Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gan
Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gan
S DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI
RUANG ALI-FATIMAH RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL
Disusun Oleh:
2016/2017
LEMBAR PENGESAHAN
Penyusun
Mengetahui,
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.
2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).
B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
air, vitamin, dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap
gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama
diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat
diklasifikasikan menurut unit atau sakarida. Monosakarida, seperti
glukosa (dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula
yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose
dibentuk dari banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air
dan dicerna untuk beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006). Dalam
mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari
susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran
(Hidayat, 2006).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut
vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak
berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak
asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan
lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak
jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan
lainnya (Hidayat, 2006).
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukan protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup, penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan serta sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari 24 asam amino, diantaranya 9 asam amino esensial (yang
tidak dapat dibuat didalam tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar)
dan selebihnya asam amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.
Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak
(lean body mass). Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital
tubuh, antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator
berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-sendi tubuh, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan (Yuniasatuti, 2008).
5. Vitamin
6
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang
dibutuhkan antara lain vitamin A, B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,
2001)
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt,
tembaga, flourin, iodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium,
natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus tersedia dalam jumlah yang
cukup (Hidayat, 2006).
1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada
bayi & remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain,
lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko
penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi,
wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum
menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan
kalori dan cairan.
3. Kesehatan
7
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan
dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit
mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorokan yang menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat
menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,
dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua.
Waktu lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan
akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja
(Almatsier, 2001)
BB (kg)
Indeks Masa Tubuh = TB × TB (m)
Kategori IMT
8
Kelebihan berat badan tingkat
Gemuk >25,0 – 27,0
ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
9
7) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
b. B (Biokimia)
1) Albumin (N: 4─ 5,5 mg/100ml)
2) Transferin (N:170 ─ 25 mg/100 ml)
3) Hb (N: 12 mg %)
4) BUN (N:10 ─ 20 mg/100ml)
5) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-lak: 0,6 ─ 1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5 ─ 1,0 mg/100 ml)
c. C (Clinical)
1) Keadaan fisik: apatis, lesu
2) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
3) Otot: flaksia / lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu
bekerja.
4) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
6) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah.
8) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran
mukosa pucat.
10) Gusi: perdarahan, peradangan.
11) Lidah: edema, hiperemasis.
12) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13) Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14) Kuku: mudah patah.
d. D (Diet)
10
1) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3) Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
4) Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?
5) Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
Batasan Karakteristik:
1) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2) Bising usus hiperaktif
3) Cepat kenyang setelah makan
4) Diare
5) Gangguan sensasi rasa
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah
8) Kelemahan otot untuk menelan
9) Kerapuhan kapiler
10) Kesalahan informasi
11) Kesalahan persepsi
12) Ketidakmampuan memakan makanan
13) Kram abdomen
14) Kurang informasi
15) Kurang minat pada makanan
16) Membran mukosa pucat
11
17) Nyeri abdomen
18) Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19) Sariawan rongga mulut
20) Tonus otot menurun
Batasan Karakterisitik:
1) Lipatan kulit tricep lebih dari 25 mm untuk wanita dan 15 mm
untuk pria
2) BB diatas 20 % diatas tubuh ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh
ideal
3) Makan dengan respon eksternal (misalnya: situasi sosial, sepanjang
hari)
4) Dilaporkan atau diobservasi adanya disfungsi pola makan
(misalnya: memasangkan makanan dengan aktivitas yang lain)
5) Tingkat aktivitas yang menetap
6) Konsentrasi intake makanan yang menjelang malam
12
Intake yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
metabolisme tubuh.
3. Rencana Keperawatan’
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
13
menghindari makanan yang
banyak mengandung gas
7. Kolaborasi dengan ahli gizi 7. Diet sesuai dengan
untuk menentukan diet kebutuhan nutrisi pasien
yang tepat bagi pasien
8. Monitor hasil lab, seperti 8. Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit,
albumin, hemoglobin,
kolaborasi dengan dokter
Kriteria Hasil:
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang
terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
14
yang banyak mengandung
lemak
5. Berikan pengetahuan 5. Memberikan informasi dan
kesehatan tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang
benar
b. Akibat yang mungkin
timbul akibat
kelebihan berat badan
6. Kolaborasi dengan ahli 6. Menentukan makanan yang
diet yang tepat sesuai dengan pasien
15
PEMBAHASAN KASUS
PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun 11 bulan 14 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Desa Lowa, RT 09 RW 04, kecamatan Comal,
kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Pekerjaan : Wiraswasta
16
kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama: Nyeri saat menelan
Genogram
17
Keterangan :
18
LILA : 25 cm
IMT : 25
BB Ideal : 49,5 kg
B Biokimia (Tanggal 20 Juli 2017 pukul
20:00-20:34 WIB)
Hb: 13,9 g/dL (N: 12,0-15,0)
Creatinin: 0,5 mg/dL (0,5-1,2)
Natrium: 127 mmol/l (N: 135-
145)
Kalium: 1,8 mmol/l (N: 3,5-5,5)
Calsium: 1,9 mmol/l (N: 2,0-
2,9)
C Clinic Sign Turgor sedang, mukosa mulut
kering, tampak lemah.
D Diet Diet lembek/lunak, frekuensi 3x
sehari, makan habis 3 sendok.
19
3. Pola Eliminasi
a. Eliminasi Urine
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 6-8x sehari 5-7x sehari
Pancaran Kuat Lemah menetes
Jumlah ±250 cc sekali ±200 cc sekali
(BAK) (BAK)
Bau Amoniak Menyengat
Warna Kuning Pucat Kuning
Perasaan Setelah Lega Lega
BAK
Total Produksi ±1500 ─ 2000 cc / ±1000 ─ 1500 cc /
Urin hari hari
b. Eliminasi Alvi
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 1 x / hari pagi Belum BAB sejak
masuk RS
Konsistensi Lembek berbentuk -
Bau Khas -
Warna Kuning kecoklatan -
20
kursi roda
Mengontrol BAB BAB dan BAK
Dan BAK - √ menggunakan
pispot
Makan Minum √ -
Tingkat
F
Ketergantungan
Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi
C : Mandiri untuk 4 fungsi
D : Mandiri untuk 3 fungsi
E : Mandiri untuk 2 fungsi
F : Mandiri untuk 1 fungsi
G : Tergantung untuk 6 fungsi
21
c. Pasien mampu mengingat sesuatu dengan baik, mampu bicara dan
memahami pesan yang diterima dengan baik.
d. Pasien mengeluh nyeri saat menelan, dengan persepsi :
P → Paliatif / provokatif Nyeri saat menelan
Q → Quality Seperti ditusuk-tusuk
R → Regio / tempat Di tenggorokan
S → Skala 4
T → Time / waktu Hilang-timbul, saat menelan
22
10. Pola mekanisme koping
Dalam mengambil keputusan, pasien selalu bermusyawarah dan meminta
pendapat dengan anggota keluarganya. Pasien menyelesaikan
masalahnya dengan berbicara kepada anggota keluarganya.
D. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan / keadaan umum : Baik / compos mentis.
b. Tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh : 36,2 ºC
2) Tekanan darah : 110/80 mmHg
3) Respirasi : 16 x/menit
4) Nadi : 85x/menit
c. Pengukuran antropometri
1) Tinggi badan : 155 cm
2) Berat badan : 60 kg
3) Lingkar lengan atas : 25 cm
d. Kepala : Bentuk simetris dan tidak ada luka
1) Rambut : Warna hitam, bergelombang, tebal, dan agak kotor
2) Mata : Menderita hipermitropi, kedua mata bereaksi terhadap
cahaya, sklera tidak ikterik, memakai kacamata saat
membaca, dan tidak ada sekret.
3) Hidung : Hidung bersih, tidak ada sekret, tidak memakai oksigen.
4) Telinga : Mampu mendengar pada jarak normal, tidak nyeri, tidak
ada sekret telinga, tidak ada pembengkakan, dan tidak
memakai alat bantu.
5) Mulut : Selaput mukosa kering, mulut tampak kotor, gigi dan gusi
baik, bau mulut, bibir lembab dan berwarna merah muda.
23
6) Leher dan tenggorokan : posisi trakea simetris, terdapat jaringan parut
dan kemerahan di tenggorokan, tidak
terpasang alat, namun nyeri waktu menelan.
e. Dada dan Thorak : bentuk dada simetris, pergerakan simetris, tidak ada
luka dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
1) Paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka
b) Perkusi : Terdapat bunyi sonor
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, terdapat bunyi vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : Bentuk simetris, ictus cardis, tidak ada jaringan parut
b) Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup
c) Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Reguler, S1, S2, suara jantung resonan
3) Abdomen
a) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka
b) Auskultasi : Bising usus hipoaktif
c) Perkusi : Terdengar suara hipertimpani di kwadran kiri bawah
d) Palpasi : Terdapat nyeri tekan di kwadran atas.
f. Genital : Daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi,
tidak terpasang kateter dan tidak ada hemoroid.
g. Ekstremitas
1) Inspeksi kuku : Warna merah muda pucat, panjang, kotor, tidak ada
edema, dan utuh.
2) Capillary refill : Cepat
3) Kemampuan berfungsi
Kanan Kiri
5 5
2 2
24
a) Ekstremitas atas : Skala kekuatan otot pada ekstremitas atas
sinistra dan dextra yaitu masing-masing 5,
ditandai dengan mampu menggenggam kuat.
b) Ekstremitas bawah : Skala kekuatan pada ekstremitas bawah
sinistra dan dextra yaitu masing-masing 2,
karena tidak bisa bergerak secara mandiri,
harus dengan sokongan. Jika
berpindah/berjalan harus menggunakan kursi
roda.
4) Pada tangan kiri pasien terpasang infus, tidak ada tanda-tanda infeksi
pada daerah tusukan infus, dan tidak ada nyeri berlebihan ketika area
tusukan infus ditekan.
h. Kulit
1) Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada
edema.
2) Terdapat luka di ujung kaki yang masih basah dan tidak ada tanda
infeksi.
3) Terdapat jamur di daerah lipatan lutut sampai bokong.
E. Data Penunjang
1. Hasil Pemeriksaan Penunjang (pemeriksaan laborat)
Tanggal : 20 Juli 2017
Jam : 19:16 ─ 19:29 WIB
Parameter Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
HB 13.9 12.0-15,0 g/dl
Hematokrit 39.6 37.0-43.0 %
Trombosit 228.000 150.000-450.000 mm3
25
Lekosit 6.800 4.000-11.000 mm3
Eritrosit 4.66 4.2-5.4 Juta/mm3
MCV 85 80-97 fL
MCH 29.8 26-34 Pg
MCHC 35.1 31-36 g/dl
RDW 17.0 10.0-15.0 %
MPV 10.1 7.0-11.0 Fl
26
Gula Darah Sewaktu
STRIP
Gula Darah Sewaktu 103 75 – 115 mg / dL
STRIP
MIKROSKOPIS
27
(SEDIMEN URIN)
- Lekosit 5-8 <15 LPB
- Eritrosit 4-7 0-3 LPB
- Ephitel SQUAMUS20- LPK
25,TRANSIAIONA
L 5-7,TUBULUS 4-
5
- Kristal NEGATIF
- Urat Amorf NEGATIF
- Bakteri POSITIF
- Silinder GRANULA KASAR LPK
0-1, GRANULA
HALUS 1-3
- Lain-lain BENANG MUCUS
POSITIF
3. Therapy
a. Infus Ringer Lactate 20tpm
b. Injeksi cefotaxime 2 x 1gr
c. Injeksi ondancetron 3 x 4 mg
d. Injeksi ranitidine 3 x 50 mg
e. Per oral paracetamol 3 x 500mg
ANALISIS DATA
Pengkajian Data
A. Data Subjektif
1. Pasien mengatakan mulut terasa kering dan panas
28
2. Pasien mengeluh nyeri saat menelan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, berada di
skala 4, dan hilang-timbul.
3. Pasien mengatakan perut terasa sesak atau sebah (seperti rasa kenyang)
4. Pasien mengeluh mual dan rasa ingin muntah, tapi tidak keluar apa-apa
5. Pasien mengeluh tidak nafsu makan, makan dan minum hanya sedikit
B. Data Objektif
1. Pasien tampak lemah
2. Tampak mukosa mulut pasien kering
3. Turgor kulit pasien sedang
4. Pasien tampak kesakitan saat menelan minuman atau makanan dan
meringis kesakitan saat menelan
5. Saat diperiksa, tampak kemerahan di sekitar tenggorokan pasien.
6. Pasien menunjukkan wajah gelisah
7. Pasien tampak tidak menghabiskan makanannya dan hanya habis 3 sendok
saja.
29
D.O.:
A (Antropometri)
TB : 155 cm
BB : Sebelum sakit 70 kg
Setelah sakit 60 kg
LILA : 25 cm
IMT : 25
B (Biokimia)
(Tanggal 20 Juli 2017
pukul 20:00-20:34 WIB)
a. Hb: 13,9 g/dL (N: 12,0-
15,0)
b. Creatinin: 0,5 mg/dL
(0,5-1,2)
c. Natrium: 127 mmol/l
(N: 135-145)
d. Kalium: 1,8 mmol/l (N:
3,5-5,5)
e. Calsium: 1,9 mmol/l
(N: 2,0-2,9)
C (Clinical)
Turgor kulit sedang,
membran mukosa mulut
kering, tampak lemah
D (Diit)
Diet lunak/lembek,
frekuensi 3x sehari, setiap
makan habis 3 sendok.
21-7-17 D.S.: Nyeri akut Peradangan
07.00 WIB P (Paliatif)
30
Nyeri saat menelan
Q (Quality)
Seperti ditusuk-tusuk
R (Regio)
Tenggorokan
S (Skala)
4
T (Time)
Hilang-timbul, saat
menelan
D.O.:
Pasien tampak kesakitan saat
menelan minuman atau
makanan dan meringis
kesakitan saat menelan,
tampak kemerahan di
tenggorokan, pasien
menunjukkan wajah gelisah
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d
kurangnya asupan makanan
B. Diagnosa 2 : Nyeri akut b/d peradangan
31
RENCANA KEPERAWATAN
No.
Tujuan KH Intervensi Rasional Paraf
Dx.
1 Setelah dilakukan 1. Kaji status nutrisi 1. Membantu
tindakan pasien meliputi mengkaji
keperawatan ABCD dan tanda keadaan pasien
selama 3 x 24 jam, tanda vital. Muna
diharapkan
ketidakseimbangan 2. Identifikasi 2. Memantau
nutrisi : kurang perubahan berat perubahan berat
dari kebutuhan badan terakhir badan
tubuh dapat
teratasi, dengan 3. Lakukan atau 3. Mulut bersih
kriteria hasil : bantu pasien meningkatkan
a. Pasien tidak terkait perawatan nafsu makan
lemas mulut sebelum
b. Pasien tidak makan
mengeluh mual
4. Membantu
c. Konjungtiva 4. Bantu pasien
pasien makan
tidak anemis makan jika tidak
d. Pasien mampu
mengatakan
5. Meningkatkan
perut tidak 5. Anjurkan pasien
nafsu makan
sesak seperti untuk makan
kenyang sedikit tapi sering
e. Tidak terjadi
6. Diet sesuai
penurunan 6. Kolaborasi dengan
dengan
berat badan ahli gizi untuk diet
kebutuhan
secara drastis yang tepat bagi
pasien dan
pasien dan dengan
antiemetik dapat
32
dokter dalam mengurangi
pemberian obat mual
antiemetik
2 Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik 1. Mengetahui
tindakan nyeri meliputi daerah nyeri,
keperawatan PQRST dan tanda kualitas,
selama 3 x 24 jam tanda vital pasien intensitas dan Muna
diharapkan nyeri berat ringannya
akut dapat teratasi, nyeri
dengan kriteria
hasil : 2. Beri klien posisi 2. Mengurangi
a. Skala nyeri yang nyaman rasa nyeri
berkurang
menjadi skala 3. Berikan masase 3. Klien merasa
2 ringan di daerah nyaman dan
b. Pasien tidak yang nyeri nyeri dapat
menunjukkan berkurang
ekspresi 4. Berikan kompres
4. Memberikan
gelisah hangat di area
kenyamanan
yang nyeri
5. Mengajarkan
5. Ajarkan teknik
pasien untuk
distraksi dan
mengalihkan
relaksasi
dan mengurangi
rasa nyeri
apabila nyeri
timbul
33
pemberian obat
analgesik
antipyretik
PELAKSANAAN TINDAKAN
No.
Tgl./Jam Tindakan Keperawan Respon Pasien Paraf
Dx.
21-7-2017 1 Mengkaji status nutrisi S: Pasien mengatakan
07:10 pasien meliputi ABCD mual, tidak nafsu
WIB dan tanda-tanda vital. makan, perut sebah dan Hana
mulut terasa kering.
O:
A: TB: 155 cm
BB: 60 kg
LILA: 25 cm
IMT: 25
B: Hb: 13,9 g/dl (N:
12,0-15,0)
Natrium: 127
mmol/l (N: 135-145)
Kalium: 1,8 mmol/l
(N: 3,5-5,5)
Calsium: 1,9 mmol/l
(N: 2,0-2,9)
Gula Darah sewaktu
STRIP: 103 mg/dL
(N: 75-115)
C: Mukosa mulut
Kering, tampak
34
lemah, turgor
sedang
D: lunak/lembek,
frekuensi 3x sehari,
setiap makan habis
3 sendok.
Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 ºC
07: 10 1 Mengidentifikasi S: Pasien mengatakan
WIB perubahan berat badan bahwa sejak tidak
terakhir makan nasi berat Hana
badannya berkurang
secara signifikan
O: Pasien tidak
menghabiskan
makanannya, hanya
habis 3 sendok.
35
07:15 2 Mengkaji karakteristik S:
WIB nyeri dan tanda tanda P: Nyeri saat menelan
vital pasien Q: Seperti ditusuk-
Hana
tusuk
R: Tenggorokan
S: 4
T: Hilang timbul, saat
menelan.
O: Pasien meringis
kesakitan saat menelan,
pasien menunjukkan
wajah gelisah.
Tanda-tanda vital:
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu: 36,2 ºC
07.20 2 Memberikan klien S: Pasien mengatakan
WIB posisi yang nyaman sudah nyaman
36
08.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ondancetron 4 mg dan O: Injeksi ondancetron
ranitidine 50 mg sebanyak 4 mg dan Hana
melalui IV. ranitidine sebanyak 50
mg melalui IV.
08:00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral
mg paracetamol sebanyak 1 Hana
tablet berisi 500 mg.
12.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: Injeksi cefotaxime
IV sebanyak 1 gr melalui Hana
IV
16.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB injeksi ondancetron 4 O: Injeksi ondancetron
mg dan ranitidine 50 sebanyak 4 mg dan Ayu
mg melalui IV ranitidine sebanyak 50
mg melalui IV
16.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral
mg paracetamol sebanyak 1 Ayu
tablet berisi 500 mg.
24.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ondancetron 4 mg dan O: Injeksi ondancetron
ranitidine 50 mg sebanyak 4 mg dan
melalui IV ranitidine sebanyak 50 Muna
mg melalui IV
24.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: injeksi cefotaxime
IV dan obat per-oral sebanyak 1 gr melalui
paracetamol 500 mg IV dan obat per-oral Muna
37
paracetamol sebanyak 1
tablet berisi 500 mg.
22-7-17 1 Menganjurkan untuk S: Pasien mengatakan
07.30 makan sedikit-sedikit akan melakukannya.
WIB tapi sering.
O: - Sinta
07.30 2 Mengajarkan teknik S: Pasien mengatakan
WIB distraksi dan relaksasi paham dengan yang
kepada pasien disampaikan perawat.
Sinta
O: Pasien dapat
mendemonstrasikan
08.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine
melalui IV melalui IV sebanyak 50 Sinta
mg
08.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral
mg paracetamol sebanyak 1 Sinta
tablet berisi 500 mg
12.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1 gr melalui O: Injeksi cefotaxime
IV sebanyak 1 gr melalui SInta
IV
16:00 1 Melakukan perawatan S: Pasien mengatakan
WIB kebersihan mulut pasien mulutnya terasa lebih
dengan membantu segar
Diah
menggosok gigi pasien
O: Mulut pasien tampak
bersih dan tidak bau
lagi
38
16.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine
melalui IV melalui IV sebanyak 50 Diah
mg
16.00 2 Memberikan obat per- S: -
WIB oral paracetamol 500 O: Obat per-oral
mg paracetamol sebanyak 1 Diah
tablet berisi 500 mg
16:20 2 Memberikan kompres S: Pasien mengatakan
WIB hangat pada daerah lebh nyaman saat
yang nyeri dikompres dan nyeri
berkurang menjadi Diah
skala 3
39
WIB sering Ronal
O: Pasien tampak saat
makan mengikuti
anjuran perawat
07:30 1 Membantu pasien S: Pasien mengatakan
WIB makan masih tidak nafsu,
mulut masih terasa Ronal
kering, tetapi sudah
tidak mual.
40
melalui IV melalui IV sebanyak 50 Muna
mg
24.00 1 Memberikan injeksi S: -
WIB ranitidine 50 mg O: Injeksi ranitidine
melalui IV melalui IV sebanyak 50 Ayu
mg
24.00 2 Memberikan injeksi S: -
WIB cefotaxime 1gr melalui O: Injeksi cefotaxime
IV sebanyak 1 gr melalui Ayu
IV
EVALUASI KEPERAWATAN
P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit tapi
sering
- Berikan obat antiemetik
- Lakukan perawatan
41
kebersihan mulut dengan
membantu pasien gosok gigi
22-7-17 S: Pasien mengatakan mulut masih
16.00 terasa kering, perut terasa sebah,
WIB masih tidak nafsu makan, lidah
terasa pahit, namun sudah tidak Diah
mual.
P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit tapi
sering
23-7-17 S: Pasien mengatakan masih tidak
07.30 nafsu makan, perut terasa sebah,
WIB mulut masih terasa kering, semua Ronal
makanan terasa hambar, dan sudah
tidak mual.
42
P: Lanjutkan intervensi:
- Anjurkan makan sedikit-
sedikit tapi sering
21-7-17 S: Pasien nyeri saat menelan, nyeri
07.15 seperti ditusuk-tusuk, berada di
skala 4, dan hilang-timbul saat
menelan. Hana
P: Lanjutkan intervensi:
- Ajarkan teknik distraksi
Nyeri Akut relaksasi
- Beri obat analgetik
antipyretik
- Beri posisi nyaman
- Beri masase ringan pada
daerah yang nyeri
S: Pasien masih nyeri saat menelan,
namun sudah berkurang
intensitasnya menjadi skala 3,
22-7-2017
rasanya senut-senut, dan hilang-
16:00
timbul saat menelan.
WIB Diah
43
menunjukkan wajah gelisah.
P: Lanjutkan intervensi:
- Beri posisi nyaman
- Beri obat antipyretik
- Berikan kompres hangat pada
area yang nyeri
23-7-17 S: Pasien mengatakan masih nyeri
07:30 saat menelan, namun intesitasnya
WIB semakin menurun menjadi skala 2, Ronal
rasanya senat-senut dan hilang-
timbul saat menelan.
P: Lanjutkan intervensi:
- Beri klien posisi yang
nyaman
- Beri masase ringan pada
daerah yang nyeri
44