Anda di halaman 1dari 2

The Fed Kembali Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga

SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN


Kompas.com - 10/11/2017, 12:35 WIB
Gedung Federal Reserve(cnn money)

NEW YORK, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve menyatakan suku bunga acuan
cenderung akan naik pada Desember 2017 mendatang. Adapun pada tahun 2018, suku bunga acuan
Fed Fund Rate (FFR) akan naik sebanyak tiga kali.

Anggota Federal Open Market Committee (FOMC) John Williams menyatakan, kenaikan suku bunga
FFR pada Desember 2017 adalah kebijakan yang masuk akal.

"Saya merasa kebijakan kenaikan suku bunga akan meruncing tahun depan, sejalan dengan suku
bunga acuan yang kembali secara gradual ke level normal sekitar 2,5 persen," ujar Williams seperti
dikutip dari BBC, Jumat (10/11/2017).

(Baca: Rupiah Diprediksi Tidak Terpengaruh Kenaikan Suku Bunga The Fed)

Saat ini, target inti suku bunga FFR adalah 1 hingga 1,25 persen. Ini adalah level tertinggi sejak
2008, ketika para pemangku kebijakan memangkas suku bunga untuk mendorong pinjaman dan
belanja sejak krisis finansial.

The Fed menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya pada Desember 2016 lalu. Kemudian,
The Fed menyesuaikan suku bunga FFR pada Desember 2016, Maret 2017, dan Juni 2017.

Williams pun menuturkan, bank-bank sentra di seluruh dunia menghadapi permasalahan baru.

"Karena pergeseran fundamental pada demografi dan pertumbuhan yang lebih lambat, maka
kondisi normal yang baru bagi suku bunga acuan adalah cenderung lebih rendah di masa depan
ketimbang di masa lalu," ungkap Williams.

Hal ini tentu menjadi tantangan, bagaimana mengoperasikan kebijakan moneter secara efektif
ketika kondisi normal yang baru adalah 2,5 hingga 3 persen

Mengingat bahwa laju inflasi di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh faktor permintaan (demand

pull) namun juga faktor penawaran (cost push), maka agar pencapaian sasaran inflasi dapat

dilakukan dengan efektif, kerjasaama dan koordinasi antara pemerintah dan BI melalui kebijakan

makroekonomi yang terintegrasi sangatlah diperlukan. Sehubungan dengan hal tersebut, di tingkat
pengambil kebijakan, Bank Indonesia dan Pemerintah secara rutin menggelar Rapat Koordinasi

untuk membahas perkembangan ekonomi terkini. Di sisi lain, Bank Indonesia juga kerap diundang

dalam Rapat Kabinet yang dipimpin oleh Presiden RI untuk memberikan pandangan terhadap

perkembangan makroekonomi dan moneter terkait dengan pencapaian sasaran inflasi. Koordinasi

kebijakan fiskal dan moneter juga dilakukan dalam penyusunan bersama Asumsi Makro di

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibahas bersama di DPR. Selain itu,

Pemerintah juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam melakukan pengelolaan Utang

Negara.

Di tataran teknis, koordinasi antara Pemerintah dan BI telah diwujudkan dengan membentuk Tim

Koordinasi Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) di tingkat pusat sejak

tahun 2005. Anggota TPI, terdiri dari Bank Indonesia dan departmen teknis terkait di Pemerintah

seperti Departemen Keuangan, Kantor Menko Bidang Perekonomian, Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional, Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Departemen

Perhubungan, dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Menyadari pentingnya koordinasi

tersebut, sejak tahun 2008 pembentukan TPI diperluas hingga ke level daerah. Ke depan,

koordinasi antara Pemerintah dan BI diharapkan akan semakin efektif dengan dukungan forum TPI

baik pusat maupun daerah sehingga dapat terwujud inflasi yang rendah dan stabil, yang bermuara

pada pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai