Anda di halaman 1dari 19

Tradisi Tiup Lilin dalam Perayaan Ulang Tahun

Dalam memenuhi tugas Komunikasi Strategi Dakwah


Kelas A

Nama Anggota :

Wahyu Imawan ( 201510040311024 )


Nirma Safitri ( 201510040311025 )
Mirni Lilfa Dewi ( 201510040311034 )
Sri Maharani ( 201510040311049 )
Feta Assifa Yustanti ( 201510040311040 )
Aprillia Syafira ( 201510040311043 )
Adrian Samuel Cahyadi ( 20151004031190 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
2018
ANALISIS SITUASI (FACT FINDING)

Fenomena Di Lingkungan

Tiup lilin saat ulang tahun kini sudah menjadi tradisi turun temurun.
Bahkan anak berumur satu tahun sudah diperkenalkan dengan tradisi
tersebut. Pada nyatanya hal tersebut dilarang dalam Islam, dan akan
menjadi sebuah masalah apabila dilanjutkan. Di lingkungan saat ini pun
banyak orang-orang atau teman-teman kita yang masih merayakan ulang
tahun dengan disertai tindakan meniup lilin. Seakan-akan merayakan
ulang tahun tidak afdol bila tidak ada kue dan meniup lilin. pada
kehidupan bermasyarakat pun banyak yang mengetahui larangan tentang
tiup lilin ini. Namun, sampai saat ini masih menjadi hal yang lumrah untuk
dilakukan.

Saat ini banyak masyarakat terutama mahasiswa maupun


mahasiswi yang tidak sadar melakukan ritual perayaan ulang tahun yang
salah, sebab menganut dan menuntut gaya hidup masyarakat yang hidup
di negara adidaya tanpa adanya melakukan filter untuk menerapkannya
didalam masyarakat Indonesia. Melakukan perayaan ulang tahun dan
mengikuti acara tersebut selain ingin masuk kedalam kelompok sosial
yang mereka harapkan, mereka juga tidak ingin terbilang ketinggalan
zaman dimata teman-temannya serta menghargai teman-teman dekatnya.
Mahasiswa dengan gaya hidup seperti itu akan memandang dan
beranggapan secara positif mengenai kesenangan dan sehingga
melupakan hal-hal salah.

Fenomena Secara Umum

Meniup lilin pada kue ulang tahun merupakan sebuah tradisi yang
sudah berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Beberapa pihak
mengklaim bahwa tradisi tersebut sudah ada dan diadaptasi dari zaman
yunani kuno. Sampai sekarang masih banyak orang yang mengikuti dan
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai ritual yang wajib
dirayakan. Pertama kali tradisi meniup lilin dalam perayaan ulang tahun
yang lahir dari adaptasi zaman yunani kuno tersebut, orang yang
berulang tahun harus berdoa terlebih dulu sebelum meniup lilin, yang
diharapkan doa tersebut adalah doa yang paling diinginkan untuk bisa
terwujud. Kejadian tersebut menjadi salah satu budaya eropa dan
amerika sebagai suatu cara untuk merayakan ulang tahun seseorang
yang biasa dilaksanakan baik diluar atau pun didalam rumah.

Sejarah tradisi tiup lilin dalam perayaan ulang tahun yang dilansir
dari merdeka, bahwa tradisi tiup lilin sudah lahir sejak zaman Yunani
Kuno, yang disebutkan bahwa menyalakan lilin adalah sebuah cara
khusus seseorang untuk membayar semacam upeti kepada dewi bulan
yang terdapat dalam mitologi Yunani, yakni dewi Artemis. Kue yang
dipakai haruslah berbentuk bulat yang melambangkan bulan dan lilin di
atasnya menyiratkan cahaya bulan. Sebelum meniup lilin mereka terlebih
dahulu berdoa. Asap dari lilin yang melayang di udara dianggap sebagai
penghantar doa-doa mereka kepada sang dewi.

Tradisi tiup lilin tidak hanya dilakukan pada saat ulang tahun, tetapi
setiap mereka memiliki keinginan. Sehingga tradisi meniup lilin ketika
seseorang ulang tahun termasuk ke dalam aktivitas keagamaan orang-
orang Yunani Kuno. Lilin juga dapat diibaratkan sebagai cahaya
kehidupan bagi menurut orang-orang non-muslim.

Sementara itu, tradisi tiup lilin dalam perspektif agama Islam adalah
bahwa Allah telah mensyari’atkan dua hari raya bagi kaum muslimin, yang
pada kedua hari tersebut mereka berkumpul untuk berdzikir dan shalat,
yaitu hari raya ledul Fitri dan ledul Adha sebagai pengganti hari raya-hari
raya jahiliyah. Allah pun mensyari’atkan hari raya-hari raya lainnya yang
mengandung berbagai dzikir dan ibadah, seperti hari Jum’at, hari Arafah
dan hari-hari tasyriq. Namun Allah tidak mensyari’atkan perayaan hari
kelahiran, tidak untuk kelahiran Nabi dan tidak pula untuk yang lainnya.

Dalil-dalil syar’i dari Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan bahwa


perayaan-perayaan hari kelahiran merupakan bid’ah dalam agama dan
termasuk tasyabbuh (menyerupai) musuh-musuh Allah dari kalangan
Yahudi, Nashrani dan lainnya. Pemeluk Agama Islam wajib untuk
meninggalkannya, mewaspadainya, mengingkarinya terhadap yang
melakukan dan tidak menyebarkan atau menyiarkan apa-apa yang dapat
mendorong pelaksanaannya atau mengesankan pembolehannya.

Akan tetapi, sebagian umat muslim tanpa disadari bahwa


perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan dalam kehidupannya sudah
menyeleweng dari hukum-hukum Islam, diantaranya tradisi meniup lilin
saat ulang tahun dalam rangka memperingati hari kelahiran seseorang.
Sudah menjadi kebiasaan kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada
keluarga maupun teman pada hari ulang tahun. Padahal perbuatan itu
merupakan tradisi jahiliyah yang jauh berbeda dengan kehidupan kita
(Islam), ini pertanda bahwa tingkat keimanan dalam beragama masih
sangat lemah. Kebiasaan ini sudah jamak dan seakan-akan menjadi hal
yang wajib untuk dilakukan apabila ada anggota keluarga, teman atau
sahabat yang memperingati hari lahirnya.

Berbagai alasan kuat yang melatarbelakangi pelarangan tiup lilin


pada perayaan ulang tahun adalah karena Rasulullah tidak pernah
mengajarkan atau menganjurkan tradisi perayaan ulang tahun termasuk di
dalamnya tradisi meniup lilin, Pesta ulang tahun yang berlebihan
merupakan salah satu sikap pemborosan yang dibenci oleh Allah. Uang
yang digunakan untuk membeli lilin ulang tahun serta pernak-periknya,
memiliki manfaat yang lebih bernilai di mata Allah misal untuk sedekah,
Tradisi tiup lilin bukan merupakan tradisi umat muslim dan tidak dianjurkan
karena menyerupai tradisi umat non-muslim, karena meniru kebiasaan
suatu kaum disebut juga dengan tasyabuh, dan hal tersebut dilarang di
dalam islam. Sebagian orang masih melakukan tradisi “tiup lilin” karena
tidak mengetahui bagaimana asal-usul tradisi tersebut dan apa maksud
dibaliknya. Umat islam hanya memiliki 2 perayaan besar, yakni Idul Fitri,
Idul Adha. Jadi ulang tahun tidak termasuk di dalamnya. Menurut salah
satu penelitian, meniup lilin yang berada di atas kue ulang tahun menjadi
salah satu penyebab penyebaran bakteri, kuman atau zat-zat negatif di
kue tersebut.

Sikap kita dalam menghadapi perayaan ulang tahun atau tiup lilin
adalah Hari ulang tahun dijadikan untuk kita merenungi segala nikmat
Allah, Mensyukuri nikmat Allah berupa kesehatan, kehidupan, usia yang
panjang, sepatutnya dilakukan setiap saat bukan setiap tahun. Allah Maha
Mengetahui yang nampak dan yang tersembunyi di dalam dada. Demikian
juga refleksi diri, mengoreksi apa yang kurang dan apa yang perlu
ditingkatkan dari diri kita selayaknya menjadi renungan harian setiap
muslim, bukan renungan tahunan.

Fenomena disertai data dan informasi yang aktual dan faktual dari hasil
riset primer & sekunder.
Dari hasil survey yang telah kami lakukan terhadap 40 responden,
ada beragam jawaban yang kami temukan. Mayoritas responden ialah
perempuan dengan persentase 60% dan laki-laki sebanyak 40%.
Rentang usia 17-26 tahun. Sebanyak 82,5% responden menjawab bahwa
mereka pernah meniup lilin saat perayaan ulang tahunnya, dan sebanyak
17,5% tidak pernah meniup lilin saat perayaan ulang tahun. Mengenai
pengetahuan mereka tentang Islam melarang tradisi tiup lilin, sebanyak
80% responden menjawab bahwa mereka tahu dan sisanya sebanyak
20% mengatakan bahwa mereka tidak tahu tentang larangan meniup lilin
saat perayaan ulang tahun dalam Islam. Responden mengetahui atau
mendapatkan informasi tentang larangan tiup lilin ini dari beberapa
sumber, seperti dari orang tua sebanyak 22,5%, dari guru atau dosen
sebanyak 7,5%, dari pengajian atau mendengarkan ceramah sebanyak
30%, dari teman sebanyak 25%, dari media sosial sebanyak 22,5%, dan
tidak ada yang mengetahui tiup lilin ini dari membaca buku. Mereka yang
mengetahui tentang adanya larangan meniup lilin dalam Islam namun
sampai saat ini mereka masih melakukannya, karena beberapa hal seperti
itu sudah menjadi kebiasaan mereka, menghargai orang yang
memberikan kue ulang tahun dan disertai dengan lilinya, ada juga yang
beranggapan bahwa ulang tahun kurang seru tanpa tiup lilin. Namun,
setelah mereka mengetahui bahwa Islam melarang tiup lilin tersebut,
sebanyak 80% responden tidak akan melakukannya lagi namun sebanyak
20% masih akan melakukan tiup lilin tersebut saat ulang tahun.

Dalil-dalil yang Menguatkan

- Sabda Nabi Muhammad dalam sebuah hadits shahih.

‫ث فهْيي أريمهْررناَ رهرذاَ رماَرليي ر‬


‫س فهْييهْه رفههرو رردد‬ ‫رمين أريحرد ر‬

“Barangsiapa membuat sesuatu yang baru dalam urusan kami


(dalam Islam) yang tidak terdapat (tuntunan) padanya, maka ia
tertolak.” (HR. Bukhari Muslim)

- Sabda Nabi Muhammad

‫س رعرلييهْه أريمهررناَ رفههرو رردد‬


‫رمين رعهْمل ر رعرملل رليي ر‬
“Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami
perintahkan maka ia tertolak.” (HR. Al-Bukhari)

- Kemudian disebutkan dalam Shahih Muslim dari Jabir Radhiyallahu


‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa dalam salah satu
khutbah Jum’at beliau mengatakan.

‫شرر ياَل ههميوهْر‬


‫سللرم رو ر‬ ‫صللىَّ ل‬
‫ا رعرلييهْه رو ر‬ ‫ب ل‬
‫ا رورخييهر اَيلههردىَ ههردىَ همرحلمدَّد ر‬ ‫ث هْكرتاَ ه‬ْ‫أرلماَ ربيعهد رفإهْلن رخييهر اَيلرحهْديي ه‬
‫ضلررلةة‬ ‫همحردرثاَهترهاَ روهكل ر هْبيدرعدَّة ر‬

“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-


baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-
adakan dan setiap hal baru adalah sesat.” (HR. Muslim)

- Disebutkan pula dalam Musnad Ahmad dengan isnad jayyid dari Ibnu
Umar , bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

‫شلبره هْبرقيودَّم رفههرو هْمينههم‬


‫رمين رت ر‬

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk


bagian dari kaum tersebut..” (HR. Abu Dawud)

- Dalam Ash-Shahihain disebutkan, dari Abu Sa’id Radhiyallahu ‘anhu,


dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.

َ‫ هقلرناَ ريا‬،‫ب رتربيعهتهميوههم‬ ‫سرنرن رمين ركاَرن رقيبلرهكم هْشيبلراَ هْشيبلراَروهْذرراَلعاَ هْبهْذرراَدَّع رحلتىَّ لريوردرخل هيواَ هجيحرر ه‬
‫ض ب‬ ‫لررتلتهْبرعلن ه‬
‫صاَررىَ رقاَل ر رفرمين‬ ْ‫سيول ر ل ه‬
‫ا اَيلريههيوهد رواَللن ر‬ ‫رر ه‬

“Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang


sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi
sehasta, bahkan, seandainya mereka masuk ke dalam sarang
biawak pun kalian mengikuti mereka.” Kami bertanya, “Ya
Rasulullah, itu kaum Yahudi dan Nashrani?” Beliau berkata, “Siapa
lagi.” (HR. Al-Bukhari)

Perayaan ulang & tiup lilin tahun tidak lepas dari dua hal;
dianggap sebagai ibadah, atau hanya adat kebiasaan saja. Kalau
dimaksudkan sebagai ibadah, maka hal itu termasuk bid’ah dalam
agama Allah. Padahal peringatan dari amalan bid’ah dan penegasan
bahwa dia termasuk sesat telah datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Beliau bersabda:

‫ضلررلدَّة هْفي‬ ‫ رو هكل ل هْبيدرعدَّة ر‬، ‫ رفإهْلن هكل ل هميحردرثدَّة هْبيدرعةة‬، ‫ت اَل ههموهْر‬
‫ضلرلرةة رو هكل ل ر‬ ْ‫روإهْلياَهكيم روهميحردرثاَ ه‬
‫اَللناَهْر‬

“Jauhilah perkara-perkara baru. Sesungguhnya setiap bid’ah


adalah sesat. Dan setiap kesesatan berada dalam Neraka”.

Namun jika dimaksudkan sebagai adat kebiasaan saja, maka


hal itu mengandung dua sisi larangan. Pertama, Menjadikannya
sebagai salah satu hari raya yang sebenarnya bukan merupakan
hari raya (‘Ied). Tindakan ini berarti suatu kelancangan terhadap
Allah dan Rasul-Nya, dimana kita menetapkannya sebagai ‘Ied (hari
raya) dalam Islam, padahal Allah dan Rasul-Nya tidak pernah
menjadikannya sebagai hari raya.

Saat memasuki kota Madinah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa


sallam mendapati dua hari raya yang digunakan kaum Anshar
sebagai waktu bersenang-senang dan menganggapnya sebagai hari
‘Ied, maka beliau bersabda:

‫ام مقطد أمطبمدلمهْكطم فبفهمماَ مخطيررْا فمطنهْهمماَ ميطومم الم ط‬


ْ‫ضمحىَ موميطومم اطلففططر‬ ‫إفان ا‬

“Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian hari


yang lebih baik dari keduanya, yaitu ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha”.

Kedua, Adanya unsur tasyabbuh (menyerupai) dengan


musuh-musuh Allah. Budaya ini bukan merupakan budaya kaum
muslimin, namun warisan dari non muslim. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.

‫ممطن متمشابمه فبمقطومم مفهْهمو فمطنهْهطم‬


“Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk
bagian dari mereka”.

Kemudian panjang umur bagi seseorang tidak selalu berbuah


baik, kecuali kalau dihabiskan dalam menggapai keridhaan Allah
dan ketaatanNya. Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang
umurnya dan baik amalannya. Sementara orang yang paling buruk
adalah manusia yang panjang umurnya dan buruk amalanya.

Karena itulah, sebagian ulama tidak menyukai do’a agar


dikaruniakan umur panjang secara mutlak. Mereka kurang setuju
dengan ungkapan : “Semoga Allah memanjangkan umurmu” kecuali
dengan keterangan “Dalam ketaatanNya” atau “Dalam kebaikan”
atau kalimat yang serupa. Alasannya umur panjang kadangkala
tidak baik bagi yang bersangkutan, karena umur yang panjang jika
disertai dengan amalan yang buruk -semoga Allah menjauhkan kita
darinya- hanya akan membawa keburukan baginya, serta
menambah siksaan dan malapetaka.

Hubungan antara Dalil dan Fenomena

Dari serangkaian dalil-dalil di atas dapat kita kaitkan pada


fenomena tradisi tiup lilin di tengah-tengah masyarakat yang masih
diterapkan dalam kehidupan. Bahwa Allah dan Nabi Muhammad jelas-
jelas telah melarang dengan memberikan peringakan kepada manusia
untuk tidak mengikut-ikuti atau menyerupai serta membuat hal-hal baru
(dalam urusan agama) berupa perayaan atau sebagainya dan mengambil
contoh dari orang-orang non-muslim yang didalam nya tidak ada tuntunan
untuk diikuti. Kita sebagai manusia yang beragama Islam harus mengikuti
dan memengang teguh dalil-dalil yang sudah ada serta taat dan patuh
atas perintah dan larangan yang sudah ditetapkan oleh Allah.

Perayaan-perayaan yang disebutkan dalam pertanyaan tadi tidak


pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal
beliau adalah manusia yang paling loyal dan paling mengetahui tentang
syari’at Allah serta paling antusias untuk menunjuki dan membimbing
umat ini kepada hal-hal yang bermanfaat bagi mereka dan mendatangkan
keridhaan Rabbnya, dan tidak pernah juga dilakukan oleh para sahabat
radhiyallahu ‘anhum padahal mereka adalah golongan manusia terbaik
dan paling mengetahui setelah para nabi serta paling antusias untuk
melakukan setiap kebaikan.

Semua itu dilakukan oleh sebagian muta’akhirin, sebagian mereka


berpatokan pada ijtihad dan menganggap baik tapi tanpa hujjah, dan
mayoritas mereka hanya meniru pada pendahulunya dalam
melaksanakan perayaan-perayaan tersebut. Yang wajib atas semua kaum
muslimin adalah menempuh jalan yang pernah ditempuh oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum
serta mewaspadai setiap hal baru dalam agama Allah yang diada-adakan
oleh manusia setelah mereka. Inilah jalan yang lurus dan manhaj yang
benar, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus,
maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.” (al-
An’am/6 : 153)

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalil-dalil diatas sudah menjadi


kenyataan di zaman sekarang, bahkan menjadi permasalahan dan
perdebatan disebagian masyarakat. Kita dapat mengambil pelajaran
bahwa ini adalah bukti bahwa dalil-dalil di atas adalah sebuah kebenaran
dan sudah menjadi kenyataan saat ini. Orang-orang akan cenderung
mengikuti sesuatu yang tidak dibolehkan dalam ajaran agama. Dari dali-
dalil yang kami sebutkan tadi, jelaslah bagi kita, bahwa perayaan
perayaan tersebut semuanya bid’ah, kaum muslimin wajib
meninggalkannya dan mewaspadainya. Dan yang disyari’atkan bagi kaum
muslimin adalah berusaha memahami agamanya, mempelajari kehidupan
Nabi dan melaksanakannya di semua masa, tidak hanya pada hari
kelahirannya saja. Apa yang telah ditetapkan Allah sudah cukup, tidak
perlu ada penambahan hal-hal yang baru.

Faktor yang menyebabkan masih adanya tradisi tiup lilin :

 Faktor Kebiasaan
Sejak kecil orang tua telah memperkenalkan anaknya
dengan perayaan ulang tahun dan tiup lilin. Sehingga hal itu
telah menjadi sebuah kebiasaan yang dibawa hingga
dewasa.

 Faktor Lingkungan dan Pergaulan

Seseorang yang lingkungannya masih


membudayakan tiup lilin pada saat ulang tahun, dan juga
pergaulannya dengan teman-teman yang masih melakukan
tiup lilin akan mempengaruhi seseorang untuk masih
mengikuti atau melakukan tiup lilin.

 Faktor ketidakpahaman yang mendalam tentang agama

Jika seseorang dari kecil kurang dikenalkan terhadap


agama dan juga hal-hal yang dilarang dalam Islam,
termasuk salah satunya tentang larangan meniup lilin ini,
maka ia akan beranggapan bahwa Islam tidak melarang hal
tersebut karena kurangnya pengetahuan tentang larangan
tiup lilin saat ulang tahun dalam Islam. Saat dewasapun jika
seseorang tidak menuntut ilmu agama maka ia tidak akan
tahu kebenaran.

Analisis Situasi

Meniup lilin memang sudah ada dari dulu, anak generasi 90an pun
pasti telah dikenalkan dengan tiup lilin sedari kecil. kini seiring berjalan
waktu generasi 90an sudah cukup untuk dikatakan dewasa, namun
kebiasaan tiup lilin ini masih tetap dilakukan. Sudah banyak mahasiswa
yang mengetahui tentang larangan meniup lilin saat perayaan ulang tahun
namun masih lemahnya sikap tegas dalam diri mereka untuk bisa
menghindar atau minimal tidak melakukan kegiatan itu lagi. Serta masih
ada keragu-raguan dan perbedaan pendapat, sudut pandang, serta pola
pikir dalam diri mereka tentang dalil-dalil yang melarang terkait dengan
kebiasaan meniup lilin ini, sehingga mereka masih tetap melakukannya.
Hal ini disebabkan karena meniup lilin saat perayaan ulang tahun sudah
menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan setiap saat. Yang harus diubah
adalah kebiasaan mereka, setelah mereka mencoba memahami atau
merenungi tentang dalil yang bersangkutan dengan hati yang terbuka.
diharapkan mereka saat menghadapi situasi yang seperti itu sudah bisa
menghindar atau menolak ajakan teman dan jika hal itu terus menerus
diterapkan dalam diri mereka lambat laun mereka tidak akan melakukan
hal itu lagi di kehidupannya.

Problem Statement
Kurangnya pengetahuan dan juga kebiasaan mahasiswa yang
masih membudayakan tiup lilin ketika ulang tahun.

Smart Goals
Memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman sebesar
60% dari 100 mahasiswa di kota Malang sebagaimana yang Islam
ajarkan.

Objective
- Melakukan pendekatan di lingkungan tempat nongkrong.
- Memperluas informasi mengenai tradisi larangan tiup lilin secara
persuasive di social media masing masing dan oficcial account.
- Meningkatkan awareness masyarakat terkait larangan tradisi tiup lilin
bahwa hal tersebut bukanlah budaya indonesia bahkan tidak dijelaskan
dalam Islam.

TARGET AUDIEN DAKWAH (MAD’U)

Target Audiens

- Karakter : Mahasiswa Aktif di Kota Malang


- Umur : 17-26 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
- SES : B,C
- Region : Urban People
- Profesi : Mahasiswa, Aktivis Kampus
- Psikografis : Social media addict, suka bersenang-senang,
senang jika mendapatkan pujian, punya banyak teman, senang
bersosialisasi.
- Behavioral : Mengikuti perkembangan zaman, memiliki banyak
teman. senang bergaul, senang berdiskusi, pengguna aktif sosial media,
gemar mencari informasi di internet.
Strakeholder
Seluruh lembaga dakwah kampus UMM :

1. UKM Kerohanian Jama’ah Ar Fachruddin


2. LSO Kerohanian EAMY (Fakultas Teknik)
3. LSO Kerohanian Al-Faruq (FISIP)
4. LSO Kerohanian LISFA (Psikologi)
5. LSO Kerohanian Forisma (FIKES)
6. LSO Kerohanian FPED (FEB)
7. LSO Kerohanian PUKASH (Hukum)

Positioning
Menjadikan video yang di upload ke media sosial dengan
tema “Mari Saling Mengingatkan” yang dapat memberikan
pemahaman kepada Target Audience bagaimana Islam
mengajarkan dan memaknai hakikat dari bertambahnya usia
seseorang.

Tagline
#Yukberhentiuplilin

STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH

METODE, MEDIA DAN COMMUNICATION STRATEGY

Metode Media

Attentio Membuat dan mengenalkan kepada target Sosial media seperti,


n audience bahwa tiup lilin dalam Islam instagram, facebook,
dilarang dengan dalil-dalil yang menguatkan, dan twitter
melalui media online dan infografis.

Aware Membuat kampanye digital yang akan Platform online


diupload ke media sosial, sehingga target instagram dan
audience lebih memahami dan mengetahui facebook, serta
alasan kenapa dalam Islam tiup lilin di larang twitter
Act Mengajak target audience membagikan  Media sosial berupa
kampanye digital instagram, facebook
dan juga twitter

Time Line

Phase 1 Phase 2 Phase 3 Phase 4


Week
Type 1 2 3 4 5
Perencanaan
Produksi video (Shoting dan Editing)
Upload Sosial Media (Instagram)
Evaluasi Hasil

IMPLEMENTASI STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH

Konsep Video : Diawali dengan mengupload informasi seputar tiup lilin


dalam bentuk infografis. Kemudian video menggambarkan salah satu cafe atau
tempat nongkrong anak muda. sekelompok anak muda yang akan memberikan
surprise kepada temannya (berupa kue ulang tahun, lilin, dan pernak pernik
ulang tahun lainnya). namun ada salah satu diantara mereka yang keberatan
dengan hal yang akan dilakukan oleh temannya karena Islam melarang hal
tersebut. ketika orang yang berulang tahun akan meniup lilin keadaan jadi seperti
terdiam dan temannya yang kurang setuju terhadap tiup lilin ini berbicara
didepan kamera dan katika selesai angin berhembus yang meniup lilin ulang
tahun tersebut.

Program Detail

1. Campaign #yukberhentiuplilin

Campaign adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk


menyampaikan informasi mengenai suatu hal, dan secara
terencana, bertahap serta memiliki tujuan untuk mengubah
perilaku, mempengaruhi sikap , pendapat serta opini orang lain
terhadap sesuatu. Campaign ini Memilih media Visual sebagai
media penyampaian pesan kepada target audience. Membuat
informasi yang dikemas secara menarik berupa infografis yang
akan diupload melalui instagram dan facebook. bentuk feedback
atau pengetahuan dan pemahaman Target Audience berupa like,
comment, dan juga share tentang informasi yang telah
disampaikan melalui media online tersebut.

 Tujuan
Memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman
bagi masyarakat khususnya Target Audience, tentang
hukum dan larangan tiup lilin dalam Islam.

 Sasaran
Pengguna media sosial (Mahasiswa aktif Malang)

 Dampak
Adanya respon dari Target Audience terkait informasi yang
telah disampaikan.

2. Pembuatan video

Pembuatan video dengan konten menarik dan kreatif


mengenai larangan tiup lilin dalam Islam, dan diunggah ke media
sosial (Instagram semua anggota kelompok). Selain bertujuan
untuk menarik perhatian target audience, video ini juga bertujuan
untuk memberi ketegasan, sehingga timbulnya kesadaran dan
keyakinan dalam diri target audience bahwa tradisi tiup lilin
dilarang dalam Islam. Setelah video dapat menarik perhatian
kemudian diharapkan dapat mengajak target audience untuk
bertindak dalam meminimalisir dan menghindari tradisi tiup lilin.

 Tujuan
Meningkatkan ketertarikan mahasiswa tentang
isi dari video dan menghasilkan feedback mengenai
video yang telah di post.

 Sasaran
100 mahasiswa pengguna sosial media, aktif di
Malang.

 Dampak
Keterlibatan target audience dalam membagikan
video.

EVALUASI KOMUNIKASI STRATEGI DAKWAH

PROGRAM SUCCESS EVALUATION TOOLS OUTCOMES


INDIKATOR METHOD

Campaign 60%dari jumlah Merespon setiap Kolom Followers maupun


#yukberhentiuplilin followers postingan yang komentar. non followers
menekan tombol telah diunggah mengetahui dan
like, secara berkala di memahami tentang
mengomentari Instagram terkait tiup lilin dalam
postingan yang komentar- Islam serta
diunggah. komentar dari mengomentari dan
followers. juga menekan
tombol like disetiap
postingan.

Pembuatan video Sebanyak 60% Mengunggah satu Kolom Target audience


dari keseluruhan video tiap hari di komentar, mengetahui dan
target audience jam-jam prime like, dan memahami serta
memahami akan time dan juga membagikan video
larangan tiup lilin mendapat respon share. tersebut. sehingga
dalam islam. dari followers orang disekitar
berupa mereka juga
mengeshare video mengetahui dan
tersebut. memahami hal
tersebut.

Sampel Contoh Video Dakwah :


Link Youtube
https://www.youtube.com/watch?v=UtenegcQ9n
https://www.youtube.com/watch?v=8_c3N02Mr1E
HASIL DATA KUISIONER

Anda mungkin juga menyukai