A. Latar Belakang
Kegiatan pertanian merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan yang semakin hari
semakin meningkat. Kebutuhan pangan yang semakin meningkat
mengakibatkan perkembangan pesat di bidang agroindustri dan adanya
konsep green revolution menyebabkan manusia lupa pada perhatiannya
terhadap lingkungan. Adanya peningkatan kebutuhan pangan tersebut
menuntut produktivitas lahan yang tinggi dan cederung merusak lahan dan
lingkungan yang ada karena penggunaan pupuk dan pestisida sintetik yang
umumnya digunakan secara terus menerus. Hal tersebut berdampak pada
penurunan produksi dan produktivitas suatu komoditas yang ditanam sehingga
penggunaan lahan tidak optimal dan kebutuhan pangan tidak terpenuhi. Oleh
karena itu, masyarakat dunia mulai memperhatikan input-input yang
digunakan dalam kegiatan pertanian yang bersifat ramah lingkungan namun
menunjang produksi dan produktivitas yang tinggi.
Dalam proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa yang namanya
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa
mencapai 37 %, penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di
timbulkan oleh serangan hama bisa menyebabkan gagal panen . Pengendalian
OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap
optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk menekan
populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara
ekonomi. Pengendalian dapat dilakukan dengan Pengendalian Hama Terpadu
secara tradisional, yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa
cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan
ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat
dan pertnian yang berkelanjutan diperlikan cara pengendalian yang tepat.
B. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pertanian berkelanjutan.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pertanian berkelanjutan
3. Untuk mengetahui aplikasi kegiatan menunjang pertanian berkelanjutan.
4. Untuk mengetahui kegiatan pengendalian hama terpadu untuk menunjang
pertanian berkelanjutan.
II. PEMBAHASAN
c. Konservasi Lahan
e. Tanaman Pelindung
Berikut ini ada beberapa metode pengendalian hama terpadu dengan cara
tradisional :
a. Petak Perangkap
Untuk menarik tikus, buatlah petak perangkap dengan ukuran 25 x 25 m.
Tanami padi pada petak perangkap tiga minggu lebih dulu sebelum
pertanaman lain disekitarnya. Lokasi petak didekat habitat tikus seperti
tepi kampung, tanggul irigasi, pematang besar, dsb. Buat pagar di
sekeliling petak kemudian buat parit air dengan ukuran 0,5 m disekeliling
pagar
b. Pembuatan Pagar
Pengendalian hama dengan penghalang/pagar atau barier adalah berbagai
ragam factor fisik yang dapat menghalangi atau membatasi pergerakan
hyama sehingga tidak menjadi masalah bagi petani. Cara ini menekankan
aspek pencegahan terhadap hama yang dating atau yang menyerang,
macam penghalang seperti pematang yang tinggi, lobang atau selokan
jebakan, parit berisi air, pagar terbuat dari seng, atau lembaran plastic yang
dipasang keliling. Pagar dapat dibuat dari plastik maupun terpal. Jika
menggunakan plastik, pilih plastik dengan tebal 0,8 mm dan lebar 50 cm.
Sebagai tiang penyangga pagar, pancangkan tiang bamboo disekeliling
parit dengan tinggi sekitar 75 cm pada jarak setiap 1 m. Selanjutnya
bentangkan tali plastik atau rafia dengan kuat antara tiap ujung, bagian luar
tiang-tiang, kemudian kaitkan plastik pada tali dengan lidi.
c. Bubu Perangkap
Perangkap bubu termasuk kedalam komponen pengendalian fisik dan
mekanik, yang merupakan teknik pengendalian yang paling kuno,
dilakukan oleh manusia sejak manusia mengusahakan pertanian.
Pengendalian fisik dan mekanik merupakan tindakan yang dilakukan
dengan tujuan secara langsung dan tidak langsung, mematikan,
mengganggu aktivitas dan merubah lingkungan sedemikian rupa sehingga
lingkungan menjadi tidak sesuai bagi kehidupan hama. Pengendalian
dengan perangkap bubu aman akan kesehatan manusia dan lingkungan
karena tanpa menggunakan bahan kimia yang berbahaya. Bubu dibuat dari
kawat ram berbentuk kotak dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm,
dengan tinggi 30 cm. Salah satu sisi bubu dilengkapi corong kawat yang
dapat dilalui tikus. Sisi lainnya mempunyai pintu untuk mengeluarkan