Anda di halaman 1dari 10

HIPERTENSI DITINJAU DARI PERILAKU MEROKOK

Ika Dewi Riyanti, Muhammad Ali Sodik


STIKes Surya Mitra Husada Kediri
Idriyanti17@gmail.com, alisodik2012@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit yang disebut sebagai Silent Killer dan
heterogeneouse group of disease yang bisa menyerang siapa saja dan tanpa gejala.
Hipertensi merupakan faktor resiko utama kematian karena gangguan kardiovaskuler
yang terdapat pada 14% penduduk Indonesia. Menurut World Health Organization
(WHO) bahwa tahun 2012 sedikitnya 839 juta kasus hipertensi dan diperkirakan pada
tahun 2025 diprediksi 1,15 miliar orang penduduk di dunia menderita hipertensi atau
sebanyak 29% dari populasi penduduk dunia. Jumlah kasus hipertensi masih tinggi
dan dapat meningkatkan resiko stroke, jantung koroner dan gagal ginjal. Hampir 25%
dari seluruh kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit ini. Faktor resiko yang
menimbulkan hipertensi diantaranya kebiasaan atau gaya hidup seperti merokok,
minum alkohol, makanan berlemak. Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang
lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan
yang serius pada saat ini. Berdasarkan data Rikesdas tahun 2007, prevalensi hipertensi
di Indonesia untuk pengukuran usia > 18 tahun adalah sebesar 25,8%. Hipertensi
menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan angka kesakitan yang tinggi dan
penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis di Indonesia.

Kata Kunci : Hipertensi, Perilaku Merokok.

1. LATAR BELAKANG tetapi lama kelamaan akan sangat


Hipertensi atau biasa disebut berbahaya dan mematikan.
tekanan darah tinggi merupakan Menurut Joint National Committe
keadaan yang ditandai dengan on Prevention Detection,
tekanan darah di pembuluh darah Evaluation and Treatment of High
mengalami peningkatan secara Pressure VII (2003), hipertensi
kronis. Penyebab hal tersebut adalah kondisi tekanan darah
adalah jantung memompa darah seseorang adalah ≥140 mmHg
lebih keras untuk memenuhi (tekanan sistolik) dan/atau ≥90
kebutuhan oksigen dan nutrisi mmHg (tekanan diastolik).
tubuh. Jika keadaan ini dibiarkan, Menurut Center for Disease
maka tidak menutup kemungkinan Control and Prevention USA, 1
penyakit ini dapat mengganggu dari 3 orang dewasa atau 67 juta
fungsi organ lainnya, terutama orang Amerika mengalami tekanan
organ-organ vital seperti jantung darah tinggi. Tekanan darah tinggi
dan ginjal. Perkembangan penyakit sering tidak menunjukkan tanda-
hipertensi terjadi secara perlahan, tanda atau gejala. Banyak orang
yang tidak menyadari bahwa
mereka menderita hipertensi.
Faktor resiko hipertensi secara naik dan dinding pembuluh darah
umum dibagi menjadi faktor resiko robek.
yang dapat diubah (changeable) Meski semua orang tahu akan
dan tidak dapat diubah bahaya yang ditimbulkan akibat
(unchangeable). Faktor resiko yang merokok, perilaku merokok tidak
berperan dalam terjadinya pemah surut dan membudaya sejak
hipertensi, faktor genetik/ lama di Indonesia. Menjadi
keturunan, usia, jenis kelamin dan kenyataan bahwa di negara yang
rasa merupakan faktor risiko yang sedang berkembang termasuk
tidak dapat diubah. Sedangkan, Indonesia prevalensi perilaku
obesitas, konsumsi lemak, natrium, merokok pada masyarakat
rokok dan alkohol serta olahraga, Indonesia semakin meningkat, hal
stress merupakan faktor risiko yang ini tampak dari hasil Survei
dapat diubah. Oleh karena itu, Kesehatan Rumah Tangga
perlu dilakukan pencegahan dan ( SKRT ) 1980 adalah 46,4% pada
deteksi dini agar tidak terkena pria dan 2,4% pada wanita : angka
hipertensi dan terbebas dari tersebut menjadi 52,9% dan 3,6% 3
ancaman penyakit berbahaya dan pada SKRT 1986. Hasil SKRT
mematikan. Dari beberapa studi pada tahun 1995 menunjukkan
menunjukkan bahwa tekanan darah bahwa prevalensi perokok laki-laki
pada perokok lebih tinggi dari yang 68.8% dan pada wanita 2.6%. Pada
bukan perokok seperti pada tahun 2005, 22% orang dewasa
penelitian Elliot and Simpsom, telah mengkonsumsi tembakau.
1980; Dyer e( ai, 1982; Bolinder Perbandingannya ialah 36% dari
and de Faire, 1998; Bowman.ef pria merokok terhadap 8% wanita.
all., (2004), dan Dochi, el al., Badan Kesehatan Dunia ( WHO )
(2009). Seperti diketahui bahwa menyebutkan bahwa Indonesia
didalam rokok banyak menempati urutan ketiga terbanyak
mengandung bahan yang jumlah perokok yang mencapai
berbahaya bagi tubuh salah satunya 146. 860.000 jiwa. Pada tahun
nikotin yang merangsang pelepasan 2005, 22% orang dewasa telah
adrenalin, meningkatkan frekuensi mengkonsumsi tembakau.
denyut jantung, tekanan darah dan Perbandingannya ialah 36% dari
kebutuhan oksigen jantung serta pria merokok terhadap 8% wanita.
menyebabkan gangguan irama Badan Kesehatan Dunia ( WHO )
jantung. Nikotin juga menggangu menyebutkan bahwa Indonesia
kerja otak, saraf dan bagian tubuh menempati urutan ketiga terbanyak
yang lain (Hendrati dan Santi. jumlah perokok yang mencapai
2006) Selain nikotin gas CO yang 146. 860.000 jiwa. Dapat
dihasilkan oleh asap rokok dapat ditegaskan bahwa hipertensi
menyebabkan pembuluh darah merupakan penyebab terbesar
"kramp" sehingga tekanan darah gangguan kardiovaskuler yang
sangat membahayakan apabila > 1 (OR = 2,647) artinya orang
tidak dilakukan tindakan secara yang memiliki perilaku merokok
dini karena bisa menimbulkan yang berisiko lebih berpeluang
kecacatan dan membawa kematian. 2,647 kali dibandingkan orang
yang memiliki perilaku tidak
2. TINJAUAN KASUS merokok yang kurang berisiko.
Dilihat dari data STP berbasis Confidence Interval (CI) pada
puskesmas Dinas Kesehatan tingkat kepercayaan 95% dengan
Provinsi Sulut terdapat banyak nilai lower limit 1,096 dan upper
penderita hipertensi sehingga limit 6,395 dimana nilai lower limit
hipertensi masuk dalam 10 dan upper limit tidak mencangkup
penyakit menonjol di Sulawesi angka 1 berarti terdapat hubungan
utara yaitu pada tahun 2014 dengan yang bermakna antara 2 variabel.
33093 kasus, tahun 2015 dengan Penelitian ini sejalan dengan
24965 kasus, dan tahun 2016 penelitian yang dilakukan oleh
dengan 16718 (Dinkes Prov.Sulut, Nuraima.A bahwa terdapat
2016). Rumah Sakit Bhayangkara hubungan antara perilaku merokok
TK III Manado merupakan salah dengan kejadian hipertensi dimana
satu rumah sakit yang jumlah kasus nilai p= 0,010; OR=9,537 dan CI
Hipertensi setiap tahunnya 95% 1,728-52,63. Penelitian
meningkat. Pada tahun 2015 tersebut menunjukkan seorang
terdapat 1.109 kasus dan tahun yang merokok 9,537 kali lebih
2016 terdapat 3.326 kasus, berisiko daripada seorang yang
sehingga Hipertensi setiap tidak merokok .Tembakau
tahunnya masuk kedalam kategori memiliki efek yang sangat besar
10 penyakit terbanyak tahunan. dalam meningkatkan tekanan
Tingginya kejadian hipertensi di darah. hal ini terjadi karena adanya
tengah-tengah masyarakat perlu kandungan zat kimia dalam
dikaji secara mendalam dan perlu tembakau seperti nikotin dapat
diketahui faktor apa saja yang meningkatkan tekanan darah pada
dapat mempengaruhinya. seseorang hanya dengan sekali
Pentingya kajian mengenai hisap. Karbon monoksida yang
hipertensi ini maka penulis tertarik terkandung dalam asap rokok juga
untuk melakukan penelitian tentang bisa menjadi salah satu penyebab
Hubungan antara aktifitas fisik, naiknya tekanan darah. karbon
perilaku merokok dan stres dengan monoksida tersebut akan
kejadian Hipertensi di Rumah Sakit menggantikan ikatan oksigen di
Bhayangkata TK III Manado. Hasil dalam darah sehingga jantung akan
chi-square terdapat hubungan memakan oksigen untuk masuk ke
antara perilaku merokok dengan dalam jaringan tubuh.
kejadian Hipertensi di Rumah Sakit
Bhayangkara TK III Manado, 3. TINJAUAN PUSTAKA
memiliki nilai probabilitas 0,029 a. PENGERTIAN
(p-value > 0,05). Dengan nilai OR
Menurut JNC seseorang vasokontriktor, resistensi
dikatakan hipertensi apabila insulin dan lain-lain.
tekanan sistolik lebih dari 140 Sedangkan yang termasuk
mmHg dan tekanan diastolik faktor lingkungan antara lain
lebih dari 90 mmHg. diet, kebiasaan merokok,
Hipertensi adalah suatu stress emosi, obesitas dan lain-
keadaan dimana terjadi lain (Nafrialdi, 2009). Pada
peningkatan tekanan darah sebagian besar pasien,
secara abnormal dan terus kenaikan berat badan yang
menerus pada beberapa kali berlebihan dan gaya hidup
pemeriksaan tekanan darah tampaknya memiliki peran
yang disebabkan satu atau yang utama dalam
beberapa faktor risiko yang menyebabkan hipertensi.
tidak berjalan sebagaimana Kebanyakan pasien hipertensi
mestinya dalam memiliki berat badan yang
mempertahankan tekanan berlebih dan penelitian pada
darah secara normal. berbagai populasi
Kesimpulannya hipertensi menunjukkan bahwa kenaikan
adalah tekanan darah seorang berat badan yang berlebih
dewasa muda yang sehat yang (obesitas) memberikan risiko
telah duduk selama lima menit 65-70 % untuk terkena
tidak lebih dari 120/80 mmHg. hipertensi primer (Guyton,
Umumnya seseorang 2008).
dikatakan menderita tekanan 2) Hipertensi sekunder
darah tinggi jika tekanan Meliputi 5-10% kasus
darahnya terus menerus lebih hipertensi merupakan
tinggi dari 140/90 mmHg, hipertensi sekunder dari
setelah tiga kali pengukuran penyakit komorbid atau obat-
dalam berbagai kesempatan obat tertentu yang dapat
terpisah, bahkan saat istirahat. meningkatkan tekanan darah.
b. ETIOLOGI Pada kebanyakan kasus,
1) Hipertensi essensial disfungsi renal akibat penyakit
Hipertensi essensial atau ginjal kronis atau penyakit
idiopatik adalah hipertensi renovaskular adalah penyebab
tanpa kelainan dasar patologis sekunder yang paling sering.
yang jelas. Lebih dari 90% Obat-obat tertentu, baik secara
kasus merupakan hipertensi langsung ataupun tidak, dapat
essensial. Penyebab hipertensi menyebabkan hipertensi atau
meliputi faktor genetik dan memperberat hipertensi
lingkungan. Faktor genetik dengan menaikkan tekanan
mempengaruhi kepekaan darah (Oparil, 2003).
terhadap natrium, kepekaan Hipertensi yang penyebabnya
terhadap stress, reaktivitas dapat diketahui, sering
pembuluh darah terhadap berhubungan dengan beberapa
penyakit misalnya ginjal, hipertensi emergensi, tekanan
jantung koroner, diabetes dan darah meningkat ekstrim disertai
kelainan sistem saraf pusat dengan kerusakan organ target akut
(Sunardi, 2000). yang bersifat progresif, sehingga
c. KLASIFIKASI TEKANAN tekanan darah harus diturunkan
DARAH segera (dalam hitungan menit-jam)
Menurut The Seventh Report untuk mencegah kerusakan organ
of The Joint National lebih lanjut. Contoh gangguan
Committee on Prevention, organ target akut antara lain,
Detection, Evaluation, and encephalopathy, pendarahan
Treatment of High Blood intrakranial, gagal ventrikel kiri
Pressure (JNC 7) klasifikasi akut disertai edema paru, dissecting
tekanan darah pada orang aortic aneurysm, angina pectoris
dewasa terbagi menjadi tidak stabil dan eklampsia atau
kelompok normal, hipertensi berat selama kehamilan
prahipertensi, Hipertensi (Depkes 2006).
derajat 1 dan derajat 2.
4. PEMBAHASAN
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah Menurut PENGERTIAN HIPERTENSI
JNC VII Hipertensi didefinisikan
Klasifikasi Tekanan Sistolik Tekanan sebagai tekanan darah sistolik yang
Tekanan Darah (mmHg) Diastolik menetap di atas atau sama dengan
(mmHg) 140 mmHg atau tekanan darah
Normal ≤120 ≤ 80 diastolik yang menetap di atas atau
Pra Hipertensi 120-139 80 – 89 sama dengan 90 mmHg. Hipertensi
Hipertensi Derajat 140-159 90 – 99 lebih dikenal dengan istilah
1 penyakit tekanan darah tinggi.
Hipertensi Derajat ≥160 ≥100 Batas tekanan darah yang dapat
2 digunakan sebagai acuan untuk
Hipertensi Derajat > 180 > 110 menentukan normal atau tidaknya
3 tekanan darah adalah tekanan
Sumber : Yogiantoro, 2006
sistolik dan diastolik (Graber,
2006).
Krisis hipertensi merupakan suatu
PENYEBAB HIPERTENSI
keadaan klinis yang ditandai oleh
Penyebab hipertensi
tekanan darah yang sangat tinggi
meliputi faktor genetik dan
yang kemungkinan dapat
lingkungan. Faktor genetik
menimbulkan atau telah terjadinya
mempengaruhi kepekaan terhadap
kelainan organ target. Biasanya
natrium, kepekaan terhadap stress,
ditandai oleh tekanan darah
reaktivitas pembuluh darah
>180/120 mmHg, dikategorikan
terhadap vasokontriktor, resistensi
sebagai hipertensi emergensi atau
insulin dan lain-lain. Sedangkan
hipertensi urgensi (American
yang termasuk faktor lingkungan
Diabetes Association, 2003). Pada
antara lain diet, kebiasaan
merokok, stress emosi, obesitas perpindahan cairan antara sirkulasi
dan lain-lain. Hipertensi sekunder kapiler dan rongga interstisial yang
disebabkan adanya penyakit lain, dikontroi oleh hormon angiotensin
misalnya pada gangguan ginjal. dan vasopresin. Kemudian
penyempitan pembuluh darah dilanjutkan sistem yang poten dan
terutama ginjal, tumor tertentu, berlangsung dalam jangka panjang
atau gangguan hormon. Gangguan misalnya kestabilan tekanan darah
tersebut mengakibatkan gangguan dalam jangka panjang
aliran darah sehingga jantung harus dipertahankan oleh sistem yang
bekerja lebih keras sehingga mengatur jumlah cairan tubuh yang
tekanan darah meningkat. Hingga melibatkan berbagai organ.
saat ini, jumlah penderita hipertensi Peningkatan tekanan darah pada
sekunder mencapai lebih dari 90 hipertensi primer dipengaruhi oleh
persen dari seluruh hipertensi beberapa faktor genetik yang
(Sutanto, 2010). menimbulkan perubahan pada
PATOFISIOLOGI ginjal dan membran sel, aktivitas
Tekanan darah dipengaruhi oleh saraf simpatis dan renin
curah jantung dan resistensi perifer. angiotensin yang mempengaruhi
Berbagai faktor yang keadaaan hemodinamik, asupan
mempengaruhi curah jantung dan natrium dan metabolisme natrium
resistensi perifer akan dalam ginjal serta obesitas dan
mempengaruhi tekanan darah faktor endotel yang dapat
seperti asupan garam yang tinggi, berinteraksi untuk memunculkan
faktor genetik, stress, obesitas dan gejala hipertensi. Peijalanan
faktor endotel. Dalam tubuh penyakit hipertensi berkembang
terdapat sistem yang berfungsi dari hipertensi yang kadang-kadang
mencegah pembahan tekanan darah muncul sebagai hipertensi yang
secara akut yang disebabkan oleh persisten. Setelah periode
gangguan sirkulasi yang bemsaha asimptomatik yang lama hipertensi
untuk mempertahankan kestabilan persisten berkembang menjadi
tekanan darah dalam jangka hipertensi dengan komplikasi,
panjang. Sistem pengendalian dimana kerusakan organ target di 8
tekanan darah itu sangat kompleks. aorta dan arteri keci!, jantung,
Pengendalian dimulai dari sistem ginjal, retina dan susunan saraf
yang bereaksi dengan cepat pusat. Progresifitas hipertensi
misalnya retlek kardiovaskuler dimulai dari pra hipertensi pada
melalui sistem saraf, refleks pasien umur 10 -30 tahun (dengan
kemoreseptor, refleks iskemia, meningkatnya curah jantung)
susunan saraf pusat yang berasal kemudian menjadi hipertensi dini
dari atrium, arteri pulmonalis otot pada pasien umur 20-40 tahun
polos. Dari sistem pengendalian (tahanan perifer meningkat)
yang bereaksi sangat cepat diikuti kemudian menjadi hipertensi
oleh sistem pengendalian yang dengan komplikasi pada usia 40-60
bereaksi kurang cepat, misalnya tahun (Sibemagl and Lang, 2006 ).
FAKTOR-FAKTOR RESIKO
TANDA DAN GEJALA YANG MEMPENGARUHI
Pada pemeriksaan fisik, tidak HIPERTENSI
dijumpai kelainan apapun selain a) Faktor Keturunan atau Gen
tekanan darah yang tinggi, tetapi (Herediter)
dapat pula ditemukan perubahan b) Faktor Berat Badan ( Obesitas
pada retina, seperti perdarahan, atau Kegemukan)
eksudat, penyempitan pembuluh c) Stres Pekerjaan
darah, dan pada kasus berat dapat d) Faktor Jenis Kelamin (Gender)
ditemukan edema pupil (edema e) Faktor Usia
pada diskus optikus). Menurut f) Faktor Asupan Garam
Price, gejala hipertensi antara lain g) Faktor Kebiasaan Merokok
sakit kepala bagian belakang, kaku h) Aktivitas Fisik Oiahraga
kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala KOMPLIKASI
pusing, dada berdebar-debar, 1. Stroke
lemas, sesak nafas, berkeringat dan 2. Infark miokardium
pusing. Gejala-gejala penyakit 3. Gagal ginjal
yang biasa terjadi baik pada 4. Ensefalopati (kerusakan otak)
penderita hipertensi maupun pada PENATALAKSANAAN
seseorang dengan tekanan darah 1. Pengendalian faktor risiko
yang normal hipertensi yaitu sakit a. Mengatasi obesitas/
kepala, gelisah, jantung berdebar, menurunkan kelebihan
perdarahan hidung, sulit tidur, berat badan
sesak nafas, cepat marah, telinga b. Mengurangi asupan garam
berdenging, tekuk terasa berat, didalam tubuh
berdebar dan sering kencing di c. Ciptakan keadaan rileks
malam hari. Gejala akibat d. Melakukan olahraga teratur
komplikasi hipertensi yang pernah e. Berhenti merokok
dijumpai meliputi gangguan f. Mengurangi komsumsi
penglihatan, saraf, jantung, fungsi alcohol
ginjal dan gangguan serebral (otak) 2. Terapi Farmakologis
yang mengakibatkan kejang dan a. Diuretik
pendarahan pembuluh darah otak  Golongan Tiazid
yang mengakibatkan kelumpuhan  Diuretik Kuat (Loop
dan gangguan kesadaran hingga Diuretics, Ceiling
koma. Corwin menyebutkan bahwa Diuretics)
sebagian besar gejala klinis timbul  Diuretik Hemat Kalium
setelah mengalami hipertensi b. Penghambat Adrenergik
bertahun-tahun adalah nyeri kepala  Penghambat
saat terjaga, kadang kadang disertai
Adrenoreseptor Beta (β-
mual dan muntah yang disebabkan
Bloker)
peningkatan tekanan darah
intracranial (Cahyono, 2008).
 Penghambat disebabkan oleh penyebab
Adrenoresptor Alfa (α- spesifik tertentu, misalnya
Bloker) penyakit ginjal, penyakit
c. Vasodilator endokrin atau karena penyakit
d. Penghambat Angiotensin koartasio aorta. Hipertensi
Converting Enzyme (ACE- biasanya didiagnosis selama
Inhibitor) pemeriksaan fisik umum check
e. Antagonis Reseptor up, atau kunjungan ke dokter
Angiotensin II (Angiotensin untuk beberapa keluhan lain.
Receptor Blocker, ARB) Penatalaksana hipertensi dapat
f. Antagonis Kalsium dilakukan dengan terapi non
(Calcium Channel Blocker farmakologi dan terapi
(CCB) farmakologi. Tanpa pengobatan
g. Penghambat Simpatis maka hipertensi akan berakibat
lanjut sesuai dengan target
5. KESIMPULAN organ yang diserangnya dan
Hipertensi adalah mempengaruhi prognosis
peningkatan tekanan pada seorang penderita hipertensi.
sistole, yang tingginya Pencegahan hipertensi dapa
tergantung umur individu yang dilakukan dengan Pencegahan
terkena. Tekanan darah primodial, Promosi Kesehatan
berfluktuasi dalam batas – berkaitan dengan penyakit
batas tertentu, tergantung pada Hipertensi, Proteksi spesifik,
posisi tubuh, umur dan tingkat Diagnosis dini, Pengobatan dan
stress. Hipertensi juga dapat Rehabilitasi.
digolongkan sebagai ringan,
sedang atau berat, berdasarkan 6. DAFTAR PUSTAKA
diastole. Hipertensi ringan Ayuningtias, Dina. 2016.
apabila tekanan diastole 95 – Gambaran Aktivitas Fisik Dan
104 mmHg, hipertensi sedang Perilaku Merokok Pada Penderita
apabila tekanan diastole 105 – Hipertensi Di Wilayah Kerja Uptd
114 mmHg, hipertensi berat Kesehatan Puskesmas Ciamis.
apabila tekanan diastole > 115 http://ejournal.stikesmucis.ac.id/ass
mmHg. Penyakit in adalah ets/dokumen/12SP277013.pdf
penyakit yang berbahaya
karena merupakan salah satu Joseph, Woodford B.S. 2017.
faktor resiko terjadinya Hubungan Antara Aktifitas Fisik,
Perilaku Merokok, Dan Stres
stroke. Hipertensi berdasarkan
Dengan Kejadian Hipertensi Di
penyebabnya dibagi menjadi 2, Rumah Sakit Bhayangkara Tk III
yaitu hipertensi primer atau Manado. http://ejournalhealth.com/
merupakan hipertensi dengan index.php/kesmas/article/viewFile/
penyebab yang tidak diketahui 454/442
secara pasti. Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang
Rarum, Anovy. 2012. Hubungan (2018). Family support as a
Antara Kebiasaan Merokok Dan determinant safety riding student
Kejadian Hipertensi Terhadap behavior in SMKN 2
Pasien Di Poliklinik Penyakit Kediri. Indian Journal of
Dalam Rs.Muhammadiyah Physiotherapy and Occupational
Palembang. Therapy-An International
Journal, 12(4), 230-234.
Mulyani, Arifin dkk. 2014.
Korelasi Perilaku Merokok Dengan Sodik, M. A., & Nzilibili, S. M. M.
Derajat Hipertensi Pada Penderita (2017). The Role Of Health
Hipertensi Di Puskesmas Wilayah Promotion And Family Support
Kerja Dinas Kesehatan Banjarbaru. With Attitude Of Couples
Setyani, A. T., & Sodik, M. A. Childbearing Age In Following
(2018). Pengaruh Merokok Bagi Family Planning Program In
Remaja Terhadap Perilaku dan Health. Journal of Global
Pergaulan Sehari-hari. Research in Public Health, 2(2),
82-89.
Sodik, M. A. (2014). Sikap
Pencegahan Aborsi Ditinjau Dari Sodik, M. A. (2015, April). The
Pengetahuan Tentang Bahaya Dan “Kimcil” Phenomenon: Sexual
Resiko Kesehatan. Strada Jurnal Knowledge and Safe Sex
Kesehatan http://publikasi. Behaviour among Adolescents in
stikesstrada. ac. Kediri. In The 1st Joint
id/wpcontent/uploads/2015/02/9- International Conference.
SIKAP-SIKAPPENCEGAHAN-
ABORSI. pdf. Sodik, M. A., Yudhana, A., &
Dwianggimawati, M. S. (2018).
Sodik, M. A., Suprapto, S. I., & Nutritional Status and Anemia in
Pangesti, D. (2013). Faktor-Faktor Islamic Boarding School
Yang Berhubungan Dengan Adolescent in Kediri City East Java
Pelaksanaan Pelayanan Prima Indonesia. Indonesian Journal of
Pegawai Di Rsui Orpeha Nutritional Epidemiology and
Tulungagung. STRADA Jurnal Reproductive, 1(2).
Ilmiah Kesehatan, 2(1), 24-32.
Sodik, M. A., Astikasari, N. D.,
Attoriq, S., & Sodik, M. A. (2018). Fazrin, I., Chusnatayaini, A., &
PENCEGAHAN DAN Peristiowati, Y. (2018). Dental
PENGENDALIAN INFEKSI health child with retardation mental
TERKAIT PELAYANAN and parents behavior. Indian
KESEHATAN DI LAHAN Journal of Physiotherapy and
PRAKTIK. Occupational Therapy-An
International Journal, 12(4), 278-
Sari, N., Yudhana, A., Wahyuni, 282.
C., Rusmawati, A., & Sodik, M. A.
Sodik, M. A., Kesehatan, D. P., &
STRADA, I. P. P. I. S. (2016).
Leprosy Patients in public
perception: A qualitative study of
patient confidence (dis) in the
Community. Journal of Global
Research in Public Health, 2(1),
82-89.

Anda mungkin juga menyukai