Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN AUDITING

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan

Asti Widita Palupi 175020301111009 085236338053


Ananda Pratama Putra 175020301111025 083848744073
Anggi Nuthfatin Fara D. 175020301111034 082233998537
Ade Rizky Aulia 175020301111039 082134609391
Nuri Maulida 175020301111040 081379823515
Renata Dea Puspita 175020301111042 081217236824

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
PENGERTIAN AUDITING
A. Pengertian Audit
Menurut PSAK, Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas pernyataan (asersi) tentang berbagai aktivitas
dan kejadian-kejadian ekonomi yang bertujuan untuk melihat bagaimana tingkat korelasi
antara pernyataan (asersi) dengan kenyataan yang ada di lapangan serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi.
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,
sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan
tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa
subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik
yang telah disetujui dan diterima.
Asersi adalah representasi manajemen mengenai kewajaran laporan keuangan. Auditing
Standards Boards (ABS), telah mengklasifikasikan asersi laporan keuangan sebagai berikut.
Existence atau occurance berhubungan dengan apakah aktiva atau uang entitas ada pada
tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu
Completeness menyatakan apakah semua akun yang harus disajikan dalam laporan
keuangan pada kenyataannya sudah dicantumkan
Rights and Obligations berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak entitas dan
utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu
Valuation atau allocation berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang semestinya
Presentation and Disclosure berhubungan dengan apakah komponen-komponen
tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya

B. Perbedaan Auditing dan Akuntansi (Accounting) dan Tahap-Tahap Audit


1. Perbedaan Auditing dan Akuntansi (Accounting)
Terdapat beberapa perbedaan antara auditing dengan akuntansi, yaitu :
Auditing Akuntansi
Sifat Analitis : melakukan pemeriksaan Sifat konstruktif : penyusunan laporan
laporan keuangan. keuangan.
Dilakukan oleh akuntan publik Dilakukan oleh pegawai akuntansi di
suatu perusahaan.
Berpedoman pada Standar Profesional Berpedoman pada SAK-ETAP atau
Akuntan Publik, Kode Etik Profesi IFRS
Akuntan Publik dan Standar
Pengendalian Mutu.

2. Tahapan-Tahapan Audit
Tahapan-tahapan audit dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kantor Akuntan Publik(KAP) dihubungi leh calon pelanggan yang membutuhkan
jasa audit.
b. KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk membicarakan
 Alasan perusahaan melakukan pengauditan
 Apakah sebelumnya perusahaan pernah diaudit oleh KAP lain.
 Apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum perusahaan.
 Apakah data akuntansi perusahaan di proses secara manual atau bantuan
komputer.
 Apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapi.
c. KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal)
d. KAP melakukan audit field work (pemeriksaan lapangan) di kantor klien.
e. KAP membuat final audit report
f. Selain membuat audit report, KAP juga membuat Management Letteryang isinya
memberitahukan kepada manajemen mengenai kelemahan pengendalian internal.

Empat fase standar model proses audit (Hayes dkk., 2014):


1. Fase penerimaan klien
Tujuan fase ini adalah menentukan, baik penerimaan dari klien maupun
penerimaan oleh klien. Tentukan apakah akan menerima klien baru atau
melanjutkan kerja sama dengan klien yang sudah ada sebelumnya, serta tipe dan
jumlah staf yang dibutuhkan.
Prosedur-prosedur dalam penerimaan klien antara lain:
 Mengevaluasi latar belakang klien dan alasan melakukan audit.
 Menetukan apakah auditor mampu memenuhi persyaratan etika terkait klien
yang akan diaudit.
 Menentukan kebutuhan atas pekerjaan profesional lainnya.
 Komunikasi dengan auditor sebelumnya (predecessor auditor).
 Penyusunan proposal klien.
 Memilih staf untuk melakukan audit
 Memperoleh surat penugasan
2. Fase perencanaan
Tujuan fase ini adalah menentukan jumlah, serta tipe bukti dan reviu yang
diperlukan untuk meyakinkan auditor bahwa tidak terdapat salah saji material
dalam laporan keuangannya.
Prosedur-prosedur dalam perencanaan:
 Melakukan prosedur audit untuk memahami entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internal yang dilakukan entitas.
 Menilai risiko salah saji material atas laporan keuangan.
 Menentukan materialitas.
 Menyusun memorandum perencanaan dan program audit, yang mana di
dalamnya memuat respons auditor terhadap risiko-risiko yang telah
diidentifikasi.
3. Fase pengujian dan bukti
Tujuan fase ini adalah menguji bukti yang mendukung pengendalian internal
dan kewajaran laporan keuangan.
Prosedur-prosedur dalam pengujian dan bukti:
 Pengujian atas pengendalian.
 Pengujian substantive atas transaksi-transaksi.
 Prosedur analitis.
 Pengujian atas rincian saldo
 Penelusuran atas kemungkinan liabilitas yang belum/tidak dicatat.
4. Fase Evaluasi dan pelaporan
Tujuan fase ini adalah menyelesaikan prosedur audit dan memberikan opini.
Prosedur-prosedur dalam evaluasi dan pelaporan:
 Mengevaluasi bukti tata kelola.
 Melakukan sejumlah prosedur untuk mengidentifikasi peristiwa-peristiwa
setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
 Mereviu laporan keuangan dan materi-materi laporan lainnya.
 Melakukan prosedur penyelesaian.
 Menyusun hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian rekan (matters for
attention of partners).
 Melaporkan ke dewan direksi
 Menyusun laporan audit.

C. Mengapa Diperlukan Audit?


Dalam perusahaan laporan keuangan perlu diaudit untuk memberikan informasi tentang
perusahaan. Seperti halnya untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak mengenai informasi
akuntansi tentang persediaan barang dagang maka dibutuhkan pengujian kesesuaian antara
praktek akuntansi persediaan barang dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Terdapat beberapa alasan mengapa audit diperlukan, diantaranya ialah :
 Jika tidak diaudit ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut mengandung
kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja.
 Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa pengecualian dari
KAP (Kantor Akuntan Publik) berarti pengguna laporan keuangan akan yakin bahwa
laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material.
 Mulai dari tahun 2001 perusahaan yang asetnya 25.000.000.000 keatas harus
memasukkan Audit Financial Statement ke departemen perdagangan dan perindustrian.
 Perusahaan yang sudah GO PUBLIC harus memasukkan audit laporan keuangan
keBAPEPAM-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Laporan Keuangan) paling lambat
90 hari setelah tahun buku.
 SPT yang didukung oleh audit laporan keuangan lebih dipercaya oleh pihak pajak
dibandingkan dengan laporan keuangan yang belum diaudit.

D. Jenis-Jenis Audit
1. Menurut Luasnya Pemeriksaan :
 Pemeriksaan Umum (General Audit), yaitu suatu pemeriksaan umum atas laporan
keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang indepeden dengan
maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.
 Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang hanya
terbatas pada permintaan auditee (organisasi atau lembaga yang sedang diaudit disebut
juga dengan client) yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan
memberikan opini terhadap bagian dari laporan keuangan yang diaudit, misalnya
pemeriksaan terhadap penerimaan kas perusahaan.
2. Menurut Jenis Pemeriksaan :
 Audit Operasional (Management Audit), yaitu suatu pemeriksaan terhadap kegiatan
operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional
yang telah ditetapkan oleh manajemen dengan maksud untuk mengetahui apakah
kegiatan operasi telah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.
 Pemeriksaan Ketaatan (Complience Audit), yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui apakah perusahaan telah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan maupun
pihak ekstern perusahaan.
 Pemeriksaan Intern (Internal Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian
internal audit perusahaan yang mencakup laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan yang bersangkutan serta ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan.
 Audit Komputer (Computer Audit), yaitu pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) terhadap perusahaan yang melakukan proses data akuntansi
dengan menggunakan system Electronic Data Processing (EDP).
3. Menurut Kelompok atau Pelaksana Audit :
 Auditor Eksternal, yaitu auditor independen yang bekerja untuk Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang statusnya diluar struktur perusahaan yang mereka audit. Pada
umumnya auditor eksternal menghasilkan audit atas laporan keuangan.
 Auditor Internal, yaitu auditor yang bekerja untuk perusahaan yang mereka audit. Pada
umumnya auditor internal menghasilkan audit manajemen termasuk pemeriksaan
ketaatan.
 Auditor Pajak, yaitu auditor yang bertugas melakukan pemeriksaan ketaatan wajib
pajak yang diaudit terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.
 Auditor Pemerintah, auditor yang menilai kewajaran informasi keuangan yang disusun
oleh instansi pemerintahan. Selain itu, audit juga dilakukan untuk menilai efektifitas,
efisiensi, dan ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah.
Auditing yang dilaksanakan oleh pemerintah dapat dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangaunan
(BPKP).

E. Profesi Akuntansi di Indonesia dan di Negara Lain


Profesi akuntansi dapat dikatakan terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Akuntan Pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, mengajar
dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi, serta melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, contohnya Dosen.
2. Akuntan Non Pendidik
 Dalam Negeri (Lokal)
a. Akuntan Publik (Public Accountant)
Adalah akuntan yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan RI untuk
memberikan jasa audit umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja, dan
audit khusus serta jasa dalam bidang non atestasi lainnya seperti jasa konsultasi,
jasa kompilasi, dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan
keuangan. Akuntan publik juga dikenal sebagai akuntan eksternal yaitu akuntan
independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu, mereka
bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan.
b. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan, organisasi, atau lembaga
tertentu dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern perusahaan untuk
membantu pengelola perusahaan.
c. Akuntan Manajemen/ Perusahaan
Adalah akuntan yang bekerja dalam penyusunan sistem akuntansi, penyusunan
laporan akuntansi kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan, penyusunan
anggaran, menangani masalah perpajakan dan melakukan pemeriksaan intern.
d. Akuntan Pemerintah (Government Accountant)
Adalah akuntan yang bekerja pada badan atau lembaga pemerintah seperti di
kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas
Keuangan (BPK), Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain.
e. Konsultan SIA/ SIM, dan lain-lain.
Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan di luar
pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan. Seorang konsultan
SIA/ SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi
disamping mengusai ilmu akuntansi.
 Luar Negeri (Internasional)
a. Certified Public Accountant (CPA)
CPA adalah gelar bagi akuntan yang telah lulus Uniform Certified Public
Accountant Examination dan telah menempuh pendidikan di beberapa negara dan
persyaratan pengalaman untuk sertifikasi sebagai CPA. Seseorang yang telah lulus
ujian namun belum terpenuhi syarat pengalamannya maka belum diizinkan sebagai
”CPA Aktif”. Di negara bagian AS lainnya, hanya CPA yang dapat memberikan
pendapat terhadap laporan keuangan.
b. Chartered Financial Analyst (CFA)
CFA adalah gelar profesi yang menunjukkan kompetensi dan integritas dalam
bidang portofolio management dan investment analysis. CFA Program disponsori
oleh CFA Institute, Charlottesvile, Virginia, USA. Ujian CFA pertama kali
diadakan pada tahun 1963. Dalam perjalanan waktu, CFA telah menjadi gelar
profesi yang diakui secara internasional, dan menjadi kriteria profesional, yang
dipakai oleh dunia usaha dan kalangan investor, untuk para ahli yang berkecimpung
di dalam bidang investasi. Para pemegang CFA sangat dibutuhkan dalam berbagai
bidang antara lain dalam manajemen investasi, perusahaan konsultan, investment
bankers, asuransi, dana pensiun, perbankan dan institusi keuangan lainnya.
c. Certified Internal Auditor (CIA)
CIA adalah sebutan profesional utama yang ditawarkan oleh The Institute of
Internal Auditors (The IIA). Peruntukan CIA adalah diakui secara global, sertifikasi
bagi auditor internal dan merupakan standar individu yang dapat menunjukan
kompetensi dan profesionalisme dibidang audit internal. Kualifikasi CIA
dimaksudkan untuk menunjukan pengetahuan profesional dari profesi audit
internal. Banyak CIA sekarang adalah senior manajer audit internal, wakil presiden,
direksi, dan kepala audit eksekutif di atas perusahaan-perusahaan MNC global yang
memegang kontrol fungsi audit internal dimasing-masing perusahaan.
d. Certified General Accountant (CGA)
CGA adalah sebutan untuk profesional yang masuk dalam keanggotaan CGA
Association of Canada (CGA-Canada) atau asosiasi CGA negeri lainnya. Seorang
CGA adalah akuntan profesional yang sangat memiliki keahlian di bidang
keuangan, perpajakan, strategi bisnis, audit, manajemen dan kepemimpinan bisnis.
Seorang CGA harus memenuhi syarat pendidikan, pengalaman dan tes yang
diberlakukan secara teratur oleh CGA kanada. Para CGA bekerja diseluruh bidang
industri dunia, perdagangan, keuangan, pemerintah, praktek umum, dan sektor
nirlaba.
e. Chartered Accountant (CA)
CA adalah lembaga profesional pertama yang dibentuk oleh para akuntan,
awalnya didirikan di inggris pada 1854. CA bekerja disemua bidang bisnis dan
keuangan. Beberapa CA malah terlibat dengan praktek umum, dan yang lain
bekerja di sektor swasta dan ada pula yang dipekerjakan oleh badan pemerintah.
Chartered Accountants Institute mengharuskan kepada semua anggotanya untuk
melakukan pengembangan profesional agar dapat tetap berada diurutan depan
dibanding lembaga lain.
F. Peer Review
Dalam menjaga mutu audit dan mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan audit telah
dilakukan sesuai dengan standar audit, maka perlu adanya peer review. Peer Review adalah
suatu penelaahan kembali atas pekerjaan auditor dan operasi yang dilakukan oleh suatu KAP
oleh sesama auditor. Orang yang melakukan penelaahan sejawat disebut penelaah sejawat
atau mitra bestari (peer reviewer). Menurut AICPA, Peer Review dilakukan setiap 3 tahun
sekali atas praktek akuntansi dan audit.
Tujuan peer review adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang di
review telah mengembangkan prosedur dan kebijakan yang cukup atas ke 5 unsur
pengendalian mutu dan diterapkan pada praktiknya. 5 unsur pengendalian mutu yaitu:
1. Independensi, integritas, dan obyektivitas artinya semua auditor harus memelihara sikap
independen baik dalam kenyataan maupun dalam penampilan, melaksanakan seluruh
tanggung jawab profesional dengan integritas yang tinggi, dan memelihara objektivitas
dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya.
2. Manajemen kepegawaian artinya KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu personalia untuk memberikan keyakinan bahwa semua orang yang
diperkerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga dapat melakukan penugasan
secara kompeten.
3. Penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan artinya KAP harus menetapkan
kebijakan dan prosedur untuk memutuskan apakah akan menerima klien baru atau
mempertahankan klien lama.
4. Kinerja Penugasan artinya harus ada kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan oleh staf audit memenuhi standar profesional yang
berlaku, persyaratan perundang-undangan, dan standar pengendalian mutu perusahaan.
5. Pemantauan artinya harus ada kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan bahwa
keempat elemen pengendalian mutu lainnya diterapkan secara efektif.

Selain 5 unsur pengendalian mutu, peer review juga melakukan penelaahan atas (a)
Relevansi dan kepatuhan dengan kebijakan dan prosedur; (b) Kecukupan materi pedoman
dan bantuan praktek; (c) Efektifitas program pengembangan profesional.
KAP yang menjalani peer review juga memperoleh manfaat jika ia dapat meningkatkan
mutu praktik auditnya dan sekaligus dapat meningkatkan reputasi dan mengurangi
kemungkinan timbulnya tuntutan hukum.

Anda mungkin juga menyukai