Anda di halaman 1dari 12

PSIKIS-Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No.

1 (2015) 47-58

MAKNA SABAR BAGI TERAPIS


(Studi Fenomenologis di Yayasan Bina Autis Mandiri Palembang)

Amita Darmawan Putri & 1Lukmawati

Prodi Psikologi Islam


Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Abstrak

Autis adalah anak yang memiliki hambatan dalam proses sosial, komunikasi, perilaku dan
bahasa. Setiap anak autis memiliki kondisi yang berbeda-beda, untuk kondisi autis berat memiliki
perilaku tantrum yang berlebihan, yaitu sering menunjukkan perilaku negatif pada orang-orang di
sekitarnya terutama pada para terapis. Oleh sebab itu, dalam mendidik anak autis dibutuhkan
kesabaran yang ekstra. Sebagaimana fenomena yang peneliti temukan di yayasan Bina Autis
Mandiri Palembang (BAM) menunjukkan bahwa beberapa terapis sering mendapatkan perlakuan
negatif dari anak-anak autis yang diterapinya. Adapun beberapa bentuk perilaku negatif yaitu
meninju, memukul dan mancakar terapis. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memahami
makna sabar bagi masing-masing para terapis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-fenomenologis. Fenomenologi
menekankan pengalaman subjektifitas atau pandangan berfikir yang menekankan pada pengalaman-
pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia subyek. Peneliti menggunakan
empat subyek yaitu terapis yang bekerja di yayasan Bina Autis Mandiri Palembang. Metode
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memaknai sabar: (1) menerima semua kondisi,
muncul perilau sabar berawal dari rasa sayang dan ketulusan serta tetap tenang dalam menghadapi
perilaku anak autis. (2) menerima dengan ikhlas apapun ujian yang Allah berikan dan selalu
berprasangka baik (husnudzon) terhadap semua masalah. (3) dapat menahan diri dan emosi atas
perilaku negatif dari anak-anak autis, misalnya saat mereka refleks memukul ataupun melakukan
hal negatif lainnya yang dapat menyakiti fisik terapis, untuk tidak membalas perlakuan tersebut. (4)
dapat mengatur emosi dengan cara berusaha menekan egonya.

1
Prodi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang
48 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015

Pendahuluan menyatakan bahwa perbandingan autisme


Memiliki anak yang normal menjadi pada anak usia 8 tahun yang terdiagnosa
dambaan setiap orang tua dan keluarga. Di dengan autisme adalah 1:80. Dalam penelitian
mana anak normal merupakan anak yang di Hongkong study pada tahun 2008
sesuai dengan tahap pertumbuhan dan melaporkan tingkat prevalensi 1,68 per 1.000
perkembangan anak. Meggit mendefinisikan untuk anak dibawah 15 tahun. Sedangkan di
perkembangan anak sebagai suatu proses, Indonesia belum terdapat penelitian khusus
yaitu anak tumbuh dan mengalami berbagai untuk anak autis, namun dapat diasumsikan
perubahan sepanjang hidupnya, berdasarkan prevalensi autisme di Hongkong,
perkembangan anak dapat ditentukan secara di mana jumlah anak di Indonesia menurut
genetik serta dipengaruhi dan dimodifikasi BPS 2010 mencapai 66 juta 805 jiwa dengan
oleh berbagai faktor lingkungan, seperti usia 5-19 tahun, maka dapat diperkirakan
nutrisi, kondisi hidup dan segala yang dialami jumlah anak autis pada usia 5-19 tahun
pada setiap tahap kehidupan (Meggit, 2013). terdapat 112 ribu anak yang rentang
Novita menjelaskan bahwa 10-20% mengalami gejala autis. Beberapa fakta
anak mengalami tingkat keterlambatan dalam mengenai persoalan penanganan masalah
perkembangan, seperti keterlambatan dalam autisme di Indonesia yaitu: kurangnya tenaga
berkomunikasi dan kesulitan dalam membaca terapis yang terlatih, belum adanya petunjuk
(Tandry, 2011). Anak yang mengalami treatment yang formal, tidak terdeteksinya
tingkat keterlambatan ini dapat di kategorikan kasus-kasus autisme secara dini, dan
sebagai anak cacat atau berkebutuhan khusus minimnya pengetahuan mengenai autime
(ABK). Santoso, menjelaskan Anak (http://www.jpnn.com).
berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak Rachmayana mengartikan Autisme
yang memiliki kebutuhan khusus secara sebagai individu yang mengalami hambatan
permanen dan sementara sehingga dalam proses sosial, komunikasi, perilaku,
memerlukan layanan pendidikan (Santoso, dan bahasa (Rachmayana, 2013). Menurut
2012). Sementara itu, Rachmayana Kartono, autisme memiliki cara berfikir yang
mengartikan anak berkebutuhan khusus dikendalikan oleh kebutuhan personal atau
sebagai anak dengan karakteristik tertentu oleh diri sendiri, menanggapi dunia
yang berbeda dengan anak pada umumnya berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri
tanpa selalu menunjukkan pada serta menolak realitas (Kartono, 2011). Untuk
ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik mengatasi masalah pada anak autis salah
(Rachmayana, 2013). satunya dapat dilakukan dengan metode
Anak berkebutuhan khusus (ABK) terapi. Kartono, mendefenisikan terapi
adalah autis. Autisme adalah suatu keadaan di sebagai suatu perlakuan dan pengobatan yang
mana seorang anak berbuat semaunya sendiri ditunjukan pada penyembuhan satu kondisi
baik cara berfikir maupun berprilaku (Yatim, patologis (Kartono, 2011). Adapun macam-
2007). Setiap tahun di seluruh dunia, kasus macam terapi autis menurut Danuatmaja,
autisme mengalami peningkatan. Data Unesco antara lain : terapi home program, terapi
pada tahun 2011 mencatat, sekitar 35 juta perilaku, terapi kaufan dan son-rise, terapi
orang penyandang autisme di dunia. Artinya okupasi, terapi bermain, terapi sensori
bahwa rata-rata 6 dari 1.000 orang di dunia integrasi, terapi snoezele, terapi musik, terapi
mengidap autisme. Begitu juga dengan wicara, terapi biomedis dan terapi
penelitian Center for Disease Control (CDC) medikamentosa (Dadan Rachmayana).
Amerika Serikat pada tahun 2008, Sementara itu, kegiatan terapi autis yang

ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 49

terdapat di yayasan Bina Autis Mandiri “…..Kalau anak autis ni susah dek, banyaklah
Palembang diantaranya: terapi interaksi sosial maen-maennyo, kalau idak kito harus sabar,
terdiri dari senam gembira dan bermain yo kalo dak sabar emosi kito dak terkendali,
bersama, terapi edukasi seperti pemahaman, oleh itu sabar itu perlu”. (Wawancara, 5
terapi perilaku, terapi okupasi, terapi sensori Maret 2014)
integrasi, terapi musik, terapi floor time, Dengan demikian, sabar sangat
terapi wicara, dan terapi bina diri (Wawancara dibutuhkan oleh para terapis autis terutama
dan observasi 3 Febuari 2014). dalam mendidik perilaku anak autis, karena
Berdasarkan hasil observasi dan anak autis memiliki perilaku yang berbeda
wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada dengan anak normal dan anak berkebutuhan
tanggal 3-15 maret 2014, peneliti melihat khusus lainnya. Perilaku anak autis ada dua,
terdapat semua indikator anak autis yang yaitu: perilaku yang excessive (berlebihan)
terdapat di Yayasan Bina Autis Mandiri dan deficient (kekurangan). Perilaku yang
(BAM) Palembang, mulai dari indikator autis excessive seperti: tantrum, agresive, Self-
berat, autis sedang dan autis ringan. Di mana abuse (melukai diri sendiri), membuat
setiap indikator autis memiliki perilaku yang berantakan dan stimulasi diri. Begitu juga
berbeda-beda. Anak autis yang tergolong dengan perilaku deficient, seperti: gangguan
sebagai autis berat memiliki prilaku tantrum bicara misalnya jika ditanya namamu siapa?
yang tidak dapat dikendalikan, seperti: tiba- Maka anak autis akan mengulangi kata-kata
tiba mengamuk, memukul, menggigit, tersebut dengan sama persis, dalam psikologi
menampar, menyakiti diri sendiri dan gangguan tersebut dinamakan ekolalia
menyakiti orang lain. Sehingga para terapis (membeo) (Danuatmaja, 2003).
yang bekerja di yayasan Bina Autis Mandiri Adapun hasil wawancara yang
Palembang harus memiliki kesabaran yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu
sangat tinggi ketika anak tiba-tiba tantrum. terapis berinisial IK di yayasan Bina Autis
Sebagaimana hal ini diungkapkan oleh terapis Mandiri Palembang menyatakan bahwa sabar
berinisial IZ, yaitu : adalah salah satu syarat utama yang harus
“…..disini walaupun keno tinju sabar, dimiliki oleh para terapis, karena anak autis
pokoknyo kalo jingok AL yang gede‟ nak memiliki perilaku diluar kontrol, misalnya
sabar nian emang, [kadang saya] di taboknyo tiba-tiba memukul, menggigit, mencakar,
[tapi saya] sabar, [kadang juga harus] sabar menendang dan melakukan perlakuan negatif
nian jingok anak yang tantrum, ….” lainnya (wawancara 3 Febuari 2014).
(Wawancara dan observasi 3 Febuari 2014). Berdasarkan latar belakang di atas maka
Sedangkan anak autis yang termasuk peneliti tertarik untuk mengangkat judul
dalam indikator autis sedang dan ringan penelitian “makna sabar bagi para terapis di
memiliki perilaku seperti : hipoaktif, yayasan Bina Autis Mandiri (BAM)
gangguan prilaku, intelegensi di bawah rata- Palembang.”
rata, dan tidak bisa fokus belajar. Hal ini juga
dibutuhkan kesabaran bagi terapis, namun Rumusan Masalah
tidak menuntut sabar yang terlalu tinggi, Berdasarkan uraian latar belakang
karena anak autis tidak menunjukkan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian
kekerasan fisik, melainkan sabar untuk dapat dirumuskan sebagai berikut :
menahan emosi saja. Sebagaimana hal ini 1. Bagaimana makna sabar menurut masing-
juga diungkapkan oleh salah satu terapis masing para terapis?
berinisial D, yaitu :
50 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015

2. Bagaimana proses mencapai sabar bagi Allah ingin menguji manusia (Al-Qarni,
masing-masing para terapis? 2004).
Sebagaimana hal ini terdapat dalam
Tujuan Penelian ayat Al-Qur‟an, yang berbunyi :
Berdasarkan rumusan masalah Artinya : “Dan sungguh kami benar-benar
tersebut, ada beberapa tujuan yang hendak
dicapai oleh peneliti yaitu :
1. Menemukan makna sabar bagi masing-
masing para terapis.
akan menguji kamu sehingga kami
2. Memahami proses sabar bagi masing-
mengetahui orang yang benar-benar berjihad
masing para terapis.
dan bersabar diantara kamu dan akan kami
uji perihal kamu.” (Q.S Muhammad : 31).
Tinjauan pustaka
Menurut tafsir al-Qur‟an, yang
Pengertian dan Makna Sabar
dimaksud menguji adalah ujian yang
Sabar menurut kamus bahasa arab
diberikan oleh Allah berupa perintah jihad,
berasal dari kata Shabaro dan Shabaaran
untuk dapat membedakan orang yang berjihad
yang artinya menahan (Warson, 1997).
dengan sungguh-sungguh, orang yang benar-
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
benar sabar menghadapi cobaan, orang yang
Indonesia sabar artinya tenang dan tahan
beriman sebenarnya dan orang yang beriman
menghadapi cobaan, yaitu apabila seseorang
palsu atau munafik (Bachtiar Suri, 2010).
diberi cobaan oleh Allah maka orang tersebut
Sedangkan tafsir lain mengatakan yang
tidak mudah putus asa, patah hati ataupun
dimaksud dengan menguji disini adalah
marah, dan selalu tabah menghadapi hidup
menguji keimanan, di mana Allah akan
(Pugut Lubis, 2008). Selanjutnya, sabar
menguji keimanan kaum muslimin sehingga
artinya menahan diri dari berkeluh kesah
Allah mengetahui siapa saja yang benar-benar
dalam menjalankan perintah Allah pada
berjihad di jalan-Nya dan siapa saja yang
waktu menghadapi musibah (Tebba, 2006).
tidak. Allah juga mengetahui orang-orang
Dalam ilmu tasawuf, sabar dapat
yang bersabar dan ragu-ragu. Orang yang
diartikan sebagai dorongan seseorang untuk
bersabar maka akan bertambah keimanan
memiliki kesabaran terhadap apa yang
seseorang, sedangkan orang yang ragu-ragu
dialami, dilihat, didengar, diucapkan dan
akan semakin berkurang keimanan seseorang
dirasakan dalam ketentuan Allah sehingga
(Kementerian Agama, 2010). Ayat diatas
tidak berdaya dalam segala sesuatu (Chairul
dapat ditegaskan bahwa Allah akan menguji
Ana Al-Kadiri, 2010). Sementara itu menurut
hambanya berupa cobaan untuk dapat
ilmu akhlak, sabar adalah akhlaqul karimah
mengetahui orang yang benar-benar berjihad
yang dibutuhkan oleh seorang muslim dalam
dan bersabar. Orang yang besabar maka Allah
masalah dunia dan agama (Yatim Abdullah,
akan menaikan keimanan seseorang.
2007). Aliah, juga menjelaskan bahwa sabar
Selain Ayat Al-Qur‟an di atas,
adalah sifat tahan menderita atau tahan uji
Rasulullah Saw pun bersabda (Roziqin,
dalam mengabdi dan mengikuti perintah
2009):
Allah serta tahan dari godaan dan cobaan
“Bersabar adalah cahaya yang paling
duniawi, yang mendorong perilaku berhati-
gemilang”. (H.R. Muslim)
hati dalam menghadapi sesuatu (Aliah B.
Dari berbagai definisi diatas, dapat
Purwakania Hasan, 2008). Sabar juga
ditegaskan bahwa sabar adalah menahan diri
merupakan madrasah terbesar tempat di mana

ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 51

dari berkeluh kesah saat menghadapi ujian kepribadian rabbani yang mampu menahan
yang diberikan oleh Allah swt, yaitu dengan diri dari amarah dan gejolak nafsu, sehingga
mendekatkan diri kepada Allah, berusaha dapat memiliki kesabaran dalam menjalankan
menjauhkan diri dari semua larangan-Nya dan perintah dan menghadapi musibah (Mujib,
senantiasa menghadapi ujian dengan hati yang 2007). Sebagaimana hal ini terdapat dalam
tenang. ayat Al-Qur‟an yang berbunyi :
Di dalam Islam, orang-orang yang sabar
akan mendapatkan kebaikan dan
keberuntungan serta dijamin oleh Allah akan Artinya : “….Sesungguhnya hanya orang-
masuk syurga. Sementara itu, menurut orang yang bersabarlah Yang dicukupkan
Muhammad, sabar dapat dimaknai dengan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S. Az-Zumar
tabah, yaitu ketabahan seseorang dalam : 10)
menghadapi sesuatu yang sulit, berat dan
pahit yang harus diterima dan dihadapi Selain makna sabar di atas, Ubaid
dengan penuh tanggung jawab (Afif membagi makna sabar menjadi tiga, (Ulya Ali
Muhammad, 2002). Sedangkan makna sabar Ubaid, 2012) yaitu :
dalam Al-Qur‟an dapat dimaknai sebagai 1. Menahan diri dari berkeluh kesah, seperti
sikap yang pantang menyerah, tangguh, tabah ucapan dan prasangka yang buruk. Makna
dan tidak mudah putus asa, sebagaimana hal sabar adalah menahan hati dari benci
ini terdapat pada ayat Al-Qur‟an, yang kepada ketetapan Allah dan mencegah
berbunyi : lisan dari mengadu.
2. Menahan lisan dari mengadu, segala
macam musibah hendaknya dilakukan
hanya mengadu kepada Allah,
sebagaimana tedapat dalam ayat Al-
Qur‟an, yang artinya :
“sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku
Artinya : “…dan mereka tidak menjadi lemah mengadukan kesusahan dan kesedihanku,
karena bencana yang menimpa mereka di maka kesabaran yang baik itulah
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula (kesabaranku).” (Q.S. Yusuf : 86 dan 83),
mudah menyerah (kepada musuh). Allah 3. Menahan anggota badan melukai diri,
menyukai orang-orang yang sabar.” (Q.S. seperti menyobek baju ketika menerima
Ali-Imran :146). musibah, memukul wajah, memukul salah
Di dalam Asmaul Husna, kata sabar satu tangan dengan tangannya, mencukur
sendiri terdapat pada ayat ke sembilan puluh rambut dan mendo‟akan orang celaka.
sembilan yaitu Ash-Shabur artinya yang Maha Namun apabila seorang hamba menerima
Sabar. Makna sabar di sini meliputi penguatan musibah dengan menangis, maka hal
ketetapan hati untuk menentang dorongan tersebut adalah sabar. Sebagimana Nabi
hawa nafsu dan amarah. Apabila dorongan Muhammad bersabda: “Sesungguhnya
hawa nafsu dan amarah bertentangan dengan yang berasal dari mata dan hati itu
diri seseorang, namun selalu berusaha untuk berasal dari Allah dan menjadi rahmat.
dapat mengatasi dan menundanya, maka dapat Sedangkan sesuatu yang berasal dari
disebut dengan sabar (Al-Ghazali, 1992). tangan dan lisan maka itu berasal dari
Selain itu, Mujib juga menjelaskan bahwa setan.” (HR. Ahmad).
makna sabar dalam asmaul-husna yaitu suatu
52 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015

Sehingga dapat ditegaskan bahwa nafs muthmainnah memiliki kata yang sama,
makna sabar adalah seseorang yang mampu yaitu tenang, sebagaimana nafs muthmainah
menerima semua ujian ataupun cobaan yang dapat diartikan sebagai jiwa yang merasakan
di berikan oleh Allah Swt dengan tabah, kebersamaan dan kedamaian Allah (Syahatah,
menahan diri dari sifat marah, menahan diri 2003). Sutoyo mendefinisikan nafs
dari berkeluh kesah, menahan lisan dari muthmainnah sebagai jiwa yang selalu patuh
mengadu, mampu menghadapi musibah dan kepada tuntutan ilahi dan selalu merasa
menjaga anggota badan agar tidak terjadi hal- tenang (Sutoyo, 2013). Senada dengan
hal yang negatif. pendapat di atas, Susetya menyatakan bahwa
nafs muthmainnah adalah jiwa yang tenang
Karakteristik Sabar Dalam Psikologi Islam dan tentram (Susetya , 2007).
Sabar adalah salah satu ciri khusus Sementara itu, Mujib mendefinisikan
manusia, karena sabar tidak terdapat pada bahwa nafs muthmainnah adalah kepribadian
hewan, malaikat dan setan. Kesabaran tidak yang dapat merasakan ketenangan karena
terdapat pada hewan karena kekurangannya mampu untuk menumbuhkan sifat-sifat yang
dan dominasi syahwat tanpa ada terpuji dan meninggalkan sifat-sifat yang
penyeimbang. Sedangkan kesabaran tidak tercela (Mujib, 2007). Ketenangan dapat
terdapat pada malaikat karena diperoleh apabila seseorang telah mencapai
kesempurnaannya, serta kesabaran tidak pada tahap sabar yang sempurna. Kesabaran
terdapat pada setan, karena setan mempunyai yang sempurna adalah kesabaran yang diuji,
dorongan syahwat makan, minum dan baik ujian dalam nikmat maupun
berhubungan intim saja. Sehingga sabar kesengsaraan. Allah akan menjadikan sifat
hanya dimiliki oleh manusia. Apabila sabar sebagai anugerah bagi kemaslahatan
kesabaran manusia mengalahkan dorongan seorang muslim dengan memberikan nikmat
syahwatnya maka disamakan dengan kebahagiaan, ketenangan dan kelegaan batin
malaikat, dan apabila dorongannya serta mempermudah proses jalannya rizki
mengalahkan kesabarannya maka disamakan yang halal lagi baik (Rajab , 2001). Dapat
dengan setan (Uliya Ali Ubaid 2012). disimpulkan bahwa nafs muthmainnah adalah
Sabar dalam kaitannya dengan jiwa yang merasa tenang dalam qolbu untuk
psikologi dapat digambarkan dengan teori selalu patuh terhadap perintah Allah.
psikoanalisis Sigmund Freud yang dapat Nafs muthmainnah terdiri dari dua
dikaitkan sebagai superego. Freud faktor, yaitu faktor internal dan faktor
menjelaskan bahwa superego merupakan eksternal. Faktor internal berupa daya kalbu
moralitas dan otoritas dari orang tua, manusia yang mampu mencapai ketenangan
termasuk di dalamnya suara hati yang dapat dan keimanan. Ketenangan dapat diperoleh
memberitahu saat diri berbuat salah. (Carol karena mendapatkan pertolongan dari Allah
Tavris dan Carole Wode). Aktivitas superego dan selalu ingat kepada Allah. Sedangkan
menyatakan diri dalam konflik dengan ego faktor eksternal berupa penjagaan dari
yang dapat memunculkan perasaan seperti malaikat dan hidayah dari Allah Swt.
bersalah, menyesal, malu dan lain sebagainya. Penjagaan malaikat berupa bisikan yang
Rasa bersalah, menyesal, dan malu mendorong manusia untuk berbuat baik, taat,
merupakan fungsi dari suara hati (Feist 2010). jujur dan ikhlas hanya kepada Allah, sehingga
Sementara itu dalam Psikologi Islam, dapat memberikan kebahagiaan dan
sabar dapat dikaitkan dengan nafs keselamatan dunia akhirat (Mujib, 2007).
muthmainah, dengan alasan kerena sabar dan Nafs muthmainnah bersumber dari qalbu

ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 53

manusia, karena hanya qolbu yang dapat Selain itu, sabar juga termasuk dalam
merasakan ketenangan. Ketenangan qolbu psikologi kepribadian islam, sebagaimana
dapat dicapai ketika qoulbu berada di ambang sabar disebut sebagai kepribadian muhsin.
ma‟rifah Allah dan disertai dengan adanya Muhsin artinya berbuat ihsan, yang berasal
ketundukan dan kepasrahan. Ketenangan dari kata hasuna yang berarti baik atau bagus.
qulbu terdapat dalam ayat Al-Qur‟an yang Kepribadian muhsin adalah kepribadian yang
berbunyi: dapat memperbaiki dan mempercantik
Artinya : “Hai jiwa yang tenang, kembalilah individu, baik berhubungan dengan diri
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi sendiri, sesamanya, alam semesta dan kepada
di ridhoinya.” (Q.S. Al-Fajr : 27-28). Allah yang diniatkan hanya untuk mencari
ridha-Nya. Untuk mencapai kepribadian
muhsin, salah satu karakteristiknya yaitu
dengan sabar. Mujib membagi karaktertik
sabar menjadi dua, yaitu (Mujib, 2007):
1. Mampu menahan atau mengendalikan diri,
Ayat diatas, dapat ditegaskan bahwa seperti menahan diri untuk tidak berkeluh
jiwa yang tenang adalah jiwa yang suci dari kesah serta dapat mengendalikan diri dari
dosa-dosa karena iman dan perbuatan- hal-hal yang dibenci Allah.
perbuatan yang baik yang dapat dikerjakan, 2. Menuntut sikap yang tenang, dengan cara:
sehingga memperoleh segala apa yang menghindari maksiat, melaksanakan
dijanjikan Allah. perintah Allah, dan menerima cobaan
Ciri utama nafs muthmainnah adalah dengan tenang.
qalbu, karena qolbu mampu mengendalikan Kepribadian muhsin dapat dibentuk
semua tinggkah laku manusia. Adapun dengan perilaku yang baik dan perilaku
bentuk-bentuk nafs muthmainnah syukur. Semua perilaku yang baik secara
diantaranya: keimanan, kenyakinan, umum, seperti syukur, sabar, tawakal, dan
keikhlasan, tawakal, taubat, taqarrub pada pemaaf, berperilaku baik terhadap Allah,
Allah, sabar, bijaksana, tawadhu, tenang dan sesama manusia, agama, lingkungan dan lain
cinta kepada Allah dan Rasulnya sebagainya. Sedangkan perilaku syukur secara
(Depatermen Agama, 2000). Syahatah umum seperti: memuji karunia Allah,
membagi karakteristik nafs muthmainnah menerima semua pemberian Allah dengan
menjadi tujuh, yaitu : senang. Adapun terminologi karakter shabir
1. Ridho dengan ketentuan Allah, (sabar) menurut Ibu Qayyim yaitu: pertama,
2. Merasa takut kepada Allah, karakter al-tashabbur, artinya kesabaran atas
3. Mengharap rahmat dari Allah Swt, kesulitan dan tidak merasakan adanya
4. Memperbanyak istigfar, taubat dan kembali kesedihan. Kedua, karakter al-shabr, artinya
kepada Allah. sikap yang merasa tidak terbebani terhadap
5. Berpengang teguh kepada Allah, adanya musibah dan kesulitan serta melalui
6. Berpegang kepada kebenaran, memenuhi musibah tanpa hambatan, dan ketiga, karakter
syarat-syarat keimanan, dan yakin bahwa al-ishtibar, artinya menikmati musibah
hidayah dan petunjuk datang dari Allah. dengan perasaan gembira. Al-Ghazali
7. Zuhud terhadap kehidupan yang fana, yaitu membagi karakter sabar menjadi dua aspek,
tidak bergantung kepada kenikmatan yaitu aspek fisik dan psikis. Aspek fisik
dunia, (Syahatah, 2013). artinya sabar dengan cara menahan diri dari
kesulitan dan kelelahan badan dalam
54 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015

menjalankan perbuatan yang baik. Teknik yang digunakan dalam


Sedangkan aspek psikis yaitu sabar dengan penelitian kualitatif ini adalah purposif dan
cara menahan diri dari tuntutan hawa nafsu snowball. Purposif sampling digunakan
(Mujib, 2007). untuk menentukan subjek yang sesuai dengan
tujuan. Subjek dalam penelitian ini adalah
Metode Penelitian empat terapis, dan informan sebanyak 4 orang
Penelitian ini menggunakan metode dengan kriteria 2 guru SD SLB dan 1 wali
kualitatif dengan desain fenomenologi. murid. Snowball sampling dilakukan dengan
Meleong mengartikan penelitian kualitatif cara pengambilan sampel secara berantai,
sebagai penelitian yang bermaksud untuk yaitu dilakukan pada jumlah subjek yang
memahami fenomena tentang apa yang kecil, kemudian mengembang ke dalam
dialami oleh subjek penelitian secara holistik jumlah subjek yang lebih besar.
dan mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata Pengumpulan data adalah cara untuk
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang mendapatkan data. Teknik yang digunakan
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai dalam penelitian ini adalah gabungan dari
metode alamiah (Meleong, 2013) teknik observasi, wawancara dan
Fenomenologi merupakan penelitian dokumentasi. Setelah data terkumpul langkah
sistematis tentang subjektifitas yang berfokus selanjutnya adalah menganalisis data.
pada pengalaman manusia. Pendekatan Poerwandari mengusulkan cara dalam analisis
fenomenologi berusaha memahami kondisi data terdiri dari : analisis tematik, analisis
manusia sebagaimana diwujudkan dalam awal, dan analisis data berdasarkan teori.
situasi yang konkrit dan nyata (Subandi, Berikut adalah penjelasan langkah-langkah
2009). Hal ini senada dengan pendapat tersebut ( Poerwadari, 2013):
Moleong, yang mengartikan fenomenologi 1. Analisis tematik sebagai dasar analisis
sebagai pengalaman subjektifitas atau penelitian kualitatif
pandangan berfikir yang menekankan pada Analisis tematik adalah proses mengkode
fokus kepada pengalaman-pengalaman informasi, yang dapat menghasilkan daftar
subjektif manusia dan interprestasi- tema, model tema ataupun indikator yang
interprestasi dunia (Moleong, 2013). Tujuan kompleks. Tema tersebut secara minimal
utama penelitian fenomenologi adalah dapat mendeskripsikan dan menginter-
menghasilkan sebuah gambaran yang jelas, prestasikan fenomena. Tema-tema dapat
tepat dan sistematis serta menjelaskan makna diperoleh secara induktif dari informasi
dari hal yang diteliti melalui data deskriptif. mentah ataupun secara deduktif dari
(Subandi, 2009). penelitian-penelitian sebelumnya.
Kriteria yang dilakukan oleh peneliti 2. Analisis awal melakukan pemadatan
untuk menentukan subjek selama proses faktual dan menemukan tema-tema
penelitian, adalah sebagai berikut (1) subjek Analisis awal dalam penelitian kualitatif
adalah terapis yang telah lama bekerja di berupa data, kata kunci, tema, kategorisasi,
yayasan Bina Autis Mandiri Palembang, hubungan antar kategori-kategori (pola), dan
sehingga memiliki banyak pengalaman mengembangkan teori. Adapun langkah-
bersama anak autis terkhusus pengalaman langkah yang harus dilakukan untuk
yang berkaitan dengan sabar, (2) subjek siap menemukan tema, yaitu : (1) membaca
untuk berpatisipasi dalam penelitian ini, (3) transkip setelah tarnskip selesai di buat
subjek mau berbagi pengalaman-pengalaman dengan tujuan untuk mengidentifikasi
selama bekerja. kemungkinan tema-tema yang muncul, (2)

ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 55

Membaca transkip berulang-ulang dengan memilih anak untuk diterapi, melainkan IZ


tujuan untuk mendapatkan pemahaman hanya menerima apapun kondisi anak autis
tentang kasus atau masalah, kemudian tersebut. Sabar muncul berawal dari rasa
menggunakan salah satu bagian kosong untuk sayang dan ketulusan serta tetap tenang dalam
menuliskan fakta-fakta, tema-tema yang menghadapi perilaku anak autis. Berikut
muncul ataupun kata kunci dari verbatim ungkapan IZ:
tersebut, (3) peneliti dapat menuliskan “Makna sabar disini ya menerima keadaan
kesimpulan sementara ataupun membuat kondisi apapun anak itu kita tetap
daftar tema-tema yang muncul dengan mengajarnya bagaimanapun keadaan anak
memikirkan hubungan antar tema, (4) peneliti itu kita harus mengajarnya harus
dapat menyusun tema-tema dan kategori- mendidiknya dengan penuh kasih sayang dan
kategori, sehingga dapat menampilkan pola tulus, Iya menerima semua kondisi anak gitu
hubungan antar kategori. dengan rasa kasih sayang dan tulus maka
akan terciptalah rasa sabar tadi sehingga kita
Hasil penelitian tetap tenang menghadapi perilaku anak”.
Tema-tema pengalaman transformasi (S1/W2/430-434/436-438).
sabar yang dibahas pada bab ini merupakan Hal ini senada dengan ungkapan dari
hasil analisis pada setiap subjek dan informan informan tahu AS, yang mengungkapkan
tahu serta hasil observasi. Tema-tema bahwa :
tersebut akan disajikan sesuai dengan “menerima semua kondisi, sesulit apapun
pengalaman subjek satu persatu yang kondisinya, sesulit apapun kondisi anaknya
kemudian akan ada beberapa trianggulasi balik-balik lagi ke kita”. (IT4/W1/316-318).
(pembanding) data melalui informan tahu (IT)
atau berdasarkan hasil observasi yang telah “Iya, kalo kita milih ooo anak ini bae, yang
dilakukan oleh peneliti. itu dak galak, berarti kita belum bisa
Tema-tema dimulai dari kehidupan menerima”. (IT4/W1/320-321).
subjek sebelum menjadi terapis, kemudian
bagaimana subjek dapat bergabung menjadi b. Pengalaman SR
terapis dan pengalaman-pengalaman yang SR memaknai sabar untuk diri sendiri
menuntut terapis untuk sabar hingga akhirnya maupun sebagai terapis yaitu menerima
terapis dapat merasakan perubahan setelah dengan ikhlas apapun ujian yang Allah
sekian tahun menjadi terapis. Pada bagian berikan dan selalu berprasangka baik
bab akhir akan dibahas sintesis tema-tema (husnudzon) terhadap semua masalah,
untuk keseluruhan subjek, sehingga dapat sebagaimana SR mengungkapkan :
diperoleh gambaran secara menyeluruh “Maknanyo, untuk diri kito dewek yo, ketika
tentang karakteristik pengalaman transformasi kito di timpa masalah, ketika kito di timpa
sabar tersebut. musibah, itulah ujian Tuhan, yo husnuzonlah,
Untuk mempermudah memahaminya berfikiran baik, istilahnyo sesuatu yang Allah
maka peneliti hanya menyajikan intisari dari uji, kalo kito sabar, ikhlas, insyaallah akan
temuan penelitian sebagai berikut: berakhir dengan kebaikan.” (S2/W1/466-
469).
a. Pengalaman IZ “Lagi-lagi balek lagi ke diri kito masing-
IZ menjelaskan makna sabar bagi para masing, Menerimo, ikhlas.” (S2/W1/480-
terapis, yaitu menerima semua kondisi selama 481).
proses mengajar anak autis, IZ tidak pernah
56 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015

c. Pengalaman HR “Ya sabar itu memenej sekecil-kecil mungkin


HR mengungkapkan bahwa para emosi yang ada di dalam diri, ego kita harus
terapis harus dapat menahan diri dan emosi tekan, gitu ya.” (S4/W1/307-309).
atas perilaku negatif dari anak-anak autis.
Saat anak autis secara refleks memukul Pembahasan
ataupun melakukan hal negatif lainnya yang Pengalaman sabar yang berkaitan
dapat menyakiti fisik terapis, untuk tidak dengan kegiatan terapi autis adalah kejadian-
membalas perlakuan tersebut. Adapun cara kejadian unik yang dialami oleh para terapis.
HR menahan emosinya ketika anak menyakiti Semua kejadian unik yang dialami terapis
fisik, yaitu dengan memahami setiap kondisi seperti dipukul, digigit, dicakar, diludahi,
anak, dengan begitu HR dapat memahami jilbab ditarik hingga terlepas dan lain
bahwa anak tersebut tidak mengerti apa yang sebagainya. Pengalaman-pengalaman dari
telah dilakukannya. Sehingga HR memaknai kejadian unik yang sering dialami oleh subjek
sabar dengan menahan rasa sakit akibat penelitian, dapat menjadikan subjek memiliki
perlakuan negatif yang di berikan oleh anak. pribadi sabar. Peran penting dalam
Sebagaimana HR mengungkapkan : membimbing ataupun mendidik anak autis
“Kuncinya itu tadi apa ketika kita mau marah telah dinyatakan oleh Safaria bahwa untuk
atau mau apa, kita itu ingat bahwa anak ini membimbing anak dengan gangguan autisme
tidak paham dan tidak mengerti mangkanya bukanlah hal yang mudah, karena
kita apa kuncinya harus lebih sabar, misalnya membutuhkan banyak kesabaran, keteguhan
di pukul kita harus menahan karena mereka hati, ketekunan dan energi yang besar
itu tidak tahu, tidak mengertikan apa yang (Safaria, 2005). Al-Ghazali membagi karakter
dilakukan, nah kuncinya itu.” (S3/W1/216- sabar menjadi dua aspek, yaitu aspek fisik dan
220). psikis. Aspek fisik artinya sabar dengan cara
“Iya, intinya memahami anak itu dulu kan, menahan diri dari kesulitan dan kelelahan
kenapa seperti ini, misalnya anak ini apa badan dalam menjalankan perbuatan yang
autis, autis ini kan tidak bisa mengendalikan baik. Sedangkan aspek psikis yaitu sabar
emosinya, henge [iya] mangkanya apa kita dengan cara menahan diri dari tuntutan hawa
pahami itu, jadi kita menahan emosi kita nafsu (Mujib, 2007).
kalau sedang di pukul atau di cakar, di gigit, Tema-tema yang muncul pada episode
kan gitu.” (S3/W2/276-280) ini ternyata sesuai dengan tingkatan sabar
Selain itu, sabar juga bagian dari diri yang telah dijelaskan oleh Al-Qarni, tingkatan
untuk dapat selalu melatih diri agar terhindar sabar tersebut antara lain sabar dalam
dari hal-hal yang negatif. menjalankan ketaatan, sabar dalam
“Ya kunci ya sabar itu karena kita melatih meninggalkan maksiat, dan sabar atas takdir
diri kita.” (S3/W1/237). dan musibah (al-Qarni, 2004).
Transformasi sabar yang telah
d. Pengalaman IK dijelaskan oleh peneliti sebelumnya di sebut
IK mengungkapkan bahwa makna dengan episode transformasi sabar. Empat
sabar menurutnya adalah saat diriya dapat tema yang muncul dalam episode
mengatur emosi dengan cara berusaha transformasi sabar, pertama yaitu: subjek
menekan egonya, dengan demikian IK dapat mengalami hubungan yang dekat dengan
mengontrol emosinya sebaik mungkin. Allah, kedua, subjek memahami pentingnya
sabar dalam kehidupan, ketiga, subjek mampu
memaknai sabar sebagai terapis, dan terakhir

ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 57

adanya hubungan yang baik antara profesi Memahami proses secara utuh dapat
sebagai terapis dan kehidupan sehari-hari. dipahami bahwa para terapis mengalami
Tema-tema yang muncul dalam episode tranformasi sabar dari pribadi sabar yang
ini ternyata sesuai dengan karakteristik para „umum‟ menuju pribadi sabar dengan cara
terapis sebagaimana dijelaskan oleh Corey, yang lebih tinggi „profesional‟. Hal ini dapat
antara lain: menerima perasaan kuat yang ditunjukkan dari cara subjek menerima semua
palsu, bersedia mengambil risiko, memiliki perlakuan negatif yang dilakukan oleh anak
keberanian untuk bertindak, memiliki rasa ke subjek, selain itu subjek juga selalu
empati, memiliki sifat selaras, tulus, jujur dan berusaha untuk menahan dan mengontrol
toleran (Corey, 2010). emosinya agar terhindar dari hal-hal yang
Pada episode tranformasi sabar ini negatif, salah satunya terhindar dari perasaan
menunjukkan bahwa pribadi sabar sebagai untuk membalas perlakuan negatif anak
terapis mengalami perkembangan dalam diri tersebut.
subjek. Sehingga penelitian ini menyimpulkan
bahwa subjek yang bekerja sebagai terapis
mengalami transformasi sabar dari sabar yang Daftar Pustaka
biasa/umum menuju pada tingkatan sabar
yang lebih tinggi/profesional. Al-Ghazali. 1992. Al-Masha Al-Asna fi Syarh
Langkah-langkah untuk menemukan Asma Allah Al-Husna. Bandung :
makna sabar bagi para terapis di atas telah Anggota Ikapi.
dijelaskan oleh Ubaid, yaitu ada beberapa
Al-Kadiri, Chairul Ana. 2010. 8 Langkah
komponen untuk menentukan transformasi
Mencapai Ma’rifatullah, Jakarta :
dari pribadi sabar yang tidak bermakna
Amzah.
menuju pribadi sabar yang lebih bermakna,
diantaranya menahan diri dari berkeluh kesah, Al-Qarni. 2004.Jagalah Allah, Allah
menahan lisan dari mengadu, dan menahan Menjagamu. Jakarta : Darul Haq.
anggota badan melukai diri (Ubaid, 2004).
Corey, Gerald. 2010.Teori Dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi. Bandung :
Simpulan
Refika Aditama.
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa subjek memaknai sabar Danuatmaja, Bonny. 2003.Terapi Anak Autis
sebagai berikut : (1) menerima semua kondisi, di Rumah. Jakarta : Puspa Swara.
muncul perilau sabar berawal dari rasa sayang
Depatermen Agama RI. 2006Al-Qur’an Dan
dan ketulusan serta tetap tenang dalam
Terjemahannya.Jakarta : Maghfirah
menghadapi perilaku anak autis. (2) menerima
Pustaka.
dengan ikhlas apapun ujian yang Allah
berikan dan selalu berprasangka baik Feist, Jess. 2010. Teori Kepribadian 1.
(husnudzon) terhadap semua masalah. (3) Jakarta : Salemba Humanika.
dapat menahan diri dan emosi atas perilaku
Hasan, Aliah B. Purwakania. 2008. Pengantar
negatif dari anak-anak autis, misalnya saat
Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta :
mereka refleks memukul ataupun melakukan
Rajawali Pers.
hal negatif lainnya yang dapat menyakiti fisik
terapis, untuk tidak membalas perlakuan Kartono, Kartini. 2011. Kamus Lengkap
tersebut. (4) dapat mengatur emosi dengan Psikologi. Jakarta : Rajawali Pers.
cara berusaha menekan egonya.
58 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015

Kementrian Agama. 2010. Al-Qur’an dan Sutoyo, Anwar. 2003. Bimbingan Konseling
Tafsirnya Jilid IX. Jakarta : Lentera Islami (Teori dan Praktek).
Abadi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Lubis, Pugut. 2008. Kamus Besar Bahasa Sutoyo, Anwar. 2012.Pemahaman Individu
Indonesia Edisi Keempat. Jakarta : (Observasi, Checklist, Interviu,
Gramedia Pustaka. Kuisioner, Sosiometri). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Meggit. Carolyn. Memahami Perkembangan
Anak. Jakarta : Indeks. 2013. Susetya, Wawan. 2007. Hati Menjadi
Tentram Dengan Menginggat Allah.
Meleong, Lexy. 2013. Metode Penelitian
Yogyakarta : Tugupublisher.
Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya. Suri, Bachtiar. 2010.Terjemah dan Tafsir Al-
Qur’an 3. Bandung : Anggkasa Offset.
Mujib, Abdul. 2007.Kepriadian Dalam
Psikologi Islam. Jakarta : PT. Grafindo Syahatah, Husein. 2013. Membersihkan Jiwa
Persada. Dengan Muhasabah. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Porwandari, E Kristi. 2013. Penelitian
Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Tebba, Sudirman. 2006.Bekerja Dengan Hati
Manusia. Depok : Universitas Jakarta : Media Indonesia.
Indonesia.
Trandy, Novita. 2011 Mengenal Tahap
Rajab, Khairunnas. 2001. Psikologi Ibadah Tumbuh Kembang Anak dan
Memakmurkan Kerajaan Ilahi Dihati Masalahnya. Jakarta : Libri.
Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Ubaid, Uliya Ali. 2012. Sabar dan Syukur
Rachmayana, Dadan. 2013. Diantara Gerbang Kebahagiaan Dunia Akhirat.
Pendidikan Luar Biasa Menuju Masa Jakarta : Bumi Aksara.
Depan Yang Inklusif. Jakarta :
Warson, Ahmad. 1997. Kamus Al-Munawwir
Luxima Metro Media.
Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya
Roziqin, Badiatul. 2009. Bahkan Para : Pustaka Progsesif.
Sufipun Bisa Kaya Yogyakarta :
Yatim, Faisal. 2007. Autsime Suatu
Anggota Ikapi.
Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak.
Santoso, Hargio. 2012. Cara Memahami Dan Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.

ISSN: 2502-728X

Anda mungkin juga menyukai