Anda di halaman 1dari 2

Nama : dr.

Hendra

NDH :1

Angkatan : Latsar 4

1. Bentuk – bentuk responsibilitas :

Responsibilitas institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap individu dan
lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan karena adanya
tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat.

 Responsinbilitas perseorangan

 Adanya pengakuan terhadap tindakan yang telah diputuskan dan tindakan yang telah
dilakukan

 Adanya pengakuan terhadap etika dalam pengambilan keputusan

 Adanya keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan

 Responsibilitas institusi

 Adanya perlindungan terhadap public dan sumber daya

 Adanya pertimbangan kebaikan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan

 Adanya penempatan PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan kompetensinya

 Adanya kepastian kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan fungsinya untuk melindungi
sumber daya organisasi

2. Dimensi-dimensi akuntabilitas :

 Akuntabilitas hukum dan kejujuran


Alasanya : karena akuntabilitas hukum terkkait dengan dilakukan kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan lainyang diisyaratkan dalam organisasi. Sedangkan akuntabilitas
kejujuran terkait dengan penghindaran penyalagunaan jabatan korupsi dan kolusi.

3. Bentuk sikap prilaku sebagai figure PNS yang akuntabel :


 Seorang PNS harus arif dan bijaksan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya tanda pengenal ,
dan di dalam proses pembuatanya PNS juga harus memberikan pelayanan yang baik
tanpa mempersulit masyarakat.
 Seorang PNS juga hharus memberikan inovasi-inovasi yang terbaik, efektif dan efisien
dengan menerapkan penyatuan program-program dengan tujuan bersama dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik.

4. Menurut saya video tersebut adalah

Petugas kecamatan yang mendata kakek tua belum termasuk akuntabilitas individu, meski
petugas kecamatan sudah jujur dan tidak mengarang data – data tetapi petugas kecamatan
belum menghilangkan hambatan kerja dan belum mempunyai hasil/penyelesaian. Petugas
kecamatan terlihat pasrah dengan keadaan dan tindakannya tidak professional. Ada niat untuk
memalsukan data, bahwa kepercayaan kejawen ingin dipaksa masuk ke salah satu agama.
Petugas belum memiliki integritas.

Solusi yang saya tawarkan adalah mengambil data sebaik baiknya dan menanyakan keluarga
kakek tua. Kemudian kembali ke kantor untuk membicarakan masalah ini kepada pimpinan
karena mungkin saja masalah seperti ini tidak hanya pada kakek saja. Dan pada saat ini sudah
bisa mencantumkan di kolom agama menjadi ‘aliran kepercayaan’ sesuai dengan keputusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016 yang membatatalkan gugatan uji materi atas
pasal 61 UU No.23 tahun 2006 dan Pasal 64 UU No.24 tahun 2013 tentang Administrasi
Kependudukan yang mewajibkan mengisi kolom agama di Kartu Tanda Penduduk. Selanjutnya
ditindaklanjuti melalui Permendagri Nomor 118 tahun 2017 tentang Bangko KK Register dan
Kutipan Akta Pencacatan Sipil. Blanko yang dipakai oleh petugas kecamatan kemungkinan adalah
blangko lama karena hanya ada 6 kolom yang seharusnya ada 7 kolom agama.

Anda mungkin juga menyukai