH rendah, kapasitas buffer saliva dinengaruli
oleh macromolecules protein yang memiliki H-binding stress (Tenovua dan Lagerlove,
1994). Konsentrasi bikarbonat dipeugaruhi oleh tingkat sekresi (Birthed dan Heintze, 1989).
Karena blcarbonat adalah penentu utuma kapasitas buffer, terdapat hubungan antara pH,
tingkat sekresi dan kapasitas buffer sallva

Banyak metode untuk mengukur kapastias buffer saliva, termasuk titrasi under cil, titrasi saat
terbuka dengan udara dan titrasi dengan CO2 (Bardow et al, 2000). pH <3,5 pada
unstimulated sallva dan 4,0 untuk stimolated saliva termasuk rendah (Tenovuo dan
Lagerdove, 1994). Denrobuff method setelah dikembangkan nntuk menentukan kapsitas
buffer di dental practice. Berdasarkan perubahan warna pada kertas

L4.3. Laju Aliran Saliva

Laju aliran saliva adalah parameter yang menentukan nomal, tinggi rendah, atau sangat
rendahnya aliran saliva yang dinyatakan dalam satuan ml/inenit. Pada individu dewasa yang
sehat, laju saliran norinal saliva yang distimulasi adalah 1-3 ml/ menit, laju aliran yang
lambat adalah 0.7-1 ml/menit, dan hiposalfvasi apahila laju aliran saliva kurang dari 0.7 ml/
Ienit Laju oliran nurmal saliva non stimulasi adalah 0.25- 0.35 ml/menit, laju aliran yang
renduh adalah 0.1-0.25 ml/menit, dan hiposalivasi apabila laju aliran saliva adalah kurang
dari 0.1 ml/ menit (Almeida et ol, 2008)
1.4.3.1. Faktor yang Mempengaruhi Sekresi Saltva

fakror yang mempengaruhi unstinulated whole saliva low rate adalah hidrasi,posisi tubuh,
stimulasi sebelumnya, ritme sirkadian dan sirkanual obal-obatan, usia, beratbadan,
efckpsikologis, stimulasi fungsional (Dawes 187). Falktor yang mempenparuhi stimulated
whole saliva adalah sumber simulus, merokok, ukuran lkclenjar, reflcks muntah, refleks
penciuman [offaction), stimulasi unilateral dan makanan (Lagerlof F et al 1994)

a. Hidrasi

Jika tuhuh kekurangan air, alirarn saliva berkurang karena kelenjar saliva mengurangi
sckresi untulk mempertahankan jumlah air dalam tubuh. Laju aliran saliva meningkat
pada keadaan hiperhidrasi (Dawes,2001 Almeida, 2018)

b. Posisi tubuh

Dalam kcadaan berdiri, laju aliran saliva tinggi, pada saat berbaring, laju aliran saliva
menjadi lebih rendah daripada pada saat duduk (Sawair, 2009)

c. Pencahayaan

Pencahayaan juga mempengaruli laju aliran suliva. Dalam gclap, laju aliransaliva
berkurang 30-40% namun tidak berpengaruh pada orang buta (Almeida, 2008. Hal ini
dapat disugestikan bahwa urang buta atau yang ditutup matanya beradaplasi terhadap
kurangnya cahaya yang diterima oleh penghilatan atau mata.

d. Jenis Kelamin

Pengaruh jeniskelamin terhadapsekrcsi saliva masih terus didebatkan khususnya yang


berhubungan dengan perubahan hormonal pada wanitu. Naun secara umum, perubahan
hormonal pada wanita dapat mempengaruhi kcadaun dalam rongga mlut termasuk aliran
selresi saliva

e. Usia

Secara histologi, dengan semakin bertambahnya usia, sel scl parenkim pada glandula
salivarius akan lerus tergantikan oleh sel sel adipasa dan jaringan fibrovaskula; dan valum
dari acini berkurang (Almeidu et al, 2008). Navazesh et al (2008) menyatakan bahwa laju
aliran unstimulated saliva lebih rendah pada pasien sehat yang berumur 65 sampai 83
tahun dibandingkan dengan individu yang berusia 18 sampai 35 tahun

f. Merokok

Merokok menyebabkan peningkatan temporcrlajualiran unstimulated saliva. Perakok


memiliki laju aliran saliva yang lebih besar daripada individu yang bukan perokok. Efek
iritasi lemnbakau meningkatkan ekskresi kelenjar dan nilkotin menyebabkan peruhahan
fungsi dan morfologi kelenjar saliva Dawes, 2004). Stimulusi olfaktit dan meroknk
menyebabkan keiaikan sementara pada aliran saliva tanpa stimulasi. Laki - laki perokok
menunjukkan aliran saliva terstimulasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang
tidak merokak. Efek iritasi pada tembakau meningkatkan sekresi pada glandulu
sulivarius, dan nikotin pada rokuk dapat menychabkan kelainan mortologi serta
perubahan fungsianal pada glandula salivarius (Almeida et al, 2008)

g. Siklus sirkadian dan sirkanual

Aliran saliva mencapai puncak pada tengah hari dan menurun pada saat tidur.
Konmposisi suliva tidak konstan dan berhubunyan dengan siklus sirkadian Konsentrasi
protcin total mencapai level tertinggi pada akhir siang hari, scdanglkan puncak produksi
natrium dan klorida lerjadi pada awal pagi hari (Ekstram et al, 2012). Menurut Edgar
(2004), irama sirkanual mempengaruhi sekresi saliva. Pada musim panas, volume saliva
kelenjar parntis lebih rendah, sedangkan pada musim ingin, volume saliva mencapai
puicaknya.

h. Latihan Fisik

fisik dapat mempcngaruhi sekresi dan menginduksi saliva seperli Latihan perubahan pada
berbagai macam kumponen imunoglobulin, hormon, laktal, protein, dan clektrolit. Untuk
menentilan intensitas dari latihan ini, terjadi kenaikan yang jelas terlihat pada level
salivasi dari a-umilase dan elektrolit (khususnya Na+). Selama aktivitas fisik, stimulasi
simpatik cukup kuat sehingga mengurangi atau cmenghambat selresi saliva (Almeida et
al, 2008).

i. Medikasi

Obat-obatan yang bersifat anticholinergic seperti antidepresan, anxiolitik,


antipsilkotik.antihistamindanantihipertensi,menyebabkan berkurangnya laju aliran saliva
dan mengubah kompasisinya (Almcida etal, 2008). Greenbcrg et al (2008) menyatakan
bahwa obat- ubatan antikanvulsan, agen situtoksik.dan muscle relaxunts dapat
menyebabkan hipofungsi kelenjar saliva sehingga mempengaruhi laju aliran saliva

j. Regular stimulation of salivary flow

Pengunyahan permen laret secara berulang dapat meningkatkan lalu aliran saliva simulusi
(Burt, 2006)

k. Karakteristik kelenjar saliva

Aliran saliva stimulasi berhubungan dengan karakteristik kelenjar saliva salah satunya
adalah ukuran kelenjar. Semakin besar ukuran kelenjar saliva, semakin cepat alíran saliva
yang distimulasi (inoue et al, 2006)

l. Konsumsi alkohol (chronic alcoholism)

Dengan hanya 1 kali mengkonsumsi ethanal dosis tinggi sudah dapat menyebabkan
penurumunan sekresi aliran saliva terstimulasi secara signifikan. Penurunan ini
menyebahlcan perubahan tntal proteln dan amilase serta elektrolit yang tersckresi
(Almeida et al, 2000) Konsumsi alkohol yang berkepanjangan danatmenycbabkan
disfungsi kelenjar saliva dan pembesaran kelenjur parotid bilateral sehingga dapat
mempenguruhi laju aliran saliva (Greenberg et al, 2008)

m. Diabetes
Diabetes merupakan penyakdt endokrin yang menyehabkan abnormalitas metabulik.
Xerostomia dan hipofungsi kelenjar saliva dapat ditemui pada penderita diabetes yang
tidak terkontrol. Diabetes dapat mempengaruhi laju aliran dan kompusisi saliva
(Greenberg et al, 2008)

n. Psikoemosional

Keadaan psikoemosional seperti depresi dan stress emosional dapat menurunkan laju
aliran saliva ( Ekstrom et al, 2012). Aktivitas

Anda mungkin juga menyukai