Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN BEA PEROLEHAN HAK


ATAS TANAH DAN BANGUNAN SERTA KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA KEDIRI DAN
KABUPATEN KEDIRI PERIODE 2013-2017

Oleh:
SITI ISROFAH
14.1.02.01.0140

Dibimbing oleh :
1. Dra. Puji Astuti, M.M. M.Si
2. Dyah Ayu Paramitha, M.Ak

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2018
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

SURAT PERNYATAAN
ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2018

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Lengkap : Siti Isrofah
NPM : 14.1.02.01.0140
Telepun/HP : 0858-5193-2902
Alamat Surel (Email) : issofyan07@gmail.com
Judul Artikel : Analisis Efektivitas Penerimaan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan serta Kontribusinya terhadap
Pendapatan Asli Daerah di Kota Kediri dan Kabupaten
Kediri Periode 2013-2017
Fakultas – Program Studi : Fakultas Ekonomi - Prodi Akuntansi
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi : Jln. Kh. Achmad Dahlan No. 76 Kota Kediri

Dengan ini menyatakan bahwa :


a. Artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. Artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan
II.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 1 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN BEA PEROLEHAN HAK


ATAS TANAH DAN BANGUNAN SERTA KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA KEDIRI DAN
KABUPATEN KEDIRI PERIODE 2013-2017
Siti Isrofah
14.1.02.01.0140
Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi
Issofyan07@gmail.com
Dra. Puji Astuti, M.M. S.Ak. dan Dyah Ayu Paramitha, M.Ak.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Pelaksanaan otonomi daerah menuntut Pemerintah Daerah unttuk lebih mandiri dalam
optimalisasi potensi-potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Bentuk dari optimalisasi tersebut
dapat dilihat dari penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menjadi sumber pembiayaan untuk
pembangunan dan pelayanan masyarakat. Salah satu sumber PAD adalah Pajak Daerah yang di
dalamnya terdapat Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat efektivitas penerimaan BPHTB serta seberapa besar kontribusi yang
diberikan BPHTB terhadap PAD di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan sumber data primer dan sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata efektivitas penerimaan BPHTB di Kota Kediri dan Kabupaten Kediri
selama tahun 2013-2017 sudah sangat efektif, sementara rata-rata kontribusi yang diberikan BPHTB
terhadap PAD dinilai masih sangat kurang. Perlu adanya upaya pengoptimalan yang dilakukan oleh
pemerintah agar kontribusi yang diberikan BPHTB lebih meningkat.

KATA KUNCI : Efektivitas, Kontribusi, BPHTB, PAD

I. LATAR BELAKANG mendorong peningkatan partisipasi,


Reformasi hubungan pemerintah prakarsa dan kreativitas masyarakat
pusat dan pemerintah daerah di dalam pembangunan, serta mendorong
Indonesia yang semula bersifat pemerataan hasil-hasil pembangunan
sentralistik dimasa orde baru telah (keadilan) di seluruh daerah dengan
berubah menjadi pola yang lebih memanfaatkan sumber daya dan
desentralistik. Implementasi potensi yang tersedia di masing-
desentralisasi tersebut terwujud dalam masing daerah. Kedua, memperbaiki
bentuk pelaksanaan otonomi daerah. alokasi sumber daya produktif melalui
Secara teoritis, desentralisasi ini pergeseran peran pengambilan
diharapkan akan menghasilkan dua keputusan publik ke tingkat
manfaat nyata, yaitu: yang pertama, pemerintah yang paling rendah yang

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 2 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

memiliki informasi yang paling daerahnya masing-masing sehingga


lengkap (Mardiasmo, 2009:25). menjadi sumber PAD yang optimal.
Pelaksanaan otonomi daerah Sesuai dengan pasal 33 ayat 3
menuntut pemerintah daerah untuk Undang-Undang Dasar 1945, bumi, air
lebih mandiri dalam memenuhi dan kekayaan alam yang terkandung
kebutuhan daerah. Berkenaan dengan di dalamnya dikuasai oleh negara dan
hal ini pemerintah daerah dituntut dipergunakan untuk sebesar-besarnya
untuk dapat mengoptimalkan potensi kemakmuran rakyat. Tanah sebagai
yang ada di daerah sebagai sumber bagian dari bumi, disamping sebagai
pembiayaan pembangunan daerah. pemenuh kebutuhan dasar untuk
Wujud optimalisasi potensi daerah ini tempat tinggal dan lahan usaha, juga
dapat tergambar pada tingkat merupakan alat investasi yang sangat
penerimaan Pendapatan Asli Daerah menguntungkan, serta bangunan di
(PAD). atasnya memberikan manfaat ekonomi
Berlakunya Undang-Undang bagi pemiliknya. Oleh karena itu, bagi
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak mereka yang memperoleh hak atas
Daerah dan Retribusi Daerah turut tanah dan bangunan, diharuskan untuk
serta dalam meningkatkan Pendapatan menyerahkan sebagian dari nilai
Pajak Daerah. Undang-Undang Nomor ekonomi yang diperoleh kepada
28 Tahun 2009 mengatur terkait negara dalam bentuk pembayaran
dengan penambahan jenis pajak baru, pajak, yang dalam hal ini adalah Bea
perluasan basis pajak, serta Perolehan Hak atas Tanah dan
keleluasaan penetapan tarif pajak. Bangunan (BPHTB).
Adapun salah satu pajak pusat yang Eks-Karesidenan Kediri yang
dialihkan ke daerah berdasarkan terdiri dari Kabupaten Kediri, Kota
undang-undang tersebut adalah Bea Kediri, Kabupaten Blitar, Kota Blitar,
Perolehan Hak atas Tanah dan Kabupaten Tulungagung, Kabupaten
Bangunan (BPHTB). Dimana dengan Trenggalek dan Kabupaten Nganjuk
adanya pengalihan ini, setiap merupakan wilayah yang dengan
kabupaten/kota memiliki kebebasan gencarnya mencanangkan berbagai
untuk mengelola dan mengatur program pembangunan. Terlebih
BPHTB sesuai dengan potensi di dengan adanya wacana pembangunan
bandar udara yang akan

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 3 1 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

mempermudah akses masyarakat Berikut disajikan tabel yang


untuk menjadikan wilayah tersebut menjelaskan jumlah target atau
sebagai destinasi wisata. Hal ini akan anggaran penerimaan BPHTB di Eks-
meningkatkan kebutuhan tempat Karesidenan Kediri dalam kurun
tinggal baik itu sebagai hunian atau waktu 2013-2016
tempat peristirahatan bagi para
wisatawan maupun masyarakatnya
sendiri.
Tabel 1. Anggaran Penerimaan BPHTB dalam APBD 2013-2016 (dalam Rupiah)
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah BPHTB Rata-Rata
Nama Daerah
BPHTB 2013 BPHTB 2014 BPHTB 2015 2016 Jumah BPHTB
Kab. Kediri 5.589.520.100 10.733.887.750 10.900.000.000 12.500.000.000 9.930.851.963

Kota Kediri 9.000.000.000 9.000.000.000 10.500.000.000 - 9.500.000.000

Kab. Tulungagung 4.500.000.000 6.500.000.000 5.000.000.000 6.606.000.000 5.651.500.000


Kota Blitar 3.534.817.250 3.534.817.250 3.815.795.300 5.304.000.000 4.047.357.450

Kab. Nganjuk 1.750.000.000 3.500.000.000 4.500.000.000 4.500.000.000 3.562.500.000

Kab. Blitar 2.100.000.000 2.100.000.000 2.200.000.000 3.841.501.145 2.560.375.286

Kab. Trenggalek 675.000.000 750.000.000 760.572.000 800.000.000 746.393.000


Berdasarkan
Sumber: Tabel 1. di atas
www.djpk.kemenkeu.go.id maka Tanah Dan Bangunan serta
dapat dilihat bahwa pada tahun 2013, Kontribusinya Terhadap Pendapatan
jumlah anggaran penerimaan BPHTB Asli Daerah di Kota dan Kabupaten
di Kota Kediri mencapai angka Kediri Periode 2013-2017”
tertinggi di banding daerah lain di
Eks-Karesidenan Kediri, disusul oleh Adapun tujuan dalam penelitian
Kabupaten Kediri. Sementara pada ini adalah:
tahun 2014, 2015 dan 2016 secara 1. Untuk mengetahui tingkat
berturut-turut jumlah anggaran efektivitas penerimaan BPHTB di
penerimaan BPHTB Kabupaten Kediri Kota Kediri dan Kabupaten Kediri
menjadi daerah dengan anggaran periode 2013-2017
tertinggi, disusul oleh Kota Kediri 2. Untuk mengetahui kontribusi
kecuali pada tahun 2016. Kondisi penerimaan BPHTB terhadap
tersebut memberikan motivasi kepada PAD di Kota Kediri dan
peneliti untuk melakukan penelitian di Kabupaten Kediri periode 2013-
Kota Kediri dan Kabupaten Kediri 2017
dengan judul “Analisis Efektivitas
Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas
Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id
Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 42 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah yaitu
Bea perolehan Hak atas Tanah dan
penerimaan yang diperoleh daerah dari
Bangunan
sumber-sumber dalam wilayahnya
Bea Perolehan Hak atas Tanah
sendiri yang dipungut berdasarkan
dan Bangunan atau BPHTB
peraturan daerah sesuai dengan
merupakan pajak yang dikenankan
peraturan perundang-undangan yang
atas perolehan hak atas tanah dan/atau
berlaku (Undang-Undang No. 33
bangunan (Mardiasmo, 2016:414).
tahun 2004 tentang Perimbangan
Yang dimaksudkan dengan perolehan
Keuangan antara Pemerintah Pusat
hak atas tanah dan/atau bangunan
dengan Pemerintah Daerah pasal 1
adalah perbuatan atau peristiwa
ayat 18)
hukum yang mengakibatkan
Sumber-sumber Pendapatan Asli
diperolehnya hak atas tanah dan/atau
Daerah berdasarkan Undang-Undang
bangunan oleh orang pribadi atau
No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
badan. Hak atas tanah dan/atau
Daerah pasal 285 ayat 1 (a) meliputi:
bangunan adalah hak atas tanah,
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah termasuk hak pengelolaan, beserta
3. Hasil Pengelolaan Daerah yang
bangunan di atasnya
Dipisahkan
4. Lain-lain pendapatan daerah
yang Sah
Objek Pajak BPHTB:
Pajak Daerah 1. Pemindahan hak karena:
Pengertian Pajak Daerah
a. Jual-beli
berdasarkan Undang-Undang No. 34
b. Tukar-menukar
Tahun 2004 tentang Pajak Daerah dan
c. Hibah
Restribusi Daerah pasal 1 angka 6,
d. Hibah wasiat
yaitu:
e. Waris
Pajak daerah adalah iuran wajib
f. Pemasukan dalam perseroan
yang dilakukan oleh daerah kepada
orang pribadi atau badan tanpa atau badan hukum lainnya
imbalan langsung yang seimbang,
g. Pemisahan hak yang
yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan mengakibatkan peralihan
yang berlaku, yang digunakan
h. Penunjukkan pembeli dalam
untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan lelang
pembangunan daerah.

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 5 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

i. Pelaksanaan putusan hakim h. Pemberian hak baru atas


yang mempunyai kekuatan tanah sebagai kelanjutan dari
hukum tetap pelepasan hak
j. Penggabungan usaha i. Pemberian hak baru atas
k. Peleburan usaha tanah di luar pelepasan hak
5
l. Pemekaran usaha j. Penggabungan usaha
m. Hadiah k. Peleburan usaha
2. Pemberian Hak Baru karena: l. Pemekaran usaha
a. Kelanjutan pelepasan hak m. Hadiah
b. Di luar pelepasan hak 3. Harga transaksi yang tercantum
dalam Risalah Lelang, dalam hal
Dasar Pengenaan Pajak penunjukkan pembeli dalam
Besaran nilai yang menjadi dasar lelang
pengenaan BPHTB adalah Nilai 4. Nilai Jual Objek Pajak Pajak
Perolehan Objek Pajak atau NPOP. Bumi dan Bangunan (NJOP
NPOP sendiri ditentukan sebesar: PBB), apabila besarnya NPOP
1. Harga transaksi, dalam hal jual tidak diketahui atau NPOP lebih
beli rendah dari NJOP PBB
2. Nilai pasar objek pajak, dalam
hal: Efektivitas
a. Tukar-menukar Pengertian efektivitas secara
b. Hibah umum menunjukan seberapa jauh
c. Hibah wasiat tercapainya suatu tujuan yang terlebih
d. Waris dahulu telah ditentukan. Hal tersebut
e. Pemasukan dalam perseroan sesuai dengan pengertian efektivitas
atau badan hukum lainnya menurut Mardiasmo (2009:134) yang
f. Pemisahan hak yang menjelaskan bahwa efektivitas adalah
mengakibatkan peralihan hak suatu ukuran berhasil tidaknya suatu
g. Peralihan hak karena organisasi mencapai tujuannya.
pelaksanaan putusan hakim Terdapat rumus untuk menghitung
yang mempunyai kekuatan efektivitas menurut Mahmudi
hukum tetap (2011:170) sebagai berikut :

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 6 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

3. Persentase 20.10%-30%, berarti


sedang
4. Persentase 30.10%-40%, berarti
Kriteria penilaian efektivitas cukup baik
berdasarkan pada Kepmendagri 5. Persentase 40.10%-50%, berarti
baik
Nomor 690.900.327 tahun 1996 dalam 6. Persentase di atas 50%, berarti
Fauzan & Ardiyanto, 2012 tentang sangat baik
(Tim Litbang Depdagri-Fsipol UGM 1991
Pedoman Penilaian dan Kinerja dalam Fauzan & Ardiyanto, 2012)
Keuangan dinyatakan sebagai berikut:
1. Tingkat pencapaian di atas II. METODE
6
100% berarti sangat efektif. Pendekatan yang digunakan
2. Tingkat pencapaian antara 90%
- 100% berarti efektif. dalam penelitian ini adalah kualitatif
3. Tingkat pencapaian antara 80% dengan jenis penelitian deskriptif.
- 90% berarti cukup efektif.
4. Tingkat pencapaian antara 60% Kehadiran peneliti dimaksudkan
- 80% berarti kurang efektif. sebagai instrumen penelitian dan
5. Tingkat pencapaian di bawah
60% berarti tidak efektif pengumpul data serta penelitian ini
dilaksanakan dalam waktu 3 bulan,
Kontribusi
terhitung dari bulan April 2018 sampai
Kontribusi digunakan untuk
dengan bulan Juni 2018 bertempat di:
mengetahui sejauh mana BPHTB
1. Badan Pendapatan, Pengelolaan
memberikan sumbangan dalam
Keuangan dan Aset Daerah
Pendapatan Asli Daerah. Semakin
(BPPKAD) Kota Kediri
besar hasilnya berarti semakin besar
2. Badan Pendapatan Daerah
pula peranan BPHTB terhadap
(BAPENDA) Kabupaten Kediri
Pendapatan Asli Daerah, begitu pula
Dalam penelitian ini, agar
sebaliknya apabila hasil
pelaksanaannya terarah dan
perbandingannya terlalu kecil maka
sistemastis maka disusun tahapan-
peranan BPHTB terhadap Pendapatan
tahapan penelitian. Menurut Moleong
Asli Daerah juga kecil (Mahmudi,
(2007: 127-148), ada empat tahapan
2011:145)
dalam pelaksanaan penelitian yaitu
sebagai berikut:
(Halim 2004:163)
1. Tahap Pra Lapangan
1. Persentase 0.00-10%, berarti 2. Tahap Pekerjaan Lapangan
sangat kurang 3. Tahap Analisis Data
2. Persentase 10.10%-20%, berarti 4. Tahap Evaluasi dan Pelaporan
kurang
Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id
Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 7 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sumber data yang digunakan besaran anggaran tiap tahunnya


adalah sumber data primer dan sumber didasarkan kepada besarnya realisasi
data sekunder. Sumber data primer yang dibandingkan dengan anggaran
adalah sumber data yang secara di tahun sebelumnya, namun kembali
langsung memberikan data kepada lagi besarnya penerimaan BPHTB
pengumpul data (Sugiyono, tergantung kepada seberapa banyak
2017:225). Daam penelitian ini proses peralihan yang terjadi di tahun
sumber data primer diperoleh dari tersebut. Meski begitu, BPPKAD Kota
hasil wawancara dengan pihak yang Kediri tetap mengupayakan
terkait. Sumber data sekunder 7adalah pengoptimalan penerimaan BPHTB
sumber data yang tidak memberikan dengan melakukan survey lapangan
informasi secara langsung kepada guna penentuan nilai pasar serta
pengumpul data (Sugiyono, pengukuran luas tanah dan bangunan
2017:225). Dalam penelitian ini agar lebih akurat dalam penetuan
sumber data sekunder didapatkan dari besarnya BPHTB yang terutang.
dokumnteasi terkait dengan data-data Hal serupa disampaikan oleh Ibu
yang peneliti butuhkan. Endang Sri Hariani selaku Kepala Sub
Prosedur penumpulan data Bidang Penetapan BAPENDA
menggunakan studi lapangan berupa Kabupaten Kediri, dapat diketahui
wawancara dan dokumentasi serta bahwa besaran NPOPTKP di
studi literatur dengan membandingkan Kabupaten Kediri sebesar Rp
hasil penelitian dengan teori yang 60.000.000,00 untuk jual beli dan Rp
relevan dan penellitian terdahulu. 300.000.000,00 untuk warisan dengan
tarif sebesar 5%. Penetapan besaran
III. HASIL DAN KESIMPULAN anggaran didasarkan kepada besarnya
Berdasarkan keterangan yang efektivitas realisasi tahun sebelumnya,
peneliti dapatkan dari Ibu Baiq namun hal tersebut tidak bisa
Raudatul Jannah selaku Kepala Sub dijadikan sebagai acuan utama.
Bidang Penetapan BPPKAD Kota Banyaknya proses pengerjaan proyek
Kediri, dapat diketahui bahwa besar perumahan dan banyaknya proses
NPOPTKP yang berlaku di Kota peralihan menjadi salah satu faktor
Kediri adalah Rp 60.000.000,00 penentu tinggi rendahnya penerimaan
dengan tarif sebesar 5%. Penentuan BPHTB, sehingga trend tiap tahunnya

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 8 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

bisa saja naik maupun turun sesuai petugas Notaris dan PPAT yang
dengan kondisi lapangan yang ada. terindikasi melakukan kecurangan
Pengoptimalan dilakukan dalam namun hal tersebut bukanlah menjadi
bentuk keakuratan harga yang menjadi kewenangan BAPENDA selama
dasar pengenaan BPHTB. Sejauh ini besaran harga dan BPHTB yang
belum pernah terjadi kasus terkait dibayarkan telah sesuai
BPHTB, hanya saja memang banyak

Tabel 2. Ringkasan Efektivitas dan Kontribusi BPHTB


Kota Kab.
Kriteria Tahun Ket Ket
Kediri Kediri
a. Tingkat pencapaian di atas Sangat Sangat
2013 142,64% 122,48%
100% berarti sangat efektif. Efektif Efektif
b. Tingkat pencapaian antara Sangat Sangat
90% - 100% berarti efektif. 2014 173,14% 115,30%
Efektif Efektif
Efektivitas

c. Tingkat pencapaian antara


80% - 90% berarti cukup Sangat Sangat
2015 135,20% 144,37%
efektif. Efektif Efektif
d. Tingkat pencapaian antara
60% - 80% berarti kurang Sangat Sangat
2016 165,13% 150,43%
efektif. Efektif Efektif
e. Tingkat pencapaian di bawah Sangat Kurang
2017 241,74% 60,52%
60% berarti tidak efektif Efektif Efektif
Sangat Sangat
Rata-Rata Efektivitas
Efektif Efektif
171,57 % 118,62 %

a. Persentase 0.00-10%, berarti Sangat Sangat


2013 8,69% 4,82%
sangat kurang Kurang Kurang
b. Persentase 10.10%-20%,
berarti kurang Sangat Sangat
2014 8,07% 3,51%
c. Persentase 20.10%-30%, Kurang Kurang
Kontribusi

berarti sedang
d. Persentase 30.10%-40%, Sangat Sangat
2015 6,47% 5,01%
berarti cukup baik Kurang Kurang
e. Persentase 40.10%-50%,
Sangat Sangat
berarti baik 2016 9,75% 5,77%
f. Persentase di atas 50%, Kurang Kurang
berarti sangat baik Sangat
2017 16,06% Kurang 3,12%
Kurang
Sangat Sangat
Rata-Rata Kontribusi 9,81% 4,45 %
Kurang Kurang

Berdasarkan tabel 2. Di atas, 1. Penerimaan BPHTB di Kota


dapat disimpulkan bahwa Kediri tahun 2013 dinilai sudah
sangat efektif karena hasil
Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id
Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 9 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

perhitungan menunjukkan turut menunjukkan angka sebesar


prosentase sebesar 142,64%. 8,69%, 8,07%, 6,47% dan 9,75%.
Begitu pula perhitungan di tahun Sedangkan pada tahun 2017,
2014-2017 menunjukkan bahwa kontribusi yang diberikan BPHTB
penerimaan BPHTB telah sangat terhadap Penerimaan PAD
efektif dengan hasil prosentase mengalami peningkatan menjadi
secara berturut-turut sebesar 16,06% meskipun prosentase
173,14%, 135,20%, 165,13%, dan tersebut masuk dalam kategori
241,74%. Sedangkan penerimaan kurang. Sementara penerimaan
BPHTB di Kabupaten Kediri BPHTB di Kabupaten Kediri
tahun 2013-2016 dinilai sudah tahun 2013-2017 memberikan
sangat efektif karena perhitungan kontribusi yang dinilai masih
menunjukkan prosentase secara sangat kurang terhadap
berturut-turut sebesar 122,48%, penerimaan PAD karena hasil
115,30%, 144,37%, dan 150,43%. prosetase secara berturut-turut
Sedangkan pada tahun 2017 menunjukkan angka sebesar
penerimaan BPHTB di Kabupaten 4,82%, 3,51%, 5,01%, 5,77% dan
Kediri mengalami penurunan 4,825. Rata-rata kontribusi yang
menjadi 60,52% dan dinilai diberikan oleh BPHTB terhadap
kurang efektif, mengingat bahwa penerimaan PAD di Kota Kediri
Rekapitulasi Laporan Realisasi dan Kabupaten Kediri periode
Pendapatan Daerah Kabupaten 2013-2017 masih sangat kurang.
Kediri masih bersifat sementara.
Rata-rata efektivitas penerimaan
IV. PENUTUP
BPHTB di Kota Kediri dan
Berdasarkan hasil penelitian
Kabupaten Kediri periode 2013-
dan simpulan di atas, maka peneliti
2017 sudah sangat efektif.
menyarankan kepada Pemerintah,
2. Penerimaan BPHTB di Kota
meskipun realisasi penerimaan
Kediri tahun 2013-2016
BPHTB sudah sangat efektif dan
memberikan kontribusi yang
selalu melebihi anggaran yang
dinilai masih sangat kurang
ditargetkan, namun perlu adanya
terhadap penerimaan PAD karena
upaya pengoptimalan lagi agar
hasil prosetase secara berturut-
penerimaan dapat dilakukan dengan

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 10 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

maksimal. Semakin besar Bangunan dan Kontribusinya


Terhadap Pajak Daerah (Studi
penerimaan BPHTB semakin besar
pada Dinas Pendapatan Daerah
pula jumlah PAD yang didapatkan Kota Malang Periode 2011-
2014). 10 (1). (Online), tersedia:
guna kemandirian daerah dalam
https://perpajakan.studentjournal
melaksanakan otonominya. .ub.ac.id, diunduh 25 Januari
2018
Sedangkan kepada para peneliti
selanjutnya, diharapakan untuk lebih Julianti. 2016. Analisis Efektivitas
dan Kontribusi Penerimaan Bea
memperluas fokus penelitian
Perolehan Hak Atas Tanah dan
sehingga mampu mendalami sumber- Bangunan Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota
sumber PAD di Eks-Karesidenan
Kotamobagu. 16 (4). (Online),
Kediri dan sekitarnya. tersedia:
https://ejournal.unsrat.ac.id,
diunduh 23 April 208
V. DAFTAR PUSTAKA
Mahmudi. 2011. Akuntansi Sektor
Absor, U., Manossoh, H., &
Publik. Yogyakarata: UII Press
Mawikere, L.M. 2017. Analisis
Efektivitas dan Kontribusi Bea
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor
Perolehan Hak Atas Tanah dan
Publik. Yogyakarta: Penerbit
Bangunan di Kabupaten
Andi
Minahasa Utara. 5 (2). (Online),
tersedia:
Mardiasmo. 2016. Perpajakan.
https://ejournal.unsrat.ac.id,
Yogyakarta: Penerbit Andi
diunduh 23 April 2018
Moleong, Lexy. 2007. Metodologi
Fauzan, M. & Ardiyanto, M.D. 2012.
Penelitian Kualitatif. Bandung:
Akuntansi dan Efektivitas
Remaja Karya
Pemungutan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan
Santoso, A.W., Nangoi, D.B., &
(BPHTB) dan Kontribusinya
Pusung, R.J. 2015. Evaluasi
Terhadap Pendapatan Daerah
Pemungutan Bea Perolehan Hak
di ota Semarang Periode Tahun
atas Tanah dan Bangunan
2008-2011. 1(2). (Online),
(BPHTB) di Dinas Pendapatan,
tersedia:
Pengelolaan keuangan dan Aset
https://ejournal3.undip.ac.id,
Daerah (DPPKAD) Kabupaten
diunduh 25 Januari 2018
Halmahera Utara. 3 (1).
(Online), tersedia:
Halim, Abdul. 2004. Manajemen
https://ejournal.unsrat.ac.id,
Keuangan Daerah. Yogyakarta:
diunduh 25 Januari 2018
UPP AMP YKPN
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Jamil, I.N.A., Husaini, A., &
Kuantitatif, Kualitatif, dan
Mayowan, Y. 2016. Analisis
R&D. Bandung: Alfabeta
Efektivitas Penerimaan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 11 ||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Undang-Undang RI No. 23 Tahun


2014 tentang Pemerintah
Daerah. (Online), tersedia:
http://pih.kemlu.go.id, diunduh 7
Mei 2018

Undang-Undang RI No. 28 Tahun


2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah. (Online)
tersedia: http:
www.djpk.depkeu.go.id,
diunduh 7 Mei 2018

Undang-Undang RI No. 32 Tahun


2004 tentang Pemerintah
Daerah. (Online), tersedia:
http://pih.kemlu.go.id, diunduh 7
Mei 2018 11
Undang-Undang RI No. 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
(Online) tersedia:
http://luk.staff.ugm.ac.id,
diunduh 7 Mei 2018

Welang, N.M.S., Masinambow,


V.A.J., & Nionde, A.O. 2016.
Analisis Penerimaan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) Dibeberapa
Kota di Provinsi Sulawesi Utara
(Studi pada Tahun 2011-2014).
16 (1). (Online), tersedia:
https://ejournal.unsrat.ac.id,
diunduh 25 Januari 2018

Wulandari, E., Harimurti, F., &


Widarno, B. 2017. Analisis
Efektivitas dan Estimasi
Penerimaan Pajak B{HTB serta
Kontribusinya Terhadap PAD
Kabupaten Sukoharjo Tahun
2011-2015, 13 (1). (Online),
tersedia:
https://ejurnal.unisri.ac.id,
diunduh 25 Januari 2018

Siti Isrofah | 14.1.02.01.0140 simki.unpkediri.ac.id


Fakultas Ekonomi – Prodi Akuntansi || 12 ||

Anda mungkin juga menyukai