TRIWULAN 3
JULI s/d SEPTEMBER 2019
RSSD
RUMAH SAKIT
SOEDARSONO DARMOSOEWITO
Jl. Hang Kesturi KM 4.5 Kawasan
Industri Terpadu Kabil Batam
Telp. 0778 - 711960
Email: rssd.batam@gmail.com
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat sistem surveilans
sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya Rumah sakit mempunyai peran
strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena
rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis rumah
sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.
Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan
antiseptik pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge
dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene
untuk petugas kesehatan dengan my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan
sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah
bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah
bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien.
1. Maksud :
Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).
2. Tujuan :
a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan
handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan (hand
hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand hygiene)
dengan 6 langkah dalam 5 momen.
d. Mendapatkan data tentang gambaran kepatuhan cuci tangan dan ketersidaan
fasilitas cuci tangan
C. PENGERTIAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh seluruh pegawai
rumah sakit terutama orang yang terlibat dalam perawatan pasien. Untuk menanggapi hal ini, Tim
PPIRS Jiwa Aceh melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci tangan kepada petugas RS Jiwa
Aceh yang bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini
berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand hygiene (lima
momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO.
Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan (PPA) dan orang
yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan audit hand hygiene. Data
dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar observasi. Lembar observasi berisi check list
untuk melihat praktik hand hygiene yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian
lima momen cuci tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action
setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian Fasilitas cuci tangan juga
menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang berisi item-item yang perlu
diamati menggunakan cheklist.
D. HASIL KEGIATAN
1. ANGKA KEPATUHAN CUCI TANGAN
50
40
30
20
10
0
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
PATUH 81 78 82
TIDAK PATUH 19 22 18
TARGET 75 75 75
Berdasarkan data pada Gambar 1, menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand Hygiene di RSSD
pada Triwulan 3 menunjukkan peningkatan. Angka kepatuhan Hand Hygiene pada bulan Juli
sebesar 81%, menurun pada bulan asustus 78%, dan kembali meningkat pada bulan September
meningkat sebesar 82%.. dengan demikian angka kepatuhan rata-rata selama Triwulan 3 2019 telah
melampaui dari target yang ditentukan lebih dari atau sama dengan 75%.
1. ANGKA KEPATUHAN CUCI TANGAN BERDASARKAN MOMENT
ANGKA KEPATUHAN HH
BERDASARKAN 5 MOMEN
140
120
100
80
60
40
20
0
M1 M2 M3 M4 M5
PERCENT RATE
ANGKA KEPATUHAN HH
BERDASARKAN 5 MOMEN
30.0
25.0
PERSENTASE
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
M1 M2 M3 M4 M5
% 26.7 12.3 13.3 23.5 24.2
Berdasarkan data pada grafik 3, menunjukkan bahwa rata-rata angka kepatuhan hand hygiene
berdasarkan moment, kepatuhan yang tertinggi pada moment ke 1 sebelum Kontak dengan pasien
sebesar 26.7% dan yang terendah adalah moment 2 sebelum tindakan aseptic sebesar 12.3 %
E. ANALISA DAN EVALUASI
1. Berdasarkan hasil laporan diatas terhadap kepatuhan kebersihan tangan (hand hygiene)
petugas bulan Juli – September 2019 di RSSD telah meningkat dan melampaui batas
standar yaitu rata-rata 80 %, sedangkan standar atau target yang diharapkan yaitu ≥75%.
Ini menunjukkan kepatuhan petugas RSSD dalam melakukan cuci tangan telah meningkat
dari bulan bulan sebelum nya.
2. Angka kepatuhan cuci tangan paling rendah berdasarkan moment adalah moment 2 yaitu
sebelum tindakan aseptic.
G. PENUTUP
Pemahaman petugas IPCN tentang PPI sudah memadai, dan informasi tentang PPIRS juga
sudah disampaikan ke petugas ruangan, namun untuk merubah perilaku petugas kesehatan juga
harus didukung oleh ketersediaan fasilitas cuci tangan untuk kepentingan pasien dan rumah sakit
tentunya.
Hasil akhir yang diharapkan dari meningkatnya kepatuhan petugas RSSD dalam kebersihan
tangan ini adalah tidak terjadinya HAIs pada pasien RSSD. Karena kebersihan tangan
merupakan salah satu indicator pacient safety yang harus dijalankan oleh petugas di rumah sakit,
maka meningkatnya kepatuhan petugas dalam cuci tangan juga berarti meningkatnya kualitas
pelayanan RSSD.
Batam,
Tim PPI RS. Soedarsono Darmosoewito
Dibuat Oleh,
Sekretaris Tim PPI