MATA KULIAH
EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Oleh :
Assalamu'alaikum wr. wb
Puji syukur selalu kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga Makalah “Ruang Lingkup
Penyuluhan Pertanian” ini dapat terselesaikan. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Penyuluhan Pertanian.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk
kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan,
khususnya bagi mahasiswa dan tidak lupa bagi masyarakat secara umumnya.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan objek evaluasi petani/peternak/pekebun
2. Mengetahui definisi dan objek evaluasi kelembagaan petani
3. Mengetahui definisi dan objek evaluasi kelembagaan penyuluhan
pertanian
4. Mengetahui definisi dan objek evaluasi ketenagaan penyuluhan pertanian
5. Mengetahui definisi dan objek evaluasi penyelenggaraan penyuluhan
pertanian
6. Mengetahui definisi dan objek evaluasi sarana dan prasarana
7. Mengetahui definisi dan objek evaluasi pembiayaan penyuluhan pertanian
2
BAB II. ISI
2.1 Petani/Peternak/Pekebun
Secara umum, petani didefinisikan sebagai orang yang memanfaatkan
sumber daya alam baik dengan bercocok tanam atau beternak untuk
keberlangsungan hidup rumah tangga dan mengelola lingkungan hidupnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Cetakan Ketiga tahun 1990), petani
adalah orang yang mata pencahariannya bercocok tanam.
Berdasarkan UU RI no. 12 tahun 2006, Peternak adalah perorangan warga
negara Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha peternakan. Sedangkan
definisi dari pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi
yang melakukan usaha perkebunan.
Petani/Peternak/Pekebun memiliki peran penting sebagai subjek evaluasi yang
dapat menentukan sejauh mana suatu program telah dapat dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan dan tujuan yang diharapkan atau tingkat keberhasilan
program. Objek evaluasi ditentukan dari perubahan perilaku
petani/peternak/pekebun yang meliputi sifat kognitf, afektif maupun psikomotor.
Kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dapat diukur dari beberapa aspek
yakni,
- Kognitif, indikator perubahan kognitif dapat dilihat dari :
1) penguasaan pengetahuan (knowledge)
2) Penguasaan pengertian (comprehension)
3) kemampuan menerapkan (application)
4) kemampuan analisis (analisis)
5) Kemampuan sintesis (synthesis)
- Afektif, indikator perubahan afektif yaitu :
1) menyadari atau mau memilih
2) Tanggap atau mau
3) yakin atau mau mengikuti
4) Menghayati atau selalu menerapkan
5) menghayatiatau selalu menerapkan
- Psikomotorik, indikator perubahannya meliputi :
1) kecepatan
2) kekuatan
3) Ketahanan
3
4) kecermatan
5) ketepatan
6) ketelitian
7) kerapihan
8) keseimbangan
9) keharmonisan
Dari perubahan perilaku petani/peternak/pekebun dapat diketahui bahwa
evaluasi penyuluhan pertanian merupakan pengevaluasian seberapa jauh tingkat
pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan keluarganya.
4
meningkatkan kemampun kelompok tani harus melalui pelaksanaan evaluasi.
Evaluasi bertujuan untuk membandingkan perencanaan terhadap hasil dan
dampak dalam penyelenggaraan pembinaan yang disertai dengan perubahan
kelompok petani.
Objek evaluasi merupakan segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan atau
proses pembinaan. Menurut Arikunto S. (2014) objek evaluasi adalah hal-hal
yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Dalam proses evaluasi
kelembagaan petani, objek evaluasi ditentukan pada Peraturan Menteri
Pertanian (Permentan) Nomor 82 tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan
Poktan Dan Gapoktan. Objek evaluasi terfokus pada kemampuan kelompok tani
dalam menjalankan fungsinya sebagai 1) kelas belajar, 2) wahana kerjasama,
dan 3) unit produksi. Biasanya dalam melakukan evaluasi kelembagaan
kelompok tani, dilakukan dengan evaluasi sumatif. Menurut Wirawan, 2016
evaluasi sumatif digunakan untuk mengetahui pencapaian seluruh hasil kegiatan
yang telah direncanakan dan atau mengukur kinerja akhir objek evaluasi.
5
terdiri dari sekelompok penyuluh pertanian dari berbagai subsektor dan
dikoordinir oleh seorang diantaranya. Indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja BPP dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada kinerja
organisasi publik yang dikemukakan oleh Lenvin dan Dwiyanto dalam Luneto
(1998). Indikator/objek evaluasi tersebut meliputi :
a) Responsivitas, yaitu kemampuan BPP dalam : 1) mengenali kebutuhan
petani, 2) menentukan prioritas pelayanan, dan 3) mengembangkan
program-program penyuluhan yang sesuai kebutuhan dan aspirasi petani.
b) Responsibilitas, yaitu apakah kegiatan BPP sesuai dengan : 1) misi dan
tujuan penyuluhan pertanian, 2) program pembangunan pertanian wilayah
setempat, dan 3) tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam SKB
Mendagri-Mentan No. 54 Tahun 1996 atau SK Mendagri No. 35 Tahun
1999.
c) Kualitas Pelayanan, yaitu kemampuan BPP dalam : 1) memberikan
pelayanan informasi dan penyuluhan yang memuaskan petani, 2)
kecepatan dalam memberikan pelayanan kepada petani, dan 3)
ketepatan materi dan teknik pelayanan informasi dan penyuluhan
pertanian.
6
5. Menyiapkan bahan dan fasilitasi penilaian dan pemberian penghargaan
kepada penyuluh pertanian;
6. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
penyuluhanpertanian;
7. Menyiapkan bahan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan seksi
ketenagaan; dan
8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
a. Persiapan
- Menyusun data Identifikasi Potensi Wilayah
- Memandu penyusunan (Pendampingan/pengawalan) rencana definitif.
- Penyusunan programa penyuluhan pertanian
- Membuat rencana kerja tahunan penyuluh pertanian (RKTPP)
b. Pelaksanaan
- Desiminasi/penyebaran materi penyuluhan pertanian harus sesuai
dengan kebutuhan petani
- Penerapan metode penyuluhan pertanian di WKPP melalui
kunjungan/tatap muka dengan poktan/demplot/SL/Temu (lapang, wicara,
teknis, karya, temu usaha)
- Peningkatan kapasitas petani terhadap akses informasi dalam
pengembangan usaha tani
- Penumbuhan dan pengembangan poktan/gapoktan
- Peningkatan kelas poktan/gapoktan
- Penumbuhan kelembagaan ekonomi petani
- Peningkatan produksi dan produktivitas petani
7
c. Pelaporan
- Melakukan evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
- Membuat laporan pelaksanaan penyuluhan pertanian
- Melakukan evaluasi dampak penyuluhan pertanian (pusat, provinsi dan
kabupaten)
8
apabila dalam tahap menerapkan maka metode perseorangan paling sesuai
diterapkan.
b. Cukup kuantitas dan kualitas
Penyuluh menguasai banyak metode penyuluhan pertanian sehingga dapat
dilakukan pemecahan masalah-masalah penyuluhan.
c. Tepat mengenai sasaran dan waktunya
Penyuluhan pertanian yang digunakan disesuaikan dengan tingkat
pendidikan dan daya serap petani sasaran.
d. Materi akan lebih mudah diterima dan dimengerti
Materi penyuluhan harus sederhana dan dapat dikomunikasikan dengan
bahasa petani, sehingga petani sasaran dapat memahami materi yang
disuluhkan.
e. Murah pembiayaannya
Penyuluhan dapat dilaksanakan dengan biaya relatif murah sehingga dapat
terlaksana secara kontinyu dan dapat merespon reaksi petani dari proses
penyuluhan yang dilakukan.
9
3) Sound system (wireless, megaphone, mic);
4) TV, VCD/DVD, tape recorder;
5) Whiteboard/panelboard
- Peralatan Administrasi
1) Komputer + printer + power supply;
2) Mesin Tik;
3) Kalkulator;
4) Brankas;
5) Rak Buku.
- Alat Transportasi
1) Kendaraan operasional roda dua;
2) Kendaraan operasional roda empat;
- Buku dan Hasil Publikasi
- Mebeulair
1) Meja + kursi kerja;
2) Meja + kursi rapat;
3) Meja + kursi perpustakaan;
4) Rak buku perpustakaan;
5) Lemari Buku + Arsip;
b. Prasarana
Kebutuhan Ruangan :
1) Pimpinan;
2) Administrasi/TU;
3) Kepala Bidang dan staf;
4) Kelompok Jabatan Fungsional;
5) Aula/Rapat;
6) Perpustakaan;
7) Data dan System Informasi;
8) Pameran, Peraga dan Promosi;
9) Kamar Mandi;
10) Dapur;
11) Gudang.
10
2.7 Evaluasi Pembiayaan Penyuluhan Pertanian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2009 Tentang Pembiayaan, Pembinaan, Dan Pengawasan Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, Dan Kehutanan; pembiayaan adalah setiap pengeluaran
untuk keperluan penyelenggaraan penyuluhan. Pada dasarnya Prioritas
pembiayaan yang pokok adalah untuk keberfungsian sarana prasarana dan
pelayanan penyuluhan.
UU 16 tahun 2006 secara khusus membahas aspek pembiayaan pada Bab
IX. Dalam Pasal 32 disebutkan bahwa untuk penyelenggaraan penyuluhan yang
efektif dan efisien diperlukan pembiayaan yang memadai, dimana sumber
pembiayaan disediakan melalui APBN dan APBD, juga bahkan secara sektoral
maupun lintas sektoral, serta sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
APBN menanggung pembiayaan penyuluhan yang berkaitan dengan tunjangan
jabatan fungsional dan profesi, biaya operasional penyuluh PNS serta sarana
dan prasarana. Sedangkan APBD bertanggung jawab untuk penyelenggaraan
penyuluhan di provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa. Pemerintah juga
harus membantu penyuluhan yang diselenggarakan oleh penyuluh swasta dan
penyuluh swadaya.
Permasalahan yang sering dihadapi terkait pembiayaan ialah biaya yang
disediakan untuk penyuluhan kecil dan tidak memadai. Secara tidak langsung hal
ini mengakibatkan melemahnya semangat kerja penyuluh pertanian, dan
efektivitas penyuluhan. BOP penyuluhan yang kurang disebabkan karena
keterbatasan besaran dana terutama di daerah yang relatif terpencil dan
kerumitan birokrasi pemerintah daerah. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi
pembiayaan penyuluhan pertanian sebagai dasar pertimbangan perbaikan untuk
program kedepan. Objek evaluasi pembiayaan penyuluhan pertanian meliputi :
11
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, penting untuk mengetahui objek
evaluasi sebagai bahan yang akan dinilai dan diukur sejauh mana tingkat
keselarasan dan keberhasian suatu program. Objek evaluasi dalam kegiatan
penyuluhan pertanian meliputi petani/pekebun/peternak, kelembagaan petani,
kelembagaan penyuluhan pertanian, ketenagaan penyuluhan pertanian,
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, sarana prasarana dan pembiayaan
penyuluhan pertanian.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Hairulzai, M. 2016. Evaluasi Penyuluhan Pertanian.
https://www.google.com/amp/s/muhammadhairulzai1604.wordpress.com/2017/02
/07/evaluasi-penyuluhan-pertanian-2/amp/
14