Nama Anggota :
Fenomena Di Lingkungan
Tiup lilin saat ulang tahun kini sudah menjadi tradisi turun temurun.
Bahkan anak berumur satu tahun sudah diperkenalkan dengan tradisi
tersebut. Pada nyatanya hal tersebut dilarang dalam Islam, dan akan
menjadi sebuah masalah apabila dilanjutkan. Di lingkungan saat ini pun
banyak orang-orang atau teman-teman kita yang masih merayakan ulang
tahun dengan disertai tindakan meniup lilin. Seakan-akan merayakan
ulang tahun tidak afdol bila tidak ada kue dan meniup lilin. pada
kehidupan bermasyarakat pun banyak yang mengetahui larangan tentang
tiup lilin ini. Namun, sampai saat ini masih menjadi hal yang lumrah untuk
dilakukan.
Meniup lilin pada kue ulang tahun merupakan sebuah tradisi yang
sudah berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Beberapa pihak
mengklaim bahwa tradisi tersebut sudah ada dan diadaptasi dari zaman
yunani kuno. Sampai sekarang masih banyak orang yang mengikuti dan
mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai ritual yang wajib
dirayakan. Pertama kali tradisi meniup lilin dalam perayaan ulang tahun
yang lahir dari adaptasi zaman yunani kuno tersebut, orang yang
berulang tahun harus berdoa terlebih dulu sebelum meniup lilin, yang
diharapkan doa tersebut adalah doa yang paling diinginkan untuk bisa
terwujud. Kejadian tersebut menjadi salah satu budaya eropa dan
amerika sebagai suatu cara untuk merayakan ulang tahun seseorang
yang biasa dilaksanakan baik diluar atau pun didalam rumah.
Sejarah tradisi tiup lilin dalam perayaan ulang tahun yang dilansir
dari merdeka, bahwa tradisi tiup lilin sudah lahir sejak zaman Yunani
Kuno, yang disebutkan bahwa menyalakan lilin adalah sebuah cara
khusus seseorang untuk membayar semacam upeti kepada dewi bulan
yang terdapat dalam mitologi Yunani, yakni dewi Artemis. Kue yang
dipakai haruslah berbentuk bulat yang melambangkan bulan dan lilin di
atasnya menyiratkan cahaya bulan. Sebelum meniup lilin mereka terlebih
dahulu berdoa. Asap dari lilin yang melayang di udara dianggap sebagai
penghantar doa-doa mereka kepada sang dewi.
Tradisi tiup lilin tidak hanya dilakukan pada saat ulang tahun, tetapi
setiap mereka memiliki keinginan. Sehingga tradisi meniup lilin ketika
seseorang ulang tahun termasuk ke dalam aktivitas keagamaan orang-
orang Yunani Kuno. Lilin juga dapat diibaratkan sebagai cahaya
kehidupan bagi menurut orang-orang non-muslim.
Sementara itu, tradisi tiup lilin dalam perspektif agama Islam adalah
bahwa Allah telah mensyari’atkan dua hari raya bagi kaum muslimin, yang
pada kedua hari tersebut mereka berkumpul untuk berdzikir dan shalat,
yaitu hari raya ledul Fitri dan ledul Adha sebagai pengganti hari raya-hari
raya jahiliyah. Allah pun mensyari’atkan hari raya-hari raya lainnya yang
mengandung berbagai dzikir dan ibadah, seperti hari Jum’at, hari Arafah
dan hari-hari tasyriq. Namun Allah tidak mensyari’atkan perayaan hari
kelahiran, tidak untuk kelahiran Nabi dan tidak pula untuk yang lainnya.
Sikap kita dalam menghadapi perayaan ulang tahun atau tiup lilin
adalah Hari ulang tahun dijadikan untuk kita merenungi segala nikmat
Allah, Mensyukuri nikmat Allah berupa kesehatan, kehidupan, usia yang
panjang, sepatutnya dilakukan setiap saat bukan setiap tahun. Allah Maha
Mengetahui yang nampak dan yang tersembunyi di dalam dada. Demikian
juga refleksi diri, mengoreksi apa yang kurang dan apa yang perlu
ditingkatkan dari diri kita selayaknya menjadi renungan harian setiap
muslim, bukan renungan tahunan.
Fenomena disertai data dan informasi yang aktual dan faktual dari hasil
riset primer & sekunder.
Dari hasil survey yang telah kami lakukan terhadap 40 responden,
ada beragam jawaban yang kami temukan. Mayoritas responden ialah
perempuan dengan persentase 60% dan laki-laki sebanyak 40%.
Rentang usia 17-26 tahun. Sebanyak 82,5% responden menjawab bahwa
mereka pernah meniup lilin saat perayaan ulang tahunnya, dan sebanyak
17,5% tidak pernah meniup lilin saat perayaan ulang tahun. Mengenai
pengetahuan mereka tentang Islam melarang tradisi tiup lilin, sebanyak
80% responden menjawab bahwa mereka tahu dan sisanya sebanyak
20% mengatakan bahwa mereka tidak tahu tentang larangan meniup lilin
saat perayaan ulang tahun dalam Islam. Responden mengetahui atau
mendapatkan informasi tentang larangan tiup lilin ini dari beberapa
sumber, seperti dari orang tua sebanyak 22,5%, dari guru atau dosen
sebanyak 7,5%, dari pengajian atau mendengarkan ceramah sebanyak
30%, dari teman sebanyak 25%, dari media sosial sebanyak 22,5%, dan
tidak ada yang mengetahui tiup lilin ini dari membaca buku. Mereka yang
mengetahui tentang adanya larangan meniup lilin dalam Islam namun
sampai saat ini mereka masih melakukannya, karena beberapa hal seperti
itu sudah menjadi kebiasaan mereka, menghargai orang yang
memberikan kue ulang tahun dan disertai dengan lilinya, ada juga yang
beranggapan bahwa ulang tahun kurang seru tanpa tiup lilin. Namun,
setelah mereka mengetahui bahwa Islam melarang tiup lilin tersebut,
sebanyak 80% responden tidak akan melakukannya lagi namun sebanyak
20% masih akan melakukan tiup lilin tersebut saat ulang tahun.
- Disebutkan pula dalam Musnad Ahmad dengan isnad jayyid dari Ibnu
Umar , bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
َ هقلرناَ ريا،ب رتربيعهتهميوههم سرنرن رمين ركاَرن رقيبلرهكم هْشيبلراَ هْشيبلراَروهْذرراَلعاَ هْبهْذرراَدَّع رحلتىَّ لريوردرخل هيواَ هجيحرر ه
ض ب لررتلتهْبرعلن ه
صاَررىَ رقاَل ر رفرمين ْسيول ر ل ه
ا اَيلريههيوهد رواَللن ر رر ه
Perayaan ulang & tiup lilin tahun tidak lepas dari dua hal;
dianggap sebagai ibadah, atau hanya adat kebiasaan saja. Kalau
dimaksudkan sebagai ibadah, maka hal itu termasuk bid’ah dalam
agama Allah. Padahal peringatan dari amalan bid’ah dan penegasan
bahwa dia termasuk sesat telah datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Beliau bersabda:
ضلررلدَّة هْفي رو هكل ل هْبيدرعدَّة ر، رفإهْلن هكل ل هميحردرثدَّة هْبيدرعةة، ت اَل ههموهْر
ضلرلرةة رو هكل ل ر ْروإهْلياَهكيم روهميحردرثاَ ه
اَللناَهْر
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus,
maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang
demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.” (al-
An’am/6 : 153)
Faktor Kebiasaan
Sejak kecil orang tua telah memperkenalkan anaknya
dengan perayaan ulang tahun dan tiup lilin. Sehingga hal itu
telah menjadi sebuah kebiasaan yang dibawa hingga
dewasa.
Analisis Situasi
Meniup lilin memang sudah ada dari dulu, anak generasi 90an pun
pasti telah dikenalkan dengan tiup lilin sedari kecil. kini seiring berjalan
waktu generasi 90an sudah cukup untuk dikatakan dewasa, namun
kebiasaan tiup lilin ini masih tetap dilakukan. Sudah banyak mahasiswa
yang mengetahui tentang larangan meniup lilin saat perayaan ulang tahun
namun masih lemahnya sikap tegas dalam diri mereka untuk bisa
menghindar atau minimal tidak melakukan kegiatan itu lagi. Serta masih
ada keragu-raguan dan perbedaan pendapat, sudut pandang, serta pola
pikir dalam diri mereka tentang dalil-dalil yang melarang terkait dengan
kebiasaan meniup lilin ini, sehingga mereka masih tetap melakukannya.
Hal ini disebabkan karena meniup lilin saat perayaan ulang tahun sudah
menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan setiap saat. Yang harus diubah
adalah kebiasaan mereka, setelah mereka mencoba memahami atau
merenungi tentang dalil yang bersangkutan dengan hati yang terbuka.
diharapkan mereka saat menghadapi situasi yang seperti itu sudah bisa
menghindar atau menolak ajakan teman dan jika hal itu terus menerus
diterapkan dalam diri mereka lambat laun mereka tidak akan melakukan
hal itu lagi di kehidupannya.
Problem Statement
Kurangnya pengetahuan dan juga kebiasaan mahasiswa yang
masih membudayakan tiup lilin ketika ulang tahun.
Smart Goals
Memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman sebesar
60% dari 100 mahasiswa di kota Malang sebagaimana yang Islam
ajarkan.
Objective
- Melakukan pendekatan di lingkungan tempat nongkrong.
- Memperluas informasi mengenai tradisi larangan tiup lilin secara
persuasive di social media masing masing dan oficcial account.
- Meningkatkan awareness masyarakat terkait larangan tradisi tiup lilin
bahwa hal tersebut bukanlah budaya indonesia bahkan tidak dijelaskan
dalam Islam.
Target Audiens
Positioning
Menjadikan video yang di upload ke media sosial dengan
tema “Mari Saling Mengingatkan” yang dapat memberikan
pemahaman kepada Target Audience bagaimana Islam
mengajarkan dan memaknai hakikat dari bertambahnya usia
seseorang.
Tagline
#Yukberhentiuplilin
Metode Media
Time Line
Program Detail
1. Campaign #yukberhentiuplilin
Tujuan
Memberikan pengetahuan dan meningkatkan pemahaman
bagi masyarakat khususnya Target Audience, tentang
hukum dan larangan tiup lilin dalam Islam.
Sasaran
Pengguna media sosial (Mahasiswa aktif Malang)
Dampak
Adanya respon dari Target Audience terkait informasi yang
telah disampaikan.
2. Pembuatan video
Tujuan
Meningkatkan ketertarikan mahasiswa tentang
isi dari video dan menghasilkan feedback mengenai
video yang telah di post.
Sasaran
100 mahasiswa pengguna sosial media, aktif di
Malang.
Dampak
Keterlibatan target audience dalam membagikan
video.