Anda di halaman 1dari 11

STRUKTUR KABEL

Oleh:

Deni Kurnia Yudantara (201645500210)

M Fadlan Ikram A (201645500147)

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

FAKULTAS TEKNIK, MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

TEKNIK ARSITEKTUR 2019/2020


1. LATAR BELAKANG

1.1. Definisi Struktur Kabel

Struktur kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang menggunakan elemen
tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja terhadap gaya tarik sehingga lebih mudah berubah
bentuk jika terjadi perubahan besar atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular dimana beban
pada struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material konstruksinya, sehingga
memungkinkan peniadaan momen. Berikut adalah definisi struktur kabel menurut beberapa ahli.
 Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja,
sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya sebuah bangunan.
(Makowski, 1988)
 Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel
hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan
gaya tekan. (Sutrisno, 1983)

1.2. Sejarah Perkembangan Struktur Kabel

Struktur kabel merupakan salah satu struktur tradisional yang awalnya berupa jembatan dan tenda.
Jembatan dengan sistem kabel tarik awalnya diterapkan pada daerah pegunungan seperti Himalaya atau di
daerah hutan hujan seperti Peru. Kemudian berkembang hingga Eropa yang diprakarsai oleh Faustus Verantinus
pada tahun 1616 yang menggunakan rantai sebagai pengganti kabel yang dingkurkan pada menara. Pada saat itu
hingga menjelang abad ke-20, kabel hanya menjadi sistem yang membantu perkuatan karena belum dapat
mengatasi factor beban angin.
Bentuk tenda sering digunakan oleh suku nomaden di Eropa Utara, Asia dan Timur Tengah. Tenda-
tenda tersebut dapat dikelompokkan atas tiga jenis, yaitu :

2
a) Bentuk kerucut dengan penutup dari kulit
Merupakan bentuk yang paling sederhana dengan satu atau lebih tiang utama di dalam dan beberapa
tiang pembentuk yang menyatu di puncak tiang utama.
b) Bentuk silinder dengan atap perpaduan bentuk kubah dan kerucut
Dinding silinder dibentuk dengan batang-batang yang saling menyilang dengan batang pembentuk atap
menyatu ditengah dan diperkuat dengan cincin
c) Bentuk black tent
Bentuk ini hanya menggunakan kabel tarik yang ditutupi terpal tanpa batang pengaku. Fungsi
utamanya adalah sebagai perlindungan terhadap matahari dan temperature yang rendah pada malam
hari.

Berkembangnya penggunaan kabel baja sebagai bahan struktur pada berbagai jenis bangunan, dari
konstruksi jembatan ke konstruksi gedung sebaga penutup atap stadion olah raga, ruang pertemuan, ruang
pameran, dan lain-lain, memerlukan tahapan konstruksi yang sangat rinci. Dukungan tenaga spesialis, yang
menguasai know – how struktur kabel, amat diperlukan untuk menjamin tercapainya performance dan keunikan
bentuk bangunan.
Diawali dengan konstruksi stadion untuk pesta olah raga olimpiade di Munich (Jerman) tahun 1972,
para arsitek dan insinyur telah melakukan inovasi dan penelitian di bidang engineering dan manufacture
struktur kabel dengan berbagai variasi bentuknya. Dengan struktur kabel, arsitek dapat menciptakan ruang
dalam yang sangat luas tanpa kolom, dengan massa bangunan yang sangat ringan dan transparan.

3
2. ISI

2.1. Macam Struktur Kabel

Struktur kabel pada saat ini banyak dikategorikan ke dalam dua, yait suspension structures dan cable-
stayed structured. Suspension structures dapat dibagi lagi menjadi tiga sub-kelas yaitu:
1. Single Layer Structures

2. Double-layer prestressed cable truss systems

4
3. Prestressed tensile membrane systems

. Gaya rategang pada struktur kabel 3D, mampu mestabilkan sistem, dalam memikul berbagai
kombinasi pembebanan, selama kabel-kabel dalam keadaan kondisi tarik

2.2. Macam Bahan Struktur Kabel

Kabel sesuai dengan keperluannya, terdiri dari berbagai macam tipe. Menurut standard DIN 18 800
semua kabel yang digunakan untuk struktur bangunan dikategorikan sebagai high tensile members. Secara
umum kabel-kabel tersebut mempunyai kekuatan rencana yang lebih tinggi dari pada batang tarik baja, sehingga
dengan luas penampang yang sama dapat memikul beban lebih besar. Ada pula kabel yang mempunyai lapisan
krom dan nikel, agar bersifat tahan terhadap karat. Untukkeperluan konstruksi bangunan, dikenal 3 tipe
penampang kabel, yaitu spiral strands, full locked coil cables dan structural wire ropes.

Spiral strands terutama digunakan untuk bangunan di mana bebannya relatif kecil seperti untuk
pendukung antena telekomunikasi, cerobong asap, ikatan angin (bracing) pada jaringan kabel, struktur kayu dan
baja. Spiral strands diproduksi dengan diameter antara 5 mm sampai 40 mm. Spiral strands hanya terdiri dari

5
kawat-kawat yang berpenampang lingkaran, akibat adanya celah-celah spiral strand dikelompokkan pada
material yang kurang tahan terhadap bahaya korosi.

Full locked coil cables terutama digunakan sebagai kabel utama pada berbagai konstruksi, antara lain
kabel utama pada suspension bridge dan stay cables bridge, kabel tepi pada jaringan kabel. Penampang kabel
bagian dalam atau bagian inti terdiri dari kawat-kawat dengan penampang lingkaran, sedangkan bagian luar,
penampangnya berbentuk Z.

Sifat-sifat khusus dari full locked coil cables, adalah:


• Mempunyai E – modulus yang tinggi
• Permukaan kabel mempunyai daya tahan tinggi
• Permukaan kabel tertutup, sehingga tahan terhadap bahaya korosi
Structural wire ropes, terutama digunakan sebagai kabel tepi pada struktur membran (textile structure).
Kabel ini terdiri dari beberapa strands, sehingga sifatnya fleksibel.

2.3. Sifat Struktur Kabel

Beberapa aspek penting untuk proses pembangunan struktur kabel meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Form finding, bentuk geometri struktur kabel
• Hitungan dan sistem pemberian gaya prategang
• Penentuan tipe dan jenis bahan kabel
• Penentuan panjang terpotong kabel dengan tepat
• Perancangan bentuk dan detil pemegang kabel
• Pemilihan pelindung terhadap bahaya korosi
• Proses pabrikasi dan pemasangan

Berbeda dengan perencanaan bangunan yang mempunyai bentuk standar seperti lingkaran, persegi, dan
lain-lain, maka untuk struktur kabel yang digunakan untuk atap stadion ataupun lainnya dengan bentang sangat

6
lebar, maka proses perencanaannya dimulai dengan pencarian bentuk geometrinya, dikenal sebagai metoda
form finding. Proses ini diperlukan agar diperoleh bentuk atap yang unik dan estetis, tapi bentuk ini justru
merupakan bentuk yang optimal ditinjau dari segi struktur.
Sesuai dengan definisi, form finding adalah proses untuk menemukan bentuk struktur yang optimal,
yaitu struktur yang bentuknya akan memberikan kondisi paling efisien dari segi penggunaan bahan
konstruksinya. Kondisi ini dapat kita peroleh bila material konstruksi hanya mengalami tarik pada bidangnya
(membran), tanpa adanya tegangan-tegangan akibat momen lentur.
Melalui teknik prategang kabel sebagai elemen struktur yang hanya mampu memikul aksial tarik,
menjadi elemen struktur yang mampu aksial tekan dan mempunyai kekakuan lentur. Gaya rategang pada
struktur kabel 3D, mampu mestabilkan sistem, dalam memikul berbagai kombinasi embebanan, selama kabel-
kabel dalam keadaan kondisi tarik Dari proses form finding akan ihasilkan bentuk 3D yang unik, yaitu bentuk
lengkung ganda antiklastis atau bentuk pelana, yang juga terbukti sangat efektif bila digunakan teknik
prategang padanya.

Kabel sebagai material yang fleksibel, dapat kita pakai sebagai elemen struktur yang dengan mudah
dapat mengikuti bentuk optimal ini. Proses form finding dilakukan pada saat pradesain sampai ke tahap desain
konsep bangunan, dan dikerjakan dengan melakukan berbagai eksperimen untuk mendapatkan variasi bentuk
bangunan. Setelah ada kepastian bentuk geometrinya, maka secara tepat geometri bangunan akan dihitung
dengan metoda matematik numerik.

Keuntungan Struktur Kabel :


a) Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang luas
b) Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
c) Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter mengungguli
semua sistem lain
d) Memberikan efisiensi ruang lebih besar
e) Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal yang sering runtuh
oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga
konstruksi dari temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi resiko
kehancuran

7
f) Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri pada kondisi
keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari tegangan
g) Cocok untuk bangunan bersifat permanen.

Kelemahan Struktur Kabel :


Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan
sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi
struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan mengakibatkan
robohnya bangunan.
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada struktur kabel
antara lain :

1.Peningkatan beban
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang memadai dan merupakan material yang
homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.
2.Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk yang kaku dengan menambah
jumlah kabel sehingga kemudian menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).
3.Penggunaan batang-batang pembentang
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua kabel sehingga menambah tarikan
internal didalam kabel.
4.Penambatan/pengangkuran ke pondasi
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga
menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.
5.Metoda prategang searah kabel
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan membentuk suatu struktur kaku. Kabel
ditempatkan pada keadaan tertegang dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.

8
Pendahuluan
POKOK BAHASAN 4 & 5 STRUKTUR KABEL DAN LENGKUNG (CABLE AND
ARC STRUCTURE)

Dalam sebuah struktur bangunan, tentunya tidak akan terlepas pada


pemikiran terhadap system penyaluran gayanya, macam--‐macam gaya
yang bekerja dan mampu dipikul oleh struktur bangunan tersebut serta
batasan--‐batasan kemampuannya. Kesemuanya ini dapat mempengaruhi
terciptanya bentuk--‐bentuk struktur bangunan yang spesifik dan mampu
mencerminkan sifat--‐sifat fisiknya.
Bentuk struktur bangunan yang hanya mampu menahan gaya tarik atau
sering disebut form active structure systems. Pada prinsip pembebanan dan
gaya tarik yang dipikul struktur ini, digunakan bahan--‐bahan structural
yang mampu memenuhi persyaratan gaya tarik. Kabel--‐kabel alamidapat
dijumpai berupa akar--‐akar pohon gantung yang kuat dan rotan. Sedang
kabel untuk tarik yang kuat telah dikembangkan manusia dari bahan baja
disebut high tension strength steel.
Struktur kabel dan jaringan dikembangkan dari kemampuan kabel
menahan gaya tarik yang tinggi. Dengan menggunakan sistem tarik maka
tidak diperlukan sistem penopang vertikal untuk elemen horisontalnya
(lantai atau atap), sehingga daerah di bawah elemen horisontal (ruang)
memiliki bentangan yang cukup besar. Bangunan dengan aplikasi sistem
struktur ini akan sangat mendukung untuk bangunan bentang luas
berbentang lebar, seperti dome, stadion, dll. Sistem yang dikembangkan
pada struktur kabel antara lain:
 --‐ Struktur atap tarik dengan kolom
penunjang
 --‐ Struktur kabel tunggal
 --‐ Struktur kabel ganda

Sistem Penyaluran Gaya


Sistem penyaluran gaya dan perkembangan bentuk dan struktur yang
hanya mampu menahan gaya tarik ini adalah sebagai berikut:
1. Bentuk pembebanan tunggal dapat digambarkan dengan seseorang
yang bergantung pada akar pohon member berat dan tegangan pada
akar untuk tertarik. Beban tubuh dipindahkan sebagai gaya tarik ke
dahan pohon pula

2. Bentuk pembebanan segitiga digambarkan dengan kereta gantung

9
yang melewati kabel di antara dua tiang penyangga akan
menyalurkan beban dari kereta gantung ke tiang--‐tiang penyangga
sebesar resultan gaya tarik dari beban tersebut.

3. Bentuk pembebanan trapezium digambarkan dengan tali yang terikat


kiri dan kanan dan yang menerima beban oleh benda sembarangan.
Bentuk trapezium tersebut mengubah bentuknya menurut tempat dan
bobotnya beban.

4. Bentuk pembebanan segi banyak digambarkan dengan tali jemuran


yang dibabani oleh banyak jemuran yang disalurkan ke tiang
jemuran sebesar total resultan dari beban tersebut.

5. Bentuk pembebanan yang merata, misalnya oleh berat sendiri suatu


rantai atau tali disebut garis rantai dan bentuknya adalah parabola.
Semua beban diterima sebagai tarikan saja

6. Bentuk pembebanan yang merata dan membentuk parabola, terwakili


dengan bentuk jembatan gantung yang memikul beban jembatan dan
ditarik oleh kabel--‐kabel penghubung dan dengan kabel peregang yang
meningkatkan stabilitas.

Perubahan Bentuk (Deformasi) Akibat Bekerjanya Gaya Luar


Dari prinsip pembebanan dan bentuk yang dimungkinkan untuk
direncanakan dalam system struktur ini, serta kemampuan menahan satu
gaya yaitu gaya tarikan, menghasilkan bahan utama structural ini berupa
bahan yang fleksibel namun cukup kuat menahan gaya tarik. Bahan yang
sangat fleksibel ini cenderung memiliki beberapa kelemahan sehingga
mengalami deformasi bentuk.
Beberapa penyebab lain dari deformasi bentuk ini adalah beban angin
yang member hisapan dan hembusan sehingga menimbulkan getaran yang
terus menerus dan tidak saling menetralisasi namun semakin memperkuat
getaran

Sistem Stabilisasi
Sistem penanggulangan masalah deformasi bentuk ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :
1. Menggunakan panel--‐panel beton yang berat dan mambebani kabel

10
secara merata dapat memperkuat dan membuat kaku kabel--‐kabel
tarik

2. Menggunakan batang yang kaku (batang perentang) dan menekan


bidang--‐bidang tarik akan menambah tarikan dan saling
memperkuat antar bidang

3. Pemberian tambahan lapisan bidang (layer) akan menghasilkan


tegangan tarik yang saling memperkaku bidang tarikan, sehingga
deformasi bentuk akibat pengaruh internal dan eksternal dapat
tertanggulangi

4. Mengikat dan menyatukan antar kabel--‐kabel tarik dan kabel tarik


lainnya. Kabel tarik yang menyatukan ini berada di atas kabel tarik
yang disatukan dengan cara member tarikan pula yang berfungsi
membebani kabel tarik lainnya

11

Anda mungkin juga menyukai