Anda di halaman 1dari 28

KONTEKS NORMATIF

ADMINISTRASI PUBLIK

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Febryan Ajeng Ramdani
190701006
Ilmu Administrasi

2. Cut Merahwan
1907010014
Ilmu Administrasi

3. Kundarto

Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
TANGERANG
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T., yang telah

melimpahkan taufik hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,

skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas

kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat serta kelancaran dan

kemudahan dalam menjalankan kegiatan penelitian hingga penulisan

hasilnya ini sampai pada tahap akhir.

2. Bapak Dr. Edi Mulyadi, SE., M.Si., selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Islam Syekh Yusuf .

3. Bapak Dr. M. Rosul Asmawi, Drs., M. Si selaku Wakil Direktur Program

Pasca Sarjana Universitas Islam Syekh Yusuf.

4. Bapak Dr. M. I. Suhifatullah, SE., M.Pd selaku Kepala Program Studi

Magister Ilmu Administrasi Program Pasca Sarjana Universitas Islam

Syekh Yusuf Tangerang.

5. Bapak Dr. H. Suhaya, M.M., M.Sc. selaku dosen pengampu dalam mata

kuliah Teori Orgnisasi Yang Telah Memberikan Masukan, Arahan, Dan

Motivasi Sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

i
ii

6. Seluruh pegawai Program Pasca Sarjana Universitas Islam Syekh Yusuf

yang tidak dapat disebutkan satu persatu didalam makalah ini.

Kepada semua pihak yang telah berkenaan membantu, penulis ucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah memberikan balasannya. Dalam

pembuatan makalah Teori Organisasi ini, penulis menyadari bahwa banyak

kekurangan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis mengharapkan saran

dan kritik yang sifatnya membangun.

Tangerang, 27 Oktober 2019

Penulis
KONTEKS NORMATIF ADMINISTRASI PUBLIK

Disusun Oleh:
FEBRYAN AJENG RAMDANI
190701006

CUT MERAHWAN
1907010014

KUNDARTO

Telah Disetujui dan Disahkan sebagai


Makalah Program Studi Ilmu Administrasi
Mata Kuliah Teori Organisasi

Menyetujui:

Dosen Pengampu Ketua Kelompok

Dr. H. Suhaya, M.M. M.Sc. Cut Merahwan


NIDN. NIM. 1907010014

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

iii
KONTEKS NORMATIF ADMINISTRASI PUBLIK

ABSTRAK
Oleh:
1) Febryan Ajeng Ramdani
190701006
2) Cut Merahwan
1907010014
3) H. Kundarto

Mewujudkan pemerintah yang baik diperlukan komitmen dari semua pihak,


baik itu pihak masyarakat ataupun pihak pemerintah. Wujud dari kepemerintahan
yang baik ialah bentuk dari penyelenggaraan negara yang solid, bertanggung jawab,
efektif, serta efisien dalam menyatukan keinginan masyarakat dari proses
pelayanan publik dan pencapaian dari pemerintah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Pemerintah dalam keberadaannya sebagai pelayan terhadap
kebuthan masyarakat di banyak bidang kehidupan masyarakat luas, bukan berarti
rakyat atau masyarakat yang melayani pemerintah seperti beberapa periode lama.
Pada paradigma orde lama, pengertian pemerintah sebagai unsur kekuasaan yang
sifatnya bertugas melayani masyarakat atau public service diubah pada pasca
reformasi menjadi kewenangan.
Normatif Administrasi Publik”, pembahasan mengenai norma – norma yang
berlaku di dalam administrasi public. Norma menurut KBBI adalah nilai-nilai yang
mengatur bagaimana seseorang berperilaku di dalam masyarakat. Sedangkan di
dalam makalah ini membatasi pada nilai – nilai yang berlaku di dalam administrasi
publik seperti halnya instansi – instansi pemerintahan. Seperti anggota setiap
profesi lainnya, tindakan administrator publik dibatasi oleh hukum dan adat
kebiasaan. Pada saat yang sama, kondisi-kondisi khusus bekerja untuk
menggambarkan tujuan-tujuan dan cita-cita yang dituju tindakan administratif.
Norma-norma dan nilai-nilai dapat dikelompokkan ke dalam 3 arena umum, atau
vektor normatif:
1. Perhatian kepada efisiensi dan efektivitas, yang terutama berfokus pada
cara kerja pemerintah itu sendiri dan cara barang-barang dan jasa-
jasanya disalurkan dan diberikan;
2. Perhatian kepada hak-hak dan kecukupan proses-proses pemerintah,
yang mengarahkan penelitian cermat kepada hubungan pemerintah (dan
orang-orang yang bertindak atas namanya) dengan warga negaranya;
dan

iv
Perhatian kepada representasi dan pelaksanaan kebijakan, yang
mengarahkan perhatian kepada kendali yang dipunyai rakyat atas cara kerja
pemerintah dana agen-agennya.

Kata kunci: Norma, Administrasi Publik, Pelayanan Publik.

v
PUBLIC ADMINISTRATION NORMATIVE CONTEXT

ABSTRACT
By:
4) Febryan Ajeng Ramdani
190701006
5) Cut Merahwan
1907010014
6) H. Kundarto

Realizing a good government requires commitment from all parties, both the
community and the government. A form of good governance is a form of state
administration that is solid, responsible, effective, and efficient in uniting the desires of the
public from the process of public service and the achievement of the government in
providing services to the community. Government in its existence as a steward of the needs
of the community in many fields of public life, does not mean the people or the people who
serve the government for such a long period. In the old order paradigm, the notion of
government as an element of power whose duty was to serve the public or public service
was changed in the post-reform era to become an authority.

Normative Public Administration ", discussion of the norms that apply in public
administration. Norms according to KBBI are values that govern how a person behaves in
society. Whereas in this paper limits the values that apply in public administration as well
as government agencies. Like members of every other profession, the actions of public
administrators are limited by law and custom. At the same time, special conditions work to
describe the goals and ideals to which administrative action is directed. Norms and values
can be grouped into 3 general arenas, or normative vectors:

1) Attention to efficiency and effectiveness, which mainly focuses on the way the
government works itself and the way its goods and services are distributed and
delivered;
2) Attention to the rights and adequacy of government processes, which direct careful
scrutiny of government relations (and those acting on their behalf) with their
citizens; and
3) Attention to the representation and implementation of policies, which direct
attention to the control of the people over the workings of the government and its
agents.

Keywords: Norms, Public Administration, Public Services.

v
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
KONTEKS NORMATIF ADMINISTRASI PUBLIK ..................................... iii
KONTEKS NORMATIF ADMINISTRASI PUBLIK ..................................... iv
PUBLIC ADMINISTRATION NORMATIVE CONTEXT ................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah..................................................................................... 3
1.4. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.5. Tujuan Penulisan .................................................................................... 4
1.6. Manfaat Penulisan .................................................................................. 4
1.7. Sisematika Penulisan .............................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN TINJAUAN PUSTAKA ............................ 7
2.1 Administrasi Publik ............................................................................... 7
2.1.1. Definisi Administrasi ...................................................................... 7
2.1.2. Definisi Publik ................................................................................. 7
2.2. Definisi Norma ........................................................................................ 8
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 9
A. Definisi Konteks Normatif Administrasi Publik ..................................... 9
B. Basis Normatif Pembuatan Keputusan .................................................. 11
C. Efisiensi dan Efektivitas .......................................................................... 13
D. Hak dan Proses yang Memadai .............................................................. 15
E. Perwakilan dan Kontrol Kebijaksanaan ................................................... 17
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 19
A. Kesimpulan ............................................................................................... 19
B. Kritik dan Saran ...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

vi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan judul yang tertulis di dalam judul makalah “Konteks Normatif

Administrasi Publik”, maka disini kami membahas mengenai norma – norma yang

berlaku di dalam administrasi publik. Norma menurut KBBI adalah nilai-nilai yang

mengatur bagaimana seseorang berperilaku di dalam masyarakat. Sedangkan di

dalam makalah ini membatasi pada nilai – nilai yang berlaku di dalam administrasi

publik seperti halnya instansi – instansi pemerintahan.

Ilmu organisasi merupakan bagian dari ilmu administrasi karena organisasi

merupakan salah satu unsur adminstrasi. Unsur-unsur administrasi lainnya ialah

manajemen, kepegawaian, keuangan, komunikasi, atau tata hubungan dan tata

usaha. Pembahasan terhadap setiap unsur administrasi tersebut memunculkan ilmu

tersendiri sebagai bagian atau cabang dari ilmu administrasi. Jadi pembahasan

terhadap organisasi akan menimbulkan ilmu organisasi sebagai cabang dari ilmu

administrasi. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh

karena itu, keberhasilan suatu organisasi di tunjukkan oleh kemampuannya

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai factor internal

organisasi di samping didukung oleh sumber daya yang diperlukan untuk

mewujudkan kinerja organisasi, maka yang sangat besar peranannya adalah budaya

organisasi yang dianut segenap sumber daya manusia dalam organisasi.

1
2

Administrasi dalam arti luas berarti pekerjaan-pekerjaan yang terliput di dalam

penanganan yang actual terhadap masalah-masalah pemerintahan. Sedangkan

dalam arti sempit, administrasi public berarti kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh cabang administrasi saja, yakni kegiatan kepala eksekutif (kepala negara) dan

para pejabat pembantunya yang disebut administrator.

Seperti anggota setiap profesi lainnya, tindakan administrator publik dibatasi

oleh hukum dan adat kebiasaan. Pada saat yang sama, kondisi-kondisi khusus

bekerja untuk menggambarkan tujuan-tujuan dan cita-cita yang dituju tindakan

administratif. Norma-norma dan nilai-nilai dapat dikelompokkan ke dalam 3 arena

umum, atau vektor normatif:

1. Perhatian kepada efisiensi dan efektivitas, yang terutama berfokus pada cara

kerja pemerintah itu sendiri dan cara barang-barang dan jasa-jasanya

disalurkan dan diberikan;

2. Perhatian kepada hak-hak dan kecukupan proses-proses pemerintah, yang

mengarahkan penelitian cermat kepada hubungan pemerintah (dan orang-

orang yang bertindak atas namanya) dengan warga negaranya; dan

3. Perhatian kepada representasi dan pelaksanaan kebijakan, yang

mengarahkan perhatian kepada kendali yang dipunyai rakyat atas cara kerja

pemerintah dana agen-agennya.

Dalam Matematika, vektor adalah kuantitas, seperti kecepatan, yang

mempunyai arah dan besaran. Gambaran vektor ini bermanfaat karena kelompok

– kelompok nilai ini, pada hakikatnya, memiliki baik arah maupun besaran.
3

Kualitas-kualitas ini ditentukan oleh kombinasi aneh politik, kebudayaan, dan

kondisi-kondisi ekonomi di masyarakat pada waktu historis tertentu.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah penelitian ini dapat

diidentifikasikan yaitu:

1. Adanya kesenjangan dalam penerapan mengenai norma – norma yang

berlaku di dalam administrasi public.

2. Lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menunjang kualitas

pelayanan publik.

3. Rendahnya responsivitas administrator dalam menanggapi konteks

normative pengadministrasian dalam administrasi public.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang

termasuk dalam ruang lingkup masalah pembahasan dan faktor yang tidak termasuk

dalam ruang lingkup masalah konteks normatif administrasi publik. Pembatasan

masalah menyebabkan fokus masalah menjadi semakin jelas. Berdasarkan hal

tersebut, pembatasan masalah dalam makalah ini adalah kami hanya membatasi

pada nilai – nilai normatif yang berlaku di dalam administrasi publik seperti halnya

instansi – instansi pemerintahan.

1.4. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dari norma?


4

2. Apa saja norma yang berlaku dalam administrasi publik?

1.5. Tujuan Penulisan

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan

dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan pembuatan

makalah adalah untuk menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum pernah

ada atau belum diketahui. Tujuan peembuatan makalah ini juga masih bersifat

sementara dan akan berkembang dengan penelitian lainnya yang bersifat lebih

menyeluruh dalam pembuatan pembahasan materi. Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui definisi dari norma.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis norma yang berlaku di administrasi.

1.6. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis, yaitu menambah wawasan dan menemukan informasi relevan

serta menganalisis fenomena kesenjangan antara persepsi dan ekspektasi

para administrator dalam menjalani nilai-nilai normatif pada system

administrasi publik.

2. Secara teoritis, pembuatan makalah ini diharapkan menjadi bahan studi dan

menjadi salah satu sumbangsih pemikiran ilmiah dalam melengkapi kajian-

kajian yang mengarah pada Ilmu Administrasi Publik.

3. Secara praktis, pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi semua pihak terkait khususnya bagi rekan-rekan Magister

Adinistrasi Publik.
5

4. Kegunaan metodologis, hasil pembuatan makalah ini diharapkan menjadi

bahan acuan bagi kelompok lain dalam menambah wawasan dan ide

pemikiran baru berikutnya yang sefokus dengan konteks normatif

administrasi publik.

5. Kegunaan bagi program studi terkait, hasil pembuatan makalah ini

diharapkan mampu menjadi tolak ukur dalam proses pelayanan kebijakan

publik yang secara aturan hukum telah ditetapkan dan harus sesuai dengan

pelaksaan pemberian pelayanan publik.

1.7. Sisematika Penulisan

Untuk memberikan uraian yang lebih sistematis maka dalam pembuatan

makalah mengenai konteks normatif administrasi publik akan disusun yaitu

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang yang merangkum ruang lingkup dan kedudukan

masalah yang akan diteliti dari yang umum ke khusus. Kemudian identifikasi

masalah, identifikasi masalah mendeteksi masalah yang muncul dan berkaitan

dengan judul pembuatan makalah. Perumusan masalah dari hasil identifkasi

masalah ditetapkan masalah yang paling urgent yang berkaitan dengan pembuatan

makalah ini. Selanjutnya maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini

mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai. Kemudian ada manfaat penelitian dan
6

sistematika penulisan pembuatan makalah yang berisi bab per bab yang ada dalam

penulisan makalah.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN TINJAUAN PUSTAKA

Terdapat tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran. Deskripsi teori mengkaji

tentang berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang

dikemukakan dalam makalah ini melalui studi kepustakaan buku yang dipakai

acuan dalam pembuatan makalah. Dalam hal ini konsep kerangka berfikir dipakai

guna menunjang penulisan pembuatan makalah Teori Organisasi.

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

Terdiri dari metode pembuatan makalah yang menjelaskan tentang metode

yang digunakan. Dalam bab ini menjabarkan secara rinci mengenai penulisan

pembahasan makalah dengan judul Kontek Normatif Adminstrasi Publik yang

memuat komponen-komponen penulisan dalam pembuatan makalah Teori

Organisasi.

BAB IV PENUTUP

Bab IV penutup berisi Simpulan dan Saran penyajian penafsiran dan

pemaknaan penulisan terhadap hasil analisis pembuatan makalah Teori Organisasi.

Serta saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada para administrator yang

bersangkutan dengan permasalahan yang sedang dikaji dalam makalah ini

mengenai Konteks Normatif Administrasi Publik dalam studi Teori Organisasi.


BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Administrasi Publik

2.1.1. Definisi Administrasi

Administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerja

sama untuk mencapai tujuan-tujuan Bersama (Herbert A. Simonn; dalam buku Ilmu

Administrasi Publik, Inu Kencana hal:13). Sedangkan menurut Leonard D. White,

administrasi adalah suatu proses yang umum ada pada setiap usaha kelompok-

kelompok, baik pemerintah maupun swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam

ukuran besar maupun kecil.

2.1.2. Definisi Publik

Publik berasal dari Bahasa Inggris, Public yang erarti umum, masyarakat atau

negara. Dalam Bahasa Indonesia sesuai bila diberi terjemahan praja hanya sejak

zaman Belanda kata-kata Sansakerta tersebut sudah salah kaprah. Arti sebenarnya

dari kata praja tersebut adalah rakyat, sehingga untuk pemerintah yang melayani

keperluan seluruh rakyat diberi istilah pamong praja (pelayan rakyat).

Publik dapat diartikan sebagai masyarakat. Kedudukan publik sangatlah luas,

bisa ditempatkan dalam situasi dan kondisi dimana saja.publik bersifat rasional.

Publik merupakan sekumpulan orang yang memiliki berbagai minat serta

kepentingan yang sama terhadap suatu masalah atau issu-issu yang sedang

7
8

berkembang dikalangan masyarakat. Menurut Sukamto (Mukarom, 2016:36)

publik adalah kelompok yang bukan merupakan kesatuan, tetapi melakukan

interaksi secara tidak langsung melalui media komunikasi, baik media komunikasi

secara umum (misalnya pembicaraan pribadi, desas-desus) maupun media

komunikasi massa (misalnya surat kabar, radio, televisi, internet, dan sebagainya).

2.2. Definisi Norma

Steven P. Dandaneau menjelaskan bahwa Norma adalah aturan-aturan informal

yang memandu interaksi sosial masyarakat. Norma adalah aturan yang ada dimana

kita hidup bersama. Dengan pengertian semacam itu, norma terdiri dari beberapa

komponen yang membentuk kultur manusiawi. Oleh karena itu memiliki peran

signifikan dalam menentukan tindakan manusia. Simpelnya, norma adalah apa yang

membuat kita manusiawi.

Jika diinterpretasi, norma dapat mengkristal sebagai hukum (law), meskipun

awalnya berupa aturan-aturan informal. Apabila dibayangkan tanpa adanya

konsekuensi moral, norma bisa diartikan semacam kebiasaan yang diperagakan

dalam perilaku sosial sehari-hari. Perlu ditekankan bahwa norma selalu tak terlihat,

kecuali sudah dituliskan dalam bentuk peraturan-peraturan hukum, namun

memiliki konsekuensi bagi pelanggarnya. Artinya, kekuatan norma sangat

tergantung pada tempat dan waktu dimana norma tersebut berlaku. Apa yang kita

sebut sebagai norma, belum tentu norma di tempat lain. Apa yang kita anggap

sebagai norma saat ini, belum tentu norma di masa lalu atau masa datang. Di sini

kita bahas pengertian norma secara sosiologis.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Definisi Konteks Normatif Administrasi Publik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kata konteks memiliki arti bagian

suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna.

Sedangkan kata normatif berasal dari kata dasar norma yang memiliki arti aturan-

aturan dan harapan-harapan masyarakat yang memandu perilaku anggota-

anggotanya (John J. Macionis, 1997). adalah aturan atau pedoman yang

menyatakan tentang bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam situasi

tertentu (Craig Calhoun, 1997). Dapat disimpulkan bahwa norma sendiri adalah

nilai-nilai yang mengatur bagaimana seseorang berperilaku di dalam masyarakat.

Sedangkan dalam KBBI kata normatif memiliki arti berpegang teguh pada norma;

menurut norma atau kaidah yang berlaku.

Untuk pendefinisian administrasi publik, Shafritz dan Russel (1997: 5-41)

berpendapat bahwa sulit memberikan satu definisi administrasi publik yang dapat

diterima semua pihak. Karena itu, Shafritz dan Russel memberikan definisi

administrasi publik berdasarkan 4 kategori, yaitu:

1. Definisi berdasarkan kategori politik

Administrasi publik sebagai “what government does” (apa yang

dikerjakan pemerintah), baik langsung maupun tidak langsung, sebagai

suatu tahapan siklus pembuatan kebijakan publik, dan sebagai kegiatan

9
10

yang dilakukan secara kolektif karena tidak dapat dikerjakan secara

individu.

2. Definisi berdasarkan kategori legal / hukum

Melihat administrasi publik sebagai penerapan hukum (low in action),

sebagai regulasi, sebagai kegiatan pemberian sesuatu dari

penguasa “raja” kepada rakyatnya dan sebagai bentuk “pengambilan

paksa” terhadap pihak-pihak yang kaya untuk dibagikan ke kalangan

miskin, dimana pihak-pihak kaya merasa dirugikan harus tunduk dan

menaatinya.

3. Dari segi kategori manajerial

Administrasi publik dipandang sebagai fungsi eksekutif dalam

pemerintahan, sebagai bentuk spesialisasi dalam manajemen (bagaimana

mencapai hasil melalui orang lain), sebagai mickey mouse yang dalam

prakteknya merupakan bentuk “akal-akalan” untuk menghasilkan sesuatu

dengan anggaran yang besar tetapi dengan hasil yang kecil, dan sebagai

suatu seni dan bukan ilmu.

4. Dari kategori mata pencaharian

Administrasi publik merupakan suatu bentuk profesi mulai dari tukang

sapu sampai dokter ahli operasi otak di sektor publik dimana semua

mereka tidak sadar bahwa mereka adalah administrator public.

Dapat kami simpulkan bahwa administrasi publik adalah semua bidang dan

aktifitas yang menjadi sasaran kebijaksanaan pemerintah dan juga memberikan

pelayanan publik. Sedangkan yang dimaksud konteks normatif administrasi publik


11

adalah penjabaran mengenai norma – norma yang berlaku dalam administrasi

publik.

B. Basis Normatif Pembuatan Keputusan

Pembuatan keputusan berarti membuat pilihan-pilihan: Menyeleksi di antara

alternatif-alternatif yang nyata atau dibayangkan, mengambil hal yang satu atau

yang lainnya, orang yang satu atau yang lainnya, tindakan yang satu atau yang

lainnya. Beberapa aspek pembuatan keputusan berurusan dengan otoritas (Siapa

yang berhak secara sah untuk membuat keputusan), sementara aspek-aspek lainnya

membicarakan kekuasaan (siapa yang mempunyai alat yang diperlukan untuk

memaksakan keputusan ). Aspek-aspek lainnya lagi berkenaan dengan kualitas

keputusan (apakah keputusan itu yang terbaik dalam kondisi tersebut). Pilihan-

pilihan, setidaknya pilihan-pilihan yang dibuat pada level kesadaran yang sadar,

memerlukan pertimbangan yang mengacu kepada suatu standar.

“Setiap penerapan khusus dari hukum yang umum adalah suatu tindakan

administrasi.” Menerjemahkan pernyataan Wilson ke dalam istilah yang sedang

kita gunakan disini : ”Setiap penerapan khusus suatu standar (yang terkandung di

dalam hukum, regulasi, atau norma budaya) adalah tindakan menilai.” Meneliti

dengan seksama standar-standar yang digunakan administrator publik untuk

membuat pertimbangan adalah meneliti dengan seksama nilai nilai yang melekat

dalam administrasi public.


12

Baik dalam mendefinisikan pran mereka secara umum maupun dalam membuat

keputusan yang spesifik, administrator mau tak mau membuat pilihan tentang nilai-

nilai dalam dua pengertian. Yang pertama ialah memasukkan definisi peran dan

tindakan mereka, pada suatu level yang tersirat dan bahkan tak sadar, Bersama

asumsi dan kepercayaan tentang apa yang bijaksana, praktis, dan diinginkan. Pada

level ini, peran dan tindakan mungkin tidak dipikirkan secara sadar sebagai hal yang

mempunyai muatan moral atau etis.

Pengaruh kedua nilai-nilai pada peran dan tindakan administratif adalah pada

suatu level kesadaran diri. Disini para administrator menimbang dengan sadar nilai-

nilai yang berlawanan, pada tingkat tertentu secara abstrak, tetapi biasanya dari segi

kecocokannya yang nyata atau relevansinya dengan konteks khusus. Dalam

literatur administrasi publik, kedua istilah itu berpengaruh secara historis dalam

membingkai pertanyaan – pertanyaan nilai ( atau normatif): kepentingan publik dan

tanggung jawab administratif.

Seperti anggota setiap profesi lainnya, tindakan administrator publik dibatasi

oleh hukum dan adat kebiasaan. Pada saat yang sama, kondisi-kondisi khusus

bekerja untuk menggambarkan tujuan-tujuan dan cita-cita yang dituju tindakan

administratif. Norma-norma dan nilai-nilai dapat dikelompokkan ke dalam 3 arena

umum, atau vektor normatif1:

1
Harmon M. Michael, Teori Organisasi Untuk Administrasi Publik, Kreasi Wacana, Bantul 2014,
hlm. 49
13

1. Perhatian kepada efisiensi dan efektivitas, yang terutama berfokus pada

cara kerja pemerintah itu sendiri dan cara barang-barang dan jasa-

jasanya disalurkan dan diberikan;

2. Perhatian kepada hak-hak dan kecukupan proses-proses pemerintah,

yang mengarahkan penelitian cermat kepada hubungan pemerintah (dan

orang-orang yang bertindak atas namanya) dengan warga negaranya;

dan

3. Perhatian kepada representasi dan pelaksanaan kebijakan, yang

mengarahkan perhatian kepada kendali yang dipunyai rakyat atas cara

kerja pemerintah dana gen-agennya.

C. Efisiensi dan Efektivitas

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Kata efektif berarti ada efeknya

(akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat); dapat

membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); mulai berlaku (tt undang-

undang, peraturan). Kata efektif dapat diartikan suatu pencapaian tujuan secara

tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan

cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.

Arti kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau sesuai

untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu,

tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,

bertepat guna. Efisiensi dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya secara

minimum guna pencapaian hasil yang optimum.


14

Sebuah nilai sosial penting yang mendasari vektor ini ialah sikap historis yang

menganggap uang publik adalah kepercayaan public yang dipergunakan dengan

peringatan yang bahkan belum pernah diusulkan di wilayah kehidupan lainnya. Hal

ini mewajibkan, misalnya, untuk menilai suatu tindakan seorang pejabat public

sebagai seorang pelanggaran criminal, sementara tindakan itu akan dimaafkan

sebagai praktik bisnis yang masuk akal (atau setidaknya diperlukan), jika dilakukan

oleh seseorang yang bukan pejabat publik.

Para administrator publik dalam hal ini selalu dinilai dengan suatu standar yang

berbeda secara signifikan dari standar yang digunakan oleh anggota masyarakat

untuk menilai dirinya sendiri.

Perhatian historis pemerintah tentang efisiensi dan efektivitas didasarkan pada

kepercayaan bahwa uang public harus dikeluarkan dengan ketelitian dan

pertimbangan yang sebaik mungkin, bahwa ia harus digunakan dengan tepat, dan

bahwa efek-efek penggunaannya harus sejelas mungkin, bahw ia harus digunakan

dengan tepat, dan bahwa efek-efek penggunaannya harus sejelas mungkin.

Dalam literatur teori organisasi “nilai-niali manajemen” efisiensi, efektivitas dan

yang paling mutakhir, produktivitas, menemukan acuan terdekatnya dalam

perlakuan Max Webber kepada ide otoritas legal-rasional (instrumental). Uraian

Weber dalam manifestasi organisasional bentuk otoritas ini, kini akrab bagi

mahasiswa administrasi public pemula.Unsur-unsurnya yang utama meliputi :

Hierarki Otoritas, organisasi yang dibatasi aturan – aturan, lingkungan kompetensi

yang terperinci untuk para pemegang jabatan, tindakan-tindakan administrative


15

yang direkam dalam tulisan dan pemisahan staf administrative dari kepemilikan

alat-alat produksi.

Nilai-nilai efisiensi, efektivitas dam produktivitas tentunya mengasumsikan,

dalam terminology Rittel dan Webber, keberadaan masalah yang jinak ketimbang

masalah yang ganas. Keterbatasan nilai-nilai itu paling nyata ketika organisasi-

organisasi, khususnya yang publik berhadapan dengan masalah yang

memperlihatkan karakteristik keganasan. Masalah yang ganas menghendaki

orientasi nilai yang berbeda, atau setidaknya orientasi tambahan, agar orang dapat

mengatasinya dengan secara bijaksana.2

D. Hak dan Proses yang Memadai

Kemerdekaan individu and kumpulan hak-hak yang sejalan yang telah

berkembang untuk melindunginya begitu mendasar bagi kebudayaan Amerika

sehingga setiap komentar tentang kaedahnya mungkin terdengan basi dan hampa.

Namun para administrator public adalah actor utama dalam drama yang telah

melaksanakan evolusi ini. Peran administrator, dari perspektif individu yang hak-

haknya butuh dilindungi paling banter bersifat anomali. Sebagai agen pemerintah,

para administrator bertugas membuat sifat umum hukum menjadi khusus dengan

menciptakan prosedur-prosedur penerapannya kepada kasus-kasus individual.

Unsur penting dalam hubungan kekuasaan antara para administrator dank lien ini

diperkuat melalui struktur-struktur hierarkiyang digunakan untuk

mengoranisasikan tindakan administrative.

2
Ibid., hlm. 55
16

Pengertian keadilan yaitu bahwa tiap orang harus diperlakukan menurut

situasinya, tertanam dalam ide kemerdekaan individu. Hal ini menjadi berlaku

dalam suatu gagasan mengenai kewajaran dan mengenai salah satu fondasi,

misalnya, alat penguji dalam program pemeliharaan penghasilan, dengan suatu

kesimpulan bahwa orang yang hanya boleh mendapat apa yang pantas ia dapatkan.

Hasilnya ialah suatu usaha dalam banyak kasus mengkhususkan tindakan

pemerintah dengan memberikan layanan yang disesuaikan dengan dengan situausi

individual. Individualisasi ini, yang secara umum disokong oleh sumber daya yang

tidak memadai untuk memenuhi semua kebutuhan yang diakui, kemudian dikritik

karena kurangnya keadilan horizontal.

Situasi “terkutuk jika anda melakukannya, terkutuk jika anda tidak

melakukannya” ini bahkan lebih rumit lagi bagi administrator yang menerapkan

peraturan dan prosedur dari segi nilai professional dan norma politis lokal.

Administrasi kesejahteraan memberikan contoh yang jelas mengenai semua

kesulitan ini.

Selain perlindungan hak-hak individu, praktik administrasi publik juga bergerak

kearah pembukaan proses pembuatan keputusan dengan memasukkan bukan hanya

para individu dan kelompok yang berpengaruh, tetapi juga para warga negara secara

umum. Fenomena ini didiskusikan dalam seksi berkut dari segi ketanggapan;

relevansinya disini ialah bahwa partisipasi publik sering diusahakan bukan hanya

sebagai pengawasan terhadap pemerintah, tetapi juga ditekankan sebagai (1) suatu

hak warga negara atas pengetahuan tentang pemerintah mereka (yang dibuktikan

dengan bagian dari Pasal Kebebasan Informasi dan undang-undang “pemberian


17

akses dari publik” baik pada level nasional maupun level negara), dan juga sebagai

(2) pertimbangan penting untuk pengembangan kewarganegaraan yang

bersungguh-sungguh (yakni, orang yang mampu menjalankan hak-haknya yang

cerdas).

E. Perwakilan dan Kontrol Kebijaksanaan

Pemerintahan representative, menurut definisi, adalah para individu (dan

kelompok-kelompok) yang bertindak atas nama para individu (dan kelompok-

kelompok). Maka, keterwakilan (representativeness), adalah kriteria mengenai

seberapa baik tindakan demikian dilaksanakan dan dengan otoritas apa. Aspek-

aspek perhatian ini dapat dibedakan: akuntabilitas, tanggung jawab, dan

ketanggapan (responsiveness).

Ide akuntabilitas menetakan bahwa standar-standar eksternal tindakan yang

tepat, entah ditetapkan secara legal atau birokratis, menentukan ketepatan dan

memberikan motif untuk tindakan administratif. Akuntabilitas, yang kadang-

kadang disebut “tanggung jawab objektif” mengandaikan secara khas bahwa

tindakan administratif dipandang dengan paling tepat sebagai hal rasional secara

instrumental, dengan tujuan yang dianggap telah didefinisikan sebelum mengambil

tindakan.

Kepercayaan bahwa akuntabilitas itu sendiri dapat memastikan keterwakilan

semakin kurang bisa dipertahankan ketika batas-batas model tindakan

rasional/instrumental yang jelas.

Suatu pengertian tanggung jawab administrtif menyatakan bahwaindividu harus

berpegang eratkepada standar kompetensi professional dan teknis. Ketika pekerjaan


18

administrator ini menjadi semakin rumitsecara teknis, pengertian khusus tanggung

jawab administratif ini berfungsi untuk memisahkan ranah kegiatan yang kebal dari

campur tangan politik.

Pengertian umum tanggung jawab administratif individul lainnya bertahan

bahwa para administrator harus bertindak sesuai dengan rasa kewajiban moralnya.

Hal ini dapat didefinisikan dalam istilah umum gagasan dasar akan kewajaran

(fairness), keadilan (justice), dan kesetaraan (equity) atau dalam istilah-istilah yang

lebih spesifik, seperti yang digunakan dalam kode etik atau prinsip-prinsip

professional.

Gagasan akhir yang menyepurnakan makna menyeluruh keterwakilan ialah

ketaggapan. Meskipun dalam pengertian tertentu kedua istilah itu mungkin

berlebihan, penekanannya disini tentunya dari perspektif orang-orang yang

dilayani. Contohnya, seberapa baik kebutuhan dan tuntutan public dipenuhi oleh

pemerintah, tanpa tergantung pada seberapa mahir dan sberapa teliti administrator

melaksanakan program-program, menerapkan keahlian professional, dan mengikuti

peraturan dan prosedur yang diamanatkan secara sah? Tamggapan secara khusus

problematik dalam arena antatar-organisasional dan organisasi-dengan-individu

yang didiskusikan di depan.

Secara Bersama-sama, ketiga aspek ini-akuntabilitas, pertanggung jawaban, dan

tanggapan- embantu kita memahami cara-cara dimana representasi dapat

digunakam dalam kegiatan administrasi publik. Selanjutnya, ketiganya

memunculkan sisi sebaliknya, pelaksanaan kebijaksanaan, dengan membahas

pertanyaan mengenai bagaimana ia digunakan, dipantau, dan dibenarkan


BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

tindakan administrator publik dibatasi oleh hukum dan adat kebiasaan. Pada saat

yang sama, kondisi-kondisi khusus bekerja untuk menggambarkan tujuan-tujuan

dan cita-cita yang dituju tindakan administratif. Norma-norma dan nilai-nilai dapat

dikelompokkan ke dalam 3 arena umum, atau vektor normatif:

1. Perhatian kepada efisiensi dan efektivitas,

2. Perhatian kepada hak-hak dan kecukupan proses-proses pemerintah,

3. Perhatian kepada representasi dan pelaksanaan kebijakan,

B. Kritik dan Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih terdapat banyak

kekurangan di dalamnya. Seperti halnya kekurangan kami akan literatur dasar untuk

penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami mohon pembaca dapat mema'afkan

dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah

khilaf dan lupa.

19
20

DAFTAR PUSTAKA

Harmon, M. M., & Mayer, T. R. (2014). Teori Organisasi Untuk Administrasi


Publik. Bantul: Kreasi Wacana.

Khaerani, T. (2011, Desember 14). Definisi Administrasi dan Administrasi Publik.


Dipetik September 23, 2017, dari thalitakhaerani:
https://thalitakhaerani.wordpress.com/2011/12/14/definisi-administrasi-
dan-administrasi-publik/

Pusat Bahasa Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka.

Syafiie, Inu Kencana. (2010). Ilmu Administrasi Publik (Edisi Kedua).


Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
http://sosiologis.com/pengertian-norma, di akses pada hari Minggu, tanggal 27 Oktober
2019, pukul 14:26 WIB.

Anda mungkin juga menyukai