Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini bisa
diselesaikan.
Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah Psikologi yang diampuh oleh .

Selanjutnya penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak


yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari para pembaca agar kelak bisa
berkarya dengan lebih baik.
Akhirnya penyusun berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang budiman. Amin.

Bandung, 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

LATAR BELAKANG ......................................................................................... 3

RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 3

TUJUAN ............................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

A. PSIKODINAMIKA ..................................................................................... 4

1. Sejarah ...................................................................................................... 4

2. Definisi ..................................................................................................... 5

3. Tokoh & Teori .......................................................................................... 5

4. Metode Terapi .......................................................................................... 7

B. BEHAVIORISTIK ..................................................................................... 11

1. Definisi ................................................................................................... 11

2. Tokoh & Teori ........................................................................................ 12

a. Ivan Pavlov ............................................................................................. 11

b. Thorndike ............................................................................................... 12

c. John B Watson........................................................................................ 12

3. Metode Terapi ........................................................................................ 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

A. KESIMPULAN TEORI ............................................................................. 16

1. PSIKODINAMIKA/PSIKOANALISIS ................................................. 16

2. TEORI BEHAVIORISTIK .................................................................... 17

B. KESIMPULAN METODE TERAPI ......................................................... 17

1. METODE TERAPI PSIKOANALISIS .................................................. 17

2. METODE TERAPI BEHAVIORISTIK ................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18


BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Ilmu tentang jiwa manusia atau kondisi psikis manusia memang
sudah menjadi perbincangan para cendikiawan sejak dahulu.
Mulai dari ilmu ini menjadi sebuah kajian dibawah ilmu Filsafat, sehingga
menjadi Ilmu atau objek kajian yang berdiri sendiri.
Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam dunia ilmu
Begitu pula dalam objek kajian ini, ada berbagai macam aliran teori dan
ada berbagai metode terapi pula yang dihasilkan teori-teori tersebut.
Oleh karena itu, dalam makalah ini, kita akan membahas proses
perkembangan ilmu ini, hingga ke 2 aliran besar dalam ilmu ini, yaitu
aliran Psikoanalisis dan Psiko Behavioristik.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah berdirinya teori Psikodinamika dan teori Behavioristik?
2. Apa yang dimaksud Psikodinamika dan Behavioristik?
3. Apa peran Psikodinamika dan Behavioristik ?
4. Bagaimana Terapi yang digunakan kedua aliran ini?

TUJUAN
1. Memahami Teori Psikodinamika dan Behavioristik baik latar belakang
berdirinya hingga definisinya
2. Dapat mengidentifikasi jenis-jenis terapi berdasarkan aliran
pemahamannya.
BAB II PEMBAHASAN

A. PSIKODINAMIKA

1. Sejarah
Pada tahun 1880 Dr. Breuer, seorang dokter urat syaraf, mengobati
Anna O, seorang gadis wina, yang sakit hysteri dengan keadaan yang
sangat aneh yaitu :
a. Lengan kanan nya lumpuh
b. Kesadarannya terganggu
c. Bahasannya sendiri dilupakan dan hanya berbahasa inggris
d. Hari ia selalu dalam keadaan setengah tidur dan selalu mengatakan sesuatu
yang rupa rupanya ada hubungan nya dengan peristiwa di masa lalu.

Dengan kata katanya inilah Breuer bertanya jawab dengan pasiennya


dengan keadaan setengah tidur ( hypnose ) itu. Lalu pasiennya bercerita
pada waktu itu ayahnya sedang sakit parah, dan dia menunggu sampai
ketiduran dan dia bermimpi bertemu seekor ular yang menuju kearah
ayahnya, ia ketakutan, karena dia takut mengganggu ketenangan ayahnya ,
ahirnya rasa takut itu ditekan dalam hatinya. Ketika ia ingin mengusir ular
itu, tiba tiba dia tidak dapat menggerakannya dan ia berdoa agar ayahnya
tidak digigit ular itu, tetapi ia lupa kata kata di dalam doa itu, yang dia
ingat adalah doa doa yang diajarkan pasa saat dia masih kecil dan dengan
bahasa inggris. Dari hal ini, breuer menyimpulkan :
1. Penyakit histeri bukan karena keadaan jasmani melainkan karena
emosi yang sangat kuat, yang menyertai peristiwa peristiwa masa lalu
dan di tekannya.
2. Penyakit itu dapat diobati dengan jalan mengingatkan kembali
kejadian kejadian yang lalu yang disertai emosi yang kuat itu keluar
dari tekanannya.

Mula mula Freud menyetujui metode penyembuhan Breuer, yaitu


dengan menghilangkan sebab sebab yang sebenarnya, dengan jalan
menceritakan, tapi kemudian Freud tidak menyetujuinya karena
dengan cara demikian akan menjadi sifat menggantungkan diri dari
pasien kepada dokternya seperti halnya anak yang jatuh cinta pada
Breuer. Karena itu si pasien tidak diobati dengan keadaan setengah
sadar, melainkan harus dalam keadaan sadar.

2. Definisi
Teori psikodinamika adalah suatu tipe teori yang berusaha
memaparkan betapa kepribadian itu berkembang dan menjelaskan
bagaimana proses proses yang mendasarinya saling berinterasi untuk
menentukan bentuk tingkah laku. Teori ini menekankan pentingnya
kekuatan internal seperti influs influs, emosi emosi, dan menduga
bahwa kepribadian itu berkembang terus selama orang orang
memecahkna konflik konflik diantara kekuatan kekuatan ini.

3. Tokoh & Teori


1. Sigmund Freud

Nama lengkapnya ialah Sigmund Freud, ia lahir Di Moravia pada


tanggal 6 Mei 1856, dan Wafat Di London pada tanggal 23 September
1939. ia berasal dari Keluarga yang menganut agama Yahudi. ia memiliki
satu Istri yang bernama Martha Barneys dan dikaruniai enam orang anak.
Sala satu putrinya yang bernama Anna Freud menjadi penganut
Freudianisme.
TEORI TEORI INTI PSIKOANALISIS

a. Struktur Kepribadian
Menurut pandangan psikoanalisis, struktur kepribadian terdiri dari
tiga sistem,yaitu id,ego dan super ego.
- Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan dorongan
biologis manusia pusat insting ( Rakhmat, 1994 : 58 ). Id selalu
berprinsip memenuhi kesenangannya sendiri ( pleasure principle ) ,
termasuk di dalamnya naluri seks dan agresivitas (Sarwono, 1997 : 58 ).
Ada dua jenis insting atau naluri, yaitu :
 Eros (Naluri kehidupan untuk mempertahankan kelangsungan individu
atau spesies)
 Tanatos ( Naluri kematian , dorongan untuk menghancukan yang ada pada
setiap manusia dan dinyatakan dalam perkelahian , pembunuhan,
perangsadisme dan sebagainya ).
- Ego adalah mediator antara hasrat hasrat hewani dan tuntutan rasional
dan realistik. Ego lah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan
hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional ( pada pribadi
yang normal ). Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas. Ego berfungsi
menjembatani tuntutan Id dengan realistis di dunia luar.
- Super ego berisi kata hati atau conscience. Kata ini berhubungan dengan
lingkungan sosial dan mempunyai nilai nilai moral sehingga merupakan
kontrol atau sensor terhadap dorongan dorongan yang datang dari Id.
Super Ego menghendaki agar dorongan dorongan tertentu saja dari Id
yang direalisasikan ; sedangkan dorongan dorongan yang tidak sesuai
nilai nilai moral, tetapi tidak dipenuhi. Karena itu, ada semacam
kontradiksi antara Id dan Super Ego yang harus dapat memenuhi tuntutan
kedua sistem kepribadian lainnya ini secara seimbang. Kalau Ego gagal
menjaga keseimbangan antara dorongan dari Id dan larangan larangan
dari Super Ego, individu yang bersangkutan akan menderita konflik batin
yang terus menerus ; dan konflik ini akan menjadi dasar dan neurose.

Freud sebagai pencipta teori psikoanalisis dan sekaligus teori kepribadian,


mempunyai pendapat yang radikal dalam dunia psikologi. Memahami teori
psikoanalisis Freud yang kemudian disebut juga sebagai Freudianisme adalah
sebagai suatu Paham dalam psikologi. Pendapat freud mengenai hidup nafsu
seksual pada manusia.
Freud berpendapat bahwa nafsu seksual bukan baru tumbuh pada waktu anak
menginjak masa balig, melainkan telah ada sejak anak itu masih bayi, dan
perkembangannya melaluibeberapa fase. Yaitu :
1. Fase oral erotic, yaitu fase dimana anak kecil mencari kenikmatan itu
dimulutnya. Fase ini tumbuh sejak anak menyusu pada ibunya, dan
berlangsung kurang lebih berumur 2 tahun. Inilah yang menyebabkan
benda yang ditangkap anak pada umur 2 tahun itu selalu dimasukkan
kedalam mulutnya.
2. Fase anal erotic, yaitu satu fase dimana anak mencari kenikmatan di anus (
dubur ) nya. Karena itulah maka anak anak yang berumur 2-3 tahun suka
sekali menahan kotorannya pada anusnya.
3. Fase genetal erotic, yaitu suatu fase dimana anak telah menemukan rasa
kenikmatannya pada alat kelaminnya. Di fase ini, anak mengalami tiga
fase lagi, sampai ia menjadi dewasa yaitu :
a. Fase phallis, ( fase genetal mula ) Artinya anak telah menemukan
kenikmatan pada genetalnya, meskipun genetalnya itu belum dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
b. Fase latent, ( sexualitas infansil ), Artinya nafsu seksual yang terdapat
pada anak kecil.
c. Fase genetal pubertas, ialah suatu fase dimana genetal anak telah dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.

4. Metode Terapi
Sebagaimana yang kita ketahui, pendiri psikodinamika/psikoanalisis
adalah seorang dokter psikiatri yaitu Sigmund Freud. Yang mengemukakan
pendapat bahwa system kejiwaan manusia kebanyakan terdiri dari alam bawah
sadar.
Psikoanalisis mempunyai 3 aspek, yaitu :
1. Metode penelitian psikis
2. Tehnik pengobatan gangguan psikis
3. Teori kepribadian
Dan dalam pergerakannya, Psikoanalisis memiliki beberapa prinsip :
1. Prinsip Konstansi, artinya psikis manusia cenderung mempertahankan
kuantitas konflik didalam dirinya pada taraf serendah mungkin atau pada
titik stabil. Dengan kata lain, kondisi psikis manusia ada pada keadaan
konflik permanen
2. Prinsip kesenangan, yang berarti kondisis psikis manusia lebih
menginginkan kesenangan
3. Prinsip Realitas, yaitu kesenangan cenderung disesuaikan dengan
kehidupan nyata.
Dari teori-teori di atas muncullah pendapat Freud bahwa potensi manusia
dipengaruhi oleh Id, Ego, dan Super-Ego. Yang kemudian akan dipengaruhi
oleh insting dan kecemasan yang mendinamiskan kepribadian. Yang akan
menghasilkan situasi-situasi sbb :
1. Tekanan (Repression) yang terjadi bilamana pemilihan objek dipaksa
keluar dari keinginan atau kesadaran ego. Atau tekanan yang terjadi pada
id, ego, dan super ego yang menimbulkan kecemasan. Contohnya
seseorang yang ingin bermain bebas tapi ia mengalami kelumpuhan.
2. Proyeksi yaitu jika terjadi kecemasan yang ditimbulkan id dan super-ego
maka ego coba melemparkan hal itu kepada objekluar untuk meredakan
kecemasan itu
3. Pembentukan reaksi apabila ego mendapat tekanan sehingga menimbulkan
kecemasan, maka ego mengalihkan kecemasan tersebut kepada lawannya.
4. Fiksasi yaitu terhambatnya perkembangan seseorang pada fase tertentu.
Karena adanya kecemasan berlebihan karena perasaan yang tidak realistic.
Contohnya ia takut keluar rumah karena kegelapan malam.
5. Regresi yaitu mundurnya potensi atau perkembangan kepribadian
seseorang karena mengalami kegagalan dan kecemasan.misalnya seorang
dewasa menangis berguling-guling layaknya anak kecil karena anaknya
tewas tertabrak mobil.
6. Kemudian adanya Insting hidup (semangat untuk hidup) dan insting mati
(dorongan untuk merusak diri atau orang lain).
Penjelasan di atas merupakan rincian singkat tentang dinamika kepribadian
seseorang. Yang akan menjadi data awal dan pembanding awal dalam proses
terapi.

a. Tujuan terapi
Terapi psikoanalisis bertujuan untuk merekonstruksi kepribadian pasien
dengan cara mengembalikan lagi hal yang tidak disadari menjadi disadari
kembali. Terutama pada titik pengalaman-pengalamanpasien pada usia 2-5
tahun. Pengalaman itu ditata disusun, didiskusikan, dianalisis dan
ditafsirkan kembali dengan harapan akan merekonstruksi kepribadian
pasien

b. Fungsi therapist
Dalam tehnik terapi psikoanalisis atau dinamika, terapis berperan anonym
dan berusaha agar pasien tidak mengenalnya. Dengan harapan pasien
dapat merefleksikan perasaannya dengan maksimal kepada terapis, yang
nantinya akan menjadi bahan pertimbangan konselor.
Proses secara umum adalah terapis mendengarkan penjelasan pasien
kemudian memberikan penafasiran-penafsiran dari penjelasan pasien
tersebut. Namun, hal yang terpenting yang harus diperhatikan adalah
adanya kecenderungan resistensi dari pasien, yaitu keadaan dimana ia
secara spontan melindungi hal-hal yang tidak mengenakkan akibat
intreperetasi dari terapis.
Jadi, secara umum fungsi terapis adalah untuk mempercepat proses
penyembuhan pasien.

c. Proses Terapi
Secara sistematis, proses terapi adalah sebagai berikut :
1. Pembinaan hubungan untuk proses terapi pada tahap awal
2. Tahap dimana pasien mengalami kesulitan untuk mengemukakan
masalahnya, dan melakukan transferensi
3. Tilikan mengenai masa lalu pasien terutama masa golden age (2-5
tahun) dan masa kanak-kanaknya
4. Pengembangan sikap resistensi untuk pemahaman diri
5. Pengembangan transferensi antara therapist dan pasien. Transferensi
adalah apabila pasien menghidupkan lagi pengalaman tentang cinta,
seksualitas, kebencian, kecemasan yang masih terbawa bayangannya
sampai sekarang dan dilemparkan pada therapist. Pada posisi ini,
biasanya pasien akan mencintai atau membenci therapist.
6. Melanjutkan lagi hal-hal resistensi
7. Menutup proses terapi
d. Metode Terapi
Ada 5 metode dasar terapi psikoanalisis/psikodinamika
1. Asosiasi bebas
Pasien diusahakan menjernihkan atau mengikis alam bawah sadarnya
mulai dari pengalaman hingga pemikiran sehari-harinya saat ini
sehingga ia mudah mengungkap masa lalunya.
Tujuannya adalah untuk mengungkap pengalaman masa lalu dan
memutus kesinambungan emosi-emosi traumatic pada masa itu. Hal
ini juga disebut Katarsis
2. Interpretasi
Tehnik untuk menganalisis Asosiasi bebas, transferensi, mimpi, dan
resistensi pasien.
Terapis menetapkan, menjelaskan, bahkan menggurui pasien tentang
makna yang terkandung dari mimpi, resistensi, asosiasi bebas, dll.
Dengan tujuan ego pasien dapat mencerna pemahaman baru dan
mempercepat proses penyembuhan.
3. Analisis Mimpi
Teknik untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan memberikan
kesempatan kepada pasien untuk menilik masalah-masalah yang belum
terpecahkan.
Proses terjadinya mimpi adalah karena diwaktu tidur pertahanan ego
menjadi lemah dan kompleks yang terdesakpun keluar. Freud
mengatakan bahwa mimpi adalah jalan raya dari dari keinginan dan
kecemasan yang diekspresikan secara tidak sadar.
4. Analisis Resistensi
Teknik menyadarkan pasien tentang apa yang menyebabkan sikap
resistensi terjadi padanya. Disini therapist akan menafsirkan sikap itu
kepada pasien
5. Analisis Transferensi
Therapist berusaha supaya pasien mengembangkan transferensi hingga
neurosisnya terutama pada usia lima tahun pertamanya dalam hidup.
Disini konselor bersikap netral, objektif, anonym, dan pasif agar
transferensi sukses.

B. BEHAVIORISTIK

1. Definisi
Behavioristik adalah merupakan suatu pandangan dalam psikologi
pendidikan yang lebih menekankan keberadaan manusia dalam pendidikan
sebagai makhluk yang memiliki aktifitas dalam bentuk perilaku lahiriah
yang bisa diamati, diduga, dan kemungkinan untuk dikendalikan secara
terprogam. Kemunculan aliran ini dalam dunia pendidikan telah mengubah
sebagian besar pemandangan orang waktun itu bahwa psikologi lebih
banyak diarahkan untuk mempelajari hakikat dan selik beluk ruh maupun
aktifitas mental yang tidak dapat diterangkan secara empirik. Dengan
pemunculan aliran ini dalam pembahasan psikolog, maka mulailah tahapan
baru dalam kajian dan penelitian psikologi, yakni pentingnya melihatsuatu
proses pendidikan dalam tataran visual yang dapat diukur dan bersifat
obyektif. Para ahli psikologi sering menyebut aliran behavioristik dengan
menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah tidak lebih dari
makhluk yang senantiasa dikendalikan oleh kebaikan (reward) dan
penguatan (reinfoncement).

a. Ivan Pavlov
Psikologi yang berasal dari Rusia telah menyelidiki cara bekerjanya
kelenjar ludah. Dari hasil penyelidikannya ia ingin membawanya kedalam
ilmu jiwa. Oleh karena itu ilmujiwanya disebut Psychorefleklsolgie,yang
sebenarnya lebih tepat phcyirefleksologie.
Teori
Ivan Pavlof, Melalui percobaan dengan anjing dirumuskan
- Reaksi keluar air liur dengan melihat tanda JR
- Tanda perangsang bersyarat: US
- keluarnya air liur karena makanan :reflek tak bersyarat: UR
b. Thorndike
Teori belajar( dalam teori behavioristik) adalah proses interaksi
antara stimulus reaksi dan respon. Jadi, perubahan tingkah laku akibat
kegiatan belajar dapat berwujud konkrit ataupun tidak konkrit. Teori ini
disebut pula denga teori koneksionisme.
Ada tiga hukum dalam teori ini
1. hukum efek
2. hukum latian
3. hukum kesiapan

2. Tokoh & Teori

c. John B Watson
Proses interaksi antara stimulus dan repon harus dapat diamati dan
diukur. Jadi, walaupun ia mengakui adanya mental dalam diri seseorang
selama dalam proses belajar. Namun ia menganggap hal ini tidak perlu
diperhitungkan karena tidak dapat diamati.
Watson adalah behaviors murni yang menempatkan
psikologinsebagaikajian yang setara dengan kajian exact yang hanya
berorientasi pada pengalaman empirik semata

3. Metode Terapi
Metode terapi behavioral berasal dari 2 konsep, yaitu konsep dari
Ivan Pavlov (Pavlovian) dan B.F. skinner (Skinnerian). Yang pada
awalnya dikembangkan oleh Wolpe (1958) untuk menanggulangi
(memberi treatment) neurosis. Yang mana disini neurosis dijelaskan
sebagai perilaku tidak adaptif dari suatu proses pembelajaran. Yang
artinya, perilaku menyimpang berasal dari hasil lingkungan pembelajaran.
Perilaku diartikan sebagai respon dari stimulus (rangsangan)
eksternal maupun internal. Jadi, tujuan utama terapi behavioral adalah
memodifikasi koneksi dan metode Stimulus-Respon (SR). kontribusi
terbesar behavioral terhadap dunia psikoterapi adalah diperkenalkannya
metode ilmiah perekayasaan lingkungan untuk memodifikasi perilaku
pasien sebagai hasil dari belajar dalam lingkungan tersebut.
Teori Behavioral juga memiliki dasar teori, antara lain :
1. Belajar waktu lalu dalam hubungannya dengan keadaan serupa
2. Keadaan motivasional sekarang dan pengaruhnya terhadap
lingkungan
3. Perbedaan-perbedaan biologic baik secara genetic maupun
karena gangguan factor fisiologik
Skinner memiliki pendapat sendiri tentang perilaku (walaupun terpengaruh
teori SR)
1. Respon tidak selalu hasil dari stimulus, melainkan juga dari
hasil reinforcement
2. Lebih menekankan studi secara individual ketimbang
kelompok
3. Menekankan pada penciptaan situasi tertentu terhadap
terbentuknya perilaku ketimbang motivasi dalam diri.

Therapist behavioral memandang bahwa kelainan perilaku diakibatkan


oleh hasil dari kebiasaan yang dipelajari.

a. Tujuan terapi
Membantu pasien membuang respon-respon lama yang merusak diri dan
mempelajari respon-respon baru yang lebih sehat. Terapi ini berbeda
dengan yang lainnya, hal ini ditandai dengan :
1. Fokusnya pada perilaku yang tampak dan spesifik
2. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment (perlakuan)
3. Formulasi prosedur treatment khusus sesuai dengan masalah khusus
4. Penilaian objektif mengenai proses terapi
Tujuannya adalah untuk memperoleh perilaku baru dan mengeliminasi
perilaku maladaptive, dan mempertahankan dan memperkuat perilaku
yang diinginkan.
b. Therapist & Pasien
Dalam terapi ini, sang therapist memiliki peran aktif dan langsung.
Sehingga ia dapat menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menemukan
masalah-masalah pasien. System dan prosedur terapi ini sangat teratur,
demikian pula peranan therapist dan paien.
Pasien harus mau berpartisipasi dalam kegiatan dan harus memiliki
motivasi untuk berubah,bersedia bekerja sama dalam kegiatan konseling,
baik saat sedang berlangsung maupun tidak.
Dalam hubungan therapist dan pasien ada beberapa hal yang menjadi
kewajiban
1. Therapist memahami dan menerima pasien
2. Keduanya bekerja sama
3. Therapist memberikan bantuan dalam arah yang diinginkan pasien.

c. Metode terapi
1. Desentisasi sistematik
Metode ini dikembangkan oleh Wolpe dengan anggapan bahwa yang
menimbulkan perilaku neurotic adalah ekspresi dari kecemasan. Dan
respon dari kecemasan ini dapat dieliminasi dengan menemukan
respon yang bersifat antagonistic.
Stimulus yang menimbulkan kecemasan secara berulang-ulang
dipasangkan dengan keadaan rileks sehingga hubungan stimulus dan
respon dapat dieliminasi.
Metode ini bertujuan mengajarkan kepada pasien agar dapat
memberikan respon yang tidak konsisten terhadap kecemasan. Disini
pasien diajarkan untuk menghubungkan keadaan rileksnya dengan
pengalaman yang mencemaskan.
Prosedur pelaksanaannya antara lain :
a. Analisis perilaku yang menimbulkan kecemasan
b. Menyusun tingkat stimulus yang menyebabkan kecemasan mulai
dari yang terendah hingga tertinggi.
c. Memberi latihan relaksasi otot, mulai dari lengan hingga otot kaki.
Hingga seluruh anggota badan. Biasanya dilakukan ditempat yang
nyaman
d. Pasien akan diminta membayangkan hal-hal menyenangkan
e. Pasien akan diminta menutup mata dan membayangkan hal-hal
yang tidak mengenakkan
f. Bila pasien mengalami kegelisahan atau kecemasan, maka terapis
akan menyuruh pasien kembali membayangkan hal-hal
menyenangkan.
g. Menyusun jenjang kecemasan harus dilakukan pasien dan therapist
bersamaan
2. Assertive training
Metode ini menitik beratkan pada kasus yang mengalami kesulitan
mengungkapkan perasaan yang tidak sesuai dengan apa yang
diungkapkan. Contohnya marah tapi malah bersikap manis.
Metode ini membantu pasien dalam hal-hal :
a. Tidak dapat menyatakan kemarahan ataupun kejengkelan
b. Mereka yang sopan berlebihan dan membiarkan orang lain
mengambil keuntungan kepadanya
c. Mereka mengalami kesulitan mengatakan tidak
d. Mereka yang sukar menyatakan cinta dan respon positif lainnya
e. Mereka yang merasa tidak punya hak untuk menyatakan pendapat
dan peemikirannya.
Didalam metode ini, therapist berusaha memberikan keberanian
kepada pasiennya dalam menghadapi kesulitan berurusan terhadap
orang lain. Pelaksanaan teknik ini adalah dengan cara role play.
Seperti therapist berperan sebagai bos galak dan pasien sebagai
bawahannya. Kemudian berbalik lagi. Hal ini memang tidak sama
dengan kebiasaan pasien selama ini, dimana jika ia dimarahi akan diam
saja.walaupun dalam hatinya measa bahwa ia benar.
3. Aversion terapi
Teknik ini menghukum perilaku negative dan memperkuat perilaku
positif. Hukuman bisa dengan kejutan listrik, atau member ramuan
yang membuatnya ingin muntah. Secara sederhana, anak yang nakal
dihukum dengan cara dibiarkan. Perilaku maladjustive diberi kejutan
listrik. Misalnya anak yang mengalami kecanduan konten pornografi
dipertontonkan apa yang disenanginya, dan tiba-tiba diberi kejutan
listrik dan film mati.
4. Home-Work
Yaitu suatu latihan rumah bagi pasien yang kurang mampu
menyesuaikan diri terhadap situasi tertentu. Caranya ialah member
tugas rumah selama satu minggu. Misalnya, tugas untuk tidak marah
ketika diganggu oleh saudaranya.
Kemudian ia harus menandai hari apa saja ia tidak marah. Jika tidak
marah selama 5 hari, maka ia diberi tugas tambahan hingga ia tidak
marah selama 7 hari.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN TEORI
Kesimpulan untuk teori-teori yang dipaparkan diatas akan sangat sulit
dijelaskan dalam bentuk paragraph pendek, maka dari itu pada bagian
kesimpulan ini kami akan member pemahaman dasar atau apa yang
menjadi pokok pemikiran dari teori-teori di atas.

1. PSIKODINAMIKA/PSIKOANALISIS
Teori ini merupakan teori yang mengemukakan bahwa kehidupan manusia
sebagian besar dipengaruhi oleh keadaan alam bawah sadarnya. Yang
mana realita kehidupan kita sehari-hari yang merupakan alam sadar
hanyalah sebagian kecil dari kondisi psikis kita. Dalam teori ini disebutkan
bahwa manusia memiliki 3 potensi dasar yaitu Id, Ego, dan Super Ego
yang mempengaruhi keadaan alam bawah sadar kita. Kemudian, perlu
diketahui bahwa sebagian besar kondisi alam bawah sadar terbentuk dari
pengalaman di masa kanak-kanak, terutama di usia 2-5 tahun.
2. TEORI BEHAVIORISTIK
Teori ini mengatakan bahwa segala perilaku manusia merupakan hasil
pembelajaran dari lingkungan tempat tinggalnya. Jadi, perilaku manusia
merupakan suatu respon stimulus-stimulus yang diberikan. Dan juga, teori
ini menyatakan segala hal dalam teori ini harus berdasarkan bukti empiric.
Jadi, teori ini sangat berbeda dengan teori psikoanalisis yang menfokuskan
kajiannya terhadap alam bawah sadar seseorang. Sebaliknya, teori ini
justru menitik beratkan pada respo-respon konkrit dari seseorang atau
objek penelitiannya.

B. KESIMPULAN METODE TERAPI

1. METODE TERAPI PSIKOANALISIS


Berdasarkan teorinya, metode terapi psikoanalisis menitik beratkan pada
kondisi alam bawah sadar pasien. Teori ini bertujuan merekonstruksi
kepribadian pasien melalui penyadaran kembali pasien tentang apa yang
tidak mereka sadari bahwa mereka telah mengalami.

2. METODE TERAPI BEHAVIORISTIK


Metode ini, menfokuskan terhadap bukti-bukti empirik dari perilaku
manusia sebagai respon dari stimulus yang diperoleh dari proses belajar.
Metode terapi ini bertujuan memodifikasi perilaku pasien yang
maladaptive melalui proses belajar dalam lingkungan yang positif.
DAFTAR PUSTAKA

Prof. DR. Sofyan S. Willis, Konseling individual teori dan praktek,cet. Ketujuh,
Alfabeta ,Bandung ,2013.
F. Brennan, James, Sejarah dan Sistem Psikologi, cet. Kedua, PT Raja Grafindo,
Jakarta, 2012.
Prof. DR. Imam Malik, M.ag, Pengantar Psikologi Umum, cet. Pertama,
Kalimedia, Yogyakarta, 2016.
DR. Kartini Kartono, Dali Gulo, Kamus Psikologi, CV Pionir Jaya, Bandung,
2000.
Drs. Agus Sujanto, Psikologi Umum, cet. Ke-16, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2012.
Dr. Alex Shobur, M.si, Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah, cet. Kelima ,
CV Pustaka Setia, Bandung, 2013.

Anda mungkin juga menyukai