Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil dari percobaan ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.1. Pengukuran slinder pipa besi
Diameter Luar
No Diameter Dalam (mm) Kedalaman (mm)
(mm)
1. 25,27 18,1 129,25
2. 25,38 18,15 129,35
3. 25,2 18,05 129,2
4. 25,38 18,15 129,15
Rata-rata 25,31 22,37 100.07
Sumber: (Praktikum Jangka Sorong, 2018)

Tabel 4.2 Pengukuran slinder pipa plasrik kecil


Diameter Luar
No Diameter Dalam (mm) Kedalaman (mm)
(mm)
1. 22,5 18,15 118,03
2. 22,18 18,15 118,28
3. 22,5 18.23 119.05
4. 22,5 18,05 119.13
Rata-rata 22,33 18,14 118,62
Sumber: (Praktikum Jangka Sorong, 2018)

Tabel 4.3 pengukuran slider pipa plastic PVC


No Diameter Luar Diameter Dalam (mm) Kedalaman (mm)
(mm)
1. 21,5 25,35 144,05
2. 22,23 18,28 145,11
3. 22,05 19,14 145,13
4. 22,05 19,45 145,05
Rata-rata 21,96 21,37 144,82
Sumber: (Praktikum Jangka Sorong, 2018)

9
10

4.2 Pembahasan
Pada percobaan pengukuran pipa slinder besi menggunakan jangka sorong,
diperoleh diameter luar rata-rata sebesar 25,31 mm, diameter dalam rata-ratanya
sebesar 22,37 mm, dan kedalaman rata-ratanya sebesar 100,068 mm. Pada
percobaan pengukuran pipa slinder plasrik kecil diperoleh diameter luar rata-
ratanya sebesar 22,23 mm, diameter dalam rata-ratanya sebesar 18,144 mm, dan
kedalaman rata-ratanya sebesar 118,62 mm. Pada percobaan pengukuran pipa
slinder plastik PVC diperoleh diameter luar rata-rata sebesar 21,96 mm, diameter
dalam rata-rata sebesar 21,37 mm dan kedalaman rata-ratanya sebesar 144,82 mm.
Percobaan dilakukan 4 kali dan didapatkan hasil yang berbeda-beda. Ini
dipengaruhi oleh perbedaan titik yang terdapat pada permukaan yang
menyebabkan terjadinya perbedaan pengukuran. Selain itu adanya perbedaan dari
hasil pengukuran yang didapat, juga dipengaruhi oleh ketelitian saat menentukan
nilai dari skala utama dan skala nonius yang didapat. Kesalahan-kesalahan yang
berdasarkan teori terdiri dari kesalahan umum yaitu dimana kesalahan ini yang
berhubungan cara pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat, dan
pemakain instrumen yang tidak dapat dihindari. Ada juga kesalahan sistematik
yaitu dimana skala nilai-nilai pada alat ukur yang lebarnya tidak sama, dan
kesalahan acak yaitu kesalahan yang mungkin jarang terjadi karena orang sudah
banyak yang tau cara memakainya. Kesalahan yang paling dominan dilakukan
pada praktikum ini adalah kesalahan umum.
Jangka sorong yang digunakan pada percobaan ini memiliiki ketelitian
sebesar 0,05 mm yang didapat dari selisih antara satu skala utama dengan skala
19
nonius yaitu 1-20 mm = 0,05 mm yang mana jangka sorong ini memiliki jumlah

garis skala nonius sebanyak 20 garis dan jarak ke 20 garis itu adalah 19 mm,
19
sehingga jarak satu skala noniusnya adalah 20 mm.

Anda mungkin juga menyukai