Anda di halaman 1dari 11

PENDEKATAN KEGIATAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU YANG

MENUNJANG PERTANIAN BERKELANJUTAN


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pertanian merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin hari
semakin meningkat. Kebutuhan pangan yang semakin meningkat
mengakibatkan perkembangan pesat di bidang agroindustri dan adanya
konsep green revolution menyebabkan manusia lupa pada perhatiannya
terhadap lingkungan. Adanya peningkatan kebutuhan pangan tersebut
menuntut produktivitas lahan yang tinggi dan cederung merusak lahan dan
lingkungan yang ada karena penggunaan pupuk dan pestisida sintetik yang
umumnya digunakan secara terus menerus. Hal tersebut berdampak pada
penurunan produksi dan produktivitas suatu komoditas yang ditanam sehingga
penggunaan lahan tidak optimal dan kebutuhan pangan tidak terpenuhi. Oleh
karena itu, masyarakat dunia mulai memperhatikan input-input yang
digunakan dalam kegiatan pertanian yang bersifat ramah lingkungan namun
menunjang produksi dan produktivitas yang tinggi.

Seiring dengan perkembangan perhatian dunia terhadap lingkungan, maka


dicanangkanlah sistem pertanian berkelanjutan yang pada hakikatnya
merupakan sistem pertanian yang kembali kepada alam, yaitu sistem pertanian
yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras dan seimbang dengan
lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah-kaidah alamiah.
Konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi
keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan
kehidupan sosial manusia (people), keberlanjutan ekologi alam (planet), atau
pilar Triple-P.
Pada hikikatnya sistem pertanian berkelanjutan adalah kembali kepada alam,
yaitu sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras dan
seimbang dengan lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada
kaidah-kaidah alamiah. Kata “berkelanjutan” sekarang ini digunakkan secara
meluas dalam lingkup program pembangunan, keberlanjutan dapat diartikan
sebagai ”menjaga agar suatu upaya terus berlangsung”, ”kemampuan untuk
bertahan dan menjaga agar tidak merosot”. Dalam konteks pertanian,
keberlanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha
pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus
mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan
sumber daya alam.

Dalam proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa yang namanya
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa
mencapai 37 %, penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di
timbulkan oleh serangan hama bisa menyebabkan gagal panen . Pengendalian
OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap
optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk menekan
populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara
ekonomi. Pengendalian dapat dilakukan dengan Pengendalian Hama Terpadu
secara tradisional, yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa
cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan
ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat
dan pertnian yang berkelanjutan diperlikan cara pengendalian yang tepat.

B. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pertanian berkelanjutan.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pertanian berkelanjutan
3. Untuk mengetahui aplikasi kegiatan menunjang pertanian berkelanjutan.
4. Untuk mengetahui kegiatan pengendalian hama terpadu untuk menunjang
pertanian berkelanjutan.
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertanian Berkelanjutan


Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber
daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan
menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Pada
dasarnya sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem perubahan dari
pertanian tradisional dengan tujuan untuk dapat memenuhi target-target maksimal
yang telah direncanakan, mengatasi permasalahan perekonomian dunia dan
memaksimalkan kebutuhan yang cepat dan siap saji. Hal tersebut juga didasarkan
pada pengelolaan sumberdaya yang ada dengan maksimal, memanfaatkan,
mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas lingkunagn serta konservasi
sumberdaya alam.

Dalam pengelolaannya, sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan


lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal,
lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan
komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan
pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan
secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan
dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan
menguntungkan secara ekonomis.
B. Ciri-ciri Pertanian Berkelanjutan

1. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan


(economically viable). Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam
tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa
ditolerir/diterima.
2. Berwawasan ekologis (ecologically sound). Kualitas agroekosistem
dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta
konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian yang berwawasan
ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi
terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock).
3. Berkeadilan sosial. Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan
dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi
yang terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau
kelompok etnis.
4. Manusiawi dan menghargai budaya lokal. Menghormati eksistensi dan
memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam
pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal
dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal
5. Mampu berdaptasi (adaptable). Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi
yang selalu berubah, seperti pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan
yang baru dan perubahan konstalasi pasar.

C. Aplikasi Pertanian Berkelanjutan

Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan


kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka
panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup
masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut:

a. Pengendalian Hama Terpadu

Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk


mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode
biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya,
kesehatan dan resiko-resiko lingkungan.

b. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput

Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan


memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok
yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat
menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula
untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal
peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat
memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk
kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian.

c. Konservasi Lahan

Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi


atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang
baik oleh erosi angin maupun erosi air

d. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah

Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting


dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah
dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah
berperan penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk
anoraganik) dan pestisida.

e. Tanaman Pelindung

Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir


musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa
manfaat termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian
erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
f. Diversifikasi Lahan dan Tanaman

Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian


dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman,
dan harga pasar. Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain
seperti pohon-pohon dan rumput-rumputan, juga dapat memberikan
kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan
populasi serangga yang bermanfaat

g. Pengelolaan Nutrisi Tanaman

Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi


tanah dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan
sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman
kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi
biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan

h. Agroforestri (wana tani)

Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen,


dimana tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau
dalam rotasi membentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif
untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan
memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi.

D. Pendekatan Kegiatan Pengemdalian Hama Terpadu untuk Menunjang


Pertanian Berkelanjutan

Pengendalian hama terpadu didefinisikan sebagai cara pendekatan atau cara


berfikir tentang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang
didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka
pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Dengan
pengertian ini, konsepsi PHT telah sejalan dengan paradigma pembangunan
agribisnis. Konsep PHT muncul dan berkembang sebagai koreksi terhadap
kebijakan pengendalian hama secara konvensional yang menekankan penggunaan
pestisida. Penggunaan pestisida dalam kerangka penerapan PHT secara
konvensional ini menimbulkan dampak negatif yang merugikan baik ekonomi,
kesehatan, maupun lingkungan sebagai akibat penggunaan yang tidak tepat dan
berlebihan.

Pelaksanaan program pengendalian hama terpadu (Integreted Pest Management)


merupakan langkah yang sangat strategis dalam kerangka tuntutan masyarakat
dunia terhadap berbagai produk yang aman dikonsumsi, menjaga kelestarian
lingkungan, serta pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan yang
memberikan manfaat antar waktu dan antar generasi. Salah satu pertimbangan
dasar, pentingnya melakukan introduksi teknologi PHT, adalah adanya pergeseran
strategi pembangunan dari pendekatan pertumbuhan, top down, dan bersifat
jangka pendek (pola pembangunan konvensional) ke arah pendekatan
pembangunan pemerataan, partisipatif, jangka panjang dan berkelanjutan yang
disebut pola pembangunan berkelanjutan.

Berikut ini ada beberapa metode pengendalian hama terpadu dengan cara
tradisional :
a. Petak Perangkap
Untuk menarik tikus, buatlah petak perangkap dengan ukuran 25 x 25 m.
Tanami padi pada petak perangkap tiga minggu lebih dulu sebelum
pertanaman lain disekitarnya. Lokasi petak didekat habitat tikus seperti
tepi kampung, tanggul irigasi, pematang besar, dsb. Buat pagar di
sekeliling petak kemudian buat parit air dengan ukuran 0,5 m disekeliling
pagar

b. Pembuatan Pagar
Pengendalian hama dengan penghalang/pagar atau barier adalah berbagai
ragam factor fisik yang dapat menghalangi atau membatasi pergerakan
hyama sehingga tidak menjadi masalah bagi petani. Cara ini menekankan
aspek pencegahan terhadap hama yang dating atau yang menyerang,
macam penghalang seperti pematang yang tinggi, lobang atau selokan
jebakan, parit berisi air, pagar terbuat dari seng, atau lembaran plastic yang
dipasang keliling. Pagar dapat dibuat dari plastik maupun terpal. Jika
menggunakan plastik, pilih plastik dengan tebal 0,8 mm dan lebar 50 cm.
Sebagai tiang penyangga pagar, pancangkan tiang bamboo disekeliling
parit dengan tinggi sekitar 75 cm pada jarak setiap 1 m. Selanjutnya
bentangkan tali plastik atau rafia dengan kuat antara tiap ujung, bagian luar
tiang-tiang, kemudian kaitkan plastik pada tali dengan lidi.

c. Bubu Perangkap
Perangkap bubu termasuk kedalam komponen pengendalian fisik dan
mekanik, yang merupakan teknik pengendalian yang paling kuno,
dilakukan oleh manusia sejak manusia mengusahakan pertanian.
Pengendalian fisik dan mekanik merupakan tindakan yang dilakukan
dengan tujuan secara langsung dan tidak langsung, mematikan,
mengganggu aktivitas dan merubah lingkungan sedemikian rupa sehingga
lingkungan menjadi tidak sesuai bagi kehidupan hama. Pengendalian
dengan perangkap bubu aman akan kesehatan manusia dan lingkungan
karena tanpa menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Bubu dibuat dari
kawat ram berbentuk kotak dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm,
dengan tinggi 30 cm. Salah satu sisi bubu dilengkapi corong kawat yang
dapat dilalui tikus. Sisi lainnya mempunyai pintu untuk mengeluarkan

d. Membuat Perangakap Hama


Pengendalian dengan perangkap terhadap hama adalah mengupayakan
hama bisa masuk/ tertangkap dalam jebakan, sehingga tidak bisa keluar
lagi. Macam perangkap bisa dengan zat-zat penarik dari tumbuhan /
sintetik sepertieugenol yang dipasang pada aqua untuk menarik dan
memangkap hama lalat buah, dengan lubang bubu untuk menangkap hama
tikus.

Anda mungkin juga menyukai