Anda di halaman 1dari 4

11 Cara Mendidik Anak Usia 10 Tahun yang Tepat

Mendidik anak merupakan tugas orang tua yang sulit dikatakan kapan masa 3. Jaga mood anak
berakhirnya, sebab sebenarnya proses mendidik anak itu akan berlangsung seumur Ada kalanya anak yang berusia 10 tahun itu memiliki mood yang naik turun. Sebagai
hidup. Peran orang tua dalam mendidik anak juga ditentukan dan dipengaruhi dengan orang tua, cara mendidik anak usia 10 tahun yang tepat yaitu Anda bisa menjaga
peran ayah dalam keluarga serta peran ibu dalam keluarga. Jika kedua orang tua dapat mood anak agar tetap dalam keadaan ceria. Perhatikan asupan makanan anak, karena
menjalankan bagiannya masing – masing dalam pendidikan karakter anak dengan hal itu masih bisa membuat anak berada dalam suasana hati yang jelas. Anda bisa
baik dan kompak, maka tidak akan terlalu sulit untuk membuat anak membangun mengajari anak cara meredam emosi dan cara mengendalikan diri agar anak juga bisa
karakter yang positif sesuai keinginan orang tua. belajar untuk mengontrol segala emosi yang dia rasakan dengan baik.
Pada usia 10 tahun, anak semakin mendekati usia puber atau usia remaja. Mungkin
ada dari beberapa orang tua yang merasa bahwa anak tidak lagi menjadi anak 4. Mengajari anak berbuat baik
kecilnya yang lucu, akan tetapi dia sudah mulai berubah menjadi pribadinya sendiri. Mengajari anak tentang pentingnya berbuat baik agar menjadi orang yang
Anda tidak perlu khawatir ketika mengalami hal seperti itu, karena jika orang tua menampakkan ciri – ciri orang baik hati sangat penting. Hal itu bisa dimulai dengan
dapat memberikan cara mendidik anak yang baik dengan pentingnya pendidikan menumbuhkan empati di hati anak agar ia tetap menjadi orang yang bersahaja dengan
karakter sejak usia dini, maka prinsip itu akan tertanam kuat di dalam diri sang anak. mengetahui kesulitan hidup orang lain. Supaya anak memiliki empati, ajak anak
Anda bisa melakukan beberapa hal seperti berikut untuk cara mendidik anak usia 10 untuk berbagi kepada kaum fakir miskin atau kepada orang yang membutuhkan.
tahun: Dengan demikian ia akan melihat bahwa ada orang yang lebih kekurangan dalam
1. Mengajari pemahaman agama dengan benar hidup daripada dirinya.
Semakin mendekati usia remaja, berarti ada kemungkinan anak akan mengalami
kelabilan dalam hal emosi dan cara berpikirnya kelak. Untuk itu, saat ini adalah 5. Mengajari anak tentang adab di rumah
waktu yang tepat untuk semakin memperdalam pendidikan agama dalam keluarga Adab atau tata aturan di rumah bisa diajarkan orang tua kepada anak sejak dini. Hal
dan mungkin juga membiasakan anak untuk mengikuti pelajaran agama di luar ini termasuk juga peran anak dalam keluarga dan bagaimana cara anak
rumah. memperlakukan anggota keluarganya yang lain. Ajari anak bagaimana cara
menghormati orang tua serta kakak atau adiknya, nenek, kakek dan saudaranya yang
2. Tanamkan sopan santun dan etika lain dengan kasih sayang dan kerukunan. Akar yang baik dari keluarga juga akan
Sopan santun dan etika yang baik adalah adab yang dibutuhkan dalam pergaulan mendukung kemampuan anak untuk menerapkan kemampuannya dalam
sosial. Anak tidak akan bisa menjadi orang yang tahu cara agar disukai banyak orang bersosialisasi.
jika ia tidak memiliki keterampilan sosial serta etika yang memadai, serta tidak tahu
cara bersopan santun sebagai bentuk cara menghargai orang lain. Sangat penting bagi 6. Ajari anak untuk meminta izin terlebih dulu
orang tua untuk menanamkan rasa etika dan sopan santun sejak anak masih kecil Tentunya sebagian besar orang tua telah membiasakan anak untuk mengenal konsep
sebagai cara mendidik anak usia 10 tahun yang tepat. Orang yang pandai menjaga meminta izin ketika hendak melakukan segala sesuatu. Memang tidak semua hal
sopan santun dan etika dalam pergaulan akan menjadi cara agar disukai orang lain perlu izin orang tua, namun membiasakan anak untuk memberi tahu segala
dimana saja. sesuatunya akan sangat memudahkan orang tua untuk mengontrol dan mengawasi
anak. Terbiasa meminta izin berarti anak juga belajar tentang cara menghargai orang berbagai hal yang menarik minat anak, misalnya kisah masa kecil orang tua,
lain. keseharian anak, mendiskusikan sesuatu hal yang hendak diketahui anak, dan banyak
lagi.
7. Pertahankan sikap konsisten
Ketika menegakkan disiplin untuk anak, orang tua perlu bersikap konsisten agar anak 11. Ajarkan anak hidup sederhana
juga dapat membentuk kebiasaan disiplinnya yang kuat sejak awal. Disiplin adalah Mengajarkan anak untuk hidup sederhana juga merupakan salah satu hal yang penting
cara mendidik anak usia 10 tahun yang tepat. Jika orang tua seringkali melonggarkan untuk masa depannya. Telah banyak diketahui bahaya hidup boros bagi kehidupan
peraturan di satu saat dan bersikap tegas di saat lainnya untuk satu hal yang sama, seseorang yaitu bisa menghancurkan fondasi kehidupan yang dibangun dengan susah
anak akan melihat celah dalam usaha orang tua untuk mendisiplinkan dirinya dan payah. Hidup yang tidak berlebihan walaupun mampu adalah cara hidup yang bijak,
tidak akan memahami inti dari kedisiplinan tersebut. karena juga menghindarkan kita dari berbagai sifat tercela yang bisa merusak
kepribadian anak kelak.
Selama menanamkan berbagai nilai kehidupan dan membimbing anak menuju pribadi
8. Tidak memanjakan anak yang positif, penting sekali bagi orang tua untuk tetap bersikap sabar dan asertif.
Cara memanjakan anak yang tepat merupakan poin penting dari pendidikan karakter Anda tidak bisa mengajarkan anak dengan sikap yang keras dan kaku, apalagi dengan
anak. Jika orang tua sering memberlakukan cara memanjakan anak dengan berlebihan memberi hukuman berlebihan bahkan secara fisik. Sebaliknya, memberi pemahaman
sejak dini maka pada usia 10 tahun ini orang tua akan kesulitan untuk menghentikan kepada anak tentang berbagai nilai positif bisa dicapai dengan menunjukkan kasih
kemanjaan anak dan membuatnya mengikuti aturan dengan baik. Begitu juga jika sayang dan contoh yang baik dari perilaku orang tua yang bisa diteladani anak sehari
ingin membentuk karakter anak ke arah yang positif, orang tua tidak bisa – harinya.
mencapainya dengan memanjakan anak berlebihan.

9. Menghukum anak dengan mendidik


Cara menjadi orang tua yang baik adalah dengan memberi hukuman kepada anak
dengan cara yang mendidik. Yaitu dengan mengajarkan konsekuensi kepada anak
akan setiap perbuatan yang dilakukan anak, akan ada akibat yang dihasilkan.
Misalnya ketika anak tidak mau menuruti jadwal tidur atau jadwal belajar yang telah
ditetapkan hari ini, maka konsekuensinya besok ia akan mendapatkan waktu belajar
yang lebih lama atau kehilangan waktu bermainnya.

10. Berbagi cerita dengan anak


Walaupun anak sudah menginjak usia semakin besar yaitu 10 tahun dan menjelang
remaja, orang tua tetap bisa memiliki waktu bersama anak untuk saling berbagi cerita.
Justru hal ini sangat diperlukan agar ikatan antara orang tua dan anak tetap terjalin
dalam bentuk komunikasi yang intens. Berbagi cerita dengan anak bisa dalam
Parenting School MI Muhammadiyah 6 Ponorogo lebih lanjut, sebenarnya agama hanyalah dijadikan pembenaran dari pelampiasan nafsu
orangtua itu sendiri.
Sebagian besar orangtua sebenarnya tak menginginkan anak-anaknya dihukum, apalagi oleh
Adalah keji jika kita menyatakan Rasulullah Muhammad saw sebagai orang yang melegalkan
‘tangannya’ sendiri. Saat anak terlihat sedih, kecewa, menangis saat dihukum, sungguh hati
kekerasan pada anak. Rasululullah saw memang membolehkan hukuman fisik tapi itu pun
orangtua pun merasakan perasaan yang sama seperti anak. Tapi dengan alasan demi
dengan beberapa syarat ketat. Lihatlah teks hadits berikut:
kepentingan anak itu sendiri kadang menghukum anak memang tak bisa dihindari. Sebagian
orangtua kerap mengatakan misalnya “ayah hukum kamu biar kamu bisa jera!” atau sebagian “Perintahkan anak kalian untuk melakukan shalat jika mereka sudah menginjak usia tujuh
ibu mengatakan “mama marahin kamu karena mama sayang sama kamu!” tahun dan apabila telah berusia sepuluh tahun, pukullah ia jika sampai mengabaikannya.”
(Abu Dawud meriwayatkan dari Sibrah bin Ma’bad Al-Juhanira).
Menghukum anak sebenarnya hanya salah satu pola dari sekian banyak pola dari pendidikan
anak. Menghukum anak hanyalah salah satu, bukan satu-satunya, cara untuk membuat anak “Ajarilah anak kalian mengerjakan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah ia jika
terkendali perilakunya. Hukuman pada anak yang tidak dilakukan dengan cara yang tidak telah mencapai sepuluh tahun ia mengabaikannya.” (Abu Dawud No. 494 dan Tirmidzi
benar dapat berdampak besar pada anak. Bukannya efek positif yang didapatkan, malah no.407. Sanad Hadits ini shahih. Ditahkik oleh Al-Arnauth dan Imam Baihaqi juga
mungkin mempersulit orangtua sendiri. meriwayatkannya dalam sunannya, 3/84. Imam Hakim dalam Mustadrak-nya, I/257 dan ia
mengatakan hadits ini shahih berdasarkan syarat dari Muslim. Juga diriwayatkan oleh Ibnu
Berikut beberapa saran yang dapat orangtua perhatikan agar menghukum anak tidak
Huzaimah dalam Shahihnya, 2/102).
berdampak negatif terlalu jauh:
Jika Anda perhatikan maka kita akan mendapati bawah tidak mudah kita begitu saja memukul
1. Jangan pernah melakukan kekerasan fisik pada anak!
anak. Kita boleh memukul anak dengan syarat yang sangat ketat:
Hukuman fisik membuat anak seperti orang tak berdaya, yang tak bisa berkata tidak dan
a. Anak-anak baru boleh dipukul usia 10 tahun.
wajib patuh. Hukuman fisik menumpulkan kekuatan pikiran anak dan merusak jiwa anak.
Saat kita memukul anak, maka sesungguhnya yang paling rusak adalah harga dirinya. Saat anak berusia 10 tahun anak-anak mulai memasuki ‘sempurna’ akalnya. Dari segi tumbuh
Tubuhnya memang sakit, tapi yang paling berbahaya adalah saat seorang anak merasakan kembang anak-anak yang sudah baligh (pubertas) ternyata umumnya adalah masa dimana
sakit di dalam hatinya. Secara tidak sadar kita tengah menjatuhkan harga dirinya. pertumbuhan organ-organ tubuh dan pertumbuhan mental & kognitifnya sudah memasuki
tahap kelengkapan dan memasuki tahapan menuju kesempurnaan fungsi. Sementara untuk
Melakukan kekerasan fisik anak sangat bertolak belakang dengan tujuan kita mendidiknya,
tahapan emosi dan kognitif pun usia pubertas merupakan usia pemantapan pembentukan
agar ia punya dasar hidup yang kuat untuk mandiri dan punya rasa percaya diri. Saat harga
kepribadian. Kekhusuan anak perempuan, fase ini dapat lebih cepat 1-3 tahun daripada anak
dirinya jatuh karena fisiknya kita hukum, maka ia tak akan memiliki konsep diri positif
laki-laki. Jadi, jika ada orangtua menghukum fisik anak balita seperti mencubit atau memukul
seperti yang kita harapkan tadi: mandiri, percaya diri, memiliki motivasi diri.
SUNGGUH SANGAT KETERLALUAN! Ini namanya kedzaliman yang sangat nyata!
Hal yang paling berbahaya daripada hal tadi adalah saat fisik anak orangtua sakiti adalah
b. Hanya pada perbuatan yang sangat prinsip (sholat!)
anak akan kehilangan kepercayaannya kepada orangtua. Apalagi, jika sudah tumbuh perasaan
benci pada orangtua. Padahal, selama ini ia memandang kita sebagai orang yang selalu Begitu pentingnya sholat maka sering kita mendengar dan mendapati keterangan bahwa
melindungi. sholat adalah satu perbuatan yang paling ditanya di awal di akhirat kelak. Karena itu sholat
dalam agama kita adalah sesuatu yang sangat prinsip. Pelanggaran pada perbuatan ini dapat
Hukuman fisik bisa membuat si kecil terluka secara fisik, takut, marah pada orangtua yang
menimbulkan konsekuensi berat. Yang membedakan seseorang muslim atau tidak ya pada
terpendam atau terkeluarkan, dan menjaga jarak dengan orangtua. Itu sebabnya barangkali
perbuatan sholat ini. Coba Anda sebutkan satu saja teks hadits yang menyebutkan bahwa
banyak anak yang tak betah duduk berlama-lama dengan orangtua. Dengan semua perasaan
Rasulullah pernah mencontohkan atau memperbolehkan melakukan kekerasan fisik
itu, bukan tidak mungkin, si kecil malah jadi tukang melawan dan bertindak agresif karena
(memukul, menampar, mencubit) pada seorang anak dibawah 10 tahun di luar sholat?
tidak dapat menerima perlakuan kita.
Niscaya kita akan mendapat kesulitan menemukannya. Jangan pernah menarik kesimpulan
Dengan alasan apapun, hukuman fisik yang dapat MENYAKITI anak tidaklah dibenarkan. keliru karena Rasulullah memperbolehkan memukul anak tidak sholat bukan berarti
Ada sebagian orang yang menghukum anaknya dengan alasan agama. Tapi, jika dicermati Rasululullah membolehkan memukul anak pada semua perbuatan!
Apakah saat anak salah membaca Qur’an saat mereka belajar Qur’an boleh dihukum? Jika anak sudah mengetahui cara menyalurkan emosi negatif dengan cara yang benar tapi
Silahkan sebutkan dalillnya jika ada yang memberbolehkan! Sayangnya ini dipraktikkan pada anak enggan melakukannya dan malah bertindak negatif, berikan ia peringatan bahwa Anda
sebagian anak saat mereka belajar agama. Adalah kesalahan, ada pemukulan! Tidak tidak menerimanya dan katakan bahwa tidak ada yang melarang anak menangis, marah, sedih
dipanjangkan pada saat baca mad thobi’i, cepret…. lidi mampir di tangan! dan sebagainya asal dilakukan tidak berlebihan dan merugikan orang lain. Jika anak masih
Apakah harus langsung seperti itu? Lihatlah, agama dikenalkan dengan cara kekerasan. Bisa melakukannya setelah diberi peringatan, bicarakan dengannya tentang konsekuensi yang
jadi, itu sebabnya barangkali banyak anak sejak dini sudah dapat membaca Qur’an dengan mungkin ia dapatkan. Jika seorang kakak misalnya memukul adik, rasanya tidak adil jika
benar tetapi setelah remaja tak berminat (lagi) mengkaji isinya! Anda langsung memberikannya hukuman dengan dicambuk. Bahkan hukum Allah saja
diturunkan ke dunia secara setahap demi setahap. Apakah kita, orangtua, sebagai manusia
c. Anak diberi kesempatan terlebih dahulu
biasa hendak mempraktikkan kekuasaan dzalim yang melampaui kekuasaan Allah?
Sebelum memperbolehkan memukul, lihat teks hadits di atas, anak-anak dikenalkan sholat
4. Cari hukuman yang tak menyakiti anak
pada usia 7 tahun dan boleh dipukullah saat usia 10 tahun. Artinya apa? Anak-anak memiliki
kesempatan 3 tahun untuk dapat melakukan sholat. Jadi jika anak-anak baru melakukan Menyakiti siapapun, apalagi menyakiti anak sendiri yang dilahirkan dengan darah dan
kesalahan sekali dua kali, sebulan dua bulan diulang Anda langsung menghukumnya dengan dibesarkan dengan keringat adalah perbuatan yang sangat tidak diterima. Tetapi, jika anak
berat, alangkah sok berkuasanya kita! Bahkan, meski Rasululullah memperbolehkan, bertingkah merugikan orang lain sampai keterlaluan, tentu ini harus DITINDAK!
Rasulullah tak pernah melakukannya. Jangankan memukul, menghardik (mengumpat) anak Konsekuensi sebagai bagian dari ketegasan harus ditegakkan! Hukuman tentu tetap perlu
saja, Rasulullah tak pernah melakukannya. Silahkan periksa! diberikan, tetapi bukan berarti kita diperbolehka bertindak sewenang-wenang. Ada banyak
konsekeunsi alternatif yang dapat diberikan agar anak dapat memahami perbuatannya yang
2. Hukuman adalah bagian dari konsekuensi, bukan reaksi spontan
merugikan tidak diterima:
Saat orangtua tengah disibukkan dengan sebuah aktivitas atau kondisi lelah setelah seharian
a. Tidak mendekati anak untuk sementara waktu
bekerja lalu tiba-tiba anak terus rewel atau membandel, godaan untuk menjewer, berteriak
b. Tidak mengajak anak ke tempat tertentu
keras, membentak atau mengumpat anak kadang mulai muncul di kepala orangtua.
c. Tidak mengajak mereka berbicara selama beberapa saat
Menghukum sebagai bagian dari konsekuensi adalah dibenarkan tetapi menghukum karena d. Tidak memperbolehkannya melakukan hal-hal yang diinginkannya atau mengambil
reaktif, atau aktivitas spontan tidaklah dibenarkan. Allah menciptakan neraka selain surga sementara hak-hak istimewanya
adalah bagian dari konsekuensi yang diciptakan-NYA untuk manusia. Dan ini jauh-jauh hari e. Meminta dia tinggal di kamar selama beberapa lama. Cara ini cocok bagi anak usia di atas
diinformasikan kepada manusia. Hukuman spontanitas ini cenderung datang bukan dari tiga tahun, yang sudah bisa menerima hukuman sebagai konsekuensi perbuatannya. Untuk
kondisi pikiran sadar orangtua tapi karena pikiran yang dipengaruhi emosi negatif orangtua. anak dua tahun, biarkan ia sampai tenang lebih dahulu, lalu setelah ia tenang maka Anda
Jika mau menghukum, berikan peringatan atau sosialiasi terlebih dahulu dan katakan jika satu boleh memujinya dan mengungkap ketidaksetujun Anda pada perbuatan yang tidak Anda
saat ia melakukan perbuatan yang merugikan orang lain kembali maka ia akan mendapat terima.
konsekuensinya. Itupun sebaiknya perkataan ini dilakukan setelah kondisi emosi anak dan d. Tunjukkan ekspresi ketidaksetujuan anda: mimik sedih, kecewa pada anak adalah
Anda sudah reda. diberbolehkan. Dan juga katakan dengan jelas, tegas dan singkat (tidak berpanjang-panjang,
apalagi mengulang-ulang!) kekecewaan Anda padanya.
3. Lakukan secara bertahap
Karena sebagian anak belum terampil menumpahkan perasaannya secara baik maka kadang
anak-anak ini menyalurkannya dengan cara yang membuat orang disekitarnya tidak nyaman.
Karena itu peratikan perasaan mereka, bantulah mereka untuk mengeluarkan emosi
negatifnya secara tepat. Orangtua harus memahami bahwa perasaan-perasaan negatif yang
dirasakan anak adalah sesuatu yang wajar dan bukan hal yang harus dimusuhi. Semua anak
berhak merasakan sedih, semua anak berhak merasakan lapar, kecewa, bosan dan terkadang
semua anak juga boleh merasakan marah. Perasaan-perasaan ini adalah normal, cara mereka
melampiaskan perasaan negatif itulah yang seharusnya kita terus latih.

Anda mungkin juga menyukai