Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda
kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tiada lalai dari apa
yang kamu kerjakan.” (Q.S. An-Naml : 93).
Al-Qur’an adalah Anugerah bagi seluruh alam, sebuah pedoman tanpa cela
yang mengulas tentang seluruh alam semesta, tentang apa-apa yang tersurat dan apa-
apa yang masih tersirat. Al-Qur’an juga merupakan salah satu petunjuk utama dalam
tersingkapnya rahasia-rahasia alam, baik itu secara logika maupun secara bukti-bukti
nyata yang terjadi. Dengan bantuan teknologi masa kini, semakin banyak pula
rahasia-rahasia yang dulunya tidak terjangkau oleh manusia kini menjadi semakin
nyata terungkapnya. Hal yang menakjubkan adalah, rahasia-rahasia yang diungkapkan
oleh ilmuan masa kini atau beberapa dekade silam ternyata telah lebih dulu tertulis di
dalam Al-Qur’an dalam masa ribuan tahun silam.
Al-Qur’an bukan hanya menyingkap masa depan, namun juga menguak tabir
masa lalu, mengisahkan hal-hal yang tidak pernah kita jumpai karena masa yang telah
terlewati maupun hal –hal yang akan kita jumpai karena masa yang belum kita jejaki.
Dari segi teknologi bangunan, Al-Qur’an mengisahkan dengan jelas, dari masa
dimana manusia belum menetap, masa manusia pertama sekali menetap, masa dimana
bangunan pertama sekali dibangun pada era prasejarah, masa dimana bangunan
merupakan gua-gua yang masih kasar hingga masa dimana bangunan-bangunan tinggi
didirikan.
Arsitektur adalah sesuatu yang muncul dengan didasari sebuah alasan yang
dapat menguatkan posisinya sebagai media aktualisasi sehingga akhirnya tercipta
sebuah lingkungan binaan yang kondusif untuk ditempati. Dapat dikatakan bahwa
arsitektur lahir sebagai jawaban atas sebuah keadaan yang mendukung untuk keadaan
yang lebih baik dan juga dinamisasi manusia. Sebagai contoh rumah pada jaman
dahulu dan sekarang sangat berbeda mengingat tingkat kebutuhan, fungsi dan juga
jarak pandang mereka yang terbatas menjadi alasan utama perbedaan tersebut. Begitu
juga alam yang sengaja diciptakan Tuhan dengan demikian sempurna dan sangat
teratur, tentunya dibalik semua itu ada sebuah maksud atau pelajaran yang dapat
diambil sebagai sebuah pelajaran.
Arsitektur Islam adalah sebuah karya seni bangunan yang terpancar dari aspek
fisik dan metafisik bangunan melalui konsep pemikiran islam yang bersumber dari
Al-Qur’an, Sunnah Nabi, Keluarga Nabi, Sahabat, para Ulama maupun cendikiawan
muslim. Aspek Fisik adalah sesuatu yang nampak secara jelas oleh panca indera.
Dalam hal ini sebuah bangunan dengan fasade yang memiliki bentuk dan langgam
budaya islam dan dapat dilihat secara jelas melalui beberapa budaya, seperti budaya
arab, cordoba, persia sampai peninggalan wali songo. Bentuk fisik yang biasa
diterapkan dalam sebuah bangunan sepetri penggunaan kubah, ornamen kaligrafi, dan
sebagainya. Aspek Metafisikadalah sesuatu yang tidak tampak panca indera tapi dapat
dirasakan hasilnya. Hal ini lebih kepada efek atau dampak dari hasil desain arsitektur
islam tersebut, seperti bagaimana membuat penghuni/ pengguna bangunan lebih
nyaman dan aman ketika berada didalam bangunan sehingga menjadikan penghuni
merasa bersyukur. Contoh lain hasil desain ruang2 dalam sebuah rumah, bisa
menjadikan komunikasi orangtua dan anak lebih dekat, sehingga membuat mereka
rajin beribadah.
Sebagian dari umat islam yang mempunyai tujuan hidup untuk menjadi
seorang khalifah di muka bumi, maka sudah seharusnya lah kita sebagai seorang
calon arsitek muslim memperhatikan keberlangsungan lingkungan sekitar dalam
pembuatan hasil rancangan kita. Agar kita tidak menjadi seorang arsitek yang
berdarah dingin, yang acuh tak acuh dengan sekitarnya. Al Quran sebagai pedoman
hidup sepanjang masa pun ternyata menunjang hal-hal yang termasuk didalamnya
adalah dunia arsitektur.

1.2 Analogi Arsitektur di Dalam Al-Quran


Al-Qur’an sebagai kitab pedoman utama kehidupan, sesungguhnya merupakan
lautan hikmah dan pelajaran yang tak terkira tepi dan dasarnya. Al-Qur’an menjadi
inspirasi dan dasar bagi penulisan begitu banyak buku sesudahnya. Tidak tercatat
dalam sejarah, sebuah kitab pun yang dapat menandingi al-Qur’an dalam hal ini.
Berjuta buku yang telah ditulis berdasarkannya pun tak sanggup menguraikan isi dan
kandungan al-Qur’an secara menyeluruh. Hal ini disebabkan isi dan kandungannya
yang begitu luas dan dalam untuk diselami. Karenanya, setiap usaha untuk mengambil
pelajaran dan memperoleh hikmah dari sebagian kecil isi dan kandungan al-Qur’an
pun akan sangat berarti bagi perkembangan pengetahuan dan peningkatan kesadaran
kita sebagai makhluk Allah swt.
Salah satu contoh perumpamaan atau analogi arsitektur terdapat pada surat At-
Taubah ayat 109, yang artinya:
“Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas dasar taqwa kepada
Allah dan keridhaan-(Nya) itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan
bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama
dengan dia ke dalam neraka Jahannam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk
kepada orang-orang yang zalim.” (QS. at-Taubah [9]:109)
Dalam ayat di atas, Allah swt. membuat perumpamaan tentang keadaan orang-
orang yang zalim dengan orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang
yang runtuh. Perumpamaan ini membawa orang yang membacanya untuk
membayangkan secara langsung, betapa sia-sia perbuatan mendirikan bangunan di
tepi jurang dan betapa perbuatan itu sebenarnya membahayakan dirinya sendiri.
Contoh lain dari analogi ini, adalah pemaparan al-Qur’an di dalam surat An-
Naml ayat 44 tentang kekaguman Ratu Saba ketika memasuki istana Nabi Sulaiman.
“Dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai
istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya.
Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”.
Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap
diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta
alam”.” (QS. an-Naml [27]:44)
Di dalam ayat ini, dideskripsikan kemajuan teknologi bangunan yang telah
dicapai di masa lalu. Penggunaan kaca sebagai bahan lantai, sehingga menampilkan
kesan seperti air, mencerminkan teknik konstruksi dan karya seni yang sangat
mengagumkan, bahkan sampai saat ini. Dengan demikian, kita lalu dapat menepis
anggapan bahwa orang masa kini lebih pintar dari orang di masa lalu.
Selain itu, ayat ini juga memberikan pelajaran kepada manusia tentang betapa
setiap kekaguman terhadap keindahan dan nilai-nilai estetika arsitektur seharusnya
bermuara pada kesadaran dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah swt. sebagai
pemilik segala keindahan dan keagungan. Setiap arsitek muslim harusnya menyadari
bahwa segala kemampuannya mengelola keindahan itu tidak lain dikarenakan karunia
Allah kepadanya. Karenanya, semangat yang terbangun harusnya terjaga dari
keinginan untuk menonjolkan dan menyombongkan diri dengan karya arsitektur yang
dihasilkannya.
Beberapa ayat lain di dalam al-Qur’an juga menceritakan betapa majunya
peradaban dan teknologi yang telah dicapai oleh bangsa-bangsa yang telah lalu. Al-
Qur’an mendeskripsikan tentang kota ’Iram yang memiliki tiang-tiang yang tinggi,
kaum Tsamud yang memahat tebing-tebing yang tinggi untuk dijadikan bangunan,
serta Fir’aun dan arsiteknya Haman yang membuat bangunan yang tinggi. Lebih jauh,
al-Qur’an juga memaparkan tentang bagaimana akhir peradaban bangsa-bangsa itu.
Bekas-bekas peninggalan kota-kota itu bahkan masih dapat kita lihat dan temui saat
ini.
“Itu adalah sebahagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami
ceritakan kepadamu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih
kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah.” (QS. Huud [11]:100)
Hal ini memberikan sangat banyak pelajaran kepada manusia. Pelajaran
pertama yang dapat diambil, adalah bahwa tidak ada kebesaran yang dapat bertahan
terhadap kehancuran di dunia ini. Kita dapat melihat peninggalan peradaban bangsa
Mesir, Mesopotamia, Yunani, Romawi, China, India, Inca, Maya, dan sebagainya,
yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Sehebat apapun peradaban yang dibangun,
selalu terdapat siklus yang dilalui, yaitu kelahiran, perkembangan, puncak kemajuan
dan masa kemunduran. Hal ini menunjukkan kepada manusia, bahwa hidup di dunia
ini sesungguhnya teramat singkat jika dibandingkan dengan kehidupan di akhirat
kelak. Penyalahgunaan nikmat Allah SWT untuk bermegah-megahan dan hidup
dalam kemewahan mengakibatkan manusia lalai dan menganggap kehidupan di dunia
ini abadi. Karenanya, sembari mensyukuri segala karunia di dunia ini, manusia
hendaknya tidak melupakan tujuan utamanya untuk meraih kehidupan yang lebih baik
dan lebih kekal di akhirat kelak.
Pelajaran kedua yang dapat diambil dari kisah-kisah itu, adalah bahwa setinggi
apapun kecerdasan dan kepintaran manusia, jika dibarengi dengan kesombongan dan
pengingkaran akan nikmat dan perintah Allah swt., maka akan mengakibatkan
kehancuran dan kebinasaan terhadap manusia itu sendiri.
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka?
Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi
(tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka
makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka,
akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.” (QS. ar-Ruum [30]:9)
Peninggalan-peninggalan peradaban bangsa terdahulu di bidang arsitektur
sangat banyak tersebar di muka bumi. Situs-situs purbakala ini dilestarikan dengan
baik sebagai salah satu sumber ilmu sejarah, budaya, arkeologi, dan sebagainya.
Perkembangan penemuan-penemuan di bidang arkeologis dan sejarah ini tentu
bukanlah suatu kebetulan semata. Allah swt. telah menjadikannya sebagai bukti-bukti
nyata yang dapat dilihat oleh manusia-manusia yang datang kemudian, agar mereka
menjadikan semua itu sebagai bahan pelajaran dan peringatan.
“Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan
bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang
bertakwa.” (QS. al-Baqarah [2]:66).

1.3 Konsep Dasar Teori Arsitektur Islam


Selain beberapa contoh analogi arsitektur di dalam al-Qur’an diatas, dapat kita temui
pula pada tataran konseptual. Dalam dunia arsitektur, secara umum dikenal sebuah konsep
dasar yang dicetuskan oleh Vitruvius, seorang arsitek yang hidup di zaman Romawi, untuk
menilai sebuah obyek arsitektur. Konsep dasar ini terdiri dari tiga unsur utama, yaitu
kekokohan (firmitas), kegunaan (utilitas) dan keindahan (venustas). Alam semesta dan segala
yang ada di dalamnya ternyata mengandung nilai-nilai kekokohan (firmitas), kegunaan
(utilitas) dan keindahan (venustas) yang sangat sempurna. Pelajaran ini bahkan dapat
diperoleh dari ciptaan-ciptaan Allah SWT yang seringkali dianggap remeh oleh manusia,
seperti lebah, semut dan laba-laba.
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: “Hai
semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman
dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”.” (QS. An-Naml [27]:18)
Sarang-sarang mereka dianggap lemah dan tidak berarti oleh manusia, sehingga
seringkali manusia merusaknya, dengan sengaja ataupun tidak, tanpa rasa berdosa. Padahal,
di balik setiap penciptaan mereka terdapat hikmah dan pelajaran yang sangat besar, bahkan
bagi perkembangan keilmuan arsitektur saat ini. Di dalam sebuah sarang lebah madu
misalnya, terdapat sebuah perhitungan matematis yang sangat akurat tentang optimalisasi
pembentukan ruang dari segi bahan baku dan volume ruangan. Sementara itu, di dalam
sebuah sarang semut terdapat mekanisme pengaturan panas dan sterilisasi ruang, seperti yang
dibutuhkan di dalam perancangan sebuah rumah sakit. Lebih jauh, dari rumah-rumah laba-
laba yang kita anggap lemah, ternyata kita juga dapat memperoleh pelajaran mengenai
prinsip struktur kabel yang kuat menahan beban tarik.
Pada ayat-ayat dibawah ini kita bisa mengambil konsep dasar untuk membuat
konsep perancangan yang lebih baik dan tidak merusak lingkungan.
1. Ayat pertama
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala
buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu
bagi Allah, padahal kamu mengetahui “( al-baqoroh : 22)
Dalam merancang, aspek vegetasi merupakan menjadi prioritas utama yang harus
kita dipikirkan. Selain mengurangi suhu disekitarnya hingga 1-2◦c vegetasi merupakan view
naturalis yang sangat indah untuk menghiasi sebuah tempat mukim. Yang menjadi
pembahasan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan vegetasi bukan hanya sebagai
penyejuk lingkungan, tetapi bisa juga untuk diambil keuntungan darinya. Oleh karena itu
hendaknya kita menanami pepohonan yang menghasilkan buah dan bisa dinikmati buahnya,
sehingga tidak hanya menjadikan tempat mukim sejuk,tetapi juga bisa memberikan manfaat
kesehatan bagi orang yang bermukim.
2. Ayat kedua
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu” (an-nisa’ : 176)
Islam adalah agama yang sarat dengan etika moral dalam segala aspek kehidupan.
Salah satu etika yang bersangkutan dengan arsitektural adalah menjaga silaturahim yang baik
terhadap tetangga, hal ini dapat diterapkan dalam bentuk arsitektural dengan penggunaan
pembatas rumah atau pagar yang tidak berlebihan/terlalu tinggi.
3. Ayat ketiga
“Bangunan-bangunan yang mereka dirikan itu senantiasa menjadi pangkal
keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana “( At-taubah 110 )
Ayat ketiga lebih mengarah kepada aspek psikis yang terjadi sekarang. Ayat ini
menjelaskan tentang mereka yang mendirikan bangunan tanpa memikirkan lingkungan
sekitarnya sehingga mereka merasa ragu dan was-was dikarenakan dampak yang terjadi
karena ulah mereka sendiri.
Arsitektur dan alam sekitar yang coba berpadu didalam konsep Green Architecture
juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan yang berkelanjutan, adalah sebuah usaha
dari para praktisi di dunia arsitektur untuk membantu membuat bangunan yang lebih ramah
lingkungan tanpa meninggalkan segi-segi estetis yang menjadi ciri khas arsitektur.
Sebagai bagian dari umat islam yang mempunyai tujuan hidup untuk menjadi
seorang khalifah di muka bumi, maka sudah seharusnya lah kita sebagai seorang calon arsitek
muslim memperhatikan keberlangsungan lingkungan sekitar dalam pembuatan hasil
rancangan kita. Agar kita tidak menjadi seorang arsitek yang berdarah dingin, yang acuh tak
acuh dengan sekitarnya. Al Quran sebagai pedoman hidup sepanjang masa pun ternyata
menunjang hal-hal yang termasuk didalamnya adalah dunia arsitektur.

Berikut ini, beberapa ayat Al Quran yang coba kami tafsirkan dan kaji lebih
dalam akan keterkaitannya dengan arsitektur :
1. Surat Al-Hijr ayat 45-48
“ Sesungguh orang-orang yang bertakwa itu dalam taman-taman surga dan (dekat) mata air
(yang mengalir). Dikatakan kepada mereka, masuklah kedalamnya dengan sejahtera dan
aman. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka, mereka
merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan diatas dipan-dipan, mereka tidak merasa
lelah di dalamnya dan mereka tidak akan dikeluarkan darinya.”
Dalam ayat tersebut menjelaskan suatu bangunan menghadirkan suatu dikelilingi
oleh taman, adanya air mancur dan airnya yang mengalir, serta pepohonan yang bisa dipetik
buahnya. Aliran air sengaja dibuat untuk menciptakan suasana aliran sungai seperti yang
digambarkan di dalam Al-Qur’an. Selain itu bangunan ini juga ramah lingkungan sehingga
tidak menimbulkan efek negatif pada lingkungan sekitarnya.
2. Surat Yunus Ayat 5
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui”
Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa dalam menciptakan bangunan seorang arsitek
harus memikirkan keadaan dan musim bulan dan matahari agar dapat berfungsi sesuai dengan
yang diinginkan, Radiasi panas agar thermal bangunan dapat disesuaikan. Selain itu
pencahayaan yang akan didapatkan bangunan harus juga diperhatikan.
3. Surat Al Fajr Ayat 7
“(yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi” .
Ayat diatas menjelaskan tentang bangunan-bangunan tinggi (pencakar langit) yang
dilakukan oleh penduduk di masa lampau yang pada akhirnya diabadikan dalam ayat-ayat Al
Quran. Bangunan diatas termasuk kedalam jenis bangunan Lighting Architecture, dimana
pencahayaan alami yang didapatkan dari matahari adalah sumber utama energinya yang
kemudian dipergunakan untuk memfasilitasi seluruh aktivitas manusia didalamnya.
Bangunan diatas terletak di Dubai, Uni Emirat Arab.
4. Surat Al Isra Ayat 73
” Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan kami
sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah
kitab yang kami baca.” Katakanlah: “Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang
manusia yang menjadi rasul?”
Kemewahan-kemewahan bangunan rumah yang ditampilkan oleh para pembesar
kerajaan arab saudi beserta anak-anaknya pada zaman sekarang, ternyata bukanlah hal yang
baru. Sebelumnya AlQuran pun pernah menyebutkan. Bahwa ternyata hal ini pun pernah
terjadi pada masa lampau. Tidak ada hal yang menarik dari gambar yang kali ini diposting.
Hanya ingin menanpilkan keterkaitan atas apa yang tertulis dalam Al-Quran dan yang terjadi
pada kehidupan nyata.
BAB II
UNSUR AIR DALAM ARSITEKTUR
2.1 Air

2.1.1 Air dalam Ayat Al-Qur’an

Di dalam kehidupan, air merupakan salah satu elemen terpenting di alam bumi
dan semesta ini. Bukan hanya tumbuhan, hewan hingga manusia, semua elemen yang hidup

di muka bumi ini sangat membutuhkan air di dalam kehidupannya.

Kemudian, berdasarkan hasil sebuah penelitian, diketahui bahwa manusia bisa bertahan hidup

tanpa makanan selama 10 sampai 14 hari . Namun, manusia hanya bisa bertahan tanpa air

hanya 3 sampai 5 hari. Bisa disimpulkan eksistensi air bagi hidup kita sangatlah penting.

Oleh karena itu, maha besar Allah SWT telah memberikan ir dan mengalirkannya ke bumi

dengan segala manfaatnya.

Ayat-ayat tentang air dalam al-Qur’an tidak hanya menggunakan kalimat ‫الماء‬
sebagaimana diurai dalam bab sebelumnya (A.Hamid Hasan Qolay, 1989:65). Beberapa
kalimat yang biasa dipakai juga antara lain, hujan, sungai, awan, laut, mata air dan lainlain.
Setidaknya terdapat lebih dari 200 ayat yang menjelaskan tentang air dalam al- Qur’an.Dari
sekian ayat, air digambarkan memiliki peranan yang vital dalam keberlangsungan makhluk
hidup. Beberapa ayat menjelaskan tentang manfaat air dari sisi penopang kehidupan, sarana
transportasi, spiritual, medis, sumber energi dan lain sebagainya. Sebaliknya terdapat pula
ayat-ayat tentang air dalam al- Qur’an yang menggambarkan sebagai bencana bagi makhluk
hidup. Ayat tentang air dalam al-Qur’an disamping menjelaskan air di alam dunia, juga
melukiskan air dialam akhirat.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menyebutkan kalimat ‫ الماء‬dalam bentuk tabel:

No Surah Ayat Nash


ْ‫ت ِم ْنهُ اثْنَتَا َع ْش َرةَ َع ْينًا َۗ قَد‬ْ ‫صاكَ ْال َح َج َۗ َر فَا ْنفَ َج َر‬َ َ‫َواِ ِذ ا ْستَس ْٰقى ُم ْوسٰ ى ِلقَ ْو ِم ٖه فَقُ ْلنَا اض ِْربْ ِِّبع‬
1 Al-Baqarah 60 ِ ‫ّٰللاِ َو ََل تَ ْعثَ ْوا فِى ْاَلَ ْر‬
َ‫ض ُم ْف ِس ِديْن‬ ‫ق ه‬ِ ‫َاس َّم ْش َربَ ُه ْم َۗ ُكلُ ْوا َوا ْش َرب ُْوا ِم ْن ِ ِّر ْز‬
ٍ ‫َع ِل َم ُك ُّل اُن‬
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami
berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah
daripadanya dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat
minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah dari rezeki (yang
diberikan) Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi
dengan berbuat kerusakan
‫ي فِى ْالبَحْ ِر بِ َما‬ ْ ‫ار َو ْالفُ ْل ِك الَّتِ ْي تَجْ ِر‬
ِ ‫ف الَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِ ََل‬ ِ ‫ت َو ْاَلَ ْر‬ِ ‫ق السَّمٰ ٰو‬ ِ ‫ا َِّن فِ ْي خ َْل‬
‫ث فِ ْي َها ِم ْن ُك ِِّل‬َّ َ‫ض َب ْعدَ َم ْوتِ َها َوب‬َ ‫س َم ۤا ِء ِم ْن َّم ۤاءٍ فَاَحْ يَا ِب ِه ْاَلَ ْر‬ ‫اس َو َما ٓ ا َ ْنزَ َل ه‬
َّ ‫ّٰللاُ ِمنَ ال‬ َ َّ‫يَ ْنفَ ُع الن‬
ِ ‫س َم ۤا ِء َو ْاَلَ ْر‬
ٍ ‫ض َ َٰل ٰي‬
َ‫ت ِ ِّلقَ ْو ٍم يَّ ْع ِقلُ ْون‬ َ ‫ب ْال ُم‬
َّ ‫س َّخ ِر َبيْنَ ال‬ َّ ‫الر ٰيحِ َوال‬
ِ ‫س َحا‬ ِّ ِ ‫ْف‬ ْ َ‫دَ ۤابَّ ٍة ۖ َّوت‬
ِ ‫ص ِري‬

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan


2 siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat
Al-Baqarah 164
bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu
dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan
di dalamnya bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh,
merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang
mengerti.
‫ي َو َم ْن لَّ ْم‬
ْ ٍۚ ِِّ‫ْس ِمن‬
َ ‫ب ِم ْنهُ فَلَي‬ ‫طالُ ْوتُ ِب ْال ُجنُ ْو ِد قَا َل ا َِّن ه‬
َ ‫ّٰللاَ ُم ْبت َ ِل ْي ُك ْم ِبنَ َه ٍۚ ٍر فَ َم ْن ش َِر‬ َ ‫ص َل‬ َ َ‫فَلَ َّما ف‬
‫غ ْرفَةً ۢ ِب َيد ِٖه ٍۚ فَش َِرب ُْوا ِم ْنهُ ا ََِّل قَ ِلي ًَْل ِِّم ْن ُه ْم َۗ فَ َل َّما َج َاوزَ ٗه ه َُو‬ ُ ‫ف‬ ْ ‫َي‬
َ ‫ط َع ْمهُ فَ ِانَّهٗ ِم ِنِّ ْٓي ا ََِّل َم ِن ا ْغت ََر‬
‫ظنُّ ْونَ ا َنَّ ُه ْم ُّم ٰلقُوا ه‬
ٗۙ ِ‫ّٰللا‬ ُ َ‫طاقَةَ لَنَا ْاليَ ْو َم بِ َجالُ ْوتَ َو ُجنُ ْود ِٖه َۗ قَا َل الَّ ِذيْنَ ي‬ َ ‫َوالَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َمعَهٗ ۙٗ قَالُ ْوا ََل‬
َ‫صبِ ِريْن‬ ‫ّٰللاُ َم َع ال ه‬‫ّٰللاِ َۗ َو ه‬ ‫ت فِئَةً َكثِي َْرة ً ۢ ِب ِاذْ ِن ه‬
ْ َ‫غلَب‬َ ‫َك ْم ِِّم ْن فِئ َ ٍة َق ِل ْيلَ ٍة‬

Maka ketika Talut membawa bala tentaranya, dia berkata, “Allah akan
menguji kamu dengan sebuah sungai. Maka barangsiapa meminum
3 Al-Baqarah 249 (airnya), dia bukanlah pengikutku. Dan barangsiapa tidak meminumnya,
maka dia adalah pengikutku kecuali menciduk seciduk dengan tangan.”
Tetapi mereka meminumnya kecuali sebagian kecil di antara mereka.
Ketika dia (Talut) dan orang-orang yang beriman bersamanya
menyeberangi sungai itu, mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada
hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.” Mereka yang meyakini
bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok
kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah
beserta orang-orang yang sabar.
َ ‫ضى ا َ ْو َع ٰلى‬
‫سفَ ٍر ا َ ْو َج ۤا َء‬ ٓ ٰ ‫س ِب ْي ٍل َحتهى ت َ ْغتَ ِسلُ ْوا ََۗوا ِْن ُك ْنت ُ ْم َّم ْر‬َ ‫ي‬ ْ ‫تَقُ ْولُ ْونَ َو ََل ُجنُبًا ا ََِّل َعا ِب ِر‬
‫س ُح ْوا‬ َ ‫ص ِع ْيدًا‬
َ ‫طيِِّبًا فَا ْم‬ َ ‫ا َ َحد ٌ ِ ِّم ْن ُك ْم ِ ِّمنَ ْالغ َۤا ِٕى ِط ا َ ْو ٰل َم ْست ُ ُم ال ِِّن‬
َ ‫س ۤا َء فَلَ ْم ت َِجد ُْوا َم ۤا ًء فَتَيَ َّم ُم ْوا‬
‫ّٰللاَ َكانَ َعفُ ًّوا َغفُ ْو ًرا‬
‫بِ ُو ُج ْو ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم َۗ ا َِّن ه‬

“Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika


kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu
ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam
4 Al-Nisa’ 43
keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi
(mandi junub). Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan
atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,
sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan
debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu)
itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun”
‫س ُح ْوا‬ ِ ِ‫ص ٰلوةِ فَا ْغ ِسلُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم َوا َ ْي ِديَ ُك ْم اِلَى ْال َم َراف‬
َ ‫ق َوا ْم‬ َّ ‫ٰ ٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اِذَا قُ ْمت ُ ْم اِلَى ال‬
َ ‫ضى ا َ ْو َع ٰلى‬
‫سفَ ٍر اَ ْو‬ ٓ ٰ ‫ط َّه ُر ْو َۗا َوا ِْن ُك ْنت ُ ْم َّم ْر‬
َّ ‫ِب ُر ُء ْو ِس ُك ْم َوا َ ْر ُجلَ ُك ْم اِلَى ْال َك ْع َبي َۗ ِْن َوا ِْن ُك ْنت ُ ْم ُجنُبًا فَا‬
‫س ُح ْوا‬ َ ‫ام‬ َ ‫ص ِع ْيدًا‬
ْ َ‫طيِِّبًا ف‬ َ ‫س ۤا َء فَلَ ْم ت َِجد ُْوا َم ۤا ًء فَتَيَ َّم ُم ْوا‬ َ ِّ‫َج ۤا َء ا َ َحدٌ ِ ِّم ْن ُك ْم ِ ِّمنَ ْالغ َۤا ِٕى ِط ا َ ْو ٰل َم ْست ُ ُم ال ِن‬
َ ُ‫ّٰللاُ ِليَجْ عَ َل َعلَ ْي ُك ْم ِ ِّم ْن َح َرجٍ َّو ٰل ِك ْن ي ُِّر ْيد ُ ِلي‬
ٗ‫ط ِِّه َر ُك ْم َو ِليُتِ َّم ِن ْع َمت َه‬ ‫بِ ُو ُج ْو ِه ُك ْم َوا َ ْي ِد ْي ُك ْم ِ ِّم ْنهُ َۗ َما ي ُِر ْيد ُ ه‬
َ‫َعلَ ْي ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُر ْون‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak


melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke
5 siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua
Al-Maidah 6
mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau
dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan
tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, agar kamu bersyukur.”

ِ ِّ ٍۚ ‫ْض ِمنَ الدَّ ْمعِ ِم َّما َع َرفُ ْوا ِمنَ ْال َح‬
‫ق‬ ُ ‫س ْو ِل ت ٰ َٓرى اَ ْعيُنَ ُه ْم ت َ ِفي‬ َّ ‫س ِمعُ ْوا َما ٓ ا ُ ْن ِز َل اِلَى‬
ُ ‫الر‬ َ ‫َواِذَا‬
َ‫ش ِه ِديْن‬‫يَقُ ْولُ ْونَ َربَّنَا ٓ ٰا َم َّنا َفا ْكت ُ ْبنَا َم َع ال ه‬
6 Al-Maidah 83 Dan apabila mereka mendengarkan apa (Al-Qur'an) yang diturunkan
kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air
mata disebabkan kebenaran yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab
mereka sendiri), seraya berkata, “Ya Tuhan, kami telah beriman, maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran
Al-Qur'an dan kenabian Muhammad)
‫َض ًرا نُّ ْخ ِر ُج‬ َ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ٍۚ ًء فَا َ ْخ َرجْ نَا بِ ٖه نَبَاتَ ُك ِِّل‬
ِ ‫ش ْيءٍ فَا َ ْخ َرجْ نَا ِم ْنهُ خ‬ ْٓ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬
َّ ‫ي ا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ُّ ‫الز ْيت ُ ْونَ َو‬
َ‫الر َّمان‬ َّ ‫ب َّو‬ ٍ ‫ان دَانِيَةٌ َّو َجنه‬
ٍ ‫ت ِِّم ْن اَ ْعنَا‬ َ ‫ِم ْنهُ َحبًّا ُّمت ََرا ِكب ًٍۚا َو ِمنَ النَّ ْخ ِل ِم ْن‬
ٌ ‫ط ْل ِع َها قِ ْن َو‬
ٍ ‫ظ ُر ْٓوا ا ِٰلى ث َ َم ِر ٖ ٓه اِذَٓا اَثْ َم َر َو َي ْن ِع ٖه َۗا َِّن فِ ْي ٰذ ِل ُك ْم َ َٰل ٰي‬
َ‫ت ِلِّقَ ْو ٍم يُّؤْ ِمنُ ْون‬ ُ ‫ُم ْشت َ ِب ًها َّو َغ ْي َر ُمتَشَا ِب َۗ ٍه ا ُ ْن‬

“Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan
7 dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan
Al-An’am 99
dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang
kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan
yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan
menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
‫ب ْال َجنَّ ِة ا َ ْن اَفِ ْيض ُْوا َعلَ ْينَا ِمنَ ْال َم ۤا ِء ا َ ْو ِم َّما َرزَ قَ ُك ُم ه‬
‫ّٰللاُ َۗقَالُ ْٓوا ا َِّن‬ َ ‫ص ٰح‬ ْ َ ‫ار ا‬ ِ َّ‫ص ٰحبُ الن‬ْ َ ‫َونَا ٰدٓى ا‬
َ‫ّٰللاَ َح َّر َم ُه َما َعلَى ْال ٰك ِف ِري ْۙٗن‬
‫ه‬

8
Al-A’raf 50 “Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah
(sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan
Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah
mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,”
ْ‫طا ا ُ َم ًم َۗا َوا َ ْو َح ْينَا ٓ ا ِٰلى ُم ْو ٰ ٓسى اِ ِذ ا ْستَس ْٰقىهُ قَ ْو ُم ٗ ٓه ا َ ِن اض ِْرب‬
ً ‫ط ْع ٰن ُه ُم اثْنَت َ ْي َع ْش َرة َ ا َ ْسبَا‬َّ َ‫َوق‬
‫ظلَّ ْلنَا َعلَ ْي ِه ُم‬ ٍ ‫ت ِم ْنهُ اثْنَت َا َع ْش َرة َ َع ْينً َۗا قَدْ َع ِل َم ُك ُّل اُن‬
َ ‫َاس َّم ْش َربَ ُه َۗ ْم َو‬ ْ ‫س‬ َ ‫صاكَ ْال َح َج ٍۚ َر فَا ۢ ْنبَ َج‬ َ ‫ِِّب َع‬
‫ظلَ ُم ْونَا َو ٰل ِك ْن كَانُ ْٓوا‬
َ ‫ت َما َرزَ ْق ٰن ُك َۗ ْم َو َما‬ َ ‫ام َوا َ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْي ِه ُم ْال َم َّن َوالس َّْل ٰو َۗى ُكلُ ْوا ِم ْن‬
ِ ‫ط ِيِّ ٰب‬ َ ‫ْالغَ َم‬
ْ َ‫س ُه ْم ي‬
َ‫ظ ِل ُم ْون‬ َ ُ‫ا َ ْنف‬

Dan Kami membagi mereka menjadi dua belas suku yang masing-masing
9 Al-A’raf 160
berjumlah besar, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya
meminta air kepadanya, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka
memancarlah dari (batu) itu dua belas mata air. Setiap suku telah
mengetahui tempat minumnya masing-masing. Dan Kami naungi mereka
dengan awan dan Kami turunkan kepada mereka mann dan salwa.
(Kami berfirman), “Makanlah yang baik-baik dari rezeki yang telah
Kami berikan kepadamu.” Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi
merekalah yang selalu menzalimi dirinya sendiri.
ٍ ِِّ‫س ْق ٰنهُ ِلبَلَ ٍد َّمي‬
‫ت‬ ُ ‫س َحابًا ثِقَ ًاَل‬ َ ‫ت‬ ْ َّ‫ي َرحْ َمتِ ٖ َۗه َحتٓهى اِذَآ اَقَل‬ ْ َ‫الر ٰي َح بُ ْش ًر ۢا بَيْنَ يَد‬
ِّ ِ ‫ي ي ُْر ِس ُل‬ ْ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬
َ‫ت ك َٰذلِكَ نُ ْخ ِر ُج ْال َم ْو ٰتى لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْون‬ ِ َۗ ‫فَا َ ْنزَ ْلنَا ِب ِه ْال َم ۤا َء فَا َ ْخ َرجْ نَا ِب ٖه ِم ْن ُك ِِّل الث َّ َم ٰر‬
“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira,
mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu
10 membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu
Al-A’raf 163
Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan
hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami
membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran.”
ٓ َ َ‫َّو ََل َعلَى الَّ ِذيْنَ اِذَا َما ٓ اَت َْوكَ ِلتَحْ ِملَ ُه ْم قُ ْلت‬
ُ ‫َل ا َ ِجد ُ َما ٓ اَحْ ِملُ ُك ْم َعلَ ْي ِه ۖت ََولَّ ْوا َّوا َ ْعيُنُ ُه ْم ت َ ِف ْي‬
َ‫ض ِمن‬
َ‫الد َّْمعِ َحزَ نًا ا َ ََّل يَ ِجد ُْوا َما يُ ْن ِفقُ ْو َۗن‬

dan tidak ada (pula dosa) atas orang-orang yang datang kepadamu
11 (Muhammad), agar engkau memberi kendaraan kepada mereka, lalu
At-Taubah 92
engkau berkata, “Aku tidak memperoleh kendaraan untuk
membawamu,” lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran
air mata karena sedih, disebabkan mereka tidak memperoleh apa yang
akan mereka infakkan (untuk ikut berperang)
‫ي الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا‬َ ‫ّٰللاِ َحقًّ َۗا اِنَّهٗ يَ ْبدَ ُؤا ْالخ َْلقَ ث ُ َّم يُ ِع ْيد ُٗه ِليَجْ ِز‬
‫اِلَ ْي ِه َم ْر ِجعُ ُك ْم َج ِم ْيعً َۗا َو ْعدَ ه‬
َ‫ْط َوالَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْوا لَ ُه ْم ش ََرابٌ ِ ِّم ْن َح ِمي ٍْم َّو َعذَابٌ اَ ِل ْي ٌم ۢبِ َما كَانُ ْوا يَ ْكفُ ُر ْون‬ َِۗ ‫ت بِ ْال ِقس‬
ِ ‫ص ِل ٰح‬
‫ال ه‬

Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah
yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan
12 Yunus 4
makhluk kemudian mengulanginya (menghidupkannya kembali setelah
berbangkit), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil. Sedangkan untuk
orang-orang kafir (disediakan) minuman air yang mendidih dan siksaan
yang pedih karena kekafiran mereka.
‫س‬ ُ ‫ض ِم َّما يَأ ْ ُك ُل النَّا‬ ِ ‫ط بِ ٖه نَبَاتُ ْاَلَ ْر‬ ْ َ‫س َم ۤا ِء ف‬
َ َ‫اختَل‬ َّ ‫اِنَّ َما َمث َ ُل ْال َح ٰيوةِ الدُّ ْنيَا َك َم ۤاءٍ ا َ ْنزَ ْل ٰنهُ ِمنَ ال‬
َ َ‫ظ َّن ا َ ْهلُ َها ٓ اَنَّ ُه ْم ٰقد ُِر ْون‬
ٓ ‫ع َل ْي َها ٓ ا َ ٰتى َها‬ َ ‫َت َو‬ َّ ‫ض ُز ْخ ُرفَ َها َو‬
ْ ‫ازيَّن‬ ُ ‫ت ْاَلَ ْر‬ ِ َ‫َو ْاَلَ ْن َعا ُم َۗ َحتٓهى اِذَآ ا َ َخذ‬
13 Yunus 24 َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّك ُر ْون‬
ِ ‫اَل ٰي‬ ِّ ِ َ‫س ك َٰذلِكَ نُف‬
ٰ ْ ‫ص ُل‬ ِ ‫ارا فَ َج َع ْل ٰن َها َح‬
َۗ ِ ‫ص ْيدًا َكا َ ْن لَّ ْم ت َ ْغنَ ِب ْاَلَ ْم‬ ً ‫ا َ ْم ُرنَا لَي ًَْل ا َ ْو نَ َه‬

“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air


(hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-
tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang
dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa
mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya
azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan
(tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum
pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda
(kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.”
‫ض فِ ْي ِست َّ ِة اَي ٍَّام َّو َكانَ َع ْرشُهٗ َعلَى ْال َم ۤا ِء ِليَ ْبلُ َو ُك ْم اَيُّ ُك ْم‬ َ ‫ت َو ْاَلَ ْر‬ ِ ‫ي َخلَقَ السَّمٰ ٰو‬ ْ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬
ِ ‫سنُ َع َم ًَل ََۗولَ ِٕى ْن قُ ْلتَ اِنَّ ُك ْم َّم ْبعُ ْوثُ ْونَ ِم ۢ ْن َب ْع ِد ْال َم ْو‬
‫ت لَ َيقُ ْولَ َّن الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا ا ِْن ٰه ٓذَا ا ََِّل سِحْ ٌر‬ َ ْ‫اَح‬
‫ُّمبِي ٌْن‬

14 Hud 7 “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan
‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang
lebih baik amalnya. Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah),
“Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang
kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah sihir yang nyata””
َ‫س َبق‬ َ َ‫َحت ه ٓى اِذَا َج ۤا َء ا َ ْم ُرنَا َوف‬
َ ‫ار التَّنُّ ْو ۙٗ ُر قُ ْلنَا احْ ِم ْل فِ ْي َها ِم ْن ُك ٍِّل زَ ْو َجي ِْن اثْ َني ِْن َواَ ْهلَكَ ا ََِّل َم ْن‬
‫َعلَ ْي ِه ْالقَ ْو ُل َو َم ْن ٰا َمنَ ََۗو َما ٓ ٰا َمنَ َم َعهٗ ٓ ا ََِّل قَ ِل ْي ٌل‬

Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah


15 Hud 40 memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (kapal
itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan
(juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu
dan (muatkan pula) orang yang beriman.” Ternyata orang-orang
beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit
ِ ‫ص ُمنِ ْي ِمنَ ْال َم ۤا ِء َۗقَا َل ََل َع‬
‫اص َم ْاليَ ْو َم ِم ْن اَ ْم ِر ه‬
‫ّٰللاِ ا ََِّل َم ْن َّر ِح َم ٍَۚو َحا َل‬ ِ ‫ي ا ِٰلى َجبَ ٍل يَّ ْع‬
ْٓ ‫س ٰا ِو‬
َ ‫ا َل‬
َ‫َب ْي َن ُه َما ْال َم ْو ُج َف َكانَ ِمنَ ْال ُم ْغ َرقِيْن‬

Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung


16 Hud 43
yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak
ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang
Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara
keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.
ْ ‫ي ْاَلَ ْم ُر َوا ْست ََو‬
‫ت َعلَى‬ ِ ُ‫ْض ْال َم ۤا ُء َوق‬
َ ‫ض‬ َ ‫س َم ۤا ُء ا َ ْق ِل ِع ْي َو ِغي‬
َ ‫ض ا ْبلَ ِع ْي َم ۤا َء ِك َو َيا‬
ُ ‫َو ِق ْي َل ٰ ٓيا َ ْر‬
‫ي ِ َوقِ ْي َل بُ ْعدًا ِلِّ ْلقَ ْو ِم ال ه‬
َ‫ظ ِل ِميْن‬ ِّ ‫ْال ُج ْو ِد‬

17 Hud 44 Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit
(hujan!) berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah pun
diselesaikan dan kapal itupun berlabuh di atas gunung Judi, dan
dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim”

‫ضا َعةً ََۗو ه‬


ُ‫ّٰللا‬ َ َ ‫غ ٰل ٌم ََۗوا‬
َ ِ‫س ُّر ْوهُ ب‬ ُ ‫سلُ ْوا َو ِاردَهُ ْم فَاَد ْٰلى دَ ْل َو ٗه َۗقَا َل ٰيبُ ْش ٰرى ٰهذَا‬
َ ‫َّارة ٌ فَا َ ْر‬
َ ‫سي‬ ْ ‫ََ َج ۤا َء‬
َ ‫ت‬ ‫و‬
َ‫َع ِل ْي ٌم ۢ ِب َما َي ْع َملُ ْون‬

18 Yusuf 19 Dan datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seorang


pengambil air. Lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, “Oh,
senangnya, ini ada seorang anak muda!” Kemudian mereka
menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan

ٍ ‫ص ْن َو‬
‫ان‬ ِ ‫ان َّو َغي ُْر‬ ٌ ‫ص ْن َو‬ ِ ‫ع َّون َِخ ْي ٌل‬ ٍ ‫ط ٌع ُّمت َٰج ِو ٰرتٌ َّو َجنهتٌ ِ ِّم ْن ا َ ْعنَا‬
ٌ ‫ب َّوزَ ْر‬ َ ِ‫ض ق‬ ِ ‫َوفِى ْاَلَ ْر‬
ٍ ‫ض فِى ْاَلُ ُك َۗ ِل ا َِّن فِ ْي ٰذلِكَ َ َٰل ٰي‬
َ‫ت ِ ِّل َق ْو ٍم يَّ ْع ِقلُ ْون‬ ٍ ‫ض َها َع ٰلى َب ْع‬ َ ‫ض ُل َب ْع‬ ِ ‫يُّس ْٰقى ِب َم ۤاءٍ َّو‬
ِّ ِ َ‫اح ٍۙٗد َّونُف‬

“Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun


19 Ar-Ra’d 4 anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang
tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan
tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada
yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-
orang yang mengerti”
‫ش ْيءٍ ا ََِّل َكبَا ِس ِط َكفَّ ْي ِه اِلَى ْال َم ۤا ِء‬
َ ِ‫ق َوالَّ ِذيْنَ يَدْع ُْونَ ِم ْن د ُْونِ ٖه ََل يَ ْست َِج ْيب ُْونَ لَ ُه ْم ب‬ ِ ِّ َۗ ‫لَهٗ دَع َْوة ُ ْال َح‬
‫ض ٰل ٍل‬
َ ‫ِليَ ْبلُ َغ فَاهُ َو َما ه َُو ِببَا ِل ِغ ٖ َۗه َو َما د ُ َع ۤا ُء ْال ٰك ِف ِريْنَ ا ََِّل فِ ْي‬

“Hanya kepada Allah doa yang benar. Berhala-berhala yang mereka


20 Ar-Ra’d 14 sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan apa pun bagi mereka,
tidak ubahnya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya
ke dalam air agar (air) sampai ke mulutnya. Padahal air itu tidak akan
sampai ke mulutnya. Dan doa orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia
belaka.”
21 Ar-Ra’d 17 َّ ‫ت ا َ ْو ِديَةٌ ۢ بِقَدَ ِرهَا فَاحْ ت َ َم َل ال‬
‫س ْي ُل زَ بَدًا َّرابِيًا ََۗو ِم َّما ي ُْوقِد ُ ْونَ َعلَ ْي ِه‬ َ َ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء ف‬
ْ َ‫سال‬ َّ ‫ا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
َّ ‫اط َل ەَۗ فَا َ َّما‬
ُ ‫الز َبد‬ ‫ار ا ْب ِتغ َۤا َء ِح ْل َي ٍة ا َ ْو َمت َاعٍ زَ َبد ٌ ِِّمثْلُهٗ َۗ ك َٰذلِكَ َيض ِْربُ ه‬
ِ ‫ّٰللاُ ْال َح َّق َو ْال َب‬ ِ َّ‫ِفى الن‬
‫ض ك َٰذلِكَ يَض ِْربُ ه‬
َۗ ‫ّٰللاُ ْاَلَ ْمثَا َل‬ َۗ ِ ‫ث فِى ْاَلَ ْر‬ ُ ‫اس فَيَ ْم ُك‬ َ َّ‫فَيَذْهَبُ ُجفَ ۤا ًء ٍَۚوا َ َّما َما يَ ْنفَ ُع الن‬

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah ia


(air) di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa
buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam
api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti
(buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang yang
benar dan yang batil. Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang
tidak ada gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada
di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.
َ ٍ‫ِ ِّم ْن َّو َر ۤا ِٕى ٖه َج َهنَّ ُم َويُس ْٰقى ِم ْن َّم ۤاء‬
‫ص ِد ْي ٍۙٗد‬

22 Ibrahim 16
di hadapannya ada neraka Jahanam dan dia akan diberi minuman
dengan air nanah
1. ٌ‫ت َو ِم ْن َّو َر ۤا ِٕى ٖه َعذَاب‬ ٍ ‫عهٗ َو ََل يَكَاد ُ يُ ِس ْيغُهٗ َويَأْتِ ْي ِه ْال َم ْوتُ ِم ْن ُك ِِّل َمك‬
ٍ َۗ ِّ‫َان َّو َما ه َُو ِب َم ِي‬ ُ ‫يَّتَ َج َّر‬
ٌ ‫َغ ِل ْي‬
‫ظ‬

2. diteguk-teguknya (air nanah itu) dan dia hampir tidak bisa menelannya
23 Ibrahim 17 dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi
dia tidak juga mati; dan di hadapannya (masih ada) azab yang berat.
3.

ِ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَا َ ْخ َر َج بِ ٖه ِمنَ الثَّ َم ٰر‬


‫ت ِر ْزقًا‬ َ ‫ت َو ْاَلَ ْر‬
َّ ‫ض َوا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬ ْ ‫ََ هّٰللُ الَّ ِذ‬
ِ ‫ي َخلَقَ السَّمٰ ٰو‬ ‫ا‬
َ ‫ي فِى ْال َبحْ ِر ِبا َ ْم ِر ٖه ٍَۚو‬
َ ْ ‫س َّخ َر لَ ُك ُم‬
‫اَل ْن ٰه‬ َ ‫س َّخ َر لَ ُك ُم ْالفُ ْلكَ ِلتَجْ ِر‬
َ ‫لَّ ُك ْم ٍَۚو‬

24 Ibrahim 32 Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air
(hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan
berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah
menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-
Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu.
ِ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَا َ ْس َقي ْٰن ُك ُم ْو ٍۚهُ َو َما ٓ ا َ ْنت ُ ْم لَهٗ ِبخ‬
َ‫َاز ِنيْن‬ َّ ‫الر ٰي َح لَ َواقِ َح فَا َ ْنزَ ْلنَا ِمنَ ال‬
ِّ ِ ‫س ْلنَا‬
َ ‫َوا َ ْر‬

25 Al-Hijr 22 Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu,
dan bukanlah kamu yang menyimpannya.
‫عي ُْو َۗ ٍن‬ ٍ ‫ا َِّن ْال ُمت َّ ِقيْنَ فِ ْي َجنه‬
ُ ‫ت َّو‬

26 Al-Hijr 45
Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam surga-surga
(taman-taman), dan (di dekat) mata air (yang mengalir).
َ ُ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء لَّ ُك ْم ِ ِّم ْنهُ ش ََرابٌ َّو ِم ْنه‬
َ‫ش َج ٌر فِ ْي ِه ت ُ ِس ْي ُم ْون‬ ْٓ ‫ه َُو الَّ ِذ‬
َّ ‫ي ا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬

27 Al-Nahl 10 Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan)
tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu
‫ت ا َِّن ِف ْي ٰذلِكَ َ َٰل َيةً ِِّلقَ ْو ٍم‬
ِ َۗ ‫َاب َو ِم ْن ُك ِِّل الثَّ َم ٰر‬
َ ‫الز ْيت ُ ْونَ َوالنَّ ِخ ْي َل َو ْاَلَ ْعن‬
َّ ‫ع َو‬ َّ ‫يُ ۢ ْن ِبتُ لَ ُك ْم ِب ِه‬
َ ‫الز ْر‬
َ‫يَّت َ َف َّك ُر ْون‬

28 Al-Nahl 11 Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman,
zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang berpikir.

َ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَاَحْ َيا ِب ِه ْاَلَ ْر‬


َ‫ض َب ْعدَ َم ْو ِت َه َۗا ا َِّن فِ ْي ٰذلِكَ َ َٰل َيةً ِ ِّلقَ ْو ٍم يَّ ْس َمعُ ْون‬ َّ ‫ّٰللاُ ا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
‫َو ه‬

Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit dan dengan air itu
29 Al-Nahl 65
dihidupkan-Nya bumi yang tadinya sudah mati. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang mendengarkan (pelajaran)
‫ض َي ۢ ْنب ُْوع ًۙٗا‬
ِ ‫َوقَالُ ْوا لَ ْن نُّؤْ ِمنَ لَكَ َحتهى ت َ ْف ُج َر لَنَا ِمنَ ْاَلَ ْر‬

30 Al-I’sra 90
Dan mereka berkata, “Kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad)
sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami,
‫ط بِ ِه ْم‬َ ‫ار ۙٗا ا َ َحا‬ ‫َوقُ ِل ْال َح ُّق ِم ْن َّربِِّ ُك َۗ ْم فَ َم ْن ش َۤا َء فَ ْليُؤْ ِم ْن َّو َم ْن ش َۤا َء فَ ْليَ ْكفُ ٍۚ ْر اِنَّا ٓ ا َ ْعتَدْنَا ِلل ه‬
ً َ‫ظ ِل ِميْنَ ن‬
‫ت ُم ْرتَفَ ًقا‬ْ ‫س ۤا َء‬ َۗ ‫ش َر‬
َ ‫ابُ َو‬ َ ْ‫س َرا ِدقُ َه َۗا َوا ِْن يَّ ْست َ ِغ ْيث ُ ْوا يُغَاث ُ ْوا ِب َم ۤاءٍ ك َْال ُم ْه ِل يَ ْش ِوى ْال ُو ُج ْو َۗهَ ِبئ‬
َّ ‫س ال‬ ُ
31 Al-Kahfi 29
Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman,
dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.” Sesungguhnya
Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya
mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka
akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah.
(Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling
jelek.
َ ٗ‫صبِ َح َم ۤا ُؤهَا غ َْو ًرا فَلَ ْن ت َ ْست َِط ْي َع لَه‬
‫طلَبًا‬ ْ ُ‫ا َ ْو ي‬

32 Al-Kahfi 41
atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka engkau tidak akan
dapat menemukannya lagi.”
ِ ‫ط ِب ٖه نَ َباتُ ْاَلَ ْر‬
ْ َ ‫ض فَا‬
‫ص َب َح‬ ْ َ‫س َم ۤا ِء ف‬
َ َ‫اختَل‬ َّ ‫َواض ِْربْ لَ ُه ْم َّمث َ َل ْال َح ٰيو ِة الدُّ ْن َيا َك َم ۤاءٍ ا َ ْنزَ ْل ٰنهُ ِمنَ ال‬
َ ‫ّٰللاُ َع ٰلى ُك ِِّل‬
‫ش ْيءٍ ُّم ْقتَد ًِرا‬ ِّ ِ ُ‫َه ِش ْي ًما تَذْ ُر ْوه‬
‫الر ٰي ُح ََۗو َكانَ ه‬
Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia
33 Al-Kahfi 45 ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga
menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan)
itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu.
‫س َم ۤا ِء َم ۤا َۗ ًء فَا َ ْخ َرجْ نَا بِ ٖ ٓه‬
َّ ‫سب ًَُل َّوا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ُ ‫سلَكَ لَ ُك ْم فِ ْي َها‬
َ ‫ض َم ْهدًا َّو‬ ْ ‫الَّ ِذ‬
َ ‫ي َجعَ َل لَ ُك ُم ْاَلَ ْر‬
‫شتهى‬ ٍ ‫ا َ ْز َوا ًجا ِ ِّم ْن نَّبَا‬
َ ‫ت‬

34 Taha 53 (Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan
menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air
(hujan) dari langit.” Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan
itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan.
ٍ‫ش ْيء‬ َ ‫ض كَانَتَا َرتْقًا فَفَت َ ْق ٰن ُه َم َۗا َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َم ۤا ِء ُك َّل‬ ِ ‫ا َ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا ا َ َّن السَّمٰ ٰو‬
َ ‫ت َو ْاَلَ ْر‬
َ‫ي ٍ اَ َف ََل يُؤْ ِمنُ ْون‬
ِّ َۗ ‫َح‬

35 Al-Anbiya’ 30 Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air;
maka mengapa mereka tidak beriman?
ْ ُّ‫ب ث ُ َّم ِم ْن ن‬
‫طفَ ٍة ث ُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ث ُ َّم‬ ِ ‫ب ِ ِّمنَ ْال َب ْع‬
ٍ ‫ث فَ ِانَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِ ِّم ْن ت ُ َرا‬ ٍ ‫اس ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ِف ْي َر ْي‬ ُ َّ‫ٰ ٓياَيُّ َها الن‬
ٓ
‫س ًّمى ث ُ َّم‬َ ‫ضغَ ٍة ُّم َخلَّقَ ٍة َّو َغي ِْر ُم َخلَّقَ ٍة ِلِّنُبَيِِّنَ لَ ُك َۗ ْم َونُ ِق ُّر فِى ْاَلَ ْر َح ِام َما نَش َۤا ُء ا ِٰلى اَ َج ٍل ُّم‬ ْ ‫ِم ْن ُّم‬
‫شدَّ ُك ٍۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن ُّيت ََوفهى َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن ي َُّردُّ ا ٰ ِٓلى اَ ْرذَ ِل ْالعُ ُم ِر ِل َكي ََْل‬
ُ َ ‫نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف ًَل ث ُ َّم ِلتَ ْبلُغُ ْٓوا ا‬
‫َت‬ ْ ‫ت َوا َ ۢ ْن َبت‬ْ ‫ت َو َر َب‬ ْ ‫َامدَةً فَ ِاذَآ ا َ ْنزَ ْلنَا َع َل ْي َها ْال َم ۤا َء ا ْهت ََّز‬
ِ ‫ضه‬ َ ‫شيْـًٔ َۗا َوت ََرى ْاَلَ ْر‬ َ ‫يَ ْع َل َم ِم ۢ ْن بَ ْع ِد ِع ْل ٍم‬
ٍ‫ِم ْن ُك ِِّل زَ ْو ۢجٍ بَ ِهيْج‬

Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka


sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
36 Al- Hajj 5
jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut
kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur)
kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai
usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang
telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan
menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan)
yang indah.

َۗ ُ ‫ط ْو ِن ِه ْم َو ْال ُجلُ ْود‬


ُ ُ‫ص َه ُر بِ ٖه َما فِ ْي ب‬
ْ ُ‫ي‬

37 Al- Hajj 20
Dengan (air mendidih) itu akan dihancurluluhkan apa yang ada dalam
perut dan kulit mereka.
ٍۚ ‫ْف َخبِي ٌْر‬ ‫ض َّر َۗةً ا َِّن ه‬
ٌ ‫ّٰللاَ لَ ِطي‬ َ ‫ض ُم ْخ‬ ْ ُ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ۖ ًء فَت‬
ُ ‫صبِ ُح ْاَلَ ْر‬ ‫اَلَ ْم ت ََر ا َ َّن ه‬
َّ ‫ّٰللاَ ا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬

38 Al- Hajj 63 Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air (hujan)
dari langit, sehingga bumi menjadi hijau? Sungguh, Allah Mahahalus,
Maha Mengetahui.
ٍ ۢ ‫ض َواِنَّا َع ٰلى ذَهَا‬
ٍۚ َ‫ب بِ ٖه لَ ٰقد ُِر ْون‬ ۖ ِ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ۢ ًء ِبقَدَ ٍر فَا َ ْس َكنههُ فِى ْاَلَ ْر‬
َّ ‫َوا َ ْنزَ ْلنَا ِمنَ ال‬

39 Al-Mukminun 18 Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami
jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa
melenyapkannya.
َ َ‫صنَعِ ْالفُ ْلكَ ِبا َ ْعيُ ِننَا َو َوحْ ِينَا فَ ِاذَا َج ۤا َء ا َ ْم ُرنَا َوف‬
‫ار الت َّ ُّن ْو ۙٗ ُر فَا ْسلُ ْك ِف ْي َها ِم ْن ُك ٍِّل‬ ْ ‫فَا َ ْو َح ْينَا ٓ اِلَ ْي ِه ا َ ِن ا‬
‫ظلَ ُم ْو ٍۚا اِنَّ ُه ْم‬ ِ ‫سبَقَ َعلَ ْي ِه ْالقَ ْو ُل ِم ْن ُه ٍۚ ْم َو ََل تُخ‬
َ َ‫َاط ْبنِ ْي فِى الَّ ِذيْن‬ َ ‫زَ ْو َجي ِْن اثْنَي ِْن َوا َ ْهلَكَ ا ََِّل َم ْن‬
َ‫ُّم ْغ َرقُ ْون‬

Lalu Kami wahyukan kepadanya, “Buatlah kapal di bawah pengawasan


dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur
40 Al-Mukminun 27
(dapur) telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam (kapal) itu
sepasang-sepasang dari setiap jenis, juga keluargamu, kecuali orang
yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka.
Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang
zalim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.

ِ ‫َو َج َع ْلنَا ابْنَ َم ْر َي َم َوا ُ َّم ٗ ٓه ٰا َيةً َّو ٰا َوي ْٰن ُه َما ٓ ا ِٰلى َرب َْوةٍ ذَا‬
‫ت قَ َر ٍار َّو َم ِعي ٍْن‬

Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai
41 Al-Mukminun 50
suatu bukti yang nyata bagi (kebesaran Kami), dan Kami melindungi
mereka di sebuah dataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang dan
banyak buah-buahan) dengan mata air yang mengalir
َ ُ‫ظ ْم ٰانُ َم ۤا َۗ ًء َحتٓهى اِذَا َج ۤا َء ٗه لَ ْم َي ِجدْه‬
َ‫شيْـًٔا َّو َو َجد‬ َّ ‫سبُهُ ال‬ َ ‫َوالَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا ا َ ْع َمالُ ُه ْم َك‬
ٍ ۢ ‫س َرا‬
َ ْ‫ب ِب ِق ْي َع ٍة يَّح‬
ٗۙ ‫ب‬
ِ ‫سا‬َ ‫س ِر ْي ُع ْال ِح‬ ‫سا َبهٗ َۗ َو ه‬
َ ُ‫ّٰللا‬ َ ‫ّٰللاَ ِع ْندَ ٗه فَ َوفهىهُ ِح‬
‫ه‬

Dan orang-orang yang kafir, amal perbuatan mereka seperti


42 Al-Nur 39 fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang
yang dahaga, tetapi apabila (air) itu didatangi tidak ada apa pun. Dan
didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan
kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna dan Allah sangat
cepat perhitungan-Nya.
‫طنِ ٖ ٍۚه َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن َّي ْم ِش ْي َع ٰلى ِرجْ لَي ٍۚ ِْن‬
ْ َ‫ّٰللاُ َخلَقَ ُك َّل دَ ۤابَّ ٍة ِ ِّم ْن َّم ۤا ٍۚ ٍء فَ ِم ْن ُه ْم َّم ْن يَّ ْم ِش ْي َع ٰلى ب‬
‫َو ه‬
َ ‫ّٰللاَ َع ٰلى ُك ِِّل‬
‫ش ْيءٍ َق ِدي ٌْر‬ ‫َو ِم ْن ُه ْم َّم ْن يَّ ْم ِش ْي َع ٰ ٓلى ا َ ْربَ َۗعٍ يَ ْخلُ ُق ه‬
‫ّٰللاُ َما يَش َۤا َۗ ُء ا َِّن ه‬

Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada
43 Al-Nur 45
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki,
sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.
َ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء‬
ٗۙ ‫ط ُه ْو ًرا‬ ْ َ‫الر ٰي َح بُ ْش ًر ۢا َبيْنَ َيد‬
َّ ‫ي َرحْ َم ِت ٖ ٍۚه َوا َ ْنزَ ْلنَا ِمنَ ال‬ ِّ ِ ‫س َل‬ ْٓ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬
َ ‫ي اَ ْر‬

44 Al-Furqan 48 Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit
air yang sangat bersih,

َّ ‫ِلِّنُحْ ي ِ َ بِ ٖه بَ ْلدَة ً َّم ْيتًا َّونُ ْس ِقيَهٗ ِم َّما َخلَ ْقنَا ٓ اَ ْنعَا ًما َّواَنَا ِس‬
‫ي َك ِثي ًْرا‬

45 Al-Furqan 49 agar (dengan air itu) Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus),
dan Kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami
ciptakan, (berupa) hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak
‫ص ْه ًر َۗا َو َكانَ َربُّكَ قَ ِدي ًْرا‬ َ َ‫ي َخلَقَ ِمنَ ْال َم ۤا ِء بَش ًَرا فَ َجعَلَهٗ ن‬
ِ ‫سبًا َّو‬ ْ ‫َوه َُو الَّ ِذ‬

46 Al-Furqan 54 Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan
manusia itu (mempunyai) keturunan dan musaharah dan Tuhanmu
adalah Mahakuasa.
ٍۚ ‫قَا َل ٰهذ ِٖه نَاقَةٌ لَّ َها ِش ْربٌ َّولَ ُك ْم ِش ْربُ يَ ْو ٍم َّم ْعلُ ْو ٍم‬

47 Asy-Syu’ara’ 155 Dia (Saleh) menjawab, “Ini seekor unta betina, yang berhak
mendapatkan (giliran) minum, dan kamu juga berhak mendapatkan
minum pada hari yang ditentukan.
َ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَا َ ۢ ْن َبتْنَا ِب ٖه َحدَ ۤا ِٕىقَ ذَاتَ َب ْه َج ٍۚ ٍة َما َكان‬َّ ‫ض َوا َ ْنزَ َل لَ ُك ْم ِ ِّمنَ ال‬ َ ‫ت َو ْاَلَ ْر‬ ِ ‫ا َ َّم ْن َخلَقَ السَّمٰ ٰو‬
َ ‫لَ ُك ْم ا َ ْن ت ُ ۢ ْنبِت ُ ْوا‬
‫ش َج َره ََۗا َءا ِٰلهٌ َّم َع ه‬
َۗ َ‫ّٰللاِ َۗبَ ْل ُه ْم قَ ْو ٌم يَّ ْع ِدلُ ْون‬

Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dan yang
48 Al-Namal 60 menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu kebun-kebun yang berpemandangan indah? Kamu tidak akan mampu
menumbuhkan pohon-pohonnya. Apakah di samping Allah ada tuhan
(yang lain)? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang
(dari kebenaran).
‫ض ِم ۢ ْن َب ْع ِد َم ْو ِت َها لَ َيقُ ْولُ َّن ه‬
ُ ‫ّٰللاُ ۙٗقُ ِل ْال َح ْمد‬ َ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَاَحْ َيا ِب ِه ْاَلَ ْر‬
َّ ‫سا َ ْلت َ ُه ْم َّم ْن نَّ َّز َل ِمنَ ال‬
َ ‫َولَ ِٕى ْن‬
َ‫ِ هّٰللِ َۗبَ ْل ا َ ْكث َ ُر ُه ْم ََل َي ْع ِقلُ ْون‬

Dan jika kamu bertanya kepada mereka, ”Siapakah yang menurunkan


49 Al-Ankabut 63
air dari langit lalu dengan (air) itu dihidupkannya bumi yang sudah
mati?” Pasti mereka akan menjawab, ”Allah.” Katakanlah, ”Segala puji
bagi Allah,” tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti.

ٍۚ ‫س ٰللَ ٍة ِِّم ْن َّم ۤاءٍ َّم ِهي ٍْن‬


ُ ‫ث ُ َّم َجعَ َل نَ ْسلَهٗ ِم ْن‬

50 Al-Sajdah 8
kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air
mani)
ُ ُ‫ض ْال ُج ُر ِز فَنُ ْخ ِر ُج ِب ٖه زَ ْرعًا ت َأ ْ ُك ُل ِم ْنهُ ا َ ْن َعا ُم ُه ْم َوا َ ْنف‬
‫س ُه َۗ ْم‬ ِ ‫س ْو ُق ْال َم ۤا َء اِلَى ْاَلَ ْر‬
ُ َ‫اَ َولَ ْم يَ َر ْوا اَنَّا ن‬
ِ ‫اَفَ ََل يُب‬
َ‫ْص ُر ْون‬

Dan tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami mengarahkan (awan


51 Al-Sajdah 27 yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan
(dengan air hujan itu) tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak
mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka mengapa
mereka tidak memperhatikan?

‫ث ُ َّم ا َِّن لَ ُه ْم َعلَ ْي َها لَش َْوبًا ِ ِّم ْن َح ِمي ٍٍْۚم‬

52 As-Saffat 67
Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat
minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas

ِ َ‫س ۢ ٌل ب‬
ٌ‫ارد ٌ َّوش ََراب‬ َ َ‫ض ِب ِرجْ ل ٍِۚكَ ٰهذَا ُم ْغت‬
ْ ‫ا ُ ْر ُك‬
53 Sad 42 Allah berfirman), “Hentakkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk
mandi dan untuk minum.
ٌ ٗۙ ‫ٰهذَ ۙٗا فَ ْليَذ ُ ْوقُ ْوهُ َح ِم ْي ٌم َّو َغس‬
‫َّاق‬

54 Sad 57
Inilah (azab neraka), maka biarlah mereka merasakannya, (minuman
mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin,
‫ض ث ُ َّم ي ُْخ ِر ُج ِب ٖه زَ ْرعًا ُّم ْختَ ِلفًا‬
ِ ‫سلَكَهٗ َينَا ِب ْي َع ِفى ْاَلَ ْر‬ َ َ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء ف‬ ‫اَلَ ْم ت ََر ا َ َّن ه‬
َّ ‫ّٰللاَ ا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ِ ‫طا ًما َۗا َِّن فِ ْي ٰذلِكَ لَ ِذ ْك ٰرى َِلُو ِلى ْاَلَ ْلبَا‬
‫ب‬ ْ ‫ا َ ْل َوانُهٗ ث ُ َّم يَ ِه ْي ُج فَت َٰرىهُ ُم‬
َ ‫صفَ ًّرا ث ُ َّم َيجْ عَلُهٗ ُح‬

Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari


55 Az-Zumar 21 langit, lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian
dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-
macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal sehat.
ُ ‫ِ ِّر ْزقًا ِلِّ ْل ِع َبا ِۙٗد َواَحْ َي ْينَا ِب ٖه َب ْلدَة ً َّم ْيتً َۗا ك َٰذلِكَ ْال ُخ ُر ْو‬
‫ج‬

56 Qaf 11 (sebagai) rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan
(air) itu negeri yang mati (tandus). Seperti itulah terjadinya kebangkitan
(dari kubur).
ٍ ‫َونَبِِّئْ ُه ْم ا َ َّن ْال َم ۤا َء قِ ْس َمةٌ ۢ بَ ْينَ ُه ٍۚ ْم ُك ُّل ِش ْر‬
َ َ ‫ب ُّمحْ ت‬
‫ض ٌر‬

57 Al-Qamar 28 Dan beritahukanlah kepada mereka bahwa air itu dibagi di antara
mereka (dengan unta betina itu); setiap orang berhak mendapat giliran
minum.

َ‫ي ت َ ْش َرب ُْو َۗن‬


ْ ‫اَفَ َر َء ْيت ُ ُم ْال َم ۤا َء الَّ ِذ‬
58 Al-Waqiah 68
Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?
‫ض بَ ْعدَ َم ْو ِت َه َۗا ا َِّن‬ ٖ ْ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَيُح‬
َ ‫ي بِ ِه ْاَلَ ْر‬ َ ‫َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖه ي ُِر ْي ُك ُم ْالبَ ْرقَ خ َْوفًا َّو‬
َّ ‫ط َمعًا َّويُن ِ َِّز ُل ِمنَ ال‬
ٍ ‫فِ ْي ٰذلِكَ َ َٰل ٰي‬
َ‫ت ِلِّقَ ْو ٍم يَّ ْع ِقلُ ْون‬

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya, Dia memperlihatkan kilat


59 Al-Rum 15
kepadamu untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya
bumi setelah mati (kering). Sungguh, pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengerti
‫ِلِّنُ ْخ ِر َج ِب ٖه َحبًّا َّو َن َبات ً ۙٗا‬

60 An-Naba 15
untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman,
َ ‫ص َب ْبنَا ْال َم ۤا َء‬
‫صب ًّۙٗا‬ َ ‫اَنَّا‬
61 ‘Abasa 25
Kamilah yang telah mencurahkan air melimpah (dari langit)
‫اريَ ِۙٗة‬
ِ ‫طغَا ْال َم ۤا ُء َح َم ْل ٰن ُك ْم فِى ْال َج‬
َ ‫اِنَّا لَ َّما‬

62 Al- Haqqah 11
Sesungguhnya ketika air naik (sampai ke gunung), Kami membawa
(nenek moyang) kamu ke dalam kapal,
‫اَلَ ْم ن َْخلُ ْق ُّك ْم ِ ِّم ْن َّم ۤاءٍ َّم ِهي ۙٗ ٍْن‬
63 Al-Mursalat 20
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani)
‫س َم ۤا ِء َم ۤا َۗ ًء فَا َ ْخ َرجْ نَا ِب ٖ ٓه‬
َّ ‫سب ًَُل َّوا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ُ ‫سلَكَ لَ ُك ْم فِ ْي َها‬
َ ‫ض َم ْهدًا َّو‬ ْ ‫الَّذ‬
َ ‫ِي َج َع َل لَ ُك ُم ْاَلَ ْر‬
‫شتهى‬ ٍ ‫ا َ ْز َوا ًجا ِ ِّم ْن نَّ َبا‬
َ ‫ت‬

64 Taha 53 Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan
menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air
(hujan) dari langit.” Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan
itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan.
‫س َم ۤا ِء َم ۤا َۗ ًء فَا َ ْخ َرجْ نَا ِب ٖ ٓه‬
َّ ‫سب ًَُل َّوا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ُ ‫سلَكَ لَ ُك ْم ِف ْي َها‬
َ ‫ض َم ْهدًا َّو‬ ْ ‫الَّ ِذ‬
َ ‫ي َج َع َل لَ ُك ُم ْاَلَ ْر‬
‫شتهى‬ ٍ ‫ا َ ْز َوا ًجا ِ ِّم ْن نَّبَا‬
َ ‫ت‬

65 Ar-Rum 24 (Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan
menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang menurunkan air
(hujan) dari langit.” Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air hujan
itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan.
َّ ‫ي ا َ ْن ت َِم ْيدَ بِ ُك ْم َو َب‬
‫ث فِ ْي َها ِم ْن ُك ِِّل‬ َ ‫ض َر َوا ِس‬ ِ ‫ت بِ َغي ِْر َع َم ٍد ت ََر ْو َن َها َوا َ ْل ٰقى فِى ْاَلَ ْر‬ ِ ‫َخلَقَ السَّمٰ ٰو‬
‫س َم ۤا ِء َم ۤا ًء فَا َ ۢ ْنبَتْنَا فِ ْي َها ِم ْن ُك ِِّل زَ ْوجٍ ك َِري ٍْم‬
َّ ‫دَ ۤابَّ َۗ ٍة َواَ ْنزَ ْلنَا ِمنَ ال‬

Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan


66 Luqman 10
Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi)
tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala
macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami
turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala
macam tumbuh-tumbuhan yang baik.
‫ض َب ْعدَ َم ْو ِت َها‬ ٍ ‫س َم ۤا ِء ِم ْن ِ ِّر ْز‬
َ ‫ق فَاَحْ َيا ِب ِه ْاَلَ ْر‬ ‫ار َو َما ٓ ا َ ْنزَ َل ه‬
َّ ‫ّٰللاُ ِمنَ ال‬ ِ ‫ف الَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬ ْ ‫َو‬
ِ ‫اخ ِت ََل‬
َ‫الر ٰيحِ ٰا ٰيتٌ ِلِّقَ ْو ٍم يَّ ْع ِقلُ ْون‬
ِّ ِ ‫ْف‬ ِ ‫ص ِري‬ْ َ ‫َوت‬

67 Al-Jasiyah 5 dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah
dari langit lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati
(kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti
‫ار يَ ْش َرب ُْونَ ِم ْن كَأ ْ ٍس َكانَ ِمزَ ا ُج َها كَافُ ْو ًر ٍۚا‬
َ ‫ا َِّن ْاَلَب َْر‬

68 Al-Insan 5
Sungguh, orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas
(berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur,
َۗ ً ‫س هوىكَ َر ُج‬
‫َل‬ ْ ‫ب ث ُ َّم ِم ْن ُّن‬
َ ‫طفَ ٍة ث ُ َّم‬ ْ ‫احبُهٗ َوه َُو يُ َحا ِو ُر ٗ ٓه ا َ َكفَ ْرتَ بِالَّذ‬
ٍ ‫ِي َخلَقَكَ ِم ْن ت ُ َرا‬ ِ ‫ص‬َ ٗ‫قَا َل لَه‬

Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya sambil bercakap-cakap


69 Al-Kahfi 37
dengannya, “Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan
engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan
engkau seorang laki-laki yang sempurna?
ْ ُ‫ث ُ َّم َجعَ ْل ٰنهُ ن‬
ۖ ‫طفَةً فِ ْي قَ َر ٍار َّم ِكي ٍْن‬

70 Al-Mu’minun 13
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).
‫س ْونَا ْال ِع ٰظ َم لَحْ ًما ث ُ َّم‬
َ ‫ضغَةَ ِع ٰظ ًما فَ َك‬
ْ ‫ضغَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال ُم‬ ْ ‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُم‬ ْ ُّ‫ث ُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬
َ‫سنُ ْالخَا ِل ِقي َْۗن‬
َ ْ‫ّٰللاُ اَح‬
‫اركَ ه‬ َ ‫ا َ ْنشَأ ْ ٰنهُ خ َْل ًقا ٰاخ َۗ ََر فَتَ َب‬

Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu
71 Al-Mu’minun 14 yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang
(berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.
‫ض ُع ا ََِّل‬ َ َ ‫طفَ ٍة ث ُ َّم َج َعلَ ُك ْم ا َ ْز َوا ًج َۗا َو َما تَحْ ِم ُل ِم ْن اُ ْن ٰثى َو ََل ت‬
ْ ُّ‫ب ث ُ َّم ِم ْن ن‬
ٍ ‫ّٰللاُ َخلَقَ ُك ْم ِ ِّم ْن ت ُ َرا‬
‫َو ه‬
‫ب ا َِّن ٰذلِكَ َعلَى ه‬
‫ّٰللاِ يَ ِسي ٌْر‬ ٍ َۗ ‫ع ُم ِر ٖ ٓه ا ََِّل فِ ْي ِك ٰت‬
ُ ‫ص ِم ْن‬ُ ‫بِ ِع ْل ِم ٖ َۗه َو َما يُعَ َّم ُر ِم ْن ُّمعَ َّم ٍر َّو ََل يُ ْن َق‬

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
72 Fatir 11
Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan,
melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur
seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah
ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian itu
mudah bagi Allah.

ْ ُّ‫سانُ اَنَّا َخلَ ْق ٰنهُ ِم ْن ن‬


ِ ‫ط َف ٍة فَ ِاذَا ه َُو خ‬
‫َص ْي ٌم ُّم ِبي ٌْن‬ ِ ْ ‫ا َ َولَ ْم َي َر‬
َ ‫اَل ْن‬

73 Yasin 77
Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari
setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata!

َّ‫ب ُثمَّ ِم ْن ُّن ْط َف ٍة ُثمَّ ِم ْن عَ َل َق ٍة ُثمَّ ي ُْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف ًَل ُثمَّ ِلتَ ْب ُل ُغ ٓ ْوا اَ ُشدَّ ُك ْم ُثم‬ ٍ ‫ي َخ َل َق ُك ْم ِ ِّم ْن تُ َرا‬ ْ ‫ه َُو ا َّل ِذ‬
َ‫ِلتَ ُك ْو ُن ْوا ُشي ُْو ًخا ٍَۚو ِم ْن ُك ْم َّم ْن ُّيت ََو هفى ِم ْن َق ْب ُل َو ِلتَ ْب ُل ُغ ٓ ْوا اَ َج ًَل ُّمسَ ًّمى َّو َلع َ َّل ُك ْم تَعْ ِق ُل ْون‬

Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani,


74 Gafir 67 lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang
anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi
di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat
demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar
kamu mengerti.
ۢ
َ ‫شدُّ قَس َْوة ً َۗ َوا َِّن ِمنَ ْال ِح َج‬
ُ‫ار ِة لَ َما َيتَفَ َّج ُر ِم ْنه‬ َ َ ‫ار ِة ا َ ْو ا‬ َ ‫ت قُلُ ْو ُب ُك ْم ِ ِّم ْن َب ْع ِد ٰذلِكَ فَ ِه‬
َ ‫ي ك َْال ِح َج‬ َ َ‫ث ُ َّم ق‬
ْ ‫س‬
ُ‫ّٰللا‬ ‫ط ِم ْن َخ ْشيَ ِة ه‬
‫ّٰللاِ ََۗو َما ه‬ ُ ‫شقَّ ُق فَيَ ْخ ُر ُج ِم ْنهُ ْال َم ۤا ُء ََۗوا َِّن ِم ْن َها لَ َما َي ْه ِب‬
َّ ‫ْاَلَ ْنهٰ ُر َۗ َوا َِّن ِم ْن َها لَ َما َي‬
َ‫بِغَافِ ٍل َع َّما ت َ ْع َملُ ْون‬

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga (hatimu) seperti


75 Al-Baqarah 74
batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-
sungai yang (airnya) memancar daripadanya. Ada pula yang terbelah
lalu keluarlah mata air daripadanya. Dan ada pula yang meluncur jatuh
karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa
yang kamu kerjakan.
ٗۙ ‫عي ُْو ٍن‬ ٍ ‫فَا َ ْخ َرجْ ٰن ُه ْم ِ ِّم ْن َجنه‬
ُ ‫ت َّو‬

76 Asy-Syu’ara’ 57
Kemudian, Kami keluarkan mereka (Fir‘aun dan kaumnya) dari taman-
taman dan mata air,
‫عي ُْو ٍۚ ٍن‬ ٍ ‫َو َجنه‬
ُ ‫ت َّو‬
77 Asy-Syu’ara’ 134
dan kebun-kebun, dan mata air,
ٗۙ ‫عي ُْو ٍن‬ ٍ ‫ي َجنه‬
ُ ‫ت َّو‬ ْ
78 Asy-Syu’ara’ 147
di dalam kebun-kebun dan mata air,
‫اس يَ ْسقُ ْونَ ەۖ َو َو َجدَ ِم ْن د ُْونِ ِه ُم ْام َراَتَي ِْن تَذُ ْو ٰد ٍۚ ِن‬ ِ َّ‫َولَ َّما َو َردَ َم ۤا َء َمدْيَنَ َو َجدَ َعلَ ْي ِه ا ُ َّمةً ِِّمنَ الن‬
َ ‫الر َع ۤا ُء َواَب ُْونَا‬
‫ش ْي ٌخ َكبِي ٌْر‬ ِّ ِ ‫صد َِر‬ْ ُ‫َطبُ ُك َما َۗقَالَت َا ََل نَ ْس ِق ْي َحتهى ي‬ ْ ‫قَا َل َما خ‬

Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di
sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan
79 Al-Qasas 23 dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan
sedang menghambat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, “Apakah
maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua (perempuan) itu menjawab,
“Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum
penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah
kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.”
‫ب َّوفَ َّج ْرنَا فِ ْي َها ِمنَ ْالعُي ُْو ۙٗ ِن‬ ٍ ‫َو َجعَ ْلنَا فِ ْي َها َجنه‬
ٍ ‫ت ِ ِّم ْن نَّ ِخ ْي ٍل َّواَ ْعنَا‬

80 Yasin 34
Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur
dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,
‫عي ُْو ۙٗ ٍن‬ ٍ ‫َك ْم ت ََر ُك ْوا ِم ْن َجنه‬
ُ ‫ت َّو‬

81 Ad-Dukhan 25
Betapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka
tinggalkan,
ٗۙ ‫عي ُْو ٍن‬ ٍ ‫فِ ْي َجنه‬
ُ ‫ت َّو‬
82 Ad-Dukhan 52
(yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air,
1. ٍۚ ‫عي ُْونًا فَ ْالتَقَى ْال َم ۤا ُء َع ٰ ٓلى ا َ ْم ٍر قَدْ قُد َِر‬ َ ‫َّوفَ َّج ْرنَا ْاَلَ ْر‬
ُ ‫ض‬
2.

83 Al-Qamar 12
Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-
air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah
ditetapkan.
‫فِ ْي ِه َما َعي ْٰن ِن تَجْ ِر ٰي ٍۚ ِن‬
84 Ar-Rahman 50
Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang memancar.
‫فِ ْي ِه َما َعي ْٰن ِن نَضَّا َخ ٰت ٍۚ ِن‬
85 Ar-Rahman 66
Di dalam keduanya (surga itu) ada dua buah mata air yang memancar
ُ ‫ا َِّن ْال ُمتَّ ِقيْنَ فِ ْي ِظ ٰل ٍل َّو‬
‫عي ُْو ۙٗ ٍن‬

86 Al-Mursalat 41
Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan
surga yang teduh) dan (di sekitar) mata air,
‫ا َ ْخ َر َج ِم ْن َها َم ۤا َءهَا َو َم ْرعٰ ى َه ۖا‬

87 An-Nazi’at 31
Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya.
‫اري ْۙٗقَ َوكَأ ْ ٍس ِ ِّم ْن َّم ِعي ۙٗ ٍْن‬ ٍ ‫بِا َ ْك َوا‬
ِ َ‫ب َّواَب‬
88 Al-Waqi’ah 18 dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang
diambil dari air yang mengalir,
‫صبَ َح َم ۤا ُؤ ُك ْم غ َْو ًرا فَ َم ْن يَّأْتِ ْي ُك ْم ِب َم ۤاءٍ َّم ِعي ٍْن‬
ْ َ ‫قُ ْل ا َ َر َء ْيت ُ ْم ا ِْن ا‬

89 Al- Mulk 30 Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika sumber air


kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang
mengalir?”
َ‫ار يُ ْس َج ُر ْو ٍۚن‬
ِ َّ‫ِفى ْال َح ِمي ِْم ەۙٗ ث ُ َّم ِفى الن‬
90 Gafir 72
ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api

َۗ ‫َكغ َْلي ِ ْال َح ِمي ِْم‬


91 Ad-Dukhan 46
seperti mendidihnya air yang sangat panas.
ِ ‫صب ُّْوا فَ ْوقَ َرأْ ِس ٖه ِم ْن َعذَا‬
‫ب ْال َح ِمي َِْۗم‬ ُ ‫ث ُ َّم‬

92 Ad-Dukhan 48
kemudian tuangkanlah di atas kepalanya azab (dari) air yang sangat
panas.”
‫َمث َ ُل ْال َجنَّ ِة الَّتِ ْي ُو ِعدَ ْال ُمتَّقُ ْونَ َۗفِ ْي َها ٓ ا َ ْنهٰ ٌر ِ ِّم ْن َّم ۤاءٍ َغي ِْر ٰا ِس ٍۚ ٍن َوا َ ْنهٰ ٌر ِِّم ْن لَّبَ ٍن لَّ ْم يَتَغَي َّْر‬
ِ ‫صفًّى ََۗولَ ُه ْم فِ ْي َها ِم ْن ُك ِِّل الثَّ َم ٰر‬
‫ت‬ َ ‫س ٍل ُّم‬ َ ‫ش ِر ِبيْنَ ەٍۚ َوا َ ْنهٰ ٌر ِ ِّم ْن َع‬ ‫ط ْع ُمهٗ ٍَۚوا َ ْنهٰ ٌر ِ ِّم ْن َخ ْم ٍر لَّذَّةٍ ِلِّل ه‬
َ
‫ط َع اَ ْم َع ۤا َء ُه ْم‬
َّ ‫سقُ ْوا َم ۤا ًء َح ِم ْي ًما َف َق‬
ُ ‫ار َو‬ ِ ‫َو َم ْغ ِف َرة ٌ ِ ِّم ْن َّر ِبِّ ِه ْم َۗ َك َم ْن ه َُو خَا ِلد ٌ فِى ال َّن‬

Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang


bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan
93 Muhammad 15
sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai
khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi
peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka
memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan
mereka. Samakah mereka dengan orang yang kekal dalam neraka, dan
diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga ususnya terpotong-
potong?

ِ ‫ا َ ْم َيقُ ْولُ ْونَ نَحْ نُ َج ِم ْي ٌع ُّم ْنت‬


‫َص ٌر‬
94 Al-Qamar 44 Atau mereka mengatakan, “Kami ini golongan yang bersatu yang pasti
menang.”
‫س ُم ْو ٍم َّو َح ِمي ٍْۙٗم‬
َ ‫فِ ْي‬
95 Al-Wa’qiah 42
(Mereka) dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih,
‫َارب ُْونَ َعلَ ْي ِه ِمنَ ْال َح ِمي ٍِْۚم‬
ِ ‫فَش‬
96 Al-Wa’qiah 54
Setelah itu kamu akan meminum air yang sangat panas.
‫فَنُ ُز ٌل ِ ِّم ْن َح ِمي ٍْۙٗم‬
97 Al-Wa’qiah 93
maka dia disambut siraman air yang mendidih,
‫ا ََِّل َح ِم ْي ًما َّو َغسَّاقً ۙٗا‬
98 An-Naba 25
selain air yang mendidih dan nanah,
‫ط ِر ْيقَ ِة ََلَ ْسقَي ْٰن ُه ْم َّم ۤا ًء َغدَقً ۙٗا‬
َّ ‫َّوا َ ْن لَّ ِو ا ْستَقَا ُم ْوا َعلَى ال‬

99 Al- Jin 16 Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama
Islam), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup.

َ ‫ض كَانَت َا َرتْقًا فَفَت َ ْق ٰن ُه َم َۗا َو َجعَ ْلنَا ِمنَ ْال َم ۤا ِء ُك َّل‬


ٍ‫ش ْيء‬ ِ ‫ا َ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذيْنَ َكفَ ُر ْٓوا ا َ َّن السَّمٰ ٰو‬
َ ‫ت َو ْاَلَ ْر‬
َ‫ي ٍ اَفَ ََل يُؤْ ِمنُ ْون‬
ِّ َۗ ‫َح‬

100 Al-Anbiya 30 Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air;
maka mengapa mereka tidak beriman?
‫طفَ ٍة ث ُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ث ُ َّم‬ْ ُّ‫ب ث ُ َّم ِم ْن ن‬ ِ ‫ب ِ ِّمنَ ْالبَ ْع‬
ٍ ‫ث فَ ِانَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِ ِّم ْن ت ُ َرا‬ ٍ ‫اس ا ِْن ُك ْنت ُ ْم فِ ْي َر ْي‬ ُ َّ‫ٰ ٓياَيُّ َها الن‬
ٓ
‫س ًّمى ث ُ َّم‬َ ‫ضغَ ٍة ُّم َخلَّقَ ٍة َّو َغي ِْر ُم َخلَّقَ ٍة ِلِّنُ َب ِيِّنَ َل ُك َۗ ْم َونُ ِق ُّر فِى ْاَلَ ْر َح ِام َما نَش َۤا ُء ا ِٰلى ا َ َج ٍل ُّم‬ ْ ‫ِم ْن ُّم‬
‫شدَّ ُك ٍۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن ُّيت ََوفهى َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن ي َُّردُّ ا ٰ ِٓلى ا َ ْرذَ ِل ْالعُ ُم ِر ِل َكي ََْل‬ُ َ ‫نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْف ًَل ث ُ َّم ِلتَ ْبلُغُ ْٓوا ا‬
‫َت‬ ْ ‫ت َوا َ ۢ ْن َبت‬ْ ‫ت َو َر َب‬ ْ ‫َامدَة ً فَ ِاذَآ ا َ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْي َها ْال َم ۤا َء ا ْهت ََّز‬
ِ ‫ضه‬ َ ‫شيْـًٔ َۗا َوت ََرى ْاَلَ ْر‬ َ ‫يَ ْعلَ َم ِم ۢ ْن بَ ْع ِد ِع ْل ٍم‬
ٍ‫ِم ْن ُك ِِّل زَ ْو ۢجٍ بَ ِهيْج‬

Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka


sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
101 Al-Hajj 5
jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut
kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur)
kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang
diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai
usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang
telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan
menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan)
yang indah.

َ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ۢ ًء ِبقَدَ ٍۚ ٍر فَا َ ْنش َْرنَا ِب ٖه بَ ْلدَة ً َّم ْيتًا ٍۚ ك َٰذلِكَ ت ُ ْخ َر ُج ْون‬ ْ ‫َوالَّ ِذ‬
َّ ‫ي ن ََّز َل ِمنَ ال‬
102 Az-Zukhruf 11 Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan)
lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti
itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
ُ ُ‫َوا َِّن لَ ُك ْم فِى ْاَلَ ْن َع ِام لَ ِعب َْر َۗة ً نُ ْس ِق ْي ُك ْم ِ ِّم َّما فِ ْي ب‬
ٗۙ َ‫ط ْونِ َها َولَ ُك ْم فِ ْي َها َمنَافِ ُع َك ِثي َْرة ٌ َّو ِم ْن َها تَأ ْ ُكلُ ْون‬

Dan sesungguhnya pada hewan-hewan ternak terdapat suatu pelajaran


103 Al-Mu’minun 21
bagimu. Kami memberi minum kamu dari (air susu) yang ada dalam
perutnya, dan padanya juga terdapat banyak manfaat untukmu, dan
sebagian darinya kamu makan,
‫ت َّوا َ ْس َقي ْٰن ُك ْم َّم ۤا ًء فُ َرات ً َۗا‬ َ ‫َّو َج َع ْلنَا فِ ْي َها َر َوا ِس‬
ٍ ‫ي ٰش ِم ٰخ‬

104 Al-Mursalat 27
Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri
minum kamu dengan air tawar?
‫صبَ َح َم ۤا ُؤ ُك ْم غ َْو ًرا فَ َم ْن يَّأْتِ ْي ُك ْم ِب َم ۤاءٍ َّم ِعي ٍْن‬
ْ َ ‫قُ ْل ا َ َر َء ْيت ُ ْم ا ِْن ا‬

105 Al- Mulk 30 Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika sumber air
kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang
mengalir?”
ٍ ٗۙ ‫َّو َم ۤاءٍ َّم ْس ُك ْو‬
‫ب‬

106 Al- Waqi’ah 31

dan air yang mengalir terus-menerus,


ْ ُّ‫ِم ْن ن‬
‫طفَ ٍة اِذَا ت ُ ْم ٰن ۙٗى‬
107 An-Najm 46
dari mani, apabila dipancarkan,

ٍ ٗۙ ِ‫ُخلِقَ ِم ْن َّم ۤاءٍ دَاف‬


‫ق‬
108 At-Tariq 6
Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar,
ٍ ‫س َم ۤا ِء َم ۤا ٍۚ ًء فَا َ ْخ َرجْ نَا ِب ٖه ث َ َم ٰر‬
‫ت ُّم ْخت َ ِلفًا ا َ ْل َوانُ َها ََۗو ِمنَ ْال ِج َبا ِل‬ َّ ‫ّٰللاَ ا َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬‫ا َ َل ْم ت ََر ا َ َّن ه‬
ٌ‫س ْود‬ُ ُ‫ف ا َ ْل َوانُ َها َوغ ََرابِيْب‬ ٌ ‫ْض َّو ُح ْم ٌر ُّم ْختَ ِل‬
ٌ ‫ُجدَد ٌ ۢبِي‬

109 Fatir 27 Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu
dengan air itu Kami hasilkan buah-buahan yang beraneka macam
jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan
merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat
ْ َۗ ‫ت َو َر َب‬
ْٓ ‫ت ا َِّن الَّ ِذ‬
‫ي اَحْ َياهَا‬ ْ ‫ض خَا ِش َعةً فَ ِاذَآ ا َ ْنزَ ْلنَا َعلَ ْي َها ْال َم ۤا َء ا ْهت ََّز‬ َ ‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِت ٖ ٓه اَنَّكَ ت ََرى ْاَلَ ْر‬
َ ‫لَ ُمحْ ي ِ ْال َم ْو ٰتى َۗاِنَّهٗ َع ٰلى ُك ِِّل‬
‫ش ْيءٍ قَ ِدي ٌْر‬

Dan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya, engkau melihat bumi


110 Fusilat 39
itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami turunkan hujan di atasnya,
niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah) yang
menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
‫ا َ ْخ َر َج ِم ْن َها َم ۤا َءهَا َو َم ْرعٰ ى َه ۖا‬

111 Al-Nazi’at 31
Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya.
‫س َم ۤا ِء ِب َم ۤاءٍ ُّم ْن َه ِم ۖ ٍر‬ َ ‫فَفَتَحْ نَا ٓ اَب َْو‬
َّ ‫اب ال‬

3. Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang


112 Al-Qamar 11
tercurah,

Dari tabel ayat-ayat tentang air (‫ )الماء‬di atas dapat diklasifikasikan menjadi dua
bagian, yakni dibagi menurut ma’rifat dan nakirah-nya. Jumlah penyebutan (‫ )الماء‬dalam
bentuk ma’rifat sebanyak 21 kali, sedangkan dalam bentuk nakirah sebanyak 41 kali,
sehingga total jumlahnya mencapai 62 kali penyebutan. Dari sekian penyebutan, semuanya
menggunakan bentuk mufrad (tunggal) dan tidak ditemukan dalam bentuk tathniyah dan
jama.
Dari sisi i’rab, dua puluh satu term (‫ )الماء‬yang ma’rifat tersebut, enam diantaranya
dibaca rafa’, sembilan kali dibaca nasab dan enam lainnya dibaca jar. Sedangkan dari 41
penyebutan (‫ )الماء‬nakirah, 27 kali diantaranya dengan i’rab nasab dan 14 kali dengan i’rab jar
serta tidak satu pun yang dibaca rafa’.

2.1.2 Kalimat yang Identik dengan (‫ )الماء‬Air dalam Al-Qur’an


Selain kata ,‫الماء‬al-Qur’an banyak menyinggung segala hal yang berkenaandengan air
melalui kata-kata lain yang senada, seperti kata ( ‫االنهر‬sungai), ‫البحر (ا‬laut), ( ‫العيون‬sumber mata
air), ( ‫سحاب‬awan), (‫المطر‬air hujan) dan lain sebagainya. Berikut ini penulis paparkan masing-
masing kata yang memiliki keterkaitan dengan air dalam al-Qur’an :

1. Sungai (‫)النهر‬
Sungai merupakan sebuah mata air yang mengalir melalui celah daratan, baik
lembah atau lapisan lain dengan batas yang jelas. Sungai mengalir dari tempat yang lebih
tinggi ke tempat yang lebih rendah. Bagian yang tinggi disebut hulu sungai dan
mengalirkan airnya ke tempat yang lebih rendah, selanjutnya air mengalir ke hilir sungai
yaitu tempat yang lebih rendah dan mengarah ke muara sungai. Biasanya sungai menuju
ke laut atau danau. Dalam al-Qur’an, sungai disebut sebanyak 54 kali dengan perincian
51 kali dalam bentuk plural dan 3 kali dalam bentuk tunggal. Dari segi ma’rifat nakirah-
nya, kata sungai disebut 43 kali dalam bentuk ma’rifat dan 11 kali dalam bentuk nakirah.
Dominasi penyebutan sungai dengan bentuk jama’ karena aliran sungai tidak mungkin
berdiri sendiri. Aliran sungai akan banyak ditemukan dengan berbagai cabang dan
sumbernya dan Indonesia merupakan salah satu negara yang paling kaya akan sungai.

2. Laut(‫)البحر‬
Lebih dari 70 % permukaan bumi ini ditutup oleh air laut, sehingga laut mempunyai
peranan vital dalam proses keseimbangan alam. Itulah sebabnya langit berwarna biru, karena
pengaruh dari laut. Air hujan sumbernya dari hasil penguapan air laut. Penyebaran air
tersebut dilakukan oleh angin yang sangat sesuai dengan kebutuhan. Dalam al-
Qur’an, kata ‫البحر‬dan seakarnya disebut sebanyak 41 kali dalam bentuk tunggal sebanyak 33
kali, dalam bentuk tathniyah lima kali yaitu: , QS. Fatir 12, QS. al-Kahfi 60, QS. al-Furqan
53, QS. al- Naml 61, QS. al-Rahman 19. Pada ayat tersebut menggunakan bentuk tathniyah
karena mengandung arti dua lautan yang memiliki karakter berbeda dari rasa dan
kandungannya serta tidak menyatu walaupun dalam satutempat. Hal ini juga yang
menjadikan Costeau, seorang ilmuwan Jepang menjadi muslimketika melihat fenomena
pertemuan dua air laut yang berbeda karakter. Ia menyaksikan sendiri tempat bertemunya
dua air yang berbeda rasa tersebut ketika melakukan eksplorasinya di dasar laut.

3. Mata air ()‫عيون‬


Dalam al-Qur’an kata ‫عيون‬dan )‫ معين‬,‫ اعين‬,‫عيون‬,‫ عينان‬,‫ ( ينا‬seakarnya disebut sebanyak
66 kali. Dari sekian penyebutan, yang identik dengan makna air atau benda cair hanya
sebanyak 25 kali. Sembilan diantaranya menggunakan kalimat ,‫عين‬yaitu : QS. Saba’ 12, QS.
al-Ghashiyah 5, 12, QS. al-Baqarah 60, QS. al-A’raf 160, QS. Maryam 26, QS. al-Insa>n 6,
18, QS. AlMutaffifin 28.
Sedangkan yang menggunakan kalimat ‫عينان‬dua kali yaitu pada: QS. Al-Rahman 50
dan 66. Lalu menggunakan kalimat ‫عيون‬sebanyak 10 kali, pada : QS. al-Hijr 45, al-Shu’ara
57, 134, 147, QS. Yasin 24, QS. Al-Dukhan Mu’minun 50, QS. al- Saffat 46, QS.
alWa>qi’ah 18 dan QS. al-Mulk 30. Dari 25 kali penyebutan tersebut, hanya 4 kali
menggunakan bentuk ma’rifat, selebihnya 21 kali dalam bentuk nakirah.

4. Hujan (‫)المطر‬
Air hujan sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan. Dengan
hujan, siklus peredaran air menjadi seimbang dan stabil. Dalam alQur’an hujan digambarkan
sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.Kata ‫المطر‬sebanyak 14 kali, yakni :
QS. al-A’raf 84, 84, QS. Hud 82, QS. alHijr 84, QS. al-Shu’ara 173, 173, 1 73, QS. al-Naml
58, 58, 58, QS. al-Anfal 32, QS. al-Furqan 40, 40, QS. al-Nisa 102. Dari 14 kali penyebutan,
tujuh
diantaranya menggunakan kata kerja (fiil) dan tujuh lainnya berupa isim. Empat diantara isim
tersebut berupa nakirah dan tiga lainnya berbentuk ma’rifat. Namun dalam Al-qur’an kalimat
yang bermakna hujan tidak hanya menggunakan kata ,‫المطر‬tetapi terdapat
kata lain yang bermakna hujan seperti dalam kata ‫السماء‬yang disandingkan dengan kata
‫انزل‬dan seakarnya.
Al-Qur’an mengungkap air hujan dengan redaksi ‫ السماء من انزل‬setidaknya terdapat
dalam 24 ayat. Semua kata ‫ رطمال‬tersebut memiliki makna yang bermacam-macam dalam
penggunaannya. Berabad-abad yang lalu, Allah Swt telah menggambarkan dengan jelas
bagaimana proses terjadinya hujan, jauh sebelum para ilmuan sains menemukan teorinya.

2.1.3 Air dalam Perspektif Sains


Air adalah merupakan kimia kehidupan, kapanpun kita ingin mencari tahu apakah
kehidupan yang kita ketahui ada di Mars atau di planet lain, pasti yang pertama kali dicari
oleh para ilmuwan adalah keberadaan air. Mengapa demikian karena kehidupan di bumi
sangatlah tergantung pada air. Banyak sekali bentuk kehidupan (baik tanaman dan hewan)
bersa di air. Semua kehidupan di bumi diyakini muncul dari air. Sebagian tubuh semua
organisme yang hidup terdiri dari air. Sekitar 70 atau 90 % bahan organiknya terdiri dari air.
Reaksi kimia yang endukung kehidupan disemua tumbuhan dan hewn berlangsung di dalam
sebuah medium air. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat
dimungkinkannya reaksi yang menyokong kehidupan, tapi air itu sendiri sering menjadi
produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu. Singkat kata Alkimia ditemukan di
dalam kimia air. Didarat ancaman kehidupan yang terbesar adalah dessication (kekeringan
yang ekstrim). Air hilang dalam berbagai cara di antaranya: evaporasi dari permukaan
pernafasan, eveporasi dari kulit, elemenasi tinja, dan pengeluaran urin. Dikarenakan polaritas
mulekul air dan kecenderungannya membentuk ikatan hidrogen dengan mulekul-mulekul
lainya, air dijuluki pelarut universal. Sebuah mulekul air yang diekspresikan dalam simbol
kimiawi H2O, terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen. Dari penjelasan di atas
air adalah merupakan unsur terpenting dalam kehidupan baik manusia, tumbuhan, dan
binatang. Air dalah merupakan salah satu unsur yang tidak dapat terpisahkan dalam
kehidupan ini (M. Quraish Shihab,1997:184)

2.1.4 Air dalam Perspektif Arsitektur


Air adalah elemen utama arsitektur lansekap. Waterscapes merujuk pada lansekap
yang dominan dengan unsur air. Simon Bell dalam bukunya Design for Outdoor
Recreation menulis bahwa salah satu pertimbangan rekreasi outdoor adalah desain berbasis
air. Air adalah suatu magnet untuk semua orang, terutama anak-anak. Air dapat menciptakan
suasana beragam yang berpengaruh pada perasaan dan suasana hati manusia baikBerikut
adalah pertimbangan desain berdasarkan tema arsitektur waterscapes.
Waterscapes bukan membahas tentang aktivitas yang bisa dilakukan dengan air tapi
apa yang bisa kita berikan untuk air. Air memiliki 2 identitas yang cukup menarik yaitu: air
sebagai elemen lansekap dan air yang bersifat universal.
1) Air sebagai elemen lansekap
Hal ini terkait dengan air yang mempnyai sifat fisik yang unik melalui efek visual, efek
sentuhan dan suara. Efek tersebut dapat memberikan suatu pengalaman yang berbeda yang
dapat mempengaruhi suasana hati dan perasaan manusia.
2) Air yang bersifat universal
Air dapat ditemukan dimana-mana. Oleh karena itu, permasalahan air pada saat ini bukan
pada kuantitas air tapi kepada kualitas air. Kualitas air dalam arti peningkatan kualitas
kesejahteraan, kesehatan, kelembaban, temperatur, kebersihan dan iklim.
Pada perkembangan isu masalah arsitektur yang berkelanjutan, muncul suatu
pemikiran terutama dalam manajemen terhadap air sebagai satu elemen vital kehidupan
manusia. Pemanfaatan air saat ini cenderung kurang baik dan terkesan disia-siakan. Kesdaran
akan air yang merupakan suatu sistem yang terbuka dan merupakan ekosistem tanpa batas,
maka muncul kesadaran untuk bertindak secara lokal untuk menyelasaikan masalah global.
Sebagai solusi arsitektur, muncul gagasan baru terkait pemanfaatan dan pelestarian air
sebagai kultur baru yang menuju ke arah yang lebih baik atau disebut “new water
culture”. Waterscapes baru ini dengan cara memperbaiki kualitas air serta meningkatkan
potensi kuantitas air diharapkan menjadi jawaban untuk keberlanjutan air di masa depan.

Kultur baru ini memiliki 2 aspek, yaitu:


1) Memperbaiki kualitas air
Arsitektur berkelanjutan lebih banyak menyediakan pembukaan tanah untuk meresapkan air
hujan kedalamnya. Desain bangunan dengan lantai panggung lebih baik daripada desain yang
menapak dan menutupi tanah. Membuat penghijauan di bawah kolong bangunan yang
langsug berhubungan dengan tanah lebih baik daripada menanamnya di atas pot. Membuat
lebih banyak sumur resapan untuk limbah rumah tangga lebih baik karena air kotor yang
masuk akan diuraikan oleh bakteri di dalam tanah hingga bersih dan turun menuju kumpulan
air tanah.
Selayaknya pula air hujan yang menuju talang juga tidak langsung dibuang ke selokan tapi
dicampurkan ke dalam sumur resapan. Tentunya dengan perhitungan volume bahwa sumur
resapan tersebut dibuat lebih banyak sehingga tidak cepat penuh. Bangunan tertentu
yangm enghasilkan limbah lebih banyak dan sulit diurai perlu menyediakan fasilitas
pengolahan limbah hingga menghasilkan air yang sehat. Air inipun selayaknya pula tidak
langsung dibuang ke selokan/sungai, tetapi banyak diresapkan ke dalam tanah dengan
pembuatan sumur-sumur resapan. Jika banyak bangunan dapat menjadi perantara bagi
penyediaan air bersih di dalam tanah, maka konservasi air bersih hampir pasti bisa dijaga
keberlanjutannya. Dengan ketersediaan cadangan air bersih ini, maka manusia semakin yakin
bahwa bumi akan selalu dapat terjaga dan tidak semakin rusak.

2) Meningkatkan potensi kuantitas air


Air dapat menciptakan suasana beragam yang berpengaruh pada perasaan dan suasana hati
manusia baik itu dari efek visual maupun efek suara. Tjahja Tribinuka, Dosen Jurusan
Arsitektur ITS dalam jurnalnya menjelaskan tentang filsafat air dalam arsitektur. Beberapa
efek visual air misalnya hujan, kabut, transparansi, refleksi, serta efek suara misalnya
gemiricik, tetesan dan gelembung secara tidak langsung mempengaruhi psikologis pelaku.
BAB III

PENERAPAN UNSUR ARSITEKTUR KE DALAM BANGUNAN

3.1 Penerapan Air dalam Bangunan Arsitektur


Air adalah elemen utama arsitektur lansekap. Waterscapes merujuk pada
lansekap yang dominan dengan unsur air. Simon Bell dalam bukunya Design for
Outdoor Recreation menulis bahwa salah satu pertimbangan rekreasi outdoor adalah
desain berbasis air. Air adalah suatu magnet untuk semua orang, terutama anak-anak.
Air dapat menciptakan suasana beragam yang berpengaruh pada perasaan dan suasana
hati manusia baikBerikut adalah pertimbangan desain berdasarkan tema
arsitektur waterscapes.
Waterscapes bukan membahas tentang aktivitas yang bisa dilakukan dengan
air tapi apa yang bisa kita berikan untuk air. Air memiliki 2 identitas yang cukup
menarik yaitu: air sebagai elemen lansekap dan air yang bersifat universal.
1) Air sebagai elemen lansekap
Hal ini terkait dengan air yang mempnyai sifat fisik yang unik melalui efek
visual, efek sentuhan dan suara. Efek tersebut dapat memberikan suatu pengalaman
yang berbeda yang dapat mempengaruhi suasana hati dan perasaan manusia.
2) Air yang bersifat universal
Air dapat ditemukan dimana-mana. Oleh karena itu, permasalahan air pada
saat ini bukan pada kuantitas air tapi kepada kualitas air. Kualitas air dalam arti
peningkatan kualitas kesejahteraan, kesehatan, kelembaban, temperatur, kebersihan
dan iklim.
Pada perkembangan isu masalah arsitektur yang berkelanjutan, muncul suatu
pemikiran terutama dalam manajemen terhadap air sebagai satu elemen vital
kehidupan manusia. Pemanfaatan air saat ini cenderung kurang baik dan terkesan
disia-siakan. Kesdaran akan air yang merupakan suatu sistem yang terbuka dan
merupakan ekosistem tanpa batas, maka muncul kesadaran untuk bertindak secara
lokal untuk menyelasaikan masalah global. Sebagai solusi arsitektur, muncul gagasan
baru terkait pemanfaatan dan pelestarian air sebagai kultur baru yang menuju ke arah
yang lebih baik atau disebut “new water culture”. Waterscapes baru ini dengan cara
memperbaiki kualitas air serta meningkatkan potensi kuantitas air diharapkan menjadi
jawaban untuk keberlanjutan air di masa depan.
Kultur baru ini memiliki 2 aspek, yaitu:
1) Memperbaiki kualitas air
Arsitektur berkelanjutan lebih banyak menyediakan pembukaan tanah untuk
meresapkan air hujan kedalamnya. Desain bangunan dengan lantai panggung lebih baik
daripada desain yang menapak dan menutupi tanah. Membuat penghijauan di bawah
kolong bangunan yang langsug berhubungan dengan tanah lebih baik daripada
menanamnya di atas pot. Membuat lebih banyak sumur resapan untuk limbah rumah
tangga lebih baik karena air kotor yang masuk akan diuraikan oleh bakteri di dalam tanah
hingga bersih dan turun menuju kumpulan air tanah.
Selayaknya pula air hujan yang menuju talang juga tidak langsung dibuang ke selokan
tapi dicampurkan ke dalam sumur resapan. Tentunya dengan perhitungan volume bahwa
sumur resapan tersebut dibuat lebih banyak sehingga tidak cepat penuh. Bangunan
tertentu yangm enghasilkan limbah lebih banyak dan sulit diurai perlu menyediakan
fasilitas pengolahan limbah hingga menghasilkan air yang sehat. Air inipun selayaknya
pula tidak langsung dibuang ke selokan/sungai, tetapi banyak diresapkan ke dalam tanah
dengan pembuatan sumur-sumur resapan. Jika banyak bangunan dapat menjadi perantara
bagi penyediaan air bersih di dalam tanah, maka konservasi air bersih hampir pasti bisa
dijaga keberlanjutannya. Dengan ketersediaan cadangan air bersih ini, maka manusia
semakin yakin bahwa bumi akan selalu dapat terjaga dan tidak semakin rusak.
2) Meningkatkan potensi kuantitas air
Air dapat menciptakan suasana beragam yang berpengaruh pada perasaan dan
suasana hati manusia baik itu dari efek visual maupun efek
suara.Tjahja Tribinuka, Dosen Jurusan Arsitektur ITS dalam jurnalnya menjelaskan
tentang filsafat air dalam arsitektur. Beberapa efek visual air misalnya hujan, kabut,
transparansi, refleksi, serta efek suara misalnya gemiricik, tetesan dan gelembung secara
tidak langsung mempengaruhi psikologis pelaku.
Sebagai elemen desain, air telah digunakan dalam banyak cara. Air menyajikan suatu
kompleksitas dan jalinan fungsi, simbol dan efek yang sangat beragam. Pada skala kecil,
air telah diwujudkan dalam bentuk air mancur. Bentuk dan seni air mancur bervariasi,
antara lain:
1. The Nymphaeum
Merupakan air mancur arsitektural yang diilhami dari jaman Yunani. Namun lebih rumit
dengan memasukan bentuk kolam dan patung dalam perancangannya. Tipe ini
dikembangkan pada jaman Romawi.

2. The Scluptural Fountain


Tipe air mancur semacam ini, pada jaman Renaissance, muncul sebagai hiasan di tengah
plasa, halaman gedung dan persimpangan jalan.
3. A Frame for a Composition
Air digunakan menyerupai cermin, sehingga bayangan bangunan terbentuk di dalamnya.
Variasi lainnya adalah air digunakan sebagai latar belakang sehingga akan memberikan
vocal point atau daerah aktivitas pada bentuk tiga dimensi yaitu daratan, jembatan dan
shelter. Danau-danau besar, pinggiran laut dan teluk telah banyak digunakan untuk
bentukan ini.
4. A Spine
Dalam bentuk garis lurus, air berperan untuk menyatukan maupun menghubungkan suatu
area, dapat juga memisahkan suatu unsur desain dengan unsur desain yang lain. Seperti
sungai melewati kota, kanal buatan, terusan dan bentuk street-mall modern.
5. The Heart of Composition
Keberadaan air di pusat aktivitas, dan benar-benar menciptakan pusat aktivitas melalui
kehadirannya, air telah menjadi unsur aktif dan auditory yang menimbulkan perhatian dan
ketertarikan pada pelaku aktivitas. Seperti pada plasa pusat kota.
6. Naturalistic Pool, Pond or Lakes
Bentuk alami dari air adalah kolam, rawa dan danau.
7. Other Compositional Element
8. Air dapat juga digunakan sebagai :
 Tulang punggung (water as a spine)
Digunakan sebagai pengarah dan memperjelas sirkulasi ruang.
 Pusat kegiatan (water as a heart)
 Digunakan sebagai daya tarik dan mempunyai orientasi yang jelas untuk berkumpul dan
interaksi.
 Simbol (water as a symbol)
Digunakan sebagai simbol dari bentuk lain, seperti air mancur atau patung.
 Penghubung (water as a linkage)
Digunakan untuk mengalirkan air di antara bangunan dengan masa yang terpisah.
 Tenggaran (water as a vocal point)
Digunakan sebagai titik pandang yang terpenting dari lingkungannya, air menjadi
bagian yang paling menonjol untuk menandai bagian utama di ruang tersebut.
 Pemersatu (water as a unity)
 Digunakan sebagai penyatu bangunan/ruang di sekitarnya.
Interaksi antara manusia dengan air, transformasi karakteristik air dan hubungan
timbal balik antara air dengan ruang diperoleh melalui proses perancangan yang tepat. Dalam
perancangan penerapan elemen air dapat berfungsi sebagai :
 Pembentuk ruang
 Pembentuk dinding
 Pembentuk langit-langit
 Pembentuk lantai
 Mempengaruhi gerakan
 Mempengaruhi pandangan
 Sebagai pusat perhatian
Selain itu dalam penerapannya harus memperhatikan bentuk, dimensi, jenis bahan
konstruksi dan sruktur khusus wadahnya. Hal ini terkait dengan perawatan tempat wadahnya
dan mutu air yang digunakan dalam perancangan tersebut. Bahan yang dapat digunakan
antara lain beton, kaca, fiberglass atau alminium. Terdapat juga faktor-faktor luar yang tidak
dapat dikontrol seperti matahari, angin dan suhu yang dapat mempengaruhi kualitas air.
Pada perancangan obyek wisata air, dimana ruang harus menimbulkan suasana
rekreatif dan nyaman. Suasana rekreatif memiliki karakter yang dibentuk oleh derajat
keterbukaan, bentuk, skala, warna, tekstur, bahan, pencahayaan, penghawaan, elemen-elemen
pengisi ruang, suara-suara dalam ruang sehingga mampu memberikan pengalaman total
wisata air bagi pengunjung terhadap elemen air yang melingkupi. Performasi ruang tersebut
diwujudkan oleh kondisi visual, termal dan akustik dengan tata air dapat menunjang
pencapaian kondisi yang diharapkan. Hal tersebut dikarenakan oleh :
 Karakter dan bentuk visual air dapat menciptakan suasana yang spesifik.
Perpaduan elemen air dengan tata cahaya akan menghasilkan komposisi yang
menarik.
 Suara gemercik, aliran yang ditimbulkan oleh air memberikan perasaan tenang
dan damai. Ditambah dengan sentuhan arsitektural, membuat ekspresi air
menjadi lebih hidup dan menakjubkan.
 Tata air dapat menyembunyikan pemandangan yang tidak diharapkan,
membingkai panorama dan menonjolkan obyek yang menarik.
 Pengendalian udara pada ruang yang membutuhkan kenyamanan termal dapat
dicapai dengan pengolahan tata air.
 Penerapan tata air dapat memanfaatkan eksisting air berupa genangan waduk
maupun dengan bentukan baru, yang akan memiliki peran sebagai pengikat
masa, detail penyelesaian sudut, pelingkup masa dan eksisting masa bangunan.
Salah satu contoh bangunan yang menerapkan konsep konservasi air pada bangunan adalah
Gedung Noble House yang terdapat di Mega Kuningan. Bangunan ini mengkonservasi air
dari sumber air pada tapak bangunan dan memanfaatkan air daur ulang

Konservasi sumber daya air, tidak bisa lepas dengan daur proses hidrologi,
dimana hujan di pandang sebagai input. Utama. Hujan yang jatuh ke permukaan bumi,
melalui proses infiltrasidan perkolasi diserapkan, dialirkan dan disimpan di dalam tanah
dan selanjutnya tersedia menjadi air tanah, baik air dalam pori tanah atau dalam rekahan
batuan, air tanah dangkal, maupun air tanah dalam.
Hujanyang tidak teresapkan kedalam tanah, mengalir ke permukaan tanah, masuk ke
dalam saluran sungai dan akhirnya bermuara ke sungai utama, danau, waduk/bendungan,
apabila hal tersebut tidak diolah dengan baik maka kandungan sumber air dalam aktivitas
da interaksi yang dilakukan manusia ini, secara langsung atau tdak langsung berdampak
terhadap keberlangsungan dan keseimbangan proses daur hidrologis.
Limoasan hujan dan infiltrasi merupakan dua komponendaur hidrologis yang
bersifat antagonis, jika salah satu besar maka yang lainnya kecil. Dengan kata lain,
mengendalikan jumlah air yang masuk ke sungai (debit sungai) sama artinya dengan
mengendalikan limpasan hujan, sedangkan mengendalikan lmpasan hujan harusa dimulai
dari upaya memperbesar infiltrasi atauresapan air. Infiltrasi dipengaruhi oleh tata guna
lahan, jeis dan sifat tanah, morfologi lahan dan rekayasa teknologi di atas lahan. Proses
ini tentu saja dengan asumsi bahwa hujan adalah factor alamiah. Dengan uraian diatas
maka konservasi air dapat dilakukan dengan cara: (1) Meresapkan/infiltrasi air dalam
permukaan tanah, (2) menguragi limpasan hujan. (3) Pemanfaatan air hujan dan air
olahan secara maximal sebagai sumber daya air alternative. Sebagai basic konsep
pembangunan berkelanjutan maka pengelolahantapak/Appropriate Site Development
pada bangunan memperhatikan adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang
bebas dari struktur bangunan minimal 10% dan area lansekap (hardscape) diatas struktur
bangunan lebih bebas akan tetapi KDH minimum harus terpenuhi. Gedung Noble
memiliki presentasi lahan hijau sebear 12.62%, hal ini sesuai dengan kriteria basic green.
Upaya konservasi air dapat dilakuka pada tahap perancangan adalah dengan
penataan area hijau yang telah memenuhi persyaratan basic green, area ini berfungsi
sebagai area konservasi air, sekaligus sebagai lansekap hijau dengan beberapa karakter
vegetasi sekaligus sebagai area infiltrasi atu area sumur resapan.
Upaya penghematan ir selalu berkembang dan berbagai potensi dapat dipilih seperti
alat keluaran air yang efisien, daur ulang air. Pada saat ini masih belum banyak bangunan
perkantoran yang menerapkan sistem instalasi pengolahan air kotor menjadi air daur
ulang yang dapat digunakan menjadi sumber air alternative untuk keperluan flushing,
irigasi bukan untuk air minum. Hal ini masih sangat sulit dilaksanakan sebagai sebuah
konsep berklanjutan untuk recana ke daepan. Hal ini dikarenakan masih banyak
bangunan dengan mudah mendapatkan air bersih dari beberapa sumber air, salah satunya
adalah air tanah.
Penggunaan air daur ulang mempunyai potensi dalam membantu konservasi air
dengan menjaga stabilitas, kualitas dan jumlah dari suplai air bersih terutama dari
sumber air tanah. Dalam perancangan Gedung Nobe; ini, penggunaan seluruh air bekas
pakai (grey water) yang telah didaur ulang untuk kebutuhan siistem flushing dan cooling
tower, dapat direncanakan pada tahan awal desain.
BAB IV

ANALISA DAN KONSEP

4.1 ~`Analisa dan Konsep Penerapan Air pada Bangunan


Air merupakan salah satu nikmat pemberian dari Allah SWT yang sudah menjadi
kebutuhanpokok bagi makhluk hidup di bumi. Dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa
jenis air, salah satunya hujan. Hujan sangat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup
tumbuhan dan hewan.
Pada aspek penilaian Green Building, water conservation menjadi salah satu poin
tertinggi untuk tahan Design Recognation. Hal ini dikarenakan air menjadi salah satu
sumber daya alam yang seharusnya diperhatikan dengan kondisi krisis air bersih yang
sedang terjadi.
Salah satu contoh penerapan water conservation pada bangunan adalah memanfaatkan
air hujan yang turun ke bumi untuk pengoperasionalan bangunan. Bangunan dapat
menampung air hujan yang turun, untuk kemudian diolah kembali menjadi air yang dapat
digunakan, atau menggunakan air hujan sebagai penurun suhu udara pada bangunan dan
lingkungan sekitarnya.
Daur ulang air sudah banyak diterapkan di beberapa bangunan yang ada di Indonesia.
Hasil air daur ulang digunakan sebagai air flush pada toilet atau sebagai air untuk

menyiram tanaman yang ada disekitar bangunan.


Penggunaan air sebagai buffer penurun suhu udara pun sudah mulai diterapkan di
beberapa bangunan besar, salah satunya Liebian International Building . Bangunan ini
menyediakan wadah penampungan air hujan pada basement bangunan, untuk kemudian
menggunakan air hujan yang ada sebagai penurun suhu pada daerah sekitar bangunan,
dengan cara menjadikan air hujan yang ada sebagai air terjun. Namun biaya yang
dikeluarkan untuk menjadikan air hujan yang ada sebagai air terjun cukup besar.
BAB V

GAMBAR KERJA BANGUNAN

DESAIN CAFE DENGAN KONSEP WATERSCAPE ARCHITECTURE

Waterscape Architecture dalah konsep yang merujuk pada lansekap yang dominan dengan

unsur air. Unsur air memiliki sifat fisik yang unik melalui efek visual,efek sentuhan dan suara

yang dapat dirasakan oleh panca indra manusia. Keterkaitan temadan judul sangatlah erat, dimana sebuah

pernikahan pada umumnya menuntut sebuahtempat dengan suasana romantis, sederhananya

keadaaan romantis akan tercipta denganmemanfaatkan efek visual, sentuhan, dan suara yang

terdapat pada unsur air yang kitaketahui suasana romantis tercipta karena melalui panca indra

manusia lewat visual,sentuhan dan suara.

Anda mungkin juga menyukai