Anda di halaman 1dari 91

UNIVERSITAS

SULTAN AGENG TIRTAYASA

PROGRAM STUDI

JURUSAN TEKNIK MESIN


KETAHANAN PANGAN
PERTEMUAN KE-1
MATA KULIAH

KETAHANAN PANGAN

DOSEN PENGAMPU

SIDIK SUSILO, ST., M.Sc.


PENDAHULUAN
Nama Mata kuliah : Ketahanan Pangan
Kode Mata Kuliah : UNI619106
Bobot SKS : 2 SKS
Dosen Pengampu : Sidik Susilo, ST., M.Sc.
Semester/Kelas :I /A
Jadwal Kuliah : 13:10-14:50 (Kamis)
Tempat Kuliah : BR-2.1

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 2


DESKRIPSI MATA KULIAH
Materi kuliah mencakup materi sejarah dan konsep ketahanan pangan,
Kebijakan ketahanan pangan, Pilar ketahanan pangan yang meliputi
ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan dan stabilitas pangan, aspek-
aspek yang mempengaruhi ketahanan pangan, yang meliputi aspek
Ekonomo, sosial budaya, lingkungan, fisik, politik, hukum dan teknologi,
serta tantangan dan peluang ketahanan pangan.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 3


CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA
KULIAH
Setelah selesai mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu :
• Memahami sejarah dan konsep ketahanan pangan
• Memahami Kebijakan tentang pangan dan ketahanan pangan.
• Menganalisis ketersediaan pangan, aksesibilitas, pemanfaatan dan
stabilitas pangan
• Menjelaskan aspek-aspek ketahanan pangan
• Menganalisis tantangan dan peluang ketahanan pangan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 4


MANFAAT MATA KULIAH
• Sesuai dengan tujuan dari Pusat Unggulan Ipteks Food Security Untirta,
maka manfaat mata kuliah ini adalah mahasiswa lebih mengetahui tentang
Food security mulai dari hulu sampai ke hilir.
• Mahasiswa dapat mengimplementasikan teori-teori yang telah diberikan
untuk menangkap peluang berkembangnya food security khususnya di
Propinsi Banten.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 5


Kewajiban mahasiswa
• Setiap mahasiswa harus mengikuti perkuliahan minimal 75 %
• Setiap mahasiswa harus hadir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
• Setiap mahasiswa harus mengikuti Quiz, UTS dan UAS
• Setiap mahsiswa harus menyerahkan tugas sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 6


Hak Mahasiswa
• Setiap mahasiswa mempunyai hak untuk mendapat perlakuan yang sama
dalam mengikuti perkuliahan
• Setiap mahasiswa mempunyai hak yang sama untuk memperoleh nilai
sesuai dengan kemampuannya.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 7


Evaluasi dan Penilaian
• Evaluasi dilakukan melalui kuis I pada minggu ke 4, UTS pada minggu ke
8, kuis II pada minggu ke 12 dan UAS pada minggu ke 16

• Selain itu evaluasi tugas dikumpulkan pada minggu berikutnya setelah


mendapatkan tugas rumah, dan tugas makalah dikumpulkan pada saat
UAS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 8


Metode Perkuliahan
• Strategi dalan perkuliahan ini mempergunakan metode ceramah interaktif,
diskusi disertai tanya jawab, ekspositoring (menyelesaikan soal), tugas
dirumah

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 9


PENDAHULUAN
Penilaian:
• Nilai = Kehadiran (15%) +
Tugas (35%) +
UTS (25%) +
UAS (25%)

* Sumber Pedoman Akademik UNTIRTA 2018

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 10


Disiplin dalam mengikuti perkuliahan
• Mahasiswa tidak diperkenankan merokok dalam lingkungan kampus
• Mahasiswa berpakaian rapi dan bersepatu
• Mahasiswa diberi toleran waktu 15 menit, lewat dari itu silahkan tunggu di
luar
• Mahasiswa yang kehadirannya kurang dari 75% tidak diperbolehkan
mengikuti UTS dan UAS
• Bila lebih dari 30 menit dosen belum hadir tanpa ada pemberitahuan
dianggap tidak ada kuliah dan akan diganti pada hari lain

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 11


DAFTAR PUSTAKA
• Buku Pedoman Ketahanan Pangan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 12


TUGAS 1
Buatlah makalah mengacu dengan pertanyaaan berikut ini!
1. Mengapa kebutuhan pangan manusia harus dipenuhi?
2. Sebutkan sumber pangan bagi manusia!
3. Bagaimana meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia!
Petunjuk
1. Kerjakan dalam kelompok beranggotakan 5 orang
2. Tulis tangan di kertas A4 dengan margin 3, 3, 3, 4
3. Minimal 10 halaman
4. Kumpulkan minggu depan tanggal 29/8/2019

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 13


UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA

PROGRAM STUDI

JURUSAN TEKNIK MESIN


PENDAHULUAN
PERTEMUAN KE-2
MATA KULIAH

KETAHANAN PANGAN

DOSEN PENGAMPU

SIDIK SUSILO
PENDAHULUAN
• Mengapa mahasiswa mempelajari Mata Kuliah Ketahanan Pangan :
Agar mahasiswa memahami tentang ketahanan pangan secara
menyeluruh dari berbagai disiplin ilmu, karena masalah ketahanan pangan
bukan milik satu bidang ilmu saja, sehingga seluruh fakultas yang ada di
Untirta ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan keberadaan PUI Food
Security.
Agar Mahasiswa dapat menangkap isu-isu ketahanan di Indonesia
umumnya dan Banten khususnya.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 15


PENDAHULUAN
• Posisi Pangan Dalam Pembangunan Nasional
 Kebutuhan dasar manusia
• Pemenuhannya adalah hak asasi manusia
• Pemenuhannya tidak dapat ditunda
• Tidak dapat disubstitusi dengan bahan lain
 Bagian dari budaya yang merupakan adaptasi antara manusia dengan lingkungannya
 Sebagai komponen dasar untuk mewujudkan SDM berkualitas
 Pilar utama pembangunan nasional yang berperan dalam menjaga stabilitas sosial,
ekonomi dan politik
 Ketahanan yang kuat dicirikan oleh kemandirian pangan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 16


PENDAHULUAN
• Kerangka Pikir Filosofis Penyelengaraan Pangan
Kedaulatan Masyarakat dan
Pangan perseorangan
Ketahanan yang sehat, aktif
Pangan dan produktif
secara
berkelanjutan
Kemandirian
Pangan
Keamanan
Pangan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 17


• Pengertian
1. Kedaulatan Pangan
Hak Negara dan bangsa yang secara mandiri
a. Menentukan kebijakan pangannya sendiri
b. Menjamin hak atas pangan bagi rakyatnya
c. Memberi hak bagi masyarakatnya untuk menentukan sistem
pangan yang sesuai dengan potensi sumberdaya lokal

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 18


2. Kemandirian Pangan
Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam
a. Memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri
b. Dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup
sampai di tingkat perseorangan
c. Memanfaatkan potensi sumberdaya alam, manusia, sosial, ekonomi
dan kearifan lokalsecara bermartabat

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 19


3. Ketahanan Pangan
Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan yang tercermin dari :
a. Tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya,
aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinandan budaya masyarakat
(ukuran kinerja)
b. Untuk hidup sehat, aktif, produktif secara berkelanjutan (outcome)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 20


• Permasalahan dan tantangan Ketahanan Pangan
• untuk mewujudkan ketahanan pangan Indonesia berkelanjutan
bersifat multidimensi, mencakup aspek ekonomi, sosial, budaya,
politik, dan lingkungan, sehingga pemecahan masalah ketahanan
pangan pun tidak dapat dilakukan secara parsial. Isu yang
berkembang tentang ketahanan pangan merupakan tantangan besar
saat ini, sehingga untuk meningkatkan produksi pangan harus
dilakukan inovasi-inovasi

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 21


• Pada prakteknya, permasalahan ketahanan pangan di Indonesia
masih terus terjadi, masalah ini mencakup empat aspek, aspek
pertama adalah aspek produksi dan ketersediaan pangan. Ketahanan
pangan menghendaki ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh
penduduk dan setiap rumah tangga. Permasalahan aspek produksi
diawali dengan ketidakcukupan produksi bahan pangan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh laju
pertumbuhan produksi pangan yang relatif lebih lambat dari
pertumbuhan permintaannya. Permasalahan ini akan berpengaruh
pada ketersediaan bahan pangan.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 22


• Aspek yang kedua adalah keterjangkauan
• Aspek ketiga adalah pemanfaatan
• Aspek keempat adalah stabilitas
• Keempat aspek tersebut disebut pilar-pilar ketahanan pangan.
• Pemenuhan kebutuhan pangan mempunyai makna bahwa negara
berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan dan pemenuhan
konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik
pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan di seluruh
wilayah NKRI sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumberdaya,
kelembagaan dan budaya lokal. Pemerintah wajib untuk menghormati,
melindungi kebutuhan pangan untuk hidup secara berkualitas.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 23


• Pada akhirnya mata kuliah Ketahanan Pangan ini dapat dipelajari oleh
semua mahasiswa semua fakultas yang ada di Untirta ini, sehingga
dapat berkontribusi pada peningkatan Pusat Unggulan Ipteks
Perguruan Tinggi.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 24


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 25


UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA

PROGRAM STUDI

JURUSAN TEKNIK MESIN


KEBIJAKAN PANGAN
PERTEMUAN KE-3
MATA KULIAH

KETAHANAN PANGAN

DOSEN PENGAMPU

SIDIK SUSILO
Prioritas Nasional dalam Rkp
Dimulai dari 5 prioritas nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP),
Bappenas mengusung tema pemerataan untuk pertumbuhan kualitas
Lima prioritas tersebut adalah :
1. Pembanguan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan
pelayanan dasar.
2. Pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas
dan kemaritiman
3. Peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian industri dan jasa
produktif.
4. Pemantapan ketahanan energi, pangan dan sumber daya air.
5. Stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemelihinan umum.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 27
PANGAN
Arah kebijakan pangan dan pertanian 2005-
2025
1. mewujudkan bangsa yang berdaya saing, yaitu efisiensi, modernisasi dan
nilai tambah pertanian agar mampu bersaing di pasar lokal dan
internasional untuk penguatan ketahanan pangan
2. mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah sistem
ketahanan pangan yang diarahkan untuk menjaga ketahanan dan
kemandirian pangan nasional dengan mengembangkan kemampuan
produksi dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan
mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat
rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang
terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan lokal yang
beragam yang sesuai dengan keragaman lokal (UU No. 17 Tahun 2007
tentang RPJPN 2005-2025).

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 28
PANGAN
sasaran utama prioritas nasional bidang
pangan pertanian 2015 – 2019
1. tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari
produksi dalam negeri
2. terwujudnya peningkatan distribusi dan aksesibilitas pangan yang
didukung dengan pengawasan distribusi pangan untuk mencegah
spekulasi, serta didukung peningkatan cadangan beras pemerintah
dalam rangka memperkuat stabilitas harga
3. tercapainya peningkatan kualitas konsumsi pangan sehingga
mencapai skor Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 92,5 (tahun
2019)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 29
PANGAN
Arah Kebijakan Badan Ketahanan
Pangan
Untuk pemantapan ketahanan pangan, yang meliputi aspek
o ketersediaan pangan,
o keterjangkauan pangan, dan
o pemanfaatan pangan.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 30
PANGAN
Ketersediaan pangan
• Kebijakan ketahanan pangan tentang ketersediaan pangan difokuskan
pada peningkatan ketersediaan pangan yang beranekaragam berbasis
potensi sumber daya lokal; dan memantapkan penanganan
kerawanan pangan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dan
kelaparan.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 31
PANGAN
Keterjangkauan pangan
• Aspek keterjangkauan pangan difokuskan pada stabilisasi pasokan
dan harga pangan, dan pengelolaan cadangan pangan; sedangkan
aspek pemanfaatan pangan difokuskan pada percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya dan
kearifan lokal serta ditunjang dengan pengawasan mutu dan
keamanan pangan segar.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 32
PANGAN
Dukungan Implementasi kebijakan
1. peningkatan koordinasi, dan sinergitas lintas sektor dalam
pengelolaan ketersediaan dan penanganan rawan pangan,
distribusi, harga dan cadangan pangan serta konsumsi dan
keamanan pangan
2. peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan
3. peningkatan kerjasama internasional
4. peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat
5. penguatan kelembagaan dan koordinasi ketahanan pangan
6. dorongan terciptanya kebijakan makro ekonomi dan perdagangan
yang kondusif bagi ketahanan pangan
UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN
KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 33
PANGAN
• Kebijakan pemerintah juga merupakan salah satu aspek politik yang
dapat mempengaruhi ketahanan pangan nasional. Kebijakan adalah
keputusan pemerintah yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh
anggota masyarakat. Negara-negara membahas ketahanan pangan
melalui kebijakan ekonomi umum dan melalui program bantuan
pangan yang lebih spesifik. Kebijakan ekonomi umum meliputi
misalnya, program anti-kemiskinan dan intervensi untuk mendukung
pasar tenaga kerja berupah rendah.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 34
PANGAN
Contoh-contoh kebijakan pemerintah terkait
dengan ketahanan pangan
• Undang-undang tentang pangan dan ketahanan pangan
• Tarif impor
• Kehadiran program jaring pengaman pangan
• Akses pembiayaan untuk petani
• Adanya sistem cadangan pangan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 35
PANGAN
Kebijakan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi
Banten dalam mendukung ketahanan pangan
1. Ketersediaan Pangan
2. Distribusi dan Akses Pangan
3. Konsumsi Pangan

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 36
PANGAN
Ketersediaan Pangan
o Pemantapan ketersediaan pangan baik hewani maupun nabati
dalam jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan
sesuai kaidah kesehatan dan gizi seimbang;
o Mengembangkan dan memperkuat kemampuan pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan masyarakat hingga tingkat desa
dan atau komunitas.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 37
PANGAN
Distribusi dan Akses Pangan
o Pengembangan distribusi pangan yang merata, harga stabil dan
terjangkau dengan mendorong dan mendukung upaya peningkatan
daya beli dan mengurangi jumlah penduduk miskin,
o Meningkatkan akses pangan melalui pengembangan sistem
distribusi yang efektif dan efisien,
o Penanganan daerah rawan pangan yang terprogram melalui
penumbuhan dan pengembangan desa mandiri pangan, dan
o Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan ekonomi pedesaan
dalam rangka mengembangkan sistem distribusi pangan serta
upaya kewaspadaan pangan dan penanganan rawan pangan.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 38
PANGAN
Konsumsi Pangan
o Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis bahan
baku pangan lokal,
o Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasi
peran serta masyarakat dalam pemenuhan hak atas pangan,
o Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk
pemenuhan hak atas pangan dan gizi,
o Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan; dan
o Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan.

UNIVERSITAS SULTAN AGENG PANGAN


KETAHANAN TIRTAYASA - KETAHANAN
©UNIVERSITAS
2019 SULTAN AGENG TIRTAYASA 39
PANGAN
TUGAS 1
Buatlah Artikel Ilmiah bertemakan “Indonesian Local Food” mengacu
dengan pedoman berikut!
1. Berisi: Judul, Abstrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Bahan dan
Methodology, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, dan Daftar Pustaka.
Petunjuk
1. Kerjakan dalam kelompok beranggotakan 3 orang
2. Tulis tangan di kertas A4 dengan margin 3, 3, 3, 4
3. Minimal 5 halaman
4. Kumpulkan minggu depan tanggal 12/9/2019

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA KETAHANAN PANGAN 40


UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETERSEDIAAN
PROGRAM STUDI

JURUSAN TEKNIK MESIN


PANGAN
PERTEMUAN KE-4
MATA KULIAH

KETAHANAN PANGAN

DOSEN PENGAMPU

SIDIK SUSILO
Pengertian
• Mengacu pada definisi ketersediaan pangan menurut World Food
Programme (2009), ketersediaan pangan adalah keberadaan fisik
makanan di daerah yang menjadi perhatian melalui semua bentuk
produksi dalam negeri, impor komersial dan bantuan makanan.
• Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2012 pasal 1 ayat 7, ketersediaan pangan
adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan
cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak
dapat memenuhi kebutuhan.
• Selain itu, aspek ketersediaan diartikan juga bahwa pangan tersedia
cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun
mutunya, serta aman untuk dikonsumsi.

TEKNIK MESIN 42
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan dapat dihitung pada tingkat naisonal, regional,
kabupaten dan tingkat masyarakat.
Ketersediaan pangan ditentukan oleh:
• produksi pangan (produksi makanan di suatu daerah),
• perdagangan (makanan dibawa ke suatu daerah dengan mekanisme
pasar), stok (baik yang ada pada pedagang maupun yang menjadi
cadangan pemerintah), dan
• transfer (makanan yang disediakan oleh pemerintah dan atau suatu
lembaga).

TEKNIK MESIN 43
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
Produksi pangan meliputi produksi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, dan perairan.
Proses produksi tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• iklim,
• jenis dan kesuburan tanah,
• curah hujan,
• sistem irigasi,
• teknologi, dsb
Perdagangan pangan juga akan menentukan ketersediaan pangan suatu daerah.
Perdagangan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam
rangka penjualan dan atau pembelian pangan, termasuk penawaran untuk menjual
pangan dan kegiatan lain yang berkenaan dengan pemindahtanganan pangan
dengan memperoleh imbalan (pasal 1 ayat 23).
TEKNIK MESIN 44
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
Dalam pelaksanaannya, produksi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang pada nantinya akan berdampak pada ketersediaan pangan, seperti:
• Luas lahan,
• Produktivitas, dan
• Perubahan iklim
----
Luas lahan pertanian di Indonesia mengalami fluktuasi pada beberapa
tahun terakhir.
Hal tersebut dapat dilihat dari luas lahan sawah di Indonesia mengalami
penurunan pada tahun 2003 hingga tahun 2006, setelah itu mengalami
peningkatan hingga tahun 2013, namun mengalami penurunan kembali
pada tahun 2014 dan tahun 2015.

TEKNIK MESIN 45
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
• Produktivitas
Untuk mengukur kinerja produktivitas pangan, pemerintah menggunakan
beberapa komoditas pangan sebagai indikator kinerja di RKP (Rencana
Kinerja Pemerintah) atau RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional).
Terdapat beberapa komoditas yang digunakan pemerintah sebagai
indikator di RPJMN 2015-2019 yaitu:
 beras,
 jagung,
 kedelai,
 gula,
 garam,
 perikanan, dan
 daging sapi.

TEKNIK MESIN 46
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
• Perubahan Iklim
Menurut UU No. 18 Tahun 2012, faktor-faktor yang menjadi ancaman dalam
produksi pangan antara lain:
perubahan iklim,
serangan organisme pengganggu tumbuhan serta wabah penyakit hewan dan
ikan,
bencana alam,
bencana sosial,
pencemaran lingkungan,
degradasi sumber daya lahan dan air,
kompetisi pemanfaatan sumber daya produksi pangan,
alih fungsi penggunaan lahan, dan
disinsentif ekonomi.

TEKNIK MESIN 47
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
• Perubahan iklim merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap
produksi pangan, dimana apabila produksi pangan terganggu maka pasti
akan berdampak pula terhadap ketersediaan pangan.
• Salah satu contoh yaitu terjadinya iklim ekstrim seperti fenomena El Nino/
Southern Oscillation (ENSO) yang dapat mengganggu produksi pangan.
• Selain itu, peningkatan suhu permukaan air laut diduga juga memiliki
dampak negatif yang signifikan terhadap curah hujan.
• Peningkatan suhu sebesar 1⁰C saja diduga memengaruhi curah hujan di
Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur bagian barat, dan
sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan
Jawa Timur.

TEKNIK MESIN 48
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Impor Pangan
• Berdasarkan UU No.18 Tahun 2012 yaitu kegiatan memasukkan pangan
ke dalam daerah pabean negara Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, tempat-tempat tertentu di
Zona Ekonomi Eksklusif, dan landas kontinen.
• Impor pangan hanya dapat dilakukan apabila produksi pangan dalam
negeri tidak mencukupi dan atau tidak dapat diproduksi di dalam negeri,
dan impor pangan pokok hanya dapat dilakukan apabila produksi pangan
dalam negeri dan cadangan pangan nasional tidak mencukupi.

TEKNIK MESIN 49
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Peran Hutan dalam Ketahanan Pangan
• Hutan dan pohon yang ada di luar dan sekeliling hutan merupakan bagian
dari dimensi ketersedian dalam ketahanan pangan dengan menyediakan
makanan liar, pakan ternak, dan layanan ekosistem.
• Menurut (FAO, 2014), konsumsi pangan dari hutan jumlahnya kurang dari
0,6% dari konsumsi pangan global. Rendahnya nilai tersebut
menyumbang sebagian pemenuhan atau ketersediaan pangan dan
menutupi pentingnya pangan dari hutan pada komunitas tertentu di dunia
yang bergantung pada makanan hutan.
• Hutan dan pohon menyediakan jumlah yang signifikan salah satunya
untuk pakan ternak, ex: diperkirakan terdapat 75% spesies pohon di Afrika
tropis digunakan sebagai ketersediaan domestik ternak seperti domba,
kambing, sapi, unta, dan keledai (FAO, 1991).

TEKNIK MESIN 50
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Peran Hutan dalam Ketahanan Pangan
• Terdapat dua kontribusi pakan ternak untuk ketahanan pangan dan gizi, yaitu:
• Ternak adalah sumber daging dan susu, hewan juga dapat digunakan untuk
cadangan tenaga dan pupuk untuk meningkatkan produktivitas pertanian; dan
• Pohon dalam sistem peternakan juga memberikan keteduhan pada hewan,
contohnya pada lahan kering.
• Berbagai layanan ekosistem hutan, termasuk layanan hidrologis, penyerbukan,
pengendalian hama biologis, regulasi iklim, siklus hara, dan pembentukan tanah
dapat mendukung dan meningkatkan hasil pertanian.
• Misalnya pohon dalam agrofirestri meningkatkan hasil pertanian dengan cara
memperbaiki nitrogen, menaungi tanaman yang peka terhadap panas,
berkontribusi terhadap integritas tanah dan berfungsi sebagai penahan angin.
• Terdapat sekitar 40% lahan pertanian global mempunyai tutupan pohon lebih dari
10% dan dapat dianggap agroforestri (Zomer, et al., 2009).
TEKNIK MESIN 51
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA

PROGRAM STUDI

JURUSAN TEKNIK MESIN


AKSES PANGAN
PERTEMUAN KE-5
MATA KULIAH

KETAHANAN PANGAN

DOSEN PENGAMPU

SIDIK SUSILO
Definisi Akses Pangan
• Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang
menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi atau
pemanfaatan panganBerbagai layanan ekosistem hutan, termasuk
layanan hidrologis, penyerbukan, pengendalian hama biologis, regulasi
iklim, siklus hara, dan pembentukan tanah dapat mendukung dan
meningkatkan hasil pertanian.
• Akses pangan dikatakan baik apabila semua rumahtangga atau semua
anggota rumahtangga mempunyai sumber daya yang cukup untuk
mendapatkan pangan yang cukup pula baik dari segi kuantitatif, kualitatif
dan keragaman pangan (Ariani, dkk., 2015)

TEKNIK MESIN 53
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Faktor yang Mempengaruhi Akses
Pangan
Menurut World Food Programme (2009)
• Faktor Fisik
• pangan yang diproduksi pada daerah tertentu dapat di distribusikan secara merata ke
sekelompok masyarakat tertentu karena ketersediaan infrastruktur pasar, kemudahan
akses dan kejelasan fungsi pasar.
• Faktor Ekonomi
• masyarakat memiliki daya beli yang cukup untuk mendapatkan bahan pangan yang
sesuai kebutuhan.
• Faktor Sosial
• kemampuan rumah tangga dalam memperoleh pangan yang secara global
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk, bantuan sosial, budaya/kebiasaan
makan, konflik sosial keamanan dan lainnya

TEKNIK MESIN 54
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
1. Ketimpangan PDRB antar Wilayah/Provinsi
• Indikator makro yang menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi
yang dihasilkan oleh wilayah atau pendapatan yang memungkinkan untuk
dinikmati oleh penduduk suatu daerah merupakan definisi dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
• Semakin tinggi nilai PDRB, kemampuan sumber daya ekonomi semakin
besar serta peluang pemanfaatan untuk penduduk yang bertempat tinggal
di suatu wilayah tersebut juga semakin besar.
• Salah satu tantangan utama pembangunan Indonesia saat ini adalah
mengatasi persoalan ketimpangan yang tidak hanya terjadi dalam dimensi
individu atau rumah tangga tetapi juga wilayah.
TEKNIK MESIN 55
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
2. Kesenjangan Ekonomi Antar Provinsi
• Pada Indeks Williamson, jika
angka indeks mendekati angka
satu, maka tingkat ketimpangan
semakin tinggi, sebaliknya jika
angka indeks mendekati angka
nol, maka tingkat ketimpangan
semakin kecil.

TEKNIK MESIN 56
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
3. Wilayah Geografis

TEKNIK MESIN 57
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
4. Besaran dan Ketimpangan Pendapatan Rumah
Tangga
• Jumlah pendapatan rumah tangga belum semuanya mencukupi kebutuhan
sehari-hari, sehingga masih ditemukan penduduk yang miskin dan atau rawan
pangan.
• Tiga kelompok rumah tangga yang diperkirakan berada pada 40 persen
penduduk berpendapatan terbawah adalah:
1. angkatan kerja yang bekerja tidak penuh terdiri dari penduduk yang bekerja
paruh waktu, termasuk di dalamnya adalah rumah tangga nelayan, rumah
tangga petani berlahan sempit, rumah tangga sektor informal perkotaan
dan rumah tangga buruh perkotaan;
2. usaha mikro kecil termasuk rumah tangga sebagai pekerja keluarga; dan
3. penduduk miskin yang tidak memiliki aset maupun pekerjaan
TEKNIK MESIN 58
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
5. Kenaikan Harga Pangan dan Non Pangan
• Kenaikan harga tanpa diikuti kenaikan pendapatan akan menurunkan
daya beli rumah tangga.
• Harga pasar internasional dapat mempengaruhi variabel ekonomi makro
di tingkat nasional seperti neraca pembayaran, defisit anggaran dan nilai
tukar. Sementara harga domestik dapat mempengaruhi kemiskinan,
asupan energi, dan nutrisi masyarakat (FAO, 2011).

TEKNIK MESIN 59
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
6. Perilaku Konsumsi Pangan Masyarakat
• Terbatasnya pengetahuan rumah tangga tentang pangan yang beragam,
bergizi, seimbang dan aman adalah sebab perilaku konsumsi pangan
yang menyimpang.
• Pemerintah memiliki alat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
terkait pangan dan gizi baik secara langsung maupun tidak langsung, di
antaranya :
• Keluarga Sadar Gizi yang dikenal dengan KADARSI, Gerakan Nasional Sadar Gizi
Menuju Indonesia Prima 2014. Kedua program tersebut yang menjadi motor adalah
Kementerian Kesehatan
• Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dimotori oleh
Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian

TEKNIK MESIN 60
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
6. Perilaku Konsumsi Pangan Masyarakat
• Pemborosan Makanan
• Misalnya mengambil makanan dalam jumlah banyak, namun tidak semuanya
dikonsumsi sampai habis.
• Perubahan Gaya Makan
• Dari makanan rumahan ke arah makanan jadi dan dari pangan lokal
(nusantara) ke pangan asing (impor), yang diindikasikan dengan berkembang
pesatnya waralaba asing di Indonesia.
• Penyimpangan tersebut berdampak pada orang dewasa seperti terjadinya
peningkatan penyakit degeneratif misalnya stroke, diabetes melitus, dan
lainnya sedangkan pada anak balita terjadi stunting, gizi kurang dan gizi buruk

TEKNIK MESIN 61
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
1. Pengembangan dan Pembangunan Infrastruktur
di Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
• Pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana
perekonomian terutama di wilayah KTI seperti sarana transportasi
berupa jalan dan kendaraan.
• Sarana transportasi yang memadai akan mendukung kelancaran arus
barang jasa serta dapat menekan harga pangan, meningkatan
ketersediaan pangan sekaligus meningkatkan mobilitas masyarakat
untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
• Transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah perlu dilakukan,
salah satunya melalui penyediaan infrastruktur yang terpadu dan
merata.
TEKNIK MESIN 62
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
2. Pembangunan Pulau Mandiri Pangan
• Setiap pulau mampu mencukupi kebutuhannya sendiri terutama
untuk pangan pokoknya sesuai dengan potensi dan kebudayaannya.
• Sebagai contoh, pulau mandiri pangan di Maluku didasarkan pada
konsep gugus pulau, dengan mengadopsi prinsip kedaulatan pangan
pada prioritas keluarga miskin dan kekurangan pangan,
mengembangkan kearifan lokal yang melibatkan kaum perempuan
dalam produksi pangan, serta mempertahankan pola konsumsi sesuai
budaya setempat.

TEKNIK MESIN 63
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
3. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
• Menciptakan lapangan pekerjaan dan usaha seluas-luasnya pada
wilayah tertentu serta disesuaikan dengan bidang keahlian dan
tingkat pendidikannya.
• Pengembangan usaha mikro perlu dukungan penguatan teknologi,
pemasaran, permodalan dan akses pasar.

TEKNIK MESIN 64
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
4. Stabilisasi Harga Pangan dan Non Pangan
• Stabilisasi harga pangan bertujuan agar masyarakat yang
berpendapatan rendah mampu menjangkau pangan yang ada di
pasaran dengan mudah.
• Stabilisasi pangan pokok yang dilakukan oleh pemerintah saat ini
cukup efektif, akan tetapi koordinasi dan kekompakan antar
kementerian harus lebih ditingkatkan, agar stabilisasi harga pangan
pokok tetap terjaga terutama di wilayah rawan pangan.
• Neraca ketersediaan pangan (produksi pangan) dengan
kebutuhan/konsumsinya perlu dimonitor agar apabila terjadi gejolak
harga pangan, pemerintah dapat segera melakukan tindakan evaluasi.
TEKNIK MESIN 65
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
5. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang
Pola Pangan Bergizi dan Sehat
• Undang-Undang Pangan No. 18 tahun 2012 menyatakan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi
pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan mendukung hidup
sehat, aktif dan produksif (Pasal 60, ayat 1).
• Salah satu upayanya adalah dengan mempromosikan penganekaragaman
konsumsi pangan dan meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat
untuk mengkonsumsi pangan yang beragam pangan sesuai prinsip gizi seimbang
(ayat 2).
• Selain itu, Peraturan Presiden No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber daya Lokal, yang salah
satu rencananya adalah kampanye, sosialisasi, advokasi dan promosi
penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi seimbang dan aman berbasis
sumber daya lokal.
TEKNIK MESIN 66
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
6. Bantuan Pangan
• Bantuan Pangan yang diprogramkan pemerintah saat ini yaitu
Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) sebagai upaya untuk
menyalurkan bantuan pangan.
• Pemerintah senantiasa selalu mendorong masyarakat dan peran
swasta melalui dana Corporate Social responsibility (CSR) dalam
pemberian bantuan-bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan
baik dalam kondisi normal maupun setelah terjadi bencana.

TEKNIK MESIN 67
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
PEMANFAATAN
PROGRAM STUDI

JURUSAN TEKNIK MESIN


PANGAN
PERTEMUAN KE-6
MATA KULIAH

KETAHANAN PANGAN

DOSEN PENGAMPU

SIDIK SUSILO
Definisi Pemanfaatan Pangan

Pangan aman dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan asupan gizi


sehari-hari. Ketersediaan dan akses ke makanan saja tidak cukup,
setiap orang harus terjamin untuk mendapatkan makanan yang aman
dan bergizi . Makanan yang dikonsumsi harus cukup energi untuk
memungkinkan konsumen melakukan aktivitas fisik rutin.
(World Food Summit)

TEKNIK MESIN 69
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Pengetahuan dan Teknologi Pengolahan
Pangan
Teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu
pengetahuan khususnya dalam mengolah bahan pangan guna memperoleh
manfaat seoptimal mungkin dan sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah
dari bahan pangan. Pengetahuan dan teknologi pangan mempelajari sifat
fisik, kimia dan mikrobiologi dari bahan pangan serta bagaimana proses
untuk mengolah bahan pangan tersebut sehingga layak dan aman untuk
dikonsumsi.
Adanya ilmu pengetahuan dan teknologi pangan sangat mempengaruhi
bagaimana suatu kelompok masyarakat mampu memanfaatkan bahan
pangan untuk diolah guna memenuhi kebutuhan pangan. Contohnya,
masyarakat yang berpendapatan rendah, kemampuan untuk membeli beras
relatif sulit, sehingga memerlukan pengetahuan bagaimana mengolah
sumber karbohidrat lain untuk dijadikan makanan pokok.
TEKNIK MESIN 70
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Tujuan Pengolahan Pangan

• Pengawetan, pengemasan dan penyimpanan produk pangan


(misalnya pengalengan);
• Mengubah menjadi produk yang diinginkan (misalnya
pemanggangan); serta
• Mempersiapkan bahan pangan agar siap dihidangkan.

TEKNIK MESIN 71
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Keragaman Konsumsi Pangan

• Dari sisi kualitas, konsumsi pangan penduduk Indonesia rata-rata


masih rendah, kurang beragam, masih didominasi pangan sumber
karbohidrat terutama dari padi-padian.

• Dari sisi konsumen, berbagai studi menunjukkan bahwa faktor potensi


produksi lokal dan pendapatan masyarakat sangat berperan penting
dalam mempengaruhi tingkat keragaman konsumsi pangan rumah
tangga.

TEKNIK MESIN 72
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Diversifikasi Pangan
• Kampanye nasional diversifikasi konsumsi pangan berbasis
sumberdaya pangan lokal baik untuk aparat pemerintahan tingkat
pusat dan daerah, individu, kelompok masyarakat maupun industri;
• Pendidikan diversifikasi konsumsi pangan secara sistematis sejak usia
dini;
• Peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak memproduksi,
menyediakan/ memperdagangkan, dan mengkonsumsi pangan yang
tidak aman dan
• Fasilitasi pengembangan bisnis pangan melalui fasilitasi
pengembangan aneka pangan segar, industri pangan olahan dan
pangan siap saji berbasis sumberdaya lokal.
TEKNIK MESIN 73
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Kecukupan Gizi
• Kecukupan gizi adalah asupan rata-rata gizi harian untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam
kelompok umur,jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
• Standar kecukupan gizi di Indonesia masih menggunakan standar
makro yakni kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein.
• Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim
dan adaptasi.
• Kecukupan protein dipengaruhi oleh fakor-faktor umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh, stautus fisiologi, kualitas protein, ingkat konsumsi
energi dan adaptasi
TEKNIK MESIN 74
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Angka kecukupan gizi
• Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan didasarkan pada
patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender,
dan aktifitas fisik.
• Jika kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat
badan yang berbeda dengan patokan, maka perlu dilakukan
penyesuaian.
• Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus,
maka AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.
• AKG yang dianjurkan tidak dipergunakan untuk perorangan atau
individu, namun lebih menggambarkan kelompok
penduduk/masyarakat.
TEKNIK MESIN 75
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
ASPEK EKONOMI DAN
PROGRAM STUDI

JURUSAN TEKNIK MESIN


TEKNOLOGI
PERTEMUAN KE-7
MATA KULIAH

KETAHANAN PANGAN

DOSEN PENGAMPU

SIDIK SUSILO
Overview

• Pendahuluan : Aspek Dalam Ketahanan Pangan


• Aspek ekonomi
• Aspek teknologi

TEKNIK MESIN 77
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ketahanan Pangan

• Aspek Ekonomi
• Aspek Teknologi
• Aspek Politik
• Aspek Hukum
• Aspek Sosial Budaya
• Aspek Lingkungan
• Aspek Fisik

TEKNIK MESIN 78
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ketahanan Pangan

TEKNIK MESIN 79
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ketahanan Pangan

• Pengkajian Aspek : potensi, tantangan, dan solusi dalam mewujudkan


ketahanan pangan nasional
• Negara dapat membangun dan mengembangkan sistem: ekonomi,
sosial dan budaya, politik, hukum, fisik, lingkungan, dan teknologi
yang sesuai dengan kondisi sumber daya yang tersedia.

TEKNIK MESIN 80
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ekonomi
• Pilar Keterjangkauan / Aksesibilitas Ketahanan Pangan dari segi ekonomi

Pangan
Tersedia, Bergizi, Aman, Beragam

Akses ekonomi

 Individu,


Rumah Tangga,
Regional,
Masyarakat
 Nasional Merata dan Terjangkau
TEKNIK MESIN 81
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ekonomi
• Pendapatan Masyarakat
• Terkait daya beli masyarakat terhadap pangan yang
tersedia
• Berpengaruh pada akses tehadap produk pangan bergizi
• Kestabilan Harga Pangan
• Terkait kemampuan masyarakat menjangkau pangan
• Pemerintah memegang peran penting dalam menciptakan
kestabilan harga pangan

TEKNIK MESIN 82
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ekonomi
• Pertumbuhan Ekonomi
• Terkait erat dengan pilar stabilitas ketahanan pangan
• Pertumbuhan ekonomi yang tinggi berdampak pada
peningkatan daya beli masyarakat sehingga masyarakat
mampu menjangkau pangan berkualitas, beragam, dan
aman

TEKNIK MESIN 83
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
• Memanfaat kan perkembangan ilmu dan teknologi
terkini untuk memperkuat pilar ketahanan pangan
• Dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan

TEKNIK MESIN 84
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi

TEKNIK MESIN 85
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
• Pilar Ketersediaan, Aksesibilitas, Pemanfaatan, Dan
Stabilitas
• Peningkatan produktivitas (ketersediaan),
• Peningkatan aksesibilitas,
• Perbaikan mutu (kualitas ) pangan,
• Stabilitas dan keberlanjutan dalam ketahanan pangan

TEKNIK MESIN 86
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi

TEKNIK MESIN 87
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi

TEKNIK MESIN 88
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi

TEKNIK MESIN 89
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi

TEKNIK MESIN 90
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi

TEKNIK MESIN 91
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN

Anda mungkin juga menyukai