Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan oleh allah swt dalam
keadaan berpasang pasangan, yang laki butuh perempuan dan perempuan butuh
seorang laki-laki, begitupun semuanya yang saling berkebutuhan satu sama lain
yang di atur aleh sebuah hukum yang berlaku. Memang pada zaman sekarang
sangatlah minim seoarang manusia yang mentaati akan sebuah aturan yang
berlaku, sehingga banyak dari kalangan mereka, juga pada zaman ini yang kami
lihat akhlag yang sangat minim sekali pada diri mereka sehingga terhadinya
perytinkaian-pertikaian antara sesama makhluk.
Akhlak inilah yang sangat penting dalam diri manusia, perannya pun sangat
banyak dalam kalangan manusia, karena kita sesama makhluk sosial sangat butuh
akan yang namanya akhlak untuk kita saling berinteraksi satu sama lain, agar
terciptanya sebuah hubungan yang sangat harmonis.
Kita bayangkan saja andaikan sebuah akhlak di dunia ini tidak ada mungkin
apa yang akan terjadi pada diri manusia, apa yang terjadi pada hubungan
mereka,, pastinya akan hancur lebur sedemikian rupa, rasulullah saja sebagai
makhluk serta utusan allah kepada para makhluk memiliki akhlak yang sangat
sempurna bahkan ada rasulullah itu akhlaknya adalah al-qur’an, begitu mulianya
akhlak rasul kita Muhammad SAW
Aklah itu terbagi dalam beberapa bagian yakni ada akhlak kepada pribadi
atau diri sendiri, akhlak kepada agama, akhlak kepada keluarga, masyarakat dan
lain –lainnya, dalam hal ini penulis akan membahas akhlak kepada diri sendiri,
karena sebagaimna kita lihat pada era modern ini banyak orang atau manusia
yang akhlak nya terkikis dengan beradaban barat, oleh sebab itu selayak nya bagi
penulis membahas sepesifik mungkin, akan akhlak kepada diri sendiri ini.

1
B. Ruusan masalah
1. Apa hakikat akhlak?
2. Bagaimana akhlak terhadap diri sendiri atau pribadi?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat dari akhlak.
2. Untuk mengetahui bagaimana akhlak terhadap diri sendiri.
D. Manfaat penulisan.
1. Untuk memberikan kemudahan terhadap kita untuk mempelajari
akhlak.
2. Untuk memberikan pemahaman yang benar terhadap akhlak
terhadap diri sendiri.
E. Sistematika penulisan
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan sistematika sebagaimana

berikut:
1. Bab I : Pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.


2. Bab II : Pembahasan yang akan membahas tuntas rumusan masalah
3. Bab III: Penutup yang menjawab dan menyimpulkan isi yang ada di

pembahasan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akhlak
1. Pengertian akhlak
Istilah ini tidak asing lagi di telinga kita karena akhlak adalah sangat
penting bagi kita sebagai manusia, dikarenekan dengan adanya akhlak ini
hidup kita menjadi sangatlah indah. Akhlak berasal dari bahasa arab yakni
khuluk yang mana kata ini memiliki lafadz jamaknya yaitu akhlaqun. Dalam
arti ertimologi akhlak memiliki arti budi pekerti, perangai, dan tabiat. Dalam
perbuatannya akhlak itu bisa berupa baik dan bisa juga berupa buruk
tergantung terhadap orang yang mengamalkannya, orang yang akhlaknya
baik itu disebut bagai orang yang berakhlak tapi orang yang tidak memiliki
akhlak baik dia disebut sebagai orang yang tak berakhlak.
Adapun dalam arti terminologinya akhlak berarti sebuah sistem yang
mengandung nilai yang mengatur akan setiap pola sikap manusia dan
tindakan manusia di muka bumi agar menjadi seorang yang baik dan terpuji.
Yang dimaksuda dalam sistem yang mempunyai nilai itu adalah ajarang
islam, karena ajaran islam inilah sangatlah mulia dan terpuji di mata allah,
tentunya kita tau bahwasannya ajaran islam itu berlandaskan pada al-quran
dan sunnah rosul jadi semua ajaran islam itu sangatlah baik juga bisa
menjawab akan dinamikan atau problem yang terjadi pada era saat ini,
sedangkan yang dimaksud dengan pola sikap itu bahwa akhlak itu mengatur
akan hubungan kita dengan allah agar menjadi hamba yang taat, juga
mengatur hubungan kita dengan sesama agar terjalin keharminisan dan
kerukunan antar manusia termasuk dirinya sendiri akhlak ini akan membuat
diri manusia jauh lebih baik jika mengamalkannya, juga mengatur hubungan
kita dengan alam sekitar tentunya agar kita betadabbur, merenung akan
semua yang ada di alam karena semua ini adalah ciptaan allah, kita hanya
sementara berada di dunia, rumsh kita yang abadi itu ketika kita berada di
akhirat nanti.
Sedangkan pengertian akhlak menurut para ulama yang kamikutip
dalam buku Prof. Dr. Rosihon Anwar , M.Ag yang mana beliau juga
mengutip dari beberapa buku dalam karayanya dan beliau memaparkan akan
pengertian akhlak menurut para ulama:
3
a. Menurut Ibnu Maskawih (941-1030M)
Menurut beliau akhlak adalah “keadaan dalam jiwa
seseorang yang mendorong dirinya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran
terlebih dahulu. Keadaan ini terbagi menjadi dua bagian
yakni ada yang berasal dari tabiat aslinya, dan ada pula yang
diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi
suatu kegiatan tersebut mulanya itu melalui fikiran dan
pertimbangan , kemudian hal itu dilakukan trus menerus ,
sehingga timbullah suat bakat dan akhlak pada diri seseorang
tersebut”.
b. Imam al-Ghazali 9 (1055-1111M)
Beliau berpendapat “akhlak adalah daya kekuatan
yang tertanam dalamjiwa yang mendorong perbuatan-
perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan
pemikiran”
c. Muhyiddin Ibnu Arabi (1165-1240M)
Beliau menyatakan bahwa akhlak adalah “keadaan
jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu
perbuatan tanpa melalui sebuah pertimbangan dan plihan
terlebih dahuli. Keadaan tersebut ada pada doro seorang bia
jadi merupakan tabiat dai orang tersebut atau bawaan dar
dirinya, dan boleh jadi juga bisa merupakan melalui latihan
dan perjuangan dari dalam diri mereka masing-masing
sehingga keadaan ini menjadi terbiasa dia lakukan setiap
hari”
d. Al-Faidh al-Kasyani (w. 1091H H)
Beliau berargumen bahwa akhlak adalah “suatu
ungkapan yang menunjukkan akan suatu kondisi yang
mandiri dala jiwa manusia, yang dalam dirinya itu timbul
suatu kegiatan yang mudah tanpa melalui proses perenungan
maupun tanpa melslui pikiran panjang terlebih dahulu”.
e. Syekh Makarim Asy-Syirazi
Menurut beliau akhlak adalah “sekumpilan
keutamaan maknawi dan tabiat batini manusia”.1

1 Rosihon anwar, akhlak tasawuf, (Bandung: pustaka setia, 2010) hal, 13


4
Dalam beberapa uraian diatas dapat kami tarik sebuah kepahaman
yang sangat sistifikan bahwa akhlak itu adalah perbuatan yang baik yang
ditimbukan dalam diri manusia tanpa adanya pemikiran ataupun tanpa
melalu perenungan maupun pertimbangan dari akal kita bisa jadi suatu
perbuatan itu karena kebiaasan kita maka akan timbul keadaan itu dengan
sendirinya dalam diri kita masing-masing, bisa jadi juga perbuatan itu
berhasil dari usaha dan kebiasaan seseorang sehingga dia terbiasa dengan
hal itu dan terciptalah akan sebuah akhlak dalam diri mereka.

2. Tujuan akhlak
Akhlak adalah sesuatu yang sangat penting bagi manisia karena
dengan aklak ini kita bisa teratur dan hidup saling rukun antar sama lainn dan
sebab akhlak ini kita berada dalam naungan yang sangat istimewa yakni islam,
oleh karena itu tujuan pokok akhlak itu pada umumnya yakni agar setiap
manusia atau lebih khusunya pada setiap musli itu memiliki budi pekerti yang
baik, tingkah laku yang baik, perangai yang baik atau adat istiadat yang baik
yang ada dalam ajaran islam. Kalau kita lebih cermat lagi bahwa kabanyakan
ibadah-ibadah dalam islam itu bertujuan juga membina akhlak yang baik
dalam diri muslim itu sendiri seperti:
a. Sholat.
sholat yang dikerjakan setiap hari dalam lima waktu
yang mempunyai tujuan mencegah seseorang untuk melakukan
perbuatan perbuatan yang tercela, asalkan sholat ini benar-
benar mereka laksanakn dengan baik, dan menanmnya dalam
dirinya mereka masing masing, banyaknya orang yang koruptor
atau apalah selain itu dikarenakan dia kurang mendirikan sholat
dalam dirinya sehingga dia tidak memiliki akhlak yang baik,
akan tetapi yang timbul adalah sebuah sifat tercela yang tidak
diajarkan oleh islam.
b. Zakat.
Zakat yang dilakukan pada akhir bulan ramadhan oleh
seluruh warga umat islam yang bertujuan menyucikan dirinya
dari dengan memupuk sebuah kepribadian yang baik dalam
dirinya adengan membantu saling sesama, dan membantu
terhadap orang yang membutuhkan, inilah akhlak yang sangat
baik, akhlak yang diajarkan oleh ajaran islam.
5
c. Puasa.
Yang sering dilakukan pada bulan ramadhan karena
wajib, dan dilain hari selain ramadhan saja, puasa ini
membentuk agar diri kita mampu menahan syahwat yang
berupa lapar, haus dan lain sebagainya, juga puasa ini mendidik
agar tutur kata kita selalu baik aagar timbul akhlak dan suatu
perbuatan baik terhadap diri kita.
Itulah sabagian dari ibadah yang dapat mendidik kita agar kita
mempuyai akhlak yang baik yang mana dengan itu bisa timbul suatu ekerjaan
yang secara spontan itu kita melakaukannya, berkat ibadah inilah kita terdidik
dan terlatih.
Oleh karena itu dari paparan diatas tujuan akhlak itu terbagi dalam dua
bagian, yaitu akhlak yang bersifat umum dan akhlak yang bersifat khusus.
Tujuan umumnya yaitu membentuk kepribadian seorang muslim agar
memiliki akhlak yang mulia, meskipun itu bersifat dhohir dan bersifat batin
yang mana hal ini berkesinambungan dengan firman allah SWT:
‫قل إنا حررمّ رب الفواحش ما ظهر منك وما بطن والثا والبغي بغي القح و ان تشركوا‬

۳۳﴿‫﴾بال ما ل ينزل به سلطان و ان تقولوا على ال ما ل تعلمون‬


Artinya:katakanlah (Muhammad) =, tuhanku hanya mengharamkan
segala perbuatan yang kejiyang terlihat dan yang tersembunyi, perbuatan dosa,
perbuatan zalim tanpa alasan yang benar, dan kamu mempersekutukan allah
dengan sesuatu, sedangkan dia tidak menurunkan alasan untuk itu, dan
(mengharamkan) kamu membicarakan tentang allah apa yang tidak kau ketahui.

Sedangkan tujuan akhlak dalam segi khususnya yaitu terbagi dalam


tiga bagian diantaranya:
a. Mengetahui tujuan utama diutusnya nabi Muhammad
SAW
Sebagaimana yang telah banya yang dipaparkan oleh
para pakar hadis bahwasannya tuuan utama diutusnya nabi
Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak
para ummat nya yakni ummat islam, agar diri kita sendiri
terdorong untuk melakukan akhlak yang sangat mulia
tersebut karena ternyata akhlak inilah sangat penting dalam

6
agama islam. Bahkan akhlak lebih uyama ketimbang
dengan ibadah yang lainnya, sebab tujuan utama ibadah
adalah mencapai kesempurnaan akhlak.
b. Menjembatani antara kerenggangan antara akhlak dan
ibadah
Tujuan yang lain akhlak adalah menyatukan antara
akhlak dan ibadah atau dapat kita sebut dengan menyatukan
antara dunia dan akhirat.
3. Manfaat akhlak
Akhlak tentunya sangat bermanfaat bagi kita karena dala hidup kita
tidak pernah luput dengan yang namanya akhlak karena dengan akhlak inilah
seorang ummat islam bisa merubah dirinya jauh lebih baik dari biasanya, Dr
Hamzah Ya’cub bahwa faedah dari akhlak itu sebagaimana berikut:
a. Meningkatkan derajat manusia
Tujuan dari pengetahuan sendiri yakni meningkatkan
akan derajat manusia dalam bidang rohaniah atau bidang
mental spritual. Antara orang yang berilmu dengan yang
tidak berilmu itu berbeda, sangatlah berbeda antara
keduanya , derajatnya lebih tinggi orang yang memiliki
ilmu. Begitupun dengan akhlak ini orang yang berakhlak
lebih tinggi drajatnya disisi allah ketimabang manusia yang
lain, karena akhlak ini lah yang dapat memberi kita arti
akan hidup yang sangat baik, juga dengan akhlak inilah kita
bisa mengetahui mana baik dan mana buruk.

b. Menuntun kepada kebaikan,


Akhlak tidak hanya memberi tahu pada kita mana baik
dan buruk tapi akhalak juga bisa memengaruhi hidup kita
dan mendorong kita agar kita membentuk hidup yang suci
tanpa adanya keburukan yang menimpa dengan
mengamalkan kebaikan da kebijkann yang dapat
mendorong terhadap kebaikan dan manfaat bagi manusia.
c. Manifestasi kesempurnaan iman,
Keaadaan iman yang sempurna akan melahirkan
kesempurnaan akhlak pada diri kita masing-masing, dan
dapat dikatakan bahwa keindahan akhlak yang berada

7
dalam diri kita itu adalah manifestasi dari iman kita yang
baik.
d. Membina kerukunan antar tetangga.
Akhlak terhadap tetanga ini dianjurkan juga aleh allah
SWT karena sesama tetangga apalagi umat beragama islam
kita harus menjaga tali persaudaraan, dan tali persahabatan
antara kita. Tentunya dengan akhlak inilah kita bisa
membina akhlak itu dengan baik dan benar.2

2 H. A. Musthafa, akhlak tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2014) hal, 38


8
B. Akhlak terhadap diri sendiri.
Diri kita yang lemah ini mempunyai aturan juga yang harus kita laksanakan,
sebuah akhlak yang akan mengatur diri kita agar diri ini tidak menjadi rusak, agar diri
kita tetep dan selalu ada dalam bimbingann tuhan, diri kita mempunyai akhlak yang
harus kita laksanakan guna untuk mewujadkan akhlak yang sempurna dalam diri kita
meskipun kesempurnaan ini lebih sempurna akan ciptaan allah.
1. Sabar
Istilah sabar sering kita dengar setiap hari maupun di sekolah dan di
rumah. Sabar adalah menahan diri dari dorongan nafsu yang menimpa kita
dan menghadapi semua cobaan allah dengan sungguh-sungguh sebagai
gantinya, dapat puyla diartikan bahwa sabar itu adalah menerima akan
semuanya yang terjadi pada kita dan menyerahkan diri akan semuanya itu
hanya pada allah SWT. Sabar ini sangatlah sulit dalam diri kita, dengan
kita bersabar kita bisa denkat dengan sang pencipta, kita terasa dekat
berada disisiNya, karena itu sabar itu sulit.
Sabar juga terbagi menjadi tiga bagian yakni yang akan kami paparkan
dibawah ini:
a. Sabar dari maksiat
Artinya dalam kalimat tersebut adalah kita tidak boleh
melakukan maksiat pada allah baik itu maksiat kecil,
maupun maksiat besar, karena itu kita dilarang oleh agama
agar kita tidak berbuat seenaknya kita sendiri, karena hidup
kita semuanya diatur, oleh karena itu semua dalam hal ini
dibutuhkan kesabaran yang extra dan kekuatan untuk
menahan hawa nafsu kita.
b. Sabar karena taat pada allah
Artinya kita sabar dalam menunaikan semua yang allah
perintahkan pada kita dan menjauhi semua larangan yang
allah larang kita untuk melakukannya, allah hanya ingin
kita senantiaa untuk meningkatkan tingkat ketaqwaan kita
pada allah.
c. Sabar karena musibah.
Artinya kita sabar ketika kita ditimpa musibah, ketika
kita dilanda kemiskinan, ketika lc tak turun terhadap kami
kami harus sabar mengahadapinya karen allah akan

9
membalasnay nanti entah dibalas di dunia atau dibalas di
akhirat nanti.

2. Syukur
Syukur artinya adalah berterima kasih kepada Allah SWT. Sujud
syukur adalah sujud yang dilakukan ketika seseorang memperoleh
kenikmatan dari Allah SWT atau terhindar dari bahaya. Bentuk syukur ini
ditandi dengan keyakinan dari hati kita yang sangat yakin yakinnya, juga
bentuk syukur ini biasanya menggunakan kata-kata yang mengagungkan
allah taala, dan kita tidak mengunakan nikmat tersebut unruk sesuatau
yang kita benci. Bentuk kita mensyukuri nikmat allah juga dengan
menggunakan nikmat allah itu dengan sebaik-baiknya, seperti pancaindra,
nyawa dan lain lain kita harus menggunakan semua yang alllah berikan
pada kita itu dengan sebaik mungkin.
3. Menunaikan amanah
Amanah yang sangat sulit kita temukan saat ini. Amanah dalam arto
ertemologinya adalah kesetiaan atau ketulisan hati, kepercayaan, atau
kejujuran. Sedangkan amanah dalam arti terminologinya adalah Amanah
adalah sebuah kewajiban, di mana sudah seharusnya semua orang
Islam saling mewasiatinya dan memohon bantuan kepada Allah swt dalam
menjaganya, bahkan ketika seseorang hendak bepergian sekalipun setiap
saudaranya seharusnya berpesan kepadanya :
“Aku memohon kepada Allah swt agar Ia terus menjaga agama engkau,
amanah dan akhir amalan engkau”, (HR Imam Tirmidzi).
Sahabat Anas bin Malik berkata :
“Rasulullah tidak pernah berkhutbah untuk kami kecuali ia mengatakan :
“Tidak ada keimanan bagi orang yang tidak memiliki amanah, dan tidak
ada agama bagi orang yang tidak pandai memeliharanya”, (HR Imam
Ahmad bin Hambal).
Berkaitan dengan amanat ini, Amir Ibn Muhammad al-Madari pernah
bertutur “siapa yang menyempurnakan dirinya dengan sifat amanat, ia
telah menyempurnakan keberagamannya. Siapa yang menafikan sifat
amanat pada dirinya, maka ia membuang keberagamannya secara
keseluruhan”.3
4. Benar atau jujur
Yang dimaksud dengan benar dan jujur adalah berlaku benar dan jujur,
baik dalam perkatan ataupun dalam perbuatan. Benar (perkataan) adalah

3 Rosihon anwar, akhlak tasawuf, (Bandung: pustaka setia, 2010) hal, 100
10
mengatakan keadaan yang sebenar benarnya terjadi, tidak
menyembunyikannya. Beda lagi klo yang disembunyikan iu adalah yang
bersifat rahasia atau menjaga nama baik seseorang, kita harus mengatakan
yang sebenar benernya meskipun rasanya itu pahit. Benar (perbuatan)
adalah mengerjakan sesuatu yang telah dianjurkan oleh agama, dan
petunjuk dari agama.
Oleh karena itu sifat benar atau jujur inilah yang sangat ditekan kan
pada kita, akan tetapi kita harus tau dimana kita jujur dan dimana serta
kapan kita harus berbohong, meskipun berbohong itu tak dibolehkan tapi
pada wakru tertentu berbohong itu di perbolehkan.
5. Menepatin janji
Dalam islam janji itu adalah hutangm dan hutang harus dibayar
(ditepatin). Apabila kita mengadakan suatu perjanjian dengan seseorang
maka kita wajib menghadiri perjanjian tersebut pada waktu itu yakni pada
waktu ditentukannya janji tersebut, dan apabila kita melanggar janji
tersebut atau tidak memenuhinya maka kita termasuk orang yang berdosa
dan bisa jadi kita termasuk ciri-ciri orang yang minafik.
Al-Mawardi berpendapat janji merupakan salah satu kewajiban
seorang pemimpin, bahkan menjadi tongak berdirinya pemerintah yang di
pimpinnya . sebab, jika seorang pemimpin tidak dapat dipercaya dengan
janjinya terjadi banyak pembangkangan dari rakyat dengan demikia,
tonggak pemerintahpun terancam roboh.4

4 Rosihon anwar, akhlak tasawuf, (Bandung: pustaka setia, 2010) hal, 104
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
akhlak berarti sebuah sistem yang mengandung nilai yang mengatur akan
setiap pola sikap manusia dan tindakan manusia di muka bumi agar menjadi seorang
yang baik dan terpuji.
Serta akhlak pada diri sendiri itu ada lima yakni, sabar, syukur, menunaikan
amanah, benar atau jujur, dan menepati janji

12
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, rosihon. Akhlak tasawuf. Bandung: pustaka setia. 2010

Athoillah, ibnu. Taj’ul al arus al hawi li tahdzib an nufus. Damaskus: Dar almaktabi. 2011

Dhin, cut nyak. pembinaan pendidikan akhlak di rumah penyantun muhammadiyah kota
banda aceh, Jurnal Pionir, Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013

Mustofa. Akhlak tasawuf, bandung: pustaka setia, 2014

Nor, ali fikri. Serial anak musli: amanah

13

Anda mungkin juga menyukai