Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ASKEP PASIEN KANKER SERVIKS III B

Dosen Pengampu :

Nurhikmah, SST, MPH

Disusun oleh :

Kelompok 2 Kelas A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2019
DISUSUN OLEH :

Azizah NPM 1714201110006

Devi Pratiwi NPM 1714201110010

Feri Mu’tazib NPM 1714201110013

Hasanah NPM 1714201110016

Misbah NPM 1714201110025

Muhammad Birrin Ikhsani NPM 1714201110027

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Askep pasien kanker serviks III B” yang merupakan suatu permasalahan
yang sangat penting dalam kehidupan.

Shalawat dan salam senantiasa kami berikan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, karena berkat perjuangan beliaulah kita bisa keluar dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi seperti yang kita rasakan saat ini.

Tiada karya manusia yang sempurna, begitu pun dalam makalah ini yang
mungkin masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami berharap
kepada saudara sekalian agar dapat memberikan kritik ataupun saran yang
sifatnya membangun, demi kesempurnaan makalah ini pada masa mendatang.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat

Banjarmasin, 20 November 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
NAMA ANGGOTA .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ .iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.4 Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian ................................................................................................ 3
2.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 4
2.3 Intervensi Keperawatan............................................................................ 5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................12
3.2 Saran ......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................13

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu,
keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan,
atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai
mati.
Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran
perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral
dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-
psikologis-sosiologis-spritual. Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan
telah menjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama (spiritual)
merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya. Oleh karena
itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi kebutuhan
spritual pasien. Karena peran perawat yang konfrehensif tersebut pasien
senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien
diakhir hayatnya dan perawat juga dapat bertindak sebagai fasilisator
(memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin
sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh
perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien
terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati
sakaratul maut.
Salah satu penyakit terminal adalah kanker serviks yang merupakan
keganasan yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Setiap satu jam
perempuan Indonesia meninggal dunia karena kanker dalam tiga dasa warsa
terakhir. Tingginya angka kematian itu akibat terlambatnya penanganan,
sekitar 70% datang dengan kondisi stadium lanjut. Laporan WHO menunjukan
kasus kanker serviks semakin meningkat di seluruh dunia, dimana diperkirakan
10 juta kasus baru pertahun dan akan meningkat akan menjadi 15 juta kasus
pada tahun 2020.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah pengkajian askep kanker serviks ?
1.2.2 Apa diagnosa keperawatan kanker serviks ?
1.2.3 Apa intervensi keperawatan kanker serviks ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengkajian askep kanker
1.3.2 Untuk mengetahui diagnosa keperawatan kanker serviks
1.3.3 Untuk mengetahui intervensi keperawatan kanker serviks

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk menambah wawasan bagi pembaca.
1.4.2 Mahasiswa dapat memahami konsep dasar askep kanker

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian
Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi
terminal, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien
sehingga pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat
meninggal dengan tenang dan damai. Hal yang perlu dikaji dalam askep
paliatif:
2.1.1 Faktor Fisik
Pada kondisi terminal atau menjelang ajal klien dihadapkan pada
berbagai masalah pada fisik. Gejala fisik yang ditunjukan antara lain
perubahan pada penglihatan, pendengaran, nutrisi, cairan, eliminasi,
kulit, tanda-tanda vital, mobilisasi, nyeri.
Perawat harus mampu mengenali perubahan fisik yang terjadi pada
klien, klien mungkin mengalami berbagai gejala selama berbulan-bulan
sebelum terjadi kematian. Perawat harus respek terhadap perubahan fisik
yang terjadi pada klien terminal karena hal tersebut menimbulkan
ketidaknyamanan dan penurunan kemampuan klien dalam pemeliharaan
diri.
2.1.2 Faktor Psikologis
Perubahan Psikologis juga menyertai pasien dalam kondisi
terminal. Perawat harus peka dan mengenali kecemasan yang terjadi pada
pasien terminal, harus bisa mengenali ekspresi wajah yang ditunjukan
apakah sedih, depresi, atau marah. Problem psikologis lain yang muncul
pada pasien terminal antara lain ketergantungan, kehilangan harga diri
dan harapan. Perawat harus mengenali tahap-tahap menjelang ajal yang
terjadi pada klien terminal.
2.1.3 Faktor Sosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi
terminal, karena pada kondisi ini pasien cenderung menarik diri, mudah

3
tersinggung, tidak ingin berkomunikasi, dan sering bertanya tentang
kondisi penyakitnya. Ketidakyakinan dan keputusasaan sering membawa
pada perilaku isolasi. Perawat harus bisa mengenali tanda klien
mengisolasi diri, sehingga klien dapat memberikan dukungan social bisa
dari teman dekat, kerabat/keluarga terdekat untuk selalu menemani klien.
2.1.4 Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses
kematian, bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya.
Apakah semakin mendekatkan diri pada Allah ataukah semakin berontak
akan keadaannya. Perawat juga harus mengetahui disaat-saat seperti ini
apakah pasien mengharapkan kehadiran tokoh agama untuk menemani
disaat-saat terakhirnya.
Keyakinan spiritual mencakup praktek ibadah, ritual harus diberi
dukungan. Perawat harus mampu memberikan ketenangan melalui
keyakinan-keyakinan spiritual. Perawat harus sensitive terhadap
kebutuhan ritual pasien yang akan menghadapi kematian, sehingga
kebutuhan spiritual klien menjelang kematian dapat terpenuhi.
2.1.5 Identitas klien
2.1.6 Keluhan Utama
Klien biasanya datang dengan keluhan nyeri intra servikal disertai
dengan keputihan meyerupai air, berbau, bahkan perdarahan.
2.1.7 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti
perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
2.1.8 Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang perlu dikaji adalah :
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat
operasi kandungan, serta adanya tumor.
2.1.9 Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit
seperti ini atau penyakit menular lain.

4
2.1.10 Riwayat Psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di
rumah dan bagaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker
serviks. Kanker serviks sering dijumpai pada kelompok sosial ekonomi
yang rendah, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas makanan atau
gizi yang dapat mempengaruhi imunitas tubuh, perilaku seks berganti -
ganti pasangan, siklus menstruasi, serta tingkat personal hygiene
terutama kebersihan genital.
2.1.11 Pemeriksaan fisik
2.1.11.1 Inspeksi
Pasien tampak kelelahan, rambut jarang, tubuh pasien kurus
dan tampak sering ingin mual, kulit pucat disebabkan karena
anemia, mata cekung disebabkan karena kurang tidur, klien
tanpak meringis menahan kesakitan, klien mengalami keputihan,
klien juga mengalami pendarahan yang sering.
2.1.11.2 Palpasi
Pada palpasi didapati nyeri pada abdomen dan nyeri pada
punggung bawah.
2.1.12 Pemeriksaan diagnostik
2.1.12.1 Mendeteksi kanker serviks dengan Pap Smear
2.1.12.2 IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

2.2 Diagnosa Keperawatan


2.2.1 Ansietas (ketakutan individu) berhubungan dengan situasi yang tidak
dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan
kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup
2.2.2 Resiko terhadap distres spiritual berhubungan dengan perpisahan dari
sistem pendukung keagamaan, kurang privasi atau ketidakmampuan diri
dalam menghadapi ancaman kematian.

5
2.2.3 Perubahan proses individu berhubungan dengan gangguan kehidupan
keluarga, takut akan hasil (kematian) dengan lingkungannya penuh
dengan stres ( tempat perawatan ).

6
2.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional

1 Ansietas (ketakutan individu) NOC : NIC 1. Untuk mengurangi


berhubungan dengan situasi  Pengendalian diri terhadap 1. Bantu pasien untuk ketakutan atau kecemasan
yang tidak dikenal, sifat dan ansietas mengurangi ansietasnya pasien.
kondisi yang tidak dapat Tujuan : dengan menganjurkan 2. Beberapa rasa takut
diperkirakan takut akan Setelah dilakukan tindakan selalu mendekatkan diri didasari oleh informasi
kematian dan efek negatif keperawatan diharapkan kecemasan kepada Allah contohnya yang tidak akurat dan dapat
pada pada gaya hidup pasien berkurang dengan kriteria shalat wajib kemudian dihilangkan dengan
hasil : diikuti dengan berdzikir memberikan informasi
 Melaporkan ansietas menurun atau hal sunnah lainnya. akurat.
sampai tingkat teratasi 2. Kaji tingkat ansietas 3. Pengungkapan
 Tampak rileks pasien : rencanakan memungkinkan untuk
pernyuluhan bila saling berbagi dan
tingkatnya rendah atau memberikan kesempatan
sedang dengan untuk memperbaiki konsep
memberikan informasi yang tidak benar.
akurat. 4. Menghargai pasien untuk

5
3. Dorong pasien untuk koping efektif dapat
mengungkapkan menguatkan renson koping
ketakutan-ketakutan yang positif yang akan datang.
dirasakan.
4. Berikan pasien
kesempatan dan
penguatan koping positif
2. Resiko terhadap distres NOC : 1. Gali apakah klien 1. Praktek ini dapat
spiritual berhubungan dengan  Kebutuhan spiritual pasien menginginkan untuk memberikan arti dan tujuan
perpisahan dari system terpenuhi melaksanakan praktek dan dapat menjadi sumber
pendukung keagamaan, Setelah dilakukan tindakan atau ritual keagamaan kenyamanan dan kekuatan.
kurang privasi atau keperawatan diharapkan kebutuhan atau spiritual yang 2. Dapat membantu
ketidakmampuan diri dalam spritual pasien terpenuhi dengan diinginkan contohnya mengurangi kesulitan
menghadapi ancaman kriteria hasil : sholat. pasien dalam
kematian  Pasien sadar bahwa setiap apa 2. Ekspesikan pengertian mengekspresikan
yang diciptakan Allah akan dan penerimaan perawat keyakinan dan prakteknya.
kembali kepada-Nya. tentang pentingnya 3. Privasi dan ketenangan
keyakinan dan praktik dapat memberikan
religius atau spiritual lingkungan yang

6
terhadap pasien memudahkan refresi dan
3. Berikan privasi dan perenungan.
ketenangan untuk ritual 4. Tindakan ini dapat
spiritual sesuai kebutuhan membantu klien
pasien yang dapat mempertahankan ikatan
dilaksanakan. spiritual dan
4. Tawarkan untuk mempraktikkan ritual yang
menghubungkan atau penting.
mendatangkan tokoh
agama seperti ustadz atau
ustadzah ke rumah sakit
untuk mengatur
kunjungan.
3 Perubahan proses individu NOC : 1. Luangkan waktu bersama 1. Kontak yang sering dan
berhubungan dengan  Merasa lebih nyaman keluarga atau orang mengkomunikasikan
gangguan kehidupan Tujuan: terdekat pasien dan sikap perhatian dan peduli
keluarga, takut akan hasil Setelah dilakukan tindakan tunjukkan pengertian dapat membantu
(kematian) dengan keperawatan diharapkan pasien yang empati. mengurangi kecemasan
lingkungannya penuh dengan berkurang ketakutannya dengan 2. Izinkan pasien untuk dan meningkatkan

7
stres ( tempat perawatan ). kriteria hasil : mengekspresikan pembelajaran.
 Pasien merasa nyaman dan perasaan, ketakutan dan 2. Saling berbagi
mengekpresikan perasaannya kekawatiran. memungkinkan perawat
pada perawat 3. Jelaskan lingkungan dan untuk mengintifikasi
peralatan ICU. ketakutan dan
4. Jelaskan tindakan kekhawatiran.
keperawatan 3. Informasi ini dapat
membantu mengurangi
ansietas yang berkaitan
dengan ketakutan
4. Berikan informasi
spesifik tentang penyakit
pasien tanpa memberikan
harapan-harapan yang
tidak sesuai

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kondisi Terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
penyakit atau sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh sehingga
sangat dekat dengan proses kematian.
Respon klien dalam kondisi terminal sangat individual tergantung
kondisi fisik, psikologis, social yang dialami, sehingga dampak yang
ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat
kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien terminal. Kanker serviks
stadium III B merupakan salah satu penyakit terminal dimana penyebarannya
sudah sampai pada dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas infiltrasi
antara tumor dengan dinding panggul ( frozen pelvic ) atau proses pada
tingkatan klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal.

3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bacaan
untuk menambah pengetahuan bagi pembaca dan karya tulis ini dapat
digunakan sebagai tambahan literatur yang membahahas masalah tentang
Askep pasien kanker serviks III B.

12
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather dan Shigemi Kamitsuru. 2018. NANDA-1 Diagnosis


Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.
Samadi. 2015. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika:
Jakarta.
Taylor, M. Cyintia dan Sheila SParks Ralph. 2017. Diagnosis Keperawatan
Dengan Rencana Asuhan. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith. M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. EGC: Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai