Anda di halaman 1dari 19

ASKEP ANEMIA

KASUS

Seorang wanita berusia 60 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan lemah, letih, lesu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga klien, didapatkan data bahwa klien baru
sembuh dari luka kecelakaan yang menyebabkan klien mengalami perdarahan pada area
perutnya dan saat ini luka itu sudah sembuh, klien tidak menyukai makanan sayuran hijau
sejak beliau masih kanak-kanak. Wajah klien tampak pucat, konjungtiva anemis, bibir pucat,
membran mukosa bibir tampak kering, capilarry reffil 4 detik, telapak tangan pucat, seluruh
akral teraba dingin, turgor kulit nonelastis. Hasil pemeriksaan TTV, tekanan darah 90/70
mmHg, heart rate 60 kali/menit, pulsasi lemah, respirasi rate 20 kali/menit, temperatur tubuh
36,50 C. Hasil pemeriksaan diagnostik hematologi didapatkan data bahwa eritrosit 2 juta
sel/mm3 , hemoglobin (Hb) 6 g/100ml, hematokrit 60 vol %, Fe serum (feritin) 6 µg/L. Terapi
farmakologi yang diberikan adalah vitamin B12 3x20mg (per oral), suplemen Fe 3x50mg
(per oral) setiap tablet sediaan vitamin B12 dan Fe memiliki dosis 25mg. Klien dijadwalkan
akan diberikan tranfusi darah tapi menolak karena tidak sesuai ajaran agamanya.

PENGKAJIAN DATA

DS :

- pasien mengeluh lemah, letih, dan lesu

DO :

- klien baru sembuh dari luka pendarahan akibat kecelakaan


- pasien tidak suka makan sayuran hijau sejak kanak-kanak
- klien tampak pucat
- konjungtiva anemis
- bibir pucat
- membran mukosa tampak kering
- capilarry reffil 4 detik
- telapak tangan pucat
- seluruh akral teraba dingin
- tugor kulit non elasitis
- tekanan darah 90/70 mmhg
- heart rate 60 kali per menit, pulsasi lemah
- respirasi rate 20 kali per menit
- temperature tubuh 36,50C
- hasil pemeriksaan hematologi, didapat data bahwa eritrosit 2 juta sel/mm3
- Hb 6 gram/ 100ml
- hematokrit 60 vol%
- Fe serum / ferinin 6µg/liter
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT KONSEPTUAL
MODEL DOROTHEA OREM

1. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 31 Oktober 2019
Ruang / Kelas : Vincent A/2
Nomor Kamar : 502

a. IDENTITAS PASIEN
1) Nama : Ny. A
2) Usia : 60 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama : Aliran Kepercayaan
5) Suku / Bahasa : Jawa/ Indonesia
6) Pendidikan : Sarjana Pendidikan
7) Pekerjaan : Guru
8) Status Perkawinan : belum kawin
9) Alamat : JL.Kawi no.11, Semarang
10) Nomor Telepon :-
11) Dx Medis : Anemia

b. IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Nama : Tn.A
Alamat : JL.Kawi no.11, Semarang
Hubungan dengan klien : Suami

c. RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU


1) Penyakit yang pernah diderita :
Klien mengatakan bahwa pernah mengalami pendarahan pada perut akibat
kecelakaan.
2) Penyakit keturunan dalam keluarga :
Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga.
3) Operasi yang pernah dilakukan :
Klien mengatakan pernah melakukan operasi pada bagian perut.
4) Alergi :
Klien mengatakan tidak memiliki alergi.
5) Imunisasi :
Klien mengatakan sudah lupa pernah mendapatkan imunisasi apa saja.
6) Kebiasaan buruk :
Klien mengatakan tidak ada kebiasaan buruk.
7) Obat-obatan :
Klien mengatakan tidak mengonsumsi obat-obatan.

d. RIWAYAT KEPERAWATAN SAAT INI


1) Alasan masuk rumah sakit :
Klien mengeluh lemah, letih, lesu
2) Tindakan/terapi yang sudah diterima :
memberikan terapi farmakalogi, vit B12 3 x 50 mg per oral, suplemen Fe 3 x
50 mg per oral . Setiap tablet sedian Vit. B12 dan fe memeiliki dosis 25 mg.

3) Keluhan Utama :
Lemah
4) Keluhan penyerta :
Letih dan lesu

e. KEBUTUHAN
1) Oksigen
Sebelum masuk RS : Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
pernafasan sesak nafas
Selama berada di RS : Klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
pernafasaan sesak nafas
2) Cairan
Sebelum masuk RS : Klien mengatakan minum air putih ± 3 gelas/hari, tidak
mudah berkeringat.
Selama berada di RS : Klien mengatakan minum air putih 5 gelas sehari.
f. NUTRISI
Sebelum masuk RS : Klien tidak menyukai makanan sayuran hijau.
Selama berada di RS :
1) Antropometri :BB : 50 kg
TB : 160 cm
BBI : (TB-100)-10%(TB-100)
: (60) – 6
: 54
2) Biochemical :Eritrosit 2 juta sel//mm3
Hemoglobin (Hb) 6g/100ml
Hematokrit 60 vol %/
Fe serum ( feritini ) 6µg/L
3) Clinical Sign : Wajah klien tampak pucat, konjungtiva anemis, bibir
pucat, membran mukosa bibir tampak kering telapak
tangan pucat, seluruh akral teraba dingin, turgor kulit
nonelastis, capilarry reffil 4 detik.
4) Diet : Klien mengatakan makan 3x sehari tidak ada sisa.

g. ELIMINASI
1 Eliminasi Fekal
Frekuensi Konsistensi Warna Bau Keluhan
Sebelum masuk Padat Coklat Bau Nyeri, ada
RS hitam khas darah
Selama berada di Lembek Kuning Bau Tidak ada
RS kecoklatan khas darah dan
tidak nyeri

2 Eliminasi Urin
Frekuensi Warna Bau Keluhan
Sebelum masuk Kuning pekat Bau khas Tidak nyeri dan
RS tidak ada darah
Selama berada Kuning Bau khas Tidak nyeri
di RS

h. AKTIVITAS

Aktivitas Keterangan Sebelum Selama


sakit sakit
Mandi Dapat mengerjakan sendiri A A
Pada bagian tertentu dibantu
Memerlukan bantuan
Berpakaian Seluruhnya tanpa dibantu A A
Pada kondisi tertentu dibantu
Seluruhnya memerlukan bantuan
Toilet Dapat mengerjakan sendiri A A
Memerlukan bantuan
Tidak dapat pergi ketoilet
K
Berpindah/ Tanpa bantuan A A
E
berjalan Dengan bantuan
T Tidak dapat melakukan
BAB/BAK Dapat mengontrol A A
Kadang-kadang mengompol
: Dibantu seluruhnya
Makan Tanpa bantuan A A
A Dapat makan sendiri kecuali hal-hal tertentu
Seluruhnya dibantu
SKOR

A : mandiri untuk 6 fungsi


B : mandiri untuk 5 fungsi
C : mandiri, kecuali mandi dan fungsi lain
D : mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan fungsi lain
E : mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ketoilet dan fungsi lainnya
F : mandiri, kecuali mandi, berpakaian, pergi ketoilet, berpindah dan fungsi
lainnya
G : tergantung untuk 6 fungsi

i. TIDUR

Sebelum masuk RS : Klien mengatakan terbiasa tidur siang 2 jam dan dapat
tidur nyenyak 8 jam tanpa terbangun malam hari.
Selama berada di RS : Klien mengatakan tidak biasa tidur siang dan dapat
tidur nyenyak 4 jam tanpa terbangun.

j. SEKSUALITAS
Sebelum masuk RS :-
Selama berada di RS :-

k. INTERAKSI SOSIAL
Sebelum masuk RS : Klien mengatakan bahwa dapat berkomunikasi dengan
keluarga dan orang sekitar dengan baik
Selama berada di RS : Klien mengatakan hanya berintreraksi dengan
keluarga, orang terdekat dan tenaga kesehatan.
l. PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN
Sebelum masuk RS : Pasien mengatakan
Selama berada di RS : Pasien mengatakan
m. PROMOSI KESEHATAN
Sebelum mausk RS : Pasien mengatakan tidak pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan mengenai anemia
Selama berada di RS : Pasien mengatakan sudah mendapatkan pendidikan
kesehatan mengenai anemia
n. PSIKOSOSIAL DAN KONSEP DIRI
Sebelum mausk RS : Pasien mengatakan sering lemas dan dehidrasi
Selama berada di RS : Pasien mengatakan masih lemas

o. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum dan Kesadaran
Keadaan umum : Pasien tampak pusing, lemah dan badan terasa panas
Kesadaraan : Composmentis, E4 V5 M6, GCS 15
TTV :
Tekanan darah : 90/70 mmHg
Suhu : 36,5oC
Nadi : 60x/mnt
RR : 20x/mnt
MAP
Pemeriksaan fisik Hand to Toe (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
1) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, tidak terdapat lesi, kepala bersih
Palpasi : Tidak ada benjolan
2) Rambut
Inspeksi : Rambut tampa bersih, rambut warna hitam, persebaran rambut
tidak merata
Palpasi : Rambut teraba kering
3) Mata
Inspeksi : Mata tampak bersih, tidak ada kotoran, konjungtiva anemis, bulu
mata merata
4) Hidung
Inspeksi : tampak bersih, tidak ada sekretnya
Palpasi : tidak ada luka, tidak ada polit, tidak ada sinus
5) Telinga
Inspeksi : tampak bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada secret
6) Mulut
Inspeksi : membrane mukosa kering, warna bibir pucat, tidak ada
perdarahan, tidak bau
7) Leher
Inspeksi : tidak terdapat luka, tampak bersih
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroide dan kelanjar getah bening
8) Dada
Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat di ICS 5 aksilaris arterior
Palpasi : Kedalaman Ictus Cordis 1 cm teraba di ICS 5 linea aksilaris
anterior
Perkusi : Pekak, sesuai batas-batas jantung
Batas trikuspidalis : intracosta 3 mid clavicula sinistra
Batas aorta : intracosta 2 mid clavicula dekstra
Batas mitralis : intracosta isnistra 5 mid clavicular
sinistra
Batas pulmonalis : intracosta dekstra 2 aterior axilla sinitra
Auskultasi :
S1 : Terdengar bunyi lup di ruang ICS 5 dan ICS 2 sebelah kiri sternum
S2 : Terdengar bunyi dug di ICS 4 sebelah kanan sternum
S3 : Terdengar bunyi dug di ICS 3
9) Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat spider navi
Palpasi : Vocal fremitus di semua lapang paru teraba sama
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi :
tracheal : ekspirasi ≥ inspirasi
bronchial : inspirasi > ekspirasi
bronchovascular : inspirasi = ekspirasi
10) Abdomen
Inspeksi : Tanpak buncit, ada luka bekas operasi, tidak ada cairan keluar
pada umbilicus
Auskultasi : Bising usus 10x/menit
Palpasi : Pembesaran massa (-), nyeri ketuk ginjal (-), nyeri etigastik (-),
splenomegaly (-), dan hepanomegali (-)
Perkusi : Timpani 11
11) Ekstrimitas
Inspeksi : Terdapat bekas luka laserasi di metatarsal dekstra, telapak tangan
pucat
Palpasi : Akral teraba dingin, capillary refill 4 detik
12) Kekuatan otot (ekstrimitas atas)

4 4

4 4

Kekuatan otot (ekstrimitas bawah)

4 4

4 4

KET :
0 : tidak ada tanda gerakan
1 : hampir tidak ada gerakan
2 : tidak dapat mengangkat, tetapi dapat bergerak tanpa pemberat apapun
3 : mengangkat beratnya sendiri
4 : mengangkat dan bertahan terhadap sedikit resistensi
5 : mengangkat dan bertahan terhadap resistensi yang kuat
p. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Nama Hasil Satuan Nilai normal Keterangan
pemeriksaan
Eritrosit 2.000.000 Sel/mm3 4,4-5,9x1012 N
Hemogoblin (hb) 6 g/100ml 13,2-17,3 N
Hematocrit 60 Vol% 40-52 N
Fe serum (feritin) 6 µL 150.000-450.00 L
Keterangan : L : Low (rendah)
H : High (tinggi)
N : Normal
q. TERAPI
Nama Komposisi Dosisi Rute Indikasi Kontra Tanggal
Obat Obat Indikasi Pemberian
Vitamin 25 mg
B12
Suplemen 25 mg
Fe
2 ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Resiko cidera Penyakit anemia
pasien mengeluh lemah, letih, dan
dan lesu Intoleransi aktivitas

DO :
1 tekanan darah 90/70 mmhg
2 temperature tubuh 36,50C
3 pasien tidak suka makan
sayuran hijau sejak kanak-
kanak
4 klien tampak pucat
5 konjungtiva anemis
6 bibir pucat
7 membran mukosa tampak
kering
8 telapak tangan pucat
9 seluruh akral teraba dingin
10 heart rate 60 kali per menit,
pulsasi lemah

DS : Resiko kerusakan Penyakit anemia


pasien mengeluh lemah, letih, integritas kulit
dan lesu
DO :
1 capilarry reffil 4 detik
2 tugor kulit non elasitis
3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Definisi Batasan Faktor


Keperawatan Karakteristik Berhubungan
Resiko Cidera Rentan mengalami - -
cidera fisik akibat
kondisi lingkungan
yang berinteraksi
dengan sumber
adaptif dan sumber
defensif
individu,yang dapat
mengganggu
kesehatan
Resiko Rentan mengalami - -
Kerusakan kerusakan
Integritas Kulit epidermis dan/atau
dermis, yang dapat
mengganggu
kesehatan
Intoleransi Ketidak cukupan 1.kelemahan umum Fisik tidak bugar
Aktivitas energi psikologis 2.keletihan
atau fisiologis
untuk
mempertahankan
atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan
sehari- hari yang
harus atau yang
ingin dilakukan
INTERVENSI VERA
LANJUTAN VERA
MASALAH KEPERAWATAN

Defisiensi volume cairan

Definisi:

Penuruan cairan intravaskular (pembuluh darah), interstital atau intraseluler mengacu pada
kehilangan cairan tanpa perubahan kadar natrium

batasan karakteristik :

- penurunan tugor kulit


- membran mukos kering
- capilari refil 4 detik

faktor yang berhubungan :

- asupan cairan kurang

Intervensi :

1 Observasi
a. Memonitor Cairan
b. Memonitor TTV
2 Mandiri
a. Manajemen Cairan
b. Manajemen Elektrolit
3 Kolaborasi
a. Pencegahan pendarahan
b. Pengurangan pendarahan
4 Edukasi
a. Penkes
b. Pemberian makan

Implementasi :
- melakukan pemeriksaan ttv

- memberikan terapi farmakalogi, vit B12 3 x 50 mg per oral, suplemen Fe 3 x 50 mg


per oral . Setiap tablet sedian Vit. B12 dan fe memeiliki dosis 25 mg.
Evaluasi :

Dari enam 6 intervensi yang tercapai hanya 2. Transfusi darah tidak dilakukan karena pasien
merasa tidak sesuai ajaran agamanya.
A. Analisis Kasus Etik Legal
1. Otonomi (autonomy)
Otonomi adalah kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang
rasional dan tidak terpengaruh.Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa otonomi
merupakan indikator utama kesehatan.
Prinsip otonomi memandang hak individu untuk menentukan nasib sendiri.Ini
berakar pada penghormatan masyarakat terhadap kemampuan individu untuk
membuat keputusan berdasarkan informasi tentang masalah pribadi.
2. Keadilan (justice)
Prinsip ini didasarkan pada gagasan bahwa beban dan manfaat pengobatan
baru atau eksperimental harus didistribusikan secara merata diantara semua
kelompok dimasyarakat.Penerapan prinsip membutuhkan prosedur yang menjunjung
tinggi semangat hukum yang ada dan adil bagi semua pihak yang terlibat.
Penyediaan layanan kesehatan harus mempertimbangkan empat bidang utama saat
mengevaluasi keadilan: distribusi yang adil dari sumber daya yang langka,
kebutuhan bersaing, hak dan kewajiban, dan potensi konflik dengan undang-undang
yang ditetapkan.
3. Kebermanfaatan (benefisicence)
Prinsip ini diperlukan agar prosedur keperawatan diberikan dengan niat baik
untuk pasien yang terlibat.Prinsip ini juga mengharuskan penyediaan layanan
kesehatan mengembangkan dan memelihara keterampilan dan pengetahuan, terus
meperbaharui pelatihan, mempertimbangkan keadaan individu dari semua pasien,
dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan bersih. Istilah beneficence mengacu
pada tindakan yang mempromosikan kesejahteraan orang lain. Dalam konteks medis
ini berarti mengambil tindakan yang melayani kepentingan terbaik pasien.
4. Tidak membahayakan (nonmaleficence)
Prinsip ini diperlukan agar prosedur yang dilakukan tidak membahayakan
pasien yang terlibat atau orang lain dimasyarakat. Spesialis infertilitas beroperasi
dengan asumsi bahwa mereka tidak membahayakan atau setidaknya meminimalkan
bahaya dengan mencapai hasil positif yang lebih besar. Namun, karena teknologi
reproduksi bantumemiliki tingkat keberhasilan yang terbatas tidak pasti keseluruhan
hasil, keadaan emosional pasien mungkin akan berdampak negatif.
5. Kejujuran (veracity)
Kejujuran adalah prinsip pengajaran kebenaran, dan didasarkan pada pasien
serta konsep otonomi.Agar seseorang dapat membuat pilihan rasional sepenuhnya,
dia harus memiliki informasi yang relefan dengan keputusannya apalagi informasi
ini harus sejelas dan seakurat mungkin. Kebenaran akan dilanggar setidaknya dalam
dua cara, dengan tindakan berbohong atau pertukaran informasi keliru yang
disengaja. Namun, prinsip kejujuran juga dilanggar dengan kelalaian, penghindaran
yang disengaja dari semua atau bagian dari kebenaran. Akhirnya, prinsip kejujuran
juga bisa dilanggar dengan menyelaraskan informasi secara sengaja dalam jargon
atau bahasa yang gagal menyampaikan informasi dengan cara yang bisa dipahami
oleh penerimanya atau yang sengaja menyesatkan sipenerima.
6. Kesetiaan (fidelity)
Prinsip kesetiaan secara luas mensyaratkan bahwa kita bertindak dengan cara
yang setia. Ini termasuk menepati janji, melakukan apa yang diharapkan, melakukan
tugas dan dapat dipercaya kesetiaan peran mencakup loyalitas spesifik yang terkait
dengan penunjukan profesional tertentu.
7. Informed Consent
Informed consent dalam etika biasanya mengacu pada gagasan bahwa
seseorang harus diberi tahu sepenuhnya dan memahami potensi manfaat dan resiko
pilihan pengobatan mereka.Orang yang kuarang informasi berisiko salah memilih
yang tidak mencerminkan nilai atau keinginannya. Ini tidak secara khusus berarti
proses mendapatkan persetujuan, atau persyaratan hokum spesifik, yang bervariasi
dari satu tempat ketempat lain, namun dalam kapasitas untuk mendapatkan
persetujuan.1
A. KESIMPULAN

Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Anemia merupakan gejala yang
mendasari seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang
nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah. Anemia disebabkan oleh mineral fe (besi)
sebagai bahan yang dibutuhkan untuk pematangan eritrosit. Oleh karena itu, perawat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien anemia untuk membantu meningkatkan
asupan nutrisi terutama zat besi bagi pasien .

B.SARAN

Bagi perawat diharapkan agar dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
yang menderita Anemia agar dapat interprensi keperawatan dengan tepat ,Dan bagi
pasien penderita Anemia lebih menjaga pola makan agar terpenuhinya kebutuhan
cairan dalam tubuh dan zat besi .
PENKES ANEMIA

DAPUS

Anda mungkin juga menyukai