Umur Manfaat
Jenis Aset Tanaman
25 tahun
Kelapa sawit
25 tahun
Karet
25 tahun
Kakao
Teh 50 tahun
Kina 15 tahun
Kopi 40 tahun
Entitas dapat mengubah metode penyusutan dan/atau menggunakan umur manfaat yang
berbeda dengan yang telah ditentukan dalam Pedoman ini jika didukung oleh pendapat
ahli.
Jumlah yang dapat disusutkan yaitu biaya perolehan dikurangi nilai residu.
Perubahan Estimasi Akuntansi
Entitas melakukan review atas umur manfaat, nilai residu, dan metode penyusutan aset
tanaman semusim secara periodik. Apabila ada perubahan, maka perubahan tersebut
berlaku secara prospektif.
Penurunan dan Pemulihan Nilai
Pada setiap tanggal laporan keuangan harus dilakukan review atas adanya indikasi
penurunan nilai aset tanaman tahunan. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset
tanaman tahunan, maka entitas harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari
aset tersebut. (Penjelasan lebih detail mengenai indikasi penurunan nilai dapat dilihat di
paragraf 3.360 - 3.364).
Apabila jumlah yang dapat diperoleh kembali lebih rendah dibandingkan dengan jumlah
tercatat, maka entitas mengakui kerugian penurunan nilai aset. Pada periode selanjutnya,
apabila jumlah yang dapat diperoleh kembali meningkat, maka entitas mengakui
keuntungan pemulihan nilai, tetapi tidak boleh menyebabkan nilai buku setelah
pemulihan nilai melebihi nilai buku seumpama tidak terjadi penurunan nilai sebelumnya.
Penghentian pengakuan
Penghentian pengakuan aset tanaman tahunan dilakukan saat aset tanaman tahunan
ditebang, dijual, atau dengan cara lainnya.
Model pengukuran
Pedoman ini menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran
setelah pengakuan awal.
4. Perlakuan Akuntansi
1) Pengakuan dan Pengukuran
a) Pengakuan dan pengukuran awal (TBM dan TM)
Biaya perolehan TBM sebesar akumulasi biaya yang dikapitalisasi ke TBM tersebut.
Biaya perolehan TM sebesar nilai tercatat TBM yang direklasifkasi ke TM.
b) Pengukuran selanjutnya (TBM dan TM)
TBM diukur pada biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai.
TM diukur pada biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
Penyusutan (TM)
Penyusutan aset tanaman tahunan diakui sebagai beban produksi atau penambah biaya
perolehan persediaan yang dihasilkannya.
Akumulasi penyusutan aset tanaman disajikan sebagai pos pengurang jumlah tercatatnya.
Penurunan nilai (TBM dan TM)
Penurunan nilai diakui sebagai kerugian pada periode terjadinya.
Akumulasi rugi penurunan nilai aset tanaman disajikan sebagai pos lawan jumlah
tercatatnya.
Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai keuntungan.
Penghentian pengakuan (TBM dan TM)
Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui pada periode terjadinya.
Keuntungan atau kerugian tersebut disajikan sebagai pendapatan atau beban nonusaha.
2) Penyajian
Aset tanaman tahunan disajikan dalam kelompok aset tidak lancar.
3) Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
1. rincian jenis dan jumlah aset tanaman tahunan yaitu TBM dan TM;
2. dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah bruto aset tanaman tahunan;
3. metode penyusutan yang digunakan;
4. umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
5. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode;
6. rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode yang menunjukkan:
a. penambahan;
b. pelepasan;
c. penurunan nilai tercatat;
d. penyusutan;
e. perbedaan pertukaran neto yang timbul;
f. setiap pengklasifkasian kembali;
7. pengungkapan lainnya.
5. Ilustrasi Jurnal
1) Pada saat perolehan
a) Aset tanaman TBM
Db. Aset tanaman TBM
Kr. Beban input
Kr. Beban tenaga kerja langsung/pos beban langsung lainnya
Kr. Beban bunga yang dikapitalisasi
b) Reklasifkasi aset tanaman TBM menjadi TM
Db. Aset tanaman TM
Kr. Aset tanaman TBM
2) Penyusutan
Db. Beban penyusutan – aset tanaman TM
Kr . Akumulasi penyusutan – aset tanaman TM
(Beban penyusutan akan menjadi biaya perolehan persediaan)
3) Penurunan nilai
Db. Kerugian penurunan nilai (beban nonusaha)
Kr. Akumulasi penurunan nilai
4) Pemulihan nilai
Db. Akumulasi rugi penurunan nilai
Kr. Keuntungan pemulihan nilai (pendapatan nonusaha)
5) Penghentian pengakuan
Db. Akumulasi penyusutan – aset tanaman TM
Kr. Aset aset tanaman TM
I. Aset tetap
Defnisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
Dasar Pengaturan
Dasar pengaturan aset tetap adalah:
1. PSAK 16 : Aset Tetap
2. PSAK 30 : Sewa
3. PSAK 48 : Penurunan Nilai Aset
4. ISAK 8 : Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa
5. ISAK 25 : Hak atas Tanah
Penjelasan
Aset tetap, antara lain, meliputi:
1. tanah;
2. gedung dan bangunan fsik lainnya;
3. mesin dan instalasi;
4. alat pertanian;
5. alat inventaris/peralatan;
6. jalan, jembatan, dan saluran air;
7. kendaraan.
Aset tetap dapat diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu sampai
siap pakai.
Aset tetap dapat diperoleh dari transaksi sewa pembiayaan, sedangkan jika dilakukan
dengan sewa operasi tidak dicatat sebagai aset tetap.
Aset sewaan adalah aset yang berasal dari perjanjian sewa dan nonsewa yang
mengandung sewa.
Kriteria perjanjian yang mengandung sewa adalah:
1. pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan aset tertentu; dan
2. memberikan hak untuk menggunakan aset tertentu.
Suatu sewa diklasifkasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Suatu sewa diklasifkasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Indikasi primer dari situasi yang mengarah pada sewa yang diklasifkasikan sebagai sewa
pembiayaan adalah:
sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;
lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibanding
nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa
dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan;
masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik
tidak dialihkan;
pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan;
aset sewaan memiliki karakteristik khusus dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifkasi secara material.
Indikator sekunder dari situasi yang menunjukkan bahwa sewa diklasifkasikan sebagai
sewa pembiayaan adalah:
jika lessee dapat membatalkan sewa, kerugian lessor yang terkait dengan pembatalan
ditanggung oleh lessee;
keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee,
misalnya, dalam bentuk potongan harga sewa yang setara dengan sebagian besar hasil
penjualan residu pada akhir sewa;
lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan
nilai sewa yang secara substansial lebih rendah dari nilai sewa pasar.
Hak untuk menggunakan aset tersebut (paragraf 3.330 huruf 2) jika memenuhi salah satu
dari kondisi-kondisi berikut:
pembeli mempunyai kemampuan atau hak untuk mengoperasikan aset;
pembeli mempunyai kemampuan atau hak untuk mengendalikan akses fsik;
kemungkinan kecil ada pembeli lain atau output aset dengan jumlah yang lebih besar
dari tidak signifkan dan harganya tidak tetap atau harga pasar.
Aset tetap dapat diperoleh dari pertukaran suatu aset tetap dengan aset tetap lainnya,
termasuk pembayaran dalam bentuk kas, setara kas, atau aset keuangan lainnya.
Pertukaran aset tetap dievaluasi apakah mengandung substansi komersial atau tidak.
Suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial jika:
konfgurasi risiko, waktu, dan jumlah arus kas dari aset yang diterima berbeda dengan
aset yang diserahkan; atau nilai khusus entitas dari kegiatan operasional yang
dipengaruhi oleh transaksi tersebut berubah; dan
selisihnya adalah relatif signifkan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan.
Biaya perolehan
Biaya perolehan aset tetap terdiri dari:
harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain;
biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan
maksud manajemen;
estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena
entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.
Perubahan estimasi biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi
aset diakui sebagai bagian dari harga perolehan (menambah /mengurangi biaya
perolehan).
Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset
tetap;
biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
biaya handling dan penyerahan awal;
biaya perakitan dan instalasi;
biaya pengujian aset baru apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil
bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut,
misalnya sample yang diproduksi dari peralatan baru yang sedang diuji;
komisi profesional, misalnya biaya arsitek.
Contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap adalah:
biaya pembukaan fasilitas baru;
biaya pengenalan produk baru, termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi;
biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru, termasuk
biaya pelatihan staf;
biaya administrasi dan overhead umum lainnya.
Untuk aset tetap yang dibangun sendiri, biaya pemborosan material, tenaga kerja, dan
lainnya tidak termasuk biaya perolehan aset tetap.
Pengukuran biaya perolehan aset tetap baru yang diperoleh dari pertukaran aset tetap
meliputi:
Jika pertukaran aset tetap memiliki substansi komersial, maka aset tetap baru diukur
sebesar:
nilai wajar aset tetap yang diserahkan; atau
nilai wajar aset tetap yang diterima jika lebih andal dibandingkan nilai wajar aset
tetap yang diserahkan.
Jika pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau nilai wajar dari aset tetap
yang diserahkan atau diterima tidak dapat diukur secara andal, maka diukur sebesar
nilai tercatat aset tetap yang diserahkan.
Aset sewaan diukur sebesar pembayaran sewa minimum.
Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selama masa sewa yang harus dibayar
oleh lessee atau lessee dapat dituntut untuk membayar, tidak meliputi rental kontinjen,
biaya jasa, dan pajak yang dibayar oleh dan diberikan gantinya kepada lessor, ditambah
dengan jumlah yang dijamin oleh lessee atau oleh pihak yang terkait dengan lessee.
Biaya pinjaman dikapitalisasi jika memenuhi persyaratan sesuai Bab IV paragraf 4.17–
4.24.
Hibah pemerintah yang terkait dengan perolehan suatu aset diakui sebagai pengurang
biaya perolehan aset.
Biaya setelah perolehan awal
Biaya-biaya yang terjadi setelah perolehan awal diakui sebagai beban pada periode
terjadinya, termasuk biaya pemakaian dan pengembangan aset, misalnya:
biaya-biaya yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi sebagaimana
dimaksudkan oleh manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi di bawah
kapasitas penuhnya;
kerugian awal operasi, seperti ketika permintaan terhadap keluaran/output masih
rendah; dan
biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.
Biaya-biaya yang terjadi setelah perolehan awal diakui sebagai penambah nilai tercatat
aset tetap (dikapitalisasi) jika memenuhi syarat kualitatif dan kuantitatif berikut ini:
syarat kualitatif yaitu:
memperpanjang umur manfaat aset tetap; atau
kemungkinan besar memberikan manfaat ekonomis di masa datang dalam bentuk
peningkatan kapasitas produksi, peningkatan mutu produksi, atau peningkatan
standar kinerja;
syarat kuantitatif yaitu jumlah batasan biaya yang dapat dikapitalisasi;
batasan jumlah tersebut ditentukan oleh kebijakan masing-masing entitas;
Kebijakan tersebut didasarkan pada pertimbangan bisnis yang
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aset tetap yang tidak menambah umur
manfaat atau biaya-biaya yang mengembalikan aset tetap ke kondisi normalnya, maka
biaya-biaya tersebut dibebankan pada periode terjadinya. Misalnya, biaya pemeliharaan
rutin.
Aset tetap tanah tidak disusutkan, kecuali:
kondisi kualitas tanah tidak layak lagi digunakan dalam operasi utama;
sifat operasi utama meninggalkan tanah dan bagunan begitu saja jika proyek selesai;
prediksi manjemen atas kepastian perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah
kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh.
Beban pengurusan legal hak atas tanah pada saat perolehan tanah diakui sebagai biaya
perolehan tanah. Beban pengurusan untuk perpanjangan atau pembaruan legal hak atas
tanah diakui sebagai aset tidak berwujud yang diamortisasi selama masa hak atas tanah
atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Perubahan estimasi akuntansi
Entitas melakukan review atas umur manfaat, metode penyusutan, dan nilai residu aset tetap
secara periodik. Apabila ada perubahan, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif.
Penurunan nilai
Pada setiap tanggal pelaporan harus dilakukan review adanya indikasi penurunan nilai
aset. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset, maka entitas harus menaksir jumlah yang
dapat diperoleh kembali dari aset tersebut.
Dalam mengidentifkasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai aset tetap, paling tidak
harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
Informasi dari luar:
selama periode tertentu, nilai pasar aset telah turun secara signifkan melebihi
penurunan akibat proses normal depresiasi;
telah terjadi dalam periode tertentu atau akan terjadi dalam waktu dekat
perubahan memburuk yang signifkan dalam teknologi, pasar, kondisi ekonomi
atau hukum tempat beroperasi, atau dalam pasar produk atau jasa yang dihasilkan
dari aset tersebut;
selama periode tertentu, tarif diskonto pasar atau tingkat kembalian investasi
pasar telah meningkat, dan peningkatan ini cenderung akan menurunkan nilai aset
yang dapat diperoleh kembali secara material.
Informasi dari dalam:
terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fsik aset;
telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifkan yang
bersifat merugikan sehubungan dengan cara penggunaan aset;
terdapat bukti dari pelaporan internal yang menunjukkan bahwa kinerja ekonomi
aset tidak memenuhi harapan atau akan lebih buruk dari yang diperkirakan; dan
aset yang pada tahun terakhir sebelumnya disajikan sebesar nilai pakainya,
dimana aliran kas sesungguhnya secara material lebih kecil dari aliran kas
taksiran, sebelum diperhitungkan diskonto.
Indikasi penurunan nilai aset tetap yang disajikan di atas belum meliputi seluruh indikasi
yang mungkin muncul. Entitas mungkin mengidentifkasi hal-hal lain yang secara
potensial berpengaruh terhadap penurunan nilai aset tetap dan menjadikan indikasi
tersebut sebagai dasar untuk menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali.
Apabila jumlah yang dapat diperoleh kembali lebih rendah dibandingkan jumlah tercatat,
maka entitas mengakui kerugian penurunan nilai.
Seluruh kerugian tersebut diakui pada periode terjadinya.
Model pengukuran
Pedoman ini menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi untuk pengukuran
setelah pengukuran awal.
Penyusutan
Aset tetap harus disusutkan secara sistematis selama masa manfaatnya dengan dasar per
kelompok umur manfaatnya. Komponen aset tetap yang jumlahnya signifkan dan umur
manfaat berbeda dengan komponen lainnya disusutkan secara terpisah (komponenisasi).
Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus.
Umur manfaat untuk setiap kelompok aset tetap adalah sesuai dengan masa ekonomis
atas komponen-komponen yang terdapat pada masing-masing jenis asetnya.
Umur Ekonomis
Kelompok Aset Tetap
Bangunan
permanen 20 tahun
semi permanen 10 tahun
kerangka kayu 5 tahun
Bangunan Rumah Dinas
permanen 20 tahun
semi permanen 10 tahun
kerangka kayu 5 tahun
Jalan, jembatan, dan
saluran air
permanen 16 tahun
semi permanen 5 tahun
Alat Pengangkutan 5 tahun
Alat Pertanian 5 tahun
Inventaris 5 tahun
Untuk pabrik sawit dan gula umur ekonomis atas komponenkomponen masing-masing
jenis asetnya dapat dilihat pada dafar komponenisasi aset tetap (terlampir).
Jumlah yang dapat disusutkan yaitu biaya perolehan dikurangi nilai residunya.
Entitas dapat mengubah metode penyusutan dan/atau umur manfaat yang berbeda dengan
yang telah ditentukan dalam Pedoman ini jika didukung oleh pendapat ahli.
4. Perlakuan Akuntansi
1) Pengakuan dan Pengukuran
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehan.
Penyusutan
Beban penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai beban untuk periode yang
bersangkutan.
Penurunan nilai
Penurunan nilai aset tetap diakui pada periode terjadinya sebagai beban nonusaha.
Pemulihan nilai diakui sebagai pendapatan nonusaha.
Penghentian pengakuan
Keuntungan atau kerugian dari penghentian pengakuan diakui pada periode terjadinya
sebagai pendapatan atau beban nonusaha.
2) Penyajian
Aset tetap disajikan pada kelompok aset tidak lancar.
3) Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
1. rincian jenis dan jumlah aset tetap;
2. dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah bruto aset tetap;
3. metode penyusutan yang digunakan;
4. umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
5. jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode;
6. rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode yang menunjukkan:
a. penambahan;
b. pelepasan;
c. penurunan nilai tercatat;
d. penyusutan;
e. perbedaan pertukaran neto yang timbul;
f. setiap pengklasifkasian kembali;
7. pengungkapan lainnya.
5. Ilustrasi Jurnal
1) Pada saat perolehan:
Db. Aset tetap
Kr. Kas dan setara kas/utang usaha/pos yang terkait
2) Pada saat penyusutan
Db. Beban penyusutan
Kr. Akumulasi penyusutan – aset tetap
3) Penggantian komponen aset tetap
Pengakuan komponen pengganti
Db. Aset tetap (biaya komponen pengganti)
Kr. Kas dan setara kas
Penghentian pengakuan komponen yang digantikan
Db. Akumulasi penyusutan komponen aset tetap yang digantikan
Kr. Aset tetap (komponen yang diganti)
4) Penurunan nilai
Db. Kerugian penurunan nilai (beban nonusaha)
Kr. Akumulasi penurunan nilai
5) Pemulihan nilai
Db. Akumulasi penurunan nilai
Kr. Keuntungan pemulihan nilai (pendapatan nonusaha)
6) Pada saat penghentian pengakuan
Db. Akumulasi penyusutan–aset tetap
Kr. Aset tetap
J. Aset tidak berwujud
1. Defnisi
Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak
mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan
barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif.
2. Dasar Pengaturan
Dasar pengaturan aset tidak berwujud adalah
1. PSAK 19: Aset Takberwujud
2. PSAK 48: Penurunan Nilai Aset
3. Penjelasan
Aset tidak berwujud harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. keteridentifkasian;
2. adanya pengendalian sumber daya; dan
3. adanya manfaat ekonomis di masa depan.
Pengeluaran untuk penelitian diakui sebagai beban. Contoh- contoh kegiatan penelitian
adalah:
kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru;
pencarian, evaluasi, dan seleksi penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya
pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa; dan
perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi berbagai alternatif kemungkinan bahan baku,
peralatan, produk, proses atau sistem.
Pengeluaran untuk pengembangan diakui sebagai aset tidak berwujud sepanjang
memenuhi seluruh kriteria aset tidak berwujud. Aset tidak berwujud yang timbul dari
pengembangan diakui jika entitas dapat menunjukkan semua hal berikut ini:
kelayakan teknis penyelesaian aset tidak berwujud sehingga aset tersebut dapat
digunakan atau dijual;
niat untuk menyelesaikan aset tidak berwujud tersebut dan menggunakannya atau
menjualnya;
bagaimana aset tidak berwujud akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat
ekonomi masa depan. Antara lain entitas mampu menunjukkan adanya pasar bagi
keluaran aset tidak berwujud atau pasar atas aset tidak berwujud itu sendiri, atau, jika
aset tidak berwujud itu akan digunakan secara internal, entitas mampu menunjukkan
kegunaan aset tidak berwujud tersebut;
tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan, dan sumber daya lain untuk
menyelesaikan pengembangan aset tidak berwujud dan untuk menggunakan atau
menjual aset tersebut;
kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset tidak
bewujud selama pengembangannya.
Contoh- contoh kegiatan pengembangan adalah:
pengembangan piranti lunak komputer;
desain, konstruksi, dan pengujian alternatif produk, proses, sistem atau jasa yang baru
atau yang diperbaiki.
desain, konstruksi, dan operasional pabrik percontohan yang skalanya tidak ekonomis
untuk produksi komersial;
desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses,
sistem yang baru atau yang diperbaiki.
Beban pengurusan perpanjangan atau pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tidak
berwujud. Beban tersebut diamortisasi selama, mana yang lebih pendek antara umur legal
hak atau umur ekomomi tanah. Jika beban pengurusan perpanjangan atau pembaruan hak
atas tanah tidak material, maka dibebankan pada periode berjalan.
Pada setiap tanggal laporan keuangan harus dilakukan review atas adanya indikasi
penurunan nilai aset tidak berwujud. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset tidak
berwujud, maka entitas harus menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset
tersebut. (Penjelasan lebih detail mengenai indikasi penurunan nilai dapat dilihat di
paragraf 3.360 - 3.364).
Apabila jumlah yang dapat diperoleh kembali lebih rendah dibandingkan dengan jumlah
tercatat, maka entitas mengakui kerugian penurunan nilai aset. Pada periode selanjutnya,
apabila jumlah yang dapat diperoleh kembali meningkat, maka entitas mengakui
keuntungan pemulihan nilai, tetapi tidak boleh menyebabkan nilai buku setelah
pemulihan nilai melebihi nilai buku seumpama tidak terjadi penurunan nilai sebelumnya.
Ketentuan penurunan nilai aset tidak berwujud mengacu pada Bab III paragraf 3.360 -
3.364.
4. Perlakuan Akuntansi
1) Pengakuan dan Pengukuran
a) Pengakuan dan pengukuran awal
Aset tidak berwujud diakui pada saat terjadinya beban untuk memperoleh aset tersebut
sebesar biaya perolehan.
b) Pengukuran selanjutnya
Aset tidak berwujud dicatat pada biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi
dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Amortisasi, penurunan nilai dan pemulihan nilai
Aset tidak berwujud dengan umur manfaat terbatas diamortisasi sebesar jumlah alokasi
yang sistematis.
Jumlah alokasi yang sistematis tersebut diakui sebagai beban amortisasi pada saat
terjadinya.
Penurunan nilai diakui sebagai kerugian sebesar selisih jumlah tercatat dengan nilai yang
dapat dipulihkan. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai keuntungan kerugian dan
keuntungan tersebut merupakan beban atau pendapatan nonusaha.
Aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas tidak diamortisasi tapi diuji
penurunan nilainya secara periodik.
Penghentian pengakuan
Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui pada periode terjadinya.
Keuntungan atau kerugian tersebut disajikan sebagai pendapatan atau beban nonusaha.
2) Penyajian
Aset tidak berwujud disajikan dalam kelompok aset tidak lancar.
3) Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
kebijakan akuntansi;
rincian aset tidak berwujud;
untuk setiap kelompok aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal dan lainnya;
masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan;
metode amortisasi yang digunakan;
nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (yang digabungkan dengan akumulasi
rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;
unsur pada laporan keuangan yang didalamnya terdapat amortisasi aset tidak
berwujud; dan
rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode dengan menunjukan:
penambahan aset tidak berwujud yang terjadi, dengan mengungkapkan secara
terpisah penambahan yang berasal dari
pengembangan di dalam entitas dan dari penggabungan usaha;
penghentian dan pelepasan aset tidak berwujud;
amortisasi yang diakui selama periode berjalan; dan perubahanlainnya dalam nilai
tercatat selama periode berjalan;
pengungkapan lainnya.
5. Ilustrasi Jurnal
1) Pada saat perolehan
Db. Aset tidak berwujud
Kr. Kas dan setara kas
2) Amortisasi aset tidak berwujud
Db. Beban amortisasi
Kr. Akumulasi amortisasi
3) Pada saat penghentian pengakuan
Db. Akumulasi amortisasi
Kr. Aset tidak berwujud
K. Aset/liabilitas pajak tangguhan
1. Defnisi
Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode
mendatang sebagai akibat adanya:
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; dan
sisa kompensasi kerugian.
Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang untuk periode
mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
Perbedaan temporer atau beda waktu adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau
liabilitas secara akuntansi dengan dasar pengenaanpajak. Perbedaan temporer dapat berupa:
perbedaan temporer kena pajak adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah
kena pajak dalam penghitungan laba fskalperiode mendatang pada saat nilai tercatat aset
dipulihkan atau nilai tercatat liabilitas tersebut diselesaikan; atau
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan adalah perbedaan temporer yang menimbulkan
suatu jumlah yang boleh dikurangkan dalam penghitungan laba fskal periode mendatang
pada saat nilai tercatat aset dipulihkan atau nilai tercatat liabilitas tersebut diselesaikan.
2. Dasar Pengaturan
Dasar pengaturan aset pajak tangguhan antara lain adalah PSAK 46: Pajak Penghasilan.
3. Penjelasan
Pengakuan aset pajak tangguhan pada saat besar kemungkinan bahwa pemulihan aset
akan mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang yang lebih kecil, kecuali
pengakuan awal aset atau liabilitas pada suatu transaksi yang:
1. bukan transaksi kombinasi bisnis; dan
2. tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba fskal.
Pengakuan liabilitas pada laporan keuangan entitas akan dapat melunasi nilai tercatat
liabilitas tersebut. Apabila besar kemungkinan bahwa pelunasan liabilitas tersebut akan
mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang yang lebih besar, maka dalam
ketentuan SAK, mengharuskan entitas untuk mengakui liabilitas pajak tangguhan.
Pengakuan aset dan liabilitas pajak tangguhan pada suatu kombinasi bisnis yang
dilakukan oleh entitas, mempengaruhi saldo goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis
tersebut.
4. Perlakuan Akuntansi
1) Pengakuan dan Pengukuran
Aset pajak tangguhan diakui:
untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan apabila nilai basis
akuntansi lebih kecil daripada nilai basis pajak;
saldo rugi fskal yang dapat dikompensasikan.
Apabila diperkirakan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tidak dapat
direalisasikan pada periode mendatang, maka jumlahnya harus diturunkan.
Penyisihan aset pajak tangguhan harus dievaluasi secara periodik, dan apabila pada akhir
periode selanjutnya ternyata aset pajak tangguhan diperkirakan dapat direalisasikan
sepenuhnya atau dalam jumlah yang lebih besar, maka dapat dinaikan kembali.
Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak apabila
nilai basis akuntansi lebih besar nilai basis pajak yang akanmengakibatkan penambahan
penghasilan kena pajak di masa mendatang.
2) Penyajian
Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan harus disajikan terpisah dari aset dan
liabilitas lain dalam laporan posisi keuangan.
Aset pajak tangguhan harus dibedakan dari piutang pajak/pajak dibayar dimuka.
Liabilitas pajak tangguhan harus dibedakan dari utang pajak.
Aset pajak tangguhan disajikan dalam kelompok aset tidak lancar.
Liabilitas pajak tangguhan disajikan dalam kelompok liabilitas jangka panjang.
3) Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
kebijakan akuntansi yang diterapkan;
unsur-unsur utama beban (penghasilan) pajak;
jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari transaksitransaksi yang
langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas;
penjelasan mengenai hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi
dalam salah satu atau kedua bentuk berikut ini:
rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak hasil perkalian laba akuntansi dan
tarif pajak yang berlaku, dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak
yang berlaku; atau
rekonsiliasi antara tarif pajak efektif rata-rata dan tarif pajak yang berlaku, dengan
mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang berlaku;
penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif
pajak yang berlaku pada periode akuntansi sebelumnya;
jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan dan sisa rugi yang dapat dikompensasi ke periode berikut, yang tidak diakui
sebagai aset pajak tangguhan pada laporan posisi keuangan;
untuk setiap kelompok perbedaan temporer dan untuk setiap kelompok rugi yang dapat
dikompensasi ke tahun berikutnya:
jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan
untuk setiap periode penyajian;
jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi jika
jumlah tersebut tidak terlihat dari perubahan jumlah aset atau liabilitas pajak
tanguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan
Untuk operasi yang tidak dilanjutkan, beban pajak yang berasal dari:
keuntungan atau kerugian atas penghentian operasi; dan
laba atau rugi dari aktivitas normal operasi yang tidak dilanjutkan untuk periode
pelaporan, bersama dengan jumlah periode akuntansi sebelumnya yang disajikan
pada laporan keuangan.
jumlah aset pajak tangguhan dan sifat bukti yang mendukung pengakuannya, jika:
penggunaan aset pajak tangguhan tergantung pada apakah laba fskal yang
dapat dihasilkan pada periode mendatang melebihi laba dari realisasi
perbedaan temporer kena pajak yang telah ada; dan
entitas telah menderita kerugian pada periode berjalan atau periode
sebelumnya;
pengungkapan lainnya.
5. Ilustrasi Jurnal
1) Pada saat pembentukan aset pajak tangguhan
Db. Beban pajak kini
Db. Aset pajak tangguhan
Kr. Utang pajak penghasilan
Kr. Penghasilan pajak tangguhan
2) Pada saat pembentukan liabilitas pajak tangguhan
Db. Beban pajak kini
Db. Beban pajak tangguhan
Kr. Utang pajak penghasilan
Kr. Liabilitas pajak tangguhan
L. Aset tidak lancar lain
1. Defnisi
Aset tidak lancar lain adalah pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam
kelompok pos aset tidak lancar yang ada dan tidak material untuk disajikan tersendiri.
2. Dasar Pengaturan
Dasar pengaturan aset tidak lancar lain antara lain adalah PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan.
3. Penjelasan
Contoh aset tidak lancar lain, antara lain:
1. kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya lebih dari satu tahun;
2. biaya ditangguhkan lebih dari satu tahun;
3. lain-lain.
Biaya tangguhan adalah biaya yang telah dikeluarkan tetapi belum diakui sebagai beban
pada periode terjadinya dan memiliki masa manfaat tertentu. Contoh beban ditangguhkan
antara lain beban pengurusan sertifkasi, misalnya ISO, GMP, HCCP.
Biaya tangguhan diamortisasi selama umur manfaat.
Biaya-biaya yang tidak mempunyai masa mafaat lebih dari satu periode tidak dapat
ditangguhkan, termasuk kerugian yang timbul dari kegiatanawal operasi dan biaya
praoperasi/perintisan usaha.
4. Perlakuan Akuntansi
1) Pengakuan dan Pengukuran
Aset tidak lancar lain diakui pada saat diperoleh sebesar biaya perolehan.
2) Penyajian
Pos-pos aset tidak lancar lain disajikan dalam kelompok aset tidak lancar.
3) Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain:
kebijakan akuntansi;
rincian aset lainnya;
sifat dan uraian penting dari aset yang bersangkutan;
alasan perubahan klasifkasi aset yang sebelumnya tidak termasuk dalam aset tidak lancar
lain;
untuk kas dan setara kas yang dibatasi penggunaanya, alasan dan maksud pembatasan
tersebut;
pengungkapan lainnya.
5. Ilustrasi Jurnal
1) Saat perolehan (pembatasan atas kas dan setara kas)
Db. Aset tidak lancar lain – (kas dan setara kas yang dibatasi/beban sertifkasi ISO)
Kr. Kas dan setara kas
2) Saat amortisasi biaya yang ditangguhkan
Db. Beban amortisasi
Kr. Biaya yang ditangguhkan
3) Saat selesainya pembatasan
Db. Kas dan setara kas
Kr. Aset tidak lancar lain – kas dan setara kas yang dibatasi