Anda di halaman 1dari 9

Aktivitas Zat Radioaktif

Fifi Eka Safitri 1, Widya Angreni 2, Siti Rahmawati3, Taufik Hidayat4


Arjun Syarif

Laboratorium Fisika Modern Universitas Negeri Makassar


email : 1fifiekasafitri291@gmail.com, 2widyaangreniamiruddin@gmail.com, 3strahmawati899@gmail.com,
4
sariftaufikhidayat@gmail.com

Abstrak - Telah dilakukan eksperimen dengan judul aktivitas zat radioaktif yang menggunakan Stronsium-90
sebagai sumber radiasi Beta dan Cobalt-60 sebagai sumber radiasi sinar gamma. Sr-90 memiliki waktu paruh
28,8 tahun dan Co-60 memiliki waktu paruh 5,27 tahun. Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas zat
radioaktif, untuk mengetahui daya tembus sinar beta dan sinar gamma, dan untuk menyelidiki hubungan antar
jarak sumber radioaktif dengan aktivitas sumber. Aktivitas sinar beta, sinar gamma, dan radiasi latar belakang
diketahui melalui pendeteksian oleh Detektor Geiger-Muller yang kemudian dicacah oleh program Radiation
Detection pada komputer. Daya tembus sinar beta dan sinar gamma diketahui melalui manipulasi ketebalan
penghalang yang menghalangi sumber radioaktif, dimana penghalang yang digunakan adalah Aluminium (Al)
dan Timbal (Pb). Hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan aktivitas sumber diketahui dengan
memanipulasi jarak sumber. Setelah melakukan praktikum, diketahui bahwa aktivitas zat radioaktif secara
berurutan adalah beta, gamma, dan radiasi latar belakang. Sedangkan untuk daya tembus zat radioaktif, daya
tembus sinar gamma lebih besar dibandingkan daya tembus sinar beta. Daya tembus juga berkaitan dengan daya
serap jenis penghalang dan ketebalan penghalang. Dimana timbal lebih sukar ditembus dibandingkan aluminium,
dan ketebalan penghalang berbanding terbalik dengan daya tembus sinar zat radioaktif. Hubungan jarak sumber
radioaktif dengan aktivitas sumber membuktikan keberlakuan hukum kebalikan kuadrat. Dimana semakin besar
jarak sumber radioaktif maka aktivitas sember semakin kecil.

Kata Kunci: Daya Tembus, Hukum Kebalikan Kuadrat,, Sinar 𝛽, Sinar 𝛾, Zat Radioaktif.

A. PENDAHULUAN menyatakan bahwa hukum kebalikan kuadrat


merupakan karakteristik dari apa saja yang berasal
Penemuan radioaktivitas diumumkan oleh Henri dari sumber titik dan bergerak lurus secara kontinu
Becquerel pada bulan Maret 1896. Becquerel (Modul Praktikum Ekfis 1, 2017).
mengetahui bahwa garam uranium bercahaya yang Percobaan ini menggunakan sinar β dan γ sebagai
terkena cahaya matahari, dan radiasi-radiasi sumber radiaktif. Percobaan ini bertujuan untuk
berfosfor dari garam-garam teraktivasi tersebut menyelidiki karakteristik pancaran radioaktivitas
dapat menembus benda-benda gelap. Dengan beberapa zat radioaktif, untuk menyelidiki dan
mempelajari efek ini, ia menemukan bahwa radiasi membandingkan daya tembus sinar β dan γ, untuk
dari uranium teraktivasi-cahaya dapat membentuk menyelidiki kemampuan berbagai material (bahan)
bayang-bayang benda logam pada pelat-pelat dalam menyerap radiasi dan untuk menyelidiki
fotografis yang terbungkus kertas hitam. Ditemukan hubungan antara jarak sumber radioaktif dengan
pula sifat-sifat radiatif uranium berkaitan dengan aktivitas sumber.
intinya (Sumardi, 1994). Meskipun fenomena Salah satu sifat unik yang dimiliki oleh atom
radioaktivitas ini ditemukan oleh Becquerel, nama adalah kemampuannya bertransformasi secara
radioaktivitas itu sendiri diberikan oleh Marie Curie, spontan dari suatu inti dengan nilai Z dan N tertentu
penemu unsur radioaktif lainnya (Subaer, 2014). menjadi inti yang lain. Peristiwa ini disebut dengan
Sinar radioaktif merupakan partikel dengan peluruhan. Sifat radiasi sepeti ini dimiliki oleh inti
tingkat energi yang relatif tinggi dan relatif sulit yang tidak stabil dan disebut inti yang bersifat
berinteraksi secara kimia maupun listrik. Sehingga radioaktif. Ada tiga jenis radiasi yang mungkin
untuk mendeteksi radiasi radioaktif dibutuhkan dipancarkan dalam sebuah peristiwa peluruhan yaitu
detektor khusus seperti detektor tabung Geiger radiasi sinar α, β, dan γ.
Muller. Tabung Geiger Muller adalah alat untuk Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif dari
mendeteksi dan pengukur ionisasi dari radiasi nuklir sebuah inti atom yang tidak mantap secara spontan
(Irwandi, 2007). disebut radioaktivitas. Gejala radiokativitas sangat
Salah satu hukum alam yang paling umum adalah berperan dalam pengembangan Fisika Nuklir.
hukum kebalikan kuadrat. Seorang saintis

1
Ada tiga aspek radioktivitas yang luar biasa jika Mempengaruhi plat-plat fotografi, menyebabkan
dipandang dari segi fisika klasik: sintilasi pada layar-layar yang floresen,
1. Bila inti mengalami peluruhan alfa dan beta, menimbulkan panas dan menghasilkan
bilangan atomik Z berubah dan menjadi unsur perubahan-perubahan kimia.
yang berbeda. Jadi unsur tidak tetap. 2. Bila radiasi telah dipancarkan maka
2. Energi yang dikeluarkan selama peluruhan terbentuklah elemen-elemen baru yang biasanya
radioktif timbul dari inti individual tanpa juga bersifat radioaktif.
eksitasi eksternal, bukan seperti radiasi atomik. 3. Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan.
Bagaimana hal ini terjadi setelah Einstein Detektor Geiger Muller adalah alat pencacah
mengusulkan kesetaraan massa dan energi, radiasi yang berfungsi untuk mendeteksi dan
barulah teka-teki ini dapat dipahami. mencacah radiasi. Detektor Geiger terdiri dari
3. Peluruhan radioaktif adalah proses statistik tabung silinder yang pada pusatnya memanjang
yang memenuhi teori kemungkinan, tidak ada dipasang kawat anoda dan pada selubung silinder
hubungan sebab akibat, yang terkait dalam bagian dalam dipasang kulit sebagai katoda.
peluruhan inti, hanya kemungkinan persatuan Detektor Geiger Muller berfungsi untuk menentukan
waktu. Fisika klasik tidak dapat menjelaskan atau mencacah banyaknya radiasi sinar radioaktif.
prilaku seperti itu, walaupun hal ini dapat Cara kerja dari detektor Geiger Muller adalah
masuk dengan baik dalam kerangka fisika mendeteksi radiasi dari suatu sumber atau bahan
kuantum. radioaktif.
Inti radioaktif adalah inti yang memancarkan
sinar radiokatif (sinar α, β, atau γ). Akibat B. METODE EKSPERIMEN
pemancaran sinar ini, inti radioaktif makin lama Pada eksperimen ini perangkat yang digunakan
makin kecil (meluruh). Laju perubahan inti telah terangkai dan saling terhubung, maka langkah
radioaktif dinamakan aktifitas inti. Semakin besar awal yang harus dilakukan adalah melakukan
aktifitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh penyetelan peralatan dengan cara menyalakan
tiap detiknya (catatan aktifitas hanya berhubungan rateneter dengan menekan tombol off ke posisi on.
dengan jumlah peluruhan tiap detik, tidak tergantung Selanjutnya menyalakan komputer lalu buka
pada sinar apa yang dipancarkan). Satuan aktifitas program radiation detector, pada program tersebut
inti adalah curie: atur tegangan ratemeter yang tertera sampai
R=λN (1) diperoleh penunjukan tegangan 1000 volt pada
Dengan N menyatakan banyaknya inti, Jadi jika ada skala ratemeter. Kemudian mengatur waktu
1023 inti radioaktif dan peluang tiap inti meluruh pencacahan (1s) dan jumbal data sebanyak 30 kali.
per detik adalah 10-12 maka aktifitas intinya adalah Setelah penyetelan peralatan telah selesai
1023 x 10-12 = 1011 inti/detik. Aktifitas inti R dapat langkah selanjutnya adalah melakukan kegiatan 1
juga dipandang sebagai laju perubahan inti yaitu mengenal aktivitas zat radioaktif dengan cara
radiokatif. meletakkan salah satu sumber radioaktif (sumber β
R = - dN/dt (2) atau sumber γ) pada rak sampel 2, kemudian
Tanda negatif menunjukkan bahwa semakin lama N mengklik tombol start pada program radiation
semakin kecil. detector untuk merekan data hasil cacahan. Setelah
Dari persamaan (1) dan (2) kita peroleh : direkam selanjutnya di save dengan nama file
λ N = - dN/dt (3) tertentu.
Anggap ketika t = 0 banyaknya inti adalah No dan Pada kegiatan 2 sumber radioaktif yang
pada waktu t banyak inti adalah N. digunakan sama pada kegiatan 1 (sumber β atau
Dengan mengintegrasi persamaan (3) kita peroleh : sumber γ), pada kegiatan 2 digunakan bahan
N = No e (4) penghalang (Al dan Pb) dengan ketebalan yang
Kalikan kedua ruas persamaan (4) dengan λ. berbeda-beda. Kemudian di penghalang tersebut
λN = λNo e (5) baik aluminium ataupun timbal diukur dengan
dengan Ro = λNo merupakan aktifitas awal dan menggunakan micrometer sekrup. Setelah diukur
R = λN (6) lalu diletakkan pada posisi 1 rak sampel untuk
Besaran R dan Ro dapat diukur dengan alat mengukur daya tembus dari sinar β dan γ.
pencacah yaitu dengan mengukur berapa banyak Pada kegiatan 3 langkahnya sama dengan
radiasi yang terjadi tiap detiknya. kegiatan 1 hanya saja pada kegiatan 3 jarak sumber
Sifat-sifat umum dari radiasi-radiasi radioaktif : radioaktif di ubah-ubah untuk mengetahui apakah
1. Radiasi-radiasi ini mempunyai daya tembus aktivitas zat radioaktif memenuhi hukum kebalikan
yang tinggi, radiasi-radiasi itu kuadrat. Setelah ketiga kegiatan di save dengan

2
nama file tertentu kemudian pindahkan file tersebut
dengan menggunakan CD Room.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber radiasi gamma : Co - 60
Hasil Pengamatan Waktu paruh : 5,27 yrs
Aktivitas mula-mula : 5 µCi
Kegiatan 1: Mengenal aktivitas zat radioaktif Aktivitas tanpa penghalang : 1,50
Sumber Radiasi Beta : Sr – 90 Tabel data 4 Hubungan ketebalan jenis penghalang
Sumber Radiasi Gamma : Co – 60 aluminium dengan cps radiasi gamma
Tabel data 1 Hubungan antara sumber radiasi Tebal = Tebal = Tebal = Tebal =
dengan Cps rata-rata 0,98 1,45 2,47 3,08
Sumber Sumber Sumber mm mm mm mm
radiasi radiasi radiasi latar
beta gamma belakang Cps 11,10 10,47 9,27 8,63
(cps) (cps) (cps) rata-rata
Standar 10,16 14,19 8,69 8,10
Cps
109 22 4 deviasi
maksimum
Cps rata-rata 86,03 14,07 1,50 Tabel data 5 Hubungan ketebalan jenis penghalang
Standar timbal dengan cps radiasi gamma
8,59 4,07 1,25
deviasi
Tebal = Tebal = Tebal = Tebal=
Kegiatan 2 : Mengukur daya tembus sinar β 1,58 2,15 3,78 7,07
dan sinar γ mm mm mm mm
Sumber radiasi beta : Sr - 90 Cps 9,57 9,90 8,93 6,47
Waktu paruh : 28,8 yrs rata-rata
Aktivitas mula-mula : 0,1 µCi Standar 9,36 8,58 5,86 6,46
Aktivitas tanpa penghalang : 1,50 deviasi

Tabel data 2 Hubungan ketebalan jenis penghalang Kegiatan 3: Hukum kebalikan kuadrat
aluminuim dengan cps radiasi beta
Tabel data 6 Hubungan jarak dengan cps radiasi
Tebal = Tebal = Tebal = Tebal = beta
0,98 1,45 2,47 3,08
mm mm mm mm Jarak Jarak Jarak Jarak
(D) = (D) = (D) = (D) =
Cps rata-
43,30 22,13 3,80 1,43 2,3 cm 4,3 cm 6,2 cm 8,2 cm
rata
Standar Cps rata-
41,60 11,91 4,17 1,43 81,27 37,67 22,50 15,37
deviasi rata
Standar
Tabel data 3 Hubungan ketebalan jenis penghalang 86,69 33,82 14,60 7,89
deviasi
timbal dengan cps radiasi beta
Tabel data 7 Hubungan jarak dengan cps radiasi
Tebal = Tebal = Tebal = Tebal=
gamma
1,58 2,15 3,78 7,07
mm mm mm mm Jarak Jarak Jarak Jarak
(D) = (D) = (D) = (D) =
Cps rata-
1,63 1,23 1,33 1,40 2,3 cm 4,3 cm 6,2 cm 8,2 cm
rata
Standar Cps rata-
0,79 0,67 1,26 1,14 13,87 8,03 5,17 3,83
deviasi rata
Standar
10,88 8,03 4,83 4,14
deviasi

3
Analisis Data H1 = Cps sumber radiasi beta tidak trdistribusi
Kegiatan 1 normal
1. Bentuk histogram dari setiap sumber radiasi Interval
𝒇𝒊 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒇𝒊 𝑿𝒊 𝒇𝒊 𝑿𝒊𝟐
Kelas
12
69-75 4 72 5.184 288 20.736
10
76-82 7 79 6.241 553 43.687
8 83-89 7 86 7.396 602 51.772
Frekuansi

6 90-96 10 93 8.649 930 86.490


4 97-103 1 100 10.000 100 10.000
2 104-110 1 107 11.449 107 11.449
0 Jumlah 30 2.580 224.134
Untuk α = 0,05 dan db = 6 - 3 = 3, diperoleh
2
𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81
Interval cps
2 2
Histogram 1 Aktivitas sumber radiasi beta Karena, 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal

10 UJI NORMALITAS CPS SUMBER RADIASI


GAMMA
__
8
𝑋 = 14
Frekuensi

6 S = 4,167
Hipotesis:
4
H0 = Cps sumber radiasi gamma terdistribusi normal
2 H1 = Cps sumber radiasi gamma tidak trdistribusi
normal
0 Interval
7-9 10-12 13-15 16-18 19-21 22-24 𝒇𝒊 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒇𝒊 𝑿𝒊 𝒇𝒊 𝑿𝒊𝟐
Kelas
Interval cps
7-9 4 8 64 32 256

Histogram 2 Aktivitas sumber radiasi 10-12 7 11 121 77 847


gamma 13-15 9 14 196 126 1.764
16-18 5 17 289 85 1.445
12 19-21 3 20 400 60 1.200
10 22-24 2 23 529 46 1.058
Frekuansi

8 Jumlah 30 426 6.570


6 Untuk α = 0,05 dan db = 6 - 3 = 3, diperoleh
4 2
𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 7,81
2
2 2
0 Karena, 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat disimpulkan
1 2 3 4 5 bahwa data terdistribusi normal
Interval cps UJI NORMALITAS CPS SUMBER RADIASI
LATAR
__ BELAKANG
Histogram 3 Aktivitas sumber radiasi = 1,567
latar belakang 𝑋
S = 3,72
UJI NORMALITAS CPS SUMBER RADIASI Hipotesis:
BETA H0 = Cps sumber radiasi latar belakang terdistribusi
__ normal
𝑋 = 86 H1 = Cps sumber radiasi latar belakang tidak
S = 8,67
terdistribusi normal
Hipotesis:
H0 = Cps sumber radiasi beta terdistribusi normal

4
Interval 0.25
𝒇𝒊 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒇𝒊 𝑿𝒊 𝒇𝒊 𝑿𝒊𝟐
Kelas y = 0.0383x
0.2
17 0,5 0,25 8,5 4,25 R² = 0.1822
0.15
2-3 10 2,5 6,25 25 62,5
0.1

In Io/It
4-5 3 4,5 20,25 13,5 60,75
Jumlah 30 47 127,5 0.05
Untuk α = 0,05 dan db = 3 - 2 = 1, diperoleh 0
2
𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,84 0 1 2 3 4 5
-0.05
2 2
Karena, 𝑋ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka dapat disimpulkan
-0.1
bahwa data terdistribusi normal

Cps
Sumber Cps Standar
NO rata-
radiasi maksimum deviasi
rata Grafik 2. Hubungan antara Ketebalan Penghalang
1 Beta 109 86,03
8,59 timbal dengan cps Rata-rata Sumber Radiasi Beta
2 Gamma 22 14,067
4,068
Latar -1.7
3 4 1,5 1,25
belakang 0 1 2 3 4 5
Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan -1.75
terhadap masing-masing data cps sumber radiasi, y = 0.0911x
diperoleh radiasi aktivitas radioaktif sinar beta, -1.8 R² = 0.9818
radiasi sinar gamma maupun radiasi latar belakang
terdistribusi normal. -1.85
In Io/It

Kegiatan 2
-1.9
1. Grafik hubungan antara ketebalan penghalang
dengan cps rata rata untuk masing masing
sumber : -1.95
0.5
-2
0
-0.5 0 2 4 6 -2.05
y = 1.1976x
-1
R² = 0.9738
In Io/It

-1.5
-2
-2.5 Grafik 3. Hubungan antara Ketebalan
Penghalang Al dengan cps Rata-rata Sumber Radiasi
-3 Gamma
-3.5
-4

grafik 1. hubungan antra ketebalan penghalang Al


dengan CPS rata rata sumber radiasi beta

5
0 = 0,9738 x 100%
0 1 2 3 4 5 = 97,38%
KR = 100% - DK
-0.5 = 100% - 97,38%
= 2,62%
𝐾𝑅 𝑥 𝜇
-1 ∆μ = 100%
In Io/It

y = 0.127x 2,62 % .1,1976


R² = 0.7221 = 100%
-1.5 =0,0314
∆𝜇
AB = 1 – log ( 𝜇 )
-2 0,0314
= 1 – log 1,1976
= 2,58
-2.5 μ = | 1,20 ± 0,03 |

b) Timbal
y = 0,0383 x
𝑅 2 = 0,1822
μ = 0,0383
Grafik 4. Hubungan antara Ketebalan DK = 𝑅 2 x 100%
Penghalang Pb dengan cps Rata-rata Sumber = 0,1822 x 100%
Radiasi Gamma = 18,22%
KR = 100% - DK
Berdasarkan hasil pengamatan, untuk = 100% - 18,22%
penghalang berjenis aluminium radiasi beta = 81,78%
memiliki daya tembus yang lebih kecil 𝐾𝑅 𝑥 𝜇
∆μ = 100%
dibandingkan dengan radiasi gamma, yaitu pada
81,78% .0,0383
daya tembus radiasi beta sebesar 1,43 untuk =
100%
penghalang dengan ketebalan 3,08 x 10-3 m dan = 0,0313
daya tembus radiasi gamma sebesar 8,63 untuk ∆𝜇
penghalang dengan ketebalan yang sama pula. AB = 1 – log ( 𝜇 )
0,0313
Untuk penghaang berjenis timbal, radiasi beta = 1 – log 0,0383
memiliki daya tembus yang lebih kecil
= 1,087
dibandingkan dengan radiasi gamma yaitu pada
μ = |0,04 ± 0,003|
daya tembus radiasi beta sebesar 1,4 untuk
penghalang dengan ketebalan 7,07 x 10-3 m dan 2) Sumber radiasi Gamma
daya tembus radiasi gamma sebesar 6,47 untuk a) Aluminium
penghalang dengan ketebalan yang sama. Hal ini y = 0,0911 x
sesuai teori yang menyatakan bahwa daya tembus 𝑅 2 = 0,9818
radiasi gamma lebih besar dari daya tembus radiasi μ = 0,0911
beta. DK = 𝑅 2 x 100%
Menurut teori, semakin tebal bahan penghalang = 0,9818 x 100%
= 98,18%
maka semakin kecil daya tembusnya. Namun
menurut hasil pengamatan diperoleh data yang KR = 100% - DK
= 100% - 98,18%
menyatakan bahwa pada aluminium semakin tebal
penghalangnya maka semakin kecil daya = 1,82%
𝐾𝑅 𝑥 𝜇
tembusnya. Hal ini sesuai dengan teori. ∆μ = 100%
1,82 % . 0,0911
=
Analisis Grafik 100%
1) Sumber radiasi beta = 0,0017
∆𝜇
a) Aluminium AB = 1 – log ( 𝜇 )
y = 1,1976 x 0,0017
𝑅 2 = 0,9738 = 1 – log 0,911
μ = 1,1976 = 2,728
DK = 𝑅 2 x 100% μ = | 0,091 ± 0,002 |

6
b) Timbal 90
y = 0,127 x
80
𝑅 2 = 0,7221
μ = 0,127 70
DK = 𝑅 2 x 100%

CPS rata-rata
60
= 0,7221x 100% 50
= 72,21%
KR = 100% - DK 40
= 100% - 72,21% 30
= 27,79% 20
𝐾𝑅 𝑥 𝜇
∆μ = 100% 10
27,79 % .0,127
= 100%
0
= 0,035 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
∆𝜇 jarak sumber (m)
AB = 1 – log ( )
𝜇
0,035
= 1 – log
0,127
= 1,559 Grafik 5. Hubungan antra CPS Rata rata dengan
μ = 0,13 ± 0,04| Jarak Sumber Radiasi Beta

Kegiatan 3 16
Tabel 6 Analisa hubungan jarak dengan cps rata-rata
14
Sumber Jarak Jarak CPS CPS
(D) kuadrat rata- rata-rata 12
(𝐷 2 ) X 𝐷2
CPS rata-rata

rata
10
Beta 0,023 0,000529 81,267 0,04299
0,043 0,001849 37,67 0,06965 8
0,062 0,003844 22,50 0,08649 6
0,082 0,006724 15,367 0,10333
Gamma 0,023 0,000529 13,867 0,00734 4
0,043 0,001849 8,03 0,01485 2
0,062 0,003844 5,167 0,09862
0
0,082 0,006724 3,83 0,02575
2 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Hasil kali cps rata-rata dengan 𝐷 hampir konstan.
Hal ini dikarenakan perubahan atau rentang jaraknya jarak sumber (m)
ataupun kenaikan nilai jarak sumber radiasi ke ujung
tabung GM, juga dibuat konstan. Selain itu,
kenaikan atau semakin besarnya jarak kuadrat antara Grafik 6 Hubungan antra CPS Rata rata dengan
sumber radiasi dengan tabung G-M tube, nilai cps Jarak Sumber Radiasi Beta
rata-ratanya untuk masing-masing sumber semakin
menurun atau semakin kecil.

2. Grafik hubungan antra CPS rata rata dengan jarak


sumber dari tabung (G-M)

7
3. Grafik hubungan antra CPS rata rata dengan 90
kebalikan kuadrat jarak (1/D2)
80
90
70
80
60

CPS rata-rata
70
50
60
CPS rata-rata

50 40

40 30

30 20
20
10
10
0
0 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
0 500 1000 1500 2000
jarak sumber (m)
1/D2 (m)

grafik 9. hubungan antara cps rata rata dengan


Grafik 7 hubungan antara CPS rata rata dengan jarak sumber radiasi beta
kebalikan kuadrat jarak (1/D2) Sumber Radiasi
Beta 16

16
14
14
12
12
CPS rata-rata

10 10
CPS rata-rata

8
8
6
6
4

2 4

0
0 500 1000 1500 2000 2

1/D2 (m)
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1
Grafik 8 hubungan antara CPS rata rata dengan jarak sumber (m)
kebalikan kuadrat jarak (1/D2) Sumber Radiasi
Gamma
Grafik 10. Hubungan antara CPS Rata rata
5. Dengan grafik logaritma,plot hubungan antara dengan Jarak Sumber Radiasi Beta
CPS rata rata dengan jaraksumber ke tabung G-
M (D) Pernyataan yang menyatakan perilaku radiasi
tunduk pada hukum kebalikan kuadrat adalah benar.
Hal ini terlihat cps rata-ratanya semakin kecil. Hal
ini sesuai teori kebalikan kuadrat yang menyatakan

8
bahwa kualitas atau intensitas suatu energi D. KESIMPULAN
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang
sumber pemancarnya, maka intensitas yang diterima dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
semakin berkurang.
1. Dengan melihat hasil pencacahan dari ratemeter
PEMBAHASAN diperoleh sumber radiasi sinar beta lebih besar
Adapun percobaan Aktivitas Zat Radioaktif ini cacahannya dibandingan sumber radiasi gamma
bertujuan untuk menyelidiki karakteristik pancaran dan radiasi latar belakang.
radioaktivitas beberapa zat radioaktif, menyelidiki 2. Pada hasil pengamatan diperoleh pada
dan membandingkan daya tembus sinar beta (β) dan aluminium semakin tebal penghalangnya maka
gamma (γ), menyelidiki kemampuan berbagai semakin kecil daya tembusnya. Demikian pula
material (bahan) dalam menyerap radiasi, serta dengan jenis timbal. Hal ini sesuai dengan teori
menyelidiki hubungan antara jarak sumber yang menyatakan semakin tebal bahan
radioaktif dengan aktivitas sumber. penghalang maka semakin kecil daya tembusnya.
Pada percobaan ini terdapat 3 kegiatan. Kegiatan 3. Dilihat dari nilai μ yang diperoleh dari grafik,
pertama yaitu mengenal aktivitas zat radioaktif maka ditemukan bahwa aluminium memiliki
dengan cara meletakkan salah satu sumber serap radiasi lebih besar dari pada bahan timbal.
radioaktif (sumber β atau sumber γ) pada rak 4. Aktivitas sumber radioaktif berbanding terbalik
sampel tertentu. Namun sebelum itu sample holder dengan kuadrat jarak. Semakin besar jaraknya
harus dikosongkan lalu di detector. Hal ini maka semakin kecil intensitasnya.
dilakukan agar percobaan yang dilakukan nanti
tidak terkontaminasi dengan lingkungan sekitar. DAFTAR PUSTAKA
Pada saat sumber β atau sumber γ diletakkan pad
arak sampel maka ratemeter akan mencacah [1] Subaer, dkk. 2017. Penuntun Praktikum
aktivitas zat tersebut sehingga hasilnya akan terlihat Eksperimen Fisika I Unit Laboratorium
pada komputer. Hasil tersebut akan dibuatkan Fisika Modern Jurusan Fisika FMIPA
grafik sehingga dari grafik itu akan diketahui zat UNM. Unit Laboratorium Fisika Modern
yang paling aktif yaitu sumber radiasi β dengan cps Jurusan Fisika UNM.
rata-rata 86,03, sumber radiasi gamma sebasar
14,067 dan radiasi latar belakang 1,5. [2] Irwandi. 2007. Desain Transduser Tegangan
Pada percobaan kedua mengukur daya tembus Tinggi pada Tabung Geiger Muller untuk
masing-masing sumber dengan memanipulasi Mendeteksi Radiasi Radioaktif. Jurnal Sains
ketebalan penghalangnya. Jenis penghalang yang
MIPA. 13 (3): 199-2014.
digunakan ialah Aluminium (Al) dan Timbal (Pb)
sehingga dari hasil analisis yang dilakukan
diperoleh untuk penghalang berjenis aluminium
radiasi beta memiliki daya tembus yang lebih kecil
dibandingkan dengan radiasi gamma, yaitu pada
daya tembus radiasi beta sebesar 1,43 untuk
penghalang dengan ketebalan 3,08 x 10-3 m dan
daya tembus radiasi gamma sebesar 8,63 untuk
penghalang dengan ketebalan yang sama pula.
Untuk penghaang berjenis timbal, radiasi beta
memiliki daya tembus yang lebih kecil
dibandingkan dengan radiasi gamma yaitu pada
daya tembus radiasi beta sebesar 1,4 untuk
penghalang dengan ketebalan 7,07 x 10-3 m dan
daya tembus radiasi gamma sebesar 6,47 untuk
penghalang dengan ketebalan yang sama.
Pada percobaan ketiga yaitu untuk membuktikan
kesesuaian aktivitas zat radioaktif dengan hokum
kebalikan kuadrat dengan memanipulasi jarak
antara sumber radioaktif dengan G-M tube.
Sehingga hasil yang diperoleh semakin besar
jaraknya maka akan semakin kecil intensitasnya.

Anda mungkin juga menyukai