Anda di halaman 1dari 3

2.6.

Pencapaian Program Upaya Kesehatan


1. Program TB
Sebelum membahas pencapaian program TB bisa dilihat beberapa uraian tentang
penyakit TB di bawah ini.
A. Pengertian Tuberculosis
Tuberculosis (Tuberculosis, disingkat TBC) atau TB (singkatan dari “ Tubercle
bacillus”) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus
bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria,
umumnya Mycobacterium Tuberculosis (disingkat “MTb” atau “MTbc”). [1]
tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada
bagian tubuh lainnya.
Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif
batuk, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. [2] infeksi TB
umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus
infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila tuberkulosis tidak diobati
maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.
B. Gejala Tuberculosis
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau
dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun,. (dahulu TB
disebut penyakit “konsumsi” karena orang-orang yang terinfeksi biasanya
mengalami kemerosotan berat badan) infeksi pada orang lain menimbulkan gejala
yang bermacam-macam.
Diagnos TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui sinar-X dada)
serta pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh.
Sementara itu, diagnose TB laten bergantung pada tes tuberculin kulit/tuberculin
skin test (TST) dan tes darah. Pengobatan sulit dilakukan dan memerlukan
pemberian banyak macam antibiotic dalam jangka waktu lama. Orang-orang yang
melakukan kontak juga harus menjalani tes penapisan dan diobati bila perlu.
Resistensi antibiotic merupakan masalah yang bertambah besar pada infeksi
tuberkulosis resisten multi-obat (TB MDR), untuk mencegah TB, semua orang harus
menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil
Calmette-Guerin.
C. Faktor-faktor resiko
Ada beberapa factor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih rentan terhadap
infeksi TB. Orang-orang yang memiliki resiko tinggi terinfeksi TB antara lain : orang
yang menyuntik obat terlarang, penghuni dan karyawan tempat-tempat
berkumpulnya orang-orang rentan (misalnya, penjara dan tempat penampungan
gelandangan) orang-orang miskin yang tidak yang tidak memiliki akses perawatan
kesehatan yang memadai, minoritas suku yang beresiko tinggi, dan para pekerja
kesehatan yang melayani orang-orang tersebut. Penyakit paru-paru kronis adalah
factor resiko penting lainnya. Silicosis meningkatkan resiko hingga 30 kali lebih
besar. Orang-orang yang merokok memiliki resiko dua kali lebih besar terkena TB
dibandingkan yang tidak merokok.
Adanya penyakit tertentu juga dapat meningkatkan resiko berkembangnya
tuberkulosis,antara lain alkoholisme/ kecanduan alcohol dan diabetes mellitus
(resikonya tiga kali lipat). Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan
infliximab(antibody monoknal anti-α TNF) juga merupakan factor resiko yang
semakin penting, terutama di kawasan dunia berkembang.
Meskipun kerentanan genetic (36) juga bisa berpengaruh, namun para peneliti
belum menjelaskan sampai sejauh mana perannya.
D. Penuluran
Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara, menyanyi, atau
meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis aerosol infeksius dengan
diameter 0.5 hingga 5µm. bersin dapat melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000
titis. Tiap titis bisa menularkan penyakit tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit
ini sangat rendah. (seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja bisa
langsung terinfeksi).
Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama, dalam frekuensi sering
atau selalu bedekatan dengan penderita TB, beresiko tinggi ikut terinfeksi, dengan
perkiraan angka infeksi sekitar 22%.
E. Pencegahan
Usaha untuk mencegah dan mengontrol tuberkulosis bergantung pada vaksinasi
bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus aktif.
The World Health Organisai (WHO) telah berhasil mencapai sejumlah keberhasilan
dengan regimen pengobatan yang dimprovisasi, dan sudah terdapat penurunan
kecil dalam jumlah kasus. Karena kuman TB ada dimana-mana termasuk di
mal,kantor,dan tentunya juga di Rumah Sakit, maka pencegahan yang paling efektif
adalah Gaya Hidup untuk menunjang Ketahanan Tubuh kita :
 Cukup gizi, jangan telat makan
 Cukup istirahat, jika capai istirahat dulu
 Jangan stress fisik, capai berlebihan
 Jangan stress mental, berusahalah berpikir postif

Berdasarkan pemeriksaan BTA dahak, TB paru dibagi atas :

1. Tuberkulosis paru BTA positif, apabila memenuhi minimal 1 kriteria :


a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif
b. Hasil pemeriksaan 1 spesimen dahak menunjukkan BTApositif dan kelainan
radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
c. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
biakan positif
2. Tuberkulosis paru BTA negatif
a. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik
dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif
b. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan
M.tuberkulosis positif
Berdasarkan tipe pasien, dengan memperhatikan riwayat pengobatan
sebelumnya, terbagi menjadi:

1. Kasus baru, yaitu pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan
obat anti TB(OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.

Anda mungkin juga menyukai