(Term Of Reference)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
RS. Dr. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2019
KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE
PENINGKATAN KAPASITAS WAJIB SDM STANDAR SNARS BIDANG
KOMUNIKASI EFEKTIF
DI RS.Dr. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR
2020
A. LATAR BELAKANG
Dasar Hukum
UU No. 23 / 1992 tentang Kesehatan
Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
UU No.5 /2014 tentang Aparat Sipil Negara
B. GAMBARAN UMUM
Undang-undang Dasar 1945 Amandemen IV telah mengamanatkan bahwa
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Selanjutnya, dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan pun dinyatakan bahwa kesehatan merupakan investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif baik secara sosial maupun
ekonomis.
Pembangunan Kesehatan Nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025 dan Undang-undang Nomor 36 tahun 2009,
diarahkan kepada upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Hal tersebut sejalan dengan Visi Pembangunan
Kesehatan Jangka Panjang yakni terwujudnya Indonesia Sehat Tahun 2025, dimana
masyarakat hidup dalam lingkungan yang sehat, dengan perilaku yang proaktif
memelihara kesehatannya serta mampu mengakses pelayanan kesehatan yang
bermutu. Pelayanan kesehatan yang dimaksud meliputi pelayanan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Salah satu kunci keselamatan pasien yang dirawat di suatu rumah sakit yaitu
penggunaan teknik komunikasi yang efektif. Kejadin yang sering ditemukan seperti
adanya tindakan yang salah, semuanya akibat dari ketidakadaannya sebuah
komunkasi yang valid dan efektif antar petugas dalam penyampaian sebuah
informasi atau instruksi yang mengakibatkan adanya kesalahan dalam melaksanakan
sebuah tindakan. Untuk itulah dalam upaya meminimalkan dampak akibat
ketidaksinkronisaian informasi antar petugas maka dipandang perlu melakukan
sebuah pelatihan yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan petugas dalam
melaksanakan sebuah komunikasi yang efektif.
Sub bagian pendidikan dan penelitian yang bertanggung jawab terhadap
pengembangan sumber daya manusia di rumah sakit, harus mampu menyiapkan
tenaga atau petugas yang memiliki kecakapan khusus yang mampu menjalankan
tupoksi secara baik dan benar serta bahasa komunikasi yang efektif demi sebuah
layanan yang aman dan nyaman bagi pengguna layanan di rumah sakit, sehingga
diperlukan melaksanakan pelatihan inhouse training komunikasi efektif serta dapat
dilakukan secara berkelanjutan dengan biaya pelatihan yang bisa diminimalkan.
Dengan tersedianya tenaga atau petugas yang mampu menjalankan bentuk
komunikasi secara efektif di harapkap kesalahan akibat kesalahan dalam komunikasi
dapat dihilangkan. Dengan demikian tujuan pelatihan akan tercapai dan akan
meningkatkan kualitas layanan yang diberikan dan pada akhirnya akan meningkatkan
citra dan kualitas pelayann di rumah sakit dr. Tadjuddin Chalid Makassar
C. TUJUAN
Setelah mengikuti Pengembangan kapasitas wajib SDM ini, peserta mampu melakukan
teknik komunikasi yang efektif dalam melaksanak an pelayanan.
D. KELUARAN (OUTPUT)
Terlatihnya semua petugas pegawai Rumah sakit dalam Penerapan Komunikasi Efektif
E. STRUKTUR PROGRAM
No MATERI T P PL JML
1 MATERI DASAR 1 - - 1
a. Kebijakan Diklat komunikasi Efektif 1
2 MATERI INTI 12 4 -
a. Konsep Komunikasi 1
b. Interpersonal Skill Staff 1
c. Aspek Penting Membangun
Komunikasi yang efektif di RS 1
d. Komunikasi efektif Dengan Kerangka
SBAR 2 2
e. Aplikasi Teknik Komunikasi yg Baik 2 2
f. Komunikasi dengan Metode REACH 2
g. Kesalahan dalam teknik Komunikasi 1
JUMLAH 12 4 16
F. SERTIFIKASI
Peserta yang menyelesaikan pelatihan akan diberikan sertifikat yang diterbitkan oleh
Sub Bagian Diklit sebagai pelasana kegiatan
1. Monitoring
Tujuan Monitoring adalah untuk menjaga agar proses pelatihan berjalan sesuai
dengan desain pelatihan.
2. Evaluasi
Tujuan evaluasi/penilaian adalah untuk mengetahui kemajuan tingkat pengetahuan
dan keterampilan yang dicapai peserta, penilaian proses pembelajaran dan
penyelenggaraan. Hasil ini dapat digunakan untuk menilai efektifitas pelatihan dan
memperbaiki pelaksanaan berikutnya.