1. Program TB Sebelum membahas pencapaian program TB bisa dilihat beberapa uraian tentang penyakit TB di bawah ini. A. Pengertian Tuberculosis Tuberculosis (Tuberculosis, disingkat TBC) atau TB (singkatan dari “ Tubercle bacillus”) merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium Tuberculosis (disingkat “MTb” atau “MTbc”). [1] tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. [2] infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal. B. Gejala Tuberculosis Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun,. (dahulu TB disebut penyakit “konsumsi” karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan) infeksi pada orang lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnos TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui sinar-X dada) serta pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh. Sementara itu, diagnose TB laten bergantung pada tes tuberculin kulit/tuberculin skin test (TST) dan tes darah. Pengobatan sulit dilakukan dan memerlukan pemberian banyak macam antibiotic dalam jangka waktu lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes penapisan dan diobati bila perlu. Resistensi antibiotic merupakan masalah yang bertambah besar pada infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (TB MDR), untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette-Guerin. C. Faktor-faktor resiko Ada beberapa factor yang menjadi penyebab mengapa orang lebih rentan terhadap infeksi TB. Orang-orang yang memiliki resiko tinggi terinfeksi TB antara lain : orang yang menyuntik obat terlarang, penghuni dan karyawan tempat-tempat berkumpulnya orang-orang rentan (misalnya, penjara dan tempat penampungan gelandangan) orang-orang miskin yang tidak yang tidak memiliki akses perawatan kesehatan yang memadai, minoritas suku yang beresiko tinggi, dan para pekerja kesehatan yang melayani orang-orang tersebut. Penyakit paru-paru kronis adalah factor resiko penting lainnya. Silicosis meningkatkan resiko hingga 30 kali lebih besar. Orang-orang yang merokok memiliki resiko dua kali lebih besar terkena TB dibandingkan yang tidak merokok. Adanya penyakit tertentu juga dapat meningkatkan resiko berkembangnya tuberkulosis,antara lain alkoholisme/ kecanduan alcohol dan diabetes mellitus (resikonya tiga kali lipat). Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan infliximab(antibody monoknal anti-α TNF) juga merupakan factor resiko yang semakin penting, terutama di kawasan dunia berkembang. Meskipun kerentanan genetic (36) juga bisa berpengaruh, namun para peneliti belum menjelaskan sampai sejauh mana perannya. D. Penuluran Ketika seseorang yang mengidap TB paru aktif batuk, bersin, bicara, menyanyi, atau meludah, mereka sedang menyemprotkan titis-titis aerosol infeksius dengan diameter 0.5 hingga 5µm. bersin dapat melepaskan partikel kecil-kecil hingga 40,000 titis. Tiap titis bisa menularkan penyakit tuberkulosis karena dosis infeksius penyakit ini sangat rendah. (seseorang yang menghirup kurang dari 10 bakteri saja bisa langsung terinfeksi). Orang-orang yang melakukan kontak dalam waktu lama, dalam frekuensi sering atau selalu bedekatan dengan penderita TB, beresiko tinggi ikut terinfeksi, dengan perkiraan angka infeksi sekitar 22%. E. Pencegahan Usaha untuk mencegah dan mengontrol tuberkulosis bergantung pada vaksinasi bayi dan deteksi serta perawatan untuk kasus aktif. The World Health Organisai (WHO) telah berhasil mencapai sejumlah keberhasilan dengan regimen pengobatan yang dimprovisasi, dan sudah terdapat penurunan kecil dalam jumlah kasus. Karena kuman TB ada dimana-mana termasuk di mal,kantor,dan tentunya juga di Rumah Sakit, maka pencegahan yang paling efektif adalah Gaya Hidup untuk menunjang Ketahanan Tubuh kita : Cukup gizi, jangan telat makan Cukup istirahat, jika capai istirahat dulu Jangan stress fisik, capai berlebihan Jangan stress mental, berusahalah berpikir postif
Berdasarkan pemeriksaan BTA dahak, TB paru dibagi atas :
a. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif b. Hasil pemeriksaan 1 spesimen dahak menunjukkan BTApositif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif c. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif 2. Tuberkulosis paru BTA negatif a. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif b. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M.tuberkulosis positif Berdasarkan tipe pasien, dengan memperhatikan riwayat pengobatan sebelumnya, terbagi menjadi:
1. Kasus baru, yaitu pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan obat anti TB(OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.