Anda di halaman 1dari 4

Sistem Cardiovascular

-Makruh Setelah Sholat Subuh

Beberapa ulama menjelaskan hukumnya adalah makruh. Urwah bin Zubair berkata,

‫صباح في النّوم وهو ( التصبح عن بنيه ينهى الزبير كان‬


ّ ‫) ال‬

“Zubair bin Awwam melarang anaknya tidur setelah subuh.”[2]

Jika berbicara tentang “berkah” terkadang tidak masuk logika dan hitungan matematika.
Mungkin ada yang bilang:

“Saya sering tidur setelah subuh (bahkan kelewatan shalat subuh), tapi rezeki saya lancar”

Jawabnya: walaupun secara hitungan rezekinya banyak, tetapi belum tentu berkah. Belum tentu
ia qonaah dan bahagia dengan banyaknya hartanya. Bisa jadi banyak ia dapat, banyak juga ia
keluarkan dalam hal yang tidak bermanfaat. Atau hartana “dibuang-buang” oleh anaknya dan
keluarganya dalam hal maksiat dna dosa.

Sebaiknya jangan tidur setelah subuh karena waktu itu juga turunya rezeki dan berkah. Ibnu
Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,

ّ ‫أ َ ْرزَ اقَ َها ْالخَليقَة فيه ت َْطلب َو ْقت ذَلكَ ِلَن‬، ‫اِل َ ْرزَ اق ق ْس َمة َو ْقت َوه َو‬،
ُّ ‫الر ْزقَ ؛ َي ْمنَع ال‬
‫ص ْب َحة َون َْوم‬ ْ ‫أ َ ْو ل َعارض إّل ح ْر َمان فَن َْومه‬
‫ورة‬
َ ‫ضر‬ َ ،

“Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk mencari rezeki
mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang [makruh]
kecuali ada penyebab atau keperluan.”[3]

Bahaya pola tidur setelah subuh secara medis

Secara medis, pola tidur setelah subuh kurang sehat. Perlu diingat yang namanya pola hidup
tidak sehat, bukan sekarang akibatnya, tetapi akumulasi dan akan terasa ketika usia mulai menua
karena pola hidup yang tidak sehat. Sebagaimana para perokok yang mengaku:
“Saya perokok tetapi masih kuat nih olahraga, masih sehat kok”
jawabnya: nanti kita lihat ketika ia sudah akan tua, banyak keluhan kesehatan bagi perokok
ketika sudah tua.

Tidur setelah subuh tidak baik untuk kesehatan, karena saat itu adalah jam tubuh mulai
melakukan metabolisme dan pemanasan. Jika tertidur lagi maka ibarat kendaraan yang tidak
melakukan pemanasan. Ketika bangun jam 7 atau jam 8 pagi terasa masih lemas dan kurang
bersemangat.

Tidur setelah subuh kurang sehat sebagaimana dijelaskan oleh ulama yang juga seorang dokter,
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Beliau berkata,

‫ساده ْالبَدَنَ ِل ْرخَائه ب ْالبَدَن جدًّا مضر َوه َو‬ َ َ‫ضة تَحْ ليل َها يَ ْنبَغي التي ل ْلف‬
َ ‫ض ََلت َوإ ْف‬ َ ‫الريَا‬
ّ ‫ب‬

“Tidur setalah subuh sangat berbahaya bagi badan karena melemahkan dan merusak badan
karena sisa-sisa [metabolisme] yang seharusnya diurai dengan berolahraga/beraktifitas.”[4]

Jika bergadang sebelumnya dan perlu tidur, diusahakan tidur setelah terbit matahari

Setelah begadang semalaman, tidurnya (untuk balas) tidak langsung setelah subuh, tetapi setelah
terbit matahari sekitar jam 6 pagi atau jam 6.30 (waktu Indonesia).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

‫ عندهم المكروه ومن‬: ‫… غنيمة وقت فإنه الشمس وطلوع الصبح صَلة بين النوم‬.‫بالقعود يسمحوا لم ليلهم طول ساروا لو حتى‬
‫الشمس تطلع حتى الوقت ذلك السير عن‬

“Di antara yang tidak disukai adalah tidur antara shalat pagi dan ketika matahari terbit, karena
tidur pada waktu itu kurang baik…. sampai-sampai jika seseorang berjalan (safar) sepanjang
malam, mereka tidak diizinkan untuk duduk (tidur dan istirahat) sampai terbit matahari.”

Beberapa ulama yang cukup sibuk melakukan seperti ini, mereka tidur sebentar setelah terbit
matahari kemudian berangkat kerja dan mengajar.

https://muslimafiyah.com/anjuran-tidak-tidur-setelah-sahur-dan-subuh-syariat-dan-medis.html
Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu
penelitian yang shahih mendapati sebuah kesimpulan jika puncak terjadinya serangan jantung
sebagian besar dimulai pada jam 5 pagi sampai jam 12 siang.

Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana
terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf
parasimpatis (YIN).

Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan
meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.

Pada tegangan saraf parasimpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut
jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk
menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk,
pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.

Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam
tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan
darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi
trombosit (sifat saling menempel satu sama lain pada sel trombosit agar darah membeku)
walaupun kita tertidur.

Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk anda dan saya maupun
bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian/Ritme sehari-hari, yang secara kodrati
diberikan Allah swt kepada manusia.

Furgot dan Zawadsky pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel
dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diselidikinya (dikerok).
Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya
akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu: Asetilkolin.

Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam
pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.
Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran. "Jadi itu toh yang
menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah, sesuatu penemuan baru yang sudah
sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu".

Anda mungkin juga menyukai