Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL

FUNGSI ASN SEBAGAI PELAYANAN PUBLIK

DI SUSUN OLEH :

DR.HENDRA

BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI

KALIMANTAN UTARA
PELAYANAN PUBLIK PADA ASN

Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Undang-Undang Nomor

5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana di dalam

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) ada terminologi yang terbagi

menjadi dua pembagian Pegawai Pemerintahan yaitu Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Dalam Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Pegawai Negeri Sipil di

definisikan yang berbunyi Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Warga

Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai

pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) secara tetap oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian untuk menduduki Jabatan Pemerintahan. 1

Pemerintah pusat mulai menata kembali keberadaan para pegawai

negeri sipil yang ada saat ini. Mulai dari aturan ketatalaksanaan,

kelembagaan, pola penggajian dan karier. Dalam undang – undang ini

diamanatkan seorang Aparatur Sipil Negara mempunyai kewajiban untuk

mengelola dan mengembangkan diri pribadi mereka sendiri, wajib

mempertanggungjawabkan kinerjanya serta menerapkan prinsip merit

dalam pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara. Kebijakan,

pembinaan profesi dan manajemen aparatur negara menjadi tanggung

jawab Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi.

Presiden kemudian mendelegasikan penyelenggaraan kekuasaan

tersebut kepada lembaga negara yang bertugas dalam menterjemahkan

kebijakannya. Antara lain : Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara


(MENPAN), Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN), Lembaga Administrasi

Negara (LAN) dan Badan Kepegawaian Negara (BKN). Masing – masing

lembaga mempunyai tugas dan kewenangan yang berbeda, dalam rangka

membantu tugas Presiden dalam memanagemen keberadaan ASN

tersebut.2

Fungsi dan Tugas PNS dalam UU ASN

Salah satu fungsi ASN adalah sebagai Pelayan Publik (Pasal 10

huruf b UU ASN) dan salah satu tugas ASN adalah memberikan

pelayanan publik yang profesional dan berkualitas (Pasal 11 huruf b UU

ASN). PNS yang bertugas sebagai Pelayan Publik harus memahami betul

fungsi dan tugasnya yaitu sebagai pelayan publik dan memberikan

pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, bukannya malah minta

dilayani oleh masyarakat dengan meminta imbalan atas pelayanan yang

diberikan.3

Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan

pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat

dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan

/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. 4

Jika kita melihat dari kacamata Undang-undang No. 25 Tahun 2009

tentang Pelayanan Publik, dalam Pasal 1 angka 5 yang menyatakan

"Pelaksana pelayanan publik yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah

pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam


Organisasi Penyelenggara yang bertugas melaksanakan tindakan atau

serangkaian tindakan pelayanan publik". Maka, bisa dikatakan setiap

pejabat adalah pelaksana pelayanan publik dan setiap pegawai (PNS)

adalah pelaksana pelayanan publik. Bisa kita ambil contoh setiap

Dokter/Perawat/Bidan berstatus PNS adalah pelayan publik yang

melayani masyarakat di bidang kesehatan. Maka, secara sederhana

menjadi PNS hanyalah menjadi seorang "Pelayan". Pola pikir ini yang

seharusnya dimiliki oleh tiap-tiap PNS ketika menjalankan tugasnya. 3

Harapan kepada Pelayan Publik

Menjadi PNS adalah menjadi seorang "Pelayan" maka jangan

meminta untuk dilayani ketika memberikan pelayanan kepada penerima

layanan. Kedepannya, setiap orang yang berstatus sebagai PNS

diharapkan bisa menyadari bahwa dirinya adalah seorang Pelayan Publik,

jika kesadaran tersebut sudah muncul di setiap PNS, harapan tentang

integritas dan moralitas PNS yang semakin baik akan terwujud. Juga cita-
3
cita pemberantasan korupsi akan segera tercapai.

Revolusi mental untuk pelayanan publik merupakan bagian dari

Program Gerakan Indonesia Melayani. Pada program ini difokuskan untuk

peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ASN, peningkatan

penegakan disiplin aparatur pemerintah dan penegak hukum,

penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif.

Revolusi mental ini juga merupakan komitmen pemerintah, melalui intruksi

Presiden nomor 12 tahun 2016 tentang gerakan nasional revolusi mental.


Ada beberapa program yang dicanangkan yakni program gerakan

Indonesia melayani, program gerakan Indonesia bersih, program gerakan

indonesia tertib, program gerakan Indonesia mandiri, dan program

gerakan Indonesia bersatu.5

Dalam mencapai tujuan negara sebagaimana dimaksud diatas

diperlukan ASN yang profesional,bebas dari intervensi politik bersih dari

praktik korupsi, kolusi, nepotisme mampu menyelenggarakan pelayanan

publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat

persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan pancasila dan UUD 1945.

ASN dalam melaksanakan tugas tugas birokrasi diharapkan

mampu meberikan pelayanan publik dan/atau pelayanan administratif..

Disamping pelaksanaan tugas tersebut, ASN dituntut untuk mampu

menjalankan tugas pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan fungsi

umum pemerintah yang meliputi pendayagunaan kelembagaan,

kepegawaian,dan ketatalaksanaan.

Untuk dapat menyelenggarakan tugas pelayanan publik,tugas

pemerintah dan tugas pembangunan tertentu, pegawai ASN harus

memiliki profesi dan menajemen ASN yang berdasarkan pada sistem yang

berlaku, baik mengani atau perbandingan antara kualifikasi, kompetensi

dan kinerja yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kualifikasi,

kompetensi,dan kinerja yang harus dimiliki dimiliki oleh ASN yang sejalan

dengan tata kelola pemerintahan yang baik.


Terdapat beberapa harapan perubahan ke arah yang lebih baik

tentang sistem kepegawaai di republik ini , diantaranya adalah:

1. Diberlakukanya Sistem Merit dalam menejemen ASN, dimana

dilakukan perbandingan antara kualifikasi, kompentensi dan kinerja

yang dibutuhkan oleh suatu jabatan dengan kualifikasi,

kompentensi dan kinerja yang dimiliki oleh calon dalam rekruitmen.

2. Pengangkatan, penempatan dan promosi jabatan dilaksanakan

secara terbuka dan kompetitif sejalan dengan tata kelola

pemerintahan yang baik.

3. Dalam upaya netralitas ASN dilarang menjadi anggota partai politik.

4. Pembentukan Komisi Aparatus Sipil Negara yang mandiri dan

bebas dari intervensi politik. KASN ini dibentuk dalam rangka

memonitoring, dan mengevaluasi kebijakan dan manejemen ASN

untuk menjamin perwujudan sistem merit serta pengawasan

terhadap penerapan asas, kode etik dan perilaku ASN.

5. Terdapat Sistem Imformasi ASN yang tersususn secara

sistematis,menyeluruh dan terintegrasidengan berbasis tekhnologi

secara nasional.6

Harapan para ASN memiliki kompetensi yang baik serta mental

sebagai pelayan publik sehingga dapat memberikan pelayanan yang

optimal dan berkualitas yang akan diberikan kepada masyarakat

kedepannya.5
Peningkatan Kompetensi ASN

Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan dambaan dan

harapan masyarakat. Berbagai langkah strategis telah diimplementasikan

oleh Pemerintah, diantaranya dengan mendorong penciptaan kreativitas

pembaharuan atau memodifikasi jenis pelayanan melalui pengembangan

inovasi pelayanan publik yang memberikan manfaat bagi masyarakat.

Pengembangan inovasi pelayanan publik ini perlu didukung oleh Aparatur

Sipil Negara (ASN) yang kompetitif sehingga perlu dilakukan

pengembangan kompetensi ASN.

Pengembangan kompetensi ASN saat ini dan kedepan diarahkan

untuk membentuk para pemimpin perubahan dalam rangka mendukung

reformasi birokrasi guna mewujudkan “good and clean governance.” Hal

ini harus menjadi perhatian, karena reformasi birokrasi dipandang sebagai

faktor pengungkit penting dalam pembangunan suatu bangsa, bahkan

bagi negara-negara yang telah maju sekalipun, reformasi birokrasi

merupakan proses yang tidak berhenti dan dilakukan secara

berkesinambungan.6

Tantangan Reformasi Birokrasi

Dalam “mengarungi gelombang perubahan” birokrasi dan atau

komponen yang berhubungan dengan birokrasi, kita berhadapan dengan

“seabrek” masalah dan kondisi yang merupakan hambatan perjalanan


menuju tujuan . tantangan dan hambatan ini adalah disebabkan oleh

berbagai faktor diantaranya:

1. Kultur dan mindset Aparatur yang masih mempraktekkan paham

“Birokrasi Patrilimonial”.

2. Regulasi birokrasi yang terkesan sangat kompleks dan berbelit,

sehingga tidak mudah bagi internal untuk mengaplikasikannya.

3. Budaya Masyarakat yang cenderung apatis terhadap birokrat.

4. Konsistensi Pimpinan Negara yang masih setengah hati untuk

pembenahan ASN.7

Pelayanan Publik ASN Milenial

Berikut 7 kontribusi nyata ASN milenial untuk negara yang dapat

diapresiasi dalam layanan prima kepada masyarakat :

 Layanan ramah disabilitas. Dalam melaksanakan layanan prima,

ASN harus memahami kriteria standar layanan dimana salah

satunya adalah layanan yang ramah disabilitas. Tidak ada lagi

layanan yang tidak mendukung para disabilitas. ASN bertekad

untuk memberikan layanan terbaik dan ternyaman bagi

penyandang disabilitas.

 Layanan 0 rupiah. Komitmen ASN milenial yang tak kalah

hebatnya adalah berupaya memberikan layanan dengan tarif 0

rupiah alias tidak berbayar. Layanan 0 rupiah ini sudah banyak


ditemui di pusat layanan masyarakat di setiap daerah, seperti di

dinas kependudukan dan catatan sipil, dinas layanan terpadu satu

pintu, dll. Tentu saja ini merupakan bentuk kontribusi nyata ASN

dalam memberikan layanan terbaik untuk masyarakat. Layanan

yang berpihak pada kepentingan masyarakat yang memiliki hak

mendapatkan layanan sebagai warga negara.

 Transparansi informasi publik. Di era milenial, ASN juga sudah

memahami akan pentingnya transparansi informasi publik. Melalui

berbagai terobosan terkini seperti program Pejabat Pengelola

Informasi Dan Dokumentasi atau disingkat PPID, masyarakat akan

lebih mudah mendapatkan informasi umum dan memiliki akses

untuk terhubung dengan pihak-pihak yang terkait. Segala informasi

yang tidak berada dalam daftar informasi yang dikecualikan maka

ASN wajib untuk menyediakan informasi yang dimaksud secara

terbuka pada masyarakat yang membutuhkan.

 Responsif dalam pengaduan. ASN milenial harus memiliki

kepekaan atau responsibilitas yang tinggi pada segala jenis

pengaduan masyarakat. Tentu saja dengan prosedur yang benar,

maka masyarakat akan memiliki kemudahan akses dalam hal

mengadukan berbagai hal, seperti pengaduan tentang penyakit

masyarakat, bencana alam, kerusakan fasilitas umum, layanan

yang tidak memenuhi standar, dll. Pengaduan dapat dilakukan


melalui berbagai cara, seperti hotline, whatsapp, sms, fitur chatt

sampai ke aplikasi pengaduan.

 ASN tanpa korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Salah satu

contoh wujud ASN tanpa korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)

adalah momen penerimaan CPNS tahun 2018 yang lalu. Sistem

perekrutan CPNS dilakukan dengan pengamanan yang tinggi,

transparansi yang kuat serta proses yang benar-benar terkontrol

dengan seksama. Sudah tidak ada lagi yang namanya calo,

mengandalkan keluarga apalagi sampai korup dana pelaksanaan

kegiatan penerimaan CPNS. Semua pelaksanaannya terintegrasi

dengan teknologi modern sehingga sangat meminimalkan adanya

kecurangan-kecurangan di dalamnya. Namun, dibalik semua, yang

patut diacungi jempol adalah revolusi mental para ASN dengan

menunjukkan profesionalisme dalam bekerja.

 Penegakan disiplin dan profesionalisme. Harus diakui, di era

milenial saat ini, ASN sudah mengalami begitu banyak perubahan

ke arah yang lebih baik. Jika dulu ASN memiliki stigma negatif dari

masyarakat, seperti kurang disiplin, keluyuran di jam kerja, malas,

arogan, dll sehingga mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat,

tapi kini ASN milenial sudah mampu membuktikan bahwa ASN

berkomitmen untuk selalu menegakkan disiplin dan

profesionalisme. Saat ini, ASN telah dihadapkan pada kontrol

disiplin yang lebih baik, seperti pelaksanaan fingerprint, rumus


pemotongan kesejahteraan pegawai jika tidak disiplin, laporan

kinerja yang dilakukan setiap hari kepada atasan, dll sehingga

realitanya tingkat disiplin ASN terbukti dapat ditingkatkan dan

kepercayaan masyarakat juga bertambah.

 Inovasi teknologi digital. ASN milenial telah memberikan

kontribusi nyata bagi negara dan masyarakat melalui penciptaan

ide-ide kreatif dan membangun dan diwujudkan dalam bentuk

inovasi berbasis teknologi digital untuk kemudian dapat

diaplikasikan dalam hal meningkatkan layanan pada masyarakat.

ASN milenial sedang diberikan ruang yang begitu lapang untuk

menciptakan inovasi-inovasi terbaru dalam kinerja ASN, seperti

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG), inovasi

layanan KTP cepat, inovasi layanan perizinan, media sosial, dll.

Inovasi tersebut tentu saja memiliki konsep dan tujuan yang

memberikan kemudahan, efektifitas serta efisiensi dalam segala

hal. Melalui inovasi digital yang bertumpu pada koneksi internet

diharapkan dapat menjawab segala persoalan layanan yang

dilakukan secara konvensional. Efektif dan efisien dari segi waktu,

biaya, tenaga, dll. Melalui inovasi teknologi digital, beberapa

informasi dan layanan akan terintegrasi secara online sehingga

mudah diakses dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun. Bukan

hanya itu, dengan adanya inovasi teknologi digital juga turut

mendukung upaya pelestarian lingkungan, yaitu memaksimalkan

program nirkertas. Bayangkan, akan berapa banyak pohon sebagai


bahan dasar pembuatan kertas akan terhindarkan dari penebangan

untuk keperluan industri, akan berapa luas hutan akan

terselamatkan di negara ini, jika program penggunaan nirkertas

dapat berhasil, dimana salah satunya adalah melalui pemanfaatan

teknologi digital dalam inovasi bekerja.8

Pelayanan Publik Di Puskesmas

Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dari

mutu kehidupan dan pembangunan Nasional untuk mewujudkan

indonesia seutuhnya. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan

berkesenambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan

kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh

pemerintah dan/atau masyarakat.9

Pelayanan kesehatan yang langsung menyentuh pada lapisan

masyarakat yang paling bawah dan sangat diperlukan oleh masyarakat

adalah sangat penting, hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh puskesmas akan memberikan perlindungan kesehatan

kepada warga masyarakat khususnya bagi warga kurang mampu.

Puskesmas diharapkan mampu memberikan jaminan bagi warga

masyarakat sekitarnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang

sangat dibutuhkan.10
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi

sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta

masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh,

terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat

tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dalam pelaksanaan fungsional

puskesmas dibutuhkan efektifitas kinerja pegawai yang baik dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk meningkatkan

kesehatan.11

Dan sama halnya dengan abdi negara lainnya tenaga kesehatan di

puskesmas juga pegawai negeri sipil (PNS).Dalam pemerintahan disebut

juga dengan Aparatur Sipil Negara (ASN), dimana Aparatur Sipil Negara

yang selanjutnya disingkat ASN adalah Profesi bagi Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja

pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang

selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan

Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat

pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan

peraturan Perundang-Undangan.12

Peranan Pegawai Negeri Sipil seperti diistilahkan dalam dunia

kemiliteran yang berbunyi "not the gun, the man behind the gun", yaitu

bukan senjata yang penting, melainkan orang yang menggunakan senjata


itu.8 Maka setiap pegawai puskesmas harus memiliki komitmen yang tinggi

terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan puskesmas. 10

Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan dalam rangka

peningkatan derajat kesehatan masyarakat memiliki fungsi yang vital,

yakni:

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan

2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan

3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama 9


REFERENSI

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri

Kesehatan Indonesia Nomor 128 Tahun 2004 Mengenai Kebijakan

Dasar Puskesmas

2. https://humaswonogirinews.org/blog/2017/07/29/asn-atau-pegawai-

negeri-sipil-sebagai-pelayan-publik-dan-pemersatu-bangsa/

3. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--pns-harus-jadi-pelayan-

masyarakat.

4. Purwanto E.A.dkk. 2017. Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan

Publik. Jakarta:LAN

5. https://kumparan.com/sumutnews/asn-harus-revolusi-mental-untuk-

pelayanan-publik-1552307087585177279

6. https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/tingkatkan-kompetensi-

asn-untuk-akselerasi-kualitas-pelayanan-publik

7. https://www.boyyendratamin.com/2015/01/aparatur-sipil-negara-

sebagai-harapan.html

8. https://www.kompasiana.com/fifinfiqih/5cfba7043d68d55e8c592b22

/7-kontribusi-nyata-asn-milenial-untuk-negara

9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


10. Bahder Johan Nasution, Hukum Kesehatan; Pertanggung Jawaban

Dokter (Jakarta : Rineka Cipta, 2005)

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang

Aparatur Sipil Negara

12. Musafet, Manajemen Kepegawain di Indonesia (Jakarta : Gunung

Agung 1984)

Anda mungkin juga menyukai