Anda di halaman 1dari 144

KATA PENGANTAR

Petunjuk teknis PEN disusun dari hasil pelaksanaan progam

pendampingan Pemulihan Ekonomi Nasional pada Bulan Agustus -

Desember di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Kegiatan PEN yang

dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPPSDMP Nomor:

66/Kpts/SM.210/I/03/2021, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan

Mahasiswa, Alumni dan Siswa di Lokasi Pengembangan Kawasan Food

Estate Dan Program Strategis Kementerian Pertanian Dalam Rangkan

Pemenuhan Ketersediaan Pangan. Petunjuk Teknis ini berisikan tentang

perencanaan program dan cara pelaksanaan program yang telah

disesuaikan dengan keadaan lapangan, programa kabupaten Kediri dan

programa kecamatan Ngancar tahun 2021.

Petunjuk Teknis Program ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu penyusun mengharap dan menerima masukan berupa kritik maupun

saran guna perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan

ini dapat berguna dan bermanfaat adanya.

Kediri, November 2021

Penyusun

i PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL


DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................iii

I. PENDAHULUAN ..............................................................................1
I.1 Latar Belakang ...........................................................................1
I.2 Tujuan Kegiatan..........................................................................2
I.3 Sasaran Kegiatan........................................................................2
I.4 Penggunaan................................................................................2
I.5 Tim Penyusunan Petunjuk Teknis..............................................2
II. PERAN TIM DALAM PELAKSANAAN............................................5
III. PELAKSANAAN KEGIATAN...........................................................7
III.1 On-Farm......................................................................................7
III.2 Off-Farm......................................................................................8
III.3 Pemasaran..................................................................................13
IV. PENYELESAIAN KEGIATAN...........................................................19
IV.1....................................................................................................
19
IV.2....................................................................................................
19

LAMPIRAN ...............................................................................................20

ii PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL


I. PENDAHULUHAN

1.1. Latar Belakang

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan salah satu

rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap

perekonomian. Selain penanganan krisis kesehatan pemerintah juga

menjalankan program PEN sebagai respon atas penurunan aktivitas

masyarakat yang berdampak pada ekonomi, khususnya sektor informal

atau UMKM (PP No. 23 Tahun 2020). Adanya program PEN diharapkan

dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga ekonomi

Indonesia dapat pulih dalam keadaan pandemi yang belum kunjung

berkahir ini.

Secara nasional pertumbuhan ekonomi lima tahun ke depan

diharapkan meningkat sampai 5,7-6,00% per tahun, yang didorong oleh

peningkatan produktivitas, investasi berkelanjutan, perbaikan pasar tenaga

kerja dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Program Prioritas

Strategis Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2020-2024, telah menetapkan Program Prioritas Strategis

yaitu program terintegrasi yang disusun untuk membuat RPJMN lebih

konkrit dalam menyelesaikan isu-isu pembangunan, terukur dan

manfaatnya langsung dapat dipahami dan dirasakan masyarakat. Dalam

rangka memenuhi kebutuhan pangan bagi 267.000.000,00 rakyat

Indonesia, perlu dikembangkan Food Estafe disamping Program Strategis

Kementerian Pertanian lainnya yang terintegrasi antar sub sektor.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 1


Kabupaten Kediri merupakan produsen nanas terbesar di Jawa

Timur. Pertanian tanaman buah-buahan di Kabupaten Kediri memiliki

potensi ekonomi yang cukup baik. Kawasan Agropolitan Ngawasondat

merupakan kawasan dengan sentra produksi tanaman nanas yang terdiri

dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Ngancar, Wates, Plosoklaten, dan

Kandat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2019) produksi nanas di

Kabupaten Kediri mengalami peningkatan dari 36,38 ribu ton pada tahun

2017 menjadi sekitar 132 ribu ton pada tahun 2018. Peningkatan produksi

yang tinggi pada tanaman nanas di Kabupaten Kediri ini disebabkan oleh

adanya peningkatan luas panen dan adanya pengolahan lahan secara

intensif. Oleh karena itu kawasan Ngawasondat Kabupaten Kediri menjadi

wilayah Program Strategis Kementerian Pertanian Integrated Farming.

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang sebagai

institusi pendidikan tinggi di bawah Kementerian Pertanian yang turut

bertanggung jawab menyukseskan program strategis Kementerian,

mengembangkan SDM pertanian, dan tugas pokok melaksanakan tri

dharma perguruan tinggi. Dalam implementasi kegiatan Pemulihan Ekonomi

Nasional, Polbangtan Malang bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan

Perkebunan Kabupaten Kediri untuk mengembangkan peran BPP di lokasi

Integrated Farming System. Kegiatan pendampingan dilakukan oleh alumni

Polbangtan Malang di kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri

selama 6 bulan dan dengan petunjuk teknis ini diharapkan dapat mebantu

pihak terkait untuk mengembangkan ekonomi di kawasan agropolitan

terutama bagi petani nanas yang menjadi sasaran program PEN.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 2


Petujuk teknis ini penting untuk eksekusi pelaksanaan program di

lapangan yang akan dilanjutkan oleh pihak-pihak terkait untuk mengetahui

hasil identifikasi yang telah dilaksanakan selama program PEN berlansung.

Di dalam petunjuk teknis ini ditemukan berbagai masalah yang akan

diuraikan cara penyelesaianya dengan manfaat serta tujuan yang diberikan

dari setiap pemecahan masalah yang diberikan kepada sasaran.

Proses pembuatan petunjuk teknis ini dilakukan dengan

memperhatikan programa kabupaten dan programa kecamatan sebagai

pertimbangan dalam memutuskan penyelesaian masalah di lapangan pada

saat pelaksanaan kegiatan program PEN, oleh karena itu petunjuk teknis

dibuat sebaik mungkin disesuikan dengan observasi di lapangan untuk

membantu masyarakat terutama petani nanas untuk kembali memulihkan

ekonominya secara mandiri dengan bantu pihak terkait seperti Dinas

Pertanian Kabupaten Kediri dan juga Balai Penyuluhan Pertanian

kecamatan Ngancar, Wates, Plosoklaten dan Kandat.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan petunjuk teknis sebagai berikut:

1. Memudahkan pihak terkait dalam melaksanakan program yang

telah di setujui.

2. Kegiatan program dapat dilakukan dengan efektif dan efisien

sesuai target dan standart yang telah ditentukan.

3. Perubahan peerilaku masyarakat dalam mengembangkan usaha

baik on farm, off farm hingga pemasaran nanas.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 3


4. Pemerataan pengembangan usaha nanas di kawasan Agropolitan

Ngawasondat dalam implementasi program.

5. Keberlanjutan program peningkatan ekonomi di wilayah Agropolitan

Ngawasondat.

1.3 Sasaran

Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) memilki sasaran para pelaku

utama dan pelaku usaha terutama di bidang pertanian nanas pada wilayah

kerja di kawasan Agropolitan Ngawasondat. Petunjuk teknis ini dapat

digunakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Kediri dan BPP untuk

melaksanakan program yang sudah disetujui dalam meningkatkan

perekonomian di kawasan Agropolitan Ngawasondat.

Manfaat bagi pengguna juknis sebagai sasaran dari program

Pemulihan Ekonomi Nasional yaitu:

1. Mengetahui cara meningkatkan dan mengembangkan inovasi

budidaya dan usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

2. Mengetahui tata cara dalam melakasanakan setiap kegiatan program

yang telah direncanakan.

3. Mengetahui tujuan dari pelaksanaan program yang telah disetujui.

4. Mengetahui manfaat dari setiap program kegiatan yang telah

disetujui.

5. Mengetahui jangka waktu setiap program kegiatan yang akan

dilaksanakan.

1.4 Pengguna Petunjuk Teknis

Petunjuk teknis ini dibuat secara khusus untuk dijadikan sebagai

pertimbangan dalam memecahkan masalah di lapangan terutama

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 4


berkaitan dengan komoditas nanas pada Kelompok Tani di kawasan

Agropolitan Ngawasondat, Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan

Ngancar, Wates, Plosoklaten dan Kandat, serta Dinas Pertanian

Kabupaten Kediri. Secara umum, pengguna dan manfaat petunjuk teknis

dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:

Table 1.1 Pengguna dan Manfaat Petunjuk Teknis


Pengguna Manfaat
1. Memberikan referensi pemecahan masalah
2. Memberikan gambaran permasalahan lebih
Balai Penyuluhan detail
Pertanian 3. Acuan dalam melaksanakan kegiatan yang ada
Kecamatan
Ngancar dalam juknis
4. Panduan untuk mendampingi pelaku utama dan
pelaku utama
1. Memahami tahapan pelaksanaan setiap program
Kelompok Tani di 2. Memahami tujuan dilaksanakannya program
sekitar Ngancar
3. Mengetahui manfaat dilaksanakannya program
1. Memahami secara menyeluruh tahap
Dinas Pertanian pelaksanaan program di tingkat masyarakat
Kabupaten Kediri 2. Memastikan kegiatan telah dilaksanakan dan
bermanfaat sesuai tujuan
Sumber, Data 2021

1.5 Tim Penyusun Petunjuk Pelaksanaan

Berdasarkan hasil permasalahan yang ada di lapangan dapat

dibedakan menjadi 3 sub sektor yaitu On-Farm, Off Farm dan pemasaran.

Sub sektor On-Farm menangani bidang lapangan, seperti bibit,

permasalahan di lahan dan hama. Sub sektor Off Farm fokus pada

penanganan pasca panen. Serta sub sektor pemasaran menangani

masalah penjualan dan branding produk. Melalui 3 sub sektor tersebut

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 5


ditentukan pemecahan masalah dan solusi yang selanjutnya dibuat dalam

matrik pemecahan masalah.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 6


II. PERAN TIM DALAM PELAKSANAAN

Dalam rangka menjamin efisiensi dan efektivitas pengelolaan

kegiatan pendampingan, diperlukan pembentukan Kelompok Kerja

Tingkat Pusat, Tingkat Wilayah, dan Kelompok Kerja Pendamping.

Kelompok kerja terdiri atas ketua, sekretaris dan anggota hal ini telah

disesuaikan dengan Keputusan Kepala Badan Penyuluhan dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor:

66lkpts/Sm.2lo/I/03/2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan

Mahasiswa, Alumni, dan Siswa di Lokasi Pengembangan Kawasan Food

Estate dan Program Strategis Kementerian Pertanian dalam Rangka

Pemenuhan Ketersediaan Pangan :

1. Kelompok Kerja

Kelompok Kerja Pendampingan Kelompok Kerja Pendampingan

merupakan penanggung jawab kegiatan di masing-masing provinsi

dengan organisasi sebagai berikut:

1) Ketua Kelompok Kerja Pendampingan: Direktur Polbangtan

Malang

2) Ketua Pelaksana: Dosen Polbangtan Malang

3) Wakil Ketua Pelaksana: Dosen atau Staf Polbangtan Malang

4) Sekretaris Pelaksana: Dosen atau Staf Polbangtan Malang

5) Anggota Pelaksana: Dosen atau Staf Polbangtan Malang

6) Pembimbing Mahasiswa, Alumni dan Siswa: Dosen Polbangtan

Malang

2. Tugas dan Tanggung Jawab

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 7


Kelompok Kerja Pendampingan bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendampingan di provinsi Jawa Timur.

Tugas Kelompok Kerja Pendampingan:

1) Menyusun petunjuk teknis pendampingan;

2) Melakukan koordinasi dengan BPP di Kabupaten bersangkutan,

3) Menyusun program pendampingan;

4) Melaksanakan sosialisasi program pendampingan;

5) Menyediakan dan mendistribusikan bahan pendampingan;

6) Melakukan Training of Trainer (TOT) bagi dosen pembimbing;

7) Melaksanakan bimbingan teknis bagi Mahasiswa, Alumni dan

Siswa;

8) Melaksanakan mobilisasi pendampingan;

9) Melaksanakan bimbingan;

10) Melakukan monitoring dan evaluasi di lokasi pendampingan;

11) Menyusun dan menyampaikan laporan kepada Kelompok Kerja

Pusat;

12) Menyusun rencana tindak lanjut.

a. Pembimbing

Pembimbing bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendampingan

di wilayah kerja pendampingan. Tugas pembimbing:

1) Melakukan koordinasi dengan penyuluh pertanian;

2) Menyusun rencana kerja pembimbingan,

3) Membimbing pelaksana pendampingan (Mahasiswa, Alumni dan

Siswa);

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 8


4) Menyurun dan menyampaikan laporan pendampingan kepada

kelompok kerja pendampingan;

5) Menyusun rencana tindak lanjut

b. Pelaksana

Pelaksana yaitu mahasiswa atau alumni yang bertanggung jawab

dalam pelaksanaan pendampingan di lokasi wilayah BPP. Tugas

Pelaksana sebagai berikut:

1) Menyusun rencana kerja pendampingan;

2) Melakukan kemitraan dengan penyuluh pertanian, KCD/Mantri

Tani, POPT, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Operator IT,

dan fungsional bidang pertanian lainnya;

3) Membuat laporan kegiatan pendampingan sesuai lokasinya yang

disampaikan kepada pembimbing.

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 9


Adapun beberapa kegiatan yang dapat dilanjutkan oleh pihak-pihak

terkait guna membantu masyarakat terutama petani nanas untuk kembali

memulihkan ekonominya tertera pada poin-poin berikut. Kegiatan-kegiatan

tersebut diharapkan dapat dilaksanakan dengan sinergis antara pelaku

utama dan pelaku usaha dengan berbagai pihak seperti Dinas Pertanian

Kabupaten Kediri dan juga Balai Penyuluhan Pertanian kecamatan

Ngancar, Wates, Plosoklaten dan Kandat. Semua pihak memiliki peran

yang sangat penting dalam memastikan pencapaian target kegiatan dan

a. memberikan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan untuk dapat

b. dilaksanakan secara baik, tepat waktu serta kualitas yang dapat

c. dipertanggungjawabkan.

PETUNJUK PELAKSANAAN
(PUPUK BOKASI)

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 10


KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PUPUK BOKASI

Tanah merupakan aset yang penting dalam usaha budidaya di

dunia pertanian, hal ini disebabkan tanah sebagai media tumbuh dan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 11


berkembang dari tanaman yang dibudidayakan. Menguatkan hal tersebut

dalam panca usaha tani sebagai dasar menjalankan usaha pertanian yang

baik juga dijelaskan bahwa panca usaha tani meliputi pemilihan bibit

unggul, pengolahan tanah yang baik, pemupukan yang tepat,

pengendalian hama dan penyakit tanaman, dan pengairan atau irigasi

yang baik. Dalam panca usaha tani yang disebutkan menjelaskan bila

pengolahan tanah dan pemupukan yang baik merupakan salah satu faktor

yang utama dalam menghasilkan usaha budidaya pertanian yang baik.

Pupuk bokashi menjadi salah satu pilihan dari upaya perbaikan

kualitas produksi dari budidaya yang dilakukan. Pupuk sendiri ada yang

merupakan pupuk organik dan pupuk kimia. Telah banyak kasus

menurunnya kualitas tanah pertanian yang dipengaruhi penggunaan

pupuk kimia berlebihan yang tidak diimbangi dengan pupuk organik.

Pupuk kimia mengandung residu yang sulit untuk diurai menjadi bahan

organik dalam tanah. Disinilah tanah menjadi keras dan terjadi defisiensi

unsur hara. Hal ini menyebabkan penambahan pupuk organik pun

menjadi tak berpengaruh karena pupuk organik juga tak lekas terurai

dalam tanah. Tetapi saat ini sudah ada upaya mendapatkan terobosan

baru untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan menggunakan pupuk bokashi.

Pemupukan yang tepat tentu akan menghasilkan tanaman yang sehat dan

subur serta produktif, oleh karena itu para petani sering melakukan

pemupukan dengan berbagai komposisi yang tujuannya adalah untuk

memperoleh hasil yang maksimal.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 12


Pupuk bokashi adalah pupuk organik yang dihasilkan dari

fermentasi bahan-bahan organik semisal kompos dan pupuk kandang

dengan memanfaatkan bantuan mikroorganisme pengurai seperti mikroba

atau jamur fermentasi. Hasilnya ialah berupa pupuk padat dalam kondisi

sudah terurai sehingga mengandung lebih banyak unsur hara baik makro

maupun mikro yang siap untuk segera diserap akar tanaman. Rata-rata

kandungan pupuk bokashi sudah mencakup unsur hara makro : N, P, K,

Mg, S, Ca dan unsur hara mikro : Zn, B, Fe, Cu, Mn, Mo dan Cl. Hal ini

akan semakin lengkap jika ditambahkan penggunaan pupuk organik cair.

PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 001/PEN/2021)

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 13


1. JUDUL KEGIATAN : Pupuk Bokashi

2. LOKASI KEGIATAN : NGAWASONDAT

3. JENIS KEGIATAN : Pendampingan

4. TUJUAN : 1. Pelaku Utama budidaya nanas area


NGAWASONDAT dapat menerapakn pola
pemupukan yang berimbang antara kimia
dan organik
2. Pelaku Utama budidaya nanas area
NGAWASONDAT mampu melakukan
penerapan dan pembuatan pupuk organik
Bokasi.

1. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pendampingan dilakukan di 4 lokasi Kecamatan

yaitu: Ngancar, Wates, Plosoklaten dan Kandat dan hal ini

disebut NGAWASONDAT dengan fokus pendampingan pada

komoditas nanas dengan sasaran pelaku utama dan pelaku

usaha di bidang nanas. Kegiatan diawali dari pemetaan

permasalahan dan potensi yang ada di NGAWASONDAT

dengan menggunakan metode SWOT. Dilanjutkan dengan

persiapan juknis dan juklak sebagai tahapan awal perencanaan

kegiatan yang akan dilakukan. Pelaksanaan kegiatan akan

menggunakan metode ceramah, diskusi dan demontrasi cara.

Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan pada sasaran yang

berdampingan dengan program UPPO (Unit Pengolahan Pupuk

Organik)

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 14


1 Pemaparan mengenai Ceramah, diskusi, Peta Singkap,
materi pupuk Bokashi Tanya jawab Bahan Pembuatan
Pupuk Bokasi
2 Pelatihan pembuatan Demonstrasi, praktek Cangkul, MOL,
Pupuk Bokashi dan Tanya jawab Feses Sapi,
Sekam, Serbuk
Gergaji.
3 Pendampingan program Demonstrasi, praktek Produk
UPPO dan Tanya jawab

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat

memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya para pelaku

utama di kawasan NGAWASONDAT. Perubahan perilaku yang

diharapkan pada petani yaitu kemampuan dan kemauan dalam

membuat dan menggunakan pupuk bokashi secara teratur dan

berkesinambungan. Dimana perilaku pelaku utama yang

sebelumnya masih menggunakan pupuk kandang secara

langsung tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Adapun

secara lengkap pembahasan mengenai hasil yang diperoleh dari

tiap kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1) Pemaparan Mengenai Materi Pupuk Bokasi

Kegiatan ini dilakukan dengan pengenalan materi

pembuatan pupuk bokasi dengan alat peraga sesungguhnya.

Pemahaman awal mengenai pupuk bokasi diharapkan mampu

memicu ketertarikan lebih saat kegiatan praktik dilakukan.

Harapan lain dari penyampaian materi yang dilakukan adalah

memunculkan peningkatan pengetahuan yang membangun.

2) Pelatihan pembuatan Pupuk Bokashi

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 15


Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan adalah

memberikan demonstrasi cara bagamana prosedur, alat dan

bahan yang digunakan dalam proses pembatan pupuk bokasi.

Penyampaian yang dilakukan menggunakan metode

demonstrasi diharapkan mampu menimbulkan pemahaman yang

jelas tentang prosedur pembuatan pupuk bokashi. Adapun

prosedur kerja pembuatan pupuk bokasi yang dilakukan dapat

dilihat sebagai berikut:

1. Melarutkan mol 250 ml dalam air 50 L dan diaduk sampai

merata

2. Mencampurkan pupuk kandang dengan serbuk gergaji sampai

merata

3. Menyiramkan larutan mol secara merata ke dalam adonan

menggunakan gembor

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 16


4. Indikasi campuran sudah pas yaitu bila adonan dikepal

dengan tangan air tidak menetes dan apabila kepalan tangan

dilepas adonan tidak pecah

5. Menumpuk adonan diatas lantai dengan ketinggian masing-

masing lapisan 10 – 15 cm, tutup dengan terpal

6. Peram adonan selama 1 – 2 minggu

7. Mulai hari ke-2 sampai ke-4 suhu akan mengalami

peningkatan, maka pertahankan suhu pemeraman pada 45 –

50°C dengan cara membolak-balik adonan

8. Setelah 14 hari, pupuk bokashi sudah bisa diaplikasikan

Cara Penggunaan Pupuk Bokashi Secara Umum :

1. 3-4 genggam bokasi (150-200 gram) dapat disebar merata

diatas permukaan tanah setiap 1 mtr persegi tanah.  Pada

tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih.

2. Untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu

dicangkul/bajak. Penggunaan penutup tanah (mulsa) dari

jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada

tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian bokashi

dilakukan sebelum pembajakan tanah.

3. Biarkan bokashi selama seminggu, setelah itu baru bibit

ditanam.

4. Untuk tanaman buah-buahan, bokasi disebar merata

dipermukaan tanah/perakaran tanaman dan siramkan 3-4 cc

MOL perliter air setiap minggu sekali.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 17


Kelebihan pupuk bokashi terhadap kesuburan tanah antara

lain :

1. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah

menjadi ringan

untuk diolah dan mudah ditembus akar

2. Meningkatkan daya menahan air (water holding capaci-ty),

sehingga

kamampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih

banyak, kelengasan air tanah lebih terjaga

3. Meningkatkan KPK (kapasitas pertukaran kation) se-hingga

kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi, aki-batnya

apabila dipupuk

dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah tercuci

4. Dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity)

terhadap

goncangan perubahan drastis sifat.

Rata-rata kandungan pupuk bokashi sudah mencakup

unsur hara makro :N, P, K, Mg, S, Ca dan unsur hara mikro : Zn,

B, Fe, Cu, Mn, Mo dan Cl. Hal ini akan semakin lengkap jika

ditambahkan penggunaan pupuk organik cair.

3) Pembinaan pada program UPPO

Dilakukan dengan pengecekan secara berkala kegiatan

yang dilakukan oleh pelaku utama sesudah penyuluhan yang

dilakukan. Hal tersebut diharapkan mampu melaksanakan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 18


kegiatan yang berkesinambungan dalam pembuatan pupuk

bokashi.

2. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan November
(15 – 26)
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4

1 Menentukan waktu yang tepat dan


lokasi pelatihan
2 Penyusunan materi dan media
pelatihan
3 Koordinasi

4 Pelaksanaan

5 Laporan Kegiatan

3. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda


Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 19


PETUNJUK PELAKSANAAN
(PENGENDALIAN HAMA URET)

KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 20


PENDAHULUAN
Uret/lundi Leucopholis rorida adalah fase larva dari kumbang

Scarabaeidae atau Cerambycidae dengan ciri larva berukuran besar,

gemuk, putih, badan tembus cahaya dengan kepala warna coklat dan

taring yang besar. Kaki berwarna coklat terdapat pada rongga dada. Larva

membentuk kurva C. Hama ini menyerang padi gogo, jagung, ubikayu,

tebu, nanas dan tanaman lain. Menurut informasi Ir. Yudi Widodo, M.S.

(peneliti ekofisiologi ubikayu di Balitkabi), saat ini uret banyak menyerang

pertanaman ubikayu petani di Trenggalek, dan menimbulkan kerusakan

yang cukup parah. Pertanaman ubikayu petani yang tidak dikendalikan

mengalami serangan >50%.

Kawasan agropolitan ngawasondat merupakan kawasan yang

berada di wilayah kediri yang terdiri dari gabungan beberapa kecamatan

antara lain kecamatan ngancar, plosoklaten dan kandat. Komoditas

unggulan di Kawasan ngawasondat adalah buah nanas sehingga

mayoritas masyarakat di wilayah tersebut berprofesi sebagai petani

nanas. Dalam budidaya nanas, petani mengalami kendala terhadap

tanamannya yang terserang hama uret dan petani kebanyakan

mengendalikan hama uret menggunakan pestisida kimia. Berdasarkan

permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penyuluhan dan pembinaan

petani terkait pengendalian uret secara teknis maupun menggunakan

pestisida.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 21


PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 002/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Penyuluhan Pengendalian Hama Uret Secara

Alami Pada Tanaman Nanas di Kawasan

Ngawasondat

2. LOKASI KEGIATAN : Kecamatan Ngawasondat Kabupaten Kediri

3. JENIS KEGIATAN : Penyuluhan

4. TUJUAN : 1. Pelaku utama mengetahui dan memahami

tahapan Pengendalian Hama Uret Secara Alami

Pada Tanaman Nanas

2. Pelaku utama dapat mengaplikasikan cara

Pengendalian Hama Uret Secara Alami Pada

Tanaman Nanas

1. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Kawasan Ngawasondat

(Ngancar, Plosoklaten dan Kandat. Peserta penyuluhan adalah

pelaku utama dan pelaku usaha di Kawasan Ngawasondat.

Metode yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah

ceramah partisipatif, diskusi dan demonstrasi cara tentang

Pengendalian Hama Uret Secara Alami Pada Tanaman Nanas.

Secara lebih rinci pelaksaan kegiatan diuraikan dalam tabel

berikut:

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 22


No Kegiatan Metode Alat dan Bahan
1 Pemaparan materi Ceramah, diskusi dan Peta singkap,
pengendalian hama uret tanya jawab Powerpoint, LCD,
secara alami pada Laptop,
tanaman nanas brosur/leaflet
2 Praktik pengendalian Demonstrasi cara Plastik, Lampu,
hama uret secara alami dan Perangsang
pada tanaman nanas Hama
3 Penutup Ceramah Kesimpulan dan
doa

Kegiatan penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha di

Kawasan ngawasondat mampu memberikan manfaat kepada

masyarakat yang berprofesi sebagai petani nanas terhadap

pengendalian hama uret secara alami. Peserta kegiatan

diharapkan memahami pengertian dan cara pengendalian hama

uret secara alami pada tanaman nanas. Adapun secara lengkap

pembahasan mengenai hasil yang diperoleh dari kegiatan ini

adalah sebagai berikut:

1) Pemaparan materi tentang Pengendalian Hama Uret

Secara Alami

Pada tahap ini dimulai dengan pemaparan dampak yang

ditimbulkan akibat serangan hama uret yang menyerang

tanaman nanas karena hama uret memakan akar pada tanaman

nanas yang menyebabkan tanaman nanas tidak tumbuh

maksimal. Selanjutnya peserta diperkenalkan inovasi untuk

mengurangi penggunaan pestisida kimia yang berlebihan

dengan cara menerapkan Pengendalian Hama Uret Secara

Alami. Petani diberi pengetahuan dan pemahaman tentang

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 23


materi Pengendalian hama uret dengan cara mekanis dengan

mengumpulkan telur dan larva uret, kemudian pengendalian

secara biologis dengan menggunakan jamur entomopatogen

metarhizium sp, dan penggunaan perangkap lampu dilakukan

untuk menangkap serangga dewasa atau kumbang.

Manfaat Pengendalian Hama Uret Seacara Alami :

1. Mengurangi penggunaan pestisida kimia secara berlebih.

2. Mencegah penyerangan hama uret pada tanaman nanas.

3. Meningkatkan nilai produktifitas tanaman nanas.

2) Praktik Pengendalian hama uret secara alami

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

tutorial/cara kepada peserta terhadap pembuatan Pengendalian

Hama Uret Secara Alami dengan cara mekanis, biologis, dan

pemasangan perangkap pada serangga dewasa/kumbang.

Peserta dilibatkan dalam proses pembuatan alat perangkap dan

pembuatan jamur entomopatogen metarhizium sp agar

mengetahui tahapan dan cara pengendalian secara alami.

Harapan dari adanya keterlibatan petani tentang pengendalian

hama uret secara alami adalah petani dapat mempraktikan

secara mandiri tentang cara pengendalian hama uret secara

alami.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 24


2. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan Desember minggu ke-


No Uraian Kegiatan 1 2 3 4

1 Menentukan waktu yang tepat dan


lokasi penyuluhan
2 Penyusunan materi dan media
penyuluhan
3 Koordinasi

4 Pelaksanaan

5 Laporan Kegiatan

3. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda


Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 25


PETUNJUK PELAKSANAAN
(PEMBUATAN POC)

KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 26


PENDAHULUAN
Nanas merupakan salah satu buah tropika yang banyak diminati

masyarakat dan berpotensi menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.

Budidaya nanas dikalangan petani menjadi tren masa kini karena peluang

pasar yang menjanjikan. Faktor keberhasilan dalam proses budidaya

nanas adalah ketersediaan lahan tanah yang gembur dan kaya bahan

organic.

Kawasan agropolitan ngawasondat merupakan kawasan yang

berada di wilayah kediri yang terdiri dari gabungan beberapa kecamatan

antara lain kecamatan ngancar, plosoklaten dan kandat. Komoditas

unggulan di Kawasan ngawasondat adalah buah nanas sehingga

mayoritas masyarakat di wilayah tersebut berprofesi sebagai petani

nanas. Dalam tahapan budidaya nanas, petani umumnya masih

menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan, sehingga

mempengaruhi produktivitas yang rendah dan hasil yang kurang optimal.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penyuluhan

dan pembinaan petani terkait subtitusi penggunaan pupuk kimia yang

berlebihan.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 27


PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 001/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Penyuluhan Penggunaan POC (Pupuk Organik

Cair) Tamurin di Kawasan Ngawasondat

2. LOKASI KEGIATAN : Kecamatan Ngawasondat Kabupaten Kediri

3. JENIS KEGIATAN : Penyuluhan

4. TUJUAN : 1. Pelaku utama mengetahui dan memahami

tahapan pembuatan POC Tamurin sebagai

upaya pemenuhan kebutuhan hara tanaman

yang ramah lingkungan

2. Pelaku utama mampu membuat POC

Tamurin sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

hara tanaman yang ramah lingkungan

3. Pelaku utama dapat mengaplikasikan POC

Tamurin sesuai takaran pada lahan nanas

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hara

tanaman yang ramah lingkungan

4. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Kawasan Ngawasondat

(Ngancar, Ploso Klaten dan Kandat. Peserta penyuluhan adalah

pelaku utama dan pelaku usaha di Kawasan Ngawasondat.

Metode yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah

ceramah partisipatif, diskusi dan demonstrasi cara tentang

pembuatan pupuk organic cair Tamurin (Tetes Amina Biourine).

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 28


Secara lebih rinci pelaksaan kegiatan diuraikan dalam tabel

berikut:

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan


1 Pemaparan materi Ceramah, diskusi dan Peta singkap,
Pupuk Organik Cair tanya jawab Powerpoint, LCD,
Tamurin (Tetes Amina Laptop,
Biorine) brosur/leaflet
2 Praktik Pembuatan Demonstrasi cara Drum, amina, urine
Pupuk Organik Cair sapi, air kelapa, air
Tamurin (Tetes Amina leri, empon-
Biorine) empon, rebung,
bonggol pisang,
mol, selang
3 Penutup Ceramah Kesimpulan dan
doa

Kegiatan penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha di

Kawasan ngawasondat mampu memberikan manfaat kepada

masyarakat yang berprofesi sebagai petani nanas terhadap

pengurangan penggunaan pupuk kimia yang tidak sesuai

takaran. Peserta kegiatan diharapkan dapat memahami

pengertian dan cara pembuatan Pupuk Organik Cair Tamurin

(Tetes Amina Biourine) serta takaran pengaplikasian POC

(pupuk organic cair) pada lahan nanas. Adapun secara lengkap

pembahasan mengenai hasil yang diperoleh dari kegiatan ini

adalah sebagai berikut:

1) Pemaparan materi Pupuk Organik Cair Tamurin (Tetes

Amina Biourine)

Pada tahap ini dimulai dengan pemaparan dampak yang

ditimbulkan akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 29


diaplikasikan secara terus-menerus pada lahan sehingga

menimbulkan produktivitas tanah dan tanaman nanas menurun.

Selanjutnya peserta diperkenalkan inovasi untuk mengurangi

penggunaan pupuk kimia yang tidak sesuai takaran dengan

menerapkan Pupuk Organik Cair Tamurin (Tetes Amina

Biourine). Petani diberi pengetahuan dan pemahaman tentang

pengertian POC Tamurin; cara pembuatan/Langkah-langkah

pembuatan POC Tamurin mulai dari persiapan alat bahan

sampai dengan proses pembuatan POC Tamurin; kandungan

POC Tamurin dan cara pengaplikasian POC pada lahan

pertanian khususnya lahan nanas. Hal ini dilakukan agar peserta

mampu mengimplementasikan pembuatan POC Tamurin sesuai

petunjuk pelaksanaan.

Manfaat Tamurin (Tetes Amina Biourine) :

4. Mendorong dan meningkatkan pembentukan zat hijau daun,

sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis.

5. Meningkatkan vigor (kekuatan tumbuh) tanaman sehingga

tanaman menjadi kokoh dan kuat.

6. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan,

cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit.

7. Merangsang pertumbuhan cabang produksi.

8. Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah.

9. Mengurai gugurnya daun, bunga, dan bakal buah.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 30


Kandungan Pupuk Organik Cair Tamurin (Tetes Amina

Biourine) :

Bahan N P K

Bonggol Pisang 7740 4730 123490

Air cucian beras 81.33 58.21 1400


+ air kelapa
Urine sapi setelah 1.1% 0.5% 1.5%
fermentasi

2) Praktik Pembuatan Pupuk Organik Cair Tamurin

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

tutorial/cara kepada peserta terhadap pembuatan Pupuk Organik

Cair Tamurin (Tetes Amina Biourine). Peserta dilibatkan dalam

proses pembuatan POC agar mengetahui tahapan dan takaran

bahan yang digunakan dalam proses pembuatan POC. Harapan

dari adanya keterlibatan petani tentang pembuatan POC

Tamurin (Tetes Amina Biourine) tersebut adalah agar petani

dapat mempraktikan secara mandiri pembuatan POC Tamurin

dan mengaplikasikannya pada lahan produksinya serta mampu

mengembangkan POC Tamurin (Tetes Amina Biourine).

Prosedur Kegiatan :

1. Timbang semua bahan (bonggol pisang ½ kg, empon-empon ½

kg, rebung ½ kg)

2. Potong menjadi ukuran kecil bonggol pisang, rebung, dan

empon-empon menggunakan pisau.

3. Masukkan air kelapa 4 L kedalam ember

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 31


4. Masukkan air cucian beras 4 L kedalam ember

5. Masukkan urine sapi 2 L kedalam ember

6. Masukkan amina 2 L kedalam ember

7. Masukkan mol 3 L kedalam ember

8. Aduk semua bahan hingga homogen

9. Masukkan empon-empon, rebung dan bonggol pisang kedalam

ember

10. Kemudian aduk kembali hingga homogen

11. Terakhir, tutup rapat ember selama 2 minggu

5. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan Nopember minggu ke-


No Uraian Kegiatan 1 2 3 4

1 Menentukan waktu yang tepat dan


lokasi penyuluhan
2 Penyusunan materi dan media
penyuluhan
3 Koordinasi

4 Pelaksanaan

5 Laporan Kegiatan

6. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda


Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 32


PETUNJUK PELAKSANAAN
(KOMPOS KULIT NANAS)

KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 33


PENDAHULUAN

Buah nanas disukai oleh masyarakat Indonesia karena memiliki rasa

yang manis sampai agak asam menyegarkan. Buah nanas mempunyai

bagian-bagian buangan seperti kulit dan bonggol nanas. Menurut Wahyuni

dkk. (2016) bagian dari buah nanas yang dapat dimakan adalah sebanyak

53%, sementara sisanya, yaitu 47% dibuang dan menjadi limbah,

sehingga limbah nanas semakin lama semakin menumpuk dan umumnya

dibuang sebagai sampah yang bisa menyebabkan pencemaran

lingkungan seperti bau dan pencemaran air tanah. Nurhayati dkk, (2014)

menambahkan bahwa kulit nanas dihasilkan sebanyak 25– 35% dari buah

nanas tergantung jenis buah nanas, tingkat kematangan dan teknik

pengupasan.

Ngawasondat merupakan Kawasan di daerah kediri yang komoditas

utamanya adalah buah nanas. Ketersediaan buah nanas yang melimpah

di daerah tersebut sejalan dengan ketersediaan limbah kulit nanas dan

daun nanas yang belum dimanfaatkan secara optimal. Akibatnya terjadi

penumpukan limbah yang dapat mencemari udara dan tanah. Sejalan

dengan permasalahan tersebut, subandriyo (2013) menyatakan

banyaknya limbah nanas yang terbuang dapat dimanfaatkan sebagai

kompos sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Kompos

dapat memperbaiki sifat fisik tanah, yaitu, memperbesar kemampuan

tanah dalam menyerap air dan menahan air serta zat-zat hara lain. Dari

uraian diatas, perlu dilakukan penyuluhan dan pembinaan petani terkait

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 34


pemanfaatan limbah kulit nanas sebagai kompos untuk meningkatkan

kandungan hara makro pada tanah.

PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 001/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Pemanfaatan Kulit Nanas sebagai Kompos

untuk Meningkatkan Kandungan Hara Makro

pada Tanah di Kabupaten Ngawasondat

2. LOKASI KEGIATAN : Kecamatan Ngawasondat Kabupaten Kediri

3. JENIS KEGIATAN : Penyuluhan

4. TUJUAN : 1. Pelaku utama/usaha mengetahui dan

memahami tahapan pembuatan kompos dari

kulit nanas untuk meningkatkan kandungan

hara makro pada tanah

2. Pelaku utama mampu membuat kompos dari

kulit nanas untuk meningkatkan kandungan

hara makro pada tanah

7. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan dan pendampingan dilaksanakan di

Kawasan Ngawasondat (Ngancar, Ploso Klaten dan Kandat.

Peserta penyuluhan adalah pelaku utama dan pelaku usaha

bidang nanas di Kawasan Ngawasondat. Kegiatan diawali

dengan melakukan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW).

Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode SOAR

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 35


(Strengths, opportunities, aspirations, results). Pelaksanaan

kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan menggunakan

metode ceramah partisipatif, diskusi dan demonstrasi cara

tentang pembuatan kompos dari kulit nanas untuk meningkatkan

kandungan hara makro tanah. Secara lebih rinci pelaksaan

kegiatan diuraikan dalam tabel berikut:

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan


1 Pemaparan materi Ceramah, diskusi dan Peta singkap,
kompos dari kulit nanas tanya jawab Powerpoint, LCD,
terhadap peningkatan Laptop,
unsur hara makro tanah brosur/leaflet
2 Praktik Pembuatan Demonstrasi cara Kulit nanas, pisau,
Kompos dari Kulit kantong plastic, air
Nanas lindi. mol rebung
3 Penutup Ceramah Kesimpulan dan
doa

Kegiatan penyuluhan dan pendampingan kepada pelaku utama

dan pelaku usaha di Kawasan ngawasondat mampu

memberikan manfaat kepada masyarakat yang berprofesi

sebagai petani nanas terhadap pengolahan limbah kulit nanas

yang tidak terpakai agar dapat dimanfaatkan sebagai kompos

serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Peserta kegiatan

diharapkan dapat memahami pengertian dan cara pembuatan

kompos dari kulit nanas serta takaran pengaplikasian kompos

pada lahan. Adapun secara lengkap pembahasan mengenai

hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1) Pemaparan materi Kompos dari Kulit Nanas

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 36


Pada tahap ini dimulai dengan pemaparan dampak yang

ditimbulkan akibat penumpukan limbah kulit nanas dan daun

nanas yang tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga

mengakibatkan pencemaran lingkungan baik udara maupun

tanah air. Dilanjutkan dengan pemaparan kandungan limbah kulit

nanas meliputi flavonoid, alkaloid, tannin, dan steroid yang mana

berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan

penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk

mempertahankan keseimbangan ion dan antimikroba. Peserta

penyuluhan juga diberi materi terkait manfaat dan fungsi kompos

sebagai multivitamin pada tanah pertanian serta kandungan-

kandungan kompos sebagai salah satu komponen penting untuk

meningkatkan struktur tanah, tekstur tanah, bahan organik tanah

dan menurunkan permeabilitas tanah. Selanjutnya peserta

diperkenalkan inovasi pembuatan kompos dari kulit nanas untuk

meningkatkan kandungan hara makro pada tanah. Petani diberi

pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian kompos; cara

pembuatan/langkah-langkah pembuatan kompos dari kulit nanas

mulai dari persiapan alat bahan sampai dengan proses

pembuatan Kompos; kandungan kompos dari limbah kulit nanas

dan cara pengaplikasian pada lahan pertanian khususnya lahan

nanas. Hal ini dilakukan agar peserta mampu

mengimplementasikan pembuatan kompos dari limbah kulit

nanas sesuai petunjuk pelaksanaan.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 37


Manfaat Pembuatan Kompos dari Limbah Kulit Nanas :

10. Memperbaiki sifat fisik tanah, yaitu, memperbesar kemampuan

tanah dalam menyerap air dan menahan air serta zat-zat hara

lain.

11. Memperbaiki sifat kimia tanah ultisol pada tanaman, dimana

bahan organik tersebut meningkatkan unsur hara makro yaitu N,

P, dan K.

12. Meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran

yang sehat, memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan

kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan

kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah

2) Praktik Pembuatan Kompos dari Limbah Kulit Nanas

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

tutorial/cara kepada peserta terhadap pembuatan Kompos dari

Limbah Kulit Nanas. Peserta dilibatkan dalam proses pembuatan

kompos agar mengetahui tahapan dan takaran bahan yang

digunakan dalam proses pembuatan kompos. Harapan dari

adanya keterlibatan petani tentang pembuatan kompos dari

limbah kulit nanas tersebut adalah agar petani dapat

mempraktikan secara mandiri pembuatan kompos dari limbah

kulit nanas dan mengaplikasikannya pada lahan produksinya

serta mampu mengembangkan kompos dari limbah kulit nanas.

Prosedur Kegiatan :

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 38


12. Limbah kulit nanas ditimbang sebanyak 10 ton/ha dan

dirajang dengan alat pisau/parang

13. Hasil cacahan dijemur dibawah sinar matahari hingga kadar

air 40-60%

14. Bahan kompos limbah kulit nanas dimasukkan sebanyak 4

kg pada masing-masing kantong

15. Mengikat/tutup kantong plastik yang berisi kompos limbah

kulit nanas

16. simpan atau letakkan ditempat yang terhindar dari sinar

matahari langsung dengan lama pengomposan 30 hari

17. Mengamati suhu dan kelembaban setiap pagi dan sore

selama 3 hari sekali. Jaga kelembaban dan suhu bahan antara

45oC – 50oC

18. Apabila bahan kelihatan kering ditambah air hingga

mencapai kelembaban tertentu (sekitar 50%), sesekali

dilakukan pengadukan pada bahan untuk menjaga agar suhu

bahan kompos sekitar 45oC–50oC.

Kandungan kompos dari limbah kulit nanas mampu

meningkatkan kandungan hara Kalium pada tanah yang

memiliki kriteria rendah menjadi sangat tinggi dan mengubah

pH dengan kriteria agak masam menjadi agak alkalis.

8. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 39


Bulan Desember minggu ke-
No Uraian Kegiatan 1 2 3 4

1 Menentukan waktu yang tepat dan


lokasi penyuluhan
2 Penyusunan materi dan media
penyuluhan
3 Koordinasi

4 Pelaksanaan

5 Laporan Kegiatan

9. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda


Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 40


PETUNJUK PELAKSANAAN
(POC KKULIT NANAS)

KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 41


PENDAHULUAN

Buah nanas disukai oleh masyarakat Indonesia karena memiliki rasa

yang manis sampai agak asam menyegarkan. Buah nanas mempunyai

bagian-bagian buangan seperti kulit dan bonggol nanas. Menurut Wahyuni

dkk. (2016) bagian dari buah nanas yang dapat dimakan adalah sebanyak

53%, sementara sisanya, yaitu 47% dibuang dan menjadi limbah,

sehingga limbah nanas semakin lama semakin menumpuk dan umumnya

dibuang sebagai sampah yang bisa menyebabkan pencemaran

lingkungan seperti bau dan pencemaran air tanah. Nurhayati dkk, (2014)

menambahkan bahwa kulit nanas dihasilkan sebanyak 25– 35% dari buah

nanas tergantung jenis buah nanas, tingkat kematangan dan teknik

pengupasan.

Ngawasondat merupakan Kawasan di daerah kediri yang komoditas

utamanya adalah buah nanas. Ketersediaan buah nanas yang melimpah

di daerah tersebut sejalan dengan ketersediaan limbah kulit nanas dan

daun nanas yang belum dimanfaatkan secara optimal. Akibatnya terjadi

penumpukan limbah yang dapat mencemari udara dan tanah. Sejalan

dengan permasalahan tersebut, subandriyo (2013) menyatakan

banyaknya limbah nanas yang terbuang dapat dimanfaatkan sebagai POC

untuk menyuburkan tanaman sehingga dapat mengurangi pencemaran

lingkungan. Kulit nanas memiliki peran sangat penting dalam dunia

pertanian organik.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 42


PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 001/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Pemanfaatan Kulit Nanas sebagai Pupuk

Organi Cair

2. LOKASI KEGIATAN : Kecamatan Ngawasondat Kabupaten Kediri

3. JENIS KEGIATAN : Penyuluhan

4. TUJUAN : 3. Pelaku utama/usaha mengetahui dan

memahami tahapan pembuatan Pupuk

Organik Cair dari kulit nanas

4. Pelaku utama mampu membuat Pupuk

Organik Cair.

10. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan dan pendampingan dilaksanakan di

Kawasan Ngawasondat (Ngancar, Ploso Klaten dan Kandat.

Peserta penyuluhan adalah pelaku utama dan pelaku usaha

bidang nanas di Kawasan Ngawasondat. Kegiatan diawali

dengan melakukan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW).

Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode SOAR

(Strengths, opportunities, aspirations, results). Pelaksanaan

kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan menggunakan

metode ceramah partisipatif, diskusi dan demonstrasi cara

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 43


tentang pembuatan Pupuk Organik Cair dari kulit nanas. Secara

lebih rinci pelaksaan kegiatan diuraikan dalam tabel berikut:

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan


1 Pemaparan materi Ceramah, diskusi dan Peta singkap,
Pupuk Organik Cair dari tanya jawab Powerpoint, LCD,
kulit nanas Laptop,
brosur/leaflet
2 Praktik Pembuatan POC Demonstrasi cara Kulit nanas, air
dari Kulit Nanas cucian beras,
MOL, gula merah,
Blender, dan botol
3 Penutup Ceramah Kesimpulan dan
doa

Kegiatan penyuluhan dan pendampingan kepada pelaku utama

dan pelaku usaha di Kawasan ngawasondat mampu

memberikan manfaat kepada masyarakat yang berprofesi

sebagai petani nanas terhadap pengolahan limbah kulit nanas

yang tidak terpakai agar dapat dimanfaatkan sebagai Pupuk

Organik Cair serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Peserta

kegiatan diharapkan dapat memahami pengertian dan cara

pembuatan POC dari kulit nanas serta takaran pengaplikasian

POC pada lahan. Adapun secara lengkap pembahasan

mengenai hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai

berikut:

1) Pemaparan materi POC dari Kulit Nanas

Pada tahap ini dimulai dengan pemaparan dampak yang

ditimbulkan akibat penumpukan limbah kulit nanas yang tidak

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 44


dimanfaatkan dengan baik sehingga mengakibatkan

pencemaran lingkungan baik udara maupun tanah air.

Dilanjutkan dengan pemaparan kandungan limbah kulit nanas

meliputi flavonoid, alkaloid, tannin, dan steroid yang mana

berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan

penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk

mempertahankan keseimbangan ion dan antimikroba. Peserta

penyuluhan juga diberi materi terkait manfaat dan fungsi POC

sebagai multivitamin pada tanah pertanian serta kandungan-

kandungan POC sebagai salah satu komponen penting untuk

meningkatkan struktur tanah, tekstur tanah, bahan organik tanah

dan menurunkan permeabilitas tanah. Selanjutnya peserta

diperkenalkan inovasi pembuatan POC dari kulit nanas. Petani

diberi pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian POC;

cara pembuatan/langkah-langkah pembuatan POC dari kulit

nanas mulai dari persiapan alat bahan sampai dengan proses

pembuatan POC; kandungan POC dari limbah kulit nanas dan

cara pengaplikasian pada lahan pertanian khususnya lahan

nanas. Hal ini dilakukan agar peserta mampu

mengimplementasikan pembuatan POC dari limbah kulit nanas

sesuai petunjuk pelaksanaan.

Manfaat Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Kulit

Nanas :

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 45


Manfaat dari kulit nanas yaitu memiliki kandungan nutrisi yang

dibutuhkan tanaman seperti protein, karbohidrat, gula dan

vitamin B3, memiliki kandungan unsur hara nitrogen yang tinggi

dan unsur hara lainnya seperti kalsium, magnesium, silika, fosfor

dalam jumlah yang kecil, memiliki kandungan hormone

pertumbuhan yaitu auksin, sitokinin, dan giberelin, sebagai

sumberberbagai macam mikroorganisme yang dibutuhkan oleh

tanaman.

2) Praktik Pembuatan Kompos dari Limbah Kulit Nanas

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

tutorial/cara kepada peserta terhadap pembuatan POC dari

Limbah Kulit Nanas. Peserta dilibatkan dalam proses pembuatan

POC agar mengetahui tahapan dan takaran bahan yang

digunakan dalam proses pembuatan kompos. Harapan dari

adanya keterlibatan petani tentang pembuatan kompos dari

limbah kulit nanas tersebut adalah agar petani dapat

mempraktikan secara mandiri pembuatan kompos dari limbah

kulit nanas dan mengaplikasikannya pada lahan produksinya

serta mampu mengembangkan kompos dari limbah kulit nanas.

Prosedur Kegiatan :

19. Potong halus kulit nanas

20. Blender hingga halus dengan menambahkan air cucian

beras

21. Masukkan ke dalam botol

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 46


22. Tambahkan MOL sebanyak 50 ml sebagai pengurai

23. Tambahkan 50 ml molase atau gula merah

24. Tutup botol kemudian kocok hingga bahan tercampur

Diamkan selama 7-10 hari untuk proses fermentasi, akan tetapi

selama proses fermentasi penutup harus dibuka sebentar saja

setiap pagi untuk mengeluarkan gas yang muncul dari proses

fermentasi kemudian tutup Kembali. Setelah 10 hari penutup

sudah dapat dibuka dan POC dari kulit nanas sudah jadi dan

siap diaplikasikan.

11. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan Desember minggu ke-


No Uraian Kegiatan 1 2 3 4

1 Menentukan waktu yang tepat dan


lokasi penyuluhan
2 Penyusunan materi dan media
penyuluhan
3 Koordinasi

4 Pelaksanaan

5 Laporan Kegiatan

12. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda


Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 47


PETUNJUK PELAKSANAAN
PENGOLAHAN SERAT DAUN NANAS

KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 48


PENGOLAHAN SERAT DAUN NANAS
1. SERAT DAUN NANAS
Serat daun nanas (Pineapple-leaf fibers) merupakan jenis

serat yang berasal dari tumbuhan (vegetable fibre) yang

diperoleh dari daun-daun tanaman nanas. Tanaman nanas

berasal dari Brazilia dan dibawa ke Indonesia oleh para pelaut

Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599. Di Indonesia tanaman

nanas banyak dibudidayakan dan menjadi komoditas unggulan

sector perkebunan seperti di daerah Lampung, Subang,

Majalengka, Bengkulu, dan Kediri. Setelah mengalami dua atau

tiga kali masa panen tanaman nanas akan dibongkar dan

diganti dengan tanaman nanas yang baru, sehingga limbah

daun nanas cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai

sumber serat untuk bahan baku produk tekstil atau kerajinan

tangan yang dapat memberikan nilai tambah.

Daun nanas berbentuk seperti pedang yang meruncing

ujungnya dengan warna hijau kehitaman dan memiliki duri yang

tajam di tepi daun. Ukuran daun nanas sendiri bervariasi

berdasarkan varietasnya dan memiliki dimensi panjang 55

sampai 75 cm dengan lebar 3,1 sampai 5,3 cm dan tebal daun

antara 0,18 sampai 0,27 cm. Karakteristik daun nanas

dipengaruhi oleh varietas, jarak tanam, dan intensitas sinar

matahari akan memengaruhi pertumbuhan panjang daun dan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 49


sifat atau karakteristik dari serat yang dihasilkan. Intensitas

sinar matahari yang tidak terlalu banyak (sebagian terlindungi)

pada umumnya akan menghasilkan serat yang kuat, halus, dan

mirip sutra.

Daun nanas memiliki lapisan luar yang terdiri dari lapisan

atas dan bawah. Diantara lapisan tersebut terdapat banyak

ikatan atau helai-helai serat (bundles of fiber) yang terikat satu

dengan yang lain oleh sejenis zat perikat (gummy substances)

yang terdapat dalam daun. Karena daun nanas tidak memiliki

tulang daun, adanya serat-serat dalam daun nanas akan

memperkuat daun nanas dalam proses pertumbuhannya. Dari

berat daun nanas hijau yang masih segar akan dihasilkan

kurang lebih sebanyak 2,5 sampai 3,5% serat daun nanas.

Pengambilan serat daun nanas pada umumnya dilaukan

pada usia tanaman bersikar antara 1 sampai dengan 1,5 tahun.

Serat yang berasal dari daun nanas yang masih muda pada

umumnya kurang kuat. Sedangkan serat yang dihasilkan dari

tanaman nanas yang terlalu tua, terutama tanaman yang

pertumbuhannya di alam terbuka dengan intensitas matahari

cukup tinggi tanpa pelindung, akan menghasilkan serat yang

pendek kasar dan rapuh. Oleh karenanya untuk mendapatkan

serat yang kuat, halus, dan lembut perlu dilakukan pemilihan

pada daun-daun nanas yang cukup dewasa yang

pertumbuhannya sebagian terlindungi dari sinar matahari.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 50


2. EXTRAKSI SERAT DAUN NANAS
Pemisahan serat nanas dari daunnya dapat dilakukan

dengan 2 cara, yaitu dekortikasi dengan menggunakan mesin

decorticator dan secara manual dengan cara water retting atau

dengan scraping (pengerokan) manual. Water retting adalah

proses pemisahan serat nanas oleh bantuan micro-organism

(bacterial action) dengan cara membuat busuk zat-zat perekat

(gummy substances) yang berada disekitar serat daun nanas,

sehingga serat akan mudah terpisah dan terurai satu dengan

lainnya. Proses retting dilakukan dengan cara memasukkan

daun-daun nanas kedalam air dalam waktu tertentu. Faktor

yang mempengaruhi keberhasilan proses ini, antara lain kondisi

dari retting water, pH air, temperatur, cahaya, perubahan

kondisi lingkungan, aeration, macro-nutrients, jenis bacteri yang

ada dalam air, dan lamanya waktu proses. Daun-daun nanas

yang telah mengalami proses water retting kemudian dilakukan

proses pengikisan atau pengerokan (scraping) dengan

menggunakan plat atau pisau yang tidak tajam untuk

menghilangkan zat-zat yang masih menempel atau tersisa pada

serat, sehingga serat-serat daun nanas akan lebih terurai satu

dengan lainnya. Serat-serat tersebut kemudian dicuci dan

dikeringkan.

Karena dilakukan dengan tangan (manual), proses water

retting dan terutama pada proses scraping diperlukan keahlian

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 51


dan kesabaran seseorang untuk mengerjakannya. Penelitian

menunjukkan kadang proses water retting ini akan

menghasilkan warna serat daun nanas yang kecoklat-coklatan

akibat adanya proses micro-organism yang tumbuh pada serat

tersebut. Selanjutnya mengenai dekortikasi yang menggunakan

mesin decorticator. Mesin decorticator terdiri dari suatu cylinder

yang dapat berputar pada porosnya.

Pada permukaan cylinder terpasang beberapa plat atau

jarum-jarum halus (blades) yang akan menimbulkan proses

pemukulan (beating action) pada daun nanas, saat cylinder

berputar. Gerakan perputaran cylinder dapat dilakukan secara

manual atau menggunakan motor listrik. Saat cylinder berputar,

daun-daun nanas, sambil dipegang dengan tangan, disuapkan

diantara cylinder dan pasangan rol dan plat penyuap. Karena

daun-daun nanas yang disuapkan mengalami proses

pengelupasan, pemukulan dan penarikan (crushing, beating

and pulling action) yang dilakukan oleh plat-plat atau jarum-

jarum halus (blades) yang terpasang pada permukaan cylinder

selama berputar, maka kulit daun ataupun zat-zat perekat

(gummy substances) yang terdapat disekitar serat akan terpisah

dengan seratnya. Pada setengah proses decorticasi dari daun

nanas yang telah selesai, kemudian dengan pelan, daun nanas

ditarik kembali. Dengan cara yang sama ujung daun nanas yang

belum mengalami proses decorticasi disuapkan kembali ke

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 52


cylinder dan pasangan rol penyuap. Kecepatan putaran

cylinder, jarak setting antara blades dan rol penyuap, serta

kecepatan penyuapan akan mempengaruhi terhadap

keberhasilan dan kualitas serat yang dihasilkan.

Untuk memudahkan pemisahan zat-zat yang ada disekitar

serat dan menghindari kerusakan pada serat, proses decorticasi

sebaiknya dilakukan pada kondisi daun dalam keadaan segar

dan basah (wet condition). Daun-daun nanas yang telah

mengalami proses dekortikasi, kemudian dicuci dan dikeringkan

melalui sinar matahari, atau dapat dilakukan dengan cara-cara

yang lain.

3. PEMINTALAN SERAT DAUN NANAS


Dari beberapa sifat, terutama physical dan mechanical

properties, yang dimiliki serat daun nanas, sangat

memungkinkan serat tersebut untuk dapat dipintal menjadi

benang. Namun demikian, mengingat physical properties serat

daun nanas, khususnya elasticity, torsional, dan flexural rigidity,

yang sangat berbeda dengan serat cotton, maka diperlukan

modifikasi peralatan pemintalan yang digunakan, baik

menggunakan sistem cotton, rotor ataupun dengan sistem

spinning yang lain. Meski hanya mampu untuk pembuatan

benang dengan nomor-nomor yang masih kasar, pemintalan

dapat dilakukan dengan 100% terdiri dari serat daun nanas

maupun dengan cara blending (campuran dengan serat lain),

misal polyester, cotton, ataupun serat wool. Untuk mengurangi

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 53


sifat flexural rigidty dan torsional rigidity pada serat daun nanas

yang relatif cukup tinggi, penambahan bahan-bahan softener,

misal oil-water emulsion, pada serat sebelum diproses menjadi

sangat diperlukan.

4. PENGOLAHAN SERAT NANAS MENJADI PRODUK


a) Kulit Sintetis-Pinatex

Pinatex diciptakan oleh Dr Carmen Hijosa. Serat yang

digunakan untuk membuat Pinatex berasal dari serat daun

nanas di Philipina. Serat tersebut diekstraksi dari daun

melalui proses decortication yang dikerjakan di lahan

pertanian oleh komunitas petani di sana. Selanjutnya,

produk sisa dari proses decortication adalah bio-mass, yang

selanjutnya dapat dirubah menjadi organic fertilizer ataupun

bio-gas.

Kedua produk hasil ekstraksi dari serat dan bio-mass

tersebut dapat memberikan pendapatan bagi komunitas

petani. Selanjutnya serat menjalai proses industri untuk

menjadi nonwoven textile (tekstil bukan tenun) yang

merupakan bahan dasar dari material pembuat Pinatex.

Tahapan akhir dalam pembuatan Pinatex dibuat di

perusahaan textilefinishing di Spanyol, dimana finishing

process diselesaikan di sana sebelum dikirim ke seluruh

dunia. Akibat kulit semakin langka dan mahal, maka pinatex

menjadi terobosan baru materil alternatif, yang sampai saat

ini sudah sebagian terisi oleh plastic dan technicl-textile.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 54


Pinatex adalah mass-produced yang berkelanjutan dan teksil

serbaguna dan diperuntukan untuk beberapa sektor industri,

diantaranya; a) fashion and accessories, b) furnishings c)

car and aeronautic industries.

b) Kerajinan berbahan serat nanas

Kerajinan berbahan serat nanas dapat diolah menjadi tas,

sandal, kotak kado, gantungan kunci dan pigura. Umumnya

produk tersebut dibuat dengan cara menganyam serat

nanas, dikelabang, diespos langsung dengan cara tempel.

c) Kain berbahan serat nanas

1) Pengembangan produk berbahan limbah sutra dan

serat daun nanas

Limbah sutra murbei dan limbah sutra eri dicampur

dengan serat daun nanas yang telah melalui proses

degumming dan bleacing (PIRF) pada tahap serat

dalam proporsi yang berbeda, dan pintal menjadi

benang dalam sistem pemintalan rami. Selanjutnya

benang ini yang dijadikan kain untuk bahan fashion.

2) Pina Dress (Pineapple Leaf Dress)

Kain serat nanas telah dimanfaatkan menjadi bahan

fabric sejak lama, dikenal memiliki tekstur yang unik

yaitu seperti kaca dan lembut namun crispy.

Menjadikan serat nanas menjadi kain yang memiliki

nilai estetis tersendiri jika dibandingkan kain lain. Kain

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 55


yang menggunakan material serat nanas juga banyak

diolah menjadi berbagai macam pakaian. Diantaranya

adalah menjadi dress yang dikombinasi dengan

embroyded material serta sutra untuk menambah

kesan mewah.

d) Furniture berbahan kertas serat daun nanas

Di Thailand terdapat satu brand furnitur dengan bahan serat

alam dengan salah satu varian produknya berbahan kertas

serat nanas. Mula-mula serat nanas ditenun lalu dipress

menjadi lembaran kertas lalu dibentuk menjadi furnitur.

Harga jual produk ini cukup tinggi yaitu $2,900 atau serata

dengan Rp 29.000.000,00 rupiah. Produk dibawah naungan

brand Yothaka mengambil konsep bentuk archean seperti

warna lapisan batuan di bumi.

e) Komposit serat daun nanas

Komposit merupakan gabungan antara 2 material yang

berbeda yang terdiri atas serat dan matriks sebagai

penguatnya. Ada berbagai macam varian serat dan juga

matriks pengikatnya. Penggunaan serat sendiri yang utama

untuk menentukan karakteristik bahan komposit, seperti :

kekakuan, kekuatan serta sifat-sifat mekanik yang lainnya.

Sebagai bahan pengisi, serat digunakan untuk menahan

sebagian besar gaya yang bekerja pada bahan komposit,

matriks sendiri mempunyai fungsi melindungi dan mengikat

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 56


serat agar dapat bekerja dengan baik terhadap gaya-gaya

yang terjadi. Oleh karena itu, untuk bahan serat digunakan

bahan yang kuat, kaku dan getas, sedangkan bahan

matrikss dipilih bahanbahan yang lunak dan tahan terhadap

perlakuan kimia.

Klasifikasi komposit dapat dibentuk dari sifat dan stukturnya.

Bahan komposit dapat diklasifikasikan kedalam beberapa

jenis. Secara umum klasifikasi komposit yang sering

digunakan antara lain seperti; (1) Klasifikasi menurut

kombinasi material utama, seperti metal-organic atau

metalanorganik. (2) Klasifikasi menurut karakteristik bulk-

form, seperti sistem matrikss atau laminate. (3) Klasifikasi

menurut distribusi unsur pokok, seperti continous dan

discontinous. Secara umum bahan komposit terdiri dari dua

macam, yaitu bahan komposit partikel (particulate

composite) dan bahan komposit serat (fiber composite).

Bahan komposit partikel terdiri dari partikel-partikel yang

diikat oleh matrikss.

Sedangkan bahan komposit serat terdiri dari seratserat yang

diikat oleh matriks. Bentuknya ada 2 macam yaitu serat

panjang dan serat pendek. Tipe Komposit Serat Untuk

memperoleh komposit yang kuat harus dapat menempatkan

serat dengan benar. Berdasarkan penempatannya terdapat

beberapa tipe serat pada komposit, yaitu (1)Continuous

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 57


Fiber Composite Continuous, mempunyai susunan serat

panjang dan lurus, membentuk lamina diantara matriksnya.

Jenis komposit ini paling sering digunakan. Tipe ini

mempunyai kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal

ini dikarenakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh

matriksnya. (2) Woven Fiber Composite Komposit ini tidak

mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena

susunan seratnya juga mengikat antar lapisan. Akan tetapi

susunan serat memanjangnya yang tidak begitu lurus

mengakibatkan kekuatan dan kekakuan akan melemah.

(3)Discontinuous Fiber Composite adalah tipe komposit

dengan serat pendek. Sifat-sifat komposit yang memiliki fiber

yang teratur sangat anisotropic, yaitu besarnya nilai sifat

tergantung pada arah pengukuran. Kita perhatikan perilaku

stress-strain apabila stress dikenakan terhadap material

sejajar dengan arah serat, yaitu arah longitudinal.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 58


PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 001/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Pendampingan Pemanfaatan Serat Daun

Nanas menjadi Produk Kerajinan dan

turunannya di Kecamatan Ngancar

2. LOKASI KEGIATAN : Desa Bedali Kecamatan Ngancar Kabupaten

Kediri

3. JENIS KEGIATAN : Pendampingan

4. TUJUAN : 1. Pelaku UMKM dapat meningkatkan nilai

jual produk serat nanas

2. Pelaku UMKM dapat melakukan inovasi

dan modifikasi terhadap produknya

13. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pendampingan dilaksanakan di Desa Bedali,

Kecamatan Ngancar. Pesertanya adalah pelaku UMKM dan

masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah

pelatihan terstruktur. Adapun maksud dari metode ini adalah

metode ceramah-partisipatif, diskusi-informasi dan dilanjutkan

dengan pendampingan serta pelatihan secara langsung tentang

pemrosesan serat nanas menjadi produk kerajinan. Secara lebih

rinci pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat

diuraikan dalam tabel berikut:

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 59


No Kegiatan Metode Alat dan Bahan
1 Pemaparan mengenai Ceramah, diskusi, Slide powerpoint,
materi pengolahan serat Tanya jawab laptop
nanas sebelum
dijadikan produk
2 Pelatihan pengolahan Demonstrasi, praktek Alat kerajinan
serat nanas untuk dan Tanya jawab
dijadikan kerajinan
tangan
3 Pendampingan Demonstrasi, praktek Produk, Media
pemasaran dan dan Tanya jawab social
branding produk
kerajinan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat khususnya para pelaku UMKM di Desa

Bedali Kecamatan Ngancar dalam memproduksi serat nanas

yang kemudian dijadikan suatu produk kerajinan tangan guna

meningkatkan nilai jual dan pemasukan pendapatan bagi pelaku.

14. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan Desember
No Uraian Kegiatan 1 2 3 4 5 1

1 Menentukan waktu yang tepat dan


lokasi pelatihan
2 Penyusunan materi dan media
pelatihan
3 Koordinasi

4 Pelaksanaan

5 Laporan Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 60


15. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda


Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 61


PETUNJUK PELAKSANAAN

(SILASE DAUN NANAS)

KEMENTERIAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 62


SILASE DAUN NANAS

Komoditas peternakan sangatlah potensial di kawasan agropolitan

Ngawasondat jika dilihat berdasarkan jumlah hewan ternak yang

dibudidayakan adalah sapi perah. Jumlah sapi perah di kawasan ini

adalah sebanyak 6.801 ekor atau sebesar 70% dari keseluruhan jumlah

sapi perah yang dibudidayakan di Kabupaten Kediri pada tahun 2020.

Potensi peternakan sapi perah tersebar merata di kawasan agropolitan

Ngawasondat, walaupun konsentrasi terbesar terdapat di Kecamatan

Ngancar sebanyak 3.728 ekor dan Kecamatan Wates sebanyak 4.515

ekor. Dapat dilihat bila opulasi ternak sapi perah cuuplah banyak, belum

lagi bila ditinjau dari jenis komoditas ternak yang lain seperti sapi potong,

dan kambing/domba. Sapi Potong kawasan agropolitan Ngawasondat

berjumlah 53.317 ekor dengan jumlah terbanyak berda di Kecamatan

Wates yaitu sebanyak 14.515 ekor.

Kondisi peternakan yang cukup potensial ini memunculkan

beberapa permasalahan yang cukup mempengaruhi laju pertumbuhan

usaha dibidang peternakan. Hal tersebut adalah pakan ternak yang

menjadi kebutuhan utama dalam dunia peternakan. Populasi ternak yang

banyak juga membutuhkan konsumsi pakan yang banyak, dalam

berjalannya kegiatan usaha manajemen pakan dan ketersediannya

sangatlah penting guna pemenuhan kebutuhan ternak setiap hari.

Kawasan agropolitan Ngawasondat juga memiliki salah satu

komoditas unggulan yaitu Nanas totl produksi yang dhasilkan dari ke 5

kecamatan di areavagropolitan ini menghasilkan 15.493.270 Kw menurut

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 63


data badan pusat statistik Kabupaten Kediri. Jumlah produksi yang

dihasilkan sangatlah besar menjadikan munculnya masalah berupa

limbah, salah satu limbah yang dihasilkan yaitu daun nanas. Usaha

budidaya nanas ini selain menghasilkan buah yang melimpah juga

memberikan limbah sisa tanaman nenas berupa daun dengan persentase

90 %, tunas batang 9 % dan batang 1 %. Limbah yang persentasenya

paling tinggi, yaitu daun nenas selama ini dimanfaatkan oleh petani

sebagai pupuk untuk lahan perkebunannya. Namun, pemanfaatannya

sebagai pupuk membutuhkan waktu yang relatif panjang dan jumlah

daunnya masih berlimpah. Dari segi nutrisi daun nenas (protein kasar

9,1%, serat kasar 23,6%, abu 4,9%, lemak kasar 1,6%, dan BETN

60,8%), daun nenas dapat dimanfaatkan sebagai pengganti rumput segar

dan diharapkan dapat mengatasi masalah ketersediaan pakan, khususnya

di daerah Kediri. Kandungan nutrisi yang cukup baik ditambah

ketersediaan yang cukup banyak menjadika daun nanas memiliki peluang

yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai pakan awetan/silase yang

orientasinya dapat memenuhi kebutuhan pakan selama satu tahun penuh.

Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang

disimpan dalam kantong plastik yang kedap udara atau silo, drum, dan

sudah terjadi proses fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau

anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau mikroba yang

membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan streptococcus yang hidup

secara anerob dengan derajat keasaman 4 (pH 4).

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 64


Oleh karena itu mengapa pada saat proses silase pakan hijauan

ternak yang tersimpan dalam kantong plastik atau dalam silo harus ditutup

rapat, sehingga proses silase berjalan dengan baik dan pakan hijauan

tidak cepat dibusukkan oleh bakteri lain dan jamur.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 65


PETUNJUK PELAKSANAAN

(Nomor: 001/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Silase Daun Nanas

2. LOKASI KEGIATAN : NGAWASONDAT

3. JENIS KEGIATAN : Pendampingan

4. TUJUAN : 1. Pelaku Utama budidaya nanas area

NGAWASONDAT dapat menerapakn

pemberian pakan silase

2. Pelaku Utama budidaya nanas area

NGAWASONDAT mampu melakukan

penerapan dan pembuatan pakan awetan

silase.

16. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pendampingan dilakukan di 4 lokasi Kecamatan

yaitu: Ngancar, Wates, Plosoklaten dan Kandat dan hal ini

disebut NGAWASONDAT dengan fokus pendampingan pada

komoditas nanas dengan sasaran pelaku utama dan pelaku

usaha di bidang nanas. Kegiatan diawali dari pemetaan

permasalahan dan potensi yang ada di NGAWASONDAT

dengan menggunakan metode SWOT. Dilanjutkan dengan

persiapan juknis dan juklak sebagai tahapan awal perencanaan

kegiatan yang akan dilakukan. Pelaksanaan kegiatan akan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 66


menggunakan metode ceramah, diskusi dan demontrasi cara.

Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan pada sasaran

kelompok peternak di masing-masing kecamatan.

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan

1 Pemaparan mengenai Ceramah, diskusi, Peta Singkap,

materi Silase Tanya jawab Bahan Pembuatan

Silase

2 Pelatihan pembuatan Demonstrasi, praktek

Silase dan Tanya jawab

3 Pendampingan program Demonstrasi, praktek Produk

dan Tanya jawab

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat

memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya para pelaku

utama di kawasan NGAWASONDAT. Perubahan perilaku yang

diharapkan pada petani yaitu kemampuan dan kemauan dalam

membuat dan menggunakan pakan silase secara teratur dan

berkesinambungan. Dimana perilaku pelaku utama yang

sebelumnya masih menggunakan pakan hijaun segar yang

belum dilakukan pengawetan sehingga pada musim kemarau

ketersediaan pakan masih terbatas. Adapun secara lengkap

pembahasan mengenai hasil yang diperoleh dari tiap kegiatan ini

adalah sebagai berikut:

4) Pemaparan Mengenai Materi Silase

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 67


Kegiatan ini diorientasikan pada pembangunan

wawasan/pengetahuan mendasar megenai pakan awetan/silase.

Dalam penyampaiannya diharapkan peternak memiliki

ketertarikan yang tinggi pada inovasi yang ditawarkan. Matri

akan berisi mengenai penjelasan silase, proses pembuatan, alat

dan bahan, prosedur kerja pembuatan, serta manfaat yang

diperoleh dari inovasi yang dilakukan.

a. Pengertian

Silase adalah pakan yang berbahan baku hijauan, hasil

samping pertanian atau bijian berkadar air tertentu yang

telah diawetkan dengan cara disimpan dalam tempat kedap

udara selama kurang lebih tiga minggu. Penyimpanan pada

kondisi kedap udara tersebut menyebabkan terjadinya

fermentasi pada bahan silase.

Tempat penyimpanannya disebut silo. Silo bisa

berbentuk horisontal ataupun vertical. Pada peternakan

skala besar, silo biasanya permanen. Bisa berbahan logam

berbentuk silinder ataupun lubang dalam tanah (kolam

beton). Tetapi silo juga bisa dibuat dari drum atau bahkan

dari plastik . Prinsipnya, silo memungkinkan untuk

memberikan kondisi anaerob pada bahan agar terjadi proses

fermentasi.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 68


Bahan untuk pembuatan silase bisa berupa hijauan

atau bagian bagian lain dari tumbuhan yang disukai ternak

ruminansia, seperti rumput, legume, biji bijian, tongkol

jagung, pucuk tebu, batang nenas dan lain-lain. Kadar air

bahan yang optimal untuk dibuat silase adalah 65-75% .

Kadar air tinggi menyebabkan pembusukan dan kadar air

terlalu rendah sering menyebabkan terbentuknya jamur .

b. Manfaat

1) Persediaan makanan ternak pada musim kemarau.

2) Menampung kelebihan HMT pada musim hujan dan

memanfaatkan secara optimal

3) Mendayagunakan hasil ikutan dari limbah pertanian dan

perkebunan.

4) Nilai gizi silase setara dengan hijauan segar bahkan

dapat lebih tinggi

5) Disukai oleh ternak

6) Tersedia sepanjang tahun baik musim hujan maupun

kemarau.

Silase yang baik biasanya berasal dari pemotongan

hijauan tepat waktu (menjelang berbunga), pemasukan ke

dalam silo dilakukan dengan cepat, pemotongan hijauan

dengan ukuran yang memungkinkannya untuk

dimampatkan, penutupan silo secara rapat (tercapainya

kondisi anaerob secepatnya) dan tidak sering dibuka.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 69


Silase yang baik beraroma dan berasa asam, tidak

berbau busuk. Silase hijauan yang baik berwarna hijau

kekuning-kuningan. Apabila dipegang terasa lembut dan

empuk tetapi tidak basah (berlendir) . Silase yang baik juga

tidak menggumpal dan tidak berjamur.

Apabila terlihat adanya jamur, warna kehitaman,

berair dan aroma tidak sedap berarti silase berkualitas

rendah.

5) Pelatihan pembuatan Silase

a. Alat dan Bahan

1. Alat Pemotong/Chopper

2. Alat Pengaduk

3. Tali Karet/Pengikat

4. Gembor/Alat Siram

5. Silo/Kantong Plastik/Ember/Tong

Bahan yang digunakan:

1. Rumput Gajah/Pucuk Tebu 30%

2. Jagung Giling 5%

3. Dedak Padi 15%

4. Daun Nanas 35%

5. Mahkota Nanas 10%

6. Molases 5%

7. EM4:

Cara membuat Silase

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 70


 Potong rumput hijau tersebut dengan ukuran 5-10 cm

dengan menggunakan parang, atau dengan

menggunakan mesin chopper. Potongan rumput yang

kecil tujuannya agar rumput yang dimasukkan dalam

silo dalam keadaan rapat dan padat sehingga tidak ada

ruang untuk oksigen dan air yang masuk.

 Campurkan bahan pakan tersebut hingga menjadi satu

campuran.

 Bahan pakan ternak tersebut dimasukkan dalam silo

dan sekaligus dipadatkan sehingga tidak ada rongga

udara.

 Bahan pakan ternak dimasukkan sampai melebihi

permukaan silo untuk menjaga kemungkinan terjadinya

penyusutan isi dari silo. Dan tidak ada ruang kosong

antara tutup silo dan permukaan pakan paling atas.

 Setelah pakan hijauan dimasukkan semua, diberikan

lembaran plastik, dan ditutup rapat, dan diberi pemberat

seperti batu, atau kantong plastik, atau kantong plastic

yang diisi dengan tanah.

Cara pengambilan silase

 Sesudah enam sampai delapan (6—8) minggu proses

ensilase telah selasai, dan silo dapat dibongkar,

selanjutnya diambil ensilasenya. Proses silase yang

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 71


benar dapat bertahan satu sampai dua (1—2) tahun,

bahjkan lebih.

 Pengambilan silase secukupnya untuk pakan ternak,

contonya untuk 3-5 hari.

 Silase yang baru dibongkar sebaiknya dijemur atau

diangin-anginkan terlebih dahulu.

 Jangan sering-sering membuka silo untuk mengabil

silase, ambil seperlunya, dan tutup rapat kembali

silasesnya, agar silesa tidak mudah rusak

Komposisi Nutrisi

Komposisi Daun Mahkota


Jagung Dedak
Nutrisi Nanas Nanas

Kadar Air 81,61% 4% 6% 10,7%

Protein 1,89% 9,7% 10,8% 8,44%

Kadar
2,07% 6,9% 5,1% 1,99%
Lemak

Kadar Serat
6,55% 4,3% 11,5% 26,5%
Kasar

Kadar

Bahan 18,39% 86% 86,5%, 23,78%

Kering

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 72


17. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan November

18. No Uraian Kegiatan (15 – 26)

1 2 3 4

1 Menentukan waktu yang tepat dan

lokasi pelatihan

2 Penyusunan materi dan media

pelatihan

3 Koordinasi

4 Pelaksanaan

5 Laporan Kegiatan

PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda

Tangan

1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab

Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 73


PETUNJUK PELAKSANAAN
PENYULUHAN MENEGENAI SARANA PRASANA DALAM
PROSES

KEMENTERIAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 74


SARANA DAN PRASARANA PROSES PRODUKSI PASCA PANEN

BUAH NANAS

Panen dan penanganan pasca panen buah nanas menjadi hal yang

penting dalam budidaya tanaman. Penanganan pasca panen sangat

menetukan kualitas hasil pertanian yang sudah dibudidayakan, serta

untuk menentukan akan diapakan hasil panen tersebut, apakah dijual

segar atau diolah menjadi pangan baru. Kegiatan pasca panen bertujan

mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai ke tangan

konsumen, menekan kehilangan karena penyusutan dan kerusakan,

memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil

pertanian (Lisdiana, 1994). Melalui penanganan pasca panen, diharapkan

mutu hasil buah nanas akan lebih meningkat sehingga daya tahan dan

harga jual lebih meningkat. Upaya perbaikan penanganan pasca panen

buah nanas sangat diperlukan paling tidak untuk dua hal, yaitu

meningkatkan pendapatan dan mengurangi terbuangnya hasil buah, baik

hasil utama maupun sampingan dengan penggunaan teknologi panen dan

pasca panen.

Disadari bahwa pelaku usaha atau petani masih sangat terbatas

terhadap teknologi pasca panen sehingga perlu adanya keterlibatan

pemerintah agar dapat membantu dan mendorong dalam meningkatkan

teknologi pasca panen untuk dapat mempermudah pelaku usaha dalam

melakukan pengolahan sehingga mampu membantu meningkatkan mutu

hasil dalam penjualan buah nanas. Seperti yang sudah diketahui bahwa

permasalahan yang sering terjadi pada petani adalah waktu panen buah

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 75


nanas yang serentak, yang menimbulkan pembludakan buah nanas di

pasar. Untuk menekan kerugian petani akibat daya simpan buah nanas

yang relatif singkat pada masa panen raya nanas, maka perlu adanya

diversifikasi produksi buah nanas dalam bentuk olahan untuk membantu

memperpanjang daya simpan buah nanas. Oleh karena itu perlu beberapa

teknologi mesin untuk pasca panen dalam proses pembuatan produk

olahan nanas tersebut. Peralatan mesin ini yang digunakan berupa

peralatan yang terbuat dari bahan yang tidak beracun, bersifat metral dan

mudah dibersihkan. Secara teknis proses penanganan pasca panen

memerlukan peralatan yang mudah dan efisien dalam pengunaanya.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 76


PETUNJUK PELAKSANAAN

1. JUDUL KEGIATAN : Penyuluhan menegenai sarana

prasana dalam proses

produksi pasca panen buah nanas

2. LOKASI KEGIATAN : NGAWASONDAT

3. JENIS KEGIATAN : Pelatihan

4. TUJUAN :

1. Pelaku usaha dapat mengetahui teknologi yang dapat

mendukung kegiatan pasca panen

2. Pelaku usaha dapat melakukan inovasi modifikasi dalam

pembuatan mesin yang diperlukan dalam proses kegiatan

pasca panen

3. Pelaku usaha dapat mempermudah kegiatan pengolahan

pasca panen

5. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan dilaksanan di NGAWASONDAT

(Ngancar, Wates, Plosoklaten, dan Kandat) dengan peserta

adalah UMKM, Anggota BUMDES dan masyarakat setempat.

Metode yang digunakan dalam bentuk kegiatan penyuluhan

berupa suatu penyampaina materi kepada sasaran. Adapun

maksut dari metode metode ini adalah metode ceramah

partisipatif, diskusi inofrmasi, dan dilanjutkan dengan diskusi

mengenai teknologi produksi olahan pasca panen buah nanas.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 77


Secara lebih rinci pelaksanaan kegiatan diuraikan dalam tabel

berikut:

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan

1. Pembukaan Ceramah Teks pembukaan

2. Pemaparan Materi Ceramah, diskusi Slide PPT,

LCD+Proyektor, Laptop,

Folder/leaflet/booklet.

3. Diskusi Diskusi dan tanya Emateri, pelaku usaha,

jawab dan lainnya

4. Penutup Ceramah Teks penutup dan doa

Kegiatan penyuluhan yang dilakukan dapat memberikan

manfaat bagi pelaku usaha sehingga peserta kegiatan dapat

memahami teknologi yang bisa digunakan ketika melakukan

pengolahan pasca panen. Dengan begitu para peserta juga

dapat memaksimalkan waktu dan tenaga dalam proses produksi

olahan pasca panen. Adapun secara lengkap pembahasan

mengenai kegiatan penyuluhan pada beberapa teknologi

(mesin) yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pemaparan materi mengenai teknologi pengolahan pasca

panen

Pada kegiatan ini dimulai dengan pengenalan terkait

teknologi yang dapat digunakan dalam proses produksi

buah nanas. Dengan tujuan untuk menambah pengetahuan

mengeani teknologi dan diharapkan dapat mengefisienkan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 78


tenaga dan waktu dalam proses pengolah produk pasca

panen. Dimulai dari pembukaan, pemaparan materi yang

telah disusun dan dilanjutkan dengan sesi diskusi.

Berikut adalah berbagai macam teknologi mesin yang daat

digunakan dalm proses pengolahan pasca panen buah

nanas.

1. Mesin Pengaduk

Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya

gerakan di dalam bahan yang diaduk. Tujuan

pengadukan adalah terjadinya pencampuran.

Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan

menguarangi ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat lain

yang terapat dalm suatu bahan. Proses pengadukan

berperan dalam menentukan kulitas dari produk yang

dibuat. Waktu proses pengadukan masing-masing

produk berbeda, seperti pengadukan selai dan dodol

tidak sama karena proses pengadukan ini untuk

mengurangi kadar air dalam adonan dan agar tidak

gosong, seingga diperlukan adanya mesin bantu yang

memudahkan dalam proses pengadukan tersebut.

Proses penggunaan mesin ini dimaksudkan untuk

membuat pengaduk dodol yang sesuai, diharpakan dapat

lebih efisien dan efektif dalam proses pengolahan

produk.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 79


Adapun desain mesin yang digunakan untuk mengaduk

sebagi berikut:

a. Desain Peletakan Komponen Masin

Desain mesin yang dipilih alasnya adalah bentuk

pisau pengaduk sesuai dengan bentuk wajan dan

penyangga pengaduk dapat disesuaikan dengan ajan

besar maupun kecul. Desain pengaduk dodol

ditunjukkan pada gambar berikut

Keterangan:

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 80


1. Motor Listrik

2. Poros Horisontal dengan Kopling Fleksibel

ElaStomer

3. Transmisi

4. Poros Vertikal

5. Pngaduk Dodol

Hasil mesin pengaduk dodol yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar

b. Desain Pengaduk

Pemilihan desain pengaduk dipilih yaitu jenis Pitch

Blade Impeller. Hal ini karena pengaduk tersebut

memiliki bentuk pengaduk yang dapat menyesuaikan

dengan bentuk wajan untuk memasak adonan. Hal ini

memiliki alasan agar adonan dapat tercampur dengan

rata. Pemilihan jumlah pengaduk yang digunakan

yaitu sebanyak 1 bilah. Desain pengaduk dapat

dilihat pada gambar berikut

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 81


2. Mesin Filling Cup

Mesin illing cup adalah sebuah alat yang berfungsi

untuk mengisi kemasan gelas dengan cairan, bisa air

mineral maupun caira lainnya. Cup Filling bekerja dengan

mengisikan cairan kedalam kemasan gelas sekaligus

menutupnya. Mesin ini sangat penting dalam proses

pengolahan sari nanas, untuk menghemat biaya produksi

salah satunya dengan meminimalisir jumlah karyawan.

Mesin filling ini berfungsi sebagai filling untuk produk cair

ke dalam palstik standing pouch sehingga sangat cocok

digunaka untuk merintis usaha dalam kemasan

gelas/cup. Sehingga pemosresan pengemasan dalam

gelas, mulai dari awal, pengisian, dan penutupan dengan

sistem sal dilakukan secara otomatis. Mekanisme kerja

pada alat filling ini salah satunya dengan memanfaatkan

mesin packaging vertical Liquid dengan menggunakan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 82


Pump-Injection. Diproduksi menggunakan teknologi

terkini, dengan menggunakan bahan kualitas tinggi.

Dengan memakai stainless steel dan rangka baja mesin

ini di desain untuk pemakaian jangka panjang dengan

perawatan yang minim. Dapat digunakan untuk mengisi

cup dengan volume 0-250 ml. 

Mesin Filling Cup dirancang serta dibuat khusus untuk

melakukan proses pengemasan produk ke dalam

kemasan gelas. Konsep fungsional pengemasan telah

menjadi bagian penting yang harus mencakup seluruh

proses pemasaran dari konsepsi produk sampai ke

pemakai terakhir, Alat filling cup hadir untuk menjawab

tantangan tersebut. Mesin Cup sealer merupakan mesin

pemroses pengemasan dalam gelas, mulai dari proses

Awal, pengisian, dan penutupan dengan sistem seal,

dilakukan secara otomatis. Mesin Aqua Gelas ini sangat

cocok digunakan pada industri air mineral, minuman cup

(kemasan gelas) dan produk lainnya. Alat Pengemas

Cup Rumah Mesin telah dilengkapi dengan teknologi

Photocell dan Photoelctric untuk mendeteksi kemasan

gelas yang akan diisi.

 Keunggulan dari mesin Filling Cup

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 83


1. Mesin  Filling Cup Otomatis Akan Menempatkan

Kemasan Gelas (Cup) Pada Jalur Pengisian Dan

Penutupan.

2. Menggunakan  Sistem Pneumatic (Tekanan

Udara) Untuk Penekanan (Pressing) Dan

Penyegelan (Sealing).

3. Menggunakan  teknologi motorik dimana

semuanya digerakan menggunakan 1 motor.1

4. Pengisian Bahan Lebih Efektif Dan Efisien

Karena Tidak Ada Tetesan Bahan Yang

Terbuang Diluar Cup.

5. Dilengkapi Dengan Alat Pencatatan Dan

Pendeteksi Barang Yang Berbasis Pada

Teknologi Photocell.

6. Proses Pengisian, Penyegelan, Dan Merapikan

Hasil Segel Berjalan Dengan Sistematis.

7. Menggunakan sistem digital untuk pengaturan

panas dan photo sensor untuk mengatur

jarak plastik.

8. Dilengkapi dengan nozel automatik pada bagian

pengisian air.

9. Mesin ini juga dilengkapi alat untuk mencetak

tanggal kadaluarsa / Experidate.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 84


10. Steril, Cepat, Aman, Mudah, Hemat, Dan

Terstandar.

 Petunjuk Pemakaian Mesin Filling Cup

1. Persiapkan Mesin Filling Cup, Kemasan Cup,

Plastik Penutup, dan produk cairan yang akan

dikemas. Anda hanya tinggal memasang plastik lid

cup pada bagian atas mesin cup sealer semi

otomatis.

2. Letakkan Pastik Penutup dan Kemasan Cup pada

tempat yang telah disediakan.  Cup yang bisa di

sealer menggunakan mesin cup sealer ini adalah

cup yang memiliki permukaan bulat.

3. Selanjutnya Anda tempatkan gelas plastik yang

telah terisi minuman di mesin bagian bawahnya.

4. Masukkan Produk Cairan yang akan anda kemas

ke dalam wadah penampungan, pastikan

juga gagang press, top seal sudah terpasang dan

kabel penghubung listrik juga sudah dipasang.

5. Hidupkan Mesin Aqua Gelas.

6. Jalankan proses pengemasan produk anda

dengan menekan tombol Run.

7. Proses akan berjalan dengan diawali penempatan

Kemasan Cup pada tempat pengisian.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 85


8. Mesin ini dilengkapi dengan sensor sehingga

plastik lid cup yang Anda pasang tadi bisa berputar

sendiri sehabis terpasang di gelas. Dilengkapi pula

dengan digital counter yang bisa menghitung

jumlah gelas yang dikemas.

9. Proses selanjutnya akan otomatis di handle oleh

Mesin Aqua Gelas. Anda hanya perlu mengambil

produk anda yang sudah terkemas rapi, agar tidak

menghalangi proses selanjutnya.

10. Produk anda selesai dikemas dalam Kemasan Cup

dengan keadaan Tersegel Rapat dan steril, serta

siap untuk dipasarkan.

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Januari
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4

1. Mesin Pengaduk

2. Mesin Filling Cup

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 86


7. PENGESAHAN

NO Uraian Nama Tanda Tangan

1. Koordinator

PEN

Penanggung
2.
Jawab Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 87


PETUNJUK PELAKSANAAN
(SELAI NANAS)

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 88


KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 89


DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN NANAS

Buah nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak

dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat

terutama pada buahnya, buah nanas cukup lengkap kandungan

vitaminnya. Kandungan vitamin terbanyak yaitu vitamin C, disamping itu

juga mengandung vitamin A. B1, B2, dan Niacin. Di Indonesia petani

banyak yang menjual nanas dalam bentuk segar sehingga akan timbul

permasalahan apabila terjadi panen raya. Buah nanas melimpah dengan

harga yang sangat rendah, sehingga banyak nanas yang akan mengalami

kebusukan karena umur simpan nanas yang pendek. Hal tersebut dapat

merugikan petani, oleh karena itu perlu adanya pengolahan buah nanas

dalam bentuk olahan lain yang dapat dinikmati diluar musim. Dengan

begitu akan mempermudah pengemasan dan meningkatkan nilai jual

nanas dibandingkan dijual dalam bentuk segar, sehingga diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Adanya diversifikasi olahan buah nanas dapat membantu dalam

peningkatan nilai jual buah nanas. Namun banyak dari pelaku usaha yang

belum mengetahui berbagai macam dari diversifikasi olahan nanas, oleh

karena itu untuk membantu pelaku usaha yang ada di kawasan

NGAWASONDAT, agar mereka mengetahui dan mampu mempraktekkan

secara langsung diversifikasi olahan buah nanas untuk membantu dalam

memasarkan hasil panen pertaniannya.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 90


PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 002/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Pelatihan Pemanfaatan Buah Nanas sebagai

upaya diversifikasi produk olahan bagi pelaku

usaha di NGAWASONDAT

2. LOKASI KEGIATAN : NGAWASONDAT

3. JENIS KEGIATAN : Pelatihan

4. TUJUAN :

1. Untuk memperpanjang umur buah nanas setelah pasca panen

dalam bentuk produk olahan

2. Pelaku usaha dapat mengetahui berbagai diversifikasi produk

olahan nanas

3. Pelaku usaha dapat melakukan inovasi dan modifikasi terhadap

olahan nanas

4. Pelaku usaha dapat melakukan prosedur kerja pembuatan

manisan dengan baik dan benar.

5. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pelatihan dilaksanakan di NGAWASONDAT

(Ngancar, Wates, Plosoklaten, dan Kandat) dengan peserta adalah

pelaku UMKM, anggota BUMDES dan masyarakat setempat.

Metode yang digunakan dalam bentuk kegiatan penyuluhan berupa

suatu pelatihan dan demonstrasi cara. Adapaun maksud dari

metode ini adalah metode ceramah partisipatif, diskusi informasi,

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 91


dan dilanjutkan dengan demonstrasi cara tentang pembuatan dari

setiap diversifikasi olahan nanas. Secara lebih rinci pelaksaan

kegiatan diuraikan dalam tabel berikut:

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan

1. Pembukaan Ceramah Teks pembukaan

2. Pemaparan Materi Ceramah, Slide PPT,

diskusi LCD+Proyektor,

Laptop,

Folder/leaflet/booklet.

3. Praktik Pembuatan Demonstrasi Menyesuaikan

Cara kebutuhan alat dan

bahan dari setiap

diversifikasi produk

olahan nanas.

4. Penutup Ceramah Teks penutup dan

doa

Kegiatan pelatihan yang dilakukan dapat memberikan

manfaat bagi pelaku usaha sehingga peserta kegiatan dapat

memahami proses pembuatan diversifikasi olahan nanas. Dengan

begitu para peserta juga dapat menambah nilai jual buah nanas

untuk meningkatkan perekonomian pelaku usaha. Adapun secara

lengkap pembahasan mengenai kegiatan pelatihan pada beberapa

diversifikasi olahan nanas yang akan dilaksanakan adalah sebagai

berikut :

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 92


1. Pemaparan materi mengenai diversifikasi olahan nanas

Pada kegiatan ini dimulai dengan pengenalan terkait

diversifikasi buah nanas yang akan dipraktekkan sebagai

produk olahan. Dengan tujuan untuk menambah inovasi dan

modifikasi produk olahan nanas. Selanjutnya peserta diberi

pengetahuan dan pemahaman mengenai langkah-langkah

dalam setiap pembuatan diversifikasi olahan nanas. Dimulai dari

persiapan alat dan bahan, proses pembuatan dan pengemasan.

Sehingga peserta mampu meimplementasikan sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan.

2. Praktik pembuatan

Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

tutorial/cara pembuatan manisan carica secara langsung

dengan metode demonstrasi cara yang melibatkan peserta

penyuluhan. Dengan harapan peserta penyuluhan mampu

mempraktikan secara mandiri untuk keberlangsungan dalam

mengembangkan usaha produk olahan nanas. Sehingga

berdampak pada difersivikasi olahan nanas dan peningkatan

penjaualan.

Berikut adalah berbagai macam diversifikasi olahan nanas yang

bisa dipraktekkan :

A Selai Nanas

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 93


Selai merupakan olahan buah nanas memiliki 2 tekstur, yang

pertama selai dengan tekstur oles dan selai untuk

pembuatan nastar, berikut adalah pembuatan selai nanas:

Alat dan Bahan:

1. Wajan

2. Kompor

3. Spatula

4. Parutan / blender

5. Timbangan digital

6. Nampan

7. Cup/toples

8. Buah nanas

9. Kayu manis

10. Cengkeh

11. Air

12. Tepung maizena

13. Gula

Langkah Kerja:

1. Kupas buah nanas hingga bersih dari matanya, lalu

dicuci hingga bersih.

2. Parut atau blender buah nanas menjadi bubur nanas.

3. Masukkan pada wajan yang dipanaskan pada api

sedang dan aduk secara rata.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 94


4. Setelah kurang lebih 25 menit masukkan gula pada

adonan selai nanas dan aduk secara merata.

5. Setelah 15 menit adonan selai nanas merata,

tambahkan bubuk cengkeh dan larutan tepung

maizena. Kemudian aduk hingga rata kurang lebih 5

menit.

6. Setelah itu matikan kompordan angkat selai nanas

pada nampan untuk di dinginkan

7. Setelah selai mulai agak dingin, selai annas bisa di

masukkan di cup/toples untuk pengemasan. Selai

nanas pun sudah siap untuk dijual.

B Carica Nanas

Carica nanas merupakan olahan buah nanas yang berbentuk

manisan dengan tambahan gula sebagai pengawet alami,

untuk memperpanjang daya simpan buah nanas, berikut

adalah pembuatan carica nanas:

Alat dan Bahan:

1. Panci

2. Sendok

3. Spatula

4. Baskom

5. Pisau

6. Buah nanas

7. Gula

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 95


8. Kapur sirih

9. Garam

10. Air

Langkah Kerja:

1. Kupas buah nanas hingga bersih dari matanya, lalu dicuci

hingga bersih.

2. Potong nanas dengan ukuran yang dikehendaki dan

buang bagian tengahnya.

3. Larutkan garam dengan 500 ml air. Lalu cuci nanas

menggunakan larutan garam tersebut yang sudah

dipotong.

4. Setelah itu larutkan kapur sirih dan pisahkan endapan

dengan larutannya.

5. Lalu rendam pemotongan annas selama 1 – 2 jam ke

dalam larutan kapur sirih.

6. Setelah selesai di rendam, lalu masukkan nanas dan

masak 3 – 5 menit.

7. Lalu larutkan gula ke dalam 300 ml air, masak sampai

larut semua dan gak mengental. Jika tingkat kekentalan

sudah pas. Matikan apinya lalu dinginkan.

8. Jika sirup sudah dingin, masukkan nanas yangsudah di

rebus ke dalam sirup dan aduk sampai terendam semua.

9. Setelah tercampur, masukkan ke dalam toples dan

simpan di kulkas selama kurang lebih 24 jam agar sirup

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 96


meresap. Dan carica nanas pun sudah bisa di sajikan

atau di jual.

C Dodol Nanas

Berikut adalah proses pembuatan dodol dengan bahan baku

buah nanas sebagai berikut:

Alat dan Bahan:

1. Wajan

2. Pengaduk dodol

3. Kompor

4. Parutan nanas

5. Pisau

6. Saringan

7. Baskom

8. Nampan

9. Gunting

10. Timbangan

11. Staples

12. Buah nanas

13. Santan

14. Tepung ketan

Langkah Kerja:

1. Kupas buah nanas hingga bersih dari matanya, lalu

dicuci hingga bersih.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 97


2. Potong nanas menjadi 4 bagian dan diparut hingga

menjadi bubur nanas.

3. Masukkan ke dalam wajan, lalu ditambah dengan

santan yang sudah matang dan tepung ketan. Lalu

aduk rata.

4. Setelah adonan tercampur, masukkan ke dalam wajan

besar, kemudian dipanaskan diatas kompor.

5. Setelah kurang lebih 30 menit lalu tambahkan gula

pasir, dan diaduk hingga rata.

6. Setelah adonan dodol nanas terlihat berwarna

kecoklatan, kemudian masukkan margarin agar adonan

tidak terlalu lengket.

7. Setelah 2 – 3 jam pengadukan kemudian diangkat dan

diletakkan pada nampan dan di diamkan selama

setengah hari.

8. Setelah didiamkan setengah hari kemudian di potong

kecil dan di bungkus plastik dan dus karton dengan

ukuran yang beda. Dodol nanas pun siap untuk dijual.

6. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Desember
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4

1. Pembuatan selai nanas

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 98


2. Pembuatan carica nanas

3. Pembuatan dodol nanas

7. PENGESAHAN

NO Uraian Nama Tanda

Tangan

1. Koordinator PEN

Penanggung
2.
Jawab Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 99


PROSEDUR KERJA
PEMBUATAN SELAI NANAS UNTUK OLESAN ROTI
KEGIATAN KETERANGAN
Jenis Kegiatan Pembuatan selai dari buah nanas
Tujuan Diversifikasi produk olahan nanas dalam membantu
meningkatkan nilai jual buah nanas
Persiapan Alat 1. Wajan
2. Kompor
3. Spatula
4. Blender
5. Timbangan Digital
6. Botol Kemasan
Persiapan Bahan 1. Buah Nanas kupas 1 kg
2. Gula 250 gram
3. Kayu manis 3 gram
4. Cengkeh 1/3 sdt
5. Natrium benzoate 0,5 gram
6. Air 250 ml
7. Tepung maizena
Cara Kerja 1. Kupas buah nanas, bersihkan matanya.
2. Cucilah nanas yang telah dikupas.
3. Timbang buah nanas sebanyak 1 kg.
4. Blender nanas yang sudah disiapkan dengan
menambahkan air sebanyak 250 ml.
5. Panaskan pada wajan dengan api sedang
sembari terus diaduk, kurang lebih 20 menit
hingga airnya menyusut.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 100


6. Masukkan gula dan aduk rata kurang lebih 20
menit hingga adonan terlihat berubah warna
agak coklat.
7. Masukkan bubuk cengkeh, aduk merata.
8. Tambahkan larutan tepung maizena 2 sendok
makan sebagai pengental.
9. Aduk kembali kurang lebih 3 menit hingga
adonan mengental dan kadar airnya surut.
10. Masukkan natrium benzoate, aduk merata
selama 2-3 menit.
11. Matikan kompor dan pindahkan selai nanas
pada wadah untuk didinginkan.
12. Masukkan selai nanas yang telah dingin pada
kemasan botol gelas yang sudah disiapkan.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 101


PROSEDUR KERJA
PEMBUATAN SELAI NANAS UNTUK NASTAR
KEGIATAN KETERANGAN
Jenis Kegiatan Pembuatan selai dari buah nanas
Tujuan Diversifikasi produk olahan nanas dalam membantu
meningkatkan nilai jual buah nanas
Persiapan Alat 7. Wajan
8. Kompor
9. Spatula
10.Parut
11.Timbangan Digital
12.Botol Kemasan
Persiapan Bahan 8. Buah Nanas kupas 1 kg
9. Gula 250 gram
10.Kayu manis 3 gram
11.Cengkeh 1/3 sdt
12.Natrium benzoate 0,5 gram
13.Air 250 ml
14.Tepung maizena
Cara Kerja 13. Kupas buah nanas, bersihkan matanya.
14. Cucilah nanas yang telah dikupas.
15. Timbang buah nanas sebanyak 1 kg.
16. Parutlah nanas yang sudah disiapkan.
17. Panaskan pada wajan dengan api sedang
sembari terus diaduk, kurang lebih 15 menit
hingga airnya menyusut.
18. Masukkan gula dan aduk rata kurang lebih 15
menit hingga adonan terlihat berubah warna
agak coklat.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 102


19. Masukkan bubuk cengkeh, aduk merata.
20. Aduk kembali kurang lebih 3 menit hingga
adonan mengental dan kadar airnya surut.
21. Masukkan natrium benzoate, aduk merata
selama 2-3 menit.
22. Matikan kompor dan pindahkan selai nanas
pada wadah untuk didinginkan.
23. Masukkan selai nanas yang telah dingin pada
kemasan botol yang sudah disiapkan.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 103


PERIZINAN PRODUK OLAHAN NANAS

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang diterapkan

dalam proses produksi atas barang dan jasa, maka timbul suatu masalah

bahwa konsumen memiliki keterbatasan untuk mengetahui kebenaran

informasi yang ada pada produk yang akan dikonsumsinya. Informasi

yang dimaksud adalah mengenai kebenaran akan bahan-bahan dari

produk konsumsi yang bersangkutan, secara mutlak harus ada dalam

label kemasan produk atau etiket lain yang jelas dan mudah dipahami

oleh konsumen. Dari hal tersebut timbul suatu keraguan atas keamanan

dan kenyamanan dari barang yang dikonsumsi karena kemungkinan pada

pembuatannya, bahan-bahan produksinya, hingga pengemasan ataupun

hasil akhir dari proses produksi mengandung suatu zat atau bahan yang

tidak dibenarkan hukum agama, maka disini perlu adanya informasi atas

kehalalan yang termuat dalam label halal pada produk yang

bersangkutan.

Label merupakan alat penyampaian informasi tentang produk yang

tercantum pada kemasan. Selain memberikan informasi mengenai nama

produk, label juga memberikan informasi daftar bahan yang terkandung

dalam produk, berat bersih, daya tahan, nilai ataupun kegunaan produk

serta keterangan tentang halal. Pencantuman tulisan halal diatur oleh

Keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama No

427/MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan halal adalah semua jenis

makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarang/haram

atau yang diolah menurut hukum islam. Produsen yang mencantumkan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 104


tulisan halal pada label bertanggung jawab terhadap halalnya makanan

tersebut. Jaminan kehalalan suatu produk pangan dapat diwujudkan

diantaranya dalam bentuk sertifikat halal yang menyertai suatu produk

pangan. Sertifikat halal pada produk makanan yang menjadi konsumsi

masyarakat merupakan salah satu upaya perlindungan pemerintah

terhadap masyarakat secara umum. Salah satu bentuk perwujudan dari

hak konsumen atas informasi yang benar mengenai jaminan barang

dan/atau jasa adalah pencantuman label halal, yang mana diatur dalam

pasal 97 ayat (3) huruf e Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Pangan yang menyatakan bahwa pencantuman label didalam dan/atau

pada kemasan pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)

ditulis atau dicetak dengan menggunakan bahasa Indonesia serta memuat

paling sedikit keterangan mengenai halal bagi yang dipersyaratkan

mengingat label halal tersebut mempunyai peranan penting bagi

masyarakat muslim di Indonesia.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 105


PETUNJUK PELAKSANAAN
(MANISAN CARICA NANAS)

KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 106


DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN NANAS

Buah nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak

dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat

terutama pada buahnya, buah nanas cukup lengkap kandungan

vitaminnya. Kandungan vitamin terbanyak yaitu vitamin C, disamping itu

juga mengandung vitamin A. B1, B2, dan Niacin. Di Indonesia petani

banyak yang menjual nanas dalam bentuk segar sehingga akan timbul

permasalahan apabila terjadi panen raya. Buah nanas melimpah dengan

harga yang sangat rendah, sehingga banyak nanas yang akan mengalami

kebusukan karena umur simpan nanas yang pendek. Hal tersebut dapat

merugikan petani, oleh karena itu perlu adanya pengolahan buah nanas

dalam bentuk olahan lain yang dapat dinikmati diluar musim. Dengan

begitu akan mempermudah pengemasan dan meningkatkan nilai jual

nanas dibandingkan dijual dalam bentuk segar, sehingga diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Adanya diversifikasi olahan buah nanas dapat membantu dalam

peningkatan nilai jual buah nanas. Namun banyak dari pelaku usaha yang

belum mengetahui berbagai macam dari diversifikasi olahan nanas, oleh

karena itu untuk membantu pelaku usaha yang ada di kawasan

NGAWASONDAT, agar mereka mengetahui dan mampu mempraktekkan

secara langsung diversifikasi olahan buah nanas untuk membantu dalam

memasarkan hasil panen pertaniannya.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 107


PETUNJUK PELAKSANAAN

8. JUDUL KEGIATAN : Pelatihan Pemanfaatan Buah Nanas sebagai

upaya diversifikasi produk olahan bagi pelaku

usaha di NGAWASONDAT

9. LOKASI KEGIATAN : NGAWASONDAT

10. JENIS KEGIATAN : Pelatihan

11. TUJUAN :

5. Untuk memperpanjang umur buah nanas setelah pasca panen

dalam bentuk produk olahan

6. Pelaku usaha dapat mengetahui berbagai diversifikasi produk

olahan nanas

7. Pelaku usaha dapat melakukan inovasi dan modifikasi terhadap

olahan nanas

8. Pelaku usaha dapat melakukan prosedur kerja pembuatan

manisan dengan baik dan benar.

12. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pelatihan dilaksanakan di NGAWASONDAT

(Ngancar, Wates, Plosoklaten, dan Kandat) dengan peserta adalah

pelaku UMKM, anggota BUMDES dan masyarakat setempat.

Metode yang digunakan dalam bentuk kegiatan penyuluhan berupa

suatu pelatihan dan demonstrasi cara. Adapaun maksud dari

metode ini adalah metode ceramah partisipatif, diskusi informasi,

dan dilanjutkan dengan demonstrasi cara tentang pembuatan dari

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 108


setiap diversifikasi olahan nanas. Secara lebih rinci pelaksaan

kegiatan diuraikan dalam tabel berikut:

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan

1. Pembukaan Ceramah Teks pembukaan

2. Pemaparan Materi Ceramah, Slide PPT,

diskusi LCD+Proyektor,

Laptop,

Folder/leaflet/booklet.

3. Praktik Pembuatan Demonstrasi Menyesuaikan

Cara kebutuhan alat dan

bahan dari setiap

diversifikasi produk

olahan nanas.

4. Penutup Ceramah Teks penutup dan

doa

Kegiatan pelatihan yang dilakukan dapat memberikan

manfaat bagi pelaku usaha sehingga peserta kegiatan dapat

memahami proses pembuatan diversifikasi olahan nanas. Dengan

begitu para peserta juga dapat menambah nilai jual buah nanas

untuk meningkatkan perekonomian pelaku usaha. Adapun secara

lengkap pembahasan mengenai kegiatan pelatihan pada beberapa

diversifikasi olahan nanas yang akan dilaksanakan adalah sebagai

berikut :

3. Pemaparan materi mengenai diversifikasi olahan nanas

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 109


Pada kegiatan ini dimulai dengan pengenalan terkait

diversifikasi buah nanas yang akan dipraktekkan sebagai

produk olahan. Dengan tujuan untuk menambah inovasi dan

modifikasi produk olahan nanas. Selanjutnya peserta diberi

pengetahuan dan pemahaman mengenai langkah-langkah

dalam setiap pembuatan diversifikasi olahan nanas. Dimulai dari

persiapan alat dan bahan, proses pembuatan dan pengemasan.

Sehingga peserta mampu meimplementasikan sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan.

4. Praktik pembuatan

Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

tutorial/cara pembuatan manisan carica secara langsung

dengan metode demonstrasi cara yang melibatkan peserta

penyuluhan. Dengan harapan peserta penyuluhan mampu

mempraktikan secara mandiri untuk keberlangsungan dalam

mengembangkan usaha produk olahan nanas. Sehingga

berdampak pada difersivikasi olahan nanas dan peningkatan

penjaualan.

Berikut adalah berbagai macam diversifikasi olahan nanas yang

bisa dipraktekkan :

D Selai Nanas

Selai merupakan olahan buah nanas memiliki 2 tekstur, yang

pertama selai dengan tekstur oles dan selai untuk

pembuatan nastar, berikut adalah pembuatan selai nanas:

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 110


Alat dan Bahan:

15. Wajan

16. Kompor

17. Spatula

18. Parutan / blender

19. Timbangan digital

20. Nampan

21. Cup/toples

22. Buah nanas

23. Kayu manis

24. Cengkeh

25. Air

26. Tepung maizena

27. Gula

Langkah Kerja:

8. Kupas buah nanas hingga bersih dari matanya, lalu

dicuci hingga bersih.

9. Parut atau blender buah nanas menjadi bubur nanas.

10. Masukkan pada wajan yang dipanaskan pada api

sedang dan aduk secara rata.

11. Setelah kurang lebih 25 menit masukkan gula pada

adonan selai nanas dan aduk secara merata.

12. Setelah 15 menit adonan selai nanas merata,

tambahkan bubuk cengkeh dan larutan tepung

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 111


maizena. Kemudian aduk hingga rata kurang lebih 5

menit.

13. Setelah itu matikan kompordan angkat selai nanas

pada nampan untuk di dinginkan

14. Setelah selai mulai agak dingin, selai annas bisa di

masukkan di cup/toples untuk pengemasan. Selai

nanas pun sudah siap untuk dijual.

E Carica Nanas

Carica nanas merupakan olahan buah nanas yang berbentuk

manisan dengan tambahan gula sebagai pengawet alami,

untuk memperpanjang daya simpan buah nanas, berikut

adalah pembuatan carica nanas:

Alat dan Bahan:

11. Panci

12. Sendok

13. Spatula

14. Baskom

15. Pisau

16. Buah nanas

17. Gula

18. Kapur sirih

19. Garam

20. Air

Langkah Kerja:

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 112


10. Kupas buah nanas hingga bersih dari matanya, lalu dicuci

hingga bersih.

11. Potong nanas dengan ukuran yang dikehendaki dan

buang bagian tengahnya.

12. Larutkan garam dengan 500 ml air. Lalu cuci nanas

menggunakan larutan garam tersebut yang sudah

dipotong.

13. Setelah itu larutkan kapur sirih dan pisahkan endapan

dengan larutannya.

14. Lalu rendam pemotongan annas selama 1 – 2 jam ke

dalam larutan kapur sirih.

15. Setelah selesai di rendam, lalu masukkan nanas dan

masak 3 – 5 menit.

16. Lalu larutkan gula ke dalam 300 ml air, masak sampai

larut semua dan gak mengental. Jika tingkat kekentalan

sudah pas. Matikan apinya lalu dinginkan.

17. Jika sirup sudah dingin, masukkan nanas yangsudah di

rebus ke dalam sirup dan aduk sampai terendam semua.

18. Setelah tercampur, masukkan ke dalam toples dan

simpan di kulkas selama kurang lebih 24 jam agar sirup

meresap. Dan carica nanas pun sudah bisa di sajikan

atau di jual.

F Dodol Nanas

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 113


Berikut adalah proses pembuatan dodol dengan bahan baku

buah nanas sebagai berikut:

Alat dan Bahan:

14. Wajan

15. Pengaduk dodol

16. Kompor

17. Parutan nanas

18. Pisau

19. Saringan

20. Baskom

21. Nampan

22. Gunting

23. Timbangan

24. Staples

25. Buah nanas

26. Santan

28. Tepung ketan

Langkah Kerja:

9. Kupas buah nanas hingga bersih dari matanya, lalu

dicuci hingga bersih.

10. Potong nanas menjadi 4 bagian dan diparut hingga

menjadi bubur nanas.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 114


11. Masukkan ke dalam wajan, lalu ditambah dengan

santan yang sudah matang dan tepung ketan. Lalu

aduk rata.

12. Setelah adonan tercampur, masukkan ke dalam wajan

besar, kemudian dipanaskan diatas kompor.

13. Setelah kurang lebih 30 menit lalu tambahkan gula

pasir, dan diaduk hingga rata.

14. Setelah adonan dodol nanas terlihat berwarna

kecoklatan, kemudian masukkan margarin agar adonan

tidak terlalu lengket.

15. Setelah 2 – 3 jam pengadukan kemudian diangkat dan

diletakkan pada nampan dan di diamkan selama

setengah hari.

16. Setelah didiamkan setengah hari kemudian di potong

kecil dan di bungkus plastik dan dus karton dengan

ukuran yang beda. Dodol nanas pun siap untuk dijual.

G Nata de Pina

Limbah dari permukaan/kulit masih mengandung glukosa,

sukrosa fruktosa dan nutrisi lainnya, sehingga dapat diubah

menjadi produk yang bermanfaat dengan nilai yang lebih

tinggi. Limbah padat dari kulit nanas telah digunakan sebagai

bahan baku nata de pina dan mampu untuk menghasilkan

produk yang dapat memberikan.

Bahan yang digunakan:

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 115


Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan nata de

pina sebagai berikut:

1. Buah nanas yang masih madu

2. Tauge

3. Bahan Kimia Untuk Proses Pembuatan Nata de Pina

4. Aquades

5. Gula pasir

6. Natrium benzoat

7. Starter/bakteri A.xylinum

Peralatan yang Digunakan:

1. Blander

2. Ember Plastik

3. Corong

4. Kertas Saring

5. Nampan

6. Oven

7. Pemanas Elektrik

8. Pisau

9. Spatula

10. Timbangan elektrik

11. Gelas ukur

Langkah Kerja :

a. Tahap Persiapan

1. Menyiapkan bahan baku limbah kulit nanas

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 116


2. Menyiapkan bahan-bahan kimia sebagai bahan

pembantu

3. Menyiapkan peraltan yang digunakan

b. Tahap Sterilisasi Alat dan Wadah

Menurut Buckle (1987), untuk mensterilisasi alat dapat

menggunakan metode dibawah ini:

1. Mencuci alat yang akan digunakan sampai bersih, dan

keringkan dengan diangin-anginkan

2. Setelah kering, alat disemprotkan alkohol 70% dan

keringkan dengan diangin-anginkan

3. Setelah kering alat dibungkus dengan kertas dengan

selotip

4. Memasukkan alat yang sudah dibungkus kedalam

autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit

c. Tahap Pembuatan Starter

1. Kupas nanas matang lalu cuci sampai bersih

2. Potongan nanas dimasukkan kedalam juicer/blender

3. Pakai ampas nanas hasil juicer lalu tambahkan gula

pasir dan air dengan perbandingan berat ampas : gula

: air (6:1:3)

4. Mengaduk campuran tersebut sampai rata, kemudian

masukkan kedalam botol dan menutup dengan

alumunium foil

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 117


5. Mendiamkan selama 7 hari sampai terbentuk lapisan

putih diatas campuran tersebut. Simpan didalam

temperature kamar, jangan membuka tutup

6. Bagian yang digunakan untuk membuat nata adalah

air dari campuran yang mengandung bakteri

acitobacter xylinum

d. Tahap Pembuatan Ekstrak Tauge

1. Menimbang toge sebanyak 100 gram

2. Menuangkan toge kedalam wadah

3. Menmbah 200 ml air

4. Memanaskan air hingga menididh

5. Menghancurkan tauge dengan blender kemudian

disaring, air toge yang digunakan ekstrak sedangkan

untuk ampasnya dibuang

e. Tahap Pembuatan Nata de Pina

1. Bahan yang digunakan merupakan kulit nanas, yang

telah dicuci bersih

2. Kulit nanas dipotong kecil-kecil

3. Kulit nanas dihancurkan dengan blender kemudaina

hasil blender disaring

4. Filtrat kulit nanas dimasak sampai 1000C

5. Menambahkan gula 30 gram dan ditambahkan

ekstrak tauge dengan tauge 100 gram untuk

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 118


memperkaya kandungan nitogen dalam media

kemudian panaskan lagi sampai 1000C

6. Setelah dingin, cairan sytater dimasukkan dalam

nampan atau batal sebanyak 100 ml dan ditutup

kembali

7. Difermatasi selama 14 hari. Setelah terjadi

penggumplan dinamakan pelikel dipotong kecil,

ditiriskan dan direndam selama 2-3 hari untuk

menghilankan asamnya. Selama perendaman air

sering diganti

8. Potong pelikel (nata) yang direbus sampai suhu 100 oC

lalu tiriskan

H Kismis Nanas

Kismis nanas merupakan salah satu teknik pengolahan buah

nanas segar agar lebih awet dan memiliki rasa yang lebih

enak. Kismis nanas dapat dibuat dengan membentuk irisan

kecil buah nanas, kemudian dikeringkan dengan

pengeringan oven.

Bahan Baku :

1. Buah nanas yang sudah matang

2. Gula pasir

3. Natrium bisulfit

4. Kapur sirih

5. Iodin

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 119


6. Amilum

7. Aquades

Alat :

1. Oven

2. Timbangan digital

3. Pisau

4. Gelas ukur

5. Nampan / wadah

Langkah Kerja :

1. Buah nanas dipilih dengan tingkat kematangan setengah

masak, kemudian dikupas dan dibuang mata dan

empulurnya.

2. Buah nanas diiris dengan ukuran 1,5 X 1 X 1 cm

3. Kemudian ditimbngan 500 gram irisan buah nanas

selanjutnya direndam dalam larutan kapur sisirh 1%

selama 30 menit, lalu irisan buah nanas diangkat dan

dibilas serta selanjutnya ditiriskan

4. Kemudian irisan buah nanas direndam dalam larutan

natrium bisulfit dengan konsentrasi 0,25% selam 15

menit, lalu irisan buah nanas dibilas dengan air bersih

dan ditiriskan

5. Dibuat larutan gula sesuai dengan konsntrasi 15%.

Kemudian masukkan irisan buah nanas dan biarkan

direndam selama 24 jam

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 120


6. Irisan buah nanas dingkat dan ditirskan, lalu dikeringkan

dalam oven pada suhu 30oC selama 3 jam

13. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Desember Januari
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 1 2

1. Pembuatan selai nanas

2. Pembuatan carica nanas

3. Pembuatan dodol nanas

4. Pembuatan Nata de Pina

Pembuatan Kismis
5.
Nanas

14. PENGESAHAN

NO Uraian Nama Tanda

Tangan

1. Koordinator PEN

Penanggung
2.
Jawab Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 121


PETUNJUK PELAKSANAAN
(MEMBANGUN JARINGAN PASAR DAN KEMITRAAN)

KEMENTERIAN PERTANIAN

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 122


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021
PENGEMBANGAN SEKTOR PEMASARAN
DI KAWASAN NGAWASONDAT

Aktivitas pemasaran merupakan hal yang paling penting dalam

sistem agribisnis mulai dari penyediaan sarana produksi pertanian

(subsistem input), usahatani (on farm), pemasaran dan pengolahan hasil

pertanian, serta subsistem penunjang (penelitian, penyuluhan,

pembiayaan/kredit, intelijen pemasaran atau informasi pemasaran,

kebijakan pemasaran). Tujuan dari pemasaran yaitu menjembatani apa

yang diinginkan produsen dan konsumen dalam melengkapi proses

produksi. Hampir semua aktivitas pemasaran membantu produsen dalam

memahami keinginan konsumen.

Kawasan agropolitan Ngawasondat merupakan salah satu

kawasan agropolitan di Kabupaten Kediri yang memiliki potensi

sumberdaya alam yang baik untuk dikembangkan. Kawasan agropolitan

Ngawasondat terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Ngancar,

Wates, Plosoklaten, dan Kandat. Terdapat komoditas unggulan kawasan

agropolitan Ngawasondat terutama pada sub sektor hortikultura buah-

buahan yaitu nanas dan pepaya. Namun dikarenakan belum adanya

integrasi yang optimal antara kegiatan on farm dengan off farm maka

diperlukan suatu upaya untuk dapat meningkatkan produksi dari

komoditas unggulan yang menunjang pendapatan dan nilai tambah bagi

kawasan. Oleh karena itu, tujuan disusunnya petunjuk pelaksanaan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 123


pengembangan sektor pemasaran di kawasan Ngawasodat sebagai

panduan dalam pelaksanaan program pemasaran di 4 kecamatan

mendapatkan jangkauan yang luas.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 124


PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 002/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Membangun Jaringan Pasar dan Kemitraan

2. LOKASI KEGIATAN : NGAWASONDAT

3. JENIS KEGIATAN : Penyuluhan dan Pendampingan

4. TUJUAN : 1. Pelaku Usaha dapat membangun jaringan

pasar dan kemitraan

2. Pelaku UMKM dapat membuat jangkauan

pasar yang meluas.

19. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan dan pendampingan di laksanakan di

Ngawasondat. Peserta kegiatan adalah pelaku usaha yang ada di

Ngawasondat dan masyarakat setempat. Metode yang digunakan

dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah Penyuluhan dengan model

pendampingan. Adapun maksud dari metode ini adalah metode

ceramah-partisipatif, diskusi-informasi dan dilanjutkan dengan

pendampingan secara terstruktur dan berkelanjutan tentang

membangun jejaring pasar dan kemitraan guna memperluas

jangkauan pasar dari produk yang ada di kawasan Ngawasondat.

Secara lebih rinci pelaksanaan kegiatan diuraikan dalam tabel

berikut:

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan


1 Pemaparan materi Ceramah, diskusi, Slide
tentang jaringan pasar Tanya jawab powerpoint,
dan kemitraan laptop dan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 125


infocus
2 Praktek menyusun Demonstrasi, Laptop, alat
proposal pengajuan praktek dan Tanya tulis, infocus
kemitraan jawab
3 Praktek negosiasi Demonstrasi, Laptop dan
dalam membangun praktek dan Tanya infocus
jaringan pasar dan jawab
kemitraan
4. Pendampingan dalam Demonstrasi, Kendaraan
pelaksanaan negosiasi praktek dan Tanya pribadi,
ke sasaran yang dituju jawab proposal dan
dalam membangun alat tulis
jejaring pasar dan
kemitraan

Kegiatan ini diharapkan daoat memberikan manfaat bagi

masyarakat khususnya pelaku usaha di kawasan NGAWASONDAT.

Peserta kegiatan mampu memahami materi dalam membangun

jaringan dan kemitraan sebagai solusi dalam memperluas jangkauan

pasar, langkah kerja dalam membangun jaringan pasar dan

kemitraan dengan memaksimalkan dalam bernegosiasi bersama

pelaku usaha lainnya.

Selain itu, peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang

gambaran umum pola kemitraan, alur jaringan pasar, dan negosiasi

yang menjadi hal penting untuk memperluas pemasaran. Kegiatan

lainnya diluar kegiatan materi adalah pelaksanaan pendampingan

yang dimana langusng terjun kelapangan bersama pendamping

dalam mencari jaringan pasar dan kemitraan.

Adapun secara lengkap pembahasan mengenai hasil yang

diperoleh dari tiap kegiatan ini adalah sebagai berikut:

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 126


1) Pemaparan materi tentang jaringan pasar dan kemitraan

Pada kegiatan ini dimulai dengan pengenalan tentang pengertian

umum jaringan pasar, kemitraan dan negosiasi. Materi spesifik

yang diberikan yaitu cara mudah membangun jaringan usaha

yang luas, aspek-aspek penting dalam membangun jejaring

pasar, kemitraan dan tahapan negosiasi dengan pihak terkait.

2) Praktek menyusun proposal pengajuan kemitraan

Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

tutorial kepada peserta dalam membuat proposal kerjasama atau

kemitraan. Kemitraan atau kerjasama menjadi salah satu

program yang mendukung untuk mengembangkan pemasaran

produk di kawasan ngawasondat, dikarenakan jika kerjasama

terjalin dengan baik dan maksimal dalam proses pengiriman

produk akan menguntungkan bagi pihak pelaku usaha dari

kawasan Ngawasondat, hal ini juga berdampak baik dan

menguntungkan bagi kawasan setempat. Dalam penyusunan

proposal pengajuan kerjasama, adapun format penulisannya

sebagai berikut

a. Latar belakang (Latar belakang merupakan sebuah

penjabaran mengenai keadaan atau situasi yang sedang

dihadapi, yang kemudian dirumuskan menjadi sebuah

peluang bisnis)

b. Isi proposal kerjasama (Bagian isi merupakan inti dari materi

yang akan disampaikan dari keseluruhan isi proposal. Bagian

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 127


ini meliputi bentuk kerjasama yang ditawarkan, sistem

perhitungan keuntungan, serta ketentuan ketentuan lainnya

yang melandasi kerjasama tersebut)

c. Penutup (Bagian penutup mencakup harapan akan

pentingnya mengenai penawaran yang di ajukan itu untuk

segera dilaksanakan)

d. Lampiran-lampiran (Untuk menguatkan posisi daya tawar,

pada bagian akhir proposal kerjasama dilampirkan hal-hal

yang menyangkut prestasi seperti company

profile perusahaan yang memuat kelebihan dan prestasi

prestasi perusahaan Anda, seperti staf profesional yang

dimiliki, penghargaan penghargaan yang pernah diterima,

atau pun proyek-proyek besar yang pernah dikerjakan.

3) Praktek negosiasi dalam membangun jaringan pasar dan

kemitraan

Kegiatan ini dilaksanakan dengan praktik langsung tentang

bagaimana berkomunikasi yang baik untuk membangun jarring

kemitraan, sebelum dilakukannya praktikum langsung dilakukan

pemaparan materi seputar negosiasi agar sasaran lebih paham.

4) Pendampingan dalam pelaksanaan negosiasi ke sasaran yang

dituju dalam membangun jejaring pasar dan kemitraan

Kegiatan ini termasuk dalam kegiatan pendampingan yang

langsung terjun kelapangan bersama penyuluh untuk

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 128


menegosiasi secara langsung ke pelaku usaha lainnya untuk

membangun kemitraan atau kerjasama.

20. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Januari (Minggu ke-)


No Uraian Kegiatan
1 2 3 4
Menentukan waktu yang tepat dan lokasi
1
Penyuluhan pendampingan
Penetapan materi, media dan metode
2
penyuluhan
3 Koordinasi dengan dinas terkait
4 Pelaksanaan
5 Laporan Kegiatan

21. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda


Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 129


PETUNJUK PELAKSANAAN
(OPTIMASI E-COMMERCE SHOPEE)

KEMENTERIAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 130


DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN NANAS

Buah nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak

dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat

terutama pada buahnya, buah nanas cukup lengkap kandungan

vitaminnya. Kandungan vitamin terbanyak yaitu vitamin C, disamping itu

juga mengandung vitamin A. B1, B2, dan Niacin. Di Indonesia petani

banyak yang menjual nanas dalam bentuk segar sehingga akan timbul

permasalahan apabila terjadi panen raya. Buah nanas melimpah dengan

harga yang sangat rendah, sehingga banyak nanas yang akan mengalami

kebusukan karena umur simpan nanas yang pendek. Hal tersebut dapat

merugikan petani, oleh karena itu perlu adanya pengolahan buah nanas

dalam bentuk olahan lain yang dapat dinikmati diluar musim. Dengan

begitu akan mempermudah pengemasan dan meningkatkan nilai jual

nanas dibandingkan dijual dalam bentuk segar, sehingga diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Adanya diversifikasi olahan buah nanas dapat membantu dalam

peningkatan nilai jual buah nanas. Namun banyak dari pelaku usaha yang

belum mengetahui berbagai macam dari diversifikasi olahan nanas, oleh

karena itu untuk membantu pelaku usaha yang ada di kawasan

NGAWASONDAT, agar mereka mengetahui dan mampu mempraktekkan

secara langsung diversifikasi olahan buah nanas untuk membantu dalam

memasarkan hasil panen pertaniannya.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 131


PETUNJUK PELAKSANAAN
(Nomor: 002/PEN/2021)

1. JUDUL KEGIATAN : Optimasi E-Commerce Shopee

2. LOKASI KEGIATAN : NGAWASONDAT

3. JENIS KEGIATAN : Pelatihan

4. TUJUAN : 1. Pelaku Usaha dapat memasarkan produk

secara online melalui marketplace shopee

2. Pelaku usaha dapat memaksimalkan promosi

produk ke social media lainnya.

3. Pelaku usaha dapat melakukan inovasi dan

modifikasi terhadap produknya.

5. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pelatihan dilaksanakan di kawasan ngawasondat.

Peserta kegiatan adalah pelaku usaha yang ada di Ngawasondat

dan masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan ini adalah pelatihan terstruktur. Adapun

maksud dari metode ini adalah metode ceramah-partisipatif, diskusi-

informasi dan dilanjutkan dengan pendampingan serta pelatihan

secara lanjut tentang pengaplikasian e-commerce dalam pemasaran

produk yang ada. Secara lebih rinci pelaksanaan kegiatan diuraikan

dalam tabel berikut:

No Kegiatan Metode Alat dan Bahan


1 Pemaparan materi tentang e- Ceramah, diskusi, Slide powerpoint,
commerce (Shopee) Tanya jawab laptop dan infocus
2 Pelatihan pembuatan akun Demonstrasi, praktek Handphone,

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 132


shopee, cara upload produk, dan Tanya jawab Laptop, alat tulis,
cara mengambil foto produk, infocus
cara edit akun toko dan cara
menganalisis pesaing pasar
online
3 Pelatihan membuat iklan Demonstrasi, praktek Handphone,
produk dan Tanya jawab Laptop, alat tulis,
infocus
4. Pelatihan menanggapi Demonstrasi, praktek Handphone,
pelanggan dan Tanya jawab Laptop, alat tulis,
infocus

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat khususnya pelaku usaha di kawasan NGAWASONDAT.

Peserta kegiatan mampu memahami materi tentang e-commerce

secara umum maupun secara spesifik, peserta juga mampu

mengaplikasikan pemasaran produk dan menganalisis pesaing pasar

di Shopee. Adapun secara lengkap pembahasan mengenai hasil

yang diperoleh dari tiap kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1) Pemaparan materi tentang e-commerce (Shopee)

Pada kegiatan ini dimulai dengan pengenalan tentang

pengertian umum e-commerce Shopee. Materi spesifik yang

diberikan yaitu fitur yang dapat digunakan, pengenalan terkait

dukungan system yang memudahkan dan menguntungkan

penjual, dan potensi transaksi yang besar.

2) Pelatihan pengaplikasian akun shopee

Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan

tutorial pembuatan akun disertai praktek langsung yang

dilakukan oleh peserta. Ditambahkan pula materi pendukung

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 133


seperti cara upload produk, cara mengambil foto produk, cara

edit akun toko dan cara menganalisis pesaing pasar online.

Pengoperasian akun Shopee yang baik dapat menjadi

pendukung untuk mengembangkan pemasaran produk di

kawasan Ngawasondat.

3) Pelatihan membuat iklan produk

Pembuatan iklan secara berkala adalah hal penting dalam

dunia bisnis e-commerce karena dapat mengingatkan konsumen

dan prospek konsumen mengenai manfaat dari produk yang

ditawarkan.Oleh karena itu diadakan pula pelatihan membuat

iklan produk yang menarik dengan materi utama yaitu

pengertian, struktur, jenis-jenis iklan, dan strategi periklanan e-

commerce yang mencangkup copywriting, alokasi budget iklan

untuk jenis audience yang paling relevan, metode retargeting,

dan memulai menggunakan display ads.

4) Pelatihan menanggapi pelanggan

Memahami Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)

memiliki arti penting terhadap perkembangan perusahaan, yang

oleh karena itu sadar akan perannya sebagai ujung tombak

perusahaan yang bertanggung jawab terhadap peningkatan

mutu pelayanan terhadap pelanggan. Berikut materi yang akan

disajikan dalam pelatihan menanggapi pelanggan :

a. Memahami dasar-dasar pelayanan

b. Mengenali Harapan dan Emosi Pelanggan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 134


c. Pemahaman tentang Komplain dan dampak kegagalan

menangani komplain

d. Mengenali Penyebab-Penyebab Komplain

e. Langkah-Langkah Penanganan Komplain

f. Membangun Sistem Penanganan Keluhan Pelanggan

g. Communication & Interpersonal Skill Dalam Menghadapi

komplain

h. Studi kasus

22. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Januari (Minggu ke-)


No Uraian Kegiatan
1 2 3 4
Menentukan waktu yang tepat dan lokasi
1
Pelatihan
Penetapan materi, media dan metode
2
Pelatihan
3 Koordinasi dengan dinas terkait
4 Pelaksanaan
5 Laporan Kegiatan

23. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda


Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 135


PETUNJUK PELAKSANAAN
(STRATEGI PEMASARAN PRODUK NANAS)

KEMENTERIAN PERTANIAN

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 136


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
2021
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN NANAS

Buah nanas merupakan salah satu tanaman buah yang banyak

dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat

terutama pada buahnya, buah nanas cukup lengkap kandungan

vitaminnya. Kandungan vitamin terbanyak yaitu vitamin C, disamping itu

juga mengandung vitamin A. B1, B2, dan Niacin. Di Indonesia petani

banyak yang menjual nanas dalam bentuk segar sehingga akan timbul

permasalahan apabila terjadi panen raya. Buah nanas melimpah dengan

harga yang sangat rendah, sehingga banyak nanas yang akan mengalami

kebusukan karena umur simpan nanas yang pendek. Hal tersebut dapat

merugikan petani, oleh karena itu perlu adanya pengolahan buah nanas

dalam bentuk olahan lain yang dapat dinikmati diluar musim. Dengan

begitu akan mempermudah pengemasan dan meningkatkan nilai jual

nanas dibandingkan dijual dalam bentuk segar, sehingga diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Adanya diversifikasi olahan buah nanas dapat membantu dalam

peningkatan nilai jual buah nanas. Namun banyak dari pelaku usaha yang

belum mengetahui berbagai macam dari diversifikasi olahan nanas, oleh

karena itu untuk membantu pelaku usaha yang ada di kawasan

NGAWASONDAT, agar mereka mengetahui dan mampu mempraktekkan

secara langsung diversifikasi olahan buah nanas untuk membantu dalam

memasarkan hasil panen pertaniannya.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 137


PETUNJUK PELAKSANAAN

1. JUDUL KEGIATAN : Strategi Pemasaran Produk Nanas

2. LOKASI KEGIATAN : NGAWASONDAT

3. JENIS KEGIATAN : Pelatihan

4. TUJUAN : 1. Pelaku Usaha merancang kegiatan

pemasaran

2. Pelaku UMKM merancang alur pemasaran

3. Pelaku Usaha dapat mengimplementasikan

strategi pemasaran

5. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pelatihan di laksanakan di Ngawasondat. Peserta

kegiatan adalah pelaku usaha yang ada di Ngawasondat dan

masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan

kegiatan ini adalah Penyuluhan dengan model pelatihan. Adapun

maksud dari metode ini adalah metode ceramah-partisipatif, diskusi-

informasi dan dilanjutkan dengan pelatihan secara terstruktur dan

berkelanjutan tentang membangun jejaring pasar dan kemitraan

guna memperluas jangkauan pasar dari produk yang ada di kawasan

Ngawasondat. Secara lebih rinci pelaksanaan kegiatan diuraikan

dalam tabel berikut:

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 138


No Kegiatan Metode Alat dan Bahan
1 Pemaparan materi tentang Ceramah, diskusi, Slide powerpoint,
strategi pemasaran online Tanya jawab laptop dan infocus
dan offline
2 Praktek pembuatan akun Demonstrasi, praktek Laptop, alat tulis,
pasar online dan Tanya jawab infocus, HP
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat khususnya pelaku usaha di kawasan NGAWASONDAT.

Peserta kegiatan mampu memahami materi dalam merancang dan

mengimplementasikan strategi pemasaran baik secara online

maupun offline. Peserta juga mampu mengoptimalkan penjualan

produk melalui pasar online yang dapat dijangkau oleh masyarakat

luas dengan cara membuka took online di e-commerce terbaik dan

memaksimalkan promosi seperti membuat desain website, goggle

bisnisku, konten marketing, endorsement, mengadakan give away,

memasang iklan online, dan memaksimalkan di digital marketing.

Selain itu peserta juga mendapatkan pengetahuan di strategi

pemasaran offline yaitu membangun outlet, membuat iklan cetak

sebagai langkah promosi, mengikuti event acara besar, membagikan

voucer potongan harga, menjadi sponsor acara besar, dan mengikuti

pameran sebagai langkah promosi. Adapun secara lengkap

pembahasan mengenai hasil yang diperoleh dari tiap kegiatan

tercantum dalam booklet panduan pemasaran.

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 139


JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Januari (Minggu ke-)


No Uraian Kegiatan
1 2 3 4
Menentukan waktu yang tepat dan lokasi
1
Penyuluhan pendampingan
Penetapan materi, media dan metode
2
penyuluhan
3 Koordinasi dengan dinas terkait
4 Pelaksanaan
5 Laporan Kegiatan

6. PENGESAHAN

No Uraian Nama Tanda


. Tangan
1. Koordinator PEN

2. Penanggung Jawab
Kegiatan

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 140


IV. PENYELESAIAN KEGIATAN

4.1 Ketentuan Umum

1. Pelaksana yaitu mahasiswa atau alumni yang bertanggung jawab

dalam pelaksanaan pendampingan di lokasi wilayah BPP. Tugas

Pelaksana sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kerja pendampingan

b. Melakukan kemitraan dengan penyuluh pertanian, KCD/Mantri

Tani, POPT, Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Operator

IT, dan fungsional bidang pertanian lainnya

c. Membuat laporan kegiatan pendampingan sesuai lokasinya

yang disampaikan kepada pembimbing

2. Koordinasi dengan BPP serta pemerintah daerah satempat

dikawasan NGWASONDAT (Ngancar, Wates, Plosoklaten dan

Kandat)

3. Pelaksanaan Identifikasi Potensi wilayah di kawasan

NGWASONDAT (Ngancar, Wates, Plosoklaten dan Kandat)

4. Pelaksanaan Forum Group Discusion dengan para petani untuk

mengetahui apa yang dialami oleh petani dan permasalahan yang

ada di lapangan

5. Pembuatan Matriks SWOT untuk melihat permasalahan yang

sedang di hadapi para petani terutama petani nanas

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 141


6. Sosialisasi tantang pentingnya Market Place dan juga cara

pembuatan akun Shoope sebagai Market Place yang di Pilih untuk

penjualan nanas

7. Uji kesuburan tanah untuk mkengetahui kandungan N P serta K

sebagai pertimbangan pemilihan pupuk organik yang tepat untuk

perbaikan lahan pada lahan petani nanas yang menggunakan tetes

amina senagai pupuk instan

8. Penyuluhan tentang pupuk Bokashi, POC dan juga Mol sebagai

bahan subtitusi tetes Amina

9. Pelatihan cara pembuatan selai nanas dengan bahan pengawet

alami untuk meningkatkan usaha olahan nanas

10. Pembuatan Petunjuk Teknis pelaksanaan Kegiatan yang dapat

dilaksanakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

petani nanas di kawasan NGAWASONDAT

11. Pembuatan Laporan Hasil Pelaksanaan Program PEN

12. Pembuatan Video Pelaksanaan Kegiatan Program PEN

PETUNJUK TEKNIS PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL 142

Anda mungkin juga menyukai