Anda di halaman 1dari 59

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penderita penyakit kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti,


tetapi peningkatan dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu
penyebab kematian. Hanya beberapa penyakit kanker yang dapat diobati secara
memuaskan, terutama jika diobati saat masih stadium dini. Keberhasilan
pengobatan sangat ditentukan oleh jenis kanker, stadium kanker, keadaan umum
penderita, dan usaha penderita untuk sembuh.

Kanker bukanlah suatu penyakit yang ringan. Langkah awal dalam pengobatan
penyakit kanker adalah deteksi dengan benar bahwa gejala yang muncul pada
tubuh pasien adalah benar-benar sel kanker ganas. Deteksi ini bisa dilakukan
dengan pemeriksaan biopsy, sehingga langkah pengobatan bisa dilakukan secara
cepat dan tepat. Langkah berikutnya adalah terapi pengobatan dengan cara
konvensional. Namun pada kenyataannya pengobatan dengan cara ini sering kali
kanker belum bisa diatasi secara total. Disinilah peran tanaman obat/herbal.

Peran utama herbal adalah meningkatkan daya tahan tubuh pasien dan
melokalisir sel-sel kaker sehingga sel-sel kanker tidak mudah menyebar, dan lebih
mudah diangkat, juga tidak bersifat toksik sehingga lebih aman untuk tubuh
pasien. Contohnya adalah tanaman obat dari ekstrak keladi tikus (Typhonium
Flagelliforme). Dalam penggunaannya, tanaman obat ini bisa dipakai bersamaan
dengan pengobatan konvensional (pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan
hormonterapi) atau setelah pengobatan konvensional selesai dilakukan. Karena
obat dari ekstrak keladi tikus dapat membantu mengurangi efek pengobatan secara
konvensional.

Penyakit Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-
sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke

1|Leukemia
jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah,
dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang. Dalam keadaan
normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati
dan rusak. Sebaliknya sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor
ganas. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga
mengganggu organ yang ditempatinya. Kanker dapat terjadi diberbagai jaringan
dalam berbagai organ di setiap tubuh, mulai dari kaki sampai kepala. Bila kanker
terjadi di bagian permukaan tubuh, akan mudah diketahui dan diobati. Namun bila
terjadi didalam tubuh, kanker itu akan sulit diketahui dan kadang – kadang tidak
memiliki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah stadium lanjut sehingga
sulit diobati.

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel
darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang
atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah
diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi),
sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian
kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,


Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel
darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah
putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel
darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur
kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali.

Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada
tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol
(abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah
perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila berlebihan
dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan kondisi seperti

2|Leukemia
ini (Leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah terkena
penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Medis Leukemia ?
2. Bagaimana Konsep Keperawatan Leukemia ?
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan Konsep Medis Leukemia.
2. Mendeskripsikan Konsep Keperawatan Leukemia.

3|Leukemia
BAB 2

PEMBAHASAN

a.1 Konsep Medis


1. Definisi
Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel
darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Leukemia
adalah sejenis kanker yang ditandai dengan proliferasi sel darah putih yang tidak
terkendali. Jenis leukemia di tentukan berdasarkan jenis sel yang dominan, seperti
mielositik (granulosit), limfosit, atau leukemia monositik, dan berdasarkan durasi
penyakit dari awitannya, seperti leukemia kronik atau akut.
Leukemia merupakan penyakit akibat terjadinya proliferasi (pertumbuhan sel
imantur) sel leukosit yang abnormal dan ganas, serta sering disertai adanya
leukosit dengan jumlah yang berlebihan, yang dapat menyebabkan terjadinya
anemia trombositopenia (Hidayat, 2006).
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel-sel darah putih
dalam sumsum tulang, menggantikan elemen-elemen sumsum normal.
(Baughman, 2000, Hall : 336)
Leukemia merupakan proliferasi patologis dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik dan biasanya berakhir fatal (Ngastia, 1997).
Jadi dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah penyakit akibat terjadinya
proliferasi leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya leukosit
jumlah yang berlebihan dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan
biasanya berakhir fatal.
2. Etiologi
1. Faktor eksogen
a. Radiasi, khususnya yang mengenai sumsum tulang, kemungkinan
leukemia meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau
kemoterapi.
b. Zat kimia, seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenibutazone, dan agen
anti neoplastik. Terpapar zat kimia dapat menyebabkan displasia sumsum

4|Leukemia
tulang belakang. Anemia aplastik dan perubahan kromosom yang
akhirnya dapat menyebabkan leukemia.
c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T
Leukemia Virus) dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang
penderita limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum
penderita leukemia sel T.
2. Faktor endogen
a. Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter
seperti sindrom down mempunyai insiden leukemia lebih tinggi dari
saudara kandung anak-anak yang terserang, dengan insiden yang
meningkat sampai 20% pada kembar monozigot.
b. Kelainan genetik, mutasi genetik dari gen yang mengatur sel darah yang
tidak diturunkan.
3. Patofisiologi
Leukemia adalah jenis gangguan pada sistem hemapoetik yang
fatal dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai
dengan tidak terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari
sel, pertama-tama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam
sumsum tulang, limfosit di dalam limfe node) dan menyebar ke organ
hematopoetik dan berlanjut ke organ yang lebih besar sehingga
mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.
Limfosit imanut berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan
perifer serta mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya,
hematopoesis normal terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah
leukosit, eritrosit, dan trombosit. Eritrosit dan trombosit jumlahnya
dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal
sel hematopoetik lainnya dan mengarah kepada pembelahan sel yang
cepat dan sitopenia atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah
putih meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan
imun.

5|Leukemia
Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh
ptekia dan ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau
perdarahan hidung, hematoma dalam membran mukosa, serta
perdarahan saluran cerna dan saluran kemih. Tulang mungkin sakit dan
lunak yang disebabkan oleh infark tulang.
4. Manifestasi klinis
1. Pucat
2. Keletihan (letargi)
3. Asam lambung meningkat
4. Petekia, Perdarahan.
5. Nyeri abdomen yang tidak jelas
6. Berat badan turun
7. Muntah
8. Anoreksia
9. Takipnea
10. dipsnea
5. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker yang
diberikan ke cairan serebrospinal, atau melelui aliran darah untuk dapat
mencapai ke seluruh tubuh agar terapi yang diberikan efektif.
Pengobatan dengan kemoterapi pada leukemia mieloblastik akut
diberikan dengan dosis yang tinggi dan di konsumsi dalam waktu yang
singkat. Sedangkan terapi untuk leukemia limfoblastik akut di berikan
dengan dosis yang rendah dan waktu konsumsi yang lama biasanya 2-3
tahun(American Cancer Society, 2012).
2. Pembedahan
Penjmbedahan merupakan terapi yang sangat terbatas
penggunaannya pada pasien leukemia. Hal ini dikarenakan selsel
leukemia telah menyebar keseluruh tubuh melalui sumsum tulang
menuju organ-organ yang ada di tubuh. Terapi pembedahan hanya

6|Leukemia
dilakukan atas indikasi tertentu dan memiliki risiko tinggi(American
Cancer Society, 2012).
3. Radiasi
Terapi radiasi menggunakan bahan energi dengan radiasi tinggi
untuk menghancurkan sel-sel kanker. Terapi sendiri biasanya dilakukan
untuk mencegah penyebaran dari sel-sel leukemia ke otak maupun ke
testis(American Cancer Society, 2012).
6. Prognosis
Pasien dengan leukemia akut biasanya mempunyai proses penyakit
lebih agresif, jarak waktunya lebih pendek dari waktu diagnosis. Pasien
dengan leukemia kronis biasanya memiliki proses penyakit kurang
agresif dengan jaraj waktu lebih panjang. Pasien kronis biasanya
mempunyai serangan tersembunyi dan prognosis lebih baik

7|Leukemia
g :
Faktor Endogen Faktor Eksogen :

- Herediter - Radiasi
- genetik - Zat kimia
- Inveksi virus
-

Proliferasi neoplastik

LEUKEMIA Kemoterapi

Ketidaktahuan Proliferasi sel darah putih


tentang penyakit berlebihan dan imatur di Asam lambung Alopesia
sumsum tulang

Defesiensi Mual Gangguan citra


pengetahuan Perkembangan sel normal tubuh
terganggu

Hemopoesis terhambat

8|Leukemia
Eritropenia
Hemoglobin

Hipoksia
Leukopenia Trombisitopenia
Asam laktat Fatique
Granulopenia Permeabilitas
Pelepasan Intoleran pembuluh darah
mediator kimia aktifitas Sistem imun

Mempresepsikan Kerusakan endotel


nyeri pembuluh darah
Infeksi di Tubuh resiko
membran terhadap
Sianosis Nyeri akut Perdarahan
mukosa mulut infekasi
Metabolisme anaerob
Merangsang
O2 tidak sampai Menyebar Resiko infeksi Resiko
hipotalamus
ke jaringan Reaksi nosiseptor ke esofagus kekurangan
volume cairan
perifer
Esofagitis
Perfusi jaringan Rejantan hipovolemik Resiko syok hipovolemik
Anoreksia dan hipotensi
tidak efektif

Menekan pusat Ketidakseimbangan Kebocoran plasma Ke ekstravaskuler


takipnea nutrisi kurang dari
pernapasan
kebutuhan tubuh Efusi pleura Paru-paru
dispnea
Gangguan
pertukaran gas
Ketidakefektifan
pola napas

9|Leukemia
2.2 Konsep Keperawatan
PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. I
Umur :40 tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jl. Sudirman
Tanggal Masuk : 15 Okt 2018
Tanggal Pengkajian : 17 Okt 2018
No. Register : 00.29.54.69
Diagnosa Medis : Leukemia
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A
Umur :Tidak terkaji
Hub. Dengan Pasien : Isteri
Pekerjaan : Tidak terkaji
Alamat : Jl. Sudirman
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak napas yang tidak
tertahankan sejak 2 hari yang lalu, klien mengatakan demam,
tidak enak badan, tidak nyaman (gerah), klien juga mengakatan
tidak ada napsu makan sejak 5 hari yang lalu.
2) Riwayat kesehatan sekarang

10 | L e u k e m i a
Pada saat pengkajian pada Tn. I didapatkan klien tampak sesak
napas, pucat, demam, berkeringat, lemah, dan kurus serta
terpasang oksigen 3 liter. Dari hasil pemeriksaan fisik saat
pengkajian diperoleh : TD : 80/50 mmHg, N : 80 x/m, RR : 37
x/m, S : 38 oC, konjungtiva anemis, sianosis, kafilarevil 4 detik,
akral dingin, mukosa bibir kering, tubuh klien teraba hangat,
klien terlihat gelisah, BB klien turun 3 kg sejak sakit, BB saat
pemeriksaan 57 kg, makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi, mual
(+), muntah (+).

P (Provokating) : tidak terkaji


Q (Quality) : tidak terkaji
R (Region) : tidak terkaji
S (Severity/Skala) : tidak terkaji

T (Time) : saat menyapu halaman.

3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : tidak terkaji


b. Satus Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami : klien pernah mengalami penyakit
serupa
2) Pernah dirawat : Tidak terkaji
3) Alergi : Tidak terkaji
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll): Tidak terkaji
c. Riwayat Penyakit Keluarga : ibu klien mengalami penyakit
hipotensi
d. Diagnosa Medis dan therapy : leukemia
3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan : Tidak terkaji


b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit : tidak terkaji
Saat sakit : tidak terkaji

11 | L e u k e m i a
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit : tidak terkaji
Saat sakit : tidak terkaji
2) BAK
Sebelum sakit : tidak terkaji
Saat sakit : tidak terkaji
d. Polaaktivitas dan latihan
1) Aktivitas : tidak terkaji
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan
minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit : Tidak terkaji
Saat sakit : Tidak terkaji
e. Pola kognitif dan Persepsi : tidak terkaji
f. Pola Persepsi-Konsep diri : tidak terkaji
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit : tidak terkaji
Saat sakit : tidak terkaji
h. Pola Peran-Hubungan : tidak terkaji
i. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit : tidak terkaji
Saat sakit : tidak terkaji

12 | L e u k e m i a
j. Pola Toleransi Stress-Koping : tidak terkaji
k. Pola Nilai-Kepercayaan : Taat beribadah
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Sadar/composmentis

b. Tanda-tanda Vital :

TB/BB : 175 cm/57 kg

HR : 37 x/m

Suhu : 38 oC

N : 80 x/m

TD : 80/50 mmHg

c. Keadaan fisik

a. Kepala

1. Lingkar kepala : 55 cm
2. Rambut : Bersih
3. Warna : Hitam
4. Tekstur : Kasar
5. Distribusi Rambut : Merata
6. Kuat/mudah rontok : Kuat

b. Mata :
1. Sklera : Normal
2. Konjungtiva : Anemis
3. Pupil : Ukuran 2 mm, bentuk isokor, reaksi cahaya normal
c. Telinga : simetris, tidak terdapat serumen, dan berfungsi dengan baik.
d. Hidung : simetris dan tidak terdapat sekret.
e. Mulut :
1. Kebersihan : Kurang

13 | L e u k e m i a
2. Warna : Merah
3. Kelembapan : Kering
4. Gusi berdarah 3 hari yang lalu
5. Lidah : ada sariawan
6. Gigi : caries pada gigi atasnya
f. Leher : tidak ada pembengkakkan kelenjar tiroid
g. Dada/pernapasan :
1. Inspeksi : simetris, pernapasan menggunakan otot bantu
2. Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada benjolan di thorax dan aksila
3. Perkusi : sonor
4. Auskultasi : vesikuler, ronchi (+), whiezeeng (+)
h. Jantung :
1. Inspeksi : iktus cordis di IC V
2. Auskultasi : tidak terdengar bunyi tambahan
3. Palpasi : tidak ada pembengkakkan, tidak nyeri saat dipalpasi
4. Perkusi : pekat
i. Paru-paru
1. Inspeksi : simetris
2. Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan
3. Perkusi : tidak terkaji
4. Auskultasi : vesikuler
j. Abdomen : tidak terkaji
k. Punggung : bentuk normal
l. Ekstermitas : kekuatan dan tonus otot baik
m. Genitalia : tidak terkaji
n. Integumen :
1. Warna : sawo matang
2. Turgor : kembali dalam waktu 2 detik
3. Integrasi : ada purpura di abdomen
4. Elastisitas : elastik
o. Neuro

14 | L e u k e m i a
1. Nervus 1 (oltautorius)

Klien dapat membau makanan,dapat membedakan aroma dan bau.

2. Nervus 2 (optikus)

Klien dapat menggerakkan bola mata,otot mata normal,penglihatan kiri


dan kanan normal, jauh jarak pandang normal

3. Nervus 3 (coculomotorus)

Klien dapat menggerakan bola mata secara bersamaan seperti


mangadip,menutup,membuka secara bersamaan.

4. Nervus 4 (troclearis)

Klien tidak mengalami kesulitan dalam menggerakkan bola mata untuk


melirik bawah dan samping.

5. Nervus 5 (trigewitis)

Untuk seluruh otot wajah dan mulut klien tidak mengalami kekakuan dan
klien dapat merasakan rangsangan

6. Nervus 6 (obdusens)

Mata kiri/kanan mampu menggerakkan bola mata ke arah tengah dan


menjauhkan sumbu tubuh

7. Nervus 7 (tacialis)

Wajah klien simetris dan ketajaman pengecapan baik.

8. Nervus 8 (vortibular)

Dapat menerima rangsangan suara dan kepala mampu berorientasi

9. Nervus 9 (glesso paringeus)

Klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan..

15 | L e u k e m i a
10. Nervus 10 (vasus)

Klien tidak mengalami kesulitan dalam menelan

11. Nervus 11 (asesorius)

Kemampuan mobilitas leher klien baik dan mampu mengangakat bahu

12. Nervus 12 (agpug lasus)

Lidah klien simetris dan indra pngecapan tidak mengalami kelumpuhan

p. Pemeriksaan Penunjang

1. Data laboratorium : Hb : 6,7 gr/dL, Leukosit : 16.500 ml3, trombosit :


340.000 ml3
2. Pemeriksaan radiologi : Tidak terkaji
3. Hasil konsultasi : Tidak terkaji
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain : Tidak terkaji

16 | L e u k e m i a
ANALISA DATA

Nama : Tn. I

Umur : 40 tahun

No Data Etiologi Diagnosa


1. Ds : Penurunan Gangguan perfusi
Klien mengatakan sesak komponen jaringan perifer
napas yang tidak pengangkut O2
tertahankan sejak 2 hari
yang lalu
Do :
1. Klien tampak sesak
2. Klien tampak
menggunakan otot
bantu pernapasan
3. RR : 37 x/menit
TD : 80/50 mmHg
N : 80 x/m
S : 38 oC
4. Wajah klien tampak
pucat
5. Konjungtiva tampak
anemis
6. Akral dingin

17 | L e u k e m i a
2. Ds : Mual, muntah Kekurangan nutrisi
1. Klien mengatakan jurang dari
tidak ada nafsu kebutuhan tubuh
makan selama 5 hari
2. Klien mengatakan
BB sebelum sakit 60
kg
Do :
1. Badan klien tampak
kurus.
2. Klien tampak lemah
3. Mukosa bibir klien
kering
4. BB klien turun 3 kg
sejak sakit
5. Mual (+)
6. Muntah(+)

18 | L e u k e m i a
NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL

1. Intoleran Aktivitas(00092) 1. Toleransi Terhadap 1. Terapi Aktivitas Terapi aktivitas :


Domain 4 Aktivitas  Observasi : 1. Untuk mengetahui
Kelas 4 Kriteria hasil : 1. Monitor respon emosi, fisik, emosi fisik saat
Definisi:ketidakcukupan setelah di lakukan tindakan sosial dan spiritual terhadap beraktivitas
energipsikologis atau fisiologis keperawatan selama 3x24 jam aktivitas 2. Agar pasien mampu
untuk mempertahankan atau masalah Toleransi Terhadap  Mandiri : melakukan aktivitas
menyelesaikan aktifitas kehidupan Aktivitas dapat teratasi dengan 2. Bantu klien untuk sesuai dengan
sehari-hari yang harus atau yang indikator : mengidentifikasi aktivitas kebutuhan
ingin di lakukan. 1 Saturasi oksigen ketika yang bermakna 3. Agar pasien mampu
Batasan Karakteristik : beraktivitas(3)  Kolaborasi : meningkatkan
1. Dispnea setelah 2 Frekuensi nadi ketika 3. Berikan aktivitas untuk perhatian dengan
beraktivitas beraktivitas(3) meningkatkan perha tian dan melakukan terapi
2 Keletihan Keterangan : berkonsultasi dengan terapi rekrasional dengan
3 Ketidaknyamanan setelah 1. Sangat terganggu rekreasional (mengenai hal baik
beraktivitas 2. Banyak terganggu ini) 4. Agar pasien dan
4 Perubahan 3. Cukup terganggu  HE : keluarga dapat

19 | L e u k e m i a
elektrokardiogram (EKG) 4. Sedikit terganggu 4. Instruksikan pasien dan melaksanakan
(misal, aritmia, 5. Tidak terganggu keluarga untuk aktivitas yang
abnormalitas konduksi, melaksanakan aktivitas yang diinginkan sesuai
iskemia) di inginkan maupun yang yang diresepkan
5 Respons frekuensi jantung 2. Daya Tahan telah di resepkan Manajemen energi :
abnormal terhadap Kriteria hasil : 2. Manajemen Energi 1. Agar nutrisi pasien
aktivitas Setelah di lakukan tindakan  Observasi : tetap terjaga
6 Respons tekanan darah keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor intake/asupan nutrisi 2. Agar pasien dapat
abnormal terhadap masalah Daya Tahan dapat untuk mengetahui sumber istirahat dengan
aktivitas teratasi dengan indikator : energy yang adekuat teratur
Faktor yang Berhubungan : 1. Melakukan aktivitas  Mandiri : 3. Agar pasien
 Gaya hidup kurang gerak rutin(3) 2. Bantu pasien untuk mendapatkan asupan
 Imobilitas 2. Aktivitas fisisk(3) menjadwalkan periode energi yang lebih
 Ketidakseimbangan antara Keterangan : istirahat baik
suplai dan kebutuhan 1. Sangat terganggu  Kolaborasi : 4. Agar dapat
oksigen 2. Banyak terganggu 3. Konsulkan dengan ahli gizi meminimalisir

 Tirah baring 3. Cukup terganggu mengenai cara meningkatkan kesehatan pasien


4. Sedikit terganggu asupan energi dari makanan ketika kelelahan
5. Tidak terganggu tidak berkurang

20 | L e u k e m i a
 HE :
4. Ajarkan pasien/SO untuk
menghubungi tenaga
kesehatan jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : 1.Status nutrisi bayi 1.manajemen gangguan makan 1. Manajemen gangguan
kurang dari kebutuhuan tubuh kriteria hasil : observasi makan:
(00002) setelah dilakukan tindakan 1. monitor perlakuan klien 1. asupan pola makan
Domain 2 : nutrisi keperawatan selama 3x24 jam yang berhubungan dengan pasien terpenuhi
Kelas 1 : makan masalah status nutrisi bayi pola makan 2. Agar berat badan klien
Definisi teratasi dengan indikator : mandiri tidak menurun
Asupan nutrisi tidak cukup untuk 1. intake nutrisi (3) 2. berikan konsekuensi 3. Agar klien dan keluarga
memenuhi keburtuhan metalik 2. intake makanan lewat penurangan ketika berespon klien mengetahui apa yang
Batasan Karakteristik mulut (3) dengan kehilangan berat akan direncanakan atau
1. 1 berat badan 20% atau keterangan: badan, perilaku mengurangi asuhan yang akan dilakukan
lebih dibawah rntang brat  tidak adekuat berat badan oleh perawat.
badan ideal  sedikit adekuat kolaborasi
2 .bising usus hiperaktif 3. kolaborasi dengan tim

21 | L e u k e m i a
3 .cepat kenyang setelah  cukup adekuat kesehatan lain untuk
makan  sebagian besar adekuat mengebangkan rencana
4 .diare  sepenuhnya adekuat perawatan dengan
5 .gangguan sensasi rasa melibatkan klien dan orang-
6 .kehilangan rambut 2.Status Nutrisi orang terdekatnya dengan
berlebihan kriteria hasil: tepat
7 kelemahan otot untuk setelah dilakukan tindakan 2 healt education
menelan keperawatan selama 3x24 jam - Manajemen nutrisi:
8 kerapuhan kapiler masalah status nutrisi teratasi 2.manajemen nutrisi 1.agar asien mengetahui
9 kesalahan informasi dengan indikator: observasi makanan yang
10 kesalahan persepsi 1. asupan gizi (3) 1. identifikasi(adanya) alergi menyebabkan alergi
11 ketidakmampuan memakan 2. asupan makanan (3) atau intoleransi makanan baginya
makanan keterangan: yang di miliki pasien 2. Agar pasien tidak salah
12 kram abdomen  sangat menyimpang dari mandiri dalam melakukan Apa
13 kurang informas rentan normal 2. berikan arahan jika di yang perawat perintahkan
14 kurang minat pada  banyak menyimpang dari perlukan 3. Agar kebutuhan asupan
makanan rentan normal kolaborasi nutrisi Pasien terpenuhi
15 kurang minat pada  cukup menyimpang dari - dengan baik.
makanan health education

22 | L e u k e m i a
16 membran mukosa pucat rentan normal 3. intruksikan pasien mengenai
17 nyeri abdomen  sedikit menyimpang dari kebutuhan nutrisi
18 penurunan berat badan rentan normal
dengan asupan makan  tidak menyimpang dari
adekuat rentan normal
19 penurunan berat badan
dengan asupan makanan
adekuat
20 sariawan rongga mulut
21 tonus otot menurun
faktor yang berhubungan
 faktor biologis
 faktor ekonomi
 gangguan psikososial
ketidakmampuan makan
 ketidakmampuan mencerna
makanan
 ketidakmampuan

23 | L e u k e m i a
mengabsorpsi nutrien
kurang asupan makanan
3. Ketidakefektifan perfusi 1.perfusi jaringan : perifer 1.perawatan emboli:perifer Perawatan emboli:perifer:
jaringan perifer (00204) kriteria hasil : observasi 1. Untuk melihat Nyeri
Domain 4 setelah dilakukan tindakan 1. monitor nyeri di daerah yang atau sakit yang ada pada
Kelas 4 keperawatan selama 3x24 jam terkena pasien
Definisi: masalah perfusi jaringan teratasi mandiri 2. Untuk mengantisipasi
Penurunan sirkulasi darah ke dengan indikator 2. berikan antasida dan alagesik infeksi yang akan timbul
perifer yang dapat mengganggu 1. pengisian kapiler jari (3) dengan tepat pada pasien
kesehatan 2. pengisian kapiler jari kolaborasi 3. Membantu pasien agar
Batasan Karakteristik kaki (3) - mengetahui masalah
1. Bruit femoral keterangan : healt education penyakitnya
2. Edema 1. deviasi berat dari kisaran 3. arahkan pasien dan keluarga
3. Indeks ankle-brakhial normal mengenai prosedur Manajemen dipoglekimia:
<0.90 2. deviasi yang cukup besar diagnostik 1. Untuk memperbaiki
4. Kelambatan dari kisaran normal 2.manajemen dipoglikemia asidosis atau peningkatan
penyembuhanluka perifer 3. deviasi sedang dari observasi ph,bila pasien asidosis berat
5. Klaudikasi intermiten kisaran normal 1. identifikasi pasien yang dan tidak kelebihan cairan
6. Nyeri ekstermitas 4. deviasi sedang dari beresiko mengalami 2. Agar insulin

24 | L e u k e m i a
7. Parastesia kisaran normal hipoglikemia memungkinkan tubuh asien
8. Pemendekan jarak bebas 5. tidak ada deviasi dari mandiri untuk menggunakan
nyeri yang ditmpuh dalam kisaran normal 2. berikan sumber karbohidrat glukosa sebagai energi
uji berjalan 6 menit 2.Ambulasi kompleks sesuai indikasi
9. Pemendekan jarak total kriteria hasil : kolaborasi 4. Agar pasien bisa lebih
yang ditempuh dalam uji setelah dilakukan tindakan 3. kolabrasikan dengan pasien patuh dalam proses
berjalan 6 menit (400-700 keperawatan selama 3x24 jam dan tim perawat diabetesnya penyembuhannya, terutama
m pada orang dewasa) masalah ambulasi teratasi jika di perlukan perubahn dalam mengikuti terapi
10. Penurunan nadi perifer dengan indikator : terapi insulin insulin dan olahraga.
11. Perubahan fungsi motorik 1. menopong berat badan healt education
12. Perubahan karakteristik (3) 4. intruksikan pasien untuk
kulit 2. berjalan dengan langkah selalu patuh terhadap diitnya,
13. Perubahan tekanan darah yang efekti(3) terapi insulinya dan
di ekstermitas keterangan : melakukan olahraga
14. Tidak ada nadi perifer 1. sangat terganggu
15. Waktu pengisian kapiler 2. banyak terganggu
>3 detik 3. cukup terganggu
16. Warna kulit pucat saat 4. sedikit terganggu
elevasi 5. tidak terganggu

25 | L e u k e m i a
17. Warna tidak kembali ke
tungkai 1 menit setelang
tungkai diturunkan
Faktor yang berhubungan
1. Diabetes melitus
2. Gaya hidup kurang gerak
3. Hipertensi
4. Kurang pengetahuan
tentang faktor pemberat
5. Kurang pengetahuan
tentang proses
penyakitmerokok

26 | L e u k e m i a
4. Mual (00134) 1.Nafsu Makan 1.Pengurangan Kecemasan Pengurangan kecemasan:
Domain 12 Kriteria hasil: observasi 1. Membantu pasien agar
Kelas 1 setelah dilakukan tindakan 1. identifikasi pada saat terjadi tidak merasakan khawatir
Definisi : keperawatan selama 3x24 jam perubahan tingkat karena penyakit yang
Suatu fenomena subjective tentang masalah nafsu makan dengan kecemasan dialami
rasa tidak nyaman pada bagian indikator: mandiri 2. Untuk mengkaji lebih
belakang tenggorokan atau 1. hasrat/keinginan untuk 2. kaji untuk tanda verbal dan dalam tingkat kecemasan
lambung, yang dapat atau tidak makan(3) nonverbal kecemasan pada pasien
dapat mengakibatkan muntah 2. mencari makanan(3) kolaborasi
Batasan karakteristik keterangan: - 3. Membantu pasien agar
1. keenganan terhadap  sangat terganggung tidak merasa sendiri
makanan  banyak terganggu healt education
2. mual  cukup terganggu 3. dorong keluarga untuk Penahapan diet:
3. peningkatan menelan  sedikit terganggu mendampingi klien dengan 1. Buruknya toleransi
4. peningkatan salvias  tidak terganggu cara yang tepat terhadap makanan banyak
5. rasa asam di dalam mulut 2.Penahapan Diet mungkin berhubungan
6. sensasi muntah observasi dengan peningkatan
Faktor berhubungan 1. monitor toleransi tekanan intraabdomen atau
Biofisik peningkatan diet asites

27 | L e u k e m i a
 distensi lambung mandiri 2. Membantu pasien agar
 gangguan biokimis (mis. 2.Kontrol Mual&Muntah 2. berikan nutrisi per oral, tidak kekurangan nutrisi
Uremia, ketoasidosis Kriteria Hasil: sesuai kebutuhan 3. Membantu pasien agar
diabetic) setelah dilakukan tindakan kolaborasi dapat menurunkan berat
 iritasi gastrointestinal keperawatan selama 3x24 jam 3. kolaborasikan dengan tenaga badan

 kehamilan masalah control mual dan kesehatan kesehatan lain

 labirinitis muntah dengan indikator: untuk meningkatkan diet

 mabuk perjalanan 1. mengenali onset mual(3) secepat mungkin jika tidak


2. mendeskripsikan faktor ada komplikasi
 meningitis
faktor penyebab(3) healt education
 peningkatan tekanan
keterangan: -
intracranial(TIK)
1. tidak pernah di tunjukan
 penyakit esophagus
2. jarang di tunjukan
 penyakit meniere
3. kadang kadang di
 penyakit pancreas
tunjukan
 pergangan kapsul hati
4. sering di tunjukan
 peregangan kapsul limpa
5. secara konsisten di
 program pengobatan
tunjukan
 tumor intraabdomen

28 | L e u k e m i a
 tumor terlokalisasi(mis.
Neuroma akustik,tumor
otak,metastasis tulang)
situasional
 ansietas
 gangguan psikologis
 rasa makanan/minuman
yang tidak enak
 stimuli lingkungan yang
tidak menyenangkan
 stimuli penglihatan yang
tidak menyenangkan
 takut

5. Gangguan citra tubuh(00118) 1.Citra tubuh 1.Peningkatan Citra Tubuh Peningkatan citra tubuh:
Domain 6 Kriteria Hasil: observasi 1. Untuk mengetahui
Kelas 3 setelah dilakukan tindakan 1. monitor frekuensi dari seberapa besar klien mampu
Definisi: keperawatan selama 3x24 jam pernyataan mengkritis diri menerima keadaan dirinya
Konfunsi dalam gambaran mental masalah citra tubuh dengan mandiri sendiri

29 | L e u k e m i a
tentang diri fisik individu indikator: 2. bantu pasien untuk 2. Agar pasien mengetahui
Batasan Karakteristik 1. gambaran internal diri(3) mendiskusikan perubahan perubahan fisik yang terjadi
 berfokus pada fungsi masa 2. kesesuaian antara realitas perubahan di sebabkan oleh pada masa pubertas
lalu tubuh dan ideal tubuh pubertas, dengan cara tepat 3. Membantu anak anak
 berfokus pada kekuatan dengan penampilan kolaborasi agar mengetahui lebih
sebelumnya tubuh(3) - dalam bagian tubuh mereka
 berfokus pada penampilan keterangan: healt education Manajemen nyeri:
masa lalu 1. tidak pernah positif 3. intruksikan anak anak 1. Berikan tindakan

 depersonalisasi bagian 2. jarang positif mengenai fungsi dari nonanalgestik diberikan

tubuh melalui penggunaan 3. kadang kadang positif berbagai bagian tubuh, dengan sentuhan lembut

kata ganti impresional 4. sering positif dengan cara yang tepat agar dapat menghilangkan

 gangguan fungsi tubuh 5. konsisten positif 2.Manajemen Nyeri ketidaknyamanan tersebut

 gangguan pandangan observasi 2. Mencegah atau

tentang tubuh 2.Adaptasi Terhadap 1. observasi adanya petunjuk meminimalkan cedera atau

seseorang(mis. Disabilitas Fisik nonverbal mengenai ketidaknyamanan

Penampilan,struktur,fungsi Kriteria Hasil: ketidaknyamanan terutama 3. Agar pasien tidak salah

) setelah dilakukan tindakan pada mereka yang tidak dalam mengkonsumsi obat-
keperawatan selama 3x24 jam dapat berkomunikasi obatan sehingga nyerinya
 gangguan struktur tubuh
masalah adaptasi terhadap mandiri yang dirasakan berkurang

30 | L e u k e m i a
 memperluas batasan tubuh disabilitas fisik dengan indikator: 2. tentukan kebutuhan 4. Agar pasien mengetahui
(mis. Memasukan objek 1. menyampaikan secara frekuensi untuk melakukan skala dan penyebab dari
eksternal) lisan kemampuan untuk pengkajian ketidaknyamanan nyeri tersebut.
 menekankan pada kekuatan menyesuaiakn terhadap pasien dan
yang tersisa disabilitas(3) mengimplementasikan
 menekankan pada 2. menyampaikan secara rencana monitor
pencapaian lisan penyesuaian kolaborasi

 persepsi yang terhadap disabilitas(3) 3. ajarkan metode farmakologi

merefleksikan perubahan keterangan: untuk menurunkan nyeri

pandangan tentang 1. tidak pernah di lakukan healt education

penampilan tubuh 2. jarang di lakukan 4. berikan informasi mengenai

seseorang 3. kadang kadang di nyeri, seperti penyebab

 personalisasi bagian tubuh lakukan nyeri, berapa lama nyeri

dengan nama 4. sering di lakukan akan di rasakan dan

 menghindri melihat tubuh 5. di lakukan secara antisipasi dari


konsisten ketidaknyamanan akibat
 menghindari menyentuh
prosedure
tubuh
 menolak menerima

31 | L e u k e m i a
perubahan
 menyembunyikan bagian
tubuh
 perasaan negative tentang
tubuh
 perilaku memantau tubuh
 perilaku mengenali tubuh
 perubahan gaya hidup
 perubahan lingkungan
sosial
 perubahan pada
kemampuan
memperkirakan hubungan
special tubuh dengan
lingkungan
 preukopasi pada
kehilangan
 preukopasi pada perubahan

32 | L e u k e m i a
 respon non verbal pada
perubahan tubuh
 respon non verbal pada
perubahan yang di rasakan
tubuh
 takut reaksi orang lain
 terlalu terbuka tentang
bagian tubuh
 tidak ada bagian tubuh
 trauma terhadap bagian
tubuh yang tidak berfungsi
Faktor Berhubungan
 cedera
 gangguan fungsi
psikososial
 ketidaksesuaian budaya
 ketidaksesuaian spiritual
 penyakit

33 | L e u k e m i a
 perubahan fungsi kognitif
 perubahan fungsi tubuh
 perubahan persepsi diri
 program pengobatan
 procedure bedah
 transisi perkembangan
 trauma
6. Resiko infeksi(00004) 1.Keparahan Infeksi 1.Perawatan Amputasi Perawatan amputasi:
Domain 11 Kriteria Hasil: Observasi 1. Untuk mengetahui
Kelas 1 setelah dilakukan tindakan 1. monitor adanya edema pada adanya edema dan darah
Definisi: keperawatan selama 3x24 jam daerah teramputasi teramputasi pada anggota
Rentan mengalami invasi dan masalah kemerahan dengan mandiri’ tubuh pasien
multiplikasi organism patogenik indikator: 2. berikan saran dan dukungan 2. Untuk mengetahui
yang dapat menggangu kesehtan 1. kemerahan(3) untuk melihat dan mengatasi bagaimana cara yang baik
Faktor Risiko 2. vesikel yang tidak bagian tubuh yang terganggu dalam mengatasi tubuh
 kurang pengetahuan untuk mengeras kolaborasi pasien yang terganggu
menghindari pemajanan permukaanya(3) - 3. Agar Pasien bisa
pathogen keterangan: healt education melakukan latihan paska

34 | L e u k e m i a
 malnutrisi 1. berat 3. intruksikan pasien mengenai pembedahan dengan benar
 obesitas 2. cukup berat bagaiamana melakukan agar bisa mempertahankan
 penyakit kronis 3. sedang latihan paska pembedahan atau memelihara kekuatan

 procedure invasi 4. ringan dengan benar(mis.rentang ototnya.

pertahanan tubuh primer 5. tidak ada pergerakan sendi, ketahanan Perawatan sirkumsisi:

tidak adekuat dan kekuatan) 1. Agar dapat memantau

 gangguan intergritas kulit 2.perawatan sirkumsisi tanda tanda vital pada

 gangguan peristalsis Observasi pasien.


2.Keparahan Infeksi:Baru 1. monitor tanda tanda vital 2. Agar pasien Dapat
 merokok
Lahir mandiri mengatasi nyerinya
 pecah ketuban dini
Kriteria hasil: 2. berikan pengontrol nyeri
 pecah ketuban lambat
setelah dilakukan tindakan sebelum procedure sekitar 1 3. Untuk mengetahui
 penurunan kerja siliaris
keperawatan selama 3x24 jam jam sebelum di lakukan Sejauh mana tingkat kondisi
 perubahan pH sekresi
masalah keparahan infeksi:baru procedure(misalnya, pasien
 statis cairan tubuh
lahir dengan indikator: acetaminophen)
pertahanan tubuh sekunder
1. ketidakstabilan tubuh(3) kolaborasi
tidak adekuat
2. hipotermia(3) -
1. imunosupresi
keterangan: healt education
2. leucopenia
1. berat 3. intruksikan pada

35 | L e u k e m i a
3. penuruna hemoglobin 2. besar pasien/orang tua tanda dan
4. supresi respons inflamasi 3. sedang gejala untuk melapor pada
5. vaksinasi tidak adekuat 4. ringan dokter (mis. Peningkatan
5. tidak ada suhu,
perdarahan,bengkak,tidak
bisa berkemih
7. Nyeri akut (00132) 1.kontrol nyeri 1. pemberian obat Pemberian obat:
Domain 12 Kriteria hasil:  observasi 1. Agar pasien bisa
Kelas 1 setelah dilkukan tindakan 1. monitor kemingkinan mengkonsumsi obat-obatan
Definisi keperawatan selama 3x24 jam alergi terhadap obat , dengan baik Dan benar
Pengalaman sensori dan emosional masalah kontrol nyeri teratasi interaksi dan 2. Meningkatkan
tidak menyenangkan yang muncul dengan indikator: kontraindikasi, termasuk pemberian obat dengan
akibat kerusakan jaringan aktual 1. mengenali kapan nyeri obat-obatan diluar konter cara yang tepat.
atau poteensional atau yang terjadi (3) and obat –obatan herbal 3. Agar klien dan keluarga
digambarkan sebagai kerusakan 2. menggambarkan faktor  mandiri dapat mengetahui efek
(international association fot the penyebab (3) 2. berikan obat –obatan lanjut dari obat.
study of pain) ; awitan yang tiba- sesuai dengan tehnik
keterangan
tiba atau lambat dari intensitas sesuai dengan tehnik dan
1. tidak pernah menunjukan
ringan hingga berat dengan akhir cara yang tepat

36 | L e u k e m i a
yang tepat di antisipasi atau 2. jarang menunjukan  kolaborasi Manajemen nyeri:
diprediksi. 3. kadang-kadang - 1. Agar pasien dapat
Batasan karakteristik menunjukan  halth education menangani nyerinya dengan
1. bukti nyeri dengan 4. sering menunjukan secara 3. instrusikan klien dan tepat.
menggunakan standar konsisten menunjukkan keluarga mengenai efek 2. Mengetahui apa yang
daftar periksa nyeri untuk yang diharapkan dan diharapkan pasien dapat
paisen yang tidak dapat efek lanjut obat. menurunkan rasa nyeri yang
2.tingkat nyeri
mengungkapkannya 2.manajemen nyeri dirasakan.
Kriteria hasil:
2. diaforesis  observasi 3. Agar pasien dapat
setelah dilakukan tindakan
3. dilatasi pupil 1. dorong pasien untuk menurunkan nyeri dan
keperawatan selama 3x24 jam
4. ekspresi wajah nyeri (miss memonitor nyeri dan meningkatkan kenyamanan.
masalah tingkat nyeri dengan
mata kurang brcahaya, menangani nyerinya
indikator
tampak kacau, gerakan dengan tepat
 nyeri yang dilaporkan (3)
mata berpencar atau tetap  mandiri
 panjangnnya episode
pada satu fokus, meringis) 2. berikan informasi
nyeri (3)
5. fokus menyempit mengenai nyeri, seperti
6. fokus pada diri sendiri keterangan penyebab nyeri, berapa
7. keluhan tentang intensitas 1. berat lama nyeri akan
menggunakan standar 2. cukup berat

37 | L e u k e m i a
skalanyeri 3. sedang dirasakan dan antisipasi
8. keluhan tentang 4. ringan dari
karakteristik nyeri dengan 5. tidak ada ketidaknyamananakibat
menggunakan standar prosedur
instrumen nyeri  kolaborasi
9. laporan tentang perilaku 3. kolaborasi dengan pasien
nyeri /perubahan aktivitas , orang terdekat dan tim
10. mengekpresikan perilaku kesehatanlainnya untuk
11. perilaku distraksi memilih dan
12. perubahan pada parameter mengimplementasikan
fisiologis tindakan penurunan nyeri
13. perubahan posisi untuk nonfarmakologi , sesuai
menghindari nyeri kebutuhan
14. perubahan selera makan  health education
15. putus asa 1.
16. sikap melindungi area
nyeri
17. sikap tubuh melindungi

38 | L e u k e m i a
faktor yang berhubungan
 agens cedera biologis
 agens cedra fisik
 agens cedera kimiawi
8. Kekurangan volume cairan 1.keseimbangan cairan 1.Pencegahan perdarahan Pencegahan perdarahan:
(00027) Kriteria hasil:  Observasi 1. Agar pasien dapat
Domain 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor dengan ketat mengetahui ketat resiko
Kelas 5 keperawatan selama 3x24 jam resiko terjadinya terjadinya perdarahan pada
Definisi masalah keseimbangan cairan perdarahan pasien pasien.
Penurunan cairan intravaskular , teratasi dengan indikator  Mandiri 2. Untuk mengetahui nilai
interstisial, dan /atau intraselular 1. Tekanan darah (3) 2. Catat nilai hemoglobin hemoglobin dan hematokrit
ini mengacu pada dehidrasi , 2. Denyut nadi radial (3) dan hematokrit sebelum pasien.
kehilangan cairan saja tanpa dan setelah pasien 3. Agar kesehatan pasien
Keterangan
perubahan kadarnatrium kehilangan darah sesuai tetap terjaga.
1. Sangat terganggu
Batasan karakteristik indikasi
2. Banyak terganggu
1. Haus  Kolaborasi
3. Cukup terganggu
2. Kelemahan -
4. Sedikit terganggu
3. Kulit kering  Health education
5. Tidak terganggu

39 | L e u k e m i a
4. Membran mukosa kering 2.Hidrasi 3. Intrusikan pasien untuk Pengurangan perdarahan:
5. Peningkatan frekuensi nadi Kriteria hasil: meningkatan makanan 1. Untuk mencegah
6. Peningkatan hematokrit Setelah dilakukan tindakan yang kaya vitamin K terjadinya pembekuan darah
7. Peningkatan konsentrasi keperawatan selama 3x24 jam 2.Pengurangan Perdarahan pada tubuh pasien.
urine masalah hidrasi teratasi dengan  Observasi 2. Agar mekanisme nyeri
8. Peningkatan suhu tubuh indikator 1. Monitor pasien akan klien/pasien tetap terkontrol
9. Penurunan suhu tubuh 1. Turgor kulit (3) perdarahan secara ketat dan terjaga terutama pada
10. Penurunan berat badan 2. Membran mukosa  Mandiri daerah yang terkena.
tiba-tiba lembab (3) 2. Beri kompres es pada daerah 3. Agar pasien dan keluarga
11. Penurunan haluaran urine yang terkena, dengan tepat mengetahui tentang tingkat
Keterangan
12. Penurunan pengisian vena  Kolaborasi keparahan kehilangan darah
2 Sangat terganggu
13. Penurunan tekanan darah - dan tindakan-tindakan yang
3 Besarly compromised
14. Penurunan tekanan nadi  Health education tepat untuk dilakukan.
4 Cukup terganggu
15. Penurunan turgor kulit 3. Intrusikan pasien dan
5 Sedikit terganggu
16. Penurunan turgor lidah keluarga mengenai tingkat
6 Tidak terganggu
17. Penurunan volume cairan keparahan kehilangan darah
18. Perunahan status mental dan tindakan-tindakan yang
19. tepat untuk dilakukan

40 | L e u k e m i a
Faktor yang berhubungan
1. Kegagalan mekanisme
regulasi
2. Kehilangan cairan aktif
9. Ketidakefektifan pola napas 1.Status pernapasan 1.Manajemen alergi Manajemen alergi:
(00032) Kriteria hasil: Observasi 1. Untuk memantau adanya
Domain 4 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor adanya anafilaksis anafilaksis yang berulang-
Kelas 4 keperawatan selama 3x24 jam berulang dalam 24 jam ulang pada pasien.
Definisi: masalah status pernapasan Mandiri 2. Untuk mengetahui
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang dengan indikator 2. Bantu dengan melakukan tes apakah pasien alergi atau
tidak memberi ventilasi adekuat. 1. Frekuensi pernafasan(3) alergi, sebagaimana tidak.
Batasan karakteristik 2. Irama pernapasan(3) mestinya 3. Agar perawat mengetahui
1. Bradipnea Keterangan: Kolaborasi alergi dari klien.
2. Dispnea 1. Devisi berat dari kisaran 3. Memberitahukan pemberi
3. Fase ekspirasi memanjang normal pelayanan dan petugas 4. Untuk mengetahui
4. Ortopnea 2. Devisi yang cukup cukup kesehatan mengenai alergi identitas pasien.
5. Penggunaan otot bantu berat dari kisaran normal yang telah di ketahui
pernapasan 3. Devisi sedang dari Healt education
6. Penggunaan posisi tiga kisaran normal 4. Anjurkan pasien untuk Manajemen anafilaksis:

41 | L e u k e m i a
titik 4. Devisi ringan dari kisaran menggunakan etiket penanda 1. Untuk mengetahui
7. Peningkatan diameter normal medis sebagaimana perubahan status kesehatan
anterio-posterior 5. Tidak ada devisi dari mestinya. pada pasien
8. Penurunan kapasitas vital kisaran normal 2.Manajemen anafilaksis
9. Penurunan tekanan Observasi 2. Cairan epinefrin
ekspirasi 2.Status pernapasan: ventilasi  Monitor tanda tanda vital merupakan obat yang
10. Penurunan tekanan Kriteria hasil: Mandiri digunakan untuk mengobati
inspirasi Setelah dilakukan tindakan  Berikan cairan epinefrin reaksi alergi yang dapat
11. Penurunan ventilasi keperawatan selama 3x24 jam 1:1000 melalui sub kutan membahayakan nyawa.
semenit masalah status dengan dosis sesuai usia
12. Pernapasan bibir pernapasan:ventilasi dengan Kolaborasi
13. Pernapasan cuping hidung indikator  Konsultasikan pada tenaga
14. Pernapasan eksrusi dada  Frekuensi pernapasan(3) kesehatan lain dan rujuk, jika
15. Pola napas abnormal  Irama pernafasan(3) memang di perlukan 3. Agar keselamatan pasien
16. Takipnea Keterangan: Healt education tetap terjaga.
Faktor yang berhubungan 1. Deviasi berat dari kisaran  Intruksikan pasien dan
 Ansietas normal keluarga untukmencegah 4. Agar pasien dan keluarga
 Cedera menula spinalis 2. Deviasi yang cukup terjadinya reaksi anifilaktif dapat mencegah terjadinya
 Deformitas dinding dada cukup berat dari kisaran reaksi aniflaktif dikemudian

42 | L e u k e m i a
 Deformitas tulang normal di kemudian hari hari.
 Disfungsi neuromuscular 3. Deviasi sedang dari
 Gangguan muskulokeletal kisaran normal

 Gangguan neurologis 4. Deviasi ringan dari

 Hiperventilasi kisaran normal

 Imaturitas neurologis 5. Tidak ada deviasi dari


kisaran normal
 Keletihan
 Keletihan otot pernapasan
 Nyeri
 Obesitas
 Posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru
 Sindrom hipoventilasi
10. Defisisensi pengetahuan (00126) 1.Pengetahuan:manajemen 1.Pendidikan orangtua:remaja Pendidikn orang
Domain 5 penyakit akut Observasi tua:remaja
Kelas 4 Kriteria hasil: 1. Identifikasi jalan/cara untuk 1. Perawat dapat
Definisi Setelah dilakukan tindakan membantu remaja mengelola mengetahui cara untuk
Ketiadaan atau defisisensi keperawatan selama 3x24 jam kemarahanya mengelola kemarahan dari

43 | L e u k e m i a
informasi kognitif yang berkaitan masalah pengetahuan: Mandiri klien atau remaja
dengan topic tertentu manajemen penyakit akut 2. Berikan sumber informasi 2. Agar orang tua lebih
Batasan karakteristik dengan indikator online,buku,dsn literature mengetahui cara
1. Ketidakakuratan 1 Perjalanan penyakit yang di rancang untuk pengasuhan remaja dengan
melakukan tes biasanya(3) mengajarkan orangtua baik.
2. Katidakakuratan mengikuti 2 Manfaat manajemen mengenai pengasuhan 3. Agar orang tua
perintah penyakit(3) remaja mengetahui metode
3. Kurang pengetahuan Keterangan: Kolaborasi mengkonsumsikan cinta
4. Perilaku tidak tepat 1. Tidak ada pengetahuan 2. kepada pasien/remaja.
Faktor yang berhubungan 2. Pengetahuan terbatas Healt education
1. Gangguan fungsi kognitif 3. Pengetahuan sedang 3. Intruksikan orang tua
2. Gangguan memori 4. Pengetahuan banyak mengenai metode
3. Kurang informasi 5. Pengetahuan sangat mengkomunikasikan cinta
4. Kurang minat untuk belajar banyak mereka untuk remaja
5. Kurang sumber 2.Pengetahuan:manajemen
pengetahuan asma 2.Pendidikan orang tua:bayi
6. Salah pengertian terhadap Kriteria hasil:  Observasi
orang lain Setelah dilakukan tindakan  Monitor keterampilan Pendidikan orang
keperawatan selama 3x24 jam orangtua dalam mengenali tua:bayi:

44 | L e u k e m i a
masalah pengetahuan: kebutuhan fisiologi bayi 1. Keterampilan orang tua
manajemen asma dengan  Mandiri dapat berpengaruh pada
indikator  Berikan bimbingan fisiologi bayi.
1. Tanda dan gejala asma(3) antisipatif mengenai 2. Agar pasien dapat
2. Manfaat manajemen perubahan pola tidur selama mencegah perubahan pola
penyakit(3) tahun pertama nafas yang abnormal
Keterangan:  Kolaborasi 3. Dengan mengetahui
1. Tidak ada pengetahuan - keterampilan dalam
2. Pengetahuan terbatas  Healt education merawat bayi maka orang
3. Pengetahuan sedang  Ajarkan orangtua tua dapat merawat bayi
4. Pengetahuan banyak keterampilan dalam merawat yang baru lahir dengan baik
5. Pengetahuan sangat bayi yang baru lahir dan benar.
banyak

45 | L e u k e m i a
NO DIAGNOSA keperawatan Implementasi Evaluasi

1. Intoleran Aktivitas(00092) 1. Terapi Aktivitas Subjektif :Klien mengatakan


1. memonitor respon emosi, fisik, sulit untuk melakukan aktivitas
sosial dan spiritual terhadap atau terbatas dalam melakukan
aktivitas pekerjaan rumah tangga.
2. membantu klien untuk Objektif : Klien tampak lelah
mengidentifikasi aktivitas yang Assesment : Tingkat kelelahan
bermakna klien berkurang hingga
3. memberikan aktivitas untuk melakukan aktivitas.
meningkatkan perha tian dan Planing : Pertahankan
berkonsultasi dengan terapi intervensi
rekreasional (mengenai hal ini)
4. menginstruksikan pasien dan
keluarga untuk melaksanakan
aktivitas yang di inginkan maupun
yang telah di resepkan

46 | L e u k e m i a
2. Manajemen Energi
1. memonitor intake/asupan nutrisi
untuk mengetahui sumber energy
yang adekuat
2. membantu pasien untuk
menjadwalkan periode istirahat
3. mengkonsultasikan dengan ahli
gizi mengenai cara meningkatkan
asupan energi dari makanan
4. mengajarkan pasien/SO untuk
menghubungi tenaga kesehatan
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : 1.manajemen gangguan makan Subjektif : Orang tua


kurang dari kebutuhuan 1. memonitor perlakuan klien yang mengatakan anaknya terlihat
tubuh (00002) berhubungan dengan pola makan sedikit kurus.
2. memberikan konsekuensi Objektif : Didapatkan berat
penurangan ketika berespon badan klien menunurun.

47 | L e u k e m i a
dengan kehilangan berat badan, Assesment : Berat badan klien
perilaku mengurangi berat badan meningkat sedikit demi sedikit.
3. mengkolaborasikan dengan tim Planing : Pertahankan
kesehatan lain untuk intervensi
mengebangkan rencana perawatan
dengan melibatkan klien dan
orang-orang terdekatnya dengan
tepat
2.manajemen nutrisi
1. mengidentifikasikan (adanya)
alergi atau intoleransi makanan
yang di miliki pasien
2. memberikan arahan jika di
perlukan
3. menginstruksikasikan pasien
mengenai kebutuhan nutrisi

48 | L e u k e m i a
3. Ketidakefektifan perfusi 1.perawatan emboli:perifer Subjektif : Orang tua klien
jaringan perifer (00204) 1. memonitor nyeri di daerah yang mengatakan anaknya merasakan
terkena nyeri dibagian abdomen.
2. memberikan antasida dan alagesik Objektif : Klien tampak
dengan tepat meringis
3. mengarahkan pasien dan keluarga Assesment : Nyeri dibagian
mengenai prosedur diagnostik abdomen klien dapat berkurang.
2.manajemen dipoglikemia Planing : Pertahankan
1. mengidentifikasikan pasien yang intervensi
beresiko mengalami hipoglikemia
2. memberikan sumber karbohidrat
kompleks sesuai indikasi
3. mengkolaborasikan dengan pasien
dan tim perawat diabetesnya jika
di perlukan perubahn terapi insuli
4. menginstruksikan pasien untuk
selalu patuh terhadap diitnya,
terapi insulinya dan melakukan
olahraga

49 | L e u k e m i a
4. Mual (00134) 1.Pengurangan Kecemasan Subjektif : Orang tua klien
1. mengidentifikasikan pada saat mengatakan anaknyas aat
terjadi perubahan tingkat makan daan minum merasa
kecemasan tidak enak.
2. mengkaji untuk tanda verbal dan objektif : Pasien muntah
nonverbal kecemasan Assesment :Muntah klien dapat
3. mendorong keluarga untuk berkurang
mendampingi klien dengan cara Planing : Pertahankan
yang tepat intervensi
2.Penahapan Diet
 memonitor toleransi peningkatan
diet
 memberikan nutrisi per oral,
sesuai kebutuhan
 mengkolaborasikan dengan tenaga
kesehatan kesehatan lain untuk
meningkatkan diet secepat
mungkin jika tidak ada komplikasi

50 | L e u k e m i a
5. Gangguancitra tubuh(00118) 1.Peningkatan Citra Tubuh Subjektif : Orang tua klien
1. memonitor frekuensi dari mengatakan anaknya mengalami
pernyataan mengkritis diri perubahan perubahan persepsi
2. membantu pasien untuk diri.
mendiskusikan perubahan Objektif : Klien tampak tidak
perubahan di sebabkan oleh percaya diri
pubertas, dengan cara tepat Assesment : Meningkatkan
3. menginstruksikan anak anak kepercayaan diri klien sedikit
mengenai fungsi dari berbagai demi sedikit.
bagian tubuh, dengan cara yang Planing : Pertahankan
tepat intervensi
2.Manajemen Nyeri
1. mengobservasikan adanya
petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada
mereka yang tidak dapat
berkomunikasi
2. menentukan kebutuhan frekuensi
untuk melakukan pengkajian

51 | L e u k e m i a
ketidaknyamanan pasien dan
mengimplementasikan rencana
monitor
3. mengajarkan metode farmakologi
untuk menurunkan nyeri
4. memberikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan di rasakan
dan antisipasi dari
ketidaknyamanan akibat
procedur

6. Resiko infeksi(00004) 1.Perawatan Amputasi Subjektif : Orang tua klien


1. memonitor adanya edema pada mengatakan gusi anaknya
daerah teramputasi sewaktu-waktu berdarah.
2. memberikan saran dan dukungan Objektif : terdapat perdarahan
untuk melihat dan mengatasi pada gusi klien
bagian tubuh yang terganggu Assesment : Tidak adanya
3. menginstruksikasikan pasien perdarahan pada gusi klien.

52 | L e u k e m i a
mengenai bagaiamana melakukan Planing : Pertahankan
latihan paska pembedahan dengan intervensi.
benar(mis.rentang pergerakan
sendi, ketahanan dan kekuatan)
2.perawatan sirkumsisi
1. memonitor tanda tanda vital
2. memberikan pengontrol nyeri
sebelum procedure sekitar 1 jam
sebelum di lakukan
procedure(misalnya,
acetaminophen)
3. menginstruksikasikan pada
pasien/orang tanda dan gejala
untuk melapor pada dokter (mis.
Peningkatan suhu,
perdarahan,bengkak,tidak bisa
berkemih)
7. Nyeri akut (00132) 1. pemberian obat Subjektif : Klien mengatakan
1.memonitori kemingkinan alergi sakit dibagian dada sebelah kiri

53 | L e u k e m i a
terhadap obat , interaksi dan objektif : Klien tampak
kontraindikasi, termasuk obat-obatan meringis sambil memegang
diluar konter and obat –obatan daerah yang sakit.
herbal Assesment : Nyeri berkurang
2.memberikan obat –obatan sesuai Planing : Pertahankan
dengan tehnik sesuai dengan tehnik intervensi
dan cara yang tepat
3.mengintruksikan klien dan keluarga
mengenai efek yang diharapkan dan
efek lanjut obat.
2.manajemen nyeri
1.mendorong pasien untuk
memonitor nyeri dan menangani
nyerinya dengan tepat
2.memberikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan dirasakan dan
antisipasi dari
ketidaknyamananakibat prosedur

54 | L e u k e m i a
3. mengkolaborasikan dengan pasien
, orang terdekat dan tim
kesehatanlainnya untuk memilih dan
mengimplementasikan tindakan
penurunan nyeri nonfarmakologi ,
sesuai kebutuhan
8. Kekurangan volume cairan 1.Pencegahan perdarahan Subjektif : Orang tua klien
(00027) 1.Memonitori dengan ketat resiko mengatakan anaknya BAB 5
terjadinya perdarahan pasien kali dalam sehari
2.mencatat nilai hemoglobin dan Objektif : Klien tampak tampak
hematokrit sebelum dan setelah lemah
pasien kehilangan darah sesuai Assesment : BAB klien
indikasi berkurang
3.mengintruksikan pasien untuk Planing : Pertahankan
meningkatan makanan yang kaya intervensi
vitamin K

2.Pengurangan Perdarahan
1.Memonitor pasien akan perdarahan

55 | L e u k e m i a
secara ketat
2.memberi kompres es pada daerah
yang terkena, dengan tepat
3.mengintruksikan pasien dan
keluarga mengenai tingkat keparahan
kehilangan darah dan tindakan-
tindakan yang tepat untuk dilakukan

9. Ketidakefektifan pola 1.Pencegahan perdarahan Subjektif : Klien mengatakan


napas(00032) 1.Memonitor dengan ketat resiko sesak napas pada malam hari
terjadinya perdarahan pasien Objektif : didapatkan dari
2.mencatat nilai hemoglobin dan pemeriksaan photo thorax
hematokrit sebelum dan setelah terdapat oedema paru.
pasien kehilangan darah sesuai Assesment : sesak napas klien
indikasi teratasi
3.mengintruksikan pasien untuk Planing : Pertahankan
meningkatan makanan yang kaya intervensi

56 | L e u k e m i a
vitamin K
2.Pengurangan Perdarahan
1. memonitor pasien akan perdarahan
secara ketat
2.memberi kompres es pada daerah
yang terkena, dengan tepat
3.mengintruksikan pasien dan
keluarga mengenai tingkat keparahan
kehilangan darah dan tindakan-
tindakan yang tepat untuk dilakukan
10. Defisisensi 1.Pendidikan orangtua:remaja Subjektif : klien mengatakan
pengetahuan(00126) 1.mengidentifikasi jalan/cara untuk belum memahami pendidikan
membantu remaja mengelola kesehatan
kemarahanya Objektif : klien masih tampak
2.memberikan sumber informasi kebingungan dalam
online,buku,dsn literature yang di Assesment : klien tidak bingung
rancang untuk mengajarkan orangtua lagi
mengenai pengasuhan remaja Planing : Pertahankan
3.mengintruksikan orang tua intervensi

57 | L e u k e m i a
mengenai metode
mengkomunikasikan cinta mereka
untuk remaja

2.Pendidikan orang tua:bayi


1.Memonitor keterampilan orangtua
dalam mengenali kebutuhan fisiologi
bayi
2.memberikan bimbingan antisipatif
mengenai perubahan pola tidur
selama tahun pertama
3.mengajarkan orangtua
keterampilan dalam merawat bayi
yang baru lahir

58 | L e u k e m i a
BAB 3

PENUTUP

1.1 Simpulan
Leukemia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi
neoplastik yang terdiri dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat
mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel
leukemia.
Penyakit kanker darah (Leukemia) Menduduki peringkat tertinggi pada anak.
Namun, penanganan kanker pada anak di indonesia masih lambat. Itulah sebabnya
lebi dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki
stadium lanjut.
1.2 Saran
Seluruh mahasiswa keperawatan agar meningkatkan pemahamannya terhadap
penyakit leukemia sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan pelayanan
keperawatan.

59 | L e u k e m i a

Anda mungkin juga menyukai