Anda di halaman 1dari 11

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA

DAERAH

Di Susun Oleh

Saiful ikram : ACD 117 013

Devitha Tresya : ACD 117 020

Lia Novsika Saragih : ACD 117 031

Anki Natulisvahrani : ACD 117 029

Novaria Nababan : ACD 114 005

Dosen pengampu

Alifiah Nurachmana, S,S,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2017

1
BAB I

1.1. Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan gagasan,
pikiran, maksud dan tujuan kepada orang lain. Selain itu bahasa merupakan salah satu aspek dari
kebudayaan. Sebagai salah satu manifestasi kebudayaan, bahasa memiliki peran yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Dalam setiap kebudayaan bahasa merupakan suatu unsur pokok
yang terdapat dalam masyarakat. Keanekaragaman bahasa dalam masyarakat, baik dalam
cakupan yang luas (internasional), maupun bahasa nasional.

Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang,


karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat mengekspresikan dirinya, fungsi
bahasa sangat beragam. Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, selain itu bahasa
juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat penting digunakan.
Karena bahasa merupakan simbol yang di hasilkan menjadi alat ucap yang biasa digunakan oleh
sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua aktifitas kita menggunakan
bahasa. Baik menggunakan bahasa secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa tubuh. Bahkan
saat kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan bahasa.

Ciri-ciri yang merupakan hakikat bahasa itu antara lain adalah bahwa bahasa itu adalah
sebuah sosial-sosial berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Yang dimaksud beragam dalam variasi bahasa tersebut ialah, bahwa bahasa memiliki banyak
bentuk, variasi dan ragam. Ragam bahasa tersebut antara lain :

1. Ragam bahasa hormat.

2. Ragam bahasa santai/biasa.

3. Ragam bahasa formal.

1.2.Rumusan Masalah

Dari Latar belakang tersebut, maka perlu kiranya penulis untuk menjelaskan secara rinci
mengenai Bahasa Indonesia sebagai Media komunikasi, Pengertian bahasa, fungsi bahasa
indonesia, Bahasa Daerah, kedudukan bahasa indonesia dan bahasa di indonesia

1.3.Tujuan

Pembahasan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan:

a. Fungsi Bahasa Indonesia

b. Bahasa di indonesia

c. Bahasa Daearah

d. Kedudukan bahasa indonesia

2
1.4. Manfaat

Dari penulisan makalah ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan


pengetahuan serta wawasan kepada para pembaca tentang fungsi bahasa Indonesia dalam
kehidupan kita sehari-hari dan juga fungsinya sebagai bahasa Negara dan bahasa nasional,
sehingga kita dapat mengetahui secara pasti fungsi bahasa dalam kehidupan kita. Di samping itu
dengan adanya makalah ini dapat memabntu kita disaat kita berinteraksi dengan orang lain yaitu
bahsa yang kita gunakan dapat kita tempatkan ditempat yang semestinya.

3
BAB II

2.1 Fungsi Bahasa Indonesia

Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan


kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.

Menurut Mukhammad Doyin “Bahasa yang disahkan oleh undang-undang sebagai alat
komunikasi nasional secara resmi adalah bahasa indonesia.konsekuensi keputusan ini
menjadikan bahasa indonesia digunakan dalam segala keperluan dan dalam segala bidang. secara
historis kita mengetahuai memang bahasa indonesia berasal dari bahasa melayu. Namun karena
adanya keputusan dalam sumpah pemuda itulah maka bahasa indonesia kemudian berkembang
dalam berbagai bidang. karena masing - masing bidang memiliki kekhususan
tertentu,penggunaan bahasa indonesia dalam bidang - bidang tertentu tersebut kadang-kadang
juga harus menyesuaikan dengan kekhususan- kekhususan tertentu itu. oleh karena itulah pada
akhirnya kita melihat ada bahasa indonesia yang bersifat khusus,dalam pengertian memiliki ciri
khusus dalam bidang-bidang tertentu tersebut.

Sebagai sebuah ilmu, hal seperti itu tersebut diatas itu memang memungkinkan, hal ini
terjadi ilmu itu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Jika ilmu itu berkembang,
bahasa Indonesia sebagai ilmu pun dengan sendirinya ikut berkembang. Namun dibalik itu,
karena ilu harus memiliki aturan-aturan yang dapat dipertanggungjawabkan, perkembangan
bahasa Indonesia tersebut juga dikaji untuk memperoleh gambaran batas-batas perkembangan
tersebut

Tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata
memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang
sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin
dari daya nalar (pikiran). Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fungsi bahasa
secara umum dan secara khusus

1. Fungsi Bahasa Secara Umum

Terdapat 4 Fungsi Bahasa secara Umum

1.1 Sebagai alat untuk berkespresi

Contohnya; mampu menggungkapkan gambaran,maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui


bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada dan
pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat memaklimkan keberadaan kita. Misalnya seperti seorang

4
penulis buku, mereka akan menuangkan segala seseuatu yang mereka pikirkan ke dalam sebuah
tulisan tanpa memikirkan si pembaca, mereka hanya berfokus pada keinginan mereka sendiri.
Sebenarnya ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:

Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita.

Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

1.2 Sebagai alat komunikasi

Menurut Gorys Keraf bahasa adalah Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran
perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh
dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain.

1.3 Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial

Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa
yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan
menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa
yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua
atau orang yang kita hormati. Dalam mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari
bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan
menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Jangan sampai kita salah
menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa
suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.

1.4 Sebagai alat kontrol sosial

Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat.
Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku
pelajaran, buku- buku instruksi, ceramah agama (dakwah), orasi ilmiah atau politik adalah
contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Selain itu, kita juga sering mengikuti
diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio, iklan layanan masyarakat
atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial.

Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk
memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita
belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal. Contoh
lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita
terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang
sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke
dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang
dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.

5
3. Fungsi bahasa secara khusus

Terdapat 4 fungsi bahasa secara khusus

2.1 Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari

Manusia adalah mahkluk sosial yang tak akan pernah mungkin dapat terlepas dari
hubungan (komunikasi) dengan mahluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat
mempergunakan dialeg resmi (baku) atau dialeg santai (tidak menghiraukan pemakaian bahasa
resmi, biasanya saat berkomunikasi dengan teman).

2.2 Mewujudkan seni (sastra)

Bahasa dipakai untuk menyampaikan atau mengungkapkan perasaan melalui media seni,
misalnya puisi, syair, prosa,dll. Terkadang bahasa yang dipergunakan merupakan bahasa yang
memiliki makna atau arti konotasi atau memiliki makna yang tersirat. Dalam hal ini, kita
memerlukan pemahaman yang lebih mendalam agar bisa mengetahui apa makna atau apa yang
ingin disampaikan kepada kita.

2.3 Mempelajari bahasa-bahasa kuno

Dengan kita mempelajari bahasa-bahasa kuno ini, kita akan dapat mengetahui kejadian
atau peristiwa yang sudah terjadi di masa lampau, untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin
atau dapat terjadi di masa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan
tentang latar belakang dari suatu hal, misalnya saja untuk mengetahui keberadaan atau asal dari
suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah-naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.

2.4 Mengeksploitasi IPTEK

Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, ditambah dengan akal dan
pikiran yang sudah diberikan Tuhan hanya kepada manusia, maka manusia akan selalu
mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang
dimiliki oleh manusia akan selalu akan didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat
mempergnakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

2.2. Bahasa Di Indonesia

Menurut jumlah penuturnya, bahasa yang terbanyak digunakan di Indonesia adalah:

Bahasa Jawa, Bahasa Melayu-Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Madura, Bahasa Batak, Bahasa
Minangkabau, Bahasa Bugis, Bahasa Aceh, Bahasa Bali, Bahasa Banjar

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia
menggunakan salah satu dari bahasa yang ada di Indonesia di bawah ini sebagai bahasa ibu.
Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau
mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya.

6
2.3. Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara
kebangsaan. Apakah itu pada suatu daerah kecil, negara bagian federal atau provinsi, atau daerah
yang lebih luas. Dalam rumusan Piagam Eropa untuk bahasa-bahasa regional atau minoritas
(bahasa daerah) adalah bahasa-bahasa yang secara tradisional digunakan dalam wilayah suatu
negara, oleh warga negara dari negara tersebut, yang secara numerik membentuk kelompok yang
lebih kecil dari populasi lainnya di negara tersebut (Wikipedia, 2013).

Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai peranan dan pengaruh terhadap
bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan berikutnya, khususnya bahasa formal atau
resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari
daerah Sekayu sedangkan ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di
lingkungan orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu
yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan bapaknya yang dari
Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di lingkungannya kata “mengapa”
diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman yang berasal
dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat menimbulkan
kebinggungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan digunakan.

Beberapa kata dari bahasa daerah juga diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku,
antara lain kata nyeri (Sunda) dan kiat (Minangkabau). Dampak penggunaan bahasa daerah
terhadap bahasa Indonesia (Fajri Bahrul, 2013):

Fungsi bahasa daerah :

 Sebagai lambang kebanggan suatu daerah


 Sebagai lambang identitas daerah
 Sebagai alat penghubung diantara warga masyarakat tingkat daerah

1. Dampak positif bahasa daerah.

a. Bahasa Indonesia memiliki banyak kosakata.

b. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.

c. Sebagai identitas dan ciri khas dari suatu suku dan daerah.

d. Menimbulkan keakraban dalam berkomunikasi.

2. Dampak Negatif:

a. Bahasa daerah yang satu sulit dipahami oleh daerah lain.

b. Warga negara asing yang ingin belajar bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena
terlalu banyak kosakata.

7
c. Masyarakat menjadi kurang paham dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baku
karena sudah terbiasa menggunakan bahasa daerah.

d. Dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat beberapa kata yang sama dalam
tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang berbeda, berikut beberapa contohnya:

1. Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta bermakna kakak.

Abang dalam bahasa Jawa bermakna merah.

2. Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna buah mangga.

Mangga dalam bahasa Sunda bermakna silakan.

3. Gedang dalam bahasa Sunda bermakna pepaya.

Gedang dalam bahasa Jawa bermakna pisang.

4. Cungur dalam bahasa Sunda bermakna sejenis kikil.

Cungur dalam bahasa Jawa bermakna hidung.

5. Jagong dalam bahasa Sunda bermakna jagung.

Jagong dalam bahasa Jawa bermakna duduk.

2.3.1. Cara Mencegah Campurnya Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah

Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan bahasa daerah memiliki tafsiran yang
berbeda dengan bahasa lain. Jika hal tersebut digunakan dalam situasi formal seperti seminar,
lokakarya, simposium, proses belajar mengajar yang pesertanya beragam daerahnya akan
memiliki tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah haruslah
pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat (Fajri Bahrul, 2013).

2.4. Kedudukan Bahasa Indonesia

Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi sebagai penghambat
hubungan antar daerah dan antar budaya. Tetapi, melalui bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa
berhubungan dengan etnis yang lain sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. Apa pun
latar belakang etnisnya, kita dapat bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi

Kenyataan ini berperan penting dalam penyebarluasan bahasa Indonesia dalam fungsinya
sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarbudaya. Semuanya terjadi karena semakin
baiknya sarana perhubungan, bertambah banyaknya jumlah perkawinan antar suku, dan
bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau swasta dari satu daerah ke daerah yang
lain.

8
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikenal sejak 17 Agustus 1945 ketika
bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai
sosial budaya kebangsaan, dan dari bahasa nasional ini, Indonesia menyatakan harga diri dan
nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan pegangan hidup dan sebagai lambang identitas nasional

Dengan di berlakukannyanya Undang-undang Dasar 1945, kedudukan bahasa Indonesia


bertambah sebagai bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
digunakan dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis.
Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia

Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran di lembaga-lembaga


pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Dengan
demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung kepada bahasa-bahasa asing (bahasa
sumber). Pada tahap ini, bahasa Indonesia bertambah perannya sebagai bahasa ilmu.

9
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPILAN

Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan, yaitu :

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan
situasi dan kondisi dengan memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan
nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di dalamnya selalu ada
nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan.

Secara formal bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa
persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Selain memiliki peran penting di
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, Dengan demikian bahasa Indoensia
dan juga bahasa daerah memiliki peran penting di dalam memajukan pembangunan masyarakat
di dalam berbagai aspek kehidupan.

3.2 SARAN

Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam bahasa
yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita
amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca dan menambah pengetahuan dan wawasan anda. Mohon maaf
jika dalam penyusunan terdapat banyak kekeliruan penulis mohon maaf. Untuk kritik dan saran
dari pembaca penulis harapkan karena itu menjadi acuan untuk penulis agar membuat makalah
menjadi lebih baik lagi, Sekian dan terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka

Arifin, Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya

Kartomihardjo, S. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: P2 LPTK

Moeliono, Anton. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prihartini, Niniek. Ejaan Yang Disempurnakan. Surabaya: Mitra Jaya Compugrafi

Sabariyanto, Dirgo. 1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Mitra Gama Widya

Sugono, Dendy. 1989. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Priastu

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa

http://ryanrahmadi99.blogspot.com/2013/04/makalah-bahasa-indonesia.html

11

Anda mungkin juga menyukai