PENDAHULUAN
Diperkirakan 15 persen dari 3000 spesies ular yang ditemukan di seluruh dunia dianggap
berbahaya bagi manusia. Dalam tiga tahun terakhir, American Association of Poison Control
Centers telah melaporkan rata-rata terdapat 6000 kasus gigitan ular (snake bites) per tahun nya,
dan 2000 kasus diantaranya disebabkan oleh ular berbisa1.
ntuk !ndonesia, tidak terdapat data reliabel yang tersedia untuk mengetahui angka
mortalitas dan morbiditas gigitan ular. "igitan ular dan kematian di laporkan pada beberapa
pulau, misalnya #omodo, namun kurang dari 20 kematian di$atat setiap tahunnya2.
%erkena bisa ular ( envenomed) dan kematian yang disebabkan gigitan ular, merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang utama pada pedalaman tropis. &asyaraka t pada daerah ini
mengalami mortalitas dan morbiditas yang tinggi karena akses yang buruk menu'u sarana
kesehatan3.
lar berbisa yang terdapat hampir di semua negara, ke$uali antartika- melumpuhkan
mangsanya dengan menyuntikkan air liur yang telah dimodiikasi (bisa) yang mengandung ra$un
ke dalam 'aringan mangsa mereka melalui taring-taringnya-gigi berongga khusus. lar 'uga
menggunakan bisanya untuk membertahankan diri dan akan menggigit mereka yang
mengan$am, menge'utkan, atau meman$ingnya. "igitan ular yang disebabkan oleh amili
Viperidae ( $ontohnya pit *iper) dan Elapidae ( $ontohnya krait dan kobra) adalah yang utama
berbahaya bagi manusia. +engobatan terbaik untuk gigitan ular manapun adalah membaa
korban ke rumah sakit se$epat mungkin di mana antibisa ($ampuran antibodi yang menetralkan
bisa) dapat diberikan3.
erdasarkan pertimbangan tersebut maka kami menulis mengenai gigitan ular, agar dapat
menambah pengetahuan dan aasan mengenai bahaya dan $ara penanganan terhadap gigitan
ular, khususnya ular berbisa.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
uka gigitan adalah $idera yang disebabkan oleh mulut dan gigi hean atau manusia.
/ean mungkin menggigit untuk mempertahankan dirinya, dan pada kesempatan khusus untuk
men$ari makanan. "igitan dan $akaran hean yang sampai merusak kulit kadang kala dapat
mengakibatkan ineksi. eberapa luka gigitan perlu ditutup dengan 'ahitan, sedang beberapa
lainnya $ukup dibiarkan sa'a dan sembuh dengan sendirinya.
uka gigitan penting untuk diperhatikan dalam dunia kedokteran. uka ini dapat
menyebabkan
a. #erusakan 'aringan se$ara umum,
b. perdarahan serius bila pembuluh darah besar terluka
$. ineksi oleh bakteri atau patogen lainnya, seperti rabies
d. dapat mengandung ra$un seperti pada gigitan ular
e. aal dari peradangan
pesies ular dapat dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak berbisa. lar berbisa yang
bermakna medis memiliki sepasang gigi yang melebar, yaitu taring, pada bagian depan dari
rahang atasnya. %aring-taring ini mengandung saluran bisa (seperti 'arum hipodermik) atau alur,
dimana bisa dapat dimasukkan 'auh ke dalam 'aringan dari mangsa alamiahnya. ila manusia
tergigit, bisa biasanya disuntikkan se$ara subkutan atau intramuskuler. lar kobra yang meludah
dapat memeras bisanya keluar dari u'ung taringnya dan membentuk semprotan yang diarahkan
terhadap kedua mata penyerang 2,5.
ek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies, ukuran
ular, 'enis kelamin, usia, dan eisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu atau kedua taring
menusuk kulit), serta banyaknya serangan yang ter'adi5.
2
B. JENIS ULAR DAN CARA MENGIDENTIFIKASINYA
lar berbisa kebanyakan termasu k dalam amili Colubi!"e, tetapi pada umumnya bisa
yang dihasilkannya bersiat lemah. 4ontoh ular yang termasuk amili ini adalah ular sapi
(Zaocys carinatus), ular tali ( Dendrelaphis pictus), ular tikus atau ular 'ali ( Ptyas korros), dan
ular serasah ( Sibynophis geminatus ). lar berbisa kuat yang terdapat di !ndonesia biasanya
masuk dalam amili El"#i!"e, H$!o#ii!"e, atau %i#ei!"e. lapidae memiliki taring pendek
dan tegak permanen. eberapa $ontoh anggota amili ini adalah ular $abai ( Maticora
intestinalis), ular eling ( ungarus candidus), ular sendok ( !a"a sumatrana), dan ular king
kobra ( #phiophagus hannah). iperidae memiliki taring pan'ang yang se$ara normal dapat
dilipat ke bagian rahang atas, tetapi dapat ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya. da
dua subamili pada iperidae, yaitu %i#ein"e dan Co&"lin"e. 4rotalinae memiliki organ untuk
mendeteksi mangsa berdarah panas (pit organ), yang terletak di antara lubang hidung dan mata.
eberapa $ontoh iperidae adalah ular bandotan ( Vipera russelli), ular tanah ( Calloselasma
rhodostoma), dan ular bangkai laut ($rimeresurus albolabris)5
"ambar 1. 7enis ular 4obra(kiri) dan *iper(kanan) yang banyak terdapat di !ndonesia (umber
+oisonus nake in !ndonesia, 2010)
3
"ambar 2. "igitan ular dan isa (umber .animalsearth.blogspot.$om)
C. BISA ULAR
isa adalah suatu 9at atau substansi yang berungsi untuk melumpuhkan mangsa dan
sekaligus 'uga berperan pada sistem pertahanan diri. isa tersebut merupakan ludah yang
termodiikasi, yang dihasilkan oleh kelen'ar khusus. #elen'ar yang mengeluarkan bisa
merupakan suatu modiikasi kelen'ar ludah parotid yang terletak di setiap bagian baah sisi
kepala di belakang mata. isa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi
merupakan $ampuran kompleks, terutama protein, yang memiliki akti*itas en9imatik5.
". Ko'#osisi Bis" Ul"
isa ular mengandung lebih dari 20 unsur penyusun, sebagian besar adalah protein, termasuk
en9im dan ra$un polipeptida. erikut beberapa unsur bisa ular yang memiliki eek klinis2
a. n9im prokoagulan %iperidae) dapat menstimulasi pembekuan darah namun dapat pula
menyebabkan darah tidak dapat berkoagulasi. isa dari ular :ussel mengandung
beberapa prokoagulan yang berbeda dan mengakti*asi langkah berbeda dari kaskade
pembekuan darah. kibatnya adalah terbentuknya ibrin di aliran darah. ebagian besar
dapat dipe$ah se$ara langsung oleh sistem ibrinolitik tubuh. egera, dan terkadang
antara 30 menit setelah gigitan, tingkat aktor pembekuan darah men'adi sangan rendah
(koagulopati konsumti) sehingga darah tidak dapat membeku.
b. /aemorrhagins (9in$ metalloproteinase) dapat merusak endotel yang meliputi pembuluh
darah dan menyebabkan perdarahan sistemik spontan ( spontaneous systemic
haemorrhage).
$. :a$un sitolitik atau nekrotik men$erna hidrolase (en9im proteolitik dan osolipase )
ra$un polipentida dan aktor lainnya yang meningkatkan permeabilitas membran sel dan
menyebabkan pembengkakan setempat. :a$un ini 'uga dapat menghan$urkan membran
sel dan 'aringan.
d. +hospholipase 2 haemolitik and myolitik enn9im ini dapat menghan$urkan membran
sel, endotel, otot lurik, syara serta sel darah merah.
e. +hospolipase 2 ;euroto<in pre-synaptik (lapidae dan beberapa iperidae)
merupakan phospholipases 2 yang merusak u'ung syara, pada aalnya melepaskan
transmiter asetilkolin lalu meningkatkan pelepasannya.
. +ost-synapti$ neuroto<ins (lapidae) polip eptida ini bersaing dengan asetilkolin untuk
mendapat reseptor di neuromus$ular 'un$tion dan menyebabkan paralisi s yang mirip
seperti paralisis kuraonium2
isa ular terdiri dari beberapa polipeptida yaitu osolipase , hialuronidase, %+-ase, 5
neuo&o)si), yaitu bisa yang mempengaru hi sistem sara dan otak= dan bis" si&o&o)si) , yaitu
bisa yang hanya beker'a pada lokasi gigitan.
a. isa ular yang bersiat ra$un terhadap darah (hematotoksik)
5
isa ular yang bersiat ra$un terhadap darah, yaitu bisa ular yang menyerang dan
merusak (menghan$urkan) sel-sel darah merah dengan 'alan menghan$urkan stroma
le$ethine (dinding sel darah merah), sehinggga sel darah merah men'adi han$ur dan larut
(hemolysis) dan keluar menembus pembuluh-pembuluh darah, mengakibatkan timbulnya
perdarahan pada selaput mukosa (lendir) pada mulut, hidung, tenggorokan, dan lain-lain.
b. isa ular yang bersiat ra$un terhadap sara (neurotoksik)
>aitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan 'aringan-'aringan sel sara sekitar luka
gigitan yang menyebabkan 'aringan-'aringan sel sara tersebut mati dengan tanda-tanda
kulit sekitar luka tampak kebiruan dan hitam (nekrotik). +enyebaran dan pera$unan
selan'ut nya mempengaruhi susunan sara pusat dengan 'alan melumpuhkan susunan
sara pusat, seperti sara pernapasan dan 'antung. +enyebaran bisa ular ke seluruh tubuh
melalui pembuluh lime.
isa ular diproduksi dan disimpan dalam sepasang kelen'ar yang berada di baah mata.
isa dikeluarkan dari taring berongga yang terletak di rahang atasnya. %aring ular dapat tumbuh
hingga 20 mm pada rattlesnake besar. Dosis bisa ular tiap gigitan bergantung pada aktu yang
terleati se'ak gigitan pertama, dera'at an$aman yang diterima ular, serta ukuran mangsanya.
ubang hidung merespon terhadap emisi panas dari mangsa, yang dapat memungkinkan ular
untuk mengubah 'umlah bisa yang dikeluarkan.
isa biasanya berupa $airan. +rotein en9imatik pada bisa menyalurkan bahan-bahan
penghan$urnya. +rotease, kolagenase, dan arginin ester hidrolase telah diidentiikasi pada bisa
pit *iper. ek lokal dari bisa ular merupakan penanda potensial untuk kerusakan sistemik dari
ungsi sistem organ. alah satu eeknya adalah perdarahan lokal, koagulopati biasanya tidak
ter'adi saat *enomasi. ek lainnya, berupa edema lokal, meningkatkan kebo$oran kapiler dan
$airan interstitial di paru-paru.
&ekanisme pulmoner dapat berubah se$ara signiikan. ek akhirnya berupa kematian
sel yang dapat meningkatkan konsentrasi asam laktat sekunder terhadap perubahan status *olume
dan membutuhkan peningkatan minute *entilasi. ek blokade neuromuskuler dapat
menyebabkan perburukan pergerakan diaragma . "agal 'antung dapat disebabkan oleh asidosis
dan hipotensi. &yonekrosis disebabkan oleh myoglobinuria dan gangguan gin'al?.
6
D. TANDA DAN GEJALA GIGITAN ULAR BERDASARKAN JENIS ULAR
"igitan lapidae
(misalnya ular kobra, ular eling, ular sendok, ular anang, ular $abai, coral snake, mambas,
kraits)
1. emburan kobra pada mat a dapat menimbulkan rasa saki t yang berden yut, kaku pada
kelopak mata, bengkak di sekitar mulut.
"igitan iporidae@4rotalidae
(misalnya ular tanah, ular hi'au, ular bandotan puspo)
1. "e'ala lokal timbul dalam 15 menit, setelah beberapa 'am berupa bengkak di deka t
gigitan yang menyebar ke seluruh anggota tubuh.
2. "e'ala sistemik mun$ul setelah 5 menit atau setelah beberapa 'am
3. #era$unan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut dalam aktu 2 'am
atau ditandai dengan perdarahan hebat.
"igitan /ydropiridae
(misalnya ular laut)
1. egera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah.
2. etelah 30 menit sampai beberapa 'am biasanya timbul kaku dan nyer i menyeluruh,
dilatasi pupil, spasme otot rahang, paralisis otot, mioglobinuria yang ditandai dengan urin
berarna $oklat gelap (penting untuk diagnosis), kerusakan gin'al, serta henti 'antung
?
E. *RANG+*RANG YANG MEMILIKI RESIK* LEBIH BESAR UNTUK TERKENA
GIGITAN ULAR
#orban gigitan ular terutama adalah petani, peker'a perkebunan, nelayan, paang ular,
pemburu, dan penangkap ular. #ebanyakan gigitan ular ter'adi ketika orang tidak mengenakan
alas kaki atau hanya memakai sandal dan mengin'ak ular se$ara tidak senga'a. "igitan ular 'uga
dapat ter'adi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah untuk men$ari mangsa berupa
ular lain, $i$ak, katak, atau tikus5.
F. DIAGN*SA KLINIK
An"'nesis,
namnesis yang tepat seputar gigitan ular serta progresiitas ge'ala dan tanda baik lokal dan
sistemik merupakan hal yang sangat penting.
mpat pertanyaan aal yang bermanaat
1. pada bagian tubuh mana anda terkena gigitan ular&
Dokter dapat melihat se$ara $epat bukti baha pasien telah digigit ular (misalnya, adanya bekas
taring) serta asal dan perluasan tanda en*enomasi lokal.
2. kapan dan pada saat apa anda terkena gigitan ular&
+erkiraan tingkat keparahan en*enomasi bergantung pada berapa lama aktu berlalu se'ak
pasien terkena gigitan ular. pabila pasien tiba di rumah sakit segera setelah terkena gigitan ular,
bisa didapatkan sebagian ke$il tanda dan ge'ala alaupun se'umlah besar bisa ular telah
diin'eksikan. ila pasien digigit ular saat sedang tidur, kemungkinan ular yang menggigit adalah
#raits (ular berbisa), bila di daerah persaahan, kemungkinan oleh ular kobra atau russel *iper
(ular berbisa), bila ter'adi saat memetik buah, pit *iper hi'au (ular berbisa), bila ter'adi saat
berenang atau saat menyebrang sungai, kobra (air taar), ular laut (laut atau air payau).
'( perlakuan terhadap ular yang telah menggigit anda&
lar yang telah menggigit pasien seringkali langsung dibunuh dan di'auhkan dari pasien. pabila
ular yang telah menggigi t berhasil ditemukan, sebaiknya ular tersebut dibaa bersam a pasien
saat datang ke rumah sakit, untuk memudahkan identiikasi apakah ular tersebut berbisa atau
tidak. pabila spesies terbukti tidak berbahaya (atau bukan ular samasekali) pasien dapat segera
ditenangkan dan dipulangkan dari rumah sakit.
)( apa yang anda rasakan saat ini&
A
+ertanyaan ini dapat membaa dokter pada analisis sistem tubuh yang terlibat. "e'ala gigitan
ular yang biasa ter'adi di aal adalah muntah. +asien yang mengalami trombositopenia atau
mengalami gangguan pembekuan darah akan mengalami perdarahan dari luka yang telah ter'di
lama. +asien sebaiknya ditanyakan produksi urin serta arna urin se'ak terkena gigitan ular.
+asien yang mengeluhkan kantuk, kelopak mata yang serasa ter'atuh, pandangan kabur atau
ganda, kemungkinan menandakan telah beredarnya neurotoksin.
Pe'ei)s""n fisi)
%idak ada $ara yang sederhana untuk mengidentiikasi ular berbisa yang berbahaya. eberapa
ular berbisa yang tidak berbahaya telah berkembang untuk terlihat hampir identik dengan yang
berbisa. kan tetapi, beberapa ular berbisa yang terkenal dapat dikenali dari ukuran, bentuk,
arna, pola sisik, prilaku serta suara yang dibuatnya saat merasa teran$am.2.
eberapa $iri ular berbisa adalah bentuk kelapa segitiga, ukuran gigi taring ke$il, dan pada luka
bekas gigitan tedapat bekas gigi taring.
"ambar 3. ekas gigitanan ular. () lar tidak berbisa tanpa bekas taring, () lar berbisa
dengan bekas taring (umber entra !normasi #era$unan ;asional adan +B&, 2012)
%idak semua ular berbisa pada aktu menggigit mengin'eksikan bisa pada korbannya.
Brang yang digigit ular, meskipu n tidak ada bisa yang diin'eksikan ke tubuhnya dapat men'adi
panik, naas men'adi $epat, tangan dan kaki men'adi kaku, dan kepala men'adi pening. "e'ala
dan tanda-tanda gigitan ular akan ber*ariasi sesuai spesies ular yang menggigit dan banyaknya
bisa yang diin'eksikan pada korban. "e'ala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda
gigitan taring (fang marks), nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan kelen'ar getah
C
bening, radang, melepuh, ineksi lokal, dan nekrosis 'aringan (terutama akibat gigitan ular dari
amili iperidae)2.
%anda dan "e'ala okal pada daerah gigitan2
a. %anda gigitan taring ( fang marks)
b. ;yeri lokal
$. +erdarahan lokal
d. #emerahan
e. imangitis
. +embesaran kelen'ar lime
g. !nlamasi (bengkak, merah, panas)
h. &elepuh
i. !neksi lokal, terbentuk abses
'. ;ekrosis
10
"ambar . "e'ala mum "igitan lar (umber .do$torse$ret.$om)
%anda dan ge'ala sistemik2
a. mum (general)
mual, muntah, nyeri perut, lemah, mengantuk, lemas.
b. #ardio*askuler (*iperidae)
gangguan penglihatan, pusing, pingsan, syok, hipotensi, aritmia 'antung, edema paru, edema
kon'un$ti*a ($hemosis)
$. +erdarahan dan gangguan pembekuan darah (iperidae)
perdarahan yang berasal dari luka yang baru sa'a ter'adi (termasuk perdarahan yang terus-
menerus dari bekas gigitan (ang marks) dan dari luka yang telah menyembuh sebagian (oldrus*
mene partly*healed +ounds ), perdarahan sistemik spontan dari gusi, epistaksis, perdarahan
intrakranial (meningism, berasal dari perdarahan subdura, dengan tanda lateralisasi dan atau
11
koma oleh perdarahan $erebral), hemoptisis, perdarahan perrektal (melena), hematuria,
perdarahan per*aginam, perdarahan antepartum pada anita hamil, perdarahan mukosa
(misalnya kon'un$ti*a), kulit (petekie, purpura, perdarahan diskoid, ekimosis), serta perdarahan
retina.
paralisis otot a'ah dan otot lainnya yang dipersarai ner*us kranialis, suara sengau atau aonia,
regurgitasi $airan melaui hidung, kesulitan untuk menelan sekret, paralisis otot pernaasan dan
lasid generalisata.
e. destruksi otot keletal ( sea snake, beberapa spesies kraits, ungarus niger and ( candidus,
estern :ussells *iper Daboia russelii)
nyeri seluruh tubuh, kaku dan nyeri pada otot, trismus, myoglobinuria, hiperkalemia, henti
'antung, gagal gin'al akut.
. istem +erkemihan
nyeri punggung baah, hematuria, hemoglobinuria, myoglobinuria, oligouria@anuria, tanda dan
ge'ala uremia ( pernapasan asidosis, hi$$ups, mual, nyeri pleura, dan lain-lain)
g. ge'ala endokrin
insuisiensi hipoisis@kelen'ar adrenal yang disebabkan inark hipoisis anterior. +ada ase akut
syok, hipoglikemia. Ease kronik (beberapa bulan hingga tahun setelah gigitan) kelemahan,
kehilangan rambut seksual sekunder, kehilangan libido, amenorea, atroi testis, hipotiroidism
mendapatkan peraatan medis di rumah sakit serta mengaasi ge'ala dini yang
membahayakan. angkah-langkah pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan
korban yang $emas= imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit
12
dengan $ara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak ter'adi kontraksi otot,
karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam
aliran darah dan getah bening= pertimbangkan pressure*immobilisation pada gigitan
lapidae= hindari gangguan terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan
bisa dan menimbulkan pendarahan lokal.
13
1 2
3 4
5 6
1
2. #orban harus segera dibaa ke rumah sak it se$epatnya, denga n $ara yang ama n dan
senyaman mungkin. /indari pergerakan atau kontraksi otot untuk men$egah peningkatan
penyerapan bisa. eberapa alat transportasi yang dapat digunakan untuk membaa
pasien adalah tandu, sepeda, motor, kuda, kereta, kereta api, atau perahu, atau pasien
dapat dipikul (dengan fireman,s metode). +asien diposisikan miring ( recovery posotion)
bila ia muntah dalam per'alanan
15
terhadap bisa ular yang mempunyai eek neurotoksik dan hematotoksik, yang kebanyakan ada di
!ndonesia.
K"n!un-"n Seu' An&i Bis" Ul"
%iap ml dapat menetralisasi
a. isa ular nkystrodon rhodosoma 10-50 D 50
b. isa ular ungarus as$inatus 25-50 D50
$. isa lar ;aya sputatri< 25-50 D 50
d. Dan mengandung Eenol 0,25G sebagai pengaet
16
Dapat timbul ?-10 hari setelah suntikan dan dapat berupa kenaikan suhu, gatal-gatal,
sesak naas dan lain-lain ge'ala alergi. :eaksi ini 'arang timbul bila digunakan serum
yang sudah dimurnikan
2. Ken"i)"n su(u /!e'"'0 !en-"n 'en--i-il
iasanya timbul setelah pemberian serum se$ara intra*ena
3. R"s" n$ei #"!" &e'#"& su"n&i)"n
iasanya timbul pada penyuntikan serum dengan 'umlah besar reaksi ini ter'adi dalam
pemberian 2 'am
Bleh karena itu, pemberian serum harus berdasarkan atas indikasi yang ta'am.
1?
1. +ada pende rita harus dilaku kan tes hipersensiti*itas subkut an lebih dahullu, kemudian
di$oba dengan suntikan intramuskuler, baru intra*ena.
2. +emberiannya harus perlahan-lahan, dan siapkan adrenalin 11000.
3. etelah dsuntik intra*ena penderita harus diamati sedikitnya selama satu 'am.
Tin!")"n &e("!"# e")si s"'#in-"n
1. :eaksi anailaktik ( anaphyilactic shock)
+enderita harus dibaringkan dengan kepala lebih rendah, 'angan diberi selimut atau botol
berisi air panas. untikkan 0,3-0,5 ml adrenalin 11000 intramuskuler.
+eriksa tekanan darah se$ara teratur. ila tekanan darah tetap rendah, beri lagi 0,3-0,5
+emberian serum anti bisa ular direkomendasikan bila dan saat pasien terbukti atau di$urigai
mengalami gigitan ular berbisa dengan mun$ulnya satu atau lebih tanda berikut
Ge6"l" 4ene"si sis&e'i)
#elainan hemostatik perdarahan spontan (klinis), koagulopati, atau trombositopenia.
"e'ala neurotoksik ptosis, otalmoplegia eksternal, paralisis, dan lainnya.
#elainan kardio*askuler hipotensi, syok, arritmia (klinis), kelainan #".
4idera gin'al akut (gagal gin'al) oligouria@anuria (klinis), peningkatan kreatinin@urea urin (hasil
laboratorium). /emoglobinuria@mioglobinuria urin $oklat gelap (klinis), dipstik urin atau bukti
lain akan adanya hemolisis intra*askuler atatu rabdomiolisis generalisata (nyeri otot,
hiperkalemia) (klinis, hasil laborator ium). erta adanya bukti laborator ium lainnya terhadap
tanda *enerasi.
Ge6"l" 4ene"si lo)"l 5
1A
+embengkakan lokal yang melibatkan lebih dari separuh bagian tubuh yang terkena gigitan
(tanpa adanya turniket) dalam A 'am setelah gigitan. +embengkak an setelah tergigit pada 'ari-
'ari ( 'ari kaki dan khususnya 'ari tangan). +embengkakan yang meluas ( misalnya di baah
pergelangan tangan atau mata kaki pada beberapa 'am setelah gigitan pada tangan dan kaki),
pembesaran kelen'ar getah bening pada kelen'ar getah bening pada ekstremitas yang terkena
gigitan.
+emberian anti bisa ular dapat menggunakan pedoman dari +arrish, seperti tabel di
baah ini
0 0 F F@- K3$m@12
'am 0
! F@- F F K3$m@12
'am 0
+edoman terapi menga$u pada $hart9 dan 8ay (Depkes, 2001)
1C
Dera'at 0 dan ! &i!") diperlukan , dilakukan e*aluasi dalam 12 'am, 'ika dera'at
meningkat maka diberikan
Dera'at !! 3- *ial
nti bisa ular harus diberikan segera setelah memenuhi indikasi. nti bisa ular dapat melaan
en*enomasi (kera$unan) sistemik alaupun ge'ala telah menetap selama beberapa hari, atau pada
kasus kelainan haemostasis, yang dapat belangsung dua minggu atau lebih. ntuk itu, pemberian
anti bisa tepat diberikan selama terdapat bukti ter'adi koagulopati persisten. pakah antibisa ular
dapat men$egah nekrosis lokal masih men'adi kontro*ersi, namun beberapa bukti klinins
menun'ukkan baha agar antibisa eekti pada keadaan ini, anti bisa ular harus diberikan pada
satu 'am pertama setelah gigitan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
". Pe'ei)s""n l"bo"&oiu' 5
-( +enghitungan 'umlah sel darah
.( Pro trombine time dan activated partial tromboplastin time
'( Eibrinogen dan produk pemisahan darah
)( %ipe dan 'enis golongan darah
/( #imia darah, termasuk elektrolit, ; dan #reatinin
0( rinalisis untuk myoglobinuria
1( nalisis gas darah untuk pasien dengan ge'ala sistemik
b. Pe'ei)s""n "!iolo-is 5
1. %hora< photo untuk pasien dengan edema pulmonum
1. Pe'ei)s""n l"inn$" 5
20
a. %ekanan kompartemen dapat perlu diukur. e$ara komer sialtersedia alat yang ster il,
sederhana untuk dipasang atau diba$a, dan dapat diper$aya (seperti tyker pressure
monitor). !ndikasi pengukuran tekanan kompartemen adalah bila terdapat pembengkakan
yang signiikan, nyeri yang sangat hebat yang menghalangi pemeriksaan, dan 'ika
parestesi mun$ul pada ekstremitas yang tergigit
TINDAK LANJUT
+eraatan pasien lebih lan'ut di rumah sakit
ntuk kasus gigitan kering (bisa tidak diin'eksikan) dari ular *iper, obser*asi di !nstalasi gaat
Darurat selama A-10 'am= namun, hal ini sering tidak mungkin dilaksanakan. +asien dengan
tanda en*enomasi (kera$unan) yang berat membutuhkan peraatan khusus di !4 untuk
pemberian produk-produk darah, menyediakan monitoring yang in*asi, dan memastikan
proteksi 'alan naas. Bbser*asi untuk gigitan ular koral minimal selama 2 'am. uat e*aluasi
serial untuk pendera'atan lebih lan'ut dan untuk menyingkirkan sindroma kompartemen.
%ergantung pada skenario klinik, ukur tekanan kompartemen setiap 30-120 menit. Eas$iotomi
diindikasikan untuk tekanan yang lebih dari 30-0 mm/g. %ergantung dari dera'at keparahan
gigitan, pemeriksaan darah lebih lan'ut mungkin dibutuhkan, seperti aktu pembekuan darah,
'umlah trombosit, dan le*el ibrinogen.
21
e. +ada pasien dengan neurotoksisitas tipe post sinaps (gigitan ular kobra) akan membaik
dalam 30 menit setelah pemberian antibisa, namun biasanya membutuhkan aktu
bebeerapa 'am. +ada kera$unan tipe pre sinaps (#raits dan ular laut) tidak tampak respon.
. /emolisis akti dan rhabdomyolisis menurun dalam beberapa 'am dan arna urin akan
kembali ke arna normal.
+ada pasien yang terkena bisa ular *iper, setelah ter'adi respon aal terhadap antibisa
ular (perdarahan berkurang, koagulopati darah terhenti), tanda kera$unan sistemik dapat ter'adi
kembali dalam 2-A 'am. /al ini dapat ter'adi karena
a. bsorbsi bisa yang berlan'ut dari Mdep ot pada lokasi gigitan, kemungkinan didukung
oleh peningkatkan aliran darah setelah koreksi syok, hipo*olemia, dsb, setelah ter'adi
eliminasi antibisa (tergantung aktu paruh antibisa !g" 5 'am, E(ab)2 A0-100 'am= Ean
12-1A 'am)
b. :edistribusi bisa dari 'aringan ke dalam ruang intra*askuler, diakibatkan oleh terapi
antibisa.
22
DIAGRAM PENANGANAN GIGITAN ULAR
PASIEN DG RIWAYAT
GIGITAN ULAR
PERTOLONGAN PERTAMA:
- TENANGKAN PASIEN
- IMMOBILISASI DAERAH GIGITAN
- TRANSPOR PASIEN KE RS
YA
TIDAK
TIDAK YA
ULAR DIBAWA KE RS
TIDAK
RAWAT
(KERACUNAN)
I +, .'/ &0&01
3,0,/ ULAR DITETAPKAN
OBSERVASI* DI RS YA TIDAK BERBISA
SELAMA 24 JAM TIDAK
YA RAWAT
YA
RAWAT
OBSERVASI* DI RS BERIKAN ANTIBISA
SELAMA 24 JAM POLISPESIFIK UNTUK BERIKAN ANTIBISA TERAPI
SPESIES ULAR YANG MONOSPESIFIK " KONSERVATIF**
BERADA DI AREA POLISPESIFIK
GEOGRAFIS YANG
SAMA
LIHAT RESPON2
RAWAT RAWAT
TIDAK TANDA ENVENOMASI YA
OBSERVASI* DI RS ULANGI DOSIS INISIASI
RAWAT
SISTEMIK MENETAP
ANTIBISA (MA# $%-!%% &')
CROSS INSISI
etelah tergigit isa yang dapat terbuang
menit
3 C0G
15-30menit 50G
'am1 1G
B#(padabekasgigitan) istemik
a. %anda gigitan taring ( fang marks) mum ( general) mual, muntah, nyeri perut,
b. ;yeri lokal lemah, mengantuk, lemas.
$. +erdarahan lokal #elainan hemostatik perdarahan spontan (klinis),
d. #emerahan koagulopati, atau trombositopenia.
e. imangitis "e'ala neurotoksik ptosis, otalmoplegia eksternal,
. +embesaran kelen'ar lime paralisis, dan lainnya.
g. !nlamasi (bengkak, merah, #elainan kardio*askuler hipotensi, syok, arritmia
2
KRITERIA PEMBERIAN SERUM ANTI BISA ULAR
DERAJAT PARRISH
0 0 F F@- K3$m@12
'am 0
! F@- F F K3$m@12
'am 0
Dosis pertama sebanyak 2 *ial H5 ml sebagai larutan 2G dalam ;a4l dapat diberikan sebagai
inus dengan ke$epatan 0-A0 tetes per menit, lalu diulang setiap 6 'am. pabila diperlukan
(misalnya ge'ala-ge'ala tidak berkurang atau bertambah) antiserum dapat diberikan setiap 2 'am
sampai maksimal (A0-100 ml). antiserum yang tidak dien$erkan dapat diberikan langsusng
sebagai suntikan intra*ena dengan sangat perlahan-lahan. Dosis untuk anak-anak sama atau lebih
besar daripada dosis untuk deasa.4ara lain adalah denga menyuntikkan 2,5 ml se$ara iniltrasi
di sekitar luka, 2,5 ml diin'eksikan se$ara intramuskuler atau intra*ena. +ada kasus berat dapat
diberikan dosis yang lebih tinggi. +enderita harus diamati selama 2 'am untuk reaksi anailaktik
25
CARA PENYUNTIKAN SERUM ANTIBISA ULAR
A&/5 6% &0
A&/5 6% &0
KETERANGAN :
R0/3 H70,058/ (//'/353) ; : 71+/ 307/'/ 71< 70,/// 7// A&/5 ,07 0,/;/7
./13-./13 30/3/ 11 &1/' //1 &1/-&1/ 70&.0<3/3/ ';/ //1 0,1& /5./ 1'/,
.., ;0=1 /; +07/ 03// ;/,/ &01,1 <//'-<//' ,// 5;/3 =/&/ ;
70,1 0/3 />/ 30/;/,/ &01,1 //1 30?/<
26
b. Bil" !""( &e&"# &i!") )o"-ul"si , 6 'am setlah pemberian dosis aal antibisa, dosis
yang sama harus diulang. /al ini berdasarkan obser*asi baha, bila dosis besar antibisa
diberikan ( lebih dari $ukup untuk menetralisasi en9im pro koagulan bisa ular) diberikan
pada aal, aktu yang dibutuhkan oleh hepar untuk memperbaiki tingkat koagulasi
ibrinogen dan aktor pembekuan lainnya adalah 3-C 'am.
$. P"!" #"sien $"n- &e&"# 'en-"l"'i #e!""("n 1e#"&7 dosis antibisa harus diulang
antara 1-2 'am.
P"!" )"sus #ebuu)"n -e6"l" neuo&o)si) "&"u -e6"l" )"!io4"s)ule , dosis aal antibisa
harus diulang setelah 1-2 'am dan peraatan pendukung harus dipertimbangkan
,
RESP*N TERHADAP PEMBERIAN ANTIBISA ULAR
a. mum pasien merasa lebih baik, mual, muntah dan nyeri se$ara keseluruhan dapat
hilang se$ara $epat.
b. +erdarahan sistemik spontan (misalnya dari gusi) biasanya terhenti pada 15-30 menit.
$. #oagulasi darah biasanya terhenti dalam 3-C 'am. +erdarahan dari luka yang
menyembuh sebagian terhenti lebih $epat
d. +ada pasien syok tekanan darah dapat meningkat antara 30-60 menit pertama dan
aritmia seperti sinus bradikardi dapat teratasi
e. +ada pasien dengan neurotoksisitas tipe post sinaps (gigitan ular kobra) akan membaik
dalam 30 menit setelah pemberian antibisa, namun biasanya membutuhkan aktu
bebeerapa 'am. +ada kera$unan tipe pre sinaps (#raits dan ular laut) tidak tampak respon.
. /emolisis akti dan rhabdomyolisis menurun dalam beberapa 'am dan arna urin akan
kembali ke arna normal.
8 *BSER%ASI
#eadaan umum dan *ital sign, tanda en*enomasi (kera$unan) bisa ular, pemeriksaan
penun'ang,
ntuk kasus gigitan kering (bisa tidak diin'eksikan) dari ular *iper, obser*asi di !nstalasi
gaat Darurat selama A-10 'am, dilan'utkan obser*asi di ruangan
+asien dengan tanda en*enomasi (kera$unan) yang berat membutuhkan peraatan
khusus di !4 untuk pemberian produk-produk darah, menyediakan monitoring yang
in*asi, dan memastikan proteksi 'alan naas.
2?
Bbser*asi untuk gigitan ular koral minimal selama 2 'am.
*aluasi serial untuk pendera'atan lebih lan'ut dan untuk menyingkirkan sindroma
kompartemen.
- kur tekanan kompartemen setiap 30-120 menit.
- Eas$iotomi diindikasikan untuk tekanan yang lebih dari 30-0 mm/g. %ergantung dari
dera'at keparahan gigitan, pemeriksaan darah lebih lan'ut mungkin dibutuhkan, seperti
aktu pembekuan darah, 'umlah trombosit, dan le*el ibrinogen
88 PERA9ATAN K*NSER%ATIF
1. ed rest
2. +eraatan luka dengan iodine, hibitane
3. kses intra*ena ($airan dan obat-obatan)
. +emberian obat-obatan sedati (Dia9epam, +rometha9ine)
5. +emberian obat-obatan analgesik (, +ara$etamol, !buproen, !ndometha$in, +etidine)
6. +emerian ntibiotika proilaksis (++E, mo<i$illin, mpi$illin, "entami$in)
?. +emberian to<oid %etanus
A. +emberian teroid (/idro$ortison, De<amethasone)
2A
H. K*MPLIKASI GIGITAN ULAR
indrom kompartemen adalah komplikasi tersering dari gigitan ular pit *iper.
#omplikasi luka lokal dapat meliputi ineksi dan hilangnya kulit. #omplikasi kardio*askuler,
komplikasi hematolog is, dan kolaps paru dapat ter'adi. 7arang ter'adi kematian. nak-anak
mempunyai resiko lebih tinggi untuk ter'adinya kematian atau komplikasi serius karena ukuran
tubuh mereka yang lebih ke$il. +erpan'angan blokade neuromuskuler timbul dari en*enomasi
ularkoral.
#omplikasi yang terkait dengan anti*enin termasuk reaksi hipersensiti*itas tipe $epat
(anailaksis, tipe !) dan tipe lambat (serum si$kness, tipe !!!). nailaksis ter'adi dimediasi oleh
immunoglobulin (!g), berkaitan dengan degranulasi sel mast yang dapat berakibat
laryngospasme, *asodilatasi, dan kebo$oran kapiler. #ematian umumnya pada korban tanpa
inter*ensi armakologis. erum si$kness dengan ge'ala demam, sakit kepala, bersin,
pembengkakan kelen'ar lymph, dan penurunan daya tahan, mun$ul 1 2 minggu setelah
pemberian anti*enin. +resipitasi dari kompleks antigen-immunoglobulin " (!g") pada kulit,
sendi, dan gin'al bertanggung 'aab atas timbulnya arthralgia, urtikaria, dan glomerulonephritis
('arang). iasanya lebih dari A *ial anti*enin harus diberikan pada sindrom ini. %erapi suporti
terdiri dari antihistamin dan steroid?.
2C
"igitan kering (tanpa in'eksi bisa ular) memiliki komplikasi yang sama dengan gigitan ular tidak
berbisa. eorang korban yang masih sangat muda, tua, atau memiliki penyakit sistemik lain
sebagian besar tidak mampu mentolera nsi 'umlah in'eksi bisa yang sama dengan orang deasa
yang sehat. #etersediaan peraatan medis darurat dan, yang paling penting, antibisa ular, dapat
mempengaruhi bagaimana keadaan korban.
ek bisa yang serius dapat tertunda untuk beberapa 'am. eorang korban yang aalnya terlihat
baik kondisinya dapat men'adi sangat kesakitan. eluruh korban yang tergigit oleh ular berbisa
6
yang terta ngkap 'ala dan terpan$ing. #epala dan ekor ular tidak mudah dibedakan.
%erdapat resiko tergigit pada mereka yang mandi dan men$u$i pakaian pada air yang
keruh pada muara, hulu sungai dan pesisir pantai.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
-9 "old, arry .,:i$hard 4. Dart.:obert arish. 2002. :e*ie rti$le Current Concept
ites #f Venomous Snakes. ; ngl 7 &ed, ol. 3?, ;o. 5:ugust 1, 2002
.9 8/B. 2005. 4uidelines for $he Clinical Management of Snake ite in $he South East Asia
5egion.
'9 #asturiratne , 8i$kremasinghe :, de il*a ;, "unaardena ;#, +athmesaran , et al.
200A. $he 4lobal urden of Snakebite: A ;iterature Analysis and Modelling ased on
5egional Estimates of Envenoming and Deaths. +o &ed 5(11) e21A.
doi10.13?1@'ournal.pmed.005021A
)9 &E edah :D D:. :.&. D'oelham in'ai. 2000. 4igitan 3e+an . *ailabke rom
.s$ribd.$om@do$@A12?263?@"igitan-/ean
/9 entra !nor masi #era$unan ;asional adan +B&, 2012. Penatalaksanaan <eracunan
Akibat 4igitan 7lar erbisa. *ailable rom .pom.id (diakses pada 30 &aret 2012)
09 /aid, bdul, dkk., 1CC?. ab . : ;uka8 $rauma8 Syok8 encana : 4igitan 7lar. uku 'ar
!lmu edah, disi :e*isi, "4 7akarta. /al. CC-100
19 Daley, rian 7ames &D. 2010. Snake bite : patophysiology . *ailable rom
http@@emedi$ine.meds$ape.$om@arti$le@16AA2A-o*er*ieNa010
=9 medi$ine /ealth. 2005. Snakebite. a *ailable rom
http@@.emedi$inehealth.$om@snakebite@arti$leOem.htmNnakebite
>9 Depkes. 2001. Penatalaksanaan gigitan ular berbisa. Dalam !#er, Dir'en +B& Depkes :!.
+edoman pelaksanaan kera$unan untuk rumah sakit.
-69 8angoda :., 8atmon . #isige &. 2002. Snakebite Management : E?perience @rom 4ulu
5egional 3ospital 7ganda(
32