Anda di halaman 1dari 27

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN YANG MEMBENTUK DUNIA MODERN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Sejarah

Dosen Pengampu : Muna Yastuti Madrah, MA.

Oleh :

1. Afina Agwinanda
2. Faqih Umir Al Barra
3. Mohammad Asfarudin
4. Rizki Amalia Putri

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

JURUSAN ADAB

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2017
PENDAHULUAN
Filsafat merupakan pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang
yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Sehingga
bisa diartikan bahwa filsafat merupakan landasan atau dasar dari setiap aspek
kehidupan. Filsafat juga sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Dengan adanya sikap tersebut
dia berusaha mengerti apa artinya hidup dan dirinya dengan segala masalah yang
muncul dan yang ia hadapi.
Maka dari itu, filsafat memiliki yang sangat peran penting dalam segala
aspek kehidupan manusia. Tokoh-tokoh filsuf memiliki peran dalam beberapa
pengetahuan filsafat ilmu yang berdasarkan pemikiran-pemikiran. Mereka
memiliki pendapat masing-masing yang kesemuanya itu menjadi dasar dalam
fisafat. Pemikiran mereka memiliki peran sangat penting dalam masanya.
Pemikiran mereka menjadi dasar dalam mengembangankan ilmu filsafat. 1
Di era Kristiani awal, filsafat seperti tertidur kemudian pada abad
pertengahan, filsafat akhirnya dibangun kembali oleh deklarasi “Cogito ergo sum”
yang berarti bahwa jika “aku berfikir, karena itu aku ada” yang dilakukan oleh
Descartes. Sehingga banyak dari para cendekiawan-cendekiawan yang mulai
bangkit, diikuti oleh filsuf-filsuf baru dengan pemikiran-pemikirannya yang baru
pula.
Sudah banyak para pemikir atau filsuf yang mengemukakan pemikiran-
pemikiran mereka tentang manusia, baik itu para filsuf Barat maupun Timur,
Yunani Kuno maupun Modern sampai Post-Modern. Semua pemikiran filsafat
mereka selalu dimulai dengan pandangan tentang apa dan siapa itu manusia. Hal
itu disebabkan karena manusialah yang menjadi subjek dari seluruh pengetahuan
tentang diri dan dunianya. Setiap masa mempunyai caranya sendiri untuk
menempatkan manusia dan masyarakatnya dalam jalur-jalur yang tepat. Setiap
perubahan yang terjadi selalu dimulai dari kenyataan bahwa cara-cara yang lama
sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman. Zaman berubah, maka manusia

1
Burhanuddin Afid. 2012. Filsafat Ilmu. Sekolah Tinggi Bahasa Inggris PGRI. Pacitan. Hal : 2.

1
pun berubah. Tidak pernah ada suatu hal pun yang statis dan tetap serta tidak
berubah. Kalaupun ada, mesti dipertanyakan lagi pandangan seperti itu.2
Oleh karena perubahan-perubahan yang terjadi dan mengisyaratkan
perubahanmanusia juga, maka pemikiran-pemikiran baru yang membentuk dunia
modern dan sesuai dengan masanya tentang hakekat manusia pun dibutuhkan.
Dalam kerangka itu, penulis memilih pemikiran-pemikiran filsuf yang
menggambarkan adanya perkembangan filsafat dimulai dari pemikiran
Machiavelli, Descartes, Hegel, hingga Nietzsche. Dalam tulisan ini, penulis akan
memaparkan terkait perjalanan riwayat hidup hingga pemikiran-pemikiran dengan
landasan yang membentuk munculnya gagasan-gagasan filsuf-filsuf tersebut.

MACHIAVELLI DAN PEMIKIRANNYA


Machiavelli lahir pada tahun 1498 dikota Florence Italia. Machiavelli
merupakan anak zaman renaissance, Ayahnya bernama Bernando Machiavelli.
Ayahnya mengagumi sejarah klasik Yunani dan Romawi. Pengetahuan ini
merupakan sebagai persyaratan dasar untuk seorang pemimpin Negara. Karena
pentingnya ilmu tersebut maka ayahnya mengajarkannya kepada Machiavelli.
Pengetahuan tersebut menjadikan Machiavelli menjadi seorang politikus yang
mempunyai ide-ide kongkrit praktis dan peka terhadap prioritas - prioritas
tindakan.
Riwayat Machiavelli terbagi menjadi 3 periode.3 Periode pertama, tahun
1469-1494 dalam periode ini adalah periode machiavelli dalam mempelajari
pemikiran-pemikiran humanisme, karena dorongan ayahnya. Salah satu karya
yang menginspirasi karyanya The Orince adalah karya Historis Levius, baik
berpengaruh pada kerangka pemikiran maupun argumentasi yang ia gunakan.4
Periode kedua 1949-1512 adalah periode kegiatan politik. Dimasa ini terjadinya
Medici diusir dari Florence. Periode ketiga, tahun 1512-1527 merupakan periode

2
Paul Strathern. 2001. Terjemahan : 90 Menit Bersama Nietzche. Penerbit Erlangga.
Jakarta. Hal : 1-2.
3
Tambunan, Corina Dalam Tesis berjudul “Moralitas dan kekuasaan: Studi Atas Pemikiran
Nicollo Machiavelli 1469-1527”, Pasca Sarjana Departemen Filsafat, FIB UI, Depok, 2007 hal 14
4
Suhelmi, Ahmad,Pemikiran Politik Barat; kajian Sejarah Pemikiran Negara, Masyarakat
dan Kekuasaan PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006 hal 126

2
kegiatan ilmiah. Pada periode ini Machiavelli diberhentikan dari jabatan politik
oleh penguasa Lorenzo de Medici kemudian menetap di San Casciani Florence.
Tahun 1494, Machiavelli belajar studi antik yang di bimbing oleh Prof.
Marcello di Virgilo. Pada saat itu Machiavelli usianya 25 tahun dan sudah cukup
matang menjadi seorang pengamat politik. Hal penting di masa itu terjadi
penyerbuan Italia oleh Raja Charles VIII dari Perancis yang mengakibatkan
tersingkirnya kekuasaan keluarga Medici dari Florence. Kemudian penguasa yang
baru mencoba merubah sistem pemerintahan Italia menjadi Negara teokratik
demokrasi dibawah Giralomo Savarola.
Dalam pandangan masyarakat saat itu Savarola adalah seorang politikus
yang memperjuangkan kaum miskin dan melawan orang-orang kaya. Namun
kekuasaanyya tidak berlangsung dalam waktu lama. Dalam pandangan
Machiavelli, Ia adalah sosok teladan bagi masyarakat. Menurutnya, dalam
kekuasaan Savarola tersebut tidak didukung oleh kekuasaan politik dan militer.
Setelah Savarola turun tahta digantikan oleh Piero Soderini di tahun 1498, dimasa
ini Machiavelli menjabat sebagai Konselor, Secon Chonsellor dan sekretaris
komisi ”ten of Balia”, yaitu komisi tentang pembebasan dan perdamaian Republik
Florence yang membidangi kegiatan politik luar negeri dan pertahanan keamanan
dan perdagangan luar negeri.
Selama menjabat, Machiavelli berkesempatan bertemu banyak tokoh-
tokoh besar dan juga para pembuat undang-undang, hal ini menambah
pengetahuan politiknya dan memberikan kesempatan dalam mempelajari taktik
politik mereka khususnya para rohaniawan dan tentara Casera Borgia dimana
disaat itu ia bermaksud untuk memperbesar kekuasaannya di pusat Italia.
Tahun 1503 sampai 1506 Machiavelli mengorganisasikan pertahanan
militer Republik Florence, situasi yang terjadi di saat itu tentara bayaran lebih
unggul dalam hal apapun dibandingkan dengan tentara asli. Namun ia lebih
memilih mengandalkan kekuatan tentaranya sendiri untuk menjamin pertahanan.
Menurutnya Italia harus kuat untuk itu harus mempergunakan tentaranya sendiri
ia mempercayai bahwa dengan mempergunakan tentara sendiri akan membentuk
Italia menjadi kuat dan disegai hal ini dikarenakan tentara sendiri memiliki

3
kualitas royalitas lebih dibandingkan tentara bayaran, mereka dianggap sebagai
tentara yang mampu berjuang demi negaranya.
Dalam masa jabatannya Machiavelli juga berkesempatan menjalin
hubungan baik dengan bangsaan tinggi kota Valentino, Casera Borgia. Ketika itu
Casera bermaksud manaklukan Italia. Relasi ini menjadikan Ia sebagai pengamat
pribadinya. Namun karirnya tersebut hancur ketika Medici berhasil menguasai
Florence. Akibatnya dirinya di penjara selama satu tahun, dan pada akhirnya ia
diasingkan dipinggiran desa Florence. Ditempat ini lah ia merenungkan beberapa
pengalaman politik yang sudah di dapat. Machiavelli menulis beberapa buku dan
yang paling terkenal adalah The Prince. Buku inilah yang berisi mengenai
nasihat-nasihat Machiavelli kepada penguasa Florence ketika itu yaitu Lorenzo De
Madici. Maksud penulisan buku ini adalah Machiavelli berusaha untuk
mengambil hati penguasa pada saat itu supaya mengangkatnya kembali menjadi
pejabat negara dalam kerajaan Florence. Namun ternyata usahanya itu gagal dan
ia tetap dalam pengasingannya hingga mati pada tanggal 22 Juni tahun 1527.5
Dalam pembahasannya mengenai etika berkuasa ini, Machiavelli
mendasarkan pengertian etika pada dua hal, yaitu etika Barat Kuno yaitu berasal
dari budaya Romawi Kuno, dan kedua adalah etika Katholik yang berasal doktrin
dari gereja Katholik Roma. Namun Machiavelli lebih berpegang pada etika Barat
Kuno yang berasal dari Romawi. Hal ini didasarkan pada pemikirannya bahwa
untuk mempertahankan kekuasaan kekuatan haruslah menguunggulkan semangat
untuk bertempur, seperti halnya pada masa Julius Cesar atau Cesare Borgia,
seorang penguasa Florense sebelum kelahiran Machiavelli yang terkenal sangat
licik dan gila kekuasaan.6 Ia menganggap etika Katholik tidak mendatangkan
manfaat itu. Ia menyatakan bahwa etika Katholik hanya menjadikan seorang
manusia lemah karena hanya mengorientasikan hidupnya pada hal-hal yang
bersifat keakhiratan. Hal ini menurutnya tidak memberikan konstribusi nyata
dalam pertarungan kekuasaan dan politik. Meski begitu, ia tidak menolak secara

5
F. Budi Hardiman.Filsafat Modern, dari Machiavelli sampai Nitzsche. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.2004 Hal 16
6
Ibid hal.17-18

4
begitu saja mengenai etika Katholik ini, tetapi etika ini bisa digunakan sebagai
tujuan pragmatis dalam kekuasaan, seperti misalnya untuk menyatukan rakyat.
Kekuasaan menurut machiavelli bersandar pada pengalaman manusia.
Kekuasaan memiliki otonomi terpisah dari nilai moral. Karena menurutnya,
kekuasaan bukanlah alat untuk mengabdi pada kebajikan, keadilan dan kebebasan
dari Tuhan, melainkan kekuasaan sebagai alat untuk mengabdi pada kepentingan
negara. Dalam pemikiran Machiavelli kekuasaan memiliki tujuan menyelamatkan
kehidupan negara dan mempertahankan kemerdekaan suatu negara.7
Hai ini dapat dilihat dalam karyanya The Prince, dimana kekuasaan seharusnya
merujuk pada kepentingan kekuasaan itu sendiri, yaitu untuk mewujudkan
kekuasaan yang kuat. Ia memberikan saran kepada penguasa, sebagai pemilik kekuasaan
negara harus mampu mengejar kepentingan negara, demi kejayaan dan kebesarannya. Penguasa
harus mampu menjaga kedaulatan negara dari berbagai ancaman yang mungkin
terjadi, untuk itu penguasaharus prioritaskan stabilitas negara dan selalu dalam
kondisi siaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan serangan musuh. Untuk
itu penguasa haruslah memperkuat basis pertahanan dan keamanan negara serta
kedaulatan dan kesatuan negara harus diprioritaskan.
Dalam konteks ini, menurut Machiavelli, hukum memiliki peranan sebagai
penengah untuk mencapai persatuan dan kesatuan bangsa negara. Namum tanpa
adanya intervensi dari penguasa hukum tidak akan berjalan. Peranan hukum yang
vital dalam upaya menciptakan stabilitas kekuasaan akan lebih baik jika didukung oleh
kekuatan militer. Selain itu, Machiavelli menyarankan agar memperkuat unsur
militer.
Dalam The Prince, Ia menggagas mengenai negara atau “kerajaan mandiri”
gagasan ini terlahir dari situasi dan kondisi italia dimasa itu, dimana Italia sangat
bergantung dengan bantuan dari negara lain, tidak memiliki pasukan yang kuat
serta lemah dalam ekonomi. Tidak ada pemberdayaan kekuatan rakyat, melihat
italia dimasa itu, maka Machiavelli memberikan saran kepada penguasa akan
pentingnya memiliki tentara sendiri, berasal dari kekuatan rakyat bukan dari luar

7
Rapar Jh. 2001. Filsafat Politik Plato Aristoteles Agustinus Marchiavelli. Jakarta; PT
Grafindo Persada hal. 430

5
atau tentara bayaran. Selain itu, rakyat harus didorong untuk berkarya agar
mampu menggerakkan ekonomi negara. Hal inilah yang diharapkan Machiavelli
agar Italia keluar dari ketergantungan pada negara lain. Dalam pemikiran
machiavelli sosok negara yang besar adalah negara yang mampu berdiri tegak
diantara negara-negara didunia, negara yang memiliki kemampuan menciptakan
peradaban serta negara yang benar-benar mengetahui apa yang harus diraihnya
dimasa yang akan datang.
Dalam memahami pemikiran kekuasaan Machiavelli dipengaruhi oleh
seting kondisi dimasa itu. Pada zaman Renaissance, negara diarahkan untuk tidak
sampai dikuasai oleh agama. Namum, bukan berarti bahwa hal tersebut berarti
meruntuhkan otoritas agama. Ajaran agama diarahkan untuk menyatukan
masyarakat dan negara. Karena agama dianggap mampu menjembatani kesenjangan
yang terjadi antara agama, dan agama adalah rambu bagi penguasa dan warganya untuk
melangkah. Tidak mematuhi aturan agama berarti menuju kejalan yang sesat.
Dalam konteks ini, pemikiran Machiavelli mengenai kekuasaan berada pada titik
pertautan antara abab pertengahan dan zaman renaissance, dimana era
pertengahan dengan segala corak dan tradisinya ditinggalkan. 8
Gagasan ideal tentang kekuasaan tidak lagi terpaku pada gagasan
pemikiran Yunani Kuno yang begitu idealis dan normatif gagasan kekuasaan
yang disuarakan oleh Machiavelli lebih menyentuh sisi faktual dari kenyataan
masyarakat dan kebutuhan real yang harus diraih dan dilakukan oleh penguasa
Pada masa Machiavelli, tampak bahwa negara sedang tidak setabil dan sulit di
pulihkanhanya mengandalkan hukum. Karena hukum akan berjalan bilamana
kondisi negara stabil. Sedangkan disisi lain tanpa adanya hukum menjadikan
kehidupan menjadi tidak menentu. Sehingga Machiaveli menyarankan untuk itu
diperlukan intervensi kekuatan penguasa.
Dalam karyanya The Prince, Machiavelli menegaskan, untuk
mempertahankan kekuasaan, seorang penguasa diperbolehkan berbohong, menipu
dan menindas. Machiavelli menguraikan bahwa dalam bertindak kita tidak harus
terfokus pada apa yang seharusnya dilakukan, namun apa yang akan dilakukan

8
Tambunan. Corona Op. Cit hal 51

6
sesuai dengan kondisi. Seorang penguasa harus mengetahui wilayah dari
tindakannya dan apa yang seharusnya dilakukan. Ia juga mengatakan bahwa
seorang pangeran harus menimbulkan rasa cinta dan ketakutan pada rakyatnya.
Namun jika itu sulit dilakukan maka lebih baik seorang pangeran ditakuti dari
pada dicintai oleh rakyatnya. Selain itu seorang pangeran disarankan untuk tidak
menjadi seorang yang mulia karena akan menjadi lemah dan wibawanya akan
jatuh, selanjutnya jangan bersikap baik karena akan menimbulkan pemberontakan
dari rakyatnya karena dianggap raja tidak tegas dan tidak berani. Dalam bukunya
Delia Noer mengutip pernyataan Machiavelli dalam berperang, ia menyebutkan
bahwa seorang pangeran tidak menyibukkan dengan hal-hal lain selain berperang
karena berperang sangat diperlukan dalam pemerintahan.
Ini adalah beberapa pernyataan Machiavelli yang menekankan untuk
menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekuasaan. Segala cara bisa
digunakan asal sesuai tujuan penguasa. Dari penjelasan diatas pendapat
Machiavelli merupakan refleksi kejadian politik pada masa itu dan menjadikan
fenomena itu menjadi pegangan politiknya. Sebenarnya Machiavelli melupakan
suatu hal jika kekuasaan berdasarkan kelicikan dan kebritalan maka akan rapuh
sendiri. Kekuatan yang hanya bertumpu pada pribadi raja dan melupakan faktor
dari luar yang bersiap untuk menyerang jika raja lengah maka akan di serang. Dari
berbagai pendapat Machiavelli memang bukan politik yang sewajarnya yang tidak
bisa diterima oleh yang lain.

RENE DESCARTES DAN PEMIKIRANNYA


Dari sudut pandang sejarah, Era filsafat modern dianggap bermula di Barat
sejak tercetusnya krisis di Zaman Pertengahan (Middle Ages / Dark Ages) selama
dua abad (abad ke 14 dan ke 15) dengan kemunculan gerakan Renaissance
dikalangan masyarakat Barat. Renaissance (kelahiran kembali) merupakan suatu
sebutan yang sering digunakan untuk menyebut gelombang-gelombang
kebudayaan dan pemikiran di Eropa yang bermula di Itali pada abad ke 14 dan
kemudiannya merebak ke Perancis, Spanyol, Jerman, Belanda, England dan ke
negara-negara Eropa lainnya. Renaissance merupakan zaman perkembangan

7
peradaban yang berlaku di akhir atau sesudah Zaman Pertengahan yang pada
akhirnya memunculkan Era baru yang disebut zaman Modern.9
Rasionalisme merupakan aliran pemikiran filsafat yang menyatakan bahwa
akal (reasoning) merupakan alat terpenting dalam memperolehi pengetahuan dan
menguji pengetahuan. Aliran pemikiran rasionalisme menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan hanya dapat diperoleh dengan cara berfikir. Rasionalisme
menduduki tempat terpenting dalam teori pengetahuan. Sebutan rasionalisme
biasanya dikaitkan dengan golongan rasionalis pada abad ke 17 dan ke 18.
Diantara tokoh-tokoh aliran rasionalisme yang termasyur dikalangan ilmuan dunia
adalah Rene Descartes (1596-1650), Baruch (Benedict) Spinoza (1632-1677),
Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646-1716) dan Christian Wollff (1679-1754).
Aliran Rasionalisme muncul karena dominasi Gereja dalam segala aspek
kehidupan manusia pada zaman tersebut, yang membuat kesengsaraan bagi
rakyat Barat pada waktu itu. Sehingga dengan adanya terobosan pemikiran baru
ini membuat kehidupan Barat yang tadinya gelap gulita menjadi lebih baik,
bahkan bisa mengalami kemajuan pesat setelahnya karena ilmu pengetahuan
mulai berkembang berdasarkan logika atau pikiran.
Rasionalisme sebenarnya sudah muncul sejak lama yaitu ketika Zaman
Yunani Kuno. Thales (625-545 SM) merupakan ahli filsafat pada zaman tersebut
yang dianggap pertama kali menerapkan rasionalisme dalam filsafatnya. Asas
Rasionalisme yang telah beliau letakkan di dalam filsafat tersebut kemudian
dilanjutkan oleh beberapa golongan sofis dan ahli filsafat Yunani Klasik seperti
Socrates ( tahun 469-399 SM), Plato ( tahun 427-347 SM) dan Aristotal (tahun
384-322 SM) dan tokoh-tokoh filsafat setelahnya. Dalam zaman filsafat modern,
tokoh rasionalisme yang dianggap sebagai yang pertama kali mencetuskan aliran
tersebut adalah Rene Descartes, yang kemudian dilanjutkan oleh Spinoza dan
Leibniz. kemudian aliran ini dikembangkan lagi secara sempurna oleh ahli filsafat

9
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997, hal. 109.

8
German yaitu Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831) yang kemudian
terkenal sebagai tokoh rasionalisme dalam sejarah.10
Apabila membicarakan mengenai filsafat modern Barat, Rene Descartes
merupakan tokoh yang terdepan untuk disebut. Descartes sudah dianggap oleh
dunia Barat sebagai “Bapa Filsafat Modern”. Dari ide beliaulah yang telah
memperkenalkan gerakan menggunakan akal fikiran dalam menemukan suatu
pengetahuan. Disamping itu gerakan ini juga untuk menolak ajaran gereja-gereja
Kristian yang kononnya berpegang kepada wahyu. Descartes dipuja di dunia Barat
kerana keberaniannya dalam mempelopori gerakan melepaskan diri dari
kongkongan tradisi dan dogma gereja Kristen yang menyekat perkembangan
filsafat pada zaman pertengahan dengan aliran yang dibawanya.11
Rene Descartes dilahirkan dari keluarga bangsawan. Descartes lahir
tanggal 31 Maret 1596 disebuah kota kecil di La Haye, sekitar 30 mil dari Tours.
Tempat tersebut sekarang berganti nama menjadi Descartes. Descartes merupakan
anak keempat, dan ibunya meninggal ketika melahirkan lagi pada tahun
berikutnya. Ayahnya Joachim merupakan seorang Hakim yang bekerja di High
Court of Britiany. Tempat kerja ayah Descartes berada di kota Rennes yang
berjarak 140 mil dari tempat tinggal mereka, hal ini membuat ayahnya jarang
tinggal di rumah. Setelah istrinya meninggal, Joachim menikah dengan wanita
didaerah tempat kerjanya dan memutuskan untuk tinggal di Rennes. Hal ini
membuat Descartes terpaksa diasuh dirumah neneknya.12
Descartes menghabiskan masa kecilnya dengan keadaan kesepian dan
kesunyian. Sejak kecil beliau sudah memperlihatkan kecakapan diri sebagai anak
yang cerdas dan pintar serta hati-hati. Descartes mulai menjalani masa
pendidikannya pada usia 8 tahun. Pertama-tama beliau bersekolah di Kolese
Yesuit di La Fletche. Di sekolah itu beliau mempelajari berbagai bidang ilmu,
termasuk filsafat Aristoteles dan Plato, serta Teologi Thomas Aquinas. Descartes
menyelesaikan masa pendidikannya ditempat tersebut pada usia 16 Tahun. Setelah

10
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum. Akal dan Hati Sejak Thales Sampai James.Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1997, hal. 111.
11
Ibid., hal. 112.
12
Paul Strathern, Descartes In 90 Minutes,terj. Frans Kowa, Jakarta: Erlangga, 2001, hal. 4.

9
lulus dari sekolah tersebut, beliau merasa ada ketidakpuasaN dengan hasil yang
didapat selama beliau bersekolah ditempat tersebut. Beiau belum menemukan
jawaban-jawaban pasti akan pertanyaan-pertanyaanya yang selama ini beliau cari.
Kemudian ayahnya mengirimnya untuk bersekolah kembali di Universitas Poitiers
untuk mempelajari hukum. Tetapi Descartes hanya menjalaninya selama 2 tahun
saja, dan beliu memutuskan untuk meninggalkanya. Kehidupanya kemudian
diwarnai dengan petualanganya di beberapa negara untuk mencari jawaban pasti
akan pertanyaan-pertanyaanya. Petualangan dan perjalanan hidupnya berakhir
pada tanggal 11 Febuari tahun 1950 karena sakit yang dideritanya. 13
Semasa hidupnya, Descartes telah menghabiskan hidupnya untuk
mendapatkan sebuah jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya yang tidak bisa
dijawab oleh teori-teori filsafat yang dicetuskan oleh para pendahulunya.
Sehingga beliau memutuskan untuk membuat jawaban sendiri yang dianggapnya
benar dan pasti. Banyak sekali karya-karya yang dihasilkan oleh Descartes untuk
menampung pemikiran-pemikiranya. Karya-karya tersebut dibuat oleh beliau
untuk menyebarkan pemikirannya dan merubah wajah barat yang tadinya masuk
ke zaman kegelapan (Dark Ages) ke zaman kelahiran kembali (Renaissance).
Pada akhirnya pemikiran beliau membuat kehidupan Barat mencapai zaman
modern dan memperoleh kemajuan-kemajuan seperti sekarang ini.
Diantara beberapa buku yang telah disebutkan, ada dua buku yang sangat
penting karena didalam buku tersebut menjelaskan filsafat Descartes, kedua buku
tersebut adalah Discourse on the Method yang diterbitkan pada tahun 1637 dan
Meditations on First Philosophy yang diterbitkan pada tahun 1641. Kedua buku
tersebut saling melengkapi satu sama lain. Di dalam buku tersebut Descartes telah
menjelaskan metodenya yang sangat terkenal, yaitu “Metode Keraguan Descartes
(Cartesian Doubt)”. Metode Keraguan Descartes juga seringkali ditulis dalam
penulisan-penulisan ilmiah sebagai “Metode Cogito Descartes” ataupun “Metode
Cogito” saja.14

13
Ibid., hal. 5.
14
Ibid., hal. 113.

10
Descartes tahu betul bahwa untuk meyakinkan tokoh-tokoh gereja Kristen
pada zaman itu bukan sesuatu hal yang mudah untuk mempercayai bahwa dasar
filsafat haruslah akal (reason). Tokoh-tokoh gereja pada zaman pertengahan
sangat kuat berpegang dengan keyakinan bahwa dasar filsafat haruslah iman
(faith), seperti yang tersirat dalam jargon Credo Ut Intelligam dari Saint Anselm.
Untuk menyakinkan orang-orang mengenai pendapatnnya tersebut, beliau
mengenalkan dasar filsafat baru yang seharusnya bersumber dari akal (reason) .
Beliau pun menyusun dan memperkenalkan suatu argumentasi (hujahan) yang
sangat terkenal dalam dunia filsafat Barat. Argumentasi (hujahan) beliau itu
dijelaskansecara rinci di dalam Metode Cogito. Berikut adalah tahap-tahapcara
berfikir Descartes yang dikenal dengan Metode Cogito

Gambar Tahap-Tahap Metode Cogito Descartes


Sumber: Ahmad Tafsir (1997), op.cit., h. 115

Melalui kaedah berfikir yang dikemukakanya, Descartes telah menemui


asas bagi filsafatnya sendiri, yaitu “aku yang berfikir” yang dicari-carinya selama
ini. Baginya ini adalah jawaban pasti yang dapat menjawab segala pertanyaannya
selama ini. Asas filsafat Descartes ini bukan diambil dari filsafat Plato, bukan pula
dari filsafat Zaman Pertengahan, bahkan bukan juga merupakan ajaran agama
yang lainnya. Menurut Descartes, pemikiran itulah yang sesuai dijadikan asas bagi
filsafat, kerana “aku yang berfikir” itulah yang benar-benar ada dan tidak dapat
diragukan adanya. Dari pemikiran Descartes inilah yang akan memunculkan
aliran Rasionalisme dalam berbagai bidang, khusunya dalam bidang ilmu
pengetahuan.

11
HEGEL DAN PEMIKIRANNYA
George Wilhelm Friedrich Hegel dilahirkan pada tanggal 27 Agustus di
Stuttgart pada tahun 1770, selama turun temurun keluarganya menjadi pegawai
negeri. Ayah hegel sendiri bekerja dikantor pajak Wurttemberg. Hegel memiliki
aksen Swabia yang kental dan terus ia pertahankan sampai akhir hidupnya, sama
halnya dengan keyakinannya bahwa kerendahan diri adalah salah satu ciri utama
dari kebudayaan yang sejati.15
Hegel adalah seorang anak yang menderita sejumlah penyakit berat
sebelum ia mencapai usia dewasa. Pada usia 6 tahun, ia terserang penyakit cacar
yang sangat parah dan hamper merenggut nyawanya. Selama seminggu
pandangan menjadi kabur dan kulitnya dipenuhi dengan bopeng-bopeng yang
mengerikan. Pada usia 11 tahun Hegel berhasil lolos dari wabah yang menyerang
keluarganya itu. Walau begitu, ia harus kehilangan ibunya karena wabah itu.
Penyakit sepertinya tidak bisa meninggalkan Hegel. Saat kuliah ia terkapar selama
berbulan-bulan karena serangan malaria.
Dimasa pertumbuhannya Hegel membaca dengan membabi buta. Hampir
semuanya ia lahap, mulai dari kesusastraan, Koran dan risalah-risalah yang berisi
semua subjek yang bisa ia temukan. Sejak dini Hegel telah menyakini pendekatan
sistematik yang sangat ketat yaitu dengan menyalin semua yang dibacanya itu
kedalam bentuk ringkasan dibuku jurnalnya. Catatan-catatan detailnya ini atau
yang ia sebut sebagai pabrik ringkasan berisikan berbagai kutipan tentang
berbagai hal, dari fisiognomis (cara berfikirsubjektif atau egosentris, biasanya
dimiliki anak yang berusia 3-5 tahun) hingga filsafat dari Hyperborean (orang
yang tinggal terasing di wilayah kutub utara) hingga hipokondria (penyakit
depresi yang disertai khayalan).16
Karir akademik Hegel dimulai pada tahun 1808, yakni sebagai tenaga
pengajar pada Universitas Jena. Di sinilah ia bersentuhan dengan filsafat secara
intens. Pada tahap awal di Universitas Jena ini Hegel masih terbayang-bayang
kebesaran Fichte dan Schelling. Hal ini terbukti dengan karyannya “Difference

15
Paul Strathern, 90 Menit Bersama Hegel, Jakarta : Erlangga. 2001, hlm. 4
16
Ibid. hlm.5

12
between the Philophical System of Fichte and Schelling”. Namun, dengan kerja
kerasnya, ia dapat mempertegas jati dirinya sebagai filosof yaitu dengan
melahirkan karya “The Phonomenologi of Spirit” pada tahun 1907. Karier
akademiknya semakin menanjak pada tahun 1818 dengan diangkatnya sebagai
guru besra di Berlin menggantikan Fichte.
Hegel meninggal pada tanggal 14 Nopember 1831 serangan kolera.
Selama periode ini, dia menempati posisi dia berada di puncak klasemen dalam
dunia filsafat, tidak hanya di Berlin, namun juga diseluruh Jerman. Seolah ia
sebagai filosof resmi, pengaruhnya diperoleh berkat pembuktian dan pengabdian
yang tanpa kompromi untuk memurnikan pemikiran, yang dipandu dengan
kemampuannya menyusun ruang lingkup dan jalan dialetikannya.
Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu
didamaikan, atau bisa dikenal dengan tesis (pengiyaan), antithesis (pengingkaran),
dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan harus berupa konsep pengertian
yang empiris indrawi. Pengertian yang terkandung didalamnya berasal dari kata-
kata sehari-hari, spontan, bukan reflektif, sehingga terkesan abstrak, umum,
statis dan konseptual. Pengertian tersebut diterangkan secara radikal agar dalam
proses pemikirannya kehilangan ketegasan dan mencair. Pengingkaran adalah
konsep pengertian pertama ( (pengiyaaan) dilawan artikan, sehingga muncul
konsep pengertian kedua yang kosong, formal, tak tentu, dan tak terbatas.
Menurut Hegel dalam konsep kedua sesungguhnya tersimpan pengertian dari
konsep yang pertama. Konsep pemikiran kedua ini juga diterangkan secara radikal
agar kehilangan ketegasan dan mencair. Kontradiksi merupakan motor dialektika
(jalan menuju kebenaran) maka kontradiksi harus mampi membuat konsep yang
bertahan dan saling mengevaluasi. Kesatuan kontradiksi menjadi alat untuk
melengkapi dua konsep pengertian yang saling berlawanan agar tercipta konsep
baru yang lebih ideal.
Pemikiran Hegel tidak bisa dilepaskan dalam dialektika antara tesis,
antitesis, dan sisntesis. Dalam bukunya Philosphy Of Raight, negara dan
masyarakat sipil ditempatkan dalam kerangka dialektika itu yaitu keluarga sebagai
tesis, masyarakat sipil sebagai antitesisi dan negara sebagai sintesis. Dalam

13
kerangka teori dealiktikanya ini, Hegel menempatkan masyarakat sipil diantara
keluarga dan negara. Dengan kata lain, masyarakat sipil terpisah dari keluarga dan
dari negara.

Metafisika Dan Ruh Absolut


Filsafat Hegel sering disebut sebagai puncak idealism Jerman. Filsafatnya
banyak diinspirasikan oleh Imanuel Kant dengan filsafat ilmunya (filsafat
dualism). Kant melakukan pengkajian terhadap kebuntuan perseteruan antara
Empirisme dan Rasionalisme, keduanya bagi kant terlalu ekstrim dalam
mengklaim sumber pengetahuan. Revolusi Kantian” kemudian berhasil
menemukan jalan keluarnya.
Dengan metafisika kemudian hegel mencoba membangun suatu sistem
pemikiran yang mencakup segalanya baik ilmu pengetahuan, budaya, agama,
konsep kenegaraan, etika, sastra dll. Hegel meletakan ide atau ruh atau jiwa
sebagai relitas utama, dengan ini ia akan menyibak kebenaran absolut dengan
menembus batasan-batasan individual atau parsial, kemandirian benda-benda
yang terbatas bagi Hegel dipandang sebagai ilusi, tidak ada yang benar nyata
kecuali keseluruhan.
Segala sesuatu yang nyata adalah rasional dan segala yang rasional adalah
nyata adalah merupakan kalimat yang menegaskan bahwa luasnya ide sama
dengan luasnya realitas. Kalimat ini berbeda dengan yang dinyatakan oleh kaum
empiris tentang realitas “yang nyata” bagi kaum empiris secara tegas ditolak
hegel, sebab baginya itu tidaklah rasional, hal tersebut terlihat rasional karena
merupakan bagian dari aspek keseluruhan.

Dialektika
Dialektika merupakan metode yang dipakai Hegel dalam memahami
realitas sebagai perjalanan ide menuju pada kesempurnaan. Menelusuri materi
baginya adalah kesia-siaan sebab materi hanyalah manifestasi dari perjalanan ide
tersebut. Dengan dialektika, memahami ide sebagai realitas menjadi
dimungkinkan. Dialektika dapat dipahami sebagai teori tentang persatuan hal-hal
yang bertentangan. Terdapat tiga unsur dalam memahami dialektika yaitu

14
pertama, tesis, kedua sebagai lawan dari yang pertma disebut antithesis. Dari
pertarungan dua unsur ini lalu muncul unsur ketiga yang memperdamaikan
keduanya yang disebut dengan sintesis. Dengan demikian dialektika dapat juga
disebut sebagai proses berfikir secara totalitas yaitu setiap unsur saling bernegasi
( mengingkari dan diingkari), saling berkontradiksio (melawan dan dilawan).
Serta saling bermediasi (memperantarai dan diperantarai).

NIETZSCHE DAN PEMIKIRANNYA


Nietzsche dengan nama lengkapnya Friedrich Nietzsche lahir di Rocken,
sebuah kota kecil di provinsi Prusia Saxony, yang merupakan keluarga pendeta. Ia
lahir pada tanggal 15 Oktober 1844. Seorang filsuf nihilis, filsuf yang menolak
agama dan menciptakan istilah "Tuhan sudah mati" padahal ia adalah keturunan
dari garis pendeta yang dihormati.17 Bersama Nietzsche, filsafat menjadi
berbahaya bagi semua orang. Banyak gagasan-gagasan berbahaya yang mampu
mempengaruhi pemikiran-pemikiran manusia umum. Diantara gagasan tersebut
yang paling terkenal adalah Will to Power, God is Tod, dan The Overman
(Superman).
Tahun 1872 Nietzsche menciptakan buku besar yang berjudul The Birth of
Tragedy dan merupakan publikasi pertamanya yang menjadikannya tenar secara
langsung. Karya ini sebagai bentuk dedikasi untuk Wagner yang menggambarkan
abad ke-19 sebuah konsep kebudayaan Yunani. Kemudian pengembangan karya
Nietzsche dilakukan oleh filsuf-filsuf abad ke-20, psikoanalis, dan penuli-penulis
novel terkenal. Nietzsche kemudian menulis 4 esai yang dikumpulkan menjadi
satu dengan judul Meditations sebelum waktunya (Untimely Meditations) (1873-
1876), karya ini berfokus pada isu-isu kontemporer dan kritiknya yang
berkembang pada saat itu.
Nietzsche menulis kembali karyanya Human, All Too Human,di tahun
1878, yang menggambarkan arah baru pemikirannya. Dimana penulisan
menggunakan gaya aforistik yang dapat dikatakan cocok dengan multifaset
Nietzsche, keyakinan iconoclastic, dalam hal ini merupakan penggambaran terkait

17
Burhanuddin Afid. 2012. Filsafat Ilmu. Sekolah Tinggi Bahasa Inggris PGRI. Pacitan.
Hal : 3.

15
landasan motivasi tersembunyi dibalik seluruh aspek perilaku kehidupan manusia.
Karya selanjutnya adalah The Dawn yang ditulis pada tahun 1881, didalamnya
tertulis kata-kata mutiara yang dipengaruhi oleh prasangka moralitas Eropa.
Kemudian The Gay Science (1882), yang merupakan buku pribadi Nietzsche dan
termasuk didalamnya diskusi-diskusi yang berkelanjutan terkait kebenaran, seni,
dan pengetahuan. Ditahun 1883-1884, Nietzsche kembali menerbitkan karyanya
Spoke Zarathustra, pada tiga bagian pertama dan berlanjut bagian ke-4 ditahun
1885, dan tidak sampai 1892 karyanya selesai. Didalamnya banyak rangkaian
terkait perumpamaan tentang seorang nabi yang mengabarkan akan adanya
kematian Tuhan dan perjalanan kematian umat manusia serta tantangan-tantangan
dalam menghadapi takdirnya. Zarathustra merupakan penyalur ide dan karya
Nietzsche mungkin dapat dikatakan paling populer.
Nietzsche menciptakan karya-karya terkenal di tahun-tahun terakhirnya.
Sebuah karya berjudul Beyond Good and Evil dengan subjudul "Prelude ke
Filsafat Masa Depan" muncul pada tahun 1886. Tak kalah terkenalnya, di tahun
1887, ia melahirkan karya Genealogy of Morals yang merupakan single-minded
studi tentang etika, diikuti oleh Kasus Wagner (1888), sebuah karya polemik
cemerlang yang bersifat sarkastis dan mampu bertahan sebagai salah satu bukunya
wittiest. Pada tahun 1888 ia kembali menulis The-kristus Anti, yang merupakan
serangan terakhir pada sebuah kekristenan institusional, dan karya ini kontra
dengan milik Wagner dengan dikompilasikan oleh Nietzsche, dan merupakan
bagian pilihan singkat dari karya-karya sebelumnya. Twilight dari Idols (1889)
karya selanjutnya, didalamnya tertulis sebuah deklarasi perang terhadap grand
banyaknya ide dari seluruh kalangan usia yang merupakan formulasi akhir
pendapat dari Nietzsche yang menggaris bawahi optimisme bawaan.
Januari 1889 merupakan hari ketika Nietzsche jatuh di sebuah jalan di
Turin, Italia, dan sejak saat itu kondisinya dengan cepat turun ke dalam kegilaan.
Dia berada dalam kondisi kelumpuhan mental dan fisik sampai kematiannya di
Weimar pada tanggal 25 Agustus 1900. Ditahun berikutnya, adik Nietzsche,
Elisabeth Forster-Nietzsche menerbitkan karya Nietzsche yang berjudul “The Will
to Power”, yang sebelumnya telah ditinggalkan pada tahun 1888. Ecce Homo

16
karya berikutnya, yang menceritakan seorang filsuf riang, dimana didalamnya
berisi analisis terkait gairah hidupnya dan tujuan untuk bekerja yang dikeluarkan
pada tahun 1908.
Filsafat mulai dipelajari Nietzsche setelah ia membaca uraian-uraian
Schopenhauer yang tidak sengaja ditemukan pada tumpukan buku-buku di toko
buku loak. Schopenhauer memang memiliki pengaruh yang kuat terhadap
pandangan filsafat Nietzsche. Keduanya, Schopenhauer dan Nietzsche
mempunyai pandangan filsafat yang sama. Dasar filsafat mereka berdua berpusat
pada kehendak. Namun, terdapat perbedaan diantara pemikiran kedua tokoh
tersebut, diketahui bila Schopenhauer mendasarkan pandangan filsafatnya pada
kehendak untuk hidup (Wille zum Leben), sedangkan Nietzsche mendasarkan
filsafatnya pada kehendak untuk berkuasa (Wille zur Macht).18
Menurut Neitzsche kehendak merupakan asas dari eksistensi manusia.
Dimana semua manusia pasti memiliki kehendak untuk berkuasa (will to power)
sebab kehidupan merupakan perjuangan untuk memperoleh sebuah kekuasaan dan
segala bentuk perjuangan merupakan hal yang dikategorikan sebagai sesuatu yang
baik. Nietzsche menyatakan bahwa pikiran adalah suatu alat untuk mengendalikan
insting (kehendak untuk berkuasa). Disamping itu pengetahuan juga merupakan
salah satu wujud nyata dari kehendak untuk berkuasa dan merupakan alat menuju
kekuasaan tersebut. Kehendak ataupun keinginan untuk mendapatkan
pengetahuan, kehendak untuk mengetahui sesuatu, tergantung akan besar kecilnya
kehendak seseorang untuk mendapatkan kekuasaan. Tujuan dalam mendapatkan
pengetahuan bukanlah semata-mata hanya untuk mengetahui sesuatu, dalam arti
menguasai kebenaran dari suatu ilmu, tetapi juga untuk mendapatkan tujuan
kebenaran.
Sebuah pengetahuan dapat dinilai merupakan sesuatu yang lebih bila dapat
meningkatkan dan mempertahankan jalannya kehidupan suatu ummat. Manusia
harus mengarahkan dan mempergunakan kekuatannya untuk menjadi manusia
yang unggul (ubermensch, superman) diantara yang lainnya. Kategori untuk

18
Agus Supriyanto. 2010. Studi Deskriptif Tentang Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Barat.
E-Journal Turats. Vol. 6 No. 1.

17
manusia unggul hendaknya mampu meruntuhkan moralitas budak yang dihiasi
dengan penuh kekejaman dan diharapkan mampu menggantinya dengan moralitas
tuan yang dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang serta nilai-nilai moral yang
luhur. Menurut Nietzsche, tiada keabadian bagi Tuhan karena Tuhan itu sendiri
sudah mati (Got is tod). Dan jika pada kenyataannya belum mati, maka kita harus
membunuhnya. Hanya manusia-manusia yang berkategori unggullah yang mampu
bertahan hidup. Manusia dikatakan masih berarti dikarenakan adanya manusia-
manusia unggul.19
Pada karya buku milik Nietzsche yang berjudul Thus Spake Zarathustra
(1883-1885) dalam empat bagian didalamnya, ia menempatkan konsep manusia
unggul (Superman) sebagai tujuan baru bagi kehidupan kemanusiaan.
Menurutnya, daripada mengandalkan tua, dalam nilai-nilai Kristen, para manusia
haruslah membuat moralitas baru yang menjadikannya memiki keputusan untuk
hidup. Sehingga, dapat dikatakan terbentuknya moralitas baru keseluruhannya
tercakup pada sosok Superman. Hal tersebut juga merupakan struktur baru untuk
moralitas sehingga dengan kata lain, ia menyerukan cara baru berpikir tentang
moralitas. Dalam The Superman terdapat semangat bebas untuk berpikir ulang
terkait moralitas dalam kehidupan kita sehari-hari. Re-pemikiran moralitas
merupakan hasil dari berpikir ulang apa artinya menjadi manusia, karena manusia
selalu didasarkan pada konsep moralitas yang mengatur praktek-praktek sosial.
Sebagai kesimpulannya, hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi moralitas yang
mengatur praktek-praktek sosial adalah dengan mengatasi kemanusiaan.
The Superman bukanlah sosok seorang individu yang menarik diri. Ia
adalah seorang makhluk yang mementingkan diri sendiri dan hanya peduli tentang
menjadi lebih dan lebih kuat. Ini berkaitan dengan konsepsi Nietzsche dari Will to
Power bahwa kehendak dalam setiap usaha adalah untuk tumbuh lebih kuat dan
mendominasi atas semua kehendak. Bagi Nietzsche, kepentingan pribadi yang
dimulai dari zaman Klasik hingga abad ke-19 adalah untuk menjadi pengganti
Tuhan. Pada sebagian bentuk modernisme, logika dan rasionalitas dalam bidang

19
Burhanuddin Afid. 2012. Filsafat Ilmu. Sekolah Tinggi Bahasa Inggris PGRI. Pacitan.
Hal : 4.

18
sosial, politik, ekonomi dan menerjemahkannya ke dalam diri adalah sebuah
bentuk ketertarikan. Seorang yang rasional adalah orang yang terlihat keluar untuk
dirinya sendiri diatas kehendak orang lain. 20
Dalam pemahaman konsep-konsep Nietzsche tersebut, terjadi
penyelewengan, dimana tujuannya adalah tidak dijadikan acuan untuk
menentukan berapa banyak kita telah membaik dan menjadi baik atau apakah kita
telah mencapai tujuan yang telah diharapkan, melainkan menjadikan kita sebagai
titik acuan untuk sebuah tujuan. Dimana tujuan merupakan sebuah jembatan
untuk keinginan kita atau sebagai penyetir yang tidak berakhir. Selain itu, tujuan
juga memiliki beberapa tujuan, yaitu beberapa jembatan. Sehingga dengan
demikian, hal tersebut juga menyiratkan beberapa penyetir. Dan sebuah tujuan
yang menghasilkan tujuan-tujuan, adalah penyetir ini dan jembatan ini.
The Superman meliputi tiga karakteristik bagi kehidupan manusia. The
Superman adalah jembatan bagi manusia yang menjembatani sebuah kehendak
akan kekuasaan. Namun, The Superman bukanlah seseorang yang tunggal, ia
diwakili oleh beberapa bahkan sekelompok orang yang jumlahnya tidak sedikit.
Dia bukan satu jenis orang, tetapi membutuhkan berbagai jenis orang. The
Superman memproduksi dan melahirkan diri sendiri, menciptakan dirinya sendiri,
untuk menjadi sesosok manusia unggul untuk dirinya sendiri. Dia adalah makhluk
ciptaan diri sendiri yang melihat dirinya sebagai sebuah tujuan yang harus dilalui
orang untuk mencapai sebuah tujuan. Artinya, meskipun ia adalah tujuan, ia
bukanlah tujuan, karena tujuannya adalah untuk menjaga tujuan dalam
memproduksi, untuk terus menciptakan dan melahirkan jenis orang yang akan
menjadi dia, dan akan menggunakannya untuk menghasilkan lebih banyak gol
(kemenangan). Ini adalah siklus yang akan terus-menerus dan tanpa akhir dari
tujuan memproduksi.
Akhirnya, Nietzsche percaya bahwa siklus tanpa akhir dari tujuan-
memproduksi, menciptakan, dan melahirkan sebuah karakter manusia unggul
adalah kehidupan itu sendiri. Hidup, bagi Nietzsche, perlu untuk bergerak ke arah

20
Paul Strathern. 2001. Terjemahan : 90 Menit Bersama Nietzche. Penerbit Erlangga.
Jakarta. Hal : 19-21.

19
kehidupan, agar kehidupan tersebut bertujuan demi untuk menjadi dirinya sendiri.
Sebuah kehidupan yang melihat tujuan sebagai tujuan. The Overman adalah
bentuk dari kehidupan utama yang menegaskan makhluk akan tujuan hidupnya
(kemanusiaan). Tujuan dari kemanusiaan adalah untuk menegaskan kehidupan.
Tugas adalah untuk menegaskan siklus yang tak berujung pada gol (keberhasilan)
memproduksi adalah tugas baru filsafat. Menurut Nietzsche, hidup yang dijalani
pasti akan terus berlanjut dan berulang-ulang, sehingga tidak ada yang disebut
hari akhir dan kehancuran dunia. Pengulangan tersebut akan akan abadi pada tiap
fase dalam kehidupan manusia. Ia menggambarkan bahwa ini sebagai sebuah
landasan untuk membentuk keagungan bagi umat manusia. 21
Jelas terbukti bahwa pada filsafat Nietzsche terdapat banyak
penyelewengan. Pikirannya mulai menjadi gila pada tahun 1889. Ia menjadi
seorang tokoh filsuf yang sangat terkenal, ketenarannya melampaui bidang filsafat
itu sendiri, hingga mempengaruhi para penulis sesudahnya. Filsafatnya
merupakan filsafat yang unik, memiliki gaya dan kejernihan yang khas. Namun,
sekarang gagasan-gagasannya justru banyak sekali disalahgunakan. Seperti
gagasan Kehendak untuk Berkuasa (Will to Power) dan Manusia Super
(Superman). Konsep manusia super dibajak oleh beberapa kalangan, seperti rasis,
anti-Semit, kaum fasis. Mereka mengutip karya-karya Nietzsche tanpa
mempedulikan konteksnya. Ketimpangan yang terjadi dalam filsafat Nietzsche
telah menjadi penyebab kehancurannya.22

KRITIK PEMIKIRAN RENE DESCARTES


Descartes merupakan seorang pioneer filsafat modern yang lahir pada
tahun 1596 dan wafat pada tahun 1650. Dengan metode Cagito Descartes itulah
akhirnya memunculkan kembali bahwa segala sesuatu haruslah dipecahkan
dengan rasio (rasionalisme). Melalui pembuktian, logika serta analisis yang
didasarkan dari fakta-fakta, dibandingkan dengan dasar dogma, iman maupun
ajaran agama. Jadi, menurut Descartes semua permasalahan dapat dilihat dari
sudut pandang realistis, bukan dari sebuah kepercayaan ato takhayul seperti yang

21
Ibid. Paul Strathern. 2001. Hal : 51-55.
22
Ibid. Paul Strathern. 2001. Hal : 34-36.

20
dipercayai dan dipegang teguh oleh Gereja. Dari teori itulah Descartes memulai
era Renaissance dimana akal lebih berpotensi digunakan dari pada hati. Hal
tersebut sama seperti zaman keemasan Yunani kuno yang sangat menomor
satukan akal sebelum pengaruh gereja di abad pertengahan muncul.
Teori filsafat Descartes tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar,
belum tentu kebenaran dari sumber kepercayaan atau iman itu salah. Karena
percaya bukanlah sesuatu yang irasional melainkan metarasional (diatas akal). Hal
ini menandakan bahwa suatu kepercayaan atau iman itu tempatnya diatas akal
(rasio), sehingga tidak perlu dapat dijelaskan oleh akal, karena akal tidak akan
mampu menjelaskannya. Hal inilah yang kemudian diadopsi oleh orang-orang
Islam, dimana dalam mencari sebuah kebenaran menggunakan tiga sumber ilmu,
pertama panca indra, kedua dengan menggunakan rasio, dan yang terakhir
menggunakan intuisi (Kepercayaan).
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman ““Kutinggalkan untuk kamu dua
perkara (pusaka), tidaklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu
masih berpegang kepada keduanya, Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.” Dan
dalam QS. Al-Isra ayat 9 :

َ‫ش ُر ْال ُمؤْ ِمنِينَ الَّذِينَ َي ْع َملُون‬


ِّ ِ ‫ي أ َ ْق َو ُم َويُ َب‬َ ‫ِإ َّن َٰ َهذَا ْالقُ ْرآنَ َي ْهدِي ِللَّ ِتي ِه‬
ً ‫ت أ َ َّن لَ ُه ْم أ َ ْج ًرا َك ِب‬
‫يرا‬ ِ ‫صا ِل َحا‬
َّ ‫ال‬
“Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”
Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa keimanan dan kepercayaan
terhadap Al-Qur’an yang merupakan firman Allah adalah suatu kebenaran.
Padahal jelas dalam Al-Qur’an juga dijelaskan terkait hal-hal yang bersifat gaib,
bahkan tidak dapat dinalar oleh manusia. Namun, itu semua tetap harus dipercaya,
karena banyaknya kebenaran-kebenaran yang ditunjukkan oleh firman Allah
tersebut. Dan pernyataan Descartes bahwa kebenaran hanya pada sesuatu yang
bersifat rasional atau nyata dan tidak kasat mata merupakan sesuatu yang tidak

21
benar-benar tepat. Karena terdapat hal-hal yang bersifat irrasional yang
merupakan suatu kebenaran dan wajib kita imani.

KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN NIETZSCHE


Nietzsche merupakan tokoh filsafat dunia modern yang terkenal sebagai
filsuf yang bersifat nihilisme. Gagasannya yang paling dikenal oleh dunia adalah
istilah “God is tod” yang berarti bahwa Tuhan sudah mati. Dalam istilah
selanjutnya ia menyatakan bahwa “era Kristiani telah tamat (berakhir)”. Hal ini
mengungkapkan bahwa keberadaan dan keeksistensian Tuhan telah berakhir.
Neitzsche kembali menegaskan bahwa Tuhan harus ditiadakan, jikalau Tuhan
hidup maka kita harus membunuhnya. Sehingga manusia bebas untuk melakukan
segala sesuatu sesukanya tanpa adanya hukum-hukum atau aturan yang
menghalanginya.
Hal ini bertentangan dengan konsep yang ada dalam setiap agama,
khususnya Islam, bahwa Allah adalah satu-satuya Yang Abadi dan patut untuk
disembah. Segala sesuatu di dunia ini akan musnah, kecuali Allah SWT. Dalam
Al-Qur’an Allah berfirman :

‫ي ْالقَيُّو ُم‬
ُّ ‫ّللاُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ ُه َو ْال َح‬
ِّ
“Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)” (QS. Al-Baqarah [2]: 255).

Masih dalam gagasan yang dicanangkan oleh Nietzsche yaitu “Will to


Power” (berkehendak untuk berkuasa), dalam istilah tersebut Nietzsche
mengungkapkan bahwa manusia harus berkehendak untuk berkuasa. Dalam
kekuasaan tersebut, manusia berhak untuk memperjuangkan segala yang
dimilikinya untuk mencapai kekuasaan setinggi-tingginya. Kekuasaan dapat diraih
tanpa adanya batasan atau larangan, bahkan Tuhan sekalipun yang seharusnya
mati (menurut gagasan Nietzsche “God is tod”). Padahal Allah berfirman dalam
QS. Al-Imran (2) ayat 189 bahwa :

َ ‫علَ َٰى ُك ِِّل‬


‫ش ْىءٍ قَدِير‬ ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬
َّ ‫ض ۗ َو‬
َ ُ‫ٱّلِل‬ َّ ‫َو ِ َّّلِلِ ُم ْلكُ ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬

22
“Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha
Perkasa (Berkuasa) atas segala sesuatu.”

Berdasarkan ayat diatas, menunjukkan bahwa segala sesuatunya adalah


kuasa Allah dan tidak ada sesuatu apapun yang mampu menyekutukannya.
Sehingga sebesar apapun perjuangan manusia, maka kehendak untuk menjadi
penguasa tertinggi dan menghilangkan keeksistenan Tuhan merupakan sesuatu
yang tidak mungkin.
The Superman atau manusia super yang unggul adalah tujuan seluruh
manusia dalam kehidupan ini. The Superman merupakan istilah yang diciptakan
oleh Nietzsche. Menurut beberapa paragraf diatas telah dijelaskan bahwa tujuan
dari manusia hidup adalah dirinya sendiri, dan untuk meraih tujuannya maka
hanya manusia super lah yang akan bertahan untuk hidup. Ungkapan ini tidak
sesuai dengan konsep Islam akan tujuan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan
Allah.

َ ‫صلَ َٰوة‬ ۟ ‫صينَ لَهُ ٱلدِِّينَ ُحنَفَا ٓ َء َويُ ِقي ُم‬


َّ ‫وا ٱل‬ ِ ‫ٱّلِل ُم ْخ ِل‬ ۟ ‫وا َو َما ٓ أ ُ ِم ُر ٓو ۟ا ِإ َّال ِليَ ْعبُد‬
َ َّ ‫ُوا‬ ۟ ُ ‫َويُؤْ ت‬
ُ ‫ٱلز َك َٰوة َ ۚ َو َٰذَ ِل َك د‬
‫ِين ْٱلقَيِِّ َم ِة‬ َّ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus.” (QS: Al-Bayyinah [98] ayat : 5)

Dalam ayat tersebut diatas, jelas sekali perintah Allah untuk seluruh
Ummat Manusia hanyalah untuk menyembah Allah SWT dan menaati segala
perintahNya. Sehingga segala tujuan hidup manusia adalah semata-mata untuk
Allah karena semua akan kembali padaNya.
Menurut Nietzsche, hidup ini merupakan sebuah keberlangsungan yang
abadi dan tiada akhir. Sehingga apa yang sudah terjadi sekarang akan berulang
lagi dikemudian hari secara terus-menerus dan tidak akan berakhir. Konsep ini
benar-benar menyalahi hukum yang ada dalam agama Islam. Karena dalam Islam,

23
Allah menjelaskan akan adanya kiamat yaitu hari akhir dan adanya kehidupan
sesudah mati yaitu surga dan neraka. Hal ini dijelaskan dalam QS. Ar-Rahman
ayat 26-27 yang menjelaskan bahwa :

)٢٧( ‫) َو َي ْبقَى َو ْجهُ َربِ َِّك ذُو ْال َجال ِل َواإل ْك َر ِام‬٢٦( ‫ان‬
ٍ َ‫علَ ْي َها ف‬
َ ‫ُك ُّل َم ْن‬
“Semua yang ada di bumi akan binasa” (26) “dan yang tetap kekal adalah Dzat
Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (27)
Dan dalam QS. Ali-Imran [3] ayat : 131-133 yang menjelaskan terkait
adanya surga dan neraka yang telah diciptakan sebagai balasan atas apa yang telah
dilakukan di dunia. Sehingga hidup yang berkelangsungan dan berulang-ulang
tiada akhir di dunia (menurut Nietzsche) merupakan sesuatu yang salah dan tidak
mungkin.

َ‫سو َل لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُمون‬


ُ ‫الر‬ َ ١٣١( َ‫َّت ِل ْل َكا ِف ِرين‬
َّ ‫)وأ َ ِطيعُوا‬
َّ ‫ّللاَ َو‬ ْ ‫ار الَّ ِتي أ ُ ِعد‬
َ َّ‫َواتَّقُوا الن‬
ْ ‫ض أ ُ ِعد‬
‫َّت‬ ُ ‫اْلر‬ ْ ‫س َم َاواتُ َو‬ َّ ‫ض َها ال‬ َ ‫عوا ِإلَى َم ْغ ِف َرةٍ ِم ْن َر ِبِّ ُك ْم َو َجنَّ ٍة‬
ُ ‫ع ْر‬ ُ ‫ار‬ ِ ‫س‬َ ‫)و‬َ ١٣٢(
)١٣٣( َ‫ِل ْل ُمتَّقِين‬

”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang
yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.”

24
KESIMPULAN
Pemikiran-pemikiran di atas memang ada beberapa yang tidak
sesuai dengan norma agama seperti halnya pendapat Machiavelli yang
mengesampingkan nilai moral pada penguasa yang seharusnya citra yang
baik harus tetap ditunjukkan kepada rakyat agar di hormati. Begitu pula
dengan pendapat Descartes yang menuhankan rasionalisme sebagai
landasan pada segala aspek dalam kehidupan.

Hegel

Neitzsche yang mengagung-agungkan kemanusiaan diatas


segalanya, sehingga dalam setiap gagasan-gagasan yang dikeluarkannya
semua bertujuan demi keberlangsungan dan keberhasilan hidup manusia.
Namun, adanya hal ini justru mengesampingkan nilai-nilai utama lainnya,
seperti keberadaan Tuhan dan hari akhir yang mengartikan bahwa
ketiadaan keberlangsungan hidup yang abadi. Dan beberapa kalangan
tidak menyetujuinya karena menyalahi dalam segi agama. Namun dari
pendapat mereka juga telah mengantarkan ke dunia modern.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin. Afid. 2012. Filsafat Ilmu. Sekolah Tinggi Bahasa Inggris PGRI.
Pacitan
F. Budi Hardiman.Filsafat Modern, dari Machiavelli sampai Nitzsche.Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.2004
Nurita Meliana. 2013. Pemikiran-pemikiran Filosofis W.F. Nietzsche Dalam
Roman Also Sprach Zarathustra : Sebuah Kajian Filsafat PostModern.
Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
Rapar Jh. 2001. Filsafat Politik Plato Aristoteles Agustinus Marchiavelli. Jakarta;
PT Grafindo Persada

25
Strathern. Paul. 2001. Terjemahan : 90 Menit Bersama Nietzche. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
-------------,2001. Descartes In 90 Minutes, terj. Frans Kowa, Jakarta: Erlangga.
-------------,2001. 90 Menit Bersama Hegel, Jakarta : Erlangga.
-------------. 2001. Terjemahan : 90 Menit Bersama Nietzche. Penerbit Erlangga.
Jakarta
Suhelmi, Ahmad,2007 Pemikiran Politik Barat; kajian Sejarah Pemikiran
Negara, Masyarakat dan KekuasaanPT. Gramedia Pustaka Utama
Supriyanto. Agus 2010. Studi Deskriptif Tentang Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan
Barat. E-Journal Turats.
Tambunan, Corina 2007.Dalam Tesis berjudul “Moralitas dan kekuasaan: Studi
Atas Pemikiran Nicollo Machiavelli 1469-1527”, Pasca Sarjana Departemen
Filsafat, FIB UI, Depok

26

Anda mungkin juga menyukai