Tes kesuburan dan pemeriksaan organ reproduksi wanita disarankan jika kehamilan tidak
kunjung terjadi walaupun Anda telah berhubungan seks rutin selama 12 bulan. Dokter akan
melakukan rangkaian tes untuk mendeteksi gangguan pada organ reproduksi, hormon, maupun
komponen lain yang menjadi penyebab sulit hamil.
Histerosalpingografi (HSG) memanfaatkan teknologi sinar-x real time untuk mengetahui kondisi
rahim dan tuba falopi, serta risiko keguguran terkait kelainan pada rahim. Jika terdapat
sumbatan pada tuba falopi, dokter juga dapat membukanya melalui pemeriksaan ini.
HSG adalah pemeriksaan pertama yang perlu dilakukan wanita sebelum menjalani tes
kesuburan lain. Pasalnya, hasil yang Anda peroleh merupakan dasar untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan. Terutama bila terdapat gangguan pada organ reproduksi.
2. USG transvaginal
Tes USG transvaginal bertujuan untuk mengetahui kondisi rahim, leher rahim, tuba falopi,
ovarium, dan vagina. Tes ini juga disarankan untuk kasus kelainan seperti nyeri panggul, kista,
perdarahan vagina, serta untuk memeriksa posisi alat kontrasepsi dalam rahim.
Untuk melakukan tes USG transvaginal, dokter akan memasukkan alat pemancar gelombang
suara berfrekuensi tinggi ke dalam vagina. Gelombang suara akan memantul pada organ
reproduksi. Pantulan ini lantas menghasilkan gambar pada layar.
3. Histeroskopi
Tes histeroskopi bermanfaat untuk mendiagnosis masalah kesuburan wanita terkait kondisi
rahim. Selain itu, histeroskopi juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah polip, fibroid,
perdarahan abnormal, serta memastikan hasil pemeriksaan HSG.
4. Laparoskopi
Laparoskopi dilakukan untuk mendiagnosis serta mengatasi penyakit terkait gangguan pada
area perut dan panggul. Prosedur ini biasanya dilakukan pada wanita yang bermasalah
dengan endometriosis, tumor fibroid, kista, nyeri panggul, dan kesuburan.
Dokter akan membius pasien, lalu memasukkan kateter untuk mengeluarkan urine dan jarum
kecil untuk mengisi rongga perut dengan gas karbondioksida. Setelah itu, dokter membuat
sayatan kecil untuk memasukkan tabung laparoskop yang akan mengirimkan gambar ke layar.
Melansir laman American Pregnancy, pemeriksaan terkait ovulasi terbagi menjadi empat jenis,
yakni:
Tes ovulasi
Tujuan tes ini adalah untuk memastikan ovulasi benar-benar terjadi. Prosedur tes
dilakukan melalui tes darah, USG, alat prediksi ovulasi, dan grafik suhu tubuh.
Tes fungsi ovarium
Tes ini berfungsi untuk mengetahui fungsi hormon-hormon yang memengaruhi
ovulasi. Rangkaian tes meliputi pemeriksaan fungsi FSH (follicle-stimulating
hormone), estradiol (estrogen), serta tes darah untuk mengetahui jumlah hormon
inhibin B yang menghambat ovulasi.
Tes fase luteal
Fungsinya adalah untuk mengetahui jumlah progesteron, sebab progesteron
akan meningkat setelah ovulasi.
Tes hormon lain
Tes ini mencakup pemeriksaan hormon yang telah disebutkan sebelumnya serta
hormon prolaktin, T3 bebas, testosteron bebas, testosteron total, DHEAS, dan
androstenedion.
Ada banyak faktor yang bisa menghambat proses kehamilan. Maka dari itu, tes kesuburan yang
perlu dilakukan wanita juga beragam. Konsultasi dengan dokter kandungan dapat membantu
Anda menentukan tes yang perlu dijalani terlebih dahulu.
Anda juga perlu berdiskusi dengan dokter begitu hasil tes telah keluar. Dengan begitu, Anda
dapat mengetahui apa yang menjadi penyebab masalah kesuburan serta cara terbaik untuk
mengatasinya.