Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN AUDIT PPI

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA


BULAN OKTOBER 2016

A. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan (Depkes RI, 2007).
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama
dirawat di rumah sakit. Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba
patogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan perangkatnya. Akibat
lainnya yang juga cukup merugikan adalah hari rawat penderita yang bertambah,
beban biaya menjadi semakin besar, serta merupakan bukti bahwa manajemen
pelayanan medis rumah sakit kurang bermutu (Darmadi, 2008).
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi
nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau
datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial terus meningkat (Al
Varado, 2000) mencapai sekitar 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien
rawat inap di rumah sakit seluruh dunia (Pedoman PPI Depkes RI, 2008)
Infeksi nosokomial banyak terjadi di seluruh dunia dengan kejdian terbanyak
di Negara miskin dan Negara yang sedang berkembang karena penyakit-penyakit
infeksi masih menjadi penyebab utamanya. Suatu penelitian yang dilakukan oleh
WHO tahun 2006, menunjukkan bahwa sekitar 8,7 % dari 55 Rumah Sakit dari 14
negara di Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik, terdapat infeksi
nosocomial, khususnya di Asia Tenggara sebanyak 10 %.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan bagian kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Citra Husada dalam mewujudkan
terciptanya pelayanan kesehatan yang Optimal berorientasi pada keselamatan pasien.
Komite PPI dalam kegiatan pengendalian dan pencegahan Infeksi di Rumah Sakit
Citra Husada menentukan Indikator Angka Infeksi Hais di Rumah sakit Citra Husada.
Salah satu upaya menurunkan angka Infeksi Hais adalah dengan melakukan Audit PPI
pada Indikator area klinis dan Area Keselamatan Pasien. Audit PPI meliputi berbagai
macam audit lingkungan, audit sampah, Audit Linen, dan Audit Gizi.
Audit Lingkungan adalah Alat manajemen yang berupa evaluasi tentang
kinerja suatu organisasi, sistem manajemen peralatan, metode dan produk bahan
cemaran terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan.
Pengumpulan dan Indikator dilakukan oleh Tim PPI. Setelah di lakukan
Analisis, Hasil Evaluasi di laporkan pada saat rapat koordinasi. Komite PPI memberi
Masukan dan rekomendasi serta melaporkan hasil evaluasi akhir kepada pimpinan
Rumah Sakit Citra Husada.

B. HASIL DAN ANALISIS DATA

MONITORING AUDIT LINGKUNGAN BULAN JUNI DAN


SEPTEMBER 2017 DI RUMAH SAKIT CITRA HUSADA
100.00%
87.50%
66.66% 72.72%
62.50%
45.45% 50.00%
25.00%

JUNI SEPTEMBER

KEPATUHAN PEMBUANGAN LIMBAH RSCH


PENANGANAN PEMBUANGAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH
AUDIT AREA LINGKUNGAN DAN PENGUNJUNG
PENATALAKSANAAN LINEN DAN RUANGAN DI LAUDRY

Data audit Tim PPI pada bulan Juni dan September tahun 2017 di dapatkan data
sebagai berikut :
 Angka Audit kepatuhan pembuangan limbah RSCH: 45,45 % pada bulan juni,
72,72% pada bulan September.
 Angka kepatuhan pembuangan darah dan komponen darah: 25 % pada bulan
juni, 62,50% pada bulan September.
 Angka audit area lingkungan dan pengunjung: 66.66% pada bulan Juni, 100%
pada bulan September.
Analisis data didapatkan bahwa adanya peningkatan kepatuhan dari setiap item
yng di audit oleh tim PPIRS. Peningkatan hal tersebut di karenakan kesadaran tiap
individu terhadap lingkungan sekitar RS, dan

Dari hasil analisis data di atas dapat di simpulkan bahwa factor yang
mempengaruhi rendahnya angka audit Tim PPI di karenakan masih rendahnya
kesadaran tenaga kesehatan melakukan Hand Hygiene, Pemakaian APD,
Penatalaksanaan Sampah dan Linen, Serta Gizi.
Analisis data juga mendapatkan beberapa fakta yang berhubungan dengan
kewaspadaan Isolasi belum di pahami oleh staf dan petugas di lapangan sehinggah
masih mengabaikan prinsip- prinsip / konsep kewaspadaan Isolasi.IPCLN kurang
memahami tentang tata cara pengisian form survey audit PPI.Tidak bisa di laksukan
pemeriksaan kultur kuman pada pasien rawat inap di karenakan tidak tersedianya Lab
MIkrobiologi.

C. SARAN
1. Menggiatkan, memperbanyak frekuensi audit Tim PPI dan sosialisasi Cuci tangan,
untuk ini IPCN dan IPCLN akan berkoordinasi dengan para kepala ruangan untuk
tehnis pelaksanaannya
2. Dilaksanakan diklat dasar PPI untuk IPCLN RS paru Surabaya sehinggah IPCLN
mengetahui prinsip PPI
3. Pertemuan rutin TimPPI RS
4. Merekomendasikan tersedianya Laboratorium Mikrobiologi
5. Melakukan sosialisasi kepada para dokter dan melakukan advokasi kepada
pimpinan RS tentang pentingnya pemeriksaan kultur Kuman pada pasien rawat
inap di RS Paru Surabaya

D. PENUTUP

Demikian laporan hasil audit PPI di buat agar menjadi bahan pertimbangan
untuk beberapa kebijakan yang menyangkut PPI RS Paru Surabaya

Surabaya,Oktober 2016
Mengetahui Sekretaris Komite PPI
Ketua Komite PPI

dr. Siti Nuryati Sp.PK Lilis Suryani,Skep.Ns,M.M


Nip. 19650924 199603 2001 Nip.19771027 199703 2001

Anda mungkin juga menyukai