PROGRAM STUDI
KETAHANAN PANGAN
DOSEN PENGAMPU
PROGRAM STUDI
KETAHANAN PANGAN
DOSEN PENGAMPU
SIDIK SUSILO
PENDAHULUAN
• Mengapa mahasiswa mempelajari Mata Kuliah Ketahanan Pangan :
Agar mahasiswa memahami tentang ketahanan pangan secara
menyeluruh dari berbagai disiplin ilmu, karena masalah ketahanan pangan
bukan milik satu bidang ilmu saja, sehingga seluruh fakultas yang ada di
Untirta ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan keberadaan PUI Food
Security.
Agar Mahasiswa dapat menangkap isu-isu ketahanan di Indonesia
umumnya dan Banten khususnya.
PROGRAM STUDI
KETAHANAN PANGAN
DOSEN PENGAMPU
SIDIK SUSILO
Prioritas Nasional dalam Rkp
Dimulai dari 5 prioritas nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP),
Bappenas mengusung tema pemerataan untuk pertumbuhan kualitas
Lima prioritas tersebut adalah :
1. Pembanguan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan
pelayanan dasar.
2. Pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas
dan kemaritiman
3. Peningkatan nilai tambah ekonomi melalui pertanian industri dan jasa
produktif.
4. Pemantapan ketahanan energi, pangan dan sumber daya air.
5. Stabilitas keamanan nasional dan kesuksesan pemelihinan umum.
KETAHANAN PANGAN
DOSEN PENGAMPU
SIDIK SUSILO
Pengertian
• Mengacu pada definisi ketersediaan pangan menurut World Food
Programme (2009), ketersediaan pangan adalah keberadaan fisik
makanan di daerah yang menjadi perhatian melalui semua bentuk
produksi dalam negeri, impor komersial dan bantuan makanan.
• Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2012 pasal 1 ayat 7, ketersediaan pangan
adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan
cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak
dapat memenuhi kebutuhan.
• Selain itu, aspek ketersediaan diartikan juga bahwa pangan tersedia
cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun
mutunya, serta aman untuk dikonsumsi.
TEKNIK MESIN 42
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Ketersediaan Pangan
Ketersediaan pangan dapat dihitung pada tingkat naisonal, regional,
kabupaten dan tingkat masyarakat.
Ketersediaan pangan ditentukan oleh:
• produksi pangan (produksi makanan di suatu daerah),
• perdagangan (makanan dibawa ke suatu daerah dengan mekanisme
pasar), stok (baik yang ada pada pedagang maupun yang menjadi
cadangan pemerintah), dan
• transfer (makanan yang disediakan oleh pemerintah dan atau suatu
lembaga).
TEKNIK MESIN 43
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
Produksi pangan meliputi produksi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, dan perairan.
Proses produksi tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• iklim,
• jenis dan kesuburan tanah,
• curah hujan,
• sistem irigasi,
• teknologi, dsb
Perdagangan pangan juga akan menentukan ketersediaan pangan suatu daerah.
Perdagangan pangan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam
rangka penjualan dan atau pembelian pangan, termasuk penawaran untuk menjual
pangan dan kegiatan lain yang berkenaan dengan pemindahtanganan pangan
dengan memperoleh imbalan (pasal 1 ayat 23).
TEKNIK MESIN 44
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
Dalam pelaksanaannya, produksi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang pada nantinya akan berdampak pada ketersediaan pangan, seperti:
• Luas lahan,
• Produktivitas, dan
• Perubahan iklim
----
Luas lahan pertanian di Indonesia mengalami fluktuasi pada beberapa
tahun terakhir.
Hal tersebut dapat dilihat dari luas lahan sawah di Indonesia mengalami
penurunan pada tahun 2003 hingga tahun 2006, setelah itu mengalami
peningkatan hingga tahun 2013, namun mengalami penurunan kembali
pada tahun 2014 dan tahun 2015.
TEKNIK MESIN 45
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
• Produktivitas
Untuk mengukur kinerja produktivitas pangan, pemerintah menggunakan
beberapa komoditas pangan sebagai indikator kinerja di RKP (Rencana
Kinerja Pemerintah) atau RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional).
Terdapat beberapa komoditas yang digunakan pemerintah sebagai
indikator di RPJMN 2015-2019 yaitu:
beras,
jagung,
kedelai,
gula,
garam,
perikanan, dan
daging sapi.
TEKNIK MESIN 46
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
• Perubahan Iklim
Menurut UU No. 18 Tahun 2012, faktor-faktor yang menjadi ancaman dalam
produksi pangan antara lain:
perubahan iklim,
serangan organisme pengganggu tumbuhan serta wabah penyakit hewan dan
ikan,
bencana alam,
bencana sosial,
pencemaran lingkungan,
degradasi sumber daya lahan dan air,
kompetisi pemanfaatan sumber daya produksi pangan,
alih fungsi penggunaan lahan, dan
disinsentif ekonomi.
TEKNIK MESIN 47
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Produksi Pangan
• Perubahan iklim merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap
produksi pangan, dimana apabila produksi pangan terganggu maka pasti
akan berdampak pula terhadap ketersediaan pangan.
• Salah satu contoh yaitu terjadinya iklim ekstrim seperti fenomena El Nino/
Southern Oscillation (ENSO) yang dapat mengganggu produksi pangan.
• Selain itu, peningkatan suhu permukaan air laut diduga juga memiliki
dampak negatif yang signifikan terhadap curah hujan.
• Peningkatan suhu sebesar 1⁰C saja diduga memengaruhi curah hujan di
Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur bagian barat, dan
sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan
Jawa Timur.
TEKNIK MESIN 48
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Impor Pangan
• Berdasarkan UU No.18 Tahun 2012 yaitu kegiatan memasukkan pangan
ke dalam daerah pabean negara Republik Indonesia yang meliputi wilayah
darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, tempat-tempat tertentu di
Zona Ekonomi Eksklusif, dan landas kontinen.
• Impor pangan hanya dapat dilakukan apabila produksi pangan dalam
negeri tidak mencukupi dan atau tidak dapat diproduksi di dalam negeri,
dan impor pangan pokok hanya dapat dilakukan apabila produksi pangan
dalam negeri dan cadangan pangan nasional tidak mencukupi.
TEKNIK MESIN 49
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Peran Hutan dalam Ketahanan Pangan
• Hutan dan pohon yang ada di luar dan sekeliling hutan merupakan bagian
dari dimensi ketersedian dalam ketahanan pangan dengan menyediakan
makanan liar, pakan ternak, dan layanan ekosistem.
• Menurut (FAO, 2014), konsumsi pangan dari hutan jumlahnya kurang dari
0,6% dari konsumsi pangan global. Rendahnya nilai tersebut
menyumbang sebagian pemenuhan atau ketersediaan pangan dan
menutupi pentingnya pangan dari hutan pada komunitas tertentu di dunia
yang bergantung pada makanan hutan.
• Hutan dan pohon menyediakan jumlah yang signifikan salah satunya
untuk pakan ternak, ex: diperkirakan terdapat 75% spesies pohon di Afrika
tropis digunakan sebagai ketersediaan domestik ternak seperti domba,
kambing, sapi, unta, dan keledai (FAO, 1991).
TEKNIK MESIN 50
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Peran Hutan dalam Ketahanan Pangan
• Terdapat dua kontribusi pakan ternak untuk ketahanan pangan dan gizi, yaitu:
• Ternak adalah sumber daging dan susu, hewan juga dapat digunakan untuk
cadangan tenaga dan pupuk untuk meningkatkan produktivitas pertanian; dan
• Pohon dalam sistem peternakan juga memberikan keteduhan pada hewan,
contohnya pada lahan kering.
• Berbagai layanan ekosistem hutan, termasuk layanan hidrologis, penyerbukan,
pengendalian hama biologis, regulasi iklim, siklus hara, dan pembentukan tanah
dapat mendukung dan meningkatkan hasil pertanian.
• Misalnya pohon dalam agrofirestri meningkatkan hasil pertanian dengan cara
memperbaiki nitrogen, menaungi tanaman yang peka terhadap panas,
berkontribusi terhadap integritas tanah dan berfungsi sebagai penahan angin.
• Terdapat sekitar 40% lahan pertanian global mempunyai tutupan pohon lebih dari
10% dan dapat dianggap agroforestri (Zomer, et al., 2009).
TEKNIK MESIN 51
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
PROGRAM STUDI
KETAHANAN PANGAN
DOSEN PENGAMPU
SIDIK SUSILO
Definisi Akses Pangan
• Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang
menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi atau
pemanfaatan panganBerbagai layanan ekosistem hutan, termasuk
layanan hidrologis, penyerbukan, pengendalian hama biologis, regulasi
iklim, siklus hara, dan pembentukan tanah dapat mendukung dan
meningkatkan hasil pertanian.
• Akses pangan dikatakan baik apabila semua rumahtangga atau semua
anggota rumahtangga mempunyai sumber daya yang cukup untuk
mendapatkan pangan yang cukup pula baik dari segi kuantitatif, kualitatif
dan keragaman pangan (Ariani, dkk., 2015)
TEKNIK MESIN 53
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Faktor yang Mempengaruhi Akses
Pangan
Menurut World Food Programme (2009)
• Faktor Fisik
• pangan yang diproduksi pada daerah tertentu dapat di distribusikan secara merata ke
sekelompok masyarakat tertentu karena ketersediaan infrastruktur pasar, kemudahan
akses dan kejelasan fungsi pasar.
• Faktor Ekonomi
• masyarakat memiliki daya beli yang cukup untuk mendapatkan bahan pangan yang
sesuai kebutuhan.
• Faktor Sosial
• kemampuan rumah tangga dalam memperoleh pangan yang secara global
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduk, bantuan sosial, budaya/kebiasaan
makan, konflik sosial keamanan dan lainnya
TEKNIK MESIN 54
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
1. Ketimpangan PDRB antar Wilayah/Provinsi
• Indikator makro yang menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi
yang dihasilkan oleh wilayah atau pendapatan yang memungkinkan untuk
dinikmati oleh penduduk suatu daerah merupakan definisi dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
• Semakin tinggi nilai PDRB, kemampuan sumber daya ekonomi semakin
besar serta peluang pemanfaatan untuk penduduk yang bertempat tinggal
di suatu wilayah tersebut juga semakin besar.
• Salah satu tantangan utama pembangunan Indonesia saat ini adalah
mengatasi persoalan ketimpangan yang tidak hanya terjadi dalam dimensi
individu atau rumah tangga tetapi juga wilayah.
TEKNIK MESIN 55
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
2. Kesenjangan Ekonomi Antar Provinsi
• Pada Indeks Williamson, jika
angka indeks mendekati angka
satu, maka tingkat ketimpangan
semakin tinggi, sebaliknya jika
angka indeks mendekati angka
nol, maka tingkat ketimpangan
semakin kecil.
TEKNIK MESIN 56
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
3. Wilayah Geografis
TEKNIK MESIN 57
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
4. Besaran dan Ketimpangan Pendapatan Rumah
Tangga
• Jumlah pendapatan rumah tangga belum semuanya mencukupi kebutuhan
sehari-hari, sehingga masih ditemukan penduduk yang miskin dan atau rawan
pangan.
• Tiga kelompok rumah tangga yang diperkirakan berada pada 40 persen
penduduk berpendapatan terbawah adalah:
1. angkatan kerja yang bekerja tidak penuh terdiri dari penduduk yang bekerja
paruh waktu, termasuk di dalamnya adalah rumah tangga nelayan, rumah
tangga petani berlahan sempit, rumah tangga sektor informal perkotaan
dan rumah tangga buruh perkotaan;
2. usaha mikro kecil termasuk rumah tangga sebagai pekerja keluarga; dan
3. penduduk miskin yang tidak memiliki aset maupun pekerjaan
TEKNIK MESIN 58
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
5. Kenaikan Harga Pangan dan Non Pangan
• Kenaikan harga tanpa diikuti kenaikan pendapatan akan menurunkan
daya beli rumah tangga.
• Harga pasar internasional dapat mempengaruhi variabel ekonomi makro
di tingkat nasional seperti neraca pembayaran, defisit anggaran dan nilai
tukar. Sementara harga domestik dapat mempengaruhi kemiskinan,
asupan energi, dan nutrisi masyarakat (FAO, 2011).
TEKNIK MESIN 59
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
6. Perilaku Konsumsi Pangan Masyarakat
• Terbatasnya pengetahuan rumah tangga tentang pangan yang beragam,
bergizi, seimbang dan aman adalah sebab perilaku konsumsi pangan
yang menyimpang.
• Pemerintah memiliki alat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
terkait pangan dan gizi baik secara langsung maupun tidak langsung, di
antaranya :
• Keluarga Sadar Gizi yang dikenal dengan KADARSI, Gerakan Nasional Sadar Gizi
Menuju Indonesia Prima 2014. Kedua program tersebut yang menjadi motor adalah
Kementerian Kesehatan
• Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dimotori oleh
Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian
TEKNIK MESIN 60
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Permasalahan Akses Pangan
6. Perilaku Konsumsi Pangan Masyarakat
• Pemborosan Makanan
• Misalnya mengambil makanan dalam jumlah banyak, namun tidak semuanya
dikonsumsi sampai habis.
• Perubahan Gaya Makan
• Dari makanan rumahan ke arah makanan jadi dan dari pangan lokal
(nusantara) ke pangan asing (impor), yang diindikasikan dengan berkembang
pesatnya waralaba asing di Indonesia.
• Penyimpangan tersebut berdampak pada orang dewasa seperti terjadinya
peningkatan penyakit degeneratif misalnya stroke, diabetes melitus, dan
lainnya sedangkan pada anak balita terjadi stunting, gizi kurang dan gizi buruk
TEKNIK MESIN 61
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
1. Pengembangan dan Pembangunan Infrastruktur
di Wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI)
• Pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana
perekonomian terutama di wilayah KTI seperti sarana transportasi
berupa jalan dan kendaraan.
• Sarana transportasi yang memadai akan mendukung kelancaran arus
barang jasa serta dapat menekan harga pangan, meningkatan
ketersediaan pangan sekaligus meningkatkan mobilitas masyarakat
untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
• Transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah perlu dilakukan,
salah satunya melalui penyediaan infrastruktur yang terpadu dan
merata.
TEKNIK MESIN 62
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
2. Pembangunan Pulau Mandiri Pangan
• Setiap pulau mampu mencukupi kebutuhannya sendiri terutama
untuk pangan pokoknya sesuai dengan potensi dan kebudayaannya.
• Sebagai contoh, pulau mandiri pangan di Maluku didasarkan pada
konsep gugus pulau, dengan mengadopsi prinsip kedaulatan pangan
pada prioritas keluarga miskin dan kekurangan pangan,
mengembangkan kearifan lokal yang melibatkan kaum perempuan
dalam produksi pangan, serta mempertahankan pola konsumsi sesuai
budaya setempat.
TEKNIK MESIN 63
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
3. Peningkatan Pendapatan Masyarakat
• Menciptakan lapangan pekerjaan dan usaha seluas-luasnya pada
wilayah tertentu serta disesuaikan dengan bidang keahlian dan
tingkat pendidikannya.
• Pengembangan usaha mikro perlu dukungan penguatan teknologi,
pemasaran, permodalan dan akses pasar.
TEKNIK MESIN 64
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
4. Stabilisasi Harga Pangan dan Non Pangan
• Stabilisasi harga pangan bertujuan agar masyarakat yang
berpendapatan rendah mampu menjangkau pangan yang ada di
pasaran dengan mudah.
• Stabilisasi pangan pokok yang dilakukan oleh pemerintah saat ini
cukup efektif, akan tetapi koordinasi dan kekompakan antar
kementerian harus lebih ditingkatkan, agar stabilisasi harga pangan
pokok tetap terjaga terutama di wilayah rawan pangan.
• Neraca ketersediaan pangan (produksi pangan) dengan
kebutuhan/konsumsinya perlu dimonitor agar apabila terjadi gejolak
harga pangan, pemerintah dapat segera melakukan tindakan evaluasi.
TEKNIK MESIN 65
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
5. Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang
Pola Pangan Bergizi dan Sehat
• Undang-Undang Pangan No. 18 tahun 2012 menyatakan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi
pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan mendukung hidup
sehat, aktif dan produksif (Pasal 60, ayat 1).
• Salah satu upayanya adalah dengan mempromosikan penganekaragaman
konsumsi pangan dan meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat
untuk mengkonsumsi pangan yang beragam pangan sesuai prinsip gizi seimbang
(ayat 2).
• Selain itu, Peraturan Presiden No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber daya Lokal, yang salah
satu rencananya adalah kampanye, sosialisasi, advokasi dan promosi
penganekaragaman konsumsi pangan yang bergizi seimbang dan aman berbasis
sumber daya lokal.
TEKNIK MESIN 66
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Upaya Peningkatan Akses Pangan
6. Bantuan Pangan
• Bantuan Pangan yang diprogramkan pemerintah saat ini yaitu
Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) sebagai upaya untuk
menyalurkan bantuan pangan.
• Pemerintah senantiasa selalu mendorong masyarakat dan peran
swasta melalui dana Corporate Social responsibility (CSR) dalam
pemberian bantuan-bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan
baik dalam kondisi normal maupun setelah terjadi bencana.
TEKNIK MESIN 67
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
PEMANFAATAN
PROGRAM STUDI
KETAHANAN PANGAN
DOSEN PENGAMPU
SIDIK SUSILO
Definisi Pemanfaatan Pangan
TEKNIK MESIN 69
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Pengetahuan dan Teknologi Pengolahan
Pangan
Teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu
pengetahuan khususnya dalam mengolah bahan pangan guna memperoleh
manfaat seoptimal mungkin dan sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah
dari bahan pangan. Pengetahuan dan teknologi pangan mempelajari sifat
fisik, kimia dan mikrobiologi dari bahan pangan serta bagaimana proses
untuk mengolah bahan pangan tersebut sehingga layak dan aman untuk
dikonsumsi.
Adanya ilmu pengetahuan dan teknologi pangan sangat mempengaruhi
bagaimana suatu kelompok masyarakat mampu memanfaatkan bahan
pangan untuk diolah guna memenuhi kebutuhan pangan. Contohnya,
masyarakat yang berpendapatan rendah, kemampuan untuk membeli beras
relatif sulit, sehingga memerlukan pengetahuan bagaimana mengolah
sumber karbohidrat lain untuk dijadikan makanan pokok.
TEKNIK MESIN 70
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Tujuan Pengolahan Pangan
TEKNIK MESIN 71
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Keragaman Konsumsi Pangan
TEKNIK MESIN 72
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Diversifikasi Pangan
• Kampanye nasional diversifikasi konsumsi pangan berbasis
sumberdaya pangan lokal baik untuk aparat pemerintahan tingkat
pusat dan daerah, individu, kelompok masyarakat maupun industri;
• Pendidikan diversifikasi konsumsi pangan secara sistematis sejak usia
dini;
• Peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak memproduksi,
menyediakan/ memperdagangkan, dan mengkonsumsi pangan yang
tidak aman dan
• Fasilitasi pengembangan bisnis pangan melalui fasilitasi
pengembangan aneka pangan segar, industri pangan olahan dan
pangan siap saji berbasis sumberdaya lokal.
TEKNIK MESIN 73
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Kecukupan Gizi
• Kecukupan gizi adalah asupan rata-rata gizi harian untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam
kelompok umur,jenis kelamin dan fisiologis tertentu.
• Standar kecukupan gizi di Indonesia masih menggunakan standar
makro yakni kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein.
• Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim
dan adaptasi.
• Kecukupan protein dipengaruhi oleh fakor-faktor umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh, stautus fisiologi, kualitas protein, ingkat konsumsi
energi dan adaptasi
TEKNIK MESIN 74
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Angka kecukupan gizi
• Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan didasarkan pada
patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, gender,
dan aktifitas fisik.
• Jika kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat
badan yang berbeda dengan patokan, maka perlu dilakukan
penyesuaian.
• Bila berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus,
maka AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya.
• AKG yang dianjurkan tidak dipergunakan untuk perorangan atau
individu, namun lebih menggambarkan kelompok
penduduk/masyarakat.
TEKNIK MESIN 75
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
ASPEK EKONOMI DAN
PROGRAM STUDI
KETAHANAN PANGAN
DOSEN PENGAMPU
SIDIK SUSILO
Overview
TEKNIK MESIN 77
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ketahanan Pangan
• Aspek Ekonomi
• Aspek Teknologi
• Aspek Politik
• Aspek Hukum
• Aspek Sosial Budaya
• Aspek Lingkungan
• Aspek Fisik
TEKNIK MESIN 78
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ketahanan Pangan
TEKNIK MESIN 79
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ketahanan Pangan
TEKNIK MESIN 80
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ekonomi
• Pilar Keterjangkauan / Aksesibilitas Ketahanan Pangan dari segi ekonomi
Pangan
Tersedia, Bergizi, Aman, Beragam
Akses ekonomi
Individu,
Rumah Tangga,
Regional,
Masyarakat
Nasional Merata dan Terjangkau
TEKNIK MESIN 81
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ekonomi
• Pendapatan Masyarakat
• Terkait daya beli masyarakat terhadap pangan yang
tersedia
• Berpengaruh pada akses tehadap produk pangan bergizi
• Kestabilan Harga Pangan
• Terkait kemampuan masyarakat menjangkau pangan
• Pemerintah memegang peran penting dalam menciptakan
kestabilan harga pangan
TEKNIK MESIN 82
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Ekonomi
• Pertumbuhan Ekonomi
• Terkait erat dengan pilar stabilitas ketahanan pangan
• Pertumbuhan ekonomi yang tinggi berdampak pada
peningkatan daya beli masyarakat sehingga masyarakat
mampu menjangkau pangan berkualitas, beragam, dan
aman
TEKNIK MESIN 83
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
• Memanfaat kan perkembangan ilmu dan teknologi
terkini untuk memperkuat pilar ketahanan pangan
• Dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan
TEKNIK MESIN 84
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
TEKNIK MESIN 85
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
• Pilar Ketersediaan, Aksesibilitas, Pemanfaatan, Dan
Stabilitas
• Peningkatan produktivitas (ketersediaan),
• Peningkatan aksesibilitas,
• Perbaikan mutu (kualitas ) pangan,
• Stabilitas dan keberlanjutan dalam ketahanan pangan
TEKNIK MESIN 86
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
TEKNIK MESIN 87
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
TEKNIK MESIN 88
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
TEKNIK MESIN 89
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
TEKNIK MESIN 90
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN
Aspek Teknologi
TEKNIK MESIN 91
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KETAHANAN PANGAN