Anda di halaman 1dari 7

BAB V

HASIL PENELITIAN

Analisa hasil penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu analisa univariat dan

analisa bivariat. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 18 April s/d 04 Mei 2019 di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur yang meliputi 5 Bidan Praktek

Mandiri/Swasta dengan jumlah 71 akseptor KB hormonal. Hasil penelitian ini

berupa analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square.

A. Analisa Univariat

Analisa univariat yaitu analisa yang dilakukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel yang diteliti. Pada penelitian ini

variabel yang dianalisis yaitu variabel kontrasepsi hormonal, variabel

perubahan berat badan, variabel perubahan tekanan darah dan variabel

perubahan menstruasi.

1. Distribusi frekuensi kontrasepsi hormonal pada PUS di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas Lemahduhur

Tabel 5.1
Distribusi frekuensi kontrasepsi hormonal pada PUS di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur
n = 71 Responden

Kontrasepsi Hormonal Frekuensi %

Suntik 39 54,9

Pil 32 45,1

Total 71 100,0

70
71

Tabel 5.1 diatas menunjukan bahwa frekuensi kontrasepsi hormonal pada

akseptor KB aktif di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur akseptor

yang menggunakan menggunakan Suntik KB sebanyak 39 orang (54,9%) dan

Pil sebanyak 32 orang (45,1%).

Tabel 5.2
Distribusi frekuensi perubahan berat badan pada PUS di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur
n = 71 Responden

Perubahan Berat Badan Frekuensi %

Tidak ada perubahan BB 21 29,6

Ada perubahan BB 50 70,4

Total 71 100,0

Tabel 5.2 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi perubahan berat

badan pada akseptor KB hormonal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Lemahduhur yang tidak mengalami perubahan berat badan sebanyak 21 orang

(29,6%) sedangkan akseptor yang mengalami perubahan berat badan

sebanyak 50 orang (70,4%).

Tabel 5.3
Distribusi frekuensi perubahan tekanan darah pada PUS di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur
n = 71 Responden

Perubahan Tekanan Darah Frekuensi %

Tidak ada perubahan TD 29 40,8

Ada perubahan TD 42 59,2

Total 71 100,0
72

Tabel 5.3 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi perubahan tekanan

darah pada akseptor KB hormonal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Lemahduhur yang tidak mengalami perubahan tekanan darah sebanyak 29

orang (40,8%) sedangkan akseptor yang mengalami perubahan tekanan darah

sebanyak 42 orang (59,2%).

Tebel 5.4
Distribusi frekuensi perubahan menstruasi pada PUS di Wilayah Kerja
Puskesmas Lemahduhur
n = 71 Responden

Perubahan Menstruasi Frekuensi %

Tidak ada perubahan menstruasi 23 32,4

Ada perubahan menstruasi 48 67,6

Total 71 100,0

Tabel 5.4 diatas menunjukan bahwa distribusi frekuensi perubahan

menstruasi pada akseptor KB hormonal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Lemahduhur yang tidak mengalami perubahan menstruasi sebanyak 23 orang

(32,4%) sedangkan akseptor yang mengalami perubahan menstruasi sebanyak

48 orang (67,6%).
73

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

dua variabel yang meliputi variabel independen dan variabel dependen. Untuk

mencari antara dua hubungan variabel, uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji chi-square dengan derajat kemaknaan 5% atau α =

0,05.

1. Hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan pada

PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Lemahduhur

Tabel 5.5
Hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan berat badan
pada PUS di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lemahduhur
n = 71 Responden

Perubahan BB
Tidak ada Ada P OR
perubahan perubahan Value (95%CI)
BB BB Total
N N N
kontrasepsi Suntik 16 23 39
hormonal 41,0% 59,0% 100,0% 0,266
Pil 5 27 32 0,038
15,6% 84,4% 100,0% (0,084-
Total 21 50 71 0,839)
29,6% 70,4% 100,0%

Berdasarkan tabel 5.5 Hasil penelitian dengan jumlah 71 responden

didapatkan bahwa dari 39 akseptor yang menggunakan kontrasepsi Suntik,

terdapat 23 (59,0%) akseptor yang mengalami perubahan berat badan dan 16

(41,0%) akseptor yang tidak mengalami perubahan berat badan. Sedangkan


74

dari 32 akseptor yang menggunakan kontrasepsil Pil, terdapat 27 (84,4%)

akseptor yang mengalami perubahan berat badan dan 5 (15,6%) akseptor

yang tidak mengalami perubahan berat badan. Hasil uji statistik didapatkan p

value = 0,038 < 0,05 maka Ho di tolak dan dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kontrasepsi hormonal dengan perubahan

berat badan dengan nilai OR = 0,266 (CI 95% 0,084-0,839) artinya responden

yang menggunakan suntik berpeluang tidak ada perubahan berat badan 0,266

kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang menggunakan pil.

2. Hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan tekanan darah pada

PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Lemahduhur

Tabel 5.6
Hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan tekanan darah
pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Lemahduhur
n = 71 Responden

Perubahan TD
Tidak ada Ada P OR
perubahan perubahan Value (95%CI)
TD TD Total
N N N
kontrasepsi Suntik 24 15 39 0,116
hormonal 61,5% 38,5% 100,0% 0,000
Pil 5 27 32 (0,037-
15,6% 84,4% 100,0% 0,366)
Total 29 42 71
40,8% 59,2% 100,0%
75

Berdasarkan tabel 5.6 Hasil penelitian dengan jumlah 71 responden

didapatkan bahwa dari 39 akseptor pengguna Suntik, didapatkan 15 (38,5%)

akseptor yang mengalami perubahan tekanan darah dan 24 (61,5%) akseptor

yang tidak mengalami perubahan tekanan darah. Sedangkan dari 32 akseptor

pengguna Pil didapatkan 27 (84,4%) akseptor yang mengalami perubahan

tekanan darah dan 5 (15,6%) akseptor tidak mengalami perubahan tekanan

darah. Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,000 < 0,05 maka Ho di tolak

dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kontrasepsi hormonal dengan perubahan tekanan darah dengan nilai OR =

0,116 (CI 95% 0,037-0,366) artinya responden yang menggunakan suntik

berpeluang tidak ada perubahan tekanan darah 0,116 kali lebih besar

dibandingkan dengan responden yang menggunakan pil.

3. Hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan menstruasi pada

PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Lemahduhur

Tabel 5.7
Hubungan kontrasepsi hormonal terhadap perubahan menstruasi
pada PUS di Wilayah Kerja Puskesmas Lemahduhur
n = 71 Responden

Perubahan Menstrusi
Tidak ada Ada P OR
perubahan perubahan Value (95%CI)
menstruasi menstruasi Total
N N N
kontrasepsi Suntik 8 31 39
hormonal 20,5% 79,5% 100,0% 0,035 3,419
Pil 15 17 32
76

46,9% 53,1% 100,0% (1,206-


Total 23 48 71 9,695)
32,4% 67,6% 100,0%

Berdasarkan tabel 5.7 Hasil penelitian dengan jumlah 71 responden

didapatkan bahwa dari 39 akseptor pengguna Suntik, terdapat 31 (79,5%)

akseptor yang mengalami perubahan menstruasi dan 8 (20,5%) akseptor yang

tidak mengalami perubahan menstruasi. Sedangkan dari 32 akseptor

pengguna Pil terdapat 17 (53,1%) akseptor yang mengalami perubahan

menstruasi dan 15 (46,9%) akseptor yang tidak mengalami perubahan

menstruasi. Hasil uji statistik didapatkan p value = 0,035 < 0,05 maka Ho di

tolak dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kontrasepsi hormonal dengan perubahan menstruasi dengan nilai OR = 3,419

(CI 95% 1,206-9,695) artinya responden yang menggunakan suntik

berpeluang ada perubahan menstruasi 3,419 kali lebih besar dibandingkan

dengan responden yang menggunakan pil.

Anda mungkin juga menyukai