Anda di halaman 1dari 37

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI TUBERKULOSIS
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
 
PENULARAN TB DI LAYANAN KESEHATAN

•Penularan TB terjadi melalui


udara (airborne) yang menyebar
melalui partikel percik renik
(droplet nuclei) saat seseorang
batuk, bersin, berbicara,
berteriak atau bernyanyi.

•Micobacterium TB berukuran 1-
10 mikron dan dapat bertahan di
udara selama beberapa jam.
•Infeksi terjadi bila seseorang menghirup
percik renik yang mengandung M.tb dan
akhirnya sampai di alveoli.
•Umumnya respons imun terbentuk 2-10
minggu setelah infeksi.
•Sejumlah kuman tetap dormant
(tidur/tidak berkembang) selama
bertahun - tahun dan disebut infeksi
laten.
Penularan TB di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
1.Konsentrasi percik renik di udara. Ini
dipengaruhi oleh jumlah percik renik yang
dikeluarkan oleh pasien TB Paru maupun
keadaan ventilasi di area paparan,
2.Jumlah kuman yang terhirup
3.Ventilasi udara
4.Lamanya pajanan.
Beberapa keadaan yang dapat
meningkatkan risiko penularan TB:
Dari faktor pasien
•Batuk Produktif
•terkonfirmasi secara bakteriologis
•Kavitas
•Tidak menerapkan etika batuk (tidak menutup hidung
atau mulut saat batuk dan bersin)
•Membuang dahak/ludah tidak pada tempat
seharusnya
•Tidak dalam pengobatan denganOAT
•Tindakan intervensi (induksi sputum, bronkoskopi
dan suction)
Dari faktor Lingkungan
•Ventilasi yang kurang
•Ruang yang tertutup dan lembab
•Laboratorium yang tidak memenuhi
syarat misalnya tidak tersedia air
mengalir, kurangnya cahaya matahari
yang masuk.
•Prevalensi TB di daerah tempat
tinggal tinggi
PRINSIP PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI TB DI
FASYANKES
Tujuan utama pencegahan dan
pengendalian infeksi TB adalah:
•Deteksi dini
•Pemberian OAT secepat mungkin
•mencegah orang lain terinfeksi TB
Prinsip PPI TB

Pilar Managerial

Pilar Pengendalian Administrasi

Pilar Pengendalian Lingkungan

Alat Perlindungan diri (APD)


Pengendalian Tujuan Target: siapa?
dimana?
Manajerial Komitmen manajer untuk Pasien,petugas,pengunjung
mendukung program dengan
mendukung anggaran,fasilitas,
sosialisasi,monev
Administratif Menurunkan risiko ekspose Suspek TB,
TemPO yang berisiko ekspose,
TB infeksius,
TB yg resisten OAT

Lingkungan Mencegah penyebaran dan Tempat yang optimal untuk


Menurunkan konsentrasi dari meminimalkan risiko
droplet nuklei
Mengontrol sumber infeksi
Mendilusi dan mengeluarkan Jaga udara terkontaminasi
udara yg terkontaminasi harus bergerak keluar
Mengkontrol aliran udara

Perlindungan diri Menurunkan risiko saat ekspos Penanganan khusus untuk


dengan menggunakan APD yang risiko tinggi
11
1. Pilar Aktivitas Manajemen
• Tujuan : menjamin tersedianya sumberdaya
terlatih
• Kegiatan : pembuatan kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, monitoring serta evaluasi

2. Pilar Pengendalian
Administratif
• Tujuan : melindungi petugas kesehatan,
pengunjung dan pasien dari penularan TB
dan untuk menjamin tersedianya sumber
daya yang diperlukan untuk pelaksanaan
PPI
Strategi TeMPO
3. Pilar Pengendalian
Lingkungan
•Tujuan : untuk mengurangi konsentrasi droplet nuclei di
udara dan mengurangi keberadaan benda benda yg
terkontaminasi
•Adalah upaya dengan menggunakan teknologi yang
bertujuan untuk mengurangi penyebaran dan
menurunkan kadar percik renik di udara sehingga tidak
menularkan ke orang lain.
•3 sistem pengendalian lingkungan :
1. Sistem ventilasi
2. Sistem Filter
3. Sistem Penggunaan Radiasi ultraviolet pada aliran udara
atas (UVGI)
a. Ventilasi Alamiah
Adalah sistem ventilasi yang mengandalkan pada pintu
dan jendela yang terbuka,serta langit2 yg bisa dibuka
untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam gedung
dan dari dalam keluar gedung

b. Ventilasi Campuran
Adalah sistem ventilasi alamiah ditambah dengan
penggunaan peralatan mekanik untuk menambah
efektifitas penyaluran udara.(mis : penggunaan kipas
angin/exhaust fan untuk menyalurkan/menyedot udara
ke arah tertentu)
c. Ventilasi Mekanik
Adalah sistem ventilasi yang menggunakan peralatan
mekanik untuk mengalirkan dan mensirkulasikan udara
di dalam gedung. Termasuk disini adalah AC dan
sistem pemanas udara
Kelebihan dan kelemahan ventilasi campuran
KELEBIHAN KELEMAHAN
 Murah dan mudah  Ventilasi alamiah sering agak sulit
direalisasikan dikendalikan dan diprediksi, karena
 Diaktifkan hanya dengan tergantung pada cuaca, kondisi
membuka pintu, jendela dan angin, suhu dll.
skylight  Arah dan laju aliran udara dapat
 Tidak hanya mengurangi risiko berubah sewaktu-waktu
transmisi TB, tetapi juga  Udara yang masuk ruangan dari luar
meningkatkan kualitas udara tanpa disaring dapat membawa
seara umum polutan udara lainnya
 Kipas angin, cukup murah dan  Jendela/pintu yang selalu dibuka,
mudah digunakan dapat berdampak pada keamanan,
 Kipas angin berdiri (standing kenyamanan dan privasi . Hal ini
fan) dapat dengan mudah terutama terjadi pada malam hari
dipindahkan, sesuai kebutuhan atau bila cuaca dingin
17
Contoh ruang tunggu

√ 18
Contoh Bangsal
Contoh poliklinik
Contoh ruang berdahak
Prosedur yang dapat menimbulkan
Aerosol

Bronchoscopy Suctioning Sputum Induction


Nebulizer treatment

Harap dilakukan di ruangan terpisah, dengan ruangan


Yang sistem ventilasinya baik
4. Pilar Pengendalian alat
pelindung
diri (APD)
• Bertujuan untuk melindungi petugas
kesehatan yang harus bekerja di
lingkungan dengan kontaminasi
percik renik di udara yang tidak
dapat dihilangkan seluruhnya
dengan pengendalian administratif
dan lingkungan
Respirator vs. Face Mask
• Respirator has only • Face mask has
tiny pores which block large pores and lacks
droplet nuclei and air tight seal around
relies on an air tight edges
seal around the entire
edge
Beberapa jenis Masker

a. Masker bedah b. Masker N95 c. Masker half face

d. Masker full face e. Ventilated visor f. Powered hood/blou


25
Masker N95/respirator

• Dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga mempunyai


daya saring sebesar 95% untuk partikel sebesar 0,3 micron.
• Lebih dikenal dengan masker N95.
• “Masker” ini yang dianjurkan untuk dipakai oleh petugas
kesehatan pada saat melayani pasien TB/TB MDR.
• Setiap petugas yang menggunakan masker N95 diharuskan
melakukan fit test terlebih dahulu.

26
Temukan pasien
secepatnya

Pisahkan secara aman

Obati secara tepat

27
Manfaat dari TemPO?

• Menurunkan risiko penularan TB dan MDRTB


yang belum teridentifikasi

• menjaring, mendiagnosis ,mengobati TB segera


cepat dan tepat mengurangi penularan TB

• Mudah ,tidak membutuhkan biaya besar, dan ideal


untuk diterapkan fasyankes dengan keterbatasan
sumber daya PPI
Alur Penerapan TemPO di Faskes
Pengobatan Pencegahan dengan
Isoniazid (PP-INH)
A. PENGERTIAN
PP-INH merupakan salah satu intervensi kesehatan masyarakat
yang penting untuk pencegahan TB pada orang dengan HIV
salah satu dari 13 rumusan strategi dan implementasi kegiatan
Kolaborasi TB-HIV dalam RAN 2015-2019 di Indonesia

B. TUJUAN
menurunkan beban TB pada Orang dengan HIV yaitu dengan
mencegah kejadian sakit TB pada mereka

C. SASARAN
Orang yang terinfeksi HIV baik baru didiagnosis HIV maupun
sudah lama didiagnosis HIV
ODHA dengan atau belum pernah riwayat TB yang ditemukan di
layanan HIV dan tidak memiliki kontraindikasi pemberian PP-INH
ALGORITMA PEMBERIAN
PENGOBATAN PENCEGAHAN
DENGAN ISONIAZID PADA ODHA
Pengobatan Pencegahan dengan Isoniazid pada ODHA ada 2
:
Primer  Pemberian INH pada ODHA yang belum pernah sakit TB
Sekunder  Pemberian INH pada ODHA yang sudah pernah sakit TB

•Tahapan :
1.Skrining gejala dan tanda TB meliputi (Formulir Skrining TB pada
ODHA dan Penilaian Kriteria Pemberian PP INH)
2.Pemeriksaan Ronsen toraks sebagai skrining TB jika tersedia
3.Jika ditemukan minimal satu gejala dan tanda, atau pemeriksaan
foto toraks mendukung terduga TB lanjutkan dengan pemeriksaan
mikroskopis dahak Tes Cepat Molekuler (TCM ) Penegakkan
diagnosis dan pengobatan TB merujuk Pedoman Nasional TB
4.Jika pada ODHA tidak ditemukan gejala dan tanda TB, dilanjutkan
dengan penilaian kriteria pemberian PP INH
PENGOBATAN
PENCEGAHAN
DENGAN
ISONIAZID PADA
ODHA
Penilaian Kriteria
Pemberian PP
1. Tidak sakit TB INH,yaitu :
2. Tidak ada kontraindikasi yaitu :
─ Gangguan fungsi hati (SGOT/SGPT >3x batas atas
normal/ikterus),
─ Neuropati perifer berat (mengganggu aktivitas),
─ Riwayat alergi INH ,
─ ODHA dengan riwayat diagnosa resisten INH ( monoresisten/
poliresisten, TB MDR)

Catatan  :
 Meskipun kejadian hepatotoksik pemberian INH sangat
kecil (antara 0,001-0,004%), pemeriksaan SGOT dan SGPT
diperlukan pada penderita yang telah diketahui Hepatitis B,
hepatitis C dan alkoholik.
 Pada ODHA yang Alkoholik boleh diberikan PP-INH jika SGPT
dan SGOT dalam batas normal
CARA PEMBERIAN PENGOBATAN
PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID

•Berat Badan ≥ 30kg :


 Isoniazid dosis 300 mg +
setiap hari
Vitamin B6 25 mg
selama 6
•Berat Badan < 30kg : bulan (180
 INH diberikan dengan dosis dosis)
10 mg/kg berat badan
Catatan :
– Tujuan pemberian vitamin B6 untuk mengurangi efek samping
INH.
– Dosis vitamin B6 tetap 25 mg per hari atau 50mg selang sehari
atau 2 hari sekali
– Informasi mengenai pemberian profilaksis dengan INH harus
diberikan pada pasien termasuk tentang keuntungan, efek
sampking dan pentingnya kepatuhan selama diberikan INH
melalui pendekatan 5M (mengkaji, Menyarankan, menyetujui ,
PEMANTAUAN PENGOBATAN
PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID

• Pemantauan PP INH ini dilakukan baik selama dan


setelah pemberian PP INH

• Tujuan pemantauan selama pengobatan adalah untuk


memastikan agar pasien meminum obat secara teratur
dan mengetahui efek samping secara dini

• Pemantauan setelah PP-INH selesai dilakukan setiap


kunjungan ke layanan HIV. Menurut WHO efek proteksi
dari pemberian PP INH bertahan sampai dengan 3
tahun, sehingga pemberian PP INH ulang dapat
dilakukan setelah 3 tahun
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai