1 (2015) 47-58
Abstrak
Autis adalah anak yang memiliki hambatan dalam proses sosial, komunikasi, perilaku dan
bahasa. Setiap anak autis memiliki kondisi yang berbeda-beda, untuk kondisi autis berat memiliki
perilaku tantrum yang berlebihan, yaitu sering menunjukkan perilaku negatif pada orang-orang di
sekitarnya terutama pada para terapis. Oleh sebab itu, dalam mendidik anak autis dibutuhkan
kesabaran yang ekstra. Sebagaimana fenomena yang peneliti temukan di yayasan Bina Autis
Mandiri Palembang (BAM) menunjukkan bahwa beberapa terapis sering mendapatkan perlakuan
negatif dari anak-anak autis yang diterapinya. Adapun beberapa bentuk perilaku negatif yaitu
meninju, memukul dan mancakar terapis. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memahami
makna sabar bagi masing-masing para terapis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-fenomenologis. Fenomenologi
menekankan pengalaman subjektifitas atau pandangan berfikir yang menekankan pada pengalaman-
pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia subyek. Peneliti menggunakan
empat subyek yaitu terapis yang bekerja di yayasan Bina Autis Mandiri Palembang. Metode
pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memaknai sabar: (1) menerima semua kondisi,
muncul perilau sabar berawal dari rasa sayang dan ketulusan serta tetap tenang dalam menghadapi
perilaku anak autis. (2) menerima dengan ikhlas apapun ujian yang Allah berikan dan selalu
berprasangka baik (husnudzon) terhadap semua masalah. (3) dapat menahan diri dan emosi atas
perilaku negatif dari anak-anak autis, misalnya saat mereka refleks memukul ataupun melakukan
hal negatif lainnya yang dapat menyakiti fisik terapis, untuk tidak membalas perlakuan tersebut. (4)
dapat mengatur emosi dengan cara berusaha menekan egonya.
1
Prodi Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang
48 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015
ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 49
terdapat di yayasan Bina Autis Mandiri “…..Kalau anak autis ni susah dek, banyaklah
Palembang diantaranya: terapi interaksi sosial maen-maennyo, kalau idak kito harus sabar,
terdiri dari senam gembira dan bermain yo kalo dak sabar emosi kito dak terkendali,
bersama, terapi edukasi seperti pemahaman, oleh itu sabar itu perlu”. (Wawancara, 5
terapi perilaku, terapi okupasi, terapi sensori Maret 2014)
integrasi, terapi musik, terapi floor time, Dengan demikian, sabar sangat
terapi wicara, dan terapi bina diri (Wawancara dibutuhkan oleh para terapis autis terutama
dan observasi 3 Febuari 2014). dalam mendidik perilaku anak autis, karena
Berdasarkan hasil observasi dan anak autis memiliki perilaku yang berbeda
wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada dengan anak normal dan anak berkebutuhan
tanggal 3-15 maret 2014, peneliti melihat khusus lainnya. Perilaku anak autis ada dua,
terdapat semua indikator anak autis yang yaitu: perilaku yang excessive (berlebihan)
terdapat di Yayasan Bina Autis Mandiri dan deficient (kekurangan). Perilaku yang
(BAM) Palembang, mulai dari indikator autis excessive seperti: tantrum, agresive, Self-
berat, autis sedang dan autis ringan. Di mana abuse (melukai diri sendiri), membuat
setiap indikator autis memiliki perilaku yang berantakan dan stimulasi diri. Begitu juga
berbeda-beda. Anak autis yang tergolong dengan perilaku deficient, seperti: gangguan
sebagai autis berat memiliki prilaku tantrum bicara misalnya jika ditanya namamu siapa?
yang tidak dapat dikendalikan, seperti: tiba- Maka anak autis akan mengulangi kata-kata
tiba mengamuk, memukul, menggigit, tersebut dengan sama persis, dalam psikologi
menampar, menyakiti diri sendiri dan gangguan tersebut dinamakan ekolalia
menyakiti orang lain. Sehingga para terapis (membeo) (Danuatmaja, 2003).
yang bekerja di yayasan Bina Autis Mandiri Adapun hasil wawancara yang
Palembang harus memiliki kesabaran yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu
sangat tinggi ketika anak tiba-tiba tantrum. terapis berinisial IK di yayasan Bina Autis
Sebagaimana hal ini diungkapkan oleh terapis Mandiri Palembang menyatakan bahwa sabar
berinisial IZ, yaitu : adalah salah satu syarat utama yang harus
“…..disini walaupun keno tinju sabar, dimiliki oleh para terapis, karena anak autis
pokoknyo kalo jingok AL yang gede‟ nak memiliki perilaku diluar kontrol, misalnya
sabar nian emang, [kadang saya] di taboknyo tiba-tiba memukul, menggigit, mencakar,
[tapi saya] sabar, [kadang juga harus] sabar menendang dan melakukan perlakuan negatif
nian jingok anak yang tantrum, ….” lainnya (wawancara 3 Febuari 2014).
(Wawancara dan observasi 3 Febuari 2014). Berdasarkan latar belakang di atas maka
Sedangkan anak autis yang termasuk peneliti tertarik untuk mengangkat judul
dalam indikator autis sedang dan ringan penelitian “makna sabar bagi para terapis di
memiliki perilaku seperti : hipoaktif, yayasan Bina Autis Mandiri (BAM)
gangguan prilaku, intelegensi di bawah rata- Palembang.”
rata, dan tidak bisa fokus belajar. Hal ini juga
dibutuhkan kesabaran bagi terapis, namun Rumusan Masalah
tidak menuntut sabar yang terlalu tinggi, Berdasarkan uraian latar belakang
karena anak autis tidak menunjukkan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian
kekerasan fisik, melainkan sabar untuk dapat dirumuskan sebagai berikut :
menahan emosi saja. Sebagaimana hal ini 1. Bagaimana makna sabar menurut masing-
juga diungkapkan oleh salah satu terapis masing para terapis?
berinisial D, yaitu :
50 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015
2. Bagaimana proses mencapai sabar bagi Allah ingin menguji manusia (Al-Qarni,
masing-masing para terapis? 2004).
Sebagaimana hal ini terdapat dalam
Tujuan Penelian ayat Al-Qur‟an, yang berbunyi :
Berdasarkan rumusan masalah Artinya : “Dan sungguh kami benar-benar
tersebut, ada beberapa tujuan yang hendak
dicapai oleh peneliti yaitu :
1. Menemukan makna sabar bagi masing-
masing para terapis.
akan menguji kamu sehingga kami
2. Memahami proses sabar bagi masing-
mengetahui orang yang benar-benar berjihad
masing para terapis.
dan bersabar diantara kamu dan akan kami
uji perihal kamu.” (Q.S Muhammad : 31).
Tinjauan pustaka
Menurut tafsir al-Qur‟an, yang
Pengertian dan Makna Sabar
dimaksud menguji adalah ujian yang
Sabar menurut kamus bahasa arab
diberikan oleh Allah berupa perintah jihad,
berasal dari kata Shabaro dan Shabaaran
untuk dapat membedakan orang yang berjihad
yang artinya menahan (Warson, 1997).
dengan sungguh-sungguh, orang yang benar-
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
benar sabar menghadapi cobaan, orang yang
Indonesia sabar artinya tenang dan tahan
beriman sebenarnya dan orang yang beriman
menghadapi cobaan, yaitu apabila seseorang
palsu atau munafik (Bachtiar Suri, 2010).
diberi cobaan oleh Allah maka orang tersebut
Sedangkan tafsir lain mengatakan yang
tidak mudah putus asa, patah hati ataupun
dimaksud dengan menguji disini adalah
marah, dan selalu tabah menghadapi hidup
menguji keimanan, di mana Allah akan
(Pugut Lubis, 2008). Selanjutnya, sabar
menguji keimanan kaum muslimin sehingga
artinya menahan diri dari berkeluh kesah
Allah mengetahui siapa saja yang benar-benar
dalam menjalankan perintah Allah pada
berjihad di jalan-Nya dan siapa saja yang
waktu menghadapi musibah (Tebba, 2006).
tidak. Allah juga mengetahui orang-orang
Dalam ilmu tasawuf, sabar dapat
yang bersabar dan ragu-ragu. Orang yang
diartikan sebagai dorongan seseorang untuk
bersabar maka akan bertambah keimanan
memiliki kesabaran terhadap apa yang
seseorang, sedangkan orang yang ragu-ragu
dialami, dilihat, didengar, diucapkan dan
akan semakin berkurang keimanan seseorang
dirasakan dalam ketentuan Allah sehingga
(Kementerian Agama, 2010). Ayat diatas
tidak berdaya dalam segala sesuatu (Chairul
dapat ditegaskan bahwa Allah akan menguji
Ana Al-Kadiri, 2010). Sementara itu menurut
hambanya berupa cobaan untuk dapat
ilmu akhlak, sabar adalah akhlaqul karimah
mengetahui orang yang benar-benar berjihad
yang dibutuhkan oleh seorang muslim dalam
dan bersabar. Orang yang besabar maka Allah
masalah dunia dan agama (Yatim Abdullah,
akan menaikan keimanan seseorang.
2007). Aliah, juga menjelaskan bahwa sabar
Selain Ayat Al-Qur‟an di atas,
adalah sifat tahan menderita atau tahan uji
Rasulullah Saw pun bersabda (Roziqin,
dalam mengabdi dan mengikuti perintah
2009):
Allah serta tahan dari godaan dan cobaan
“Bersabar adalah cahaya yang paling
duniawi, yang mendorong perilaku berhati-
gemilang”. (H.R. Muslim)
hati dalam menghadapi sesuatu (Aliah B.
Dari berbagai definisi diatas, dapat
Purwakania Hasan, 2008). Sabar juga
ditegaskan bahwa sabar adalah menahan diri
merupakan madrasah terbesar tempat di mana
ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 51
dari berkeluh kesah saat menghadapi ujian kepribadian rabbani yang mampu menahan
yang diberikan oleh Allah swt, yaitu dengan diri dari amarah dan gejolak nafsu, sehingga
mendekatkan diri kepada Allah, berusaha dapat memiliki kesabaran dalam menjalankan
menjauhkan diri dari semua larangan-Nya dan perintah dan menghadapi musibah (Mujib,
senantiasa menghadapi ujian dengan hati yang 2007). Sebagaimana hal ini terdapat dalam
tenang. ayat Al-Qur‟an yang berbunyi :
Di dalam Islam, orang-orang yang sabar
akan mendapatkan kebaikan dan
keberuntungan serta dijamin oleh Allah akan Artinya : “….Sesungguhnya hanya orang-
masuk syurga. Sementara itu, menurut orang yang bersabarlah Yang dicukupkan
Muhammad, sabar dapat dimaknai dengan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S. Az-Zumar
tabah, yaitu ketabahan seseorang dalam : 10)
menghadapi sesuatu yang sulit, berat dan
pahit yang harus diterima dan dihadapi Selain makna sabar di atas, Ubaid
dengan penuh tanggung jawab (Afif membagi makna sabar menjadi tiga, (Ulya Ali
Muhammad, 2002). Sedangkan makna sabar Ubaid, 2012) yaitu :
dalam Al-Qur‟an dapat dimaknai sebagai 1. Menahan diri dari berkeluh kesah, seperti
sikap yang pantang menyerah, tangguh, tabah ucapan dan prasangka yang buruk. Makna
dan tidak mudah putus asa, sebagaimana hal sabar adalah menahan hati dari benci
ini terdapat pada ayat Al-Qur‟an, yang kepada ketetapan Allah dan mencegah
berbunyi : lisan dari mengadu.
2. Menahan lisan dari mengadu, segala
macam musibah hendaknya dilakukan
hanya mengadu kepada Allah,
sebagaimana tedapat dalam ayat Al-
Qur‟an, yang artinya :
“sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku
Artinya : “…dan mereka tidak menjadi lemah mengadukan kesusahan dan kesedihanku,
karena bencana yang menimpa mereka di maka kesabaran yang baik itulah
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula (kesabaranku).” (Q.S. Yusuf : 86 dan 83),
mudah menyerah (kepada musuh). Allah 3. Menahan anggota badan melukai diri,
menyukai orang-orang yang sabar.” (Q.S. seperti menyobek baju ketika menerima
Ali-Imran :146). musibah, memukul wajah, memukul salah
Di dalam Asmaul Husna, kata sabar satu tangan dengan tangannya, mencukur
sendiri terdapat pada ayat ke sembilan puluh rambut dan mendo‟akan orang celaka.
sembilan yaitu Ash-Shabur artinya yang Maha Namun apabila seorang hamba menerima
Sabar. Makna sabar di sini meliputi penguatan musibah dengan menangis, maka hal
ketetapan hati untuk menentang dorongan tersebut adalah sabar. Sebagimana Nabi
hawa nafsu dan amarah. Apabila dorongan Muhammad bersabda: “Sesungguhnya
hawa nafsu dan amarah bertentangan dengan yang berasal dari mata dan hati itu
diri seseorang, namun selalu berusaha untuk berasal dari Allah dan menjadi rahmat.
dapat mengatasi dan menundanya, maka dapat Sedangkan sesuatu yang berasal dari
disebut dengan sabar (Al-Ghazali, 1992). tangan dan lisan maka itu berasal dari
Selain itu, Mujib juga menjelaskan bahwa setan.” (HR. Ahmad).
makna sabar dalam asmaul-husna yaitu suatu
52 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015
Sehingga dapat ditegaskan bahwa nafs muthmainnah memiliki kata yang sama,
makna sabar adalah seseorang yang mampu yaitu tenang, sebagaimana nafs muthmainah
menerima semua ujian ataupun cobaan yang dapat diartikan sebagai jiwa yang merasakan
di berikan oleh Allah Swt dengan tabah, kebersamaan dan kedamaian Allah (Syahatah,
menahan diri dari sifat marah, menahan diri 2003). Sutoyo mendefinisikan nafs
dari berkeluh kesah, menahan lisan dari muthmainnah sebagai jiwa yang selalu patuh
mengadu, mampu menghadapi musibah dan kepada tuntutan ilahi dan selalu merasa
menjaga anggota badan agar tidak terjadi hal- tenang (Sutoyo, 2013). Senada dengan
hal yang negatif. pendapat di atas, Susetya menyatakan bahwa
nafs muthmainnah adalah jiwa yang tenang
Karakteristik Sabar Dalam Psikologi Islam dan tentram (Susetya , 2007).
Sabar adalah salah satu ciri khusus Sementara itu, Mujib mendefinisikan
manusia, karena sabar tidak terdapat pada bahwa nafs muthmainnah adalah kepribadian
hewan, malaikat dan setan. Kesabaran tidak yang dapat merasakan ketenangan karena
terdapat pada hewan karena kekurangannya mampu untuk menumbuhkan sifat-sifat yang
dan dominasi syahwat tanpa ada terpuji dan meninggalkan sifat-sifat yang
penyeimbang. Sedangkan kesabaran tidak tercela (Mujib, 2007). Ketenangan dapat
terdapat pada malaikat karena diperoleh apabila seseorang telah mencapai
kesempurnaannya, serta kesabaran tidak pada tahap sabar yang sempurna. Kesabaran
terdapat pada setan, karena setan mempunyai yang sempurna adalah kesabaran yang diuji,
dorongan syahwat makan, minum dan baik ujian dalam nikmat maupun
berhubungan intim saja. Sehingga sabar kesengsaraan. Allah akan menjadikan sifat
hanya dimiliki oleh manusia. Apabila sabar sebagai anugerah bagi kemaslahatan
kesabaran manusia mengalahkan dorongan seorang muslim dengan memberikan nikmat
syahwatnya maka disamakan dengan kebahagiaan, ketenangan dan kelegaan batin
malaikat, dan apabila dorongannya serta mempermudah proses jalannya rizki
mengalahkan kesabarannya maka disamakan yang halal lagi baik (Rajab , 2001). Dapat
dengan setan (Uliya Ali Ubaid 2012). disimpulkan bahwa nafs muthmainnah adalah
Sabar dalam kaitannya dengan jiwa yang merasa tenang dalam qolbu untuk
psikologi dapat digambarkan dengan teori selalu patuh terhadap perintah Allah.
psikoanalisis Sigmund Freud yang dapat Nafs muthmainnah terdiri dari dua
dikaitkan sebagai superego. Freud faktor, yaitu faktor internal dan faktor
menjelaskan bahwa superego merupakan eksternal. Faktor internal berupa daya kalbu
moralitas dan otoritas dari orang tua, manusia yang mampu mencapai ketenangan
termasuk di dalamnya suara hati yang dapat dan keimanan. Ketenangan dapat diperoleh
memberitahu saat diri berbuat salah. (Carol karena mendapatkan pertolongan dari Allah
Tavris dan Carole Wode). Aktivitas superego dan selalu ingat kepada Allah. Sedangkan
menyatakan diri dalam konflik dengan ego faktor eksternal berupa penjagaan dari
yang dapat memunculkan perasaan seperti malaikat dan hidayah dari Allah Swt.
bersalah, menyesal, malu dan lain sebagainya. Penjagaan malaikat berupa bisikan yang
Rasa bersalah, menyesal, dan malu mendorong manusia untuk berbuat baik, taat,
merupakan fungsi dari suara hati (Feist 2010). jujur dan ikhlas hanya kepada Allah, sehingga
Sementara itu dalam Psikologi Islam, dapat memberikan kebahagiaan dan
sabar dapat dikaitkan dengan nafs keselamatan dunia akhirat (Mujib, 2007).
muthmainah, dengan alasan kerena sabar dan Nafs muthmainnah bersumber dari qalbu
ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 53
manusia, karena hanya qolbu yang dapat Selain itu, sabar juga termasuk dalam
merasakan ketenangan. Ketenangan qolbu psikologi kepribadian islam, sebagaimana
dapat dicapai ketika qoulbu berada di ambang sabar disebut sebagai kepribadian muhsin.
ma‟rifah Allah dan disertai dengan adanya Muhsin artinya berbuat ihsan, yang berasal
ketundukan dan kepasrahan. Ketenangan dari kata hasuna yang berarti baik atau bagus.
qulbu terdapat dalam ayat Al-Qur‟an yang Kepribadian muhsin adalah kepribadian yang
berbunyi: dapat memperbaiki dan mempercantik
Artinya : “Hai jiwa yang tenang, kembalilah individu, baik berhubungan dengan diri
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi sendiri, sesamanya, alam semesta dan kepada
di ridhoinya.” (Q.S. Al-Fajr : 27-28). Allah yang diniatkan hanya untuk mencari
ridha-Nya. Untuk mencapai kepribadian
muhsin, salah satu karakteristiknya yaitu
dengan sabar. Mujib membagi karaktertik
sabar menjadi dua, yaitu (Mujib, 2007):
1. Mampu menahan atau mengendalikan diri,
Ayat diatas, dapat ditegaskan bahwa seperti menahan diri untuk tidak berkeluh
jiwa yang tenang adalah jiwa yang suci dari kesah serta dapat mengendalikan diri dari
dosa-dosa karena iman dan perbuatan- hal-hal yang dibenci Allah.
perbuatan yang baik yang dapat dikerjakan, 2. Menuntut sikap yang tenang, dengan cara:
sehingga memperoleh segala apa yang menghindari maksiat, melaksanakan
dijanjikan Allah. perintah Allah, dan menerima cobaan
Ciri utama nafs muthmainnah adalah dengan tenang.
qalbu, karena qolbu mampu mengendalikan Kepribadian muhsin dapat dibentuk
semua tinggkah laku manusia. Adapun dengan perilaku yang baik dan perilaku
bentuk-bentuk nafs muthmainnah syukur. Semua perilaku yang baik secara
diantaranya: keimanan, kenyakinan, umum, seperti syukur, sabar, tawakal, dan
keikhlasan, tawakal, taubat, taqarrub pada pemaaf, berperilaku baik terhadap Allah,
Allah, sabar, bijaksana, tawadhu, tenang dan sesama manusia, agama, lingkungan dan lain
cinta kepada Allah dan Rasulnya sebagainya. Sedangkan perilaku syukur secara
(Depatermen Agama, 2000). Syahatah umum seperti: memuji karunia Allah,
membagi karakteristik nafs muthmainnah menerima semua pemberian Allah dengan
menjadi tujuh, yaitu : senang. Adapun terminologi karakter shabir
1. Ridho dengan ketentuan Allah, (sabar) menurut Ibu Qayyim yaitu: pertama,
2. Merasa takut kepada Allah, karakter al-tashabbur, artinya kesabaran atas
3. Mengharap rahmat dari Allah Swt, kesulitan dan tidak merasakan adanya
4. Memperbanyak istigfar, taubat dan kembali kesedihan. Kedua, karakter al-shabr, artinya
kepada Allah. sikap yang merasa tidak terbebani terhadap
5. Berpengang teguh kepada Allah, adanya musibah dan kesulitan serta melalui
6. Berpegang kepada kebenaran, memenuhi musibah tanpa hambatan, dan ketiga, karakter
syarat-syarat keimanan, dan yakin bahwa al-ishtibar, artinya menikmati musibah
hidayah dan petunjuk datang dari Allah. dengan perasaan gembira. Al-Ghazali
7. Zuhud terhadap kehidupan yang fana, yaitu membagi karakter sabar menjadi dua aspek,
tidak bergantung kepada kenikmatan yaitu aspek fisik dan psikis. Aspek fisik
dunia, (Syahatah, 2013). artinya sabar dengan cara menahan diri dari
kesulitan dan kelelahan badan dalam
54 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015
ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 55
ISSN: 2502-728X
AMITA DARMAWAN PUTRI & LUKMAWATI Makna Sabar Bagi Terapis… | 57
adanya hubungan yang baik antara profesi Memahami proses secara utuh dapat
sebagai terapis dan kehidupan sehari-hari. dipahami bahwa para terapis mengalami
Tema-tema yang muncul dalam episode tranformasi sabar dari pribadi sabar yang
ini ternyata sesuai dengan karakteristik para „umum‟ menuju pribadi sabar dengan cara
terapis sebagaimana dijelaskan oleh Corey, yang lebih tinggi „profesional‟. Hal ini dapat
antara lain: menerima perasaan kuat yang ditunjukkan dari cara subjek menerima semua
palsu, bersedia mengambil risiko, memiliki perlakuan negatif yang dilakukan oleh anak
keberanian untuk bertindak, memiliki rasa ke subjek, selain itu subjek juga selalu
empati, memiliki sifat selaras, tulus, jujur dan berusaha untuk menahan dan mengontrol
toleran (Corey, 2010). emosinya agar terhindar dari hal-hal yang
Pada episode tranformasi sabar ini negatif, salah satunya terhindar dari perasaan
menunjukkan bahwa pribadi sabar sebagai untuk membalas perlakuan negatif anak
terapis mengalami perkembangan dalam diri tersebut.
subjek. Sehingga penelitian ini menyimpulkan
bahwa subjek yang bekerja sebagai terapis
mengalami transformasi sabar dari sabar yang Daftar Pustaka
biasa/umum menuju pada tingkatan sabar
yang lebih tinggi/profesional. Al-Ghazali. 1992. Al-Masha Al-Asna fi Syarh
Langkah-langkah untuk menemukan Asma Allah Al-Husna. Bandung :
makna sabar bagi para terapis di atas telah Anggota Ikapi.
dijelaskan oleh Ubaid, yaitu ada beberapa
Al-Kadiri, Chairul Ana. 2010. 8 Langkah
komponen untuk menentukan transformasi
Mencapai Ma’rifatullah, Jakarta :
dari pribadi sabar yang tidak bermakna
Amzah.
menuju pribadi sabar yang lebih bermakna,
diantaranya menahan diri dari berkeluh kesah, Al-Qarni. 2004.Jagalah Allah, Allah
menahan lisan dari mengadu, dan menahan Menjagamu. Jakarta : Darul Haq.
anggota badan melukai diri (Ubaid, 2004).
Corey, Gerald. 2010.Teori Dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi. Bandung :
Simpulan
Refika Aditama.
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa subjek memaknai sabar Danuatmaja, Bonny. 2003.Terapi Anak Autis
sebagai berikut : (1) menerima semua kondisi, di Rumah. Jakarta : Puspa Swara.
muncul perilau sabar berawal dari rasa sayang
Depatermen Agama RI. 2006Al-Qur’an Dan
dan ketulusan serta tetap tenang dalam
Terjemahannya.Jakarta : Maghfirah
menghadapi perilaku anak autis. (2) menerima
Pustaka.
dengan ikhlas apapun ujian yang Allah
berikan dan selalu berprasangka baik Feist, Jess. 2010. Teori Kepribadian 1.
(husnudzon) terhadap semua masalah. (3) Jakarta : Salemba Humanika.
dapat menahan diri dan emosi atas perilaku
Hasan, Aliah B. Purwakania. 2008. Pengantar
negatif dari anak-anak autis, misalnya saat
Psikologi Kesehatan Islami. Jakarta :
mereka refleks memukul ataupun melakukan
Rajawali Pers.
hal negatif lainnya yang dapat menyakiti fisik
terapis, untuk tidak membalas perlakuan Kartono, Kartini. 2011. Kamus Lengkap
tersebut. (4) dapat mengatur emosi dengan Psikologi. Jakarta : Rajawali Pers.
cara berusaha menekan egonya.
58 | PSIKIS –Jurnal Psikologi Islami Vol. 1 No. 1 Juni 2015
Kementrian Agama. 2010. Al-Qur’an dan Sutoyo, Anwar. 2003. Bimbingan Konseling
Tafsirnya Jilid IX. Jakarta : Lentera Islami (Teori dan Praktek).
Abadi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Lubis, Pugut. 2008. Kamus Besar Bahasa Sutoyo, Anwar. 2012.Pemahaman Individu
Indonesia Edisi Keempat. Jakarta : (Observasi, Checklist, Interviu,
Gramedia Pustaka. Kuisioner, Sosiometri). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Meggit. Carolyn. Memahami Perkembangan
Anak. Jakarta : Indeks. 2013. Susetya, Wawan. 2007. Hati Menjadi
Tentram Dengan Menginggat Allah.
Meleong, Lexy. 2013. Metode Penelitian
Yogyakarta : Tugupublisher.
Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya. Suri, Bachtiar. 2010.Terjemah dan Tafsir Al-
Qur’an 3. Bandung : Anggkasa Offset.
Mujib, Abdul. 2007.Kepriadian Dalam
Psikologi Islam. Jakarta : PT. Grafindo Syahatah, Husein. 2013. Membersihkan Jiwa
Persada. Dengan Muhasabah. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Porwandari, E Kristi. 2013. Penelitian
Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Tebba, Sudirman. 2006.Bekerja Dengan Hati
Manusia. Depok : Universitas Jakarta : Media Indonesia.
Indonesia.
Trandy, Novita. 2011 Mengenal Tahap
Rajab, Khairunnas. 2001. Psikologi Ibadah Tumbuh Kembang Anak dan
Memakmurkan Kerajaan Ilahi Dihati Masalahnya. Jakarta : Libri.
Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Ubaid, Uliya Ali. 2012. Sabar dan Syukur
Rachmayana, Dadan. 2013. Diantara Gerbang Kebahagiaan Dunia Akhirat.
Pendidikan Luar Biasa Menuju Masa Jakarta : Bumi Aksara.
Depan Yang Inklusif. Jakarta :
Warson, Ahmad. 1997. Kamus Al-Munawwir
Luxima Metro Media.
Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya
Roziqin, Badiatul. 2009. Bahkan Para : Pustaka Progsesif.
Sufipun Bisa Kaya Yogyakarta :
Yatim, Faisal. 2007. Autsime Suatu
Anggota Ikapi.
Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak.
Santoso, Hargio. 2012. Cara Memahami Dan Jakarta : Pustaka Populer Obor.
Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
ISSN: 2502-728X