Anda di halaman 1dari 15

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG

NOMOR 4 TAHUN 2004

TENTANG
IJIN USAHA INDUSTRI , IJIN USAHA PERDAGANGAN
IJIN USAHA PERGUDANGAN TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP)
DAN SURAT KETERANGAN ASAL (SKA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KLUNGKUNG

Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya undang-undang Nomor 34


Tahun 2000 tentang perubahan undang-undang Nomor 18 Tahun
1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah maka retribusi ijin
perusahaan industri dan perdagangan merupakan jenis retribusi
Kabupaten;

b. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan umum kepada


masyarakat dan optimalisasi pendapatan asli daerah perlu
melaksanakan intensipikasi dan ekstensipikasi pungutan retribusi
daerah atas pelayanan secara kewenangan daerah dalam bidang
perindustrian dan perdagangan;

c. bahwa untuk maksud tersebut huruf b maka perlu ditetapkan


dengan peraturan daerah..

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat
I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 1655 );

2. Daftar (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 7 ; Tambahan


Lembaran Negara Nomor 3214);

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian


(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22 ; Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3274);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);
5. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang


Pengelolaan dan Pertanggung Jawaban Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 2022; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4022);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak


Daerah (Lembaran Tahun 2001 Nomor 118; Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4138);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi


Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119; Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4139);

9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999


tentang Teknik Perundang-undangan dan bentuk rancangan
undang-undang. Rancangan Peraturan Pemerintah dan
Rancangan Keputusan Presiden;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 01 Tahun 2001


tentang Pembentukan Susunan Organisasi dinas Daerah
Kabupaten Klungkung (Lembaran Daerah Kabupaten Klungkung
Tahun 2001 Seri D Nomor 1);

11. Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2002 tentang Pokok-pokok


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2002
Nomor 1 Seri D Nomor 1).

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN


KLUNGKUNG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG


TENTANG IJIN USAHA INDUSTRI, IJIN USAHA
PERDAGANGAN, IJIN USAHA PERGUDANGAN,
TANTANGAN DAFTAR PERUSAHAAN (TDP), DAN SURAT
KETERANGAN ASAL (SKA).
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Klungkung;
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom
yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Klungkung;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Klungkung.
5. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah : pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khususnya
disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
pribadi atau badan.
6. Surat Ijin Usaha Perdagangan yang selanjutnya disingkat SIUP adalah surat
ijin untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha perdagangan.
7. Perdagangan adalah kegiatan jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara
terus menerus dengan mengalihkan hak atas barang atau jasa disertai imbalan
atau kompensasi.
8. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha
yang bersifat tetap dan terus menerus yang didirikan. Bekerja serta
berkedudukan dalam wilayah Kabupaten Klungkung dengan tujuan
memperoleh keuntungan atau laba.
9. Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau persekutuan atau badan
hukum yang menjalankan suatu jenis perusahaan.
10. Industri adalah kegiatan Ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku
barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan mulai lebih
tinggi untuk penggunaan termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri.
11. Ijin Usaha Industri yang selanjutnya disingkat IUI adalah Ijin yang
dikeluarkan untuk setiap kegiatan dibidang industri.
12. Perusahaan Industri adalah Perusahaan yang berbentuk, badan hukuman
persekutuan atau perorangan yang melakukan kegiatan dibidang industri dan
berkedudukan diwilayah Kabupaten Klungkung.
13. Gudang adalah Ruangan atau tempat untuk menyimpan barang perniagaan
baik terbuka maupun tertutup tidak dikunjungi umum.
14. Usaha Pergudangan adalah kegiatan Jasa Pergudangan yang dilakukan oleh
Suatu Perusahaan atau Perorangan melalui pemanfaatan gudang miliknya
sendiri atau pihak lain untuk mendukung/ memperlancar kegiatan perdagangan
barang.
15. Ijin Pergudangan adalah Ijin yang diberikan kepada setiap Perusahaan atau
Perorangan yang memiliki dan atau menguasai gudang.
16. Wajib Daftar Perusahaan selanjutnya disingkat WDP adalah Kewajiban bagi
setiap Perusahaan untuk didaftarkan dalam Daftar Perusahaan.
17. Tanda Daftar Perusahaan yang selanjutnya disingkat TDP adalah daftar catatan
resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan Perundang-
undangan atau Peraturan pelaksanaannya yang memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap Perusahaan.
18. Surat Keterangan Asal (Certificate Of Origin) yang selanjutnya disingkat SKA
adalah suatu dokumen yang berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian
bilateral, regional dan multilateral serta ketentuan sepihak dari suatu Negara
tertentu wajib disertakan pada barang Ekspor Indonesia akan memasuki
wilayah Negara tertentu yang membuktikan bahwa barang berasal, dihasilkan
atau diolah di Indonesia.
19. Petikan adalah cuplikan sebagai informasi atau keterangan yang dimuat dalam
Daftar perusahaan.
20. Salinan adalah copy seluruh informasi atau keterangan yang dimuat dalam
daftar perusahaan.
21. Retribusi Ijin Usaha Perdagangan, Ijin Usaha Industri, Ijin Pergudangan dan
Tanda Daftar Perusahaan dan SKA selanjutnya disebut retribusi adalah
pengutan daerah sebagai pembayaran atas penerbitan surat ijin usaha
perdagangan, surat ijin usaha perindustrian, surat ijin usaha pergudangan,
TDP, dan SKA.
22. Wajib Retribusi adalah Orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan
Perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi termasuk pungutan atau pemotongan retribusi tersebut
23. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas
waktu wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perijinan tertentu dari
Pemerintah Daerah
24. Surat Keterangan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah
surat ketetapan retribusi daerah yang menentukan besarnya pokok retribusi.
25. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
mengelola data atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan memenuhi
kewajiban perpajakan daerah dan retribusi atau tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah
dan retribusi daerah.
26. Pembantuan Satuan Pemegang Kas adalah Pegawai yang bertugas menerima,
mencatat penerimaan dan penyorotan penerimaan ke Kas Daerah yang
selanjutnya disebut PSPK.

BAB II
OBYEK, SUBYEK DAN GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 2

Ijin usaha industri, ijin usaha perdagangan, ijin usaha pergudangan, TDP dan SKA
dipungut retribusi sebagai bayaran atas pelayanan pemberian ijin tersebut kepada
pribadi atau badan.

Pasal 3

Objek retribusi adalah pelayanan pemberian Ijin usaha industri. Ijin usaha
perdagangan. TDP dan SKA kepada orang pribadi atau badan tertentu sesuai
dengan lokasi kegiatan-kegiatan industri dan perdagangan.

Pasal 4

Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh ijin usaha
industri. Ijin usaha perdagangan, ijin usaha pergudangan, TDP dan SKA.
Pasal 5
Retribusi Ijin Usaha Industri, Ijin Usaha Perdagangan, TDP dan SKA digolongkan
sebagai Retribusi perijinan.

BAB III
KETENTUAN PERIJINAN BAGIAN PERTAMA PERIJINAN INDUSTRI
Pasal 6

(1) Setiap perusahaan yang menjalankan kegiatan industri dengan nilai investasi
seluruhnya diatas 5 (lima) juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan
diwajibkan memiliki ijin usaha industri. Sedangkan nilai investasi seluruhnya
dibawah 5 (lima) juta rupiah, serta tidak termasuk tanah dan bangunan tidak
diwajibkan memiliki ijin industri, kecuali bila dikehendaki oleh perusahaan
yang bersangkutan.
(2) Untuk memperoleh ijin industri sebagaimana dimaksud ayat (1) pengusaha
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Klungkung.
(3) Perusahaan industri yang melakukan perluasan dalam lingkup jenis
industrinya melebihi 30 persen dari kapasitas produksi yang diijinkan wajib
mengajukan permohonan perluasan ijin industri.
(4) Bentuk isi dan tata cara permohonan ijin industri diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Bupati.

BAGIAN KEDUA
PERIJINAN USAHA PERDAGANGAN

Pasal 7

(1) Setiap Perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib


memperoleh Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);
(2) Surat Ijin Usaha Perdagangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas :
a. SIUP kecil dengan perincian modal yang disertai kekayaan bersih
(Netto) seluruhnya sampai dengan 200 juta rupiah tidak termasuk
tanah dan bangunan, wajib memperoleh SIUP Kecil.
b. SIUP menengah dengan perincian modal dan kekayaan bersih (Netto)
seluruhnya diatas 200 juta sampai dengan 500 juta rupiah, tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat Usaha Wajib memperoleh SIUP
menengah.
c. SIUP besar dengan perincian modal dan kekayaan bersih (Netto)
seluruhnya diatas 500 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha wajib memperoleh SIUP besar.

Pasal 8

(1) Perusahaan yang dibebaskan dari kewajiban memperoleh SIUP adalah :


a. Perusahaan kecil perorangan dengan ketentuan :
1. Tidak berbentuk badan hukum dan persekutuan.
2. Diurus, dijalankan atau dikelola sendiri oleh pemiliknya.
b. Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan atau
pedagang kaki lima.
(2) Perusahaan yang dibebaskan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diberikan SIUP apabila dikehendaki oleh yang bersangkutan dengan
menyampaikan surat permintaan SIUP kepada Bupati dengan melampirkan :
a. Copy KTP Pemilik / pertanggungjawaban.
b. Copy surat keterangan domisili dari lurah/ Kades setempat.
c. Copy KTP sebagaimana dimaksud pada huruf a, disertai aslinya guna
penelitian dan akan dikembalikan kepada perusahaan setelah penelitian
selesai.

Pasal 9

Persyaratan dan tata cara permohonan surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
sebagaimana dimaksud pada pasal 7 dan 8 diatur lebih lanjut ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
Pasal 10

(1) Selambat-lambatnya 5 hari kerja terhitung sejak diterimanya surat


permohonan SIUP sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7,8 dan 9 secara
lengkap dan benar. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan wajib
menerbitkan SIUP dengan menggunakan formulir dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Warna Putih untuk SIUP Kecil;
b. Warna Biru untuk SIUP Menengah
c. Warna Kuning untuk SIUP Besar.
(2) Bentuk isi dan tata cara penyampaian permohonan ijin sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAGIAN KETIGA
PERIJINAN USAHA PERGUDANGAN

Pasal 11

(1) Setiap usaha pergudangan baik perorangan maupun badan wajib memiliki ijin
usaha pergudangan.
(2) Persyaratan dan tata cara permohonan ijin usaha pergudangan diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAGIAN KEEMPAT
TANDA DAFTAR PERUSAHAAN (TDP)

Pasal 12

(1) Setiap permohonan yang sudah memperoleh ijin usaha industri, ijin usaha
perdagangan, ijin usaha pergudangan dan ijin-ijin usaha lainnya, dalam jangka
waktu tiga bulan terhitung tanggal ijin diterbitkan wajib mendaftarkan
kembali perusahaannya untuk mendapatkan TDP sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
(2) Persyaratan dan tata cara pemberian TDP sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAGIAN KELIMA
SURAT KETERANGAN ASAL (SKA)

Pasal 13

(1) Para pengusaha exsportir. Apabila mengirim/ menjuall barang-barangnya,


wajib memperoleh surat keterangan asal (SKA) barang.
(2) Persyaratan dan tata cara permohonan SKA (certificate of origin) untuk
barang eksport sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAB IV
MASA BERLAKUNYA IJIN
Pasal 14

(1) jangka waktu berlakunya usaha dagang dan industri maupun pergudangan
ditetapkan selama perusahaan tersebut masih beroperasi.
(2) Terhadap TDP (Tanda Daftar Perusahaan) sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilakukan pendaftaran ulang setiap 5 tahun sekali.
(3) Pendaftaran ulang sebagaimana dimaksud ayat (2) harus sudah diajukan
selambat-lambatnya dalam jangka waktu tiga bulan sebelum jatuh tempo
pendaftaran ulang.
(4) Dalam rangka pengawasan dan pengendalian setiap permohonan untuk
pendaftaran ulang dilakukan pemeriksaan lapangan oleh Team Peneliti yang
ditunjuk oleh Bupati.

Pasal 15

(1) Apabila terjadi penambahan pengembalian jenis usaha, memperkecil tempat


usaha, pemindahan dan lain sebagainya maka ijin yang sudah diberikan harus
diperbaiki dengan mengajukan permohonan kembali kepada Bupati.
(2) Apabila terjadi pemindahan hak atas ijin, maka pemilik baru dalam jangka
waktu selambat-lambatnya satu bulan terhitung sejak tanggal pemindahan hak
harus secara mengajukan permohonan balik nama atas namanya sendiri.

Pasal 16

Ijin dinyatakan tidak berlaku apabila :


a. Pemegang ijin menghentikan kegiatan usaha
b. Pemegang ijin menambahi / mengubah Jenis usaha memperluas tempat
usaha, tanpa mengajukan perijinan kepada Bupati.
c. Pindah Lokasi.
d. Tidak melaksanakan daftar ulang
e. Dihentikan usahanya karena melanggar peralihan perundang-undangan
yang berlaku.

BAB V
TATA CARA PENGUKURAN TINGKAT PENGGUNAAN IJIN

Pasal 17

Cara mengukur tingkat pengujian Ijin adalah :


a. Bentuk usaha ;
b. Golongan usaha ;
c. Nilai ijin usaha baik termasuk tanah dan bangunan tempat usaha ;
d. Luas gudang.

BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 18

Besarnya tarif retribusi surat ijin sebagaimana dimaksud dalam pasal (2) akan
diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
BAB VII
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENAGIHAN RETRIBUSI
Pasal 19

1. Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.


2. Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
diperlukan.
3. Pemungutan retribusi dilakukan oleh PSPK yang ditunjuk Bupati
4. Tata cara Pemungutan dan penagihan retribusi ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.

BAB VIII
PENGURANGAN KERINGANAN DAN PEMBESARAN RETRIBUSI
Pasal 20

1. Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.


2. Pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud
ayat (1) pasal ini diberikan dengan memperhatikan kemampuan wajib
retribusi.
3. Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.

BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 21

1. Pelanggaran atas Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6
(eman) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,00 (lima juta
rupiah).
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah
pelanggaran.
BAB X
PENYIDIKAN
Pasal 22

(1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana,
penyidik atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam peraturan daerah
ini dapat juga dilakukan oleh pejabat penyidik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan penyidikan para penyidik sebagaimana dimaksud ayat
(1) berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana.
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan
melakukan pemeriksaan.
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal
diri tersangka.
d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat.
e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara.
h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari
penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa
tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui
penyidik POLRI memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum,
tersangka atau keluarganya.
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana yang dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya
penyidikan dan penyampaian hasil penyidikan kepada penuntut umum sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
PASAL 32

Surat ijin usaha industri, surat ijin usaha perdagangan, surat ijin usaha
pergudangan, TDP dan SKA yang telah diperoleh sebelum diundangkannya
peraturan daerah ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Pertauran Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Klungkung
Ditetapkan di Semarapura
Pada tanggal 5 Maret 2004
BUPATI KLUNGKUNG,

I WAYAN CANDRA

Diundangkan di Semarapura
Pada tanggal 5 Maret 2004
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG,

I GUSTI NGURAH RAI, M.Si


Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 010087320
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN
2004 NOMOR 6 SERI B NOMOR 2
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG
NOMOR 4 TAHUN
TENTANG
IJIN USAHA INDUSTRI, IJIN USAHA PERDAGANGAN, IJIN USAHA
PERGUDANGAN, TANDA DAFTAR PERUSAHAAN
(TDP) DAN SURAT KETERANGAN ASAL (SKA)

I. UMUM
Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak
daerah dan Retribusi Daerah maka dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah perlu segera menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Ijin Usaha
industri. Ijin Usaha Perdagangan Ijin Usaha Pergudangan. Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) dan Surat Keterangan Asal (SKA).
Bahwa disamping sebagai pelaksanaan ketentuan tersebut di atas,
dimaksudkan pula sebagai tindak lanjut undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dimana penetapan tarif retribusi dan pajak diatur
dengan peraturan daerah.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas
Pasal 2 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas
Pasal 3 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas
Pasal 4 Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas
Pasal 5 Cukup jelas Pasal 17 Cukup jelas
Pasal 6 Cukup jelas pasal 18 Cukup jelas
Pasal 7 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas
Pasal 8 Cukup jelas Pasal 20 Cukup jelas
Pasal 9 Cukup jelas Pasal 21 Cukup jelas
Pasal 10 Cukup jelas Pasal 22 Cukup jelas
Pasal 11 Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas
Pasal 12 Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas

Anda mungkin juga menyukai