Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

PEMBANGUNAN PELABUHAN
Tri Mulyono
Jurusan Teknik Sipl – Fakultas Teknik
Universitas Negeri Jakarta
Tri.sutomo10@gmail.com

Pendahuluan Pengertian Pelabuhan

Sebagai negara bahari Indonesia dan juga Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di tepi laut
negara kepulauan, peran pelabuhan sangat penting atau pantai, sungai, atau danau untuk menerima kapal
dalam banyak aspek. Pelabuhan yang dibangun di dan memindahkan barang kargo maupun penumpang
wilayah kepesisiran ini mempunyai fungsi yang makin ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat
lama makin penting dalam menentukan yang dirancang khusus untuk memuat dan
perkembangan wilayah. Keberadaan pelabuhan akan membongkar muatan dari kapal-kapal yang berlabuh,
meningkatkan perkembangan ekonomi, sosial, budaya fasilitas crane dan gudang berpendingin, serta
masyarakat. Secara tidak langsung pelabuhan juga beberapa fasilitas penunjang lainnya. Sebagai Negara
berperan dalam perkembangan pendidikan, hubungan kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang
antarbangsa dan politik. Bahkan kegiatan pelabuhan sedunia, rata-rata hanya memiliki 1 pelabuhan tiap
seringkali digunakan sebagai tolok ukur 4.500 km. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
perkembangan suatu wilayah. pembangunan pelabuhan memiliki potensi yang besar
di waktu yang akan datang.
Pada umumnya lokasi pembangunan pelabuhan
berada pada ekosistem dan sosiosistem yang Secara umum, pelabuhan di Indonesia dibagi
beraneka ragam. Sementara itu, macam dan tipe menjadi 2, yaitu pelabuhan untuk kepentingan
pelabuhan yang dibangun juga beraneka ragam. Hal transportasi dimana instansi pembina adalah
ini menyebabkan begitu luasnya persoalan yang timbul Kementerian Perhubungan, beserta jajarannya, serta
dari kegiatan pembangunan pelabuhan. Demikian pelabuhan untuk kepentingan sektor perikanan,
pula, sangat banyak permasalahan yang dimana instansi pembinanya adalah Kementerian
ditimbulkannya karena akan berpengaruh pada dua Kelautan dan Perikanan.
sistem yaitu sistem laut dan sistem darat. Dapat diduga
bahwa kegiatan ini akan menimbulkan banyak dampak Pada dasarnya, dampak lingkungan yang
bagi lingkungan. Oleh karenanya, Analisis Mengenai ditimbulkan dari setiap kegiatan pembangunan dan
Dampak Lingkungan pembangunan pelabuhan wajib operasional pelabuhan baik pelabuhan transportasi
dilakukan sebelum pembangunan itu dilaksanakan maupun pelabuhan perikanan memiliki kesamaan,
termasuk analisis mengenai dampak lingkungan (yang karena fasilitas dasar yang dimiliki oleh setiap
selanjutnya ditulis dengan singkatan amdal) selama pelabuhan tersebut sama, yang membedakan hanya
masa beroperasi pelabuhan pada periode tertentu fungsinya, sehingga terdapat beberapa fasilitas
sebagai pengendalian dampak lingkungan. spesifik pada masing-masing jenis pelabuhan.
Fasilitas dasar yang dimiliki oleh setiap pelabuhan
Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan adalah demaga, break water, kolam pelabuhan, alur
sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang pelayaran, reception facilities, terminal dan fasilitas
Lingkungan Hiudp di Stockholm, Swedia, pada tanggal penunjangnya, serta fasilitas khusus lainnya.
15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah
lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Mengingat berbagai potensi dampak lingkungan
Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan yang timbul dari kegiatan ini, maka sebagai upaya
Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan,
Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972. Faktor baik pada saat pra konstruksi (tahap perencanaan
terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah kegiatan), konstruksi, dan operasi kegiatan
besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan pembangunan pelabuhan tersebut, diperlukan
penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat perencanaan pengelolaan dan pemantauan
menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi dengan lingkungan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam
pembangunan dan industrialisasi. Namun suatu dokumen pengelolaan lingkungan (dokumen
industrialisasi disamping mempercepat persediaan AMDAL maupun UKL/UPL).
segala kebutuhan hdup manusia juga memberi
dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya
pencemaran lingkungan.

8 June 2017 | 1
Potensi Dampak Lingkungan Untuk Kegiatan Potensi dampak lingkungan untuk kegiatan
Pembangunan Pelabuhan pembangunan Pelabuhan, menyangkut perubahan
tata guna lahan, potensi penurunan kualitas udara,
penurunan kualitas air laut dan air permukaan,
Peruntukan wilayah pesisir menjadi kawasan perubahan pola arus laut, gelombang, sedimentasi dan
pelabuhan menjadikan pelabuhan tersebut menjadi garis pantai, dan gangguan terhadap biota perairan.
suatu kawasan yang multi fungsi dengan beragam
aktivitas di dalamnya membutuhkan adanya
Perubahan Fungsi Dan Tata Guna Lahan
pengembangan kawasan sehingga peningkatan
aktivitas dan pengembangan kawasan pelabuhan
seringkali menimbulkan dampak negatif terhadap Kawasan pesisir dapat berupa kawasan lahan
lingkungan di sekitarnya. basah berhutan mangrove, pantai berpasir, atau pantai
berbatu (Gambar 1). Adanya pembangunan
pelabuhan di kawasan tersebut, akan terjadi
Beberapa masalah lingkungan yang terjadi di
perubahan fungsi dan tata guna lahan tersebut yang
kawasan pelabuhan seperti kegiatan diperairan
mengakibatkan perubahan bentang alam. Pada
berupa kegiatan kapal-kapal yang berlabuh di
awalnya, kawasan tersebut berfungsi sebagai
pelabuhan menghasilkan banyak limbah baik berupa
cathment area baik untuk air hujan maupun air pasang,
buangan minyak, sampah dan limbah cair lainnya
namun setelah ada proses pembangunan pelabuhan,
setiap harinya.
seperti kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan
pengurugan tanah pada tahap konstruksi, serta
Aktivitas industri dalam proses produksinya juga pemadatan tanah, akan mengubah fungsi lahan
menghasilkan buangan baik cair maupun gas yang tersebut. Air hujan tidak dapat meresap ke dalam
dapat menyebabkan pencemaran kawasan di tanah, sehingga akan meningkatkan volume air
sekitarnya. Aktivitas darat lainnya berupa limpasan (run off) dan meningkatkan terjadinya potensi
pergudangan, docking atau perbaikan kapal, industri genangan dan mengubah pola genangan.
dan perkantoran juga menghasilkan banyak limbah
setiap harinya.

(a ) (b) (c)

Gambar 1: Kawasan Pesisir (a) Hutan Mangrove, (b) Pantai berpasir, (c) Pantai Berbatu

Dampak-dampak turunan dari perubahan fungsi dan persepsi negatif masyarakat, gangguan terhadap
dan tata guna lahan adalah terjadinya perubahan mata aktivitas nelayan, peningkatan kepadatan lalulintas
pencaharian dan pendapatan penduduk, peningkatan pelayaran, serta bangkitan lalulintas darat seperti
kesempatan kerja dan berusaha, timbulnya keresahan kondisi tanjung priok saat ini (Gambar 2)

8 June 2017 | 2
Gambar 2: Pelabuhan Tanjung Priok dan Proyek Pembangunan Pelabuhan Kalibaru

Penurunan Kualitas Udara bersih, aman, nyaman, dan sehat untuk komunitas
pekerja serta masyarakat Pelabuhan dan Bandar
Penurunan kualitas udara dapat disebabkan oleh Udara dalam melaksanakan aktifitasnya.
peningkatan debu akibat kegiatan konstruksi dan
kegiatan operasional loading-offloading di pelabuhan Penyelenggaraan pelabuhan sehat diwujudkan
(Gambar 3). Peningkatan kebisingan pada kegiatan melalui kegiatan yang terintegrasi meliputi : a.
pelabuhan terutama berasal dari kegiatan konstruksi penyelenggaraan kesehatan lingkungan; b. penataan
(seperti mobilisasi alat berat, pengangkutan material, sarana dan fasilitas; c. peningkatan perilaku hidup
pemancangan dan pembangunan terminal) dan bersih dan sehat; d. peningkatan keselamatan dan
loading-offloading di pelabuhan. kesehatan kerja; dan e. peningkatan keamanan dan
ketertiban.

Penyelenggaraan pelabuhan sehat ditujukan


untuk mewujudkan kondisi yang dapat mencegah
potensi risiko penyebaran penyakit, gangguan
kesehatan, keamanan dan ketertiban yang dinamis
sehingga tercipta pelabuhan sehat. Oleh karena itu,
sebagai pintu masuk negara dalam melakukan
aktivitasnya, perlu memperhatikan pengelolaan
lingkungan yang bersih dan sehat agar tumbuh dan
berkembang rasa aman, nyaman, tertib, dan sehat
Gambar 3: Polusi akibat bongkar-muat yang merupakan bentuk ”pelayanan prima” sebagai
kawasan pusat pertumbuhan ekonomi, yang mengacu
Peraturan Menteri Kesehatan Republik pada konsep ECO Port sebagaimana diatur dalam
Indonesia Nomor: 44 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pemerintah tentang Perlindungan
Penyelenggaraan Pelabuhan Dan Bandar Udara Lingkungan Maritim dan Pedoman Pelaksanaan
Sehat bahwa penyelenggaraan pelabuhan dan bandar Bandar Udara Ramah Lingkungan.
udara sehat bertujuan untuk: a. mewujudkan wilayah
Pelabuhan dan Bandar Udara yang tidak menimbulkan Aspek kegiatan penyelengaraan pelabuhan
risiko kesehatan masyarakat; dan b. mewujudkan sehat seperti (1) Penyediaan air yaitu ketersedian air
kondisi wilayah Pelabuhan atau Bandar Udara yang untuk semua keperluan pelabuhan mencakup kualitas

8 June 2017 | 3
syarat fisik, kimia dan mikrobiologi air - kran air siap Penurunan Kualitas Air Laut Dan Kualitas Air
minum; dan (2) Pengelolaan limbah cair dalam Permukaan
pelabuhan meliputi air limbah domestik dan industri
diolah di instalasi pengolahan limbah, saluran limbah Penurunan kualitas air laut ditandai dengan
cair yang tertutup, ceceran minyak di kawasan adanya peningkatan kekeruhan dan peningkatan
pelabuhan, dan genangan air limbah. pencemaran air laut. Penurunan kualitas air Kegiatan
konstruksi pada pembangunan pelabuhan akan
berpotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas
air laut terutama pada tahap Pengerukan (capital
dredging) dan pembuangan material keruk (Gambar 4)

Gambar 4: Aktifitas Capital Dredging

Kegiatan operasional akan mempengaruhi Perubahan Pola Arus Laut, Gelombang,


kualitas air laut dan kualitas air permukaan (jika Sedimentasi Dan Garis Pantai
pembangunan pelabuhan terletak di sekitar sungai)
dengan adanya peningkatan pencemaran terutama Kegiatan pembangunan pelabuhan beserta
yang dihasilkan dari discharge air limbah domestik dan fasilitasnya akan mempengaruhi terjadinya perubahan
non domestik (air balast, tank cleaning dan bahan batimetri, pola arus laut dan gelombang dan secara
kimia yang digunakan untuk perawatan kapal), simultan mengakibatkan dampak turunan yaitu adanya
kegiatan operasional loading-offloading di pelabuhan perubahan pola sedimentasi yang dapat
serta korosi pada kapal. mengakibatkan abrasi dan akresi (perubahan garis
pantai). Jika bagian struktur pelabuhan menonjol ke
Salah satu cara guna memulihkan kualitas air arah laut, maka mungkin terjadi erosi pada garis pantai
laut dan mengembalikan keseimbangan lingkungan di sekitarnya akibat transpor sediment sejajar pantai
wilayah pesisir dan laut adalah mencegah masuknya yang terganggu. Dampak ini merupakan isu yang
zat pencemar dan mempertahankan keseimbangan paling penting dalam setiap pembangunan di wilayah
lingkungan wilayah pesisir dengan menanam pesisir, sehingga dalam rencana pengelolaan dan
mangrove di sepanjang pesisir. Selain menjaga rencana pemantauan harus dilakukan secara
keseimbangan lingkungan pesisir dan laut, berkesinambungan.
keberadaan hutan mangrove juga berfungsi sebagai
sarana rekreasi dan edukasi warga akan pentingnya Pola alaminya, sedimentasi dan perpindahan
menjaga keseimbangan lingkungan hidup di pesisir. pasir di pantai yang terbawa air laut berada dalam
keseimbangan. Pola pergerakan air laut itu
dipengaruhi angin yang berembus paralel ke pantai

8 June 2017 | 4
dan efek coriolis. Namun, apabila terusik dan berubah mengurangi, bahkan menghentikan perpindahan
karena terhalang, pola hidrodinamika pun berubah, sedimen pasir sejajar pantai.(Gambar 6)
seperti Gambar 5.
Penumpukan sedimen di satu sisi bangunan
Penggalian karang atau pasir pantai, misalnya, mengubah keseimbangan arus hidrodinamika laut
akan memicu perubahan batimetri, pola arus, pola sehingga menyebabkan abrasi di sisi lain. Erosi karena
gelombang, dan erosi. Bangunan pantai yang arus pusaran, yang disebabkan bangunan tembok laut
menjorok ke laut, seperti pemecah ombak, groin itu.
(bangunan yang menjorok ke laut untuk menahan
gerak sedimen sepanjang pantai), dan jeti, dapat

Gambar 5: Pengaruh penebangan hutan mangrove

Gambar 6: Pengaruh bangunan pantai yang menjorok ke laut


Gangguan Terhadap Biota Perairan pemancangan tiang pondasi, dan pembangunan
struktur fisik fasilitas pelabuhan dapat mengganggu
Kegiatan pembangunan Pelabuhan akan biota yang ada di wetland/lahan basah seperti
memberikan dampak yang sangat penting terhadap mangrove, bangsa krustase, larva-larva ikan, dan biota
biota perairan yang berada disekitar wilayah perairan lainnya seperti terumbu karang dan padang
pelabuhan. Kegiatan pembukaan lahan, lamun. Gangguan terhadap biota perairan dapat terjadi

8 June 2017 | 5
secara langsung maupun tidak langsung. Secara merupakan dampak lanjutan dari penurunan kualitas
langsung disebabkan oleh kegiatan pengerukan dan air laut akibat operasionalnya pelabuhan. .(Gambar 7)
dan pembangunan, sedangkan secara tidak langsung

Gambar 7: Biota Laut dan Pantai

Dasar Hukum Pengertian dan Istilah

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang
tentang Perlindungan dan Pengelolaan selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
140, Tambahan Lembaran Negara diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
Republik Indonesia Nomor 5059); tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun kegiatan.
2012 tentang Izin Lingkungan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Kerangka Acuan yang selanjutnya disingkat KA adalah
Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan
Lembaran Negara Republik Indonesia hidup yang merupakan hasil pelingkupan.
Nomor 5285);
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Analisis Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya
Republik Indonesia Nomor 08 Tahun disebut Andal adalah telaahan secara cermat dan
2013 Tentang Tata Laksana Penilaian mendalam tentang dampak penting suatu rencana
Dan Pemeriksaan Dokumen usaha dan/atau kegiatan.
Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin
Lingkungan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup yang
selanjutnya disingkat RKL adalah upaya
penanganan dampak terhadap lingkungan hidup

8 June 2017 | 6
yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha 2. Pembangunan bandar udara internasional untuk
dan/atau kegiatan. fixed wing beserta fasilitasnya.

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup yang Penyusunan daftar rencana usaha dan/atau
selanjutnya disingkat RPL adalah upaya kegiatan yang wajib dilengkapi Amdal tersebut di atas
pemantauan komponen lingkungan hidup yang berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan
terkena dampak akibat dari rencana usaha Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
dan/atau kegiatan. Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya Daftar rencana usaha dan/atau kegiatan di atas
disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan akan berubah sesuai perubahan Peraturan Menteri
pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012
yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
keputusan tentang penyelenggaraan Usaha Hidup.
dan/atau Kegiatan.
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
setiap orang yang melakukan Usaha dan/atau Hidup (Amdal) ditetapkan berdasarkan:
Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam
rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan a. Potensi dampak penting bagi setiap jenis usaha
hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau kegiatan tersebut ditetapkan
dan/atau Kegiatan. berdasarkan:
1) besarnya jumlah penduduk yang akan
Komisi Penilai Amdal, yang selanjutnya disingkat KPA terkena dampak rencana usaha dan/atau
adalah komisi yang bertugas menilai dokumen kegiatan;
Amdal.
2) luas wilayah penyebaran dampak;
Kegiatan yang Wajib Amdal di Sektor
Perhubungan/Transportasi 3) intensitas dan lamanya dampak
berlangsung;
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
bersifat strategis yang merupakan kewenangan 4) banyaknya komponen lingkungan hidup lain
menteri yang penilaian amdalnya dilakukan Komisi yang akan terkena dampak;
Penilai Amdal pusat, yang selanjutnya disingkat KPA
adalah komisi yang bertugas menilai dokumen Amdal. 5) sifat kumulatif dampak;
Sesuai Lampiran II Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2013 6) berbalik atau tidak berbaliknya dampak;
Tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan dan
Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin
Lingkungan, pada bidang perhubungan adalah Jenis 7) kriteria lain sesuai dengan perkembangan
Kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau

1. Pembangunan pelabuhan utama atau pelabuhan 8) referensi internasional yang diterapkan oleh
pengumpul dengan dilengkapi salah satu fasilitas beberapa negara sebagai landasan
berikut: kebijakan tentang Amdal.
a. dermaga dengan bentuk konstruksi sheet pile
atau open pile; b. Ketidakpastian kemampuan teknologi yang
tersedia untuk menanggulangi dampak penting
b. dermaga dengan konstruksi masif; negatif yang akan timbul.

c. penahan gelombang atau talud dan/atau Berdasarkan jenis kegiatan, skala dan alasan
pemecah gelombang (break water); dan ilmiah khusus yang wajib amdal seperti Tabel 1 berikut:

d. fasilitas terapung (floating facility).

8 June 2017 | 7
Tabel 1: jenis kegiatan, skala dan alasan ilmiah khusus (Permen KLH No.5 Tahun 2012)
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran Alasan Ilmiah Khusus
Reklamasi Wilayah Pesisir dan Berpotensi menimbulkan dampak terhadap,
PulauPulau Kecil, dengan antara lain:
a. Luas area reklamasi, > 25 ha a. hidrooseanografi, meliputi pasang surut, arus,
b. Volume material urug, atau > 500.000 m3 gelombang, dan sedimen dasar laut.
c. Panjang reklamasi > 50 m (tegak lurus ke arah b. Hidrologi, meliputi curah hujan, air tanah,
laut dari garis pantai) debit air sungai atau saluran, dan air
limpasan.
c. Batimetri, meliputi kontur kedalaman dasar
perairan.
d. Topografi, meliputi kontur permukaan daratan.
e. Geomorfologi, meliputi bentuk dan tipologi
pantai.
f. Geoteknik, meliputi sifat-sifat fisis dan
mekanis lapisan tanah.
g. dampak sosial.
3 Pengerukan perairan dengan > 500.000 m3 Berpotensi menimbulkan menimbulkan dampak
capital dredging - Volume penting terhadap sistem hidrologi dan ekologis
Pengerukan perairan sungai > 250.000 m3 atau semua yang lebih luas dari batas tapak kegiatan itu
dan/atau laut dengan capital besaran yang menggunakan sendiri, perubahan batimetri, ekosistem, dan
dredging yang memotong batu, bahan peledak mengganggu prosesproses alamiah di daerah
yang bukan termasuk material perairan (sungai dan laut) termasuk menurunnya
karang. produktivitas kawasan yang dapat menimbulkan
dampak sosial.
Kegiatan ini juga akan menimbulkan gangguan
terhadap lalu lintas pelayaran perairan.
penempatan hasil keruk di laut - > 500.000 m3 Menyebabkan terjadinya perubahan bentang
Volume, atau - Luas area > 5 HA lahan yang akan mempengaruhi ekologis,
penempatan hasil keruk hidrologi setempat.
Pembangunan pelabuhan dengan a. Berpotensi menimbulkan dampak
salah satu fasilitas berikut: penting terhadap perubahan arus
a. Dermaga dengan bentuk > 200 m pantai/pendangkalan dan sistem
konstruksi sheet pile atau open > 6.000 m2 hidrologi, ekosistem, kebisingan dan
pile - Panjang, atau - Luas dapat
b. Dermaga dengan konstruksi b. mengganggu prosesproses alamiah di
masif daerah pantai (coastal processes).
c. Berpotensi menimbulkan dampak
Semua besaran
terhadap ekosistem, hidrologi, garis
pantai dan batimetri serta mengganggu
prosesproses alamiah yang terjadi di
daerah pantai
Penahan gelombang (talud) dan/ Berpotensi menimbulkan dampak berupa emisi,
atau pemecah gelombang (break gangguan lalulintas, aksesibilitas transportasi,
water) - Panjang > 200 m kebisingan, getaran, gangguan pandangan,
ekologis, dampak sosial dan keamanan disekitar
kegiatan serta membutuhkan area yang luas.
Kunjungan kapal yang cukup tinggi dengan bobot
sekitar 5.00010.000 DWT serta draft kapal
minimum 4-7 m sehingga kondisi kedalaman
yang dibutuhkan menjadi –5 s/d –9 m LWS

Fasilitas Terapung (Floating > 10.000 DWT Berpotensi menimbulkan dampak berupa
Facility) gangguan alur pelayaran, perubahan batimetri,
ekosistem, dan mengganggu proses-proses
alamiah di daerah pantai terutama apabila yang
dibongkar muat minyak mentah yang berpotensi
menimbulkan pencemaran laut dari tumpahan
minyak

Berdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri Negara Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai

8 June 2017 | 8
Dampak Lingkungan Hidup. Bagan Alir Tata Cara Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, seperti Gambar
Penapisan Untuk Menentukan Wajib Tidaknya Suatu 8 berikut:
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Memiliki Analisis

Gambar 8: Bagan Alir Tata Cara Penapisan Untuk Menentukan Wajib Tidaknya Suatu Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Permen KLH No. 5 Tahun
2012)

Keterangan:

1. Pemrakarsa mengisi ringkasan informasi awal atas rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan. Lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan wajib sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku dan Peta Indikatif
Penundaan Izin Baru yang ditetapkan melalui Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2011.
2. Uji ringkasan informasi dengan daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal
(Lampiran I)
3. Jika:
a. rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan; atau

8 June 2017 | 9
b. terdapat usaha dan/atau kegiatan pendukung atas usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan yang;
TERMASUK dalam daftar pada lampiran I, maka:
4. Terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan, disimpulkan wajib memiliki amdal.
5. Jika:
a. rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan; atau
b. terdapat usaha dan/atau kegiatan pendukung atas usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan yang; TIDAK
TERMASUK dalam daftar pada lampiran I, maka:
6. Uji lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan apakah lokasi tersebut berada di dalam dan/atau berbatasan
langsung dengan kawasan lindung?
Catatan:
a. Gunakan daftar kawasan lindung pada Lampiran III (kawasan lindung dimaksud wajib ditetapkan sesuai
ketentuan peraturan perundangan); dan
b. Gunakan kriteria berbatasan langsung dengan kawasan lindung (Pasal 3 ayat (3)).
7. Jika:
a. rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan; atau
b. terdapat usaha dan/atau kegiatan pendukung atas usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan yang TIDAK
BERADA di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung, maka:
8. Terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan, disimpulkan wajib memiliki UKL-UPL atau SPPL
(Lihat Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang UKL-UPL dan SPPL).
9. Jika:
a. rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan; atau
b. terdapat usaha dan/atau kegiatan pendukung atas usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan yang;
BERADA di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung, maka:
10. Uji ringkasan informasi dengan kriteria pengecualian atas jenis daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
yang wajib dilengkapi dengan amdal yang berada dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan
lindung (Pasal 3 ayat (4)).
11. Jika:
a. rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan; atau
b. terdapat usaha dan/atau kegiatan pendukung atas usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan yang;
TERMASUK dalam kriteria pengecualian dalam Pasal 3 ayat (4), maka:
12. Terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan, disimpulkan wajib memiliki UKL-UPL atau SPPL
(Lihat Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang UKL-UPL dan SPPL).
13. Jika:
a. rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan; atau
b. terdapat usaha dan/atau kegiatan pendukung atas usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan yang; TIDAK
termasuk dalam kriteria pengecualian dalam Pasal 3 ayat (4), maka:
14. Terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang diusulkan, disimpulkan wajib memiliki Amdal.

Pasal 3 ayat (3)

(3) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang:

a. batas tapak proyek bersinggungan dengan batas kawasan lindung; dan/atau


b. dampak potensial dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan diperkirakan mempengaruhi kawasan lindung
terdekat

(4) Kewajiban memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikecualikan bagi rencana Usaha dan/atau
Kegiatan:

a. eksplorasi pertambangan, minyak dan gas bumi, dan panas bumi;


b. penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan;
c. yang menunjang pelestarian kawasan lindung;
d. yang terkait kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang tidak berdampak penting terhadap
lingkungan hidup;
e. budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup; dan
f. budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak mengurangi fungsi lindung
kawasan dan di bawah pengawasan ketat

8 June 2017 | 10
Referensi:

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5059);

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2013 Tentang Tata Laksana
Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 44 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Dan Bandar Udara Sehat

8 June 2017 | 11

Anda mungkin juga menyukai