Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

PUSKESMAS CIGUGUR TAHUN 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup


dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu. Di pihak lain pelayanan kesehatan yang diberikan di seluruh wilayah Indonesia
harus dilakukan secara adil, merata, dan optimal.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, telah ditetapkan 4 (empat) misi pembangunan
kesehatan, yaitu: (1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, (2)
Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. (3) Memelihara dan meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. (4) Memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
secara keseluruhan telah menetapkan indikator status kesehatan gigi dan mulut masyarakat
yang mengacu pada Global Goals for Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI, WHO
dan IADR. Salah satu program teknis dari Departemen of Non-communicable Disease
Prevention and Health Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi dan mulut secara
global adalah WHO Global Oral Health Programme (GOHP). Program ini menyarankan
negara-negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan
mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi
program kesehatan gigi dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu aksi
prioritas dari GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan
gigi di sekolah.
Indikatornya Global Goals for Oral Health 2020 adalah:
 Berkurangnya rasa sakit yang dinilai dari berkurangnya hari absen di sekolah karena
sakit.
 Peningkatan proporsi bebas karies pada usia 6 tahun sebanyak x%.
 Penurunan komponen D dari DMFT pada usia 12 tahun sebanyak x%, dengan
perhatian khusus pada kelompok berisiko tinggi.
 Berkurang sebanyak x% jumlah gigi di ekstraksi karena karies pada usia 18 tahun.
(Target penurunan tidak diberikan secara spesifi k karena disesuaikan dengan faktor
lokal).
Salah satu resolusi dari The 60thWorld Health Assembly (WHA) oleh WHO tahun 2007
adalah mengembangkan dan mengimplementasikan promosi kesehatan gigi dan mulut serta
pencegahan penyakit gigi dan mulut sebagai bagian dari kegiatan promosi kesehatan di
sekolah dengan fokus pada PHBS dan praktik perawatan diri sendiri di sekolah, yaitu dengan
pelaksanaan sikat gigi setiap hari di sekolah.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain dilaksanakan melalui
kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga diselenggarakan secara terpadu
dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
yang juga dilaksanakan oleh swasta. Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, status
kesehatan gigi pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil Riset Kesehatan
Dasar 2007 (Kemenkes), menunjukkan prevalensikaries gigi dalam 12 bulan terakhir di
Indonesia adalah 46,5% dan yang mempunyai pengalaman karies sebesar 72,1%. Prevalensi
karies akƟ f kelompok umur 12 tahun sebesar 29,8% sedangkan pengalaman karies 36,1%.
Besarnya kerusakan gigi yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan/ pencabutan
(RTI) pada usia 12 tahun sebesar 62,3% sedangkan persentasi dari jumlah gigi tetap yang
sudah di tumpat (PTI) pada usia ini baru mencapai 0,7% dan 26,2% telah terlanjur dicabut.
Standar Pelayanan Minimal (SPM)Bidang Kesehatan Kabupaten/ Kota Permenkes RI
No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan bahwa cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat sebesar 100% pada tahun 2010, sedangkan pada Petunjuk Teknis SPM
Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota Kepmenkes RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008
disebutkan langkah-langkah kegiatan UKGS. Oleh karena itu kegiatan UKGS harus
dilaksanakan dan dianggarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan perlu
menerbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah untuk dapat
menjadi pedoman bagi pelaksana kesehatan gigi dan mulut di daerah yang pelaksanaannya
di sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan daerah tanpa mengabaikan target
Indonesia Sehat.

BAB II

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

A. Persiapan

 Menyusun jadwal kegiatan

 Menentukan sasaran

B. Pelaksanaan

 Waktu Pelaksanaan dilaksanakan disesuaikan dengan jadwal Kegiatan sekolah

 Dilaksanakan pada bulan agustus 2019.

C. Sasaran
 Anak-anak sekolah kelas 1, 3 dan 5

 Diprioritaskan kepada 20 sekolah .

BAB III

INDIKASI KEBERHASILAN

A. INPUT

1. Sumber Daya Manusia ( SDM)

2. Dana BOK

3. Petunjuk teknis mengacu kepada buku Pedoman Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

di Puskesmas Depkes RI Dirjen Pelayanan Medik, Direktorat Kesehatan Gigi

tahun 2000

4. Sasaran: anak sekolah kelas 1, 3, dan 5

5. Format hasil kegiatan.

6. Alat pemeriksaan Kesehatan gigi dan Mulut (Diagnostik Set).

7. Alat peraga berupa Flash Card, model rahang dan sikat gigi.

B. OUT PUT

1. Adanya Sasaran UKGS


2. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut
3. Berubahnya perilaku anak sekolah dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
4. Adanya laporan hasil Kegiatan.
C. OUT COME

1. Adanya kemampuan anak sekolah dalam pelihara diri di bidang kesehatan gigi

dan mulut

2. Terlaksananya pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada anak-anak sekolah.

3. Penemuan kasus penyakit Gigi dan mulut sedini mungkin

BAB IV
BIAYA

Biaya Kegiatan UKGS bersumber dari dana Biaya Operasional Kesehatan (BOK)

Puskesmas Selasari Kabupaten Pangandaran .

Selasari, 02 Januari 2019


Kepala UPTD Puskesmas Selasari

( ANIA KURNIASIH, Am.Kep)


NIP.19641226 198703 2 004

Anda mungkin juga menyukai